Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan social
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu
daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan
bayi, serta perilaku hidup sehat) dan faktor kesehatan lingkungan.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak
pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan
kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya).

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi
kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak
kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus
mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
4. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

C. Tujuan

1
Mahasiswa dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara serta ruang
lingkup dari pada kesehatan lingkungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia


melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang
dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo,1991)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan,


keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya
perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih,
aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan
kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu,


menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui
pengelolaan unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap
kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan,
sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia
secara optimal. (Tri Cahyono,2000)

B. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan*

1. Perumahan

Syarat – syarat rumah yang sehat :

a. Bahan bangunan: lantai, dinding, atap genteng, kayu untuk tiang.


b. Ventilasi: menjaga aliran udara tetap segar dan menjaga keseimbangan O2
yang diperlukan penghuni rumah.
Ventilasi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Ventilasi alamiah: dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, dan sebagainya.

3
b) Ventilasi buatan: yaitu dengan mempergunakan alat – alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut. Misalnya kipas angin, dan mesin penghisap
udara.
c) Cahaya: rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang
dan tidak terlalu banyak. Jika cahaya kurang akan menjadi media yang baik
untuk berkembang bibit penyakit. Jika terlalu banyak dapat merusak mata.
Pencahayaan ada 2 macam, yaitu:
a) Cahaya alamiah: yakni matahari.
Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen
didalam rumah, misalnya TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya (jendela) luas sekurang-kurangnya 15 %
sampai 20 % dari luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah.
b) Cahaya buatan: yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak, listrik, api dan lain sebagainya.
b. Luas bangunan
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya,
artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
Hal ini harus disesuaikan dengan kadar O2 dalam bangunan rumah tersebut. Luas
bangunan yang optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.
c. Sarana Sanitasi: Rumah yang sehat harus mempunyai sarana sanitasi sebagai
berikut ;
a) Penyediaan air bersih
Harus tersedia air bersih dengan persyaratan sebagai berikut:
 Syarat fisik: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
 Syarat bakteriologis: bebas dari segala bakteri, terutama bakteri
patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi
oleh bakteri patogen adalah dengan cara memeriksa sampel (contoh)
air tersebut.ke Laboratorium
b) Pembuangan kotoran manusia (tinja)
Persyaratan dalam membuat jamban yang sehat, sebagai berikut:
 tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
 tidak mengotori air permukaan disekitarnya
 tidak mengotori air tanah disekitarnya dan tidak menimbulkan bau
 tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa
4
 sederhana desain, mudah digunakan, dipelihara, dan murah
 dapat ditterima oleh pemakainya

d. Pembuangan sampah
Sampah mempunyai prinsip sebagai berikut:
a) adanya sesuatu benda atau bahan padat
b) adanya hubungan langsung / tidak langsung dengan kegiatan manusia.
c) Benda atau bahan tersebut tidak dapat dipakai lagi.

Cara pengolahan sampah:

a) pengumpulan dan pengangkutan sampah


b) pemusnahan dan pengelolaan sampah – sampah di tanah, di bakar,
dijadikan pupuk
e. Pengelolaan Air Limbah
Pengolahan air limbah adalah suatu proses yang dijalankan untuk
menghilangkan atau membersihkan limbah (effluent) atau limbah hasil kegiatan
industri, komersial atau rumah tangga dari air sehingga air dapat dimanfaatkan
kembali oleh lingkungan tanpa memberikan dampak negatif ataupun dapat
digunakan kembali dalam proses industri, komersial dan rumah tangga tersebut.
Kegiatan pengolahan ini dilakukan dalam 3 atau lebih tahapan yang spesifik,
tergantung pada komposisi dan tingkat limbah yang terkandung dalam air limbah.
B. Tujuan Kesehatan Lingkungan
a. Tujuan Umum
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
sehat.
b. Tujuan Khusus
a) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup
sebagai tujuan pembangunan.
b) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
d) Terlindungnya Negara dari kegiatan Negara lain yang berkaitan merusak
lingkungan sehat

5
D. Dampak Lingkungan Tidak Sehat

a. Timbulnya berbagai penyakit


b. Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat
c. Merusak estetika kota
d. Dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah
e. Polusi adan sampah menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit infeksi saluran
pencernaan, kolera, tifus, disentri dan lainnya. Pembuangan sampah ke sungai akan
mengakibatkan terhambatnya proses air tanah di musim hujan tiba, sungai yang
tercemari sampah akan menyebabkan banjir.

E. Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan


a) Lingkungan Sehat
Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk menciptakan masyarakat
yang terbebas dari segala macam penyakit. Faktor-faktor yang mempengaruhinya:
 Faktor Fisik
Berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut sangat berperan penting bagi
masyarakat dalam memperhatikan dimana tempat tinggal mereka akan di bangun. Jika
suatu rumah dibangun di pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di
pedesaan itu. Misalnya keadaan air yang bersih terhindar dari pencemaran akan
membawa dampak yang baik bagi kesehatan masyarakat di pedesaan itu.
 Faktor Sosial
Berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, dimana faktor tersebut berperan dalam
hubungan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya masyarakat yang tinggal
dikawasan yang rawan gempa, maka rumah yang mereka bangun dikawasan tersebut
harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun kokoh. Disamping itu
masyarakat juga berupaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-
usaha tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak penampungan sampah.
 Faktor Ekonomi
Berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan dimana pada umumnya apabila
dilingkungan tersebut diduduki sebagian besar orang yang tidak mampu maka secara
tidak langsung mempengaruhi terhadap kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.

6
Misalnya didaerah-daerah pemukiman kumuh, karena kondisi keuangan mereka tidak
memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat baik.
b. Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
 Pengaruh terhadap individu :
 Apabila lingkungan bersih berpengaruh terhadap individu khususnya pada
kualitas kerja(produktivitas)individu tersebut. Sedangkan individu yang
berada pada lingkungan yang tidak sehat akan berada pada produktivitas
kerja yang cendrung menurun.
 Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhannya diambil
dari lingkungan. Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif
maupun negatif. Makanan sedikit atau berlebihan maka kelainan nutrisi dan
minuman yang mengandung racun.
 Lingkungan sehat, gizi yang cukup yang ekonomis dapat menghindari
seseorang dari penyakit.
 Lingkungan sebagai alat untuk pergaulan dan tempat lahir budaya.
 Sarana penyesuaian diri.
 Pengaruh terhadap keluarga :
 Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat,
maka kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang ventilasinya
cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko terjadinya
penyakit/gangguan saluran pernafassan.
 Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat
mengindisikan bahwa telah terjadi perubahan prilaku yang bisa
memperbaiki tingkat kesehatan lingkungan. Karena bagi mayoritas
masyarakat kita, rumah adalah tidak hanya tempat istirahat melainkan
tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga bahkan keluarga yang jauh.
Dengan demikian dalam sebuah rumah yang tidak sehat bisa menjadi tempat
saling menularnya penyakit. Menjadi indikasi negatif terhadap upaya meningkatkan
kesehatan lingkungan.
 Pengaruh terhadap masyarakat :
 Timbulnya penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat bahkan
epidemik.
7
 Tindakan masyarakat membuang limbah sembarangan sehingga berakibat
terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup.
 Timbulnya bencana akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak
terkontrol.
 Lingkungan sehat akan membuat masyarakatnya terhindar dari penyakit.
c. Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
a) Kolera
Penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Tifus perut
Penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam
kehidupan sehari-hari. penggunaan air yang tidak memenuhi syarat
kesehatan untuk kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya
penderita penyakit perut menular.
c) Diare
Penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-cak encer dengan atau tanpa
darah dan muntah-muntah.penyakit ini disebabkan oleh kerusakan
organic /fungsional saluran cerna.
d) Leptospitosis
Penyakit yang disebabkan lewat tampungan air hujan yang telah tercemar
kemih tikus.
e) Malaria dan DBD
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang di wadah
penyimpanan air, sedangkan penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk
tersebut.
f) TBC
Penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan
pertukaran udara yang buruk.
g) Cacar
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara. Infeksi cacar
timbul apabila ada kontak langsung dengan penderita/pakaian penderita.
h) Influenza
Penyakit yang penularannya disebabkan oleh udara masyarakat.

8
d. Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan
a) Upaya pengelolaan lingkungan hidup
Yang meliputi ekosistem daratan, kawasan pesisir dan ekosistem laut.
b) Upaya pengelolaan lingkungan buatan
Yang meliputi pengendalian pencemaran yang berkaitan dengan perlindungan
air, tanah, udara dan pengelolaan limbah.
c) Upaya pengelolaan lingkungan social
Meliputi pembangunan kualitas hidup penduduk, pembangunan kualitas
lingkungan sosial.
d) Upaya pengembangan modal social
Meliputi kearifan lingkungan, etika lingkungan dan pembangunan jiwa sosial
yang tinggi.

9
F. Kerangka Pengembangan D-P-S-S-E-A (Driving force -Pressure-State-Exposure-Effect-
Action

Dalam konteks dampak kesehatan manusia, harus dapat merepresentasikan baik


pajanan dan efek kesehatan yang ditimbulkan. Aspek-aspek tersebut diperhitungkan dengan
kerangka untuk tujuan kesehatan, yang disebut sebagai kerangka D-P-S-S-E-A. Kerangka ini
merupakan representasi deskriptif di mana berbagai kekuatan pendorong menghasilkan
tekanan yang mempengaruhi keadaan lingkungan dan kesehatan manusia pada akhirnya.

Kerangka D-P-S-E-E-A merupakan komponen yang linear untuk mewakili hubungan


antara faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan lingkungan. Namun pada
kenyataannya, situasi yang dihadapi lebih kompleks karena berbagai interaksi dapat terjadi
pada tingkat yang berbeda antara berbagai komponen.

10
Kerangka tersebut memperhitungkan fakta bahwa berbagai faktor yang bertanggung jawab
untuk masalah kesehatan dan lingkungan mungkin terkait dengan faktor kekuatan pendorong
(driving force) seperti pertumbuhan penduduk, pembangunan ekonomi, perubahan teknologi
dan kebijakan yang mendasari mereka. Tekanan dapat diberikan pada lingkungan yang
menyebabkan sektor pembangunan untuk menghasilkan berbagai jenis hasil (misalnya dalam
bentuk emisi polutan), menyebabkan kualitas lingkungan yang akan terdegradasi melalui
penyebaran dan akumulasi polutan di berbagai media lingkungan, seperti udara, tanah, air
dan makanan. Orang-orang mungkin terpapar potensi bahaya di lingkungan ketika mereka
berinteraksi langsung dengan media ini, melalui pernapasan, minuman atau makanan.
Berbagai efek kesehatan dapat kemudian terjadi, mulai dari kecil, efek subklinis (efek yang
belum terwujud dalam gejala yang nyata) lalu menjadi penyakit dan kematian, hal ini
tergantung pada banyaknya pajanan dari polutan, tingkat keparahannya dan intensitas
paparan dan kerentanan individu yang terpapar.

Berbagai macam tindakan dapat diimplementasikan pada berbagai titik kerangka dan
dapat mencakup berbagai macam bentuk, termasuk pengembangan kebijakan, pengaturan
standar, tindakan pengendalian teknis, pendidikan kesehatan atau pengobatan penyakit.

Selanjutnya akan dibahas daftar indikator yang dapat digunakan di berbagai tingkat kerangka,
dan yang dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi dan pengembangan indikator di
tingkat nasional atau sektoral, di masyarakat atau lingkungan atau bahkan pada tingkat yang
perusahaan industri. Kerangka kerja ini tidaklah kaku, dan kerangka ini dapat diterapkan dan
digunakan sesuai pada konteks yang dibutuhkan.

Dalam banyak kasus, pertimbangan diberikan kepada lebih dari satu jenis indikator untuk
masalah yang sama, untuk menggambarkan berbagai kemungkinan. Daftar tidak lengkap
tetapi dimaksudkan untuk melayani sebagai panduan dan stimulus untuk pemilihan indikator
yang mungkin sesuai untuk digunakan dalam situasi tertentu. variabel pengukuran tertentu
dan unit pengukuran akan harus dijabarkan dalam hampir semua kasus (lihat Bab 4). Di sini,
indikator diberikan dalam "singkatan" untuk menyoroti isu-isu. Saat yang tepat dan relevan,
indikator harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dalam rangka mengatasi dimensi
jender, dan oleh variabel lain menunjukkan ketidaksetaraan.

11
DRIVING FORCES (Kekuatan Pendorong)

Seperti telah dicatat, sejumlah faktor kunci dalam skala makro secara luas
mempengaruhi proses lingkungan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan
manusia. Misalnya, kebijakan ekonomi makro dapat memiliki efek besar pada lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Perdagangan dan kebijakan fiskal secara tidak langsung dapat
berdampak pada kesehatan manusia dengan mempengaruhi pendapatan dan distribusi, serta
kebijakan pertanian atau energi yang dapat mempengaruhi kesehatan sehingga berdampak
pada sumber daya lahan, air dan udara. Hal ini sering terjadi pada tingkat pengambilan
keputusan, yang memerlukan indikator-indikator untuk pengaturan dan mengevaluasi
kebijakan, karena mereka memungkinkan pemeriksaan akar penyebab masalah, bahkan jika
hal ini jauh dari masalah yang sedang dipertimbangkan. Alasan lain untuk menggunakan
indikator pada tingkat ini adalah bahwa sejumlah informasi sering tersedia, sedangkan
informasi yang diperlukan menjadi semakin lebih sulit untuk memperoleh sebagai salah satu
bergerak ke bawah kerangka. Informasi biasanya lebih mudah tersedia pada tren sosial dan
ekonomi daripada kondisi lingkungan dan efek kesehatan, tapi hubungan antara bahaya
lingkungan dan efek kesehatan menjadi lemah dan kurang langsung.

PRESSURES (Tekanan)

Berbagai kekuatan pendorong yang dijelaskan di atas dapat mengakibatkan tekanan


pada lingkungan. Seperti, dalam konteks kebijakan, sikap sosial dan ekonomi masyarakat,
dapat mempengaruhi sejauh mana kekuatan pendorong yang diterjemahkan ke dalam tekanan
yang sebenarnya pada lingkungan. Tekanan dapat dihasilkan oleh semua sektor kegiatan
ekonomi, seperti transportasi, energi, perumahan, pertanian, industri, pariwisata dan
sebagainya. Tekanan dapat terjadi dari ekstraksi sumber daya, pengolahan bahan dan
produksi, distribusi, konsumsi dan pelepasan produk limbah. Tekanan penting dari sudut
pandang kesehatan manusia adalah pencegahan pelepasan polutan ke lingkungan.

Seperti yang sudah dibahas di atas, kesehatan dan lingkungan merupaka indikator
yang penting untuk mengatasi akar penyebab masalah, seperti pelepasan polutan atau limbah
atau perkembangan infrastruktur tertentu yang mungkin hanya menampakkan diri jauh hari
kemudian sebagai efek pada keadaan lingkungan hidup. Namun demikian, kendala yang
sama dengan yang dibahas di atas sehubungan dengan kekuatan pendorong juga beroperasi
pada tingkat ini: misalnya, kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap berbagai tekanan
sehingga hal itu mempengaruhi sejauh mana perubahan di negara bagian hasil lingkungan.

12
STATE (Keadaan)

Keadaan (kualitas) lingkungan mungkin akan terpengaruh oleh berbagai tekanan yang
diberikan. Beberapa perubahan yang terjadi mungkin rumit dan luas, yang mempengaruhi
hampir semua aspek lingkungan dan mengakibatkan efek seperti desertifikasi, polusi laut atau
perubahan iklim, sementara yang lain mungkin lebih terlokalisasi (misalnya, kontaminasi
pasokan air setempat). Frekuensi atau besarnya bencana alam dapat meningkat (misalnya
banjir, erosi tanah), sumber daya alam mungkin dapat berpengaruh secara negatif (misalnya
keanekaragaman hayati, kesuburan tanah) atau kualitas udara dan air juga dapat dipengaruhi
oleh polusi. Efek sekunder dari keadaan lingkungan juga dapat terjadi karena modifikasi di
satu daerah sehingga dapat mempengaruhi daerah dan orang lain.

EXPOSURE (Paparan)

Ketika keadaan lingkungan yang terlalu terpengaruh, kesehatan masyarakat dan


kesejahteraan mungkin akan terpengaruh hanya ketika mereka benar-benar terpapar. Banyak
faktor yang menentukan apakah seseorang akan terkena gangguan kesehatan, misalnya,
polusi di lingkungan. Tingkat polusi bervariasi dari tempat ke tempat dan dari waktu ke
waktu, kegiatan masyarakat dan pola perilaku dapat juga mempengaruhi sejauh mana mereka
akan kontak dengan lingkungan. Faktor lingkungan mungkin memainkan besar atau peran
kecil dalam mempengaruhi dampak penyakit.

Banyak penyakit yang disebabkan oleh sejumlah faktor, mungkin sulit untuk
menentukan dampak dari satu paparan. Selain itu, manusia sering terkena campuran bahan
kimia dengan karakteristik kurang baik. Efek dari paparan dua atau lebih bahan kimia atau
bahan kimia dan agen berbahaya lainnya sulit dipahami dengan baik.

Interaksi faktor lain mungkin diperlukan untuk menjadikan efek yang signifikan.
Dalam beberapa kasus, beberapa paparan dapat mengakibatkan efek sinergis (di mana efek
gabungan lebih besar daripada jumlah efek individual). Efek gabungan mungkin sering
timbul dengan faktor gaya hidup, status gizi dan lain hal seperti asupan merokok dan alkohol.
Jadi, misalnya, angka kejadian kanker paru-paru lebih tinggi pada penambang uranium dan
pekerja asbes yang perokok dibandingkan pekerja dengan eksposur pekerjaan sejenis yang
bukan perokok.

Paparan bahan kimia biasanya dimediasi oleh jalur lingkungan yang kompleks, dan
lebih dari satu rute sehingga berkontribusi terhadap penyerapan zat tersebut. Orang dapat

13
terpapar melalui udara yang mereka hirup, air dan makanan yang mereka menelan atau
kontak dengan kulit. Paparan konsentrasi polutan di lingkungan harus ditandai dan diukur,
sebagai perkiraan jumlah yang benar-benar seseorang cerna, hirup atau serap, atau sebagai
jumlah yang benar-benar mencapai target organ di mana efek kesehatan dapat terjadi.

Konsentrasi polutan di lingkungan sering diukur untuk mendeteksi nilai puncak,


sehingga dapat dinilai apakah sesuai dengan standar atau pedoman yang ada. Pemantauan
dapat dilakukan pada tempat-tempat yang memberikan paparan pada manusia, dan dalam
banyak kasus pemantauan hanya dilakukan pada beberapa daerah dan zat.

HEALTH EFFECTS (Dampak Kesehatan)

Setelah seseorang telah terkena bahaya lingkungan, efek kesehatan mungkin


menampakkan diri yang mungkin berbeda dalam jenis, intensitas dan besarnya tergantung
pada jenis bahaya, tingkat eksposur dan faktor lainnya. Efek buruk buruk kesehatan akibat
paparan lingkungan mungkin terjadi akut, terjadi relatif segera setelah terpapar (misalnya dari
dosis tunggal yang besar karena kecelakaan atau tumpahan), atau dapat bersifat kronis, terjadi
sebagai akibat dari eksposur kumulatif dari waktu ke waktu. Dibutuh waktu yang lama antara
paparan awal dari lingkungan terhadap munculnya efek kesehatan yang merugikan, misalnya
paparan asbes dan mesothelioma, atau paparan radiasi dan leukemia. Tersebarnya populasi
orang yang berisiko dan panjangnya periode inkubasi membuat rekonstruksi paparan menjadi
masalah, sehingga efek kesehatan yang akut sering lebih mudah untuk dideteksi daripada
yang kronis, sehingga sulit untuk menghubungkan dengan bahaya atau sumber tertentu.

Sementara hampir semua zat dapat menyebabkan kerusakan jika diserap ke dalam
tubuh dalam jumlah yang cukup besar, kandungan suatu zat sering memiliki efek yang
merugikan kesehatan bahkan pada dosis yang relatif kecil. Sebuah runtutan efek kesehatan
dapat terjadi, mulai dari ringan, sampai dengan gejala yang berat untuk penyakit akut atau
penyakit kronis. Bayi dan anak-anak mungkin lebih beresiko tinggi, karena mereka dapat
menyerap kontaminan lebih banyak jika dikaitkan dengan ukuran tubuh mereka daripada
orang dewasa. Janin yang belum lahir juga sangat rentan terhadap bahan kimia beracun.
orang tua juga rentan dari sudut pandang fisiologis, dan mungkin lebih rentan terhadap
infeksi paru-paru dibandingkan orang-orang muda.

Jadi secara umum, banyak faktor yang mempengaruhi sejauh mana bahaya di
lingkungan mempengaruhi kesehatan manusia dari mulai bentuk, durasi, intensitas dan waktu

14
paparan suatu zat, dan juga status kesehatan, usia dan genetik dari individu, serta kualitas dan
aksesibilitas dari sistem perawatan kesehatan.

ACTIONS (Tindakan)

Sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah bahaya


kesehatan yang berfokus terhadap manusia dan pembahasan mengenai masalah yang dapat
diatasi. Pendekatan ini digunakan dengan memperhatikan sejauh mana risiko langsung dan
tidak langsung terhadap kesehatan manusia yang terkait dengan agen yang ada di lingkungan.
Dalam beberapa kasus, bahaya tersebut harus dapat diketahui dan diidentifikasi. Karena
masih banyak zat, yang tidak diketahui apakah ada batas untuk efek yang merugikan dan,
berapa ambang batas itu. Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan yang jauh masih
tidak diakui.

Sementara kebijakan publik hanya didasarkan pada analisis dari informasi yang
tersedia, tidak menggunakan kepastian ilmiah yang mutlak. Tindakan yang berbeda mungkin
dapat diambil pada berbagai titik dalam rangka. Jelas tidak mungkin untuk mengurangi
semua paparan lingkungan ke tingkat di mana risiko bagi kesehatan manusia tidak ada sama
sekali. Justru dibutuhkan langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang
harus dilaksanakan dari waktu ke waktu. Langkah-langkah tersebut mungkin jangka pendek
dan jangka panjang perbaikan atau pencegahan (misalnya mengubah perilaku pribadi dan
gaya hidup). Langkah-langkah bisa mengambil bentuk kebijakan atau rencana tindakan yang
komprehensif yang dapat sesuia dengan tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan
kesehatan manusia dan lingkungan. Sebuah kebijakan yang bijaksana pada tingkat paparan
yang dapat diterima adalah penting, namun kebijakan tersebut harus direvisi dan diperbarui
sesuai dengan pengetahuan ilmiah terbaru. Hal ini dalam beberapa kasus dimaksudkan untuk
memperkenalkan standar yang lebih ketat.

Pengelolaan bahaya kesehatan bisa diperbaiki dengan cara lain, selain menetapkan
standar atau pedoman dan juga dapat menggunakan teknologi dan peningkatan kontrol
terhadap paparan. Pendidikan dan peningkatan kesadaran individu tentang risiko yang
mereka hadapi dan pendidikan personal untuk menghindari dan mengurangi risiko ini.
Persepsi masyarakat tentang risiko sering berbeda dari para ilmuwan dan regulator. Risiko
yang sering mereka hadapi mungkin kurang mengancam daripada mereka yang tidak terbiasa,
dan orang-orang mungkin lebih bersedia untuk menerima risiko bahwa mereka percaya

15
bahwa mereka dapat mengontrol, terutama ketika mereka mendapatkan manfaat langsung
dari melakukan hal tersebut.

Berbagai tindakan harus diambil berdasarkan pertimbangan dari risiko, kemampuan


untuk mengontrol dan persepsi publik tentang risiko. Indikator tindakan tersebut tidak
menggambarkan efek pada lingkungan tetapi mencerminkan upaya untuk memperbaiki
lingkungan dan kesehatan manusia

16
BAB III

PENUTUP

A. Keimpulan
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
 Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
 Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
 Mengolah tanah sebagaimana mestinya
 Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang


essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. /Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat/.


Jakarta: Rineka Cipta.
2. http://www.scribd.com/doc/19374542/Definisi-Kesehatan-Lingkungan
3. http://environmentalsanitation.wordpress.com/2009/01/02/kesehatan-lingkungan/
4. http://www.scribd.com/doc/19374542/definisi-kesehatan-lingkungan
5. www.fkm.unair.ac.id
6. www.dampak buruk dari lingkungan tidak sehat.com/pdf
7. Slamet, Juli Soemirat.1996./Kesehatan Lingkungan/.Yogjakarta:UGM University
Press
8. http://www.anneahira.com/kesehatan-lingkungan.htm
9. http://www.jevuska.com/2010/06/30/kesehatan-lingkungan-contoh-satuan-acara-
penyuluhan-sap
10. Dr.danur.materi-materi pokok ilmu kesehatan lingkungan
11. slamet riyadi, pengantar kesehatan lingkungan
12. suma’mur.hiegene.perusahaan dan kesehatan kerja.1976.gunung agung.jakarta
13. Ragil Setiabudi, SKM. Kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan industry
14. bukhari.manajemen kesehatan kerja dan alat pelindung diri.2007
15. http://repository.usu.ac.id/bistream/12345678/1441/07002748.pdf
16. Panji anorgi.psikologi kerja
17. http://k3pelakaan.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-
dan.html

18

Anda mungkin juga menyukai