Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN I

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “ T ”  AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 3 BULAN HAID 2 HARI

DI WILAYAH PUSKESMAS KLANDASAN ILIR

KOTA BALIKPAPAN

OLEH :

RESTY LOLO TANGKELANGI

RIZKY YUSIANI PUTRI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “ T ”  AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 3 BULAN HAID 2 HARI DI
WILAYAH PUSKESMAS KLANDASAN ILIR KOTA BALIKPAPAN”. Laporan Praktik
Kebidanan ini merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan perkuliahan dan praktik di
semester selanjutnya di Prodi D-III Kebidanan Balikpapan, Jurusan Kebidanan, Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.
Bersama ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibu Nuur Wahidah, STr. Keb selaku Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan bimbingan dan saran selama penyelesaian Laporan Praktik
Kebidanan ini.
2. Keluarga dan teman-teman tercinta yang telah membantu doa dan dukungan
kepada penulis.
3. Pasien Laporan Praktik Kebidanan, Ny. T yang telah bersedia ikut berpartisipasi
menjadi pasien untuk menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan I ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan I ini dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya.
Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik pengelaman, pengetahuan dan
waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan
yang akan datang sangat diharapkan. Semoga Laporan Praktik Kebidanan ini bermanfaat bagi
penulis maupun pihak yang membutuhkan.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................... 2
C. Metode ........................................................................................................... 3
BAB II Dasar Teori ................................................................................................... 4
BAB III Asuhan Kebidanan ...................................................................................... 14
BAB IV Pembahasan ................................................................................................ 24
BAB V Penutup ......................................................................................................... 28
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organisation), Keluarga Berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan atau mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Hartanto H, 2004).

Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini


merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara yang
berkembang seperti indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit
bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga
negaranya. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar dengan laju
pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu
Program Keluarga Berencana (KB) Nasional.

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu tindakan untuk menghindari atau


menjarangkan kelahiran, mengatur interval kehamilan dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas
ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan
resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesakitan (Hartanto,
2004).

Keluarga Berencana adalah pertimbangan tambahan terhadap faktor fisik, sosial,


psikologis, ekonomi dan keagamaan yang mengatur sikap keluarga sekaligus
mempengaruhi keputusan keluarga dalam menetapkan ukuran, jarak antaranak dan
pemilihan serta penggunaan metode pengendalian kehamilan (Varney, 2007).

Keberhasilan program Keluarga Berencana di Indonesia telah diterima oleh


masyarakat global. Pada awalnya program Keluarga Berencana adalah upaya
pengaturan kelahiran dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan anak kemudian
dalam perkembangannya program Keluarga Berencana ditujukan untuk
membudayakan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahterah (Handayani, 2010).

1
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB
suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini mulai
disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai
kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan. Namun demikian KB suntik juga
mempunyai banyak efek samping seperti Amenorhea (30%), spotting(bercak darah)
dan menoragia, seperti halnya dengan kontrasepsi hormonal lainnya dan dijumpai
pula keluhan mual, sakit kepala (<1-17%), (pusing) galaktorea (90%). Perubahan
berat badan (7-9%) . (Uliyah, 2010).

Kepesertaan Keluarga Berencana (KB) di Kalimantan Timurbaru mencapai 52


persen atau sekitar 52.800 peserta padahal BKKBN Perwakilam Kalimantan Timur
pada Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) 2017 ditargetkan 100.741 peserta KB.

Dikemukakan, bukan berarti pelayanan KB di Kalimantan Timur mengalami


kegagalan, tetap yang dikejar hasil pelayanan apakah terlaporkan secara keseluruhan
atau belum. Berdasarkan hasil kunjungan ke lapangan pelayanan dari bidan dan
dokter praktik ternyata tidak melaporkan hasil pelayanannya.

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana


(DP3AKB) Kota Balikpapan mencatat jumlah peserta KB aktif di tahun 2017
bertambah 6 ribu peserta dari tahun 2016. Jumlah peserta KB aktif tahun 2016
mencapai 66 ribu 889 kemudian bertambah ditahun 2017 menjadi 67 ribu 558 peserta.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga


Berencana (DP3AKB) kota Balikpapan, Sri Wahyuningsih menerangkan di tahun
2017 angka peserta KB aktif hanya bertambah sekitar 6 ribu. Penambahan itupun rata-
rata peserta hanya ganti cara penggunaan alat kontrasepsi dan penambahan Pasangan
Usia Subur (PUS).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan konsep dasar asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3
bulan
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data yang
terkumpul pada vektor KB suntik 3 bulan

2
b. Mampu menginterpretasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk diagnosa
serta masalah dan kebutuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial pada akseptor KB
suntik 3 bulan
d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan intervensi dan
kolaborasi pada akseptor KB suntik 3 bulan
e. Mampu Membuat rencana asuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan
f. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada akseptor
KB suntik 3 bulan
g. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana manajemen
yang telah dicapai pada akseptor KB suntik 3 bulan
h. Mampu membuat pendokumentasian menggunakan metode SOAP.

C. Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidanan pada
akseptor KB suntik 3 bulan yang telah diberikan oleh institusi pendidikan selama
proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.
2. Bagi lahan praktek
Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktik serta menciptakan
kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara institusi Puskesmas
dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan
kebidanan pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan serta
sebagai penerapan ilmu yang telah didapat
4. Bagi akseptor KB suntik 3 bulan menambah pengetahuan kepada akseptor KB
suntik 3 bulan khususnya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
pelaksanaan KB.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sel sperma tersebut.
Ada beberapa pengertian lain dari kontrasepsi
1. Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan akibat
dari pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma dengan tehnik memakai
alat-alat obat, cara perhitungan/pengamatan, cara operasi untuk menjarangkan
(Spacing) atau untuk pembatasan (Limitation) kehamilan (Proverawati, 2010).
2. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan baik yang bersifat
sementara maupun yang bersifat permanen atau menetap yang dapat dilakukan
secara mekanis menggunakan alat, tanpa menggunakan alat atau dengan operasi
(Wiknjosastro, 2005).
3. Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk
pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai mahluk seksual
(Sarwono, 2006).

Manfaat penggunaan KB
1. Aman artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila di gunakan.
2. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah
kehamilan.
3. Dapat diterima bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya
masyarakat.
4. Terjangkau.

Bila metode tersebut dihentikan penggunaanya, klien akan segera kembali


kesuburanya, kecuali kontap.

4
Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan dalam pelayanan KB:
1. Status kesehatan
2. Efek samping potensial
3. Konsekuensi kegagalan
4. Besar keluarga yang direncanakan
5. Persetujuan pasangan
6. Norma budaya lingkungan dan orang tua.

Macam-macam Kontrasepsi
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan
metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup
serviks dan spermisida (Handayani, 2010).
2. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang
hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada
pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi
progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon
Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya
kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
4. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat
saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan

5
sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi
yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens 14 sehingga cairan
sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).

B. Kontrasepsi Suntik
1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di
Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya
pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu
pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan
cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
2. Jenis KB Suntik
Jenis-jenis KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone
Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).
Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB
Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi
Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.
b. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston.
Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan
setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari
pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan
KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml.
3. Cara Kerja KB Suntik
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma

6
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama
jangka waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon
sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu
golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan
Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan estrogen propionat,
misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi kental,
sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah
keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap
menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik
dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah
mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak
terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing
hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK),
yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar
hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-
estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan
atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi
oedematous. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi
sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat sedikit
sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan
kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat
endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam
tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga
mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel

7
telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo
Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas
kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen akan
merangsang timbulnya haid setiap bulan.
4. Keuntungan KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB
mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan
terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada
pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat
maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak
mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan
darah.
Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak
perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya
untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan
ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.
Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat
digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
5. Kerugian dan Efek Samping
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang
banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

8
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh
hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut
berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim
untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah
perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan
menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga
organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai
kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai
akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga
merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini
berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual
pada wanita.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3
Bulan adalah:
a. Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian
b. Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan pada awal
penggunaan
c. Kemungkinan kenaikan berat badan 1 – 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi dengan
diet dan olahraga yang tepat
d. Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan – namun bisa lebih cepat).
Namun, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini terhenti haid nya
e. Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat hormon
yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat kembali
normal (biasanya sampai 4 bulan).

Untuk Suntikan KB 1 Bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek


samping yang ditimbulkan pada penggunaan Pil KB.. Berbeda dengan Suntikan
KB 3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap mendapatkan haid-
nya secara teratur. Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode
ini dibandingkan dengan Suntikan KB 3 Bulan.

9
6. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak
sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien
yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat
melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan
klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang
menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

7. Kontra Indikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi
pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika
ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung,
varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau
organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas
dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
8. Cara Pemberian

a. Waktu Pemberian
1) Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
2) Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah
keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
3) Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b. Lokasi Penyuntikan
1) Bagian sepertiga jarak antara sias iliaka dan koksigis (bagian bokong)
disuntikkan dengan cara Intra Muscular
C. Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (IBI, 2005).

10
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat
diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan bisa berubah sesuai
dengan klien (Helen, 1997).

Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney adalah sebagai berikut:

Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua


data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan secara lengkap, menyeluruh dan fokus
yaitu menanyakan riwayat kesehatan yang meliputi: apakah ada penyakit yang
diderita selama menjadi akseptor suntikan depo progestin misalnya perubahan berat
badan, pusing atau sakit kepala, nyeri pada mammae dan perut.

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:


1. Anamnese meliputi : melakukan tanya jawab untuk memperoleh data meliputi :
riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat obstetri, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat ginekologi dan riwayat KB, riwayat
pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, dan psikologi.

2. Pemeriksaan fisik meliputi : keadaan umum klien, tanda-tanda vital dan


pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi dan dilakukan pemeriksaan
penunjang bila perlu. Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah
berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan, oleh karena itu proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data
subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
atau masukan klien yang sebenarnya.

Langkah II : Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar, terhadap diagnosa atau
masalah kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas datadata yang

11
dikumpulkasssn. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan, sehingga
ditemukan masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa, tetapi sudah membutuhkan penanganan yang
dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.

Langkah III : Identifikasi Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain,
yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasikan.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi dilakukan asuhan yang aman.

Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi

Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen


kebidanan.proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien
dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera
dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan
harus segera untuk menyelamatkan klien.

Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya dan merupakan lanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diindentifikasikan atau diantisipasi. Rencana tindakan
komperhensif bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan masalah
yang dialami oleh klien, serta konseling bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya
ataupun masalah piskologis. Rencana harus disetujui oleh klien sebab itu harus
berdasarkan rasional yang relevan dan kebenarannya serta situasi dan kondisi
tindakan harus secara teoritas.

Langkah VI : Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan

Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa aman klien.
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan

12
kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien dan akan
mengurangi waktu perawatan dan biaya perawatan serta akan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan klien.

Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan

Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada


klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi
terhadap masalah yang dihadapi klien, apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagaian
telah dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru. Pada prinsipnya tahapan
evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan
seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan.
D. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan
Metode 4 langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini dijadikan proses
pemikiran penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk mendokumentasikan hasil
pemerikasaan klien dalam rekaman medis sebagai catatan perkembangan. Kemajuan
yaitu :
1. Subyektif (S) Merupakan ringkasan dari langkah I dalam proses manajemen
asuhan kebidanan yang diperoleh dari apa yang di katakan disampaikan dan
dikeluhkan oleh klien melalui anamnese dengan klien keluarganya.
2. Obeyktif (O) Merupakan ringkasan dari langkah I dalam proses manajemen
asuhan kebidanan yang diperoleh melalui inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan
dari hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Assesment ( A ) Merupakan ringkasan dari langkah II, III, dan IV dalam proses
manajemen asuhan kebidanan dimana dibuat kesimpulan berdasarkan dari data
subjektif dan obyektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap klien
tersebut.
4. Planning ( P ) Merupakan ringkasan dari langkah V, VI dan VII dalam proses
manajemem asuhan kebidanan dimana planning ini dilakukan berdasarkan hasil
kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klien yang diambil dalam rangka
mengatasi masalah klien memenuhi kebutuhan klien.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

13
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “T” AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS KLANDASAN ILIR
KOTA BALIKPAPAN

No. Register : 0087033

Tanggal Kunjungan : 07 November 2019

Tanggal Pengkajian : 07 November 2019

LANGKAH I.

IDENTIFIKASI DATA DASAR

Data Subjektif

A. Identitas

Nama Ibu : Ny.T Nama Suami : Tn. R


Umur : 28 th Umur : 30 th
Suku : Toraja Suku : Toraja
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Projakal No.11 Alamat : Jl. Projakal No.11
Rt 30 Klandasan Ulu Rt 30 Klandasan Ulu

14
B. Data Biologis
1. Keluhan
a. Ibu mengatakan ingin meggunakan KB Suntik 3 bulan
b. Ibu mengatakan belum ingin hamil lagi dan ingin menjarangkan kehamilan
c. Ibu mengatakan HPHT 5-11-2019

C. Status Perkawinan
1. Pernikahan : pertama
2. Usia pertama kali menikah : 23 tahun
3. Lama : 5 tahun

D. Riwayat menstruasi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 28-30 hari lamanya 7-8 hari
3. Banyaknya : 3x mengganti pembalut/hari
4. Warnanya : Merah kental
5. Keluhan  : tidak ada
6. Fluor albus  : tidak ada

E. Riwayat kesehatan yang lalu


1. Penyakit yang pernah diderita :
a. Penyakit jantung : tidak ada
b. Hipertensi : tidak ada
c. Hepar : tidak ada
d. DM : tidak ada
e. Anemia : tidak ada
f. IMS/HIV/AIDS : tidak ada
g. TBC : tidak ada
h. Operasi : tidak ada
i. Dll : tidak ada
2. Alergi :
a. Makanan : tidak ada
b. Obat : tidak ada

F. Riwayat keluarga
1. penyakit menular : tidak ada
2. penyakit keturunan lainnya. : tidak ada

15
G. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang lalu
No Kehamilan Persalinan Anak Nifas
. Ke Usia Jenis Pnlg Tmpt Pnylt Bb lahir Jk Pnylt Asi
1. 1 4tahun Spt Bidan Rs (-) 3000gr Pr (-) 2th (ekslusif)
Esklusif
2. 2 6bln Spt Bidan Rs (-) 2900gr Lk (-) (6bln)

H. Riwayat KB
1. Jenis : pil progestin
2. Lama : ± 3 tahun
3. Keluhan : (-)

I. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


1. Nutrisi
a. Makan : 3x sehari porsi sedang, nasi dengan lauk pauk sayur dan ikan,
daging, telur, serta tahu tempe, di barengi juga dengan buah-buahan
b. Minum : sehari ± 7-8 gelas
2. Eliminasi
a. BAB : 1x sehari
b. BAK : 5-6 x/hari
c. Keluhan : tidak ada
3. Personal hygiene
a. Mandi : 2x/hari
b. Sikat gigi : 2x/hari
c. Cuci rambut : 2-3x/minggu
d. Ganti baju : saat sehabis mandi
4. Aktifitas
Ibu merupakan ibu rumah tangga dan aktifitas yang dilakukan adalah melakukan
pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci piring dan pakaian, menyapu dan juga
mengurus anak
5. Istirahat
a. Siang : tidur ± 1 jam
b. Malam : tidur ± 6-7 jam
6. Kebutuhan seksual : ±2-3x/minggu
Keluhan : tidak ada

J. Data Psikologi dan Spiritual


1. Ibu belum ada rencana untuk hamil.
2. Ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB.
3. Ibu berkeyakinan dan tidak ada larangan dalam agama untuk berKB.

16
Data Objektif

K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik
a. Kesadaran : compsmentis
b. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 89x/menit
S : 36,6oC
RR : 20x/menit
c. BB : 55 kg
d. TB : 155cm

2. Kepala
Inspeksi : Keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
3. Wajah
Inspeksi : Tidak ada oedema, cloasma tidak ada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada wajah
4. Mata
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, ujung mata sejajar dengan ujung atas telinga,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak ada pengeluaran
cairan
Palpasi : tidak ada pembengkakkan pada kelopak mata dan tidk ada nyeri tekan
5. Telinga
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada penambahan kulit, tidah ada
pembengkakan, tidak ada pengeluaran cairan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Hidung
Inspeksi : tidak ada pembengkakkan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
polip, tidak ada pengeluaran cairan yang abnormal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Mulut
a. Bibir : berwarna merah muda, lembab, dan tidak kering
b. Gigi : tumbuh merata dan tidak ada caries
c. Lidah : bersih dan tidak pucat
8. Leher
Inspeksi : tidak ada luka dan pembengkakan
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, vena jugularis dan kelenjar
limfe, serta tidak ada nyeri tekan

17
9. Dada dan payudara
Inspeksi : tidak ada luka dan pembengkakan
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : tidak ada suara yang tidak normal pada pernapasan dan irama denyut
jantung normal
Perkusi : tidak ada penumpukkan cairan di paru-paru

10. Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada bekas operasi, tidak ada strie
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tidak ada kembung

11. Ekstremitas Atas


Inspeksi : simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil pada jari-jari tangan,
Palpasi : tidak ada pembengkakan, dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : reflek patella (+)

12. Punggung
Inspeksi : tidak ada kelainan pada tulang punggung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
13. Genetalia
(tidak ada keluhan)
14. Ekstremitas Bawah
Inspeksi : simetria, tidak ada varises
Palpasi : tidak ada pembengkakkan dan tidak ada nyrei tekan
Perkusi : reflek patella (+)

18
LANGKAH II

INTERPRESTASI DATA DASAR

Diagnosa Dasar

Ny “ T ”  akseptor baru KB suntik 3 bulan haid DS : Ibu mengatakan ingin mendapatkan KB


2 hari suntik 3 bulan

Ibu mengatakan HPHT 5-11-2019

DO : Keadaan umum : baik

Kesadaran : compsmentis

Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg
N : 89x/menit
S : 36,6oC
RR : 20x/menit

BB : 55 kg

TB : 155cm

Masalah Dasar

LANGKAH III

19
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada

LANGKAH IV

MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada

LANGKAH V

INTERVENSI

1. Beri tahu ibu tentang tindakan yang akan dilakuka


2. Beri konseling awal KB kepada ibu
3. Beri konseling tentang KB suntik 3 bulan
4. Beri inform consent pada ibu
5. Lakukan pemberian KB suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur
6. Anjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu ada keluhan
7. Anjurkan ibu kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan

LANGKAH VI

IMPLEMENTASI

1. Memberi tahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan untuk penggunaan KB suntik 3
bulan
2. Memberi konseling awal KB kepada ibu yang dijelaskan seara singkat dan jelas
3. Memberi konseling tentang KB suntik 3 bulan yaitu penjelasan, efek samping,
keuntungan dan kerugiannya, dan efektifitasnya serta cara kerjanya

20
4. Memberi inform consent pada ibu bukti bahwa ibu bersedia menggunakan KB suntik 3
bulan
5. Melakukan pemberian KB suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu ada keluhan tentang efek samping atau
masalah lain karena penggunaan suntik KB 3 bulan
7. Menganjurkan ibu kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan yaitu
pada tanggal 31 Jauari 2020

LANGKAH VII

EVALUASI

Tanggal : 7 November 2019 Pukul : 09.30 WITA

1. Ibu mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan untuk penggunaan KB suntik 3 bulan
2. Ibu mengerti tentang beberapa macam KB dari penjelasan yang dijelaskan secara singkat
dan jelas pada konseling awal KB
3. Ibu mengerti tentang KB suntik 3 bulan yaitu penjelasan, efek samping, keuntungan dan
kerugiannya, dan efektifitasnya serta cara kerjanya pada saat konseling
4. Ibu megerti dan bersedia untuk mentandatangani inform consent sebagai bukti bahwa ibu
bersedia menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Ibu besedia untuk dilakukan pemberian KB suntik 3 bulan dan langsung diakukan sesuai
prosedur
6. Ibu bersedia untuk control sewaktu-waktu ada keluhan tentang efek samping atau
masalah lain karena penggunaan suntik KB 3 bulan
7. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah
ditentukan yaitu pada tanggal 31 Jauari 2020

21
DOKUMENTASI KEBIDANAN

S :

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

Ibu mengatakan belum ingin hamil lagi dan ingin menjarangkan kehamilan

Ibu mengatakan HPHT 5-11-2019

O :

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compsmentis

Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg
N : 89x/menit
S : 36,6oC
RR : 20x/menit

BB : 55 kg

TB : 155cm

A :

Ny “ T ”  akseptor baru KB suntik 3 bulan haid 2 hari

P :

1. Memberi tahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan untuk penggunaan KB suntik 3
bulan
2. Memberi konseling awal KB kepada ibu yang dijelaskan seara singkat dan jelas

22
3. Memberi konseling tentang KB suntik 3 bulan yaitu penjelasan, efek samping,
keuntungan dan kerugiannya, dan efektifitasnya serta cara kerjanya
4. Memberi inform consent pada ibu bukti bahwa ibu bersedia menggunakan KB suntik 3
bulan
5. Melakukan pemberian KB suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol sewaktu-waktu ada keluhan tentang efek
samping atau masalah lain karena penggunaan suntik KB 3 bulan
7. menganjurkan ibu kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan yaitu
pada tanggal 31 Jauari 2020

HASIL

1. Ibu mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan untuk penggunaan KB suntik 3 bulan
2. Ibu mengerti tentang beberapa macam KB dari penjelasan yang dijelaskan secara singkat
dan jelas pada konseling awal KB
3. Ibu mengerti tentang KB suntik 3 bulan yaitu penjelasan, efek samping, keuntungan dan
kerugiannya, dan efektifitasnya serta cara kerjanya pada saat konseling
4. Ibu megerti dan bersedia untuk mentandatangani inform consent sebagai bukti bahwa ibu
bersedia menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Ibu besedia untuk dilakukan pemberian KB suntik 3 bulan dan langsung diakukan sesuai
prosedur
6. Ibu bersedia untuk kontrol sewaktu-waktu ada keluhan tentang efek samping atau
masalah lain karena penggunaan suntik KB 3 bulan
7. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah
ditentukan yaitu pada tanggal 31 Jauari 2020

23
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil studi
pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan keuarga berencana pada Ny.”T” akseptor
baru KB suntik 3 bulan di Puskesmas

Dalam penerapan asuhan kebidanan secara teoritis yang dimulai dari pengkajian
data, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial, tindakan segera/kolaborasi,
perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi asuhan kebidanan yang terjadi pada kasus
Ny.”T”.

A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar


Teori menjelaskan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal dari proses
manajemen kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan informasi
mengenai akseptor. Informasi tersebut harus saling berkaitan dan menggambarkan
masalah kesehatan yang dialami oleh akseptor yang meliputi biopsikososial dan spiritual.
Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada Ny”T” langkah I identifikasi data
dasar ditemukan maka diperoleh keadaan klien baik, klien ingin menggunakan KB suntik
3 bulan. Ini dapat dilihat dan respon dan sikap akseptor yang terbuka untuk memberikan
informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan keadaan ibu.

B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


Manajemen kebidanan berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan yang di dukung
dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif yang diperoleh dari hasil pengkajian
yang didapatkan pada pengkajian Ny”T” maka penulis merumuskan diagnose masalah
aktual: Ny “ T ”  akseptor baru KB suntik 3 bulan haid 2 hari
Pada kasus tersebut ibu sedang haid dang langsung diberikan kepada ibunya
dikarenakan bahwa ibu tersebut sedang haid
Pada tahap ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan
yang ada.

24
C. Langkah III. Identifikasi Masalah Potensial
Dalam merumuskan diagnosa / masalah potensial dengan manajemen asuhan
kebidanan adalah pengambilan keputusan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
mungkin terjadi dan membahayakan klien.
Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada data yang
mendukung untuk terjadinya masalah potensial.

D. Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi


Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada data yang
mendukung untuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi.

E. Langkah V. Rencana Tindakan


Dalam membuat rencana tindakan dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan pada Ny
“ T ”  akseptor baru KB suntik 3 bulan haid 2 hari
Pada kasus Ny ”T” tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk menjadi akseptor bau KB
dan kriteria yaitu keadaan umum ibu baik, ibu mendapat suntikan KB secara teratur, dan
ibu datang pada kunjungan berikutnya dengan jadwal yang telah ditentukan maka dapat
dilakukan rencana tindakan yaitu:
1. Beri tahu ibu tentang tindakan yang akan dilakuka
2. Beri konseling awal KB kepada ibu
3. Beri konseling tentang KB suntik 3 bulan
4. Beri inform consent pada ibu
5. Lakukan pemberian KB suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur
6. Anjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu ada keluhan
7. Anjurkan ibu kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan

F. Langkah VI. Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan


Tindakan asuhan kebidanan berdasarkan dengan perencanaan asuhan kebidanan yang
telah dibuat dilaksanakan seluruhnya dengan baik di puskesmas Klandasan Ilir. Sehingga
penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerja sama dan

25
penerimaan yang baik dari ibu dan keluarga serta dukungan, bimbingan dan arahan
pembimbing dari lahan praktek. Pada kasus Ny ”T” dilakukan implementasi tindakan
yaitu:
1. Memberi tahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan untuk penggunaan KB suntik
3 bulan
2. Memberi konseling awal KB kepada ibu yang dijelaskan seara singkat dan jelas
3. Memberi konseling tentang KB suntik 3 bulan yaitu penjelasan, efek samping,
keuntungan dan kerugiannya, dan efektifitasnya serta cara kerjanya
4. Memberi inform consent pada ibu bukti bahwa ibu bersedia menggunakan KB suntik
3 bulan
5. Melakukan pemberian KB suntik 3 bulan sesuai dengan prosedur
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu ada keluhan tentang efek samping
atau masalah lain karena penggunaan suntik KB 3 bulan
7. Menganjurkan ibu kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan yaitu
pada tanggal 31 Jauari 2020

G. Langkah VII. Evaluasi


Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu,
penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien dengan
pedoman dan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada kasus Ny “T”
dilakukan evaluasi yaitu:

Tanggal : 7 November 2019 Pukul : 09.30 WITA

1. Ibu mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan untuk penggunaan KB suntik 3
bulan
2. Ibu mengerti tentang beberapa macam KB dari penjelasan yang dijelaskan secara
singkat dan jelas pada konseling awal KB
3. Ibu mengerti tentang KB suntik 3 bulan yaitu penjelasan, efek samping, keuntungan
dan kerugiannya, dan efektifitasnya serta cara kerjanya pada saat konseling
4. Ibu megerti dan bersedia untuk mentandatangani inform consent sebagai bukti bahwa
ibu bersedia menggunakan KB suntik 3 bulan

26
5. Ibu besedia untuk dilakukan pemberian KB suntik 3 bulan dan langsung diakukan
sesuai prosedur
6. Ibu bersedia untuk control sewaktu-waktu ada keluhan tentang efek samping atau
masalah lain karena penggunaan suntik KB 3 bulan
7. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang sesuai dengan tanggal yang
telah ditentukan yaitu pada tanggal 31 Jauari 2020

27
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan


sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman.
Dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB terhadap ny. T asuhan kebidanan
diberikan sesuai dengan semua akseptor KB asuhan kebidanan. Pada akseptor KB
terhadap Ny. T dilakukan pengambilan data subjektif yaitu anamnesa seperti keluhan
utama, riwayat haid, persalinan nifas yang lalu, riwayat penyakit sekarang.
Didapatkan hasil Ny. T usia 28 tahun datang kunjungan untuk mendapatkan KB.
Pengambilan data objektif pada akseptor KB terhadap Ny. T yaitu pemeriksaan tanda-
tanda vital, timbang berat badan, dan pemeriksaan fisik. Maka dengan ini sesuai
dengan hasil anamnesa tersebut bahwa diagnosis Kebidanan yang didapatkan yaitu
Ny “ T ”  akseptor baru KB suntik 3 bulan haid 2 hari.

B. SARAN
1. Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada ibu
akseptor KB maupun Ibu pengguna KB lanjutan sesuai teori dan metode yang telah
ditentukan.
2. Diharapkan  mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB dan pengguna KB lanjutan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin, Abdul Bari. 2010. buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo

Kemenkes RI. 2014. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI

Prawirohardjo, Sarwono. 2010 Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

29

Anda mungkin juga menyukai