Anda di halaman 1dari 162

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA WANITA USIA
SUBUR DI DESA SETIA MEKAR
TAHUN 2020

Oleh:

FARHANI YULIANA
NPM 021.80.2000.82

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA, 2020
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Maret Tahun 2021

Farhani Yuliana

HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SETIA
MEKAR TAHUN 2020

VIII Bab + 146 Halaman + 9 Tabel + 4 Gambar + 6 Lampiran

ABSTRAK

Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia
terutama masalah pendek (stunting). Stunting merupakan permasalahan kesehatan
masyarakat yang sangat berarti, sebab stunting berakibat yang signifikan terhadap
kualitas sumber daya manusia suatu generasi. Stunting akan berpengaruh terhadap
tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Akibat
kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki
stunting dapat menyebabkan perkembangan kognitif atau kecerdasan, motorik
bahkan kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap
Perilaku Pencegahan Stunting pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar
Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan
rancangan survey cross sectional, pengumpulan data secara sekunder dan primer
dengan penyebaran kuesioner. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 88 orang.
Hasil dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan (p Value
=0.000 ), dukungan keluarga (p Value = 0,000), dan dukungan tenaga kesehatan
(p Value = 0,000) d terhadap Perilaku Pencegahan Stunting pada Wanita Usia
Subur di Desa Setia Mekar. Diharapkan keluarga untuk selalu mendampingi,
memotivasi dan mengajak ibu untuk terus berupaya mencegah stunting.

Kata Kunci : Stunting, Pencegahan Stunting, Perilaku


Daftar Pustaka : 35 Sumber (2010-2020)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Undergraduate Essay, March 2021

Farhani Yuliana

KNOWLEDGE RELATIONSHIPS, FAMILY SUPPORT, AND HEALTH


PERSONNEL SUPPORT TOWARD STUNTING PREVENTION BEHAVIOR
IN FEMALE AGE WOMEN IN THE VILLAGE SETIA MEKAR IN 2020

VIII Chapter + 146 Pages + 9 Tables + 4 Pictures + 6 Attachments

ABSTRACT

One of the problems of malnutrition that is still quite high in Indonesia is


especially the problem of stunting. Stunting is a very significant public health
problem, because stunting has a significant impact on the quality of a generation's
human resources. Stunting will affect the level of intelligence of children and
health status as adults. Due to malnutrition in 1000 HPK is permanent and
difficult to repair, stunting can cause cognitive development or intelligence, motor
skills and even death. The purpose of this study was to determine the relationship
between knowledge, family support, and support of health workers on the
behavior of preventing stunting in women of childbearing age in Setia Mekar
Village in 2020. This study used an analytical survey method with a cross-
sectional survey design, secondary and primary data collection with distribution.
questionnaire. The sample in this study amounted to 88 people. The results in this
study are that there is a relationship between knowledge (p Value = 0.000), family
support (p Value = 0.000), and support from health workers (p Value = 0.000) d
on Stunting Prevention Behavior in Fertile Age Women in Setia Mekar Village It
is hoped that the family will always accompany, motivate and invite mothers to
continue to strive to prevent stunting.

Keywords : Stunting, Stunting Prevention, Behavior


References : 35 Sources (2010-2020)
HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN
DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA WANITA USIA
SUBUR DI DESA SETIA MEKAR
TAHUN 2020

Oleh:
FARHANI YULIANA
NPM 021.80.2000.82

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan diajukan dalam sidang Skripsi
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta, Maret 2021


Menyetujui,
Pembimbing Akademik
PS Sarjana Kesehatan Masyarakat
STIKIM

Nur Rizky Ramadhani, SKM, M. Epid

Pembimbing Lapangan
Kantor Desa Setia Mekar

Handoko

i
HALAMAN PENGESAHAN

Panitia Sidang Ujian Skripsi


Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Menerangkan Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA WANITA USIA
SUBUR DI DESA SETIA MEKAR
TAHUN 2020

Oleh:
FARHANI YULIANA
NPM 021.80.2000.82

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana.

Jakarta, Maret 2021


Tim Penguji,

Penguji I, Penguji II,

Lulu’ul Badriyah, SKM, MKM Nur Rizky Ramadhani, SKM, M. Epid

Mengetahui,
Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Nina, SKM. M.Kes

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama Lengkap : Farhani Yuliana
Nomor Pokok Mahasiswa : 021.80.2000.82
Tanggal Lahir : 10 Juli 1990
Tahun Masuk : 2018
Peminatan : Manajemen Pelayanan Kesehatan
Nama Pembimbing : Nur Rizky Ramadhani, SKM, M. Epid
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan skripsi saya yang berjudul :
HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN
DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA WANITA USIA
SUBUR DI DESA SETIA MEKAR
TAHUN 2020

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Maret 2021


Materai Rp. 6000

Farhani Yuliana

iii
NPM 021.80.2000.82

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Farhani Yuliana


Nomor Pokok Mahasiswa : 02180200082
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1990
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. HP : 085219337178
Alamat : Perum Bekasi Jaya Indah Kp. Crewed Blok F59
No 10 Jl. Flamboyan IV Kel. Duren Jaya Kec.
Bekasi Timur, Kota Bekasi
Alamat E-mail : Farhani.pesanpenting@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN Jati Asih V 1996- 2002


2. SLTPN 1 Cikarang Selatan
2002 – 2005
3. SMAN 2 Cikarang Utara
2005 – 2008
4. Prodi DIII Kebidanan RS Islam Cempaka Putih
FKK-UMJ 2008 – 2011
5. Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
2018 – 2020
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

v
RIWAYAT PEKERJAAN

1. PLKB UPTD DPPKB WIL VII KEC TAMBUN 2018 – sekarang


SELATAN KAB. BEKASI

vi
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, ditengah kesibukan aktivitas

sehari-hari, atas berkat karunia-Nya, rahmat serta kasih sayang-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi. Penulisan ini berjudul “Hubungan Pengetahuan,

Dukungan Keluarga, dan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Perilaku

Pencegahan Stunting pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020”.

Penulisan hasil penelitian skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana (Strata 1) pada Program Studi

Sarjana Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta pada peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan.

Maka dari itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Dr.dr. H.M. Hafizurrachman, MPH., Selaku Pembina Yayasan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).

2. Ibu Dr. Astrid Novita, SKM, MKM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

3. Ibu Nina, SKM. M.Kes, selaku Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

4. Ibu Agustina Sari, S.ST. M.Kes, selaku Koordinator Program Studi

Sarjana Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Maju.

5. Ibu Nur Rizky Ramadhani, SKM, M. Epid selaku pembimbing penulisan

skripsi yang telah memberikan pengarahan pada proses penyusunan.

6. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(STIKIM) Progam Kesehatan Masyarakat yang telah berkenan membuka

cakrawala ilmu pengetahuan kepada penulis.


i
7. Rekan-rekan seangkatan yang telah bersama-sama dalam suka maupun

duka selama proses studi pada Program Studi Kesehatan Masyarakat di

STIKIM Jakarta.

Harapan penulis untuk kedepannya semoga skripsi ini dapat dilanjutkan dan

dipertahankan untuk penulisan pada akhir studi yang penulis tempuh di STIKIM

Jakarta ini, dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa laporan ini ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat diharapkan guna perbaikannya.

Jakarta, Januari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK
ABSTRACT
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................III
DAFTAR TABEL...............................................................................................VII
DAFTAR GAMBAR........................................................................................VIII
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................IX
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................7
1.3. PERTANYAAN PENELITIAN............................................................................8
1.4. TUJUAN PENELITIAN.....................................................................................8
1.4.1. Tujuan Umum......................................................................................8
1.4.2. Tujuan Khusus.....................................................................................8
1.5. MANFAAT.......................................................................................................9
1.5.1. Manfaat Teoritis...................................................................................9
1.5.2. Manfaat Praktisi...................................................................................9
1.6. RUANG LINGKUP..........................................................................................10
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................11
2.1. WANITA USIA SUBUR (WUS)......................................................................11
2.2. STUNTING.....................................................................................................11
2.2.1. Definisi Stunting.................................................................................11
2.2.2. Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi.................................................12
2.2.3. Akibat Gizi Kurang.............................................................................15
2.3. PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING...........................................................18
2.3.1. Upaya Perilaku Pencegahan Stunting..............................................18
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan stunting.23
2.4. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING
25

iii
2.5. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN
STUNTING......................................................................................................27

2.6. HUBUNGAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN STUNTING.............................................................................31
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI
KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.....................................................34
3.1. KERANGKA TEORI.......................................................................................34
3.2. KERANGKA KONSEP....................................................................................35
3.3. VARIABEL PENELITIAN...............................................................................36
3.3.1. Variabel Bebas....................................................................................36
3.3.2. Variabel Terikat..................................................................................36
3.4. DEFINISI OPERASIONAL..............................................................................36
3.5. HIPOTESIS....................................................................................................36
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................37
4.1. DESAIN PENELITIAN....................................................................................37
4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.............................................................37
4.3. POPULASI DAN SAMPEL...............................................................................37
4.3.1. Populasi target....................................................................................37
4.3.2. Sampel Penelitian...............................................................................38
4.4. ETIKA PENELITIAN......................................................................................39
4.4.1. Informed Consent (Lembar Persetujuan).........................................39
4.4.2. Anonymity (tanpa nama)....................................................................40
4.4.3. Confidentialy (kerahasiaan)..............................................................40
4.4.4. Ethical Cleareance (Kelayakan Etik)................................................40
4.5. PENGUMPULAN DATA..................................................................................41
4.5.1. Sumber Data.......................................................................................41
4.6. ALAT PENGUMPULAN DATA........................................................................41
4.6.1. Uji Validitas........................................................................................41
4.6.2. Uji Reliabilitas....................................................................................45
4.7. METODE PENGOLAHAN DATA....................................................................46

iv
4.7.1. Teknik Pengolahan Data..................................................................46
4.8. ANALISIS DATA............................................................................................48
4.9. PROSEDUR PENELITIAN...............................................................................50
BAB V GAMBARAN AREA PENELITIAN....................................................52
5.1. GAMBARAN UMUM......................................................................................52
5.2. MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................................53
5.3. VISI DAN MISI..............................................................................................53
5.4. MISI ...........................................................................................................53
5.5. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA SETIA MEKAR....................................54
BAB VI HASIL PENELITIAN...........................................................................56
6.1. ANALISIS UNIVARIAT...................................................................................56
6.1.1. Kejadian Perilaku Pencegahan Stunting........................................56
6.1.2. Pengetahuan.......................................................................................56
6.1.3. Dukungan Keluarga..........................................................................57
6.1.4. Dukungan Tenaga Kesehatan..........................................................57
6.2. ANALISIS BIVARIAT.....................................................................................58
6.2.1. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Stunting
Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020.........58
6.2.2. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun
2020 ...............................................................................................59
6.2.3. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Mekar
Setia Mekar Tahun 2020...................................................................60
BAB VII PEMBAHASAN...................................................................................62
7.1. KETERBATASAN PENELITIAN........................................................................62
7.2. PEMBAHASAN UNIVARIAT...........................................................................63
7.2.1. Perilaku Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur..............63
7.3. ANALISIS BIVARIAT.....................................................................................64
7.3.1. HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKI PENCEGAHAN
STUNTING PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SETIA MEKAR..............64

v
7.3.2. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN
STUNTING PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SETIA MEKAR..............67
7.3.3. HUBUNGAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STUNTING PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SETIA
MEKAR.........................................................................................................71
BAB VIII PENUTUP...........................................................................................76
8.1. KESIMPULAN................................................................................................76
8.2. SARAN ...........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................33

vi
Tabel 4.1 Uji Validitas ..............................................................................43
Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Stunting Pada Wanita
Usia Subur di Desa Setia Mekar .................................................57
Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di
Desa Setia Mekar ........................................................................57
Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
di Desa Setia Mekar ....................................................................58
Tabel 6.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga
Kesehatan di Desa Setia Mekar ..................................................58
Tabel 6.5 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Stunting
Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020 .......59
Tabel 6.6 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan
Stunting Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun
2020 ............................................................................................60
Tabel 6.7 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku
Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Mekar
Setia Mekar Tahun 2020 ............................................................61

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor Penyebab Gizi Kurang....................................................... 13

vii
Gambar 2.2 Pengaruh gizi kurang terhadap angka kematian bayi dan balita... 17

Gambar 3.1 Kerangka Teori Lawrence Green.................................................. 31

Gambar 3.2 Kerangka konsep variable penelitian............................................ 32

DAFTAR LAMPIRAN

Lampran 1 Surat Ijin Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian

viii
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Coding Hasil Penelitian
Lampiran 6 Nilai Rata Rata Hasil Penelitian
Lampiran 7 Hasil SPSS Penelitian
Lampiran 8 Dokumentasi

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat

berarti, sebab stunting berakibat yang signifikan terhadap kualitas sumber

daya manusia suatu generasi. Perihal tersebut didukung oleh informasi dari

WHO (2017) yang menyebutkan bahwa terdapat sekitar 155 juta balita yang

mengalami stunting di seluruh dunia. Stunting ialah masalah gizi kronis

yang terjadi pada anak balita dan ditandai dengan lebih pendek

dibandingkan anak usia lainnya. Anak-anak yang stunting lebih rentan

terhadap penyakit, dan orang dewasa berisiko terkena penyakit degeneratif.

Akibat stunting tidak cuma pada kesehatan, namun juga pada kecerdasan

anak. Anak- anak merupakan kekayaan negara masa depan. Dapat

dibayangkan gimana situasi sumber energi manusia di Indonesia hendak

tumbuh bila banyak anak Indonesia yang stunting. Yang ditentukan negeri

ini tidak akan sanggup bersaing dengan negara lain dalam menghadapi

tantangan global (Kemenkes, 2018).

Pada tahun 2017, 22,2% ataupun sekitar 150,8 juta balita di dunia

menghadapi stunting. Namun angka ini sudah menghadapi penyusutan

apabila dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yakni 32,6%.

Pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia dari Asia

(55%) kebalikannya lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari

83,6 juta balita stunting di Asia, proporsi sangat banyak berasal dari Asia

1
2

Selatan (58,7%) dan proporsi sangat sedikit di Asia Tengah (0, 9%),

Berdasarkan informasi prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World

Health Organization, Indonesia tercantum ke dalam negara ketiga dengan

prevalensi sangat besar di regional Asia Tenggara/ South- East Asia

Regional (SEAR).

Pravelensi stunting di Indonesia terletak pada tingkatan 108 dari 132

negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat selaku salah satu dari

17 negara yang menghadapi beban ganda gizi, baik kelebihan ataupun

kekurangan gizi. Di Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia ialah

sangat besar kedua, sesudah Cambodia (Global Nutrition Report, 2016).

Kejadian balita stunting (pendek) yaitu permasalahan gizi utama yang

dirasakan Indonesia. Bersumber pada informasi Pemantauan Status Gizi

(PSG) sejauh 3 tahun terakhir, pendek memiliki prevalensi sangat besar

dibandingkan dengan kasus gizi yang lain semacam gizi kurang, kurus, dan

gendut. Prevalensi balita pendek hadapi peningkatan dari tahun 2016 yakni

27, 5% jadi 29, 6% pada tahun 2017. Prevalensi balita pendek di Indonesia

cenderung statis (Kemenkes, 2018).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi bayi

sangat pendek dan pendek usia 0- 59 bulan di Indonesia tahun 2017 ialah 9,

8% dan 19, 8%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni

prevalensi bayi sangat pendek sebesar 8, 5% dan bayi pendek sebesar 19%.

Provinsi dengan prevalensi sangat besar bayi sangat pendek dan pendek

pada usia 0- 59 bulan tahun 2017 ialah Nusa Tenggara Timur, kebalikannya
3

provinsi dengan prevalensi terendah ialah Bali. Bagi Survei Pemantau Status

Gizi (PSG) diselenggarakan selaku monitoring dan evaluasi kegiatan dan

capaian program. Bersumber pada hasil PSG tahun 2015, prevalensi bayi

pendek di Indonesia ialah 29%. Angka ini hadapi pengurangan pada tahun

2016 jadi 27, 5%. Namun prevalensi bayi pendek kembali meningkat jadi

29, 6% pada tahun 2017. Bersumber pada informasi Dinas Kesehatan

provinsi jawa barat angka prevalensi stunting di Jawa Barat sebesar 29, 2%.

Angka ini nyaris menyamai angka prevalensi di tingkatan nasional, ialah 30,

8% (Rikesda, 2018).

Prevalensi angka stunting di Wilayah Kabupaten Bekasi dalam 2

tahun terakhir meningkat. Dimana di tahun 2016 itu sebesar 20, 3% sesudah

itu di tahun 2017 sebesar 23, 7% dan terakhir tahun 2018 mencapai angka

26, 4% (Dinkes Kab. Bekasi, 2019). Untuk di wilayah Kabuaten Bekasi ada

23 Desa yang jadi lokus penangan stunting, karena desa tersebut jadi

prioritas penindakan dalam pengurangan stunting tahun 2020 bersumber

pada Surat Keputusan (SK) Bupati. Desa Setia Mekar Kecamatan Tambun

Selatan, tercantum 23 desa prioritas pemerintah daerah buat jadi lokus

stunting. Menurut data Puskesmas Setia Mekar ada 44 Anak yang hadapi

kurang gizi (stunting) (Puskesmas Setia Mekar, 2020).

Untuk menghindari perihal tersebut, pemerintah mencanangkan

program intervensi penangkalan stunting terintegrasi yang mengaitkan lintas

kementerian serta lembaga. Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kabupaten di

34 provinsi sebagai posisi prioritas penurunan stunting. Jumlah ini akan


4

meningkat sebanyak 60 kabupaten pada tahun selanjutnya. Dengan

terdapatnya kerjasama lintas sektor ini diharapkan bisa menekan angka

stunting di Indonesia sehingga bisa tercapai sasaran Sustainable

Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 ialah penurunan angka

stunting sampai 40% (Kemenkes, 2018).

Teori Lawrence Green (1980) menganalisis perilaku manusia

berangkat dari tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,

yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non

behavior causes). Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang

berbeda dengan individu lain, termasuk pada kembar identik sekalipun.

Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya

perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif.

Green (1980) mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab sebuah tindakan

atau perilaku yatitu 1) Faktor pendorong (presdiposing factor) meliputi

pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan, pendapatan yang terdapat dalam

diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan. 2)

Faktor pemungkin (enabling factor) meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. 3) Faktor pendorong atau

pendorong (reinforcing factor) meliputi keluarga, petugas kesehatan, dan

tokoh masyarakat (Notoatmodjo, 2014).


5

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Wulandari, Kusumastuti

(2020) secara langsung pada tanggal 16 Agustus tahun 2019 di Puskesmas

Nanga Mau Kabupaten Sintang menyatakan bahwa 10 dari ibu yang

memiliki balita terdapat 5 (50%) ibu yang sudah melakukan pencegahan

sunting, dan 5 (50%) yang lainnya belum tergerak untuk melakukan

pencegahan stunting pada balita. Berdasarkan hasil penelitian oleh Sastria,

Fadli (2019) diperoleh hasil pengetahuan orang tua yang memahami dengan

baik tentang stunting sebanyak 32 (61,5%) orang dan anak yang mengalami

kejadian stunting sebanyak 3,8%. Sedangkan pengetahuan orang tua yang

tidak memahami stunting sebanyak 20 (38,5%) orang dan anak yang

mengalami kejadian stunting sebanyak 26,9%. Bersumber pada uji chi

square pada continuity correction diperoleh hasil p=0, 001 (OR=11, 13)

yang maksudnya terdapat ikatan yang signifikan antara aspek pengetahuan

orang tua terhadap peristiwa stunting pada balita serta anak serta apabila

pengetahuan orang tua kurang terkait metode pencegahan serta gizi baik

pada anak hingga berbahaya 11,13 kali anaknya hadapi stunting.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Latifah, Susanti, Haryanti (2018) p

value = 0,002 (< 0,05) sehingga Ha diterima yang artinya ada hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga dengan status gizi pada balita.

Hasil analisa ini berarti dukungan keluarga maksimal akan mengurangi

statistik didapatkan nilai OR= 0, 020 serta CI 95%= 0, 003- 0, 137,

menampilkan kalau OR < 1 yaitu 0,020, yang artinya mengurangi risiko.

Hal resiko status gizi kurang pada bayi. Bunda yang memiliki bayi
6

memperoleh dukungan keluarga berpeluang 0,020 kali hadapi status gizi

baik dibanding dengan bunda yang tidak memperoleh dukungan keluarga

secara maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian Khoeroh & Indriyanti (2017) melalui

wawancara mendalam (indepth interview) penatalaksanaan status gizi balita

stunting di Puskesmas Sirampog berdasarkan unsur input dilihat dari segi

SDM (Sumber Daya Manusia) masih memerlukan tambahan untuk posisi

koordinator gizi. Tugas dalam penatalaksanaan bayi stunting telah

terintegrasi tetapi belum ada team khusus dan tupoksi belum sesuai dengan

kompetensinya yang paling utama koordinator gizi dipegang oleh bidan.

Kader kesehatan dalam partisipasi penatalaksanaan balita stunting sangat

membantu, disamping aktif dalam setiap kegiatan posyandu, kader juga

melaksanakan kunjungan rumah untuk memotivasi padaklien yang belum

mendapatkan pelayanan kesehatan. Hasil observasi sarana pendukung sudah

cukup mendukung dalam penatalaksanaan balita stunting, diantaranya obat-

obatan, vitamin, mikronutrien serta peralatan yang digunakan untuk

pemeriksaan. Semua pembiayaannya disubsidi dari Dinas Kesehatan

Kabupaten, hanya sajakekurangan antropometri untuk pengukuran Panjang

Badan (PB) pada bayi, karena hanya memiliki satu alat.

Desa Setia Mekar Kecamatan Tambun Selatan, merupakan salah satu

dari Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi khusus dalam penurunan angka

stunting, ada 44 anak yang mengalami stunting (Puskesmas Setia Mekar,

2020). Menurut Arnita, Rahmadhani, Sariyang (2020) sebagian besar Ibu


7

(67.8%) memiliki upaya pencegahan stunting yang baik, sebagian besar Ibu

(65.5%) memiliki pengetahuan tinggi terhadap upaya pencegahan stunting,

sebagian besar Ibu (64.4%) memiliki sikap baik terhadap upaya pencegahan

stunting. Oleh karena itu perlu dipelajari apa yang menjadi masalah dasar

dari stunting di wilayah Desa Setia Mekar. Berdasarkan hal di diatas, maka

peneliti bermaksud melakukakn analisis perilaku pencegahan stunting

sebagai faktor resiko terjadinya kejadian stunting pada Anak usia dibawah 2

tahun di Desa Setia Mekar.

1.2. Rumusan Masalah

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada

saat 1000 HPK. Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil

perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting

akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan

pada saat dewasa. Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat

permanen dan sulit untuk diperbaiki (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2018).

Berdasarkan Kementrian Kesehatan RI (2016) dalam (Astuti and

Megawati, 2018) upaya pencegahan terjadinya stunting pada balita baik

secara langsung (intervensi gizi spesifik) maupun secara tidak langsung

yang melibatkan lintas sektor dan masyarakat dalam penyediaan pangan, air

bersih dan sanitasi, penangulangan kemiskinan, pendidikan, sosial dan

sebagainya. Sesuai permasalahan diatas maka peneliti akan meneliti

bagaimana Hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Dukungan


8

Tenaga Kesehatan terhadap Perilaku Pencegahan Stunting pada Wanita Usia

Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020

1.3. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada Hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan

Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Perilaku Pencegahan Stunting pada

Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020 ?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga,

dan dukungan dari tenaga kesehatan terhadap perilaku pencegahan stunting

pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pengetahuan, dukungan keluarga, tenaga

kesehatan, dan perilaku pencegahan stunting pada wanita usia subur di

Desa Setia Mekar Tahun 2020.

2. Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku pencegahan

stunting pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020.

3. Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku

pencegahan stunting pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar Tahun

2020.

4. Mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku

pencegahan stunting pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar Tahun

2020.
9

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat mendukung Ilmu Kesehatan

Masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kemandirian dalam

mengimplementasikan intervensi pencegahan stunting pada balita.

1.5.2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Keluarga Balita Stunting

Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai gambaran untuk

mengevaluasi kemandirian dalam merawat anak stunting pada usia

balita.

b. Bagi Lahan Penelitian

Hasil dari penelitian dapat menjadi kemandirian keluarga, dan

meningkatkan kerja sama yang baik kepada petugas lini lapangan

seperti kader institusi masyarakat pendesaan (IMP), penyuluh, bidan

desan, dan perangkat desa diwilayah Desa Setia Mekar.

c. Bagi Peneliti

Penelitin ini diharapkan dapat menjadi referensi sumber data untuk

mengembangkan penelitian selanjtutnya tentang pegetahuan, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan dengan prilaku pencegahan

stunting terhadap wanita usia subur.


10

1.6. Ruang Lingkup

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada

saat 1000 HPK. Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan

anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan, dukungan keluarga, dan

dukungan dari tenaga kesehatan terhadap perilaku pencegahan stunting pada

wanita usia subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020 Populasi dalam

penelitian ini adalah ada 675 WUS yang memiliki anak usia 0-24 bulan dan

sampel berjumlah 88 WUS, teknik pengambilan data menggunakan simple

random sampling. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuatitatif

dengan desain studi crocs sectional. Penelitian dilakukan pada November

2020 - Februari 2021. Adapun sumber data penelitian ini penulis

menggunakan data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi langsung oleh

responden yang meliputi karakteristik responden, aspek pengetahuan,

dukungan keluarga, aspek dukungan tenaga kesehatan, dan aspek upaya

pencegahan stunting. Metode alat pengumpulan data atau instrumen

penelitian pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang akan diisi langsung oleh

responden.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Wanita Usia Subur (WUS)

Menurut BKKBN 2015, Wanita Usia Subur (WUS) adalah perempuan

yang ada pada rentang usia 15-49 tahun. Perempuan yang ada di rentang

usia ini masuk kedalam katagori usia reproduktif. Statusnya juga beragam,

ada yang belum menikah, menikah atau janda. Wanita Usia Subur memiliki

organ reproduksi yang berfungsi dengan baik. Oleh karena itu wanita di

sarankan untuk menikah di rentang usia ini karena dinilai bisa lebih mudah

mengalami kehamilan. Meskipun rentang Wanita Usia Subur adalah 15-49

tahun, namun puncaknya kesuburan ada di usia 20-29 tahun, di puncak usia

kesuburan ini skala kehamilan terbilang sangat tinggi hingga 95%. Ketika

seorang perempuan memasuki usia 30 tahun maka kemungkinan kehamilan

akan menurun. Ketika memasuki usia 40 tahun kehamilan menurun 40%.

2.2. Stunting

2.2.1. Definisi Stunting

Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada anak umur di bawah

5 tahun (bayi) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, serta

stimulasi psikososial yang tidak mencukupi paling utama dalam 1.000 Hari

Pertama Kehidupan (HPK), ialah dari kandungan sampai anak berumur 2

tahun. Anak terkategori stunting apabila panjang ataupun besar tubuhnya

11
12

terletak di dasar minus 2 standar deviasi panjang ataupun besar anak

seumurnya (Departemen Kesehatan, 2018). Menurut P2PTM Kemenkes RI,

2018 Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang

disebut stunting. Stunting ialah permasalahan kurang gizi kronis yang

diakibatkan oleh minimnya konsumsi gizi dalam waktu yang lumayan lama,

sehingga menyebabkan kendala perkembangan pada anak yaitu besar tubuh

anak lebih rendah ataupun pendek (kerdil) dari standar umurnya.

Keadaan badan anak yang pendek seringkali dikatakan selaku aspek

generasi (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak

yang cuma menerima tanpa berbuat apa- apa buat mencegahnya. Sementara

itu seperti kita tahu, genetika ialah aspek determinan kesehatan yang sangat

kecil pengaruhnya apabila dibanding dengan aspek sikap, area (sosial,

ekonomi, budaya, politik), serta pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,

stunting menggambarkan permasalahan yang sesungguhnya dapat dicegah

(Kemenkes, 2019)

2.2.2. Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi

Terdapat dua faktor langsung penyebab gizi kurang pada anak balita,

yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi dan keduanya saling mendorong.

Sebagai contoh, anak balita yang tidak mendapat cukup makanan bergizi

seimbang memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakit sehingga

mudah terserang infeksi. Sebaliknya penyakit infeksi seperti diare dan

infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi

tidak dapat diserap tubuh dengan baik sehingga berakibat pada gizi buruk.
13

Oleh karena itu, mencegah terjadinya infeksi juga dapat mengurangi

kejadian gizi kurang dan gizi buruk. Berbagai faktor penyebab langsung dan

tidak langsung terjadinya gizi kurang digambarkan dalam kerangka pikir

(UNICEF, 1990) (Gambar 2.2.2).

Gambar 2.1 Faktor Penyebab Gizi Kurang.

(Sumber: UNICEF, 1990, dalam Kemenkes RI 2011)

Faktor penyebab langsung pertama adalah makanan yang dikonsumsi,

harus memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi

seimbang. Konsumsi pangan dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, yang

pada tingkat makro ditunjukkan oleh tingkat produksi nasional dan

cadangan pangan yang mencukupi; dan pada tingkat regional dan lokal

ditunjukkan oleh tingkat produksi dan distribusi pangan. Ketersediaan

pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau

sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga.


14

Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada

komposisi konsumsi pangan. Makanan lengkap bergizi seimbang bagi bayi

sampai usia enam bulan adalah air susu ibu (ASI), yang dilanjutkan dengan

tambahan makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi usia 6 bulan

sampai 2 tahun. Data menunjukkan masih rendahnya persentase ibu yang

memberikan ASI, dan MP-ASI yang belum memenuhi gizi seimbang oleh

karena berbagai sebab. Faktor penyebab langsung yang kedua adalah infeksi

yang berkaitan dengan tingginya prevalensi dan kejadian penyakit infeksi

terutama diare, ISPA, TBC, malaria, demam berdarah dan HIV/AIDS.

Infeksi ini dapat mengganggu penyerapan asupan gizi sehingga mendorong

terjadinya gizi kurang dan gizi buruk. Sebaliknya, gizi kurang melemahkan

daya tahan anak sehingga mudah sakit. Kedua faktor penyebab langsung

gizi kurang itu memerlukan perhatian dalam kebijakan ketahanan pangan

dan program perbaikan gizi serta peningkatan kesehatan masyarakat.

Kedua faktor penyebab langsung tersebut dapat ditimbulkan oleh tiga

faktor penyebab tidak langsung, yaitu:

a) Ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam rumah tangga,

b) Pola pengasuhan anak, dan

c) Jangkauan dan mutu pelayanan ketiganya dapat berpengaruh pada

kualitas konsumsi makanan anak dan frekuensi penyakit infeksi.

Apabila kondisi ketiganya kurang baik menyebabkan gizi kurang.

Rendahnya kualitas konsumsi pangan dipengaruhi oleh kurangnya

akses rumah tangga dan masyarakat terhadap pangan, baik akses


15

pangan karena masalah ketersediaan maupun tingkat pendapatan yang

mempengaruhi daya beli rumah tangga terhadap pangan. Pola asuh,

pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan dipengaruhi oleh

pendidikan, pelayanan kesehatan, informasi, pelayanan keluarga

berencana, serta kelembagaan sosial masyarakat untuk pemberdayaan

masyarakat khususnya perempuan.

Ketidakstabilan ekonomi, politik dan sosial, dapat berakibat pada

rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat yang antara lain tercermin pada

maraknya masalah gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat. Upaya

mengatasi masalah ini bertumpu pada pembangunan ekonomi, politik dan

sosial yang harus dapat menurunkan tingkat kemiskinan setiap rumah

tangga untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan dan gizi serta

memberikan akses kepada pendidikan dan pelayanan Kesehatan

(BAPPENAS, 2010)

2.2.3. Akibat Gizi Kurang

Terdapat beberapa hal mendasar yang memengaruhi tubuh manusia

asupan zat gizi yang kurang, yaitu:

a) Pertumbuhan

Akibat kekurangan asupan gizi pada masa pertumbuhan adalah anak

dapat tumbuh optimal dan pembentukan otot terhambat. Protein

berperan sebagai zat pembangun sehingga kekurangan protein

menyebabkan menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak

yang berasal lingkungan keluarga dengan Status sosial ekonomi


16

menengah ke atas, rata mempunyai tinggi badan lebih tinggi daripada

anak-anak yang berada dari sosial ekonomi rendah.

b) Produksi Tenaga

Kekurangan zat gizi sebagai sumber tenaga dapat menyebabkan

kekurang tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas.

Selain itu, anak menjadi malas, merasa lelah, dan produktivitasnya

menurun.

c) Pertahanan Tubuh

Protein berguna untuk pembentukan antibodi. Kekurangan pro

menyebabkan kerja sistem imun dan antibodi menurun, akibatnya

mudah terserang penyakit seperti batuk, pilek, diare, atau penyakit in

yang lebih berat. Daya tahan terhadap tekanan atau stres juga menurun.

Menurut WHO (2002), gizi kurang berperan sebesar 54% terhadap

kematian bayi dan balita (lihat Gambar 2.2.2.1). Hal ini menunjukan

bahwa gizi mempunyai peran yang besar untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian, khususnya pada bayi dan balita.


17

Gambar 2.2. Pengaruh gizi kurang terhadap angka kematian bayi dan balita.

(Sumber: WHO, 2002, dalam Sri Astuti, 2007).

d) Struktur dan Fungsi otak

Kekurangan gizi pada masa janin dan balita dapat berpengaruh

pada pertumbuhan otak karena sel-sel otak tidak dapat berkembang.

Otak mencapai pertumbuhan yang optimal pada usia 2—3 tahun.

Setelah itu, pertumbuhan otak menurun dan berakhir pada usia awal

remaja. Kekurangan gizi mengakibatkan terganggunya fungsi otak

secara permanen, yang menyebabkan kemampuan berpikir setelah

masuk sekolah dan usia dewasa menjadi berkurang. Sebaliknya, anak

dengan gizi baik memiliki pertumbuhan otak yang optimal sehingga

setelah memasuki usia dewasa memiliki kecerdasan yang baik sebagai

aset untuk membangun bangsa.

2.3. Perilaku Pencegahan Stunting

2.3.1. Upaya Perilaku Pencegahan Stunting

Upaya intervensi untuk balita stunting difokuskan pada 1000 Hari

Pertama Kehidupan (HPK) yaitu pada masa ibu hamil, ibu menyusui, dan

anak dari usia 0 – 23 bulan, pada masa inilah penanganan balita pendek
18

paling efektif dilakukan. 1000 hari pertama kehidupan ini meliputi 270 hari

selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi dilahirkan yang telah

dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas

kehidupan. Oleh karena itu periode disebut dengan “periode emas”,

“periode kritis” atau “window of opportuntiy” (Kementrian Kesehatan RI,

2016).

Upaya intervensi gizi spesifik pada 1000 hari pertama kehidupan

tersebut meliputi (Pusdatin, 2016):

1. Pada ibu hamil

a. Ibu hamil membutuhkan asupan zat gizi yang baik untuk tumbuh

kembang janinya, untuk itu dibutuhkan asupan gizi yang beragam

untuk mencukupi zat gizi yang terkandung dalam makanan

tersebut (Hasanah and Febrianti, 2012). Mengkonsumsi Gizi

seimbang untuk Ibu hamil berpengaruh langsung untuk metabolisme

janin yang dikandungnya. Asupan gizi yang seragam sangat baik

seperti karbohidrat, protein, lemak dan mineral (Dewantari, 2013).

b. Melakukan pemeriksaan antenatal sedikitnya 4 kali pelayanan

antenatal selama masa hamil. Merupakan cara terbaik dalam

mengatasi stunting.

c. Pemberian tablet Fe (zat besi) pada masa kehamilan harus terpenuhi

untuk kebutuhan Ibu dan Janinnya, dikarenakan kurangnya asupan zat

besi yang dikonsumsi Ibu mengakbatkan Ibu terkena anemia atau

kadar hemoglobin (Hb) Ibu Hamil menurun. Jika Ibu kurang


19

mengkonsumsi asupan zat besi pada saat kehamilan berdampak buruk

bukan cuman pada Ibu tapi juga pada perkembangan janin

(Susiloningtyas, 2012). Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual

dan muntah hilang yaitu memasuki usia kehamilan 16 minggu,

dikonsumsi satu tablet sehari selama minimal 90 hari (Salmah, dkk,

2006).

d. Tes terhadap penyakit menular seksual, Bila ibu hamil yang terinfeksi

sifilis tidak diobati dengan adekuat, maka 67% kehamilan akan

berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada

neonatus. Pencegahan penularan sifilis dari ibu ke bayi dapat

dilakukan dengan deteksi dini melalui skrining pada ibu hamil dan

mengobati ibu yang terinfeksi sifilis dan pasangannya (Kemenkes,

2015)

e. Konseling dilakukan setiap kunjungan antenatal. Kesehatan Ibu harus

tetap dijaga agar Ibu tidak mengalami sakit.

2. Pada saat bayi lahir

a. Persalinan ditolong oleh Bidan atau Dokter terlatih.

b. Bayi baru lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

c. Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI

Eksklusif).

d. Imunisasi saat usia kurang dari 3 bulan yaitu


20

a) Bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B

(HB-0) dosis 0,05ml.

b) Usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1) Imunisasi BCG

diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.

c) Usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2).

d) Usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3)

e) Usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4)

Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni

Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang

paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi

kuman Hib (Kemenkes, 2018).

f) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

a. Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) dengan kaya nutrisi seperti

karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Dan

pastikan nutrisi utama diperoleh dari Pemberian ASI yang

dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.

b. Melengkapi imunisasi dasar lengkap yaitu

a) Campak, untuk kekebalan anak dosis 0,5ml 1 kali

pemberian. Pada anak usia 9 bulan Imunisasi Campak

diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat

mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau

menyerang otak.
21

b) Bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan

imunisasi (DPT-HB-Hib) (Kemenkes, 2018)

3. Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya

meliputi:

a. Posyandu dibuka setiap satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang

dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan Bidan dan Kader.

b. Deteksi dini gangguan pertumbuhan.

c. Penyuluhan gizi.

d. Pemberian PMT.

4. Pemberian Vitamin A. Bulan Februari dan Agustus adalah bulan vitamin

A. Di kedua bulan ini anak akan mendapatkan suplementasi vitamin A

Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan Kapsul

Merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Pemberian

vitamin A bisa didapatkan di Posyandu, Puskesmas, Praktek Dokter,

Bidan Praktek Swasta secara gratis. apabila anak kekurangan vitamin A

maka anak bisa menjadi rentan terserang penyakit infeksi seperti infeksi

saluran pernafasan atas, campak, dan diare (Kemenkes, 2020)

5. Pemberian obat cacing pada anak sehat usia 1 – 12 tahun dengan dosis

usia 1-2 tahun diberikan ½ tablet (200mg), usia 2-12 tahun diberikan 1

tablet (400mg) untuk upaya mencegah dan mengurangi ganggguan secara

langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk mencegah dan

mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif)

(Kemenkes, 2017)
22

6. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

7. Salah satu langkah pencegahan stunting adalah dengan menerapkan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh setiap rumah tangga

dengan meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi,

serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit

terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk

pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi,

gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan. (Hapsari,

2017).

2.3.2. Tingkatan Singkat SIkap

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari

uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua

kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam

pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang

dilakukan oleh makhluk hidup. Sikap ini terdiri dari beberapa tingkatan

yaitu:

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau objek memperhatikan stimulus

yang diberikan objek.

2. Merespon (Responding)
23

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan merupakan indikasi dari sikap, karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, adalah bahwa orang

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak oranglain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah merupakan suatu indikasi sikap tingkat ketiga.(Azwar,

2016)

4. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Azwar, 2016).

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan stunting

Teori Lawrence Green (1980) menganalisis perilaku manusia

berangkat dari tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,

yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non

behavior causes). Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang

berbeda dengan individu lain, termasuk pada kembar identik sekalipun.

Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya

perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif.

Green (1980) mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab sebuah tindakan

atau perilaku:

a. Faktor pendorong (presdiposing factor)


24

Faktor predisposing merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi atau

niat seseorang melakukan sesuatu. Faktor pendorong meliputi

pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan, pendapatan yang terdapat

dalam diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan

kesehatan.

b. Faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau

yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi

sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana

pendukung, misalnya perilaku pencegahan stunting mendapatkan

intervensi dari pelayanan kesehatan, WUS/PUS yang ingin mendapatkan

informasi harus lebih aktif dalam mencari informasi melalui pelayanan

kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, posyandu, dokter atau bidan

praktik, dan juga mencari informasi melalui media massa seperti media

internet, media cetak, media elektronik, dan media sosial.

c. Faktor pendorong atau pendorong (reinforcing factor)

Faktor reinforcing merupakan faktor-faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku seseorang yang dikarenakan adanya

keluarga, petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat.


25

2.3.4. Sintesa Perilaku Pencegahan Stunting

Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh

makhluk hidup. Sikap adalah segala perbuatan dan tindakan yang

berdasarkan pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki. Indikator sikap

adalah menerima, merespon, menghargai dan betanggung jawab.

2.4. Hubungan Pengetahuan dengan perilaku pencegahan stunting

2.4.1. Pengertian

Pengetahuan merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang. Menurut Notomodjo (2010:50) mengemukakan

pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengideraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan presepsi terhadap objek.

2.4.2. Tahap Pengetahuan

Pengetahuan memiliki beberapa tingkatan. Menurut Notoatmodjo

(2010:50) pengetahuan merupakan dominan kongnitif yang sangat penting

untuk terbentuknya Tindakan seseorang (ovent behavior), mempunyai enam

tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah


26

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi (sebenarnya).

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintetis (Syntetis)

Sistem menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintetis adalah suatu kemampuan untuk

Menyusun formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada


27

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

Pengetahuan Ibu dengan kejadian stunting terdapat suatu hubungan

yang signifikan (Olsa, Sulastri, & Anas 2018). Bahwa pengetahuan Ibu

merupakan salah satu faktor penyebab kejadian stunting pada balita.

Penelitian lain dilakukan oleh (Nadhiroh, Siti Rahayu; Ni’mah 2010), Ibu

yang memiliki pengetahuan kurang ternyata terbanyak tidak pernah

mendapatkan informasi (Rahmandlani, 2019) Ibu dengan pengetahuan yang

kurang baik berisiko meningkatkan 3,27 kali lebih besar kejadian stunting

jika dibandingkan dengan pengetahuan ibu yang baik (Kusumawati dkk,

2015).

2.4.3. Sintesa Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala proses tahu yang didapatkan dari

pendidikan, pengalaman maupun dari infromasi yang didapatkan. Dalam hal

ini pengetahuan yang baik dapat mendorong perilaku sesorang menjadi

lebih baik. Indikator dalam penelitian ini adalah tahu, yaitu bentuk-bentuk

pertanya yan meilaht seberapa tahu seseorang mengenai hal tersebut.

2.5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan perilaku pencegahan stunting

2.5.1. Pengertian Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010) mendefinisikan dukungan keluarga

merupakan sikap dan tindakan sebagai respon keluarga kepada anggota


28

keluarganya dalam bentuk dukungan infomasi, penilaian, instrumental dan

emosional. Dukungan keluarga merupakan perhatian dari anggota keluarga

terhadap anggotanya dalam bentuk informasi verbal, saran, bantuan nyata,

perilaku dan emosional pada penerima sehingga anggota keluarga merasa

senang dan puas. Dukungan keluarga merupakan dorongan berupa bantuan,

perhatian, penghargaan, atau kepedulian yang didapatkan dari satu ikatan

individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah. Dukungan keluarga

merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan suatu

masalah. Apabila ada dukungan, maka rasa percaya diri akan bertambah dan

morivasi untuk menghadapi masalah yang akan terjadi akan meningkat.

2.5.2. Bentuk dan Fungsi Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan yaitu (Harnilawati,

2013):

1. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi

koping yang dapat digunakan dalam mengahadapi stressor. Dukungan ini

juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang

positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat

diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi

pengharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat,


29

persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan

positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu.

2. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti

pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata

(Instrumental support material support), suatu kondisi dimana benda

atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk

didalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau

meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan

pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit

ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah.

Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan

mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai

sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.

3. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung

jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,

memberikan nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa

yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi

dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan

tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang

mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan

masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed


30

back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun

informasi dan pemberian informasi.

4. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara

emosiaonal, sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi

mengurangi perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai.

Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa

dicintai, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang

menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga

menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat (Harnilawati,

2013)

2.5.3. Sintesa Dukungan Keluarga

Berdasarkan uraian diatas dukungan keluarga adalah adalah sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya dengan cara

mendukung, memotivasi dan selalu menemani agar anggota keluarga dapat

menerima dan dapat mengatasi masalahnya dengan baik. Dukungan

keluarga bertujuan untuk membantu seseorang dalam

mencapai tujuannya atau mengatasi masalah seseorang pada situasi tertentu,

dan menyadari bahwa dirinya dicintai dan diperhatikan, dihargai dan

dihormati. Dalam hal kesehatan dukungan keluarga berperan dalam

mendukung, memotivasi dan menemani pasien untuk melaksanakan dan

mematusi anjuran kesehatan yang di berikan. Indikator dalam penenlitian

ini adalah dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan


31

informasional, dukungan emosional.

2.6. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Perilaku Pencegahan

Stunting

2.6.1. Pengertian Peran

Peran adalah suatu pemetakan pikiran atau mind mapping yang di

kembangkan agar bisa memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan

menggunakan otak kanan dan kirinya secara simultan (Suhartatik, 2020).

Tenaga kesehatan sebagai pendidik harus mampu untuk mendidik dan

mengajarkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, serta tenaga

kesehatan lain sesuai dengan tanggung jawabnya. Tenaga kesehatan sebagai

pendidik berupaya untuk memberikan pendidikan atau penyuluhan

kesehatan kepada klien dengan evaluasi yang dapat meningkatkan

pembelajaran. Peran bidan berpengaruh positif terhadap dukungan keluarga.

sikap dan perilaku petugas kesehatan akan mempengaruhi keluarga dan

lingkungan sosial yang akan memperkuat seseorang dalam bertindak

(Marini, 2018).

2.6.2. Peran dan Upaya Tenaga Kesehatan

Dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2016, Tenaga kesehatan

memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu


32

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara

sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum

(Undang-Undang Republik Indonesia, 2014)

Dicantumkan dalam buku Bustami tentang Mutu Pelayanan

Kesehatan bahwa terdapat banyak upaya-upaya kesehatan yang dilakukan

tenaga medis dalam hal menciptakan masyarakat yang sehat, antara lain

menurut Levey dan Loomba, jenis dan bentuk dari pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh tenaga medis kepada pasien adalah dengan

memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang

dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan(Kondoy,

Posumah and Londa, 2017).

1. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan

kegiatan yang bersifat promosi kesehata.

2. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan

terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

3. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau

pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal

mungkin.
33

4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau

serangkaiankegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam

masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat

yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin

sesuai dengan kemampuannya.

2.6.3. Sintesa Peran Tenaga Kesehatan

Berdasarkan uraian diatas peran tenaga kesehatan adalah suatu

kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada

masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat berupa kegiatan

promosi kesehatan, pengobatan, dan lain sebagainya. indikator penilaian

dalam variabel peran tenaga kesehatan ini adalah promotif (promosi

kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan/penyembuhan)

dan rehabilitatif (pemulihan).


BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI
KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Teori

Faktor (Predisposisi)
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. pendapatan

in (Enabling)
umber atau fasilitas Perilaku Pencegahan
ti Bidan, Dokter, Stunting Pada Wanita Usia
smas Sarana, dll. Subur

ng (Reinforcing)

sehatan / Penyuluh
yarakat

Gambar 3.1 Kerangka Teori Lawrence Green


Berdasarkan pendekatan Lawrence Green dalam Notoadmojo (2007)

34
35

3.2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan pendoman untuk penelitian dan

menunjukan hubungan antara variable indenpenden dan dependen, dimana

masing-masing variable tersebut sudah dapat diukur oleh peneliti. Ada

beberapa yang berhubungan dalam mempengaruhi prilaku pencegahan

stunting. Dapat dilihat pada kerangka teori yang terdapat pada bab II.

Pengetahuan

Dukungan Keluarga Perilaku Pencegahan


Stunting Pada Wanita
Usia Subur

Dukungan Tenaga
Kesehatan

Gambar 3.2 Kerangka konsep penelitian


36

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen merupakan variable yang

mempengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas pada

penelitian ini adalah pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga

kesehatan.

3.3.2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah variable yang

dipengaruhi oleh variabel bebas (Notoatmodjo, 2010). Variabel terikat pada

penelitian ini adalah terhadap prilaku pencegahan stunting pada pasangan

usia subur.

3.4. Definisi Operasional

Penelitian definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel

dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional

sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna

penelitian (Notoatmodjo, 2012).


34

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Definisi Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Konsep Operasional Ukur
Perilaku Respon untuk melakukan Tindakan yang telah Mengisi Kuisioner Hasil dari Ordinal
Pencegahan pencegahan penyakit dilakukan ibu mulai dari Kuisioner penelitian ini
Stunting stunting (Notoatmodjo, awal kehamilan sampai anak setelah
2011). berumur 2 tahun yang dilakukan uji
berhubuungan dengan normalitas data
stunting. didapatkan
Indikator dalam perilaku sebaran data
adalah : tidak normal
Menerima, merespon, maka
menghargai dan betanggung dikategorikan
jawab. 1. Kurang baik,
jika nilai <
median (16)
2. Baik, jika
nilai ≥ median
(16)

1)
Pengetahuan Hasil penginderaan Segala sesuatu Mengisi Kuisioner Hasil dari Ordinal
manusia, atau hasil tahu yang diketahui oleh ibu Kuisioner penelitian ini
seseorang terhadap objek tentang perilaku pencegahan setelah
melalui indera yang stunting. dilakukan uji
dimilikinya (mata, hidung, Indikator : normalitas data
telinga, dan sebagainya) 1. Tahap Tahu (Pertanyaan didapatkan
Notomodjo (2010:50). Mengenai Stunting) sebaran data
1. tidak normal
maka
35

dikategorikan
1. Kurang baik,
jika nilai <
median (10)
2. Baik, jika
nilai ≥ Median
(10)

Dukungan Sikap dan tindakan sebagai Segala sikap dan Tindakan Mengisi Kuisioner Hasil dari
Keluarga respon keluarga kepada yang memberi dukungan Kuisioner penelitian ini Ordinal
anggota keluarganya dalam kepada ibu dalam setelah
bentuk dukungan infomasi, pencegahan stunting. dilakukan uji
penilaian, instrumental dan Indikator : normalitas data
emosional.Menurut 1. Dukungan penilaian didapatkan
Friedman (2010) 2. Dukungan instrumental sebaran data
3. Dukungan Informasional tidak normal
4. Dukungan emosional. maka
dikategorikan
1. Kurang baik,
jika nilai <
median (18)
2. Baik, jika
nilai ≥ median
(18)

Dukungan Dukungan tenaga kesehatan Dukungan yang diberikan Mengisi Kuisioner Hasil dari Ordinal
Tenaga Kesehatan adalah kenyamanan fisik kepada ibu dalam Kuisioner penelitian ini
dan psikologis, perhatian, pencegahan stunting, baik setelah
penghargaan, maupun berupa motivasi maupun dilakukan uji
bantuan dalam bentuk edukasi. normalitas data
lainnya yang diterima Indikator didapatkan
36

individu dari tenaga 1.Promotif(promosi kesehatan) sebaran data


kesehatan. Dukungan 2.Preventif (pencegahan) tidak normal
tenaga kesehatan dapat 3.Kuratif (penyembuhan) maka
berwujud dukungan 4.Rehabilitatif (pemulihan) dikategorikan
emosional, penghargaan, 1. Kurang baik,
instrumental, dan jika nilai <
informasi. (Windari, Dewi, Mean (9)
Siswanto, 2017) 2. Baik, jika
nilai ≥ Median
(9)
36

3.5. Hipotesis

Hipotesis dari peneilitan ini:

1. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku

pencegahan stunting pada wanita usia subur di wilayah Desa Setia Mekar.

2. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap perilaku

pencegahan stunting pada wanita usia subur di wilayah Desa Setia Mekar.

3. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan terhadap

perilaku pencegahan stunting pada wanita usia subur di wilayah Desa Setia

Mekar.
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan penelitian survey analitik

dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) dimana data yang

berkaitan dengan variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan secara

simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun

Selatan Kabupaten Bekasi. Dan Posyandu yang berada di wilayah desa,

penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2020 - Februari

2021.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi target

Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang

memiliki bayi usia 0 sampai 24 bulan di wilayah Desa Setia Mekar. Data

yang kami dapat dari Bidan Koordinator stunting ada 675 WUS yang

memiliki anak usia 0-24 bulan.

37
38

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan kharateristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini yang menjadi

sampel adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang memiliki bayi usia 0 sampai

24 bulan di wilayah Desa Setia Mekar. Pengambilan sampel ini dilakukan

secara Simple Random Sampling.

2. Kriteria Inklusi

a) WUS yang menetap di wilayah desa setia mekar

b) WUS yang memiliki bayi usia 0-24 bulan

c) WUS yang bersedia menjadi responden

3. Kriteria Eksklusi

a) WUS yang memiliki baduta menderita sakit infeksi/kronis saat

penelitian

b) WUS yang memiliki baduta dengan kelainan kongenital

c) Riwayat bayi lahir rendah (< 2500 gram)

4. Besar sampel

Pemilihan sample dilakukan dengan menggunakan sample acak

(purposive sampling) dengan menggunakan rumus Slovin.

Keterangan:

n = ukuran sampel
39

N = ukuran populasi

e = Prosentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan

dalam pengambilan sampel

n= N

1+N.e2

n= 675

1+675(10%)2
=
87,096
=
88 orang

4.4. Etika Penelitian

4.4.1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent adalah pernyataaan kesediaan dari responden untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Lembar Informed Consent berisi

penjelasan mengenai penelitian yang dilakukan, ujuan penelitian, tata cara

penelitian, manfaat yang diperoleh responden, dan resiko yang mungkin

terjadi. Pernyataan dalam lembar Informed Consent dan mudah dipahami

sehingga responden tahu bagaimana penelitian ini dijalankan. Calon

responden yang bersedia, maka mengisi dan menandatangani lembar

Informed Consentsecara sukarela (Notoatmodjo, 2010).

4.4.2. Anonymity (tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data, tetapi cukup mencantumkan tanda tangan pada lembar

persetujuan sebagai responden, untuk mengetahui keikutsertaan


40

responden. Peneliti memberikan atau mencantumkan kode pada lembar

kuesioner (Notoatmodjo, 2010).

4.4.3. Confidentialy (kerahasiaan)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya pada orang lain. Oleh sebab

itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas responden (Notoatmodjo, 2012).

4.4.4. Ethical Cleareance (Kelayakan Etik)

Ethical Clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang

diberikan oleh Komisi Etik Penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk

hidup yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan

setelah memenuhi persyaratan tertentu.

4.5. Pengumpulan Data

4.5.1. Sumber Data

Sumber sata pada penelitian ini adalah data primer. Data primer

adalah data yang didapat dari responen langsung. Data primer pada

penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi langsung oleh responden

yang meliputi karakteristik responden, aspek pengetahuan, dukungan

keluarga, aspek dukungan tenaga kesehatan, dan aspek upaya pencegahan

stunting.
41

4.6. Alat Pengumpulan Data

4.6.1. Uji Validitas

Menurut Arikonto, Validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrument atau alat yang valid /sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah

instrument atau alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrument/alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran mengenai variabel yang

dimaksud (Taniredja, 2014).

Instrumen yang valid berarti menyatakan alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) adalah valid. Valid artinya instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harusnya diukur

(Sugiyono, 2016).

Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas setiap pertanyaan

angket, teknik uji yang digunakan adalah kolerasi Product Moment. Skor

setiap pertanyaan yang diiuji validitasnya dikolerasikan dengan skor total

seluruh pertanyaan dengan rumus berikut ini:


42

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

∑X : Jumlah skor item

∑Y : Skor total seluruh pertanyaan

n : Jumlah responden uji coba

Arikunto dalam Riyanto (2013) menjelaskan untuk mengetahui

apakah nilai kolerasi tiap-tiap pertanyaan tersebut signifikan, maka perlu

dilihat r table dan r hitung. Dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar

dari r tabel dan nyatakan tidak valid jika r tabel lebih besar dari r hitung

dengan tingkat kemaknaan 5% (Riyanto, 2013).

Uji validitas ini dilaksanakan pada bulan 23 Januari 2021 dengan

sampel 30 orang di Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan

Kabupaten Bekasi dengan membagikan kuesioner sehingga mendapatkan

hasil dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Uji Validitas


Kuisioner R Hitung R Tabel
Pengetahuan (X1)
Pertanyaan 1 0,236 0,361
Pertanyaan 2 0,249 0,361
Pertanyaan 3 0,347 0,361
Pertanyaan 4 0,703 0,361
Pertanyaan 5 0.743 0,361
43

Pertanyaan 6 0,375 0,361


Pertanyaan 7 0,578 0,361
Pertanyaan 8 0,499 0,361
Pertanyaan 9 0,448 0,361
Pertanyaan 10 0,220 0,361
Pertanyaan 11 0,765 0,361
Pertanyaan 12 0,252 0,361
Pertanyaan 13 0,443 0,361
Pertanyaan 14 0,662 0,361
Pertanyaan 15 0,175 0,361
Pertanyaan 16 0,538 0,361
Pertanyaan 17 0,252 0,361
Pertanyaan 18 0,608 0,361
Pertanyaan 19 0,189 0,361
Pertanyaan 20 0,124 0,361
Dukungan Keluarga (X2)
Pertanyaan 1 0,669 0,361
Pertanyaan 2 0,481 0,361
Pertanyaan 3 0,414 0,361
Pertanyaan 4 0,706 0,361
Pertanyaan 5 0,874 0,361
Pertanyaan 6 0,669 0,361
Pertanyaan 7 0,809 0,361
Pertanyaan 8 0,495 0,361
Pertanyaan 9 0,743 0,361
Pertanyaan 10 0,598 0,361
Pertanyaan 11 0,615 0,361
Pertanyaan 12 0,598 0,361
Pertanyaan 13 0,598 0,361
Pertanyaan 14 0,669 0,361
Pertanyaan 15 0,658 0,361
Pertanyaan 16 0,656 0,361
Pertanyaan 17 0,650 0,361
Pertanyaan 18 0,618 0,361
Pertanyaan 19 0,328 0,361
Pertanyaan 20 0,809 0,361
Dukungan Tenaga Kesehatan (X3)
Pertanyaan 1 0,116 0,361
Pertanyaan 2 0,278 0,361
Pertanyaan 3 0,730 0,361
Pertanyaan 4 0,651 0,361
Pertanyaan 5 0,559 0,361
Pertanyaan 6 0,730 0,361
Pertanyaan 7 0,060 0,361
Pertanyaan 8 0,510 0,361
Pertanyaan 9 0,109 0,361
Pertanyaan 10 0,656 0,361
Pertanyaan 11 0,060 0,361
44

Pertanyaan 12 0,881 0,361


Pertanyaan 13 0,284 0,361
Pertanyaan 14 0,414 0,361
Pertanyaan 15 0,801 0,361
Upaya Pencegahan Stunting (Y)
Pertanyaan 1 0,046 0,361
Pertanyaan 2 0,853 0,361
Pertanyaan 3 0,739 0,361
Pertanyaan 4 0,510 0,361
Pertanyaan 5 0,721 0,361
Pertanyaan 6 0,342 0,361
Pertanyaan 7 0,407 0,361
Pertanyaan 8 0,567 0,361
Pertanyaan 9 0,578 0,361
Pertanyaan 10 0,767 0,361
Pertanyaan 11 0,508 0,361
Pertanyaan 12 0,536 0,361
Pertanyaan 13 0,450 0,361
Pertanyaan 14 0,469 0,361
Pertanyaan 15 0,567 0,361
Pertanyaan 16 0,365 0,361
Pertanyaan 17 0,723 0,361
Pertanyaan 18 0,117 0,361
Pertanyaan 19 0,151 0,361
Pertanyaan 20 0,410 0,361

Berdasarkan hasil validitas untuk kuisioner perilaku pencegahan

stunting di Desa Mangun Jaya, untuk variabel pengetahuan (X1) pertanyan

yang valid adalah no 4,5,6,7,8,9,11,13,14,16 dan 18 untuk variabel

dukungan keluarga (X2) pertanyaan yang valid adalah no 1,2,3,4,5,6,7,8,

9,10,11,12,13,14,15,16,17,18 dan 20, untuk variabel dukungan tenaga

kesehatan (X3) pertanyaan yang valid adalah no 3,4,5,6,8,10,12,14, dan 15,

sedangkan untuk variabel upaya pencegahan stunting (Y) pertanyaa yang

valid adalah no 2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17 dan 20. Dikatakan

valid karena dari tabel “Corrected Item-Total Correlation”semuanya lebih


45

dari nilai R tabel yaitu 0,361. Nilai R tabel sebesar 0,361 didapat dari tabel

R untuk jumlah sampel 30 dengan menggunakan taraf significan 95%.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas penelitian merupakan ketepatan atau keajekan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapan pun alat penilaian

tersebut akan digunakan akan memberikan hasil yang relative sama. Uji

reliabilitas dapat dilakukan dengan cara tes ulang (retest), yaitu dengan cara

penggunaan intrumen penelitian tersebut terhadapsubjek yang sama,

dilakukan dalam waktu yang berlainan (Taniredja, 2014).

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama (Sugiyono, 2016).

Pertanyaan yang sudah dilakukan uji reliabilitas dengan cara

membandingkan r table dengan r hitung. Jika r hitung adalah alpha yang

terletak di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% maka setiap

pertanyaan/pernyataan kuesioner dikatakan valid, jika r alpha lebih besar

dari konstanta, maka pertanyaan/pernyataan tersebut reliable. Teknik uji

reliabilitas yang digunakan dengan koefisien Realibilitas Alpha Cronbach,

yaitu:

Keterangan :
46

R 11: Reliabilitas Instrument

K : Benyaknya Butir Pertanyaan

: Jumlah Varians Butir

: Varians Total

Berdasarkan hasil reliabilitas untuk kuesioner kepatuhan dikatakan

reliabel karena dari tabel “Reliability Statistics” nilai pada kolom

“Cronbach‟s Alpha” lebih dari 0,70 dan lebih dari nilai R tabel yaitu 0,361.

Nilai tersebut untuk nilai X1 adalah 0,774 > 0,361, untuk nilai X2 adalah

0,923 > 0,361, untuk nilai X3 adalah 0,749 > 0,361, dan untuk nilai Y

adalah 0,843 > 0,361. Nilai R tabel sebesar 0,361 didapat dari tabel R untuk

jumlah sampel 30 dengan menggunakan taraf significan 95%.

4.7. Metode Pengolahan Data

4.7.1. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010), Langkah-langkah pengolahan data

adalah sebagai berikut:

1) Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir

atau kuesioner tersebut. Memastikan apakah sudah lengakap, dalam

artian semua kuesioner sudah terisi. Memastikan apakah jawaban atau

tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca. Memastikan

apakah jawaban relevan dengan pertanyaan dan memastikan jawaban-

jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban yang lain.


47

2) Coding

Merupakan kegiatan pengkodean dimana mengubah data yang

berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Peneliti

memberi kode pada:

a) Pengetahuan

Mengetahui: Kode 1

Kurang mengetahui: 0

b) Dukungan Keluarga

Mendukung: Kode 1

Kurang mendukung: Kode 0

c) Dukungan Tenaga Kesehatan

Mendukung: Kode 1

Kurang mendukung: Kode 0

d) Prilaku terhadap upaya pencegahan stunting

Positif: Kode 1

Kurang Positif: Kode 0

3) Data Entry

Merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah dilakukan

pengkodean kedalam program komputer SPSS. Dalam memasukkan

data peneliti menggunakan program SPSS versi 22.

4) Tabulating

Yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan peneliti. Sebelumdilakukan tabulasi akan dilakukan


48

pengkategorian variabel penelitian terlebih dahulu. Variabel penelitian

pada penelitian ini adalah pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan

tenaga kesehatan, prilaku terhadap upaya pencegahan stunting.

Variabel pengetahuan, dukungan keluarga dan dukungan tenaga

kesehatan dikategorikan menjadi 2, yaitu mendukung dan kurang

mendukung. Sedangkan variabel terhadap prilaku pencegahan stunting

pada pasangan usia subur dikategorikan menjadi 2, yaitu positif dan

kurang positif.

4.8. Analisis Data

Data Menurut Notoatmodjo (2010) analisis data bertujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan yaitu mengetahui hubungan

variabel. Analisis data pada penelitian ini melalui prosedur bertahap, antara

lain:

4.8.1. Analisis Univariat

Analisis Univariat Analisis data yang dilakukan untuk

mendeskripsikan variabel yang diteliti yaitu perilaku pencegahan stunting,

pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan dengan

tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentase dari variabel

yang diteliti. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dikarenakan jumlah responden


49

dalam kategori besar atau > 50 responden (Sugiyono, 2013). Berikut

rekapitulasi hasil uji normalitas:

Variabel P Keterangan
Value
Perilaku Pencegahan Stunting 0,000 Tidak Normal

Pengetahuan

Pengetahuan 0,000 Tidak Normal

Dukungan Keluarga 0,000 Tidak Normal

Dukungan Tenaga Kesehatan 0,000 Tidak Normal

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test Variabel

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test

menunjukkan kelima variabel memiliki nilai p-value=0,000<0,05 sehingga

dapat diasumsikan bahwa data tidak berdistribusi normal. Maka pembagian

kategori variabel pengeta huan dan peran petugas kesehatan berdasarkan

median, karena mean digunakan untuk data yang hasil uji normalitasnya

normal (Sharma dan Jain, 2014)

4.8.2. Analisis Bivariat


50

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel untuk mengetahui

adanya hubungan antara variable bebas dan variable terikat. Dari data yang

diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik yaitu uji

korelasi Chi Square dengantingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Selain

diketahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel, dalam uji korelasi ini

juga akan diketahui kekuatan korelasi (r) dan diketahui juga arah korealsi

yaitu positif (+) atau negatif (-). Dikatakan ada hubungan yang bermakna

jika nilai p < 0,05 dan tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua

variabel jika p > 0,05 (Notoatmodjo, 2012).

4.9. Prosedur Penelitian

Rencana jalannya penelitian melalui beberapa tahapan, yaitu:

1) Tahap Persiapan

Pada tahapan ini peneliti menentukan masalah penelitian dan

melakukan konsultasi dengan pembimbing untuk menentukan judul

penelitian. Kemudian peneliti mengurus surat ijin untuk melakukan

studi pendahulan. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan

melakukan pengkajian data di Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi,

Puskesmas Setia Mekar, dan Desa Setia Mekar. Kemudian menentukan

waktu pelaksanaan penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan penelitian

antara lain:
51

a) Mengurus surat ijin penelitian di Dinas Kesehatan Kab Bekasi,

Puskesmas Setia Mekar, dan Desa Setia Mekar.

b) Melakukan uji validitas dan reliabilitas di Desa Setia Mekar pada

88 responden.

c) Melakukan penelitian Desa Setia Mekar, dengan memberikan

kuesioner kepada responden yang datang ke Posyandu binaan

Desa Seia Mekar dan telah memenuhi kriteria. Pengisisan

kuesioner diawali dengan meminta responden untuk mengisi

lembar persetujuan menjadi responden, selanjutnya responden

diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner, dan diminta

untuk mengisi kuesioner penelitian. Untuk mengurangi terjadinya

kesalahan dalam pengisian kuesioner, saat mengisi kuesioner setiap

responden didampingi oleh peneliti dan asisten peneliti yang

berjumlah 1 orang. Setelah selesai mengisi kuesioner, responden

diminta untuk mengumpulkan kuesioner dan peneliti memeriksa

kelengkapan jawaban responden. Peneliti melakukan pengumpulan

data selama 1 minggu di Desa Setia Mekar sampai mencukupi

jumlah responden yang telah ditentukan yaitu 88 responden.

3) Tahap Penyelesaiana.

a. Pengolahan data hasil penelitian

b. Penyusunan laporan skripsi.

c. Konsultasi dengan pembimbing

d. Ujian hasil skripsi


52

e. Perbaikan hasil skripsi

f. Pengumpulan hasil skripsi.


BAB V
GAMBARAN AREA PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum

Desa Setia Mekar Berdiri merupakan hasil pemekaran dari Desa

Kedung Jati, Yang sekarang Dikenal dengan Desa Jatimulya pada tahun

1978.

Mengingat wilayahnya masih cukup luas dan dan pertumbuhan

penduduknya cukup pesat. Maka pada tahun 1983, Desa Setia Mekar

dimekarkan kembali menjadi dua desa yaitu Desa Setia Mekar dan Aren

Jaya. Pemberian nama Desa Setia Mekar dapat diartikan “ Desa yang senang

akan kesetiaan dan Pertumbuhan” Sesuai namanya: SETIA Berarti: Tidak

berpaling Kepada yang lain Dan MEKAR Berarti : Tumbuh sehingga pada

masyarakatnya terliahat secara kasat mata bahwa Masyarakat Desa Setia

Mekar senang akan pertumbuhan dan pembangunan. Sebagai Contoh

Jumlah penduduk yangselalu meningkat, jumlah sarana pendidikan

(Sekolah) dari tingkat SD sampai dengan SLTA yang telah berdiri, ruas

jalan yang mencapai 95% Telah di Beton/ Cor.

52
53

5.2. Maksud dan Tujuan

1. Meningkatan taraf hidup dalam segi struktur dan intar struktur sehingga

meningkatkan Perekonomian masyarakat Desa Setia Mekar.

2. Menjadikan Desa Setia Mekar Menjadi Desa Bersih,indah, sehat dan

tertib sehingga layak menjadi Desa Percontohan.

5.3. Visi dan Misi

“Masyarakat bersih dan sehat mampu mengembangkan dan

meningkatkan sumber daya manusia yang Uanggul dan Agamis”

5.4. Misi

1. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Bagi Seluruh

Unsur Masyarakat

2. MemBerdayakan Seluruh Lapisab Masnyarakat dalam neningkatkan

Kebersihan< keindahan, dan ketertiban (K3)

3. Upanya Pemerataan Memperoleh pendidikan formal sampai dengan

sekolah Tingkat atas (SLTA) Bagi Masnyarakat Ekonomi lemah

4. Meningkatkan sumberdaya Manusia seluruh Aparatur Pemerintahan

Desa Dalam Bidang Managemen Pemeritahan dan Pelayanan

Masyarakat

5. Pembinaan Generasi muda yang Kreatif dan berkualitas sehingga

menjadi generasi yang Unggul

6. Mendorong percepatn untuk mendapatkan peluang kerja secara

berkesinambungan dan menyeluruh bagi masnyarakat Desa Setia

Mekar.
54

7. Kesejahteraan dan rasa keharmonisan antar Aparat Pemerintah Desa

dan Masyarakat

8. Mengembangkan Komunikasi dua arah yang efisien

9. Menggalang dan meningkatkan persatuan dan Kesatuan Masyarakat

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

5.5. Keadaan Umum Wilayah Desa Setia Mekar

a. Batas Wilayah Desa

Letak Batas Desa/Kelurahan Ketarangan


Sebelah Utara Desa Karang Sartia Kec. Tambun Utara
Sebelah Timur Desa Mangun Jaya Kec. Tambun Selatan
Sebelah Selatan Desa Jati Mulya Jalan Raya Negara
Sebelah Barat Kel. Aren Jaya Kota Bekasi

b. Luas wilaya Desa Menurut Penggunaanya


NO Penggunaan Luas ( Ha)
1 Pemukiman
a. Pemukiman KPR-BTN 118
b. Pemukiman Umum 159

2 Untuk Bangunan
a. Perkantoran 12
b. Sekolah 12
c. Pertokoan 19
d. Pasar 3
e. Tempat peribadatan(Masjid, Musholah, 14
Gereja)
f. Kuburan/ Makam 2
g. Jalan 9
h. Lain-lain 7,8

3 Pertanian Sawah
a. Pertanian Teknis (irigasi) 7,9
b. Sawah Tadah Hujan 0.3

4 Rekreasi dan Olah Raga


55

a. Lapangan Sepak Bola 2


b. Lapangan Bola Volly/basket 0,1
c. Lain-lain
Jumlah Luas Seluruhnya 365.362
56

BAB VI
HASIL PENELITIAN

6.1. Analisis Univariat

6.1.1. Kejadian Perilaku Pencegahan Stunting

Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Stunting Pada Wanita


Usia Subur di Desa Setia Mekar

Perilaku Pencegahan
F Persentase%
Stunting
Kurang Baik 31 35.2
Baik 57 64.8
Total 88 100
Sumber Data: Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel 6.1 diatas menunjukkan bahwa dari

keseluruhan responden yang diteliti (88 orang), responden yang

memiliki perilaku pencegahan stunting kurang baik sebanyak 31

orang (35.2%) dan responden yang memiliki perilaku pencegahan

stunting baik sebanyak 57 orang (64.8%).

6.1.2. Pengetahuan

Tabel 6.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan


di Desa Setia Mekar

Pengetahuan F Persentase%
Kurang Baik 26 29.5
Baik 62 70.5
Total 88 100
Sumber data : Pengolahan SPSS
57

Berdasarkan tabel 6.2 diatas menunjukkan bahwa dari

keseluruhan responden yang diteliti (88 orang), responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 26 orang (29.5%), dan

responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 62 orang

(70.5%).

6.1.3. Dukungan Keluarga

Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga


di Desa Setia Mekar

Dukungan Keluarga F Persentase%


Kurang Mendukung 20 22.7
Mendukung 68 77.3
Total 88 100
Sumber data : Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel 6.3 diatas menunjukkan bahwa dari

keseluruhan responden yang diteliti (88 orang), responden yang

mendapatkan dukungan keluarga kurang mendukung sebanyak 20

orang (22.7%) dan yang mendapatkan dukungan keluarga

mendukung sebanyak 68 orang ( 77.3%).

6.1.4. Dukungan Tenaga Kesehatan

Tabel 6.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga


Kesehatan di Desa Setia Mekar

Dukungan Tenaga
F Persentase%
Kesehatan
Kurang Mendukung 29 33
Mendukung 59 67
Total 88 100
Sumber data : Pengolahan SPSS
58

Berdasarkan tabel 6.4 diatas menunjukkan bahwa dari

keseluruhan responden yang diteliti (88 orang), responden yang

menyatakan mendapatkan dukungan tenaga kesehatan kurang

mendukung sebanyak 29 orang (33%) dan responden yang

menyatakan mendapatkan dukungan tenaga kesehatan yang

mendukung sebanyak 59 orang (67%).

6.2. Analisis Bivariat

6.2.1. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Stunting Pada

Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020

Tabel 6.5 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Stunting


Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020
Perilaku Pencegahan Stunting
Kurang
Pengetahuan Baik Total P– OR
Baik
value 95%
F % F % F %
Kurang Baik 14 16 12 13.6 26 29.6 Lower Upper
Baik 17 19.3 45 51.1 62 70.4  0.018 3.088  1.192 7.999
Total 31 35.3 57 64.7 88 100
Sumber data : Pengolahan SPSS

Hasil penelitian pada table 6.5 di atas, didapatkan bahwa responden

yang memiliki pengetahuan kurang baik dan berperilaku kurang baik

terhadap pencegahan stunting sebanyak 14 orang (16%), responden yang

memiliki pengetahuan baik dan berperilaku kurang baik terhadap

pencegahan stunting sebanyak 17 orang (19.3%), sedangkan responden

yang memiliki pengetahuan kurang baik dan berperilaku baik terhadap

pencegahan stunting sebanyak 12 orang (13.6%), dan responden yang

memiliki pengetahuan baik dan berperilaku baik terhadap pencegahan


59

stunting sebanyak 45 orang (651.1%). Dengan nilai p-value sebesar 0,018 <

nilai α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan terhadap perilaku pencegahan stunting pada wanita usia subur

di Desa Setia Mekar. Didapatkan nilai OR = 3.088 artinya responden yang

memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 3.988 kali untuk

melaksanakan perilaku pencegahan stunting di banding responden dengan

pengetahuan kurang baik.

6.2.2. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan

Stunting Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun 2020

Tabel 6.6 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan


Stunting Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar Tahun
2020
Perilaku Pencegahan Stunting
Dukungan Kurang
Baik Total P– OR
Keluarga Baik
value 95%
F % F % F %
Kurang
11 12.5 9 10.2 20 22.7 Lower Upper
Mendukung 0,035 2.933
Mendukung 20 22.8 48 54.5 68 77.3  
1.054 8.166
Total 31 35.3 57 64.7 88 100
Sumber Data : Pengolahan SPSS

Hasil penelitian pada Tabel 6.6 di atas, didapatkan bahwa responden

yang menyatakan mendapatkan dukungan keluarga yang kurang mendukung

berperilaku kurang baik terhadap pencegahan stunting sebanyak 11 orang

(12.5%) dan responden yang menyatakan mendapatkan dukungan keluarga

yang mendukung dan berperilaku kurang baik terhadap pencegahan stunting

sebanyak 20 orang (22.8%), sedangkan responden yang menyatakan

mendapatkan dukungan keluarga yang kurang mendukung dan berperilaku


60

terhadap pencegahan stunting sebanyak 9 orang (10.2%) dan responden

yang menyatakan mendapatkan dukungan keluarga yang mendukung dan

berperilaku baik terhadap pencegahan stunting sebanyak 48 orang (54.5%).

Dengan nilai p- value sebesar 0,035 < nilai α (0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan kerluarga terhadap

perilaku pencegahan stunting pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar.

Didapatkan nilai OR = 2.933 artinya responden yang mendapatkan

dukungan keluarga yang mendukung mempunyai peluang 2.933 kali untuk

melaksanakan perilaku pencegahan stunting di banding responden dengan

dukungan keluarga yang kurang mendukung.

6.2.3. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku

Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Mekar Setia

Mekar Tahun 2020

Tabel 6.7 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku


Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Mekar
Setia Mekar Tahun 2020

Perilaku Pencegahan Stunting


Dukungan Kurang
Baik Total P– OR
Keluarga Baik
value 95%
F % F % F %
Kurang
17 19.3 12 13.6 29 32.9 Lower Upper
Mendukung 0,001 4.554
Mendukung 14 16 45 51.1 59 67.1  
1.758 11.795
Total 31 35.3 57 64.7 88 100
Sumber Data : Pengolahan SPSS
61

Hasil penelitian pada Tabel 6.7 di atas, didapatkan bahwa responden

yang menyatakan mendapatkan dukungan tenaga kesehatan yang kurang

mendukung dan berperilaku kurang baik terhadap pencegahan stunting

sebanyak 17 orang (19.3%) dan responden yang menyatakan mendapatkan

dukungan tenaga kesehatan yang mendukung dan berperilaku kurang baik

terhadap pencegahan stunting sebanyak 14 orang (16%), sedangkan

responden yang menyatakan mendapatkan dukungan tenaga kesehatan

kurang mendukung dan berperilaku baik terhadap pencegahan stunting

sebanyak 12 orang (13.6%) dan responden yang menyatakan mendapatkan

dukungan tenaga kesehatan yang mendukung dan berperilaku baik terhadap

pencegahatan stunting sebanyak 45 orang (51.1%). Dengan nilai p-value

sebesar (0,001) < nilai α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku pencegahan

stunting pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar. Didapatkan nilai OR =

4.554 artinya responden yang mendapatkan dukungan tenaga kesehatan

yang mendukung mempunyai peluang 4.554 kali untuk melaksanakan

perilaku pencegahan stunting di banding responden dengan dukungan

tenaga kesehatan yang kurang mendukung.


BAB VII
PEMBAHASAN

7.1. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti masih menemukan berbagai

keterbatasan, adapun beberapa keterbatasan penelitian yaitu:

1. Peneliti kesulitan mengajak responden wanita usia subur yang

membawa Anak untuk mengisi kuisioner saat posyandu.

2. Peneliti kesulitan menjangkau responden saat mengisi kuisioner

dirumah, dan hasil kuisioner belum kembali kepada peneliti.

3. Desain penelitian pada penelitian ini adalah korelasi hanya mengetahui

ada atau tidak hubungan antar variabel, dan tidak bisa mengetahui

seberapa besar pengaruh, membuat ramalan, atau implikasi.

4. Variabel yang diteliti pada penelitian ini terbatas univariat dan bivariat

hanya bisa menghubungkan antar variabel yang diteliti dan belum

mengunakan analisis multivariat.

5. Sampel pada penelitian ini berjumlah 88 dari 675 orang masyarakat di

di Desa Setia Mekar, sehingga belum bisa menggambarkan secara

keseluruhan.
63

7.2. Pembahasan Univariat

7.2.1. Perilaku Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur

Berdasarkan tabel 6.1 diatas menunjukkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti (88 orang), responden yang memiliki perilaku

pencegahan stunting kurang baik sebanyak 31 orang (35.2%) dan responden

yang memiliki perilaku pencegahan stunting baik sebanyak 57 orang

(64.8%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nur Afiah Ismy dan

Marjan Wahyuni (2019) tentang Hubungan Perilaku Orang Tua dengan

Kejadian Stunting pada Balita di RT 08, 13 dan 14 Kelurahan Mesjid

Kecamatan Samarinda Sebrang 2019 dimana didapatkan hasil bahwa

responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 42 orang (53,2%) dan

yang memiliki perilaku kurang baik sebanyak 37 orang (46,8%) (Ismy and

Wahyuni, 2019)

Perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan aktivitas yang

memengaruhi proses perhatian, pengamatan, pikiran, daya ingat dan fantasi

seseorang. Meskipun perilaku adalah totalitas respons, namun semua

respons sangat tergantung pada karakteristik individual. Faktor-faktor yang

membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda-beda disebut sebagai

determinan perilaku (Adliyani, 2015).

Berdasarkan Notoatmodjo (2014) perilaku kesehatan merupakan

segala aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati secara

langsung (observable) maupun yang tidak dapat diamati secara langsung


64

oleh orang lain (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini pada garis

besarnya dikelompokan menjadi dua, yakni : perilaku sehat (Health

Behavior) yang merupakan perilaku orang yang sehat agar tetap sehat atau

kesehatannya meningkat dan perilaku pencarian kesehatan (Health Seeking

Behavior) yang merupakan perilaku orang yang sakit atau telah terkena

masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan

masalah kesehatanya (Darmawan, 2015).

Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green

(1991) dalam Nursalam (2014), kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes)

dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes) (Nursalam, 2014).

Sementara faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga faktor

yakni : faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi umur,

pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling

Factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas

kesehatan, dan faktor penguat (Reinforcing Factors) yang terwujud dalam

dukungan yang diberikan oleh keluarga maupun tokoh masyarakat

(Notoatmodjo, 2014).
65

7.3. Analisis Bivariat

7.2.1. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaki Pencegahan Stunting Pada

Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar

Berdasarkan penelitian terhadap 88 orang responden, didapatkan

bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dan berperilaku

kurang baik terhadap pencegahan stunting sebanyak 14 orang (16%),

responden yang memiliki pengetahuan baik dan berperilaku kurang baik

terhadap pencegahan stunting sebanyak 17 orang (19.3%), sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dan berperilaku baik

terhadap pencegahan stunting sebanyak 12 orang (13.6%), dan responden

yang memiliki pengetahuan baik dan berperilaku baik terhadap pencegahan

stunting sebanyak 45 orang (651.1%). Dengan nilai p-value sebesar 0,018 <

nilai α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan terhadap perilaku pencegahan stunting pada wanita usia subur

di Desa Setia Mekar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Putik Silvia Anggreini,

dkk (2020) tentang Hubungan Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

Puskesmas tentang Gizi Seimbang terhadap Perilaku Pemenuhan Gizi Balita

dimana Hasil analisis menunjukkan pengetahuan ibu (P=0,047) yang artinya

ada hubungan antara Pengetahuan tentang gizi seimbang terhadap Perilaku

pemenuhan gizi balita (Anggraeni, Munawaroh and Ciptiasrini, 2020).


66

Hal ini sesuai dengan penelitian mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam dirinya terjadi

proses yang berurutan yakni : Awarnes (kesadaran) yaitu orang tersebut

menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu, Interest

yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus, Evaluation yaitu menimbang –

nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, Trial yaitu orang

telah mulai mencoba perilaku baru dan Adoption yaitu subjek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

terhadap stimulus. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan (Anggraeni, Munawaroh and Ciptiasrini,

2020).

Faktor yang menjadi penyebab masih adanya balita dengan masalah

kesehatan terkait gizi ini Secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

dari hal dalam mengkonsumsi makanan dan kesehatan seseorang. Dalam

mengkonsumsi makanan meliputi zat gizi yang terdapat dalam makanan

tersebut, ada tidaknya pemberian makanan selain yang diberikan dari

keluarga, daya beli keluarga dan kebiasaan saat makan. Sedangkan faktor

kesehatan dapat meliputi pemeliharaan kesehatan seseorang, lingkungan

fisik dan sosial individu (Anggraeni, Munawaroh and Ciptiasrini, 2020).


67

Menurut Mugianti, dkk (2018) salah satu hal yang menjadi faktor

terjadinya stunting terhadap balita adalah tingkat pengetahuan keluarga

mengenai asupan gizi dan tingkat pendidikan dari orang tua yang

mempengaruhi pola pikir. Dalam Olsa, dkk (2017) orang tua memiliki peran

penting dalam memenuhi gizi balita karena balita masih membutuhkan

perhatian khusus dalam perkembangannya, lebih khususnya peran seorang

ibu sebagai sosok yang paling sering bersama dengan balita. Jika seorang

ibu memiliki pengetahuan yang baik tentunya akan mempengaruhi sikap

yang baik juga dalam pemenuhan gizi balita (Harikatang et al., 2020).

Menurut asumsi peneliti, masyarakat yang memiliki pengetahuan yang

baik membuat seseorang bersikap baik. Berkat pengetahuan yang dimiliki

seseorang dapat mengenali dan menguasai dan mengolah berbagai hal

sehingga dapat menarik kesimpulan mengenai berbagai hal. Saat seseorang

memiliki pengetahuan yang baik, maka pola pikir seseorang akan terbuka,

dia akan tahu mana yang baik dan tidak baik, tahu akan pentingnya gizi dan

bahaya stunting, sehingga dapat mempengaruhi dalam berperilaku dan dapat

mencegaha terjadinya stunting.

Di Desa Setia Mekar salah satu yang perlu dilakukan dalam proses

penambahan pengetahuan tentang pencegahan stunting adalah dengan

mengadakan promosi kesehatan baik secara individu maupun kelompok

menganai pentingnya Gizi dan dampak kekurangan gizi kepada masyarakat

sehingga didapat masyarakat yang berperilaku baik dalam pencegahan

stunting yaitu dengan pemeuhan gizi seimbang.


68

7.2.2. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Pencegahan

Stunting Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar

Beradsarkan penelitian yang dilakukan kepada 88 responden,

didapatkan bahwa responden yang menyatakan mendapatkan dukungan

keluarga yang kurang mendukung berperilaku kurang baik terhadap

pencegahan stunting sebanyak 11 orang (12.5%) dan responden yang

menyatakan mendapatkan dukungan keluarga yang mendukung dan

berperilaku kurang baik terhadap pencegahan stunting sebanyak 20 orang

(22.8%), sedangkan responden yang menyatakan mendapatkan dukungan

keluarga yang kurang mendukung dan berperilaku terhadap pencegahan

stunting sebanyak 9 orang (10.2%) dan responden yang menyatakan

mendapatkan dukungan keluarga yang mendukung dan berperilaku baik

terhadap pencegahan stunting sebanyak 48 orang (54.5%). Dengan nilai p-

value sebesar 0,035 < nilai α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan antara dukungan kerluarga terhadap perilaku pencegahan

stunting pada wanita usia subur di Desa Setia Mekar.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria Yosephina

Mulia, dkk (2018) yaitu berdasarkan hasil uji koefisien parameter antara

dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam pencegahan stunting pada

balitanya di Puskesmas Nanga Mau menunjukan pengaruh langsung sebesar

19,66%, sedangkan untuk pengaruh tidak langsung antar dukungan keluarga

terhadap perilaku ibu dalam pencegahan stunting pada balitanya di

Puskesmas Nanga Mau melalui motivasi ibu sebesar 11,48%. Nilai T-


69

Statistic sebesar 2,579292 dan signifikan pada α = 5%. Nilai T-Statistic

tersebut > (1,96). Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa

pengaruh langsung dukungan keluarga lebih besar nilainya dibandingkan

dengan pengaruh tidak langsung dan signifikan ada pengaruh yang positif

dari kedua variabel tersebut (Wulandari and Kusumastuti, 2020).

Berdasarkan penelitian Nurul Latifah, dkk (2018) didapatkan hasil

penelitian bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwaada hubungan yang

signifikanantara dukungan keluarga dengan status gizi pada balita p value =

0,002.Hal ini menunjukkan bahwa semakin optimal dukungan keluarga

maka semakin baik pula status gizi balita. Dukungan keluarga menjadikan

keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga

akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan

(Latifah, Susanti and Haryanti, 2018).

Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green

faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga faktor yakni : faktor

predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi umur, pekerjaan,

pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling Factors)

yang terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesehatan, dan

faktor penguat (Reinforcing Factors) yang terwujud dalam dukungan yang

diberikan oleh keluarga maupun tokoh masyarakat (Notoatmodjo, 2014).


70

Menurut Effendy (2009), dukungan keluarga adalah sikap atau

tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa

dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan

dukungan emosional. Menurutnya, dukungan keluarga sangat penting

karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan sebagai

penerimaan asuhan keperawatan. Maka dari itu keluarga begitu berperan

dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang

sakit, apabila dalam keluarga tersebut salah satu anggota keluarganya ada

yang sedang mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga

akan terpengaruhi. Jadi, dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap

anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikan (Wulandari and Kusumastuti, 2020).

Berdasarkan Arisman (2013) keluarga mempunyai peranan penting

dalam perawatan balita, karena keluarga merupakan agen sosial yang akan

mempengaruhi tumbuh kembang balita, sehingga status gizi balita tidak

akan terlepas dari lingkungan yang merawat dan mengasuhnya. Menurut

Nurdiansyah (2011) orangtua terutama ibu, yang dominan dalam merawat

dan mengasuh balita seperti dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan

oleh peran serta dan dukungan penuh dari keluarga (Latifah, Susanti and

Haryanti, 2018).
71

Menurut asumsi peneliti dukungan keluarga berperan penting dalam

perilaku kesehatan terutama ibu yang dominan dalam merawat dan

mengasuh balita/anak seperti dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan

oleh peran serta dan dukungan penuh dari keluarga. Pemberian dukungan

keluarga ini sangat diperlukan oleh anggota keluarga terutama dibutuhkan

oleh orangtua balita selama perawatan balita/anak, di sinilah peran anggota

keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat. Karena

saat adanya dukungan keluarga maka seseorang yang menghadapi persoalan

merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain

yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati dan

empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini dapat membuat ibu

menjadi lebih baik dalam berperilaku terutama dalam pencegahan stunting.

Di Desa Setia Mekar salah satu tindakan yang perlu dilakukan untuk

hadirnya dukungan keluarga yang mendukung wanita usia subur dalam

pencegahan stunting adalah dengan melakakukan promosi kesehatan kepada

semua keluarga, tidak hanya kepada ibu. Dimana dijelaskan kepada semua

keluarga akan pentingnua pemenuhan gizi dan dampak kekurangan gizi,

sehingga dapat berperilaku baik dan mencegah terjadinya stunting.


72

7.2.3. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku

Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar

Berdasarkan penelitian terhadap 88 orang responden, didapatkan

bahwa responden yang menyatakan mendapatkan dukungan tenaga

kesehatan yang kurang mendukung dan berperilaku kurang baik terhadap

pencegahan stunting sebanyak 17 orang (19.3%) dan responden yang

menyatakan mendapatkan dukungan tenaga kesehatan yang mendukung dan

berperilaku kurang baik terhadap pencegahan stunting sebanyak 14 orang

(16%), sedangkan responden yang menyatakan mendapatkan dukungan

tenaga kesehatan kurang mendukung dan berperilaku baik terhadap

pencegahan stunting sebanyak 12 orang (13.6%) dan responden yang

menyatakan mendapatkan dukungan tenaga kesehatan yang mendukung dan

berperilaku baik terhadap pencegahatan stunting sebanyak 45 orang

(51.1%). Dengan nilai p-value sebesar (0,001) < nilai α (0,05). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan

terhadap perilaku pencegahan stunting pada wanita usia subur di Desa Setia

Mekar.

Hal ini sesuai dengan penelitian Heni Wulandari dan Istiana

Kusumastuti yaitu Berdasarkan hasil uji koefisien parameter antara peran

bidan terhadap perilaku ibu dalam pencegahan stunting pada balitanya di

Puskesmas Nanga Mau menunjukkan pengaruh langsung sebesar 16,70%.

Nilai T-Statistic sebesar 3,676008 dan signifikan pada α = 5%. Nilai T-

Statistic tersebut > (1,96). Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dijelaskan
73

bahwa pengaruh langsung peran bidan lebih besar nilainya dibandingkan

dengan pengaruh tidak langsung dan signifikan ada pengaruh yang positif

dari kedua variabel tersebut (Wulandari and Kusumastuti, 2020).

Berdasarkan Penelitian Era Nurisa Windari (2017) didapatkan hasil

penelitian yaitu variabel independen yaitu dukungan tenaga kesehatan dan

variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif yang diukur menggunakan

kuesioner. Pada penelitian ini didapatkan p=0,000 (< 0,05) dan ratio

prevalen sebesar 10,5 hal ini berarti ibu yang mendapat dukungan tenaga

kesehatan kurang mempunyai kemungkinan untuk tidak memberikan ASI

eksklusif 10,5 kali lebih besar dari pada ibu yang mendapat dukungan

tenaga kesehatan baik (Windari, Dewi and Siswanto, 2017) .

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ariska Tri Hapsari

(2018), menurutnya hasil analisis multivariat, variabel keterpaparan

program pencegahan merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap

perilaku pencegahan penyakit dengan Odds Ratio sebesar 11,237 dan nilai p

0,023. Peran tenaga kesehatan dalam keterpaparan terhadap program

pencegahan penyakit kepada masyarakat sangat penting untuk merubah

perilaku masyarakat dalam mencegah penyakit di daerah penelitian.

Diperlukan strategi dan upaya untuk menurunkan prevalensi kejadian

penyakit dengan melibatkan masyarakat melalui program pemberdayaan

(Wulandari and Kusumastuti, 2020).


74

Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green

faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga faktor yakni : faktor

predisposisi (Predisposing Factors) yang meliputi umur, pekerjaan,

pendidikan, pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin (Enabling Factors)

yang terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke fasilitas kesehatan, dan

faktor penguat (Reinforcing Factors) yang terwujud dalam dukungan yang

diberikan oleh keluarga maupun tokoh masyarakat (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Potter dan Perry bahwa macam-macam peran tenaga

kesehatan (dokter, bidan, perawat, dan lain-lain) adalah sebagai

komunikator. Komunikator adalah orang yang memberikan informasi

kepada orang yang menerimanya. Peran tenaga kesehatan lainnya adalah

sebagai motivator, motivator adalah orang yang memberikan motivasi

kepada orang lain. Peran terakhir yaitu sebagai fasilitator, fasilitator adalah

orang atau badan yang memberikan kemudahan dalam menyediakan

fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan. Peran inilah yang

mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang (Wulandari and

Kusumastuti, 2020).

Berdasarkan asumsi peneliti dukungan tenaga kesehatan berperan

dalam memotivasi dan memberikan edukasi kepada seseorang. Tenaga

kesehatan sebagai pendidik harus mampu untuk mendidik dan mengajarkan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, serta tenaga kesehatan lain

sesuai dengan tanggung jawabnya. Tenaga kesehatan sebagai pendidik

berupaya untuk memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada


75

klien dengan evaluasi yang dapat meningkatkan pembelajaran sehingga

Peran inilah yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang sehingga

dapat berperilaku baik dan dapat melaksanakan pemenuhan gizi secara baik

dan mencegah terjadinya stunting.

Di Desa Setia Mekar salah satu tindakan yang dapat dilakukan tenaga

kesahatan adalah memberikan dukungan kepada masyarakar dan wanita usia

subur dengan cara memotivasi, memberikan edukasi dan mengarahkan

masyarakat dan wanita usia subur untuk berperilaku sehat dan memenuhi

kebutuhan gizi seimbang sehingga dapat mencegah terjadinya stunting pada

anak.
BAB VIII
PENUTUP

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan,

Dukungan Keluarga, Dan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku

Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Setia Mekar Tahun

2020” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari keseluruhan responden yang di terliti (88 orang), responden yang

memiliki perilaku pencegahan stunting kurang baik sebanyak 31 orang

(35.2%) dan responden yang memiliki perilaku pencegahan stunting baik

sebanyak 57 orang (64.8%). Responden yang memiliki pengetahuan

kurang baik sebanyak 26 orang (29.5%), dan responden yang memiliki

pengetahuan baik sebanyak 62 orang (70.5%). Responden yang

mendapatkan dukungan keluarga kurang mendukung sebanyak 20 orang

(22.7%) dan yang mendapatkan dukungan keluarga yang mendukung

sebanyak 68 orang (77.3%). Responden yang mendapatkan dukungan

tenaga kesehatan kurang mendukung sebanyak 29 orang (33.7) dan yang

mendapatkan dukungan tenaga kesehatan yang mendukung sebanyak 59

orang (67%).
77

2. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan Terhadap Perilaku

Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Setia Mekar

Tahun 2020, dengan nilai p- value sebesar 0,018< nilai α (0,05) dan nilai

OR = 3.088.

3. Ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga terhadap Terhadap

Perilaku Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Setia

Mekar Tahun 2020, dengan nilai p- value sebesar 0,035< nilai α (0,05)

dan nilai OR = 2.933.

4. Ada hubungan bermakna antara dukungan tenaga kesehatan Terhadap

Perilaku Pencegahan Stunting Pada Wanita Usia Subur Di Desa Setia

Mekar Tahun 2020, dengan nilai p- value sebesar 0,001 < nilai α (0,05)

dan nilai OR = 4.554

8.2. Saran

1. Bagi Masyarakat atau Wanita Usia Subuh di Desa Setia Mekar:

a. Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan dalam upaya perilaku

pencegahan stunting

b. Mengimplementasikan tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan

dimulai dari masa kehamilan hingga bayi usia 0 sampai dengan 24

bulan

c. Diharapkan kepada keluarga terutama ibu dapat memberikan asupan

gizi yang adekuat sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya

stunting balita
78

2. Bagi Tenaga Kesehatan di Desa Setia Mekar

a. Bagi tenaga Kesehatan baik Bidan desa maupun Kader dapat

mendukung dan memotivasi dengan melakukan upaya pendampingan

kepada Ibu dan keluarga sejak masa kehamilan agar Ibu selalu bisa

memberika ASI Ekslusif selama 6 bulan, dan melanjutkn pemberian

ASI hingga 24 bulan.

b. Membina kader-kader posyandu untuk bisa memberikan Komunikasi,

Informasi dan Edukasi (KIE) penyuluhan mengenai stunting, pola

asuh ibu, pengetahuan gizi, serta kebersihan lingkungan.

c. Memberikan KIE kepada seluruh keluarga mengenai pemenuhan gizi

dan pencegahan stunting, sehingga anggota keluarga akan saling

mendukung dan membantu.

d. Menambah pengetahuan ibu dan keluarga dengan melakukan promosi

kesehatan baik personal maupun kelompok dengan menampilkan

gambar/video.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan bagi peneliti selanjunya dapat melakukan penelitian

analisa multivariat yang juga dapat mempengaruhi perilaku dalam

pencegahan stunting.

b. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

lanjutan menyeluruh pada masyarakat di Desa Setia Mekar yang

belum diteliti seperti faktor genetik, sanitasi lingkungan, dan pola

asuh dari orang tua.


DAFTAR PUSTAKA

Adliyani, Z. O. N. (2015) ‘Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup Sehat’,


Perubahan Perilaku Dan Konsep Diri Remaja Yang Sulit Bergaul Setelah
Menjalani Pelatihan Keterampilan Sosial, 4(7), pp. 109–114.
Anggraeni, P. S., Munawaroh, M. and Ciptiasrini, U. (2020) ‘Hubungan
Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana Puskesmas tentang Gizi Seimbang
terhadap Perilaku Pemenuhan Gizi Balita’, Ilmiah Kebidanan Indonesia,
10(4), pp. 188–195.
Astuti, S. and Megawati, G. (2018) ‘Gerakan Pencegahan Stunting Memalui
Pemberdayaan Masyarakat di Kecematan Jatinangor Kabupaten Sumedang’,
7(3), pp. 185–188.
Darmawan, A. A. K. N. (2015) ‘Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Kunjungan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di
Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat’, Dunia Kesehatan, 5,
pp. 29–39.
Harikatang, M. R. et al. (2020) ‘Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
kejadian balita stunting di satu kelurahan di tangerang’, Jurnal Mutiara
Ners, 3(2), pp. 76–88. Available at:
http://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1178.
Harnilawati (2013) Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka As Salam.
Ismy, N. A. and Wahyuni, M. (2019) ‘Hubungan Perilaku Orang Tua dengan
Kejadian Stunting pada Balita di RT 08 , 13 dan 14 Kelurahan Mesjid
Kecamatan Samarinda Sebrang 2019’, Borneo Student Research, 1, pp.
301–306. Available at:
http://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/issue/view/23.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) ‘Warta Kesmas - Cegah
Stunting Itu Penting’, Warta Kesmas, 02, pp. 1–27.
Kondoy, E. A., Posumah and Londa, V. Y. (2017) ‘Peran Tenaga Medis Dalam
Pelaksanaan Program Universal Coverage Di Puskesmas Bahu Kota
Manado’, Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga
petani, 3(046).
Latifah, N., Susanti, Y. and Haryanti, D. (2018) ‘Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Status Gizi Pada Balita’, Jurnal Keperawatan, 10(1), pp. 68–74.
Notoatmodjo, S. (2014) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam (2014) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Riyanto, A. (2013) Kapita selekta kuesioner: pengetahuan dan sikap dalam
penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Suhartatik, T. (2020) IMPLEMENTASI PERAN SUPAK GORONG DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA. Malang:
Ahlimedia Book.
Taniredja (2014) Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia (2014) ‘Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan’, Undang-Undang
Republik Indonesia, (1).
Windari, E. N., Dewi, A. K. and Siswanto (2017) ‘Pengaruh Dukungan Tenaga
Kesehatan Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sisir Kelurahan Sisir Kota Batu’, Journal of Issues in Midwifery, 1(2549–
6581), pp. 1–18.
Wulandari, H. W. and Kusumastuti, I. (2020) ‘Pengaruh Peran Bidan, Peran
Kader, Dukungan Keluarga dan Motivasi Ibu terhadap Perilaku Ibu dalam
Pencegahan Stunting pada Balitanya’, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(02), pp.
73–80. doi: 10.33221/jikes.v19i02.548.
Warta Kesmas. (2019) ' Gizi Seimbang, Presentasi Gemilang' di
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/
Warta-Kesmas-Edisi-1-2019_1357.pdf
Yadika, A. D. N., Berawi, K. N. and Nasution, S. H. (2019) ‘Pengaruh Stunting
terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar’, Jurnal Majority,
8(2), pp. 273–282.
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Izin Balasan Penelitian
Lampiran 3 Kuesioner

KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DUKUNGAN
TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN
STUNTING PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SETIA MEKAR
TAHUN 2020

Perkenalkan, saya Farhani Yuliana bersama peneliti dari STIKES Indonesia


Maju. Responden yang diharapkan mengikuti penelitian ini adalah Ibu yang
memiliki bayi usia 0-24 bulan di Desa Setia Mekar. Penelitian ini bermanfaat
untuk mengetahui Upaya Perilaku Ibu dalam Mencegah Stunting. Selain itu,
manfaat untuk responden adalah sebagai gambaran untuk mengevaluasi
kemandirian dalam merawat anak stunting pada usia baduta. Saya akan
membagikan kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai Hubungan Pengetahuan,
Dukungan Keluarga, Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Pecegahan
Stunting pada Wanita Usia Subur di Desa Setia Mekar. Saya akan memaparkan
informasi mengenai penelitian ini, kemudian menanyakan kesediaan Saudara
untuk berpartisipasi. Berikut gambaran mengenai penelitian ini:

 Waktu yang Saudara perlukan untuk mengisi angket ini adalah sekitar 15 menit
yang akan dipandu oleh enumerator.
 Partisipasi Saudara sifatnya sukarela dan Saudara berhak menolak untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu. Saudara juga bebas menentukan
apakah Saudara akan terus mengikuti proses dalam penelitian ini atau tidak.
Saudara dapat memillih untuk menghentikannya kapan saja.
 Identitas pribadi (seperti nama maupun nomor telepon) yang Saudara berikan
untuk penelitian ini bersifat rahasia dan tidak akan kami publikasikan. Hanya
pengolah data dalam penelitian ini yang akan memiliki akses terhadap
keterangan tersebut.
 Setelah pengisian kuesioner selesai, Saudara akan mendapatkan souvenir
sebagai tanda terimakasih atas kesediaannya menjadi responden dalam
penelitian ini.
 Jika Saudara memiliki pendapat atau masalah tentang keterlibatan Saudara,
silahkan hubungi Farhani Yuliana, No. HP 085219337178.

Demikian informasi mengenai penelitian ini, apakah ada yang ingin Saudara
tanyakan? Jika tidak, kami akan meminta persetujuan Saudara untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Setelah mendengar penjelasan tentang penelitian ini, saya
menyatakan bersedia dimintai keterangan pada kegiatan penelitian ini sampai
selesai dan bersedia dihubungi kembali apabila ada data yang memerlukan
koreksi.
Maka dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama lengkap
: ................................................................................................
No. Telepon/HP
: ................................................................................................
Berdasarkan informasi yang telah disampaikan, apakah Saudara setuju untuk ikut
serta dalam penelitian ini?
□ Ya □ Tidak
Bekasi, .........................2021
Pembuat pernyataan

( ____________________ )
Kuesioner
Hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Dukungan Tenaga
Kesehatan Terhadap Perilaku Upaya Perilaku Pecegahan Stunting Di
Desa Setia Mekar
Tahun 2020

Petunjuk : Isilah atau pilih sesuai dengan data diri anda


1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. No. Hp :
5. Usia Anak :
6. Pendidikan : ( ) SD/Sederajat ( ) SMA/Sederajat
( ) SMP/Sederajat ( ) Perguruan Tinggi
( ) Lainnya
7. Pekerjaan : ( ) PNS ( ) Petani
( ) TNI/Polri ( ) Buruh
( ) Wiraswasta ( ) Karyawan swasta
( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Lainnya
8. Apakah Anda rutin membawa Anak Anda ke Posyandu tiap bulannya?
( ) Ya ( ) Tidak
9. Berapakah Berat Badan (BB) Bayi Anda saat ini? …… kg
10. Berapakah Tinggi Badan (TB) Bayi Anda saat ini?........ cm

A. Perilaku Pencegahan Stunting


Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan dibawah ini
dengan (√) yang dianggap paling sesuai.
Kuesioner ini digunakan untuk mengukur perilaku dalam mencegah stunting
yang Anda lakukan.
Ya: Jika Mengetahui / Mendukung
Tidak: Jika Tidak Mengetahui / Tidak Mendukung
No Pertanyaan Ya Tidak
Upaya Perilaku Pencegahan Stunting
Apakah Ibu memenuhi kebutuhan gizi selama masa
1. kehamilan seperti karbonhidrat, protein, lemak, dan
mineral?
Apakah Ibu saat hamil, melakukan pemeriksaan
2.
kehamilan sedikitnya 4 kali selama hamil?
Apakah saat masa kehamilan Ibu mengkonsumsi
3.
tablet penambah darah (zat besi)?
Apakah saat hamil Ibu memantau kenaikan berat
4.
badan Ibu dan Janin?
Apakah Ibu selalu melakukan konseling kepada
5.
Bidan/Dokter saat dimasa kehamilan?
Apakah saat persalinan Ibu ditolong oleh
6.
Bidan/Dokter terlatih?
Apakah setelah persalinan Ibu melakukan Inisiasi
7.
Menyusu Dini (IMD) kepada Bayi baru lahir?
Apakah Ibu memberikan ASI Ekslusif sampai Bayi
8.
berusia 6 bulan?
Apakah Ibu memberikan Imunisasi saat bayi usia 0-
9.
3 bulan, seperti HB0, Polio, BCG?
Apakah ibu memberikan MP ASI mulai umur bayi
10.
6 bulan?
Apakah ibu memberikan MP ASI yang terdiri dari
11. karbohidrat, protein hewani, protein nabati,
sayuran, dan buah-buahan?
Apakah ibu memberikan makanan bayi mulai dari
12. makanan lumat, lembek, dan biasa? Misal (bubur
bayi-nasi tim-nasi biasa)
Apakah Bayi Ibu mendapatkan Vitamin A di Bulan
13. Februari dan Agustus di Posyandu / Pelayanan
Kesehatan lainnya?
Apakah Bayi Anda melengkapi imunisasi dasar
lengkap seperti:
Hepatitis B (HB-0),
BCG usia anak 1 Bulan,
DPT, HB, HIB 2, 3, dan 4 bulan,
Polio 1,2,3, dan 4 bulan dan
Campak usia 9 bulan,
Apakah Ibu selalu melakukan penimbangan dan
14. pengukuran pada Bayi di Posyandu atau fasilitas
Kesehatan lainnya setiap bulannya?
15. Apakah Ibu segera membawa Bayi Ibu jika sakit?

16. Apakah ibu di rumah mempunyai jamban sendiri?

17. Apakah sebelum makan dan setelah buang air besar


selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun?
18. Apakah Ibu selalu menjaga kebersihan Kuku?

19. Apakah Ibu Merokok?

Aspek Pengetahuan
1. Menurut Ibu apa itu stunting?
a. Tinggi badan lebih rendah daripada anak seusianya
b. Gangguan pertumbuhan berat badan
c. Gangguan pertumbuhan lebih tinggi dari usianya
d. Benar semua
e. Salah semua
2. Menurut Ibu, dampak stunting adalah?
a. Tumbuh kembangnya terganggu
b. Lincah/gesit
c. Tidak mudah sakit
d. Menjadi Cerdas
e. Tidak tahu
3. Bagaimana cara mencegah stunting?
a. Asupan gizi yang baik, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Mengkonsumsi kopi
c. Mengkonsumsi jajanan warung
d. Mengkonsumsi makanan manis
e. Anak kurang vitamin dan mineral
4. Apakah yang dimaksud dengan IMD?
a. Bayi langsung dibiarkan menyusu sendiri segera setelah lahir
selama 1 jam
b. Menyusui bayi ketika ibu benar-benar siap mau memberikan ASI
c. Menyusui bayi setelah bayi diberikan susu formula untuk
latihan menghisap
d. Menyusui setelah Ibu sudah bersih
e. Tidak tahu
5. Apakah yang tidak termasuk manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?
a. Meningkatkan imunitas Bayi
b. Memperkuat ikatan Ibu dan Bayi
c. Membantu keberhasilan permberian ASI Ekslusif
d. Membuat ASI susah keluar
e. Mengurangi Perdarahan
6. Sampai usia berapakah bayi diberi ASI saja?
a. 3 bulan
b. 6 bulan
c. 12 bulan
d. 24 bulan
e. Tidak tahu
7. Makanan yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan adalah?
a. Hanya ASI saja
b. Pisang
c. Bubur saring
d. Madu
e. Air Putih
8. Kapan waktu yang baik bayi diberikan makanan tambahan?
a. Setelah bayi berusia 1 bulan
b. Setelah bayi berusia 3 bulan
c. Setelah bayi berusia 6 bulan
d. Setelah bayi berusia 9 bulan
9. Saat usia bayi lebih dari 6 bulan pertumbuhan bayi akan lebih cepat
jika?
a. Diberi vitamin
b. ASI tanpa makanan tambahan
c. Makanan pendamping saja tanpa diberi ASI
d. ASI dan Makanan Pendamping ASI (MPASI), pemberian sesuai
usia Bayi
e. ASI dan buah saja
10. Makanan yang bergizi adalah?
a. Makanan yang mengenyangkan
b. Makanan yang mengandung makanan karbohidrat, protein, lemak
dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
c. Makanan yang mengandung pengawet
d. Makanan cepat saji
11. Makanan yang bukan termasuk sumber dari karbonhidrat adalah?
a. Daging
b. Beras
c. Ubi
d. Singkong
e. Jagung
12. Apakah yang akan terjadi pada bayi jika tidak mendapatkan gizi yang
cukup adalah?
a. Kekurangan gizi
b. Sering rewel
c. Tidak ada pengaruhnya
d. Tumbuh besar sehat
e. Aktif
13. Setiap berapa lama sebaiknya bayi dan balita ditimbang di posyandu?
a. Setiap 3 bulan sekali
b. Setiap 1 kali sebulan
c. Setiap 12 bulan sekali
d. Hanya 1 kali setelah persalinan
e. Tidak pernah timbang
14. Sebutkan Imunisasi dasar lengkap?
a. BCG, DPT+Polio, Campak
b. HB0, BCG, DPT+Polio, Campak
c. Cukup HB0 dan Campak
d. HB0, BCG dan Polio 1, DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), (DPT-HB-
Hib 2 dan Polio 3), (DPT-HB-Hib 3, Polio 4), Campak
e. Belum Tahu
15. Seorang anak yang terhambat penyerapan nutrisi dalam tubuh,bisa
disebabkan karena?
a. Gizi kurang
b. Cacingan
c. Kegemukan
d. Diare
e. Demam, batuk, pilek
16. Bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar?
a. Air bersih cukup
b. Air bersih dan sabun
c. Air apa saja bisa digunakan
d. Air sisa cuci piring
e. Hanya lap tissue
17. Apakah ada akibat yang terjadi bila menggunakan air tanpa dimasak?
a. Tidak tahu
b. Ada. Akan menimbulkan penyakit diare
c. Tidak ada
d. Jadi cacingan
e. Jadi batuk, flu, demam
18. Kapan kita membersihkan tempat penampungan air bersih?
a. Seminggu sekali
b. Dua minggu sekali
c. Sebulan sekali
d. Bila ingat saja
19. Darimanakah ibu memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari?
a. Air hujan
b. Sumur pompa
c. Sungai
d. Mata Air
e. PAM
20. Apakah pentingnya melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi
Keluarga?
a. Menghemat keuangan keluarga
b. Menyembuhkan penyakit didalam keluarga
c. Menjaga keluarga agar tetap sehat tehindar dari penyakit
d. Menjaga keluarga harmonis
e. Menjaga keselamatan keluarga
Aspek Dukungan Keluarga
Apakah selama kehamilan Anda di temani
1. Suami/Anggota keluarga lainnya untuk periksa
kehamilan?
2. Apakah Suami Anda selalu mengingatkan untuk
mengkonsumsi makanan bergizi selama kehamilan?
Apakah Suami/Anggota Keluarga lainnya
3. memberikan dukungan untuk pergi melakukan
kontol kehamilan di Pelayanan Kesehatan min. 4x
untuk pemeriksaan kehamilan?
4. Apakah Suami Anda selalu mengingatkan untuk
minum tablet tambah darah?
5. Apakah Suami Anda selalu memantau
perkembangan janin selama kehamilan?
Saat persalinan. Apakah Suami/Anggota keluarga
6. lainnya mendukung untuk bersalin di fasilitas
pelayanan Kesehatan?
7. Apakah Suami Anda mendukung dalam melakukan
IMD (Inisiasi Menyusu Dini)?
8. Apakah Suami/Anggota Keluarga lainnya
mendukung Bayinya untuk diberikan vaksin
lengkap sesuai anjuran pemerintah yaitu HB0,
BCG, DPT, POLIO, dan Campak?
9. Apakah Suami/Anggota Keluarga mendukung Bayi
diberikan ASI Ekslusif?
Apakah Suami/Anggota Keluarga mendukung Bayi
10. diberikan Makan Pendamping Tambahan ASI
setelah usia 6 bulan?
Apakah Suami/Anggota lainnya mengingatkan
11. untuk selalu mebawa bayi Anda untuk di timbang
dan di ukur sebulan sekali di posyandu atau fasilitas
Kesehatan lainnya?
Apakah Suami/Anggota lainnya memberikan
12. perhatian jika Anda mengalami masalah dengan
tumbuh kembang Anak?
13. Apakah Suami/Anggota Keluarga bisa diajak
berkomunikasi dan berinteraksi dengan Anda?
14. Apakah Suami mencukupi dalam memenuhi gizi
Anak Anda?
Apakah Suami/Anggota Keluarga lainnya
15. memberikan saran/arahan untuk menerapkan pola
asuh yang baik?
Apakah Suami/Anggota keluarga lainnya
16. menyediakan waktu untuk melihat perkembangan
Anak Anda?
17. Apakah Suami/Anggota Keluarga selalu
mengingatkan untuk beristirahata cukup?
Apakah Suami/Anggota Keluarga selalu
18. mendengarkan keluhan dan keinginan Anda selama
hamil dan menyusuii?
19. Apakah antar anggota keluarga harmonis?
Apakah Keluarga mendampingi Anda dalam
20. menjalani perawatan selama kehamilan, peralinan,
masa nifas, dan menyusui?
Aspek Dukungan Tenaga Kesehatan
Apakah Petugas Kesehatan datang setiap
1. diadakan penimbangan di Posyandu tempat
Anda?
Apakah Petugas Kesehatan datang setiap
2. diadakan penimbangan di posyandu tempat
Anda?
3. Apakah Petugas Kesehatan/Kader memberikan
Informasi tentang stunting?
Apakah Petugas Kesehatan mendengar keluhan
4. yang Anda sampaikan tentang masalah tumbuh
kembang Anak Anda?
Apakah Petugas Kesehatan/Kader selalu jelas
5. dalam menyampaikan hasil penimbangan, dan
pengukuran dalam KMS di Posyandu?
Apakah Petugas Kesehatan/Kader selalu
6. melakukan monitoring pertumbuhan atau
perkembangan Anak Anda?
Saat masa kehamilan. Apakah Bidan/dokter
7. kandungan selalu memberikan secara detail hasil
pemeriksaan kehamilan?
Setelah persalinan. Apakah Bidan/dokter
8. kandungan menganjurkan untuk IMD (Inisisasi
Menyusi Din)?
Apakah Bidan/dokter Anak selalu mengingatkan
9. untuk menrikn Anda ASI Ekslusif selama 6
bulan?
10. Apakah Petugas Kesehatan/Kader mengingatkan
untuk Imunisasi lengkap pada Anak Anda?
11. Apakah Petugas Kesehatan/Kader di Posyandu
memberikan Vitamin A?
12. Apakah Petugas Kesehatan/Kader di Posyandu
memberikan obat cacing?
Apakah Petugas Kesehatan/Kader selalu
13. memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat?
Apakah Petugas Kesehatan/Kader selalu
14. mengajarkan cara cuci tangan yang baik dan
benar?
15. Apakah di Petugas Kesehatan merujuk jika ada
masalah pada tumbuh kembang Anak Anda?

Terima Kasih atas partisipasinya.


Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations

TOT
X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_1 X1_2 AL_X
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
X1_1 Pearson 1 -,171 -,024 ,111 ,154 ,308 ,230 ,238 -,099 -,509 ,270 -,267 -,024 ,000 -,155 ,218 -,267 ,347 -,408 ,293 ,236
Correlation ** *

Sig. (2- ,366 ,899 ,559 ,416 ,097 ,221 ,206 ,604 ,004 ,149 ,154 ,899 1,00 ,414 ,247 ,154 ,060 ,025 ,116 ,210
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_2 Pearson -,171 1 ,196 ,171 ,347 ,145 -,015 -,320 ,207 ,523 **
-,043 ,523 **
,196 -,069 ,015 -,131 ,196 -,095 ,288 -,175 ,249
Correlation
Sig. (2- ,366 ,299 ,366 ,061 ,444 ,938 ,084 ,272 ,003 ,822 ,003 ,299 ,716 ,935 ,491 ,299 ,618 ,122 ,354 ,184
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_3 Pearson -,024 ,196 1 ,267 ,236 ,067 ,050 ,181 ,050 ,259 ,267 -,111 ,259 ,236 -,184 -,111 ,259 ,208 -,089 ,149 ,347
Correlation
Sig. (2- ,899 ,299 ,154 ,210 ,724 ,792 ,337 ,792 ,167 ,154 ,559 ,167 ,210 ,331 ,559 ,167 ,271 ,640 ,432 ,060
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_4 Pearson ,111 ,171 ,267 1 ,617** ,132 ,428* ,208 ,263 ,024 ,683** ,267 ,024 ,463** ,155 ,267 ,267 ,257 ,117 ,098 ,703**
Correlation
Sig. (2- ,559 ,366 ,154 ,000 ,486 ,018 ,270 ,160 ,899 ,000 ,154 ,899 ,010 ,414 ,154 ,154 ,171 ,539 ,608 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_5 Pearson ,154 ,347 ,236 ,617 **
1 ,048 ,373 *
,289 ,373 *
,000 ,772 **
,471
**
,236 ,400 *
-,056 ,236 ,236 ,489 **
,094 -,126 ,743**
Correlation
Sig. (2- ,416 ,061 ,210 ,000 ,803 ,042 ,122 ,042 1,00 ,000 ,009 ,210 ,029 ,770 ,210 ,210 ,006 ,619 ,505 ,000
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_6 Pearson ,308 ,145 ,067 ,132 ,048 1 ,223 ,302 ,071 ,291 ,132 -,157 ,291 -,095 -,154 ,291 -,157 ,107 ,234 ,030 ,375*
Correlation
Sig. (2- ,097 ,444 ,724 ,486 ,803 ,236 ,105 ,709 ,118 ,486 ,407 ,118 ,617 ,417 ,118 ,407 ,574 ,214 ,875 ,041
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_7 Pearson ,230 -,015 ,050 ,428 *
,373
*
,223 1 ,277 ,148 ,050 ,263 ,050 ,302 ,373 *
,024 ,302 ,302 ,323 ,141 -,067 ,578**
Correlation
Sig. (2- ,221 ,938 ,792 ,018 ,042 ,236 ,138 ,436 ,792 ,160 ,792 ,105 ,042 ,901 ,105 ,105 ,081 ,457 ,723 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_8 Pearson ,238 -,320 ,181 ,208 ,289 ,302 ,277 1 ,277 -,045 ,505** -,045 -,045 ,289 -,129 ,181 -,045 ,508** ,055 ,000 ,499**
Correlation
Sig. (2- ,206 ,084 ,337 ,270 ,122 ,105 ,138 ,138 ,812 ,004 ,812 ,812 ,122 ,498 ,337 ,812 ,004 ,775 1,00 ,005
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_9 Pearson -,099 ,207 ,050 ,263 ,373 *
,071 ,148 ,277 1 ,302 ,428 *
,050 ,302 ,533 **
,024 ,050 -,201 ,010 ,141 -,270 ,448*
Correlation
Sig. (2- ,604 ,272 ,792 ,160 ,042 ,709 ,436 ,138 ,105 ,018 ,792 ,105 ,002 ,901 ,792 ,287 ,956 ,457 ,150 ,013
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson -,509 ,523 **
,259 ,024 ,000 ,291 ,050 -,045 ,302 1 -,218 ,259 ,259 ,000 ,079 -,111 ,259 -,254 ,802 **
-,149 ,220
0 Correlation **

Sig. (2- ,004 ,003 ,167 ,899 1,00 ,118 ,792 ,812 ,105 ,247 ,167 ,167 1,00 ,679 ,559 ,167 ,176 ,000 ,432 ,243
tailed) 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson ,270 -,043 ,267 ,683** ,772** ,132 ,263 ,505** ,428* -,218 1 ,024 ,267 ,617** -,017 ,509** ,024 ,558** -,175 ,098 ,765**
1 Correlation
Sig. (2- ,149 ,822 ,154 ,000 ,000 ,486 ,160 ,004 ,018 ,247 ,899 ,154 ,000 ,928 ,004 ,899 ,001 ,355 ,608 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson -,267 ,523 **
-,111 ,267 ,471 **
-,157 ,050 -,045 ,050 ,259 ,024 1 -,111 ,000 ,079 -,111 ,259 ,208 ,356 -,149 ,252
2 Correlation
Sig. (2- ,154 ,003 ,559 ,154 ,009 ,407 ,792 ,812 ,792 ,167 ,899 ,559 1,00 ,679 ,559 ,167 ,271 ,053 ,432 ,180
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson -,024 ,196 ,259 ,024 ,236 ,291 ,302 -,045 ,302 ,259 ,267 -,111 1 ,471** ,079 ,630** -,111 ,208 -,089 -,149 ,443*
3 Correlation
Sig. (2- ,899 ,299 ,167 ,899 ,210 ,118 ,105 ,812 ,105 ,167 ,154 ,559 ,009 ,679 ,000 ,559 ,271 ,640 ,432 ,014
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson ,000 -,069 ,236 ,463 **
,400
*
-,095 ,373 *
,289 ,533 **
,000 ,617 **
,000 ,471 **
1 ,279 ,471 **
,236 ,342 -,189 ,063 ,662**
4 Correlation
Sig. (2- 1,00 ,716 ,210 ,010 ,029 ,617 ,042 ,122 ,002 1,00 ,000 1,00 ,009 ,136 ,009 ,210 ,064 ,317 ,740 ,000
tailed) 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson -,155 ,015 -,184 ,155 -,056 -,154 ,024 -,129 ,024 ,079 -,017 ,079 ,079 ,279 1 ,342 ,079 ,071 ,169 -,035 ,175
5 Correlation
Sig. (2- ,414 ,935 ,331 ,414 ,770 ,417 ,901 ,498 ,901 ,679 ,928 ,679 ,679 ,136 ,065 ,679 ,710 ,373 ,853 ,354
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson ,218 -,131 -,111 ,267 ,236 ,291 ,302 ,181 ,050 -,111 ,509 **
-,111 ,630 **
,471 **
,342 1 -,111 ,438 *
-,089 ,149 ,538**
6 Correlation
Sig. (2- ,247 ,491 ,559 ,154 ,210 ,118 ,105 ,337 ,792 ,559 ,004 ,559 ,000 ,009 ,065 ,559 ,015 ,640 ,432 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson -,267 ,196 ,259 ,267 ,236 -,157 ,302 -,045 -,201 ,259 ,024 ,259 -,111 ,236 ,079 -,111 1 -,023 ,356 ,149 ,252
7 Correlation
Sig. (2- ,154 ,299 ,167 ,154 ,210 ,407 ,105 ,812 ,287 ,167 ,899 ,167 ,559 ,210 ,679 ,559 ,904 ,053 ,432 ,180
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson ,347 -,095 ,208 ,257 ,489 **
,107 ,323 ,508 **
,010 -,254 ,558 **
,208 ,208 ,342 ,071 ,438 *
-,023 1 -,203 ,217 ,608**
8 Correlation
Sig. (2- ,060 ,618 ,271 ,171 ,006 ,574 ,081 ,004 ,956 ,176 ,001 ,271 ,271 ,064 ,710 ,015 ,904 ,281 ,250 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_1 Pearson -,408 ,288 -,089 ,117 ,094 ,234 ,141 ,055 ,141 ,802 **
-,175 ,356 -,089 -,189 ,169 -,089 ,356 -,203 1 -,120 ,189
9 Correlation *

Sig. (2- ,025 ,122 ,640 ,539 ,619 ,214 ,457 ,775 ,457 ,000 ,355 ,053 ,640 ,317 ,373 ,640 ,053 ,281 ,529 ,317
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1_2 Pearson ,293 -,175 ,149 ,098 -,126 ,030 -,067 ,000 -,270 -,149 ,098 -,149 -,149 ,063 -,035 ,149 ,149 ,217 -,120 1 ,124
0 Correlation
Sig. (2- ,116 ,354 ,432 ,608 ,505 ,875 ,723 1,00 ,150 ,432 ,608 ,432 ,432 ,740 ,853 ,432 ,432 ,250 ,529 ,514
tailed) 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearson ,236 ,249 ,347 ,703 **
,743
**
,375 ,578
* **
,499 **
,448 *
,220 ,765 **
,252 ,443 ,662
* **
,175 ,538 **
,252 ,608 **
,189 ,124 1
AL_X Correlation
1 Sig. (2- ,210 ,184 ,060 ,000 ,000 ,041 ,001 ,005 ,013 ,243 ,000 ,180 ,014 ,000 ,354 ,002 ,180 ,000 ,317 ,514
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations

TOT
X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_1 X2_2 AL_X
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2
X2_1 Pearson 1 -,131 ,557 **
,389 ,553
* **
,630
**
,523 **
,259 ,389 *
,149 ,604 **
,447 *
,447 ,630
* **
,447 ,523
* **
,342 ,447 *
-,089 ,523 **
,669**
Correlation
Sig. (2- ,491 ,001 ,034 ,002 ,000 ,003 ,167 ,034 ,432 ,000 ,013 ,013 ,000 ,013 ,003 ,065 ,013 ,640 ,003 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_2 Pearson -,131 1 -,073 ,294 ,650 **
,196 ,423 *
,196 ,294 ,351 ,247 ,088 ,614 **
,196 ,088 ,135 ,479 **
,088 ,288 ,423 ,481**
*

Correlation
Sig. (2- ,491 ,702 ,115 ,000 ,299 ,020 ,299 ,115 ,057 ,188 ,645 ,000 ,299 ,645 ,478 ,007 ,645 ,122 ,020 ,007
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_3 Pearson ,557 **
-,073 1 -,093 ,308 ,557 **
,473 **
-,062 ,371 *
-,083 ,337 ,415 *
-,083 ,557 **
,415 ,473
* **
,337 -,083 -,050 ,473 **
,414*
Correlation
Sig. (2- ,001 ,702 ,626 ,098 ,001 ,008 ,745 ,043 ,663 ,069 ,023 ,663 ,001 ,023 ,008 ,069 ,663 ,795 ,008 ,023
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_4 Pearson ,389* ,294 -,093 1 ,452* ,389* ,539** ,389* ,792** ,894** ,315 ,447* ,447* ,389* ,224 ,294 ,118 ,671** ,200 ,539** ,706**
Correlation
Sig. (2- ,034 ,115 ,626 ,012 ,034 ,002 ,034 ,000 ,000 ,090 ,013 ,013 ,034 ,235 ,115 ,534 ,000 ,288 ,002 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_5 Pearson ,553 **
,650 **
,308 ,452 *
1 ,553 **
,650 **
,553 **
,452 *
,337 ,558 **
,337 ,742 **
,553 **
,539 **
,650 **
,737 **
,539
**
,141 ,650 **
,874**
Correlation
Sig. (2- ,002 ,000 ,098 ,012 ,002 ,000 ,002 ,012 ,069 ,001 ,069 ,000 ,002 ,002 ,000 ,000 ,002 ,457 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_6 Pearson ,630 **
,196 ,557 **
,389 ,553
* **
1 ,523 **
,259 ,389 *
,149 ,342 ,447 *
,149 1,00 ,447 ,523 * **
,342 ,447 *
-,089 ,523**
,669**
Correlation 0**
Sig. (2- ,000 ,299 ,001 ,034 ,002 ,003 ,167 ,034 ,432 ,065 ,013 ,432 ,000 ,013 ,003 ,065 ,013 ,640 ,003 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_7 Pearson ,523** ,423* ,473** ,539** ,650** ,523** 1 ,196 ,784** ,614** ,247 ,351 ,351 ,523** ,614** ,423* ,479** ,351 ,288 1,00 ,809**
Correlation 0**
Sig. (2- ,003 ,020 ,008 ,002 ,000 ,003 ,299 ,000 ,000 ,188 ,057 ,057 ,003 ,000 ,020 ,007 ,057 ,122 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_8 Pearson ,259 ,196 -,062 ,389 ,553 * **
,259 ,196 1 ,111 ,149 ,079 ,447 *
,447 *
,259 ,149 ,850 **
,079 ,447 *
,356 ,196 ,495**
Correlation
Sig. (2- ,167 ,299 ,745 ,034 ,002 ,167 ,299 ,559 ,432 ,679 ,013 ,013 ,167 ,432 ,000 ,679 ,013 ,053 ,299 ,005
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_9 Pearson ,389* ,294 ,371* ,792** ,452* ,389* ,784** ,111 1 ,894** ,315 ,447* ,224 ,389* ,447* ,294 ,315 ,447* ,200 ,784** ,743**
Correlation
Sig. (2- ,034 ,115 ,043 ,000 ,012 ,034 ,000 ,559 ,000 ,090 ,013 ,235 ,034 ,013 ,115 ,090 ,013 ,288 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_10 Pearson ,149 ,351 -,083 ,894 **
,337 ,149 ,614 **
,149 ,894 **
1 ,176 ,280 ,280 ,149 ,280 ,088 ,176 ,520 **
,239 ,614 **
,598**
Correlation
Sig. (2- ,432 ,057 ,663 ,000 ,069 ,432 ,000 ,432 ,000 ,352 ,134 ,134 ,432 ,134 ,645 ,352 ,003 ,203 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_11 Pearson ,604 **
,247 ,337 ,315 ,558 **
,342 ,247 ,079 ,315 ,176 1 ,388 ,599
* **
,342 ,388 *
,247 ,627 **
,388*
,169 ,247 ,615**
Correlation
Sig. (2- ,000 ,188 ,069 ,090 ,001 ,065 ,188 ,679 ,090 ,352 ,034 ,000 ,065 ,034 ,188 ,000 ,034 ,373 ,188 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_12 Pearson ,447 *
,088 ,415 *
,447*
,337 ,447 *
,351 ,447 *
,447 *
,280 ,388 *
1 ,280 ,447 *
,280 ,614 **
,176 ,040 ,598 **
,351 ,598**
Correlation
Sig. (2- ,013 ,645 ,023 ,013 ,069 ,013 ,057 ,013 ,013 ,134 ,034 ,134 ,013 ,134 ,000 ,352 ,834 ,000 ,057 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_13 Pearson ,447* ,614** -,083 ,447* ,742** ,149 ,351 ,447* ,224 ,280 ,599** ,280 1 ,149 ,040 ,351 ,388* ,280 ,239 ,351 ,598**
Correlation
Sig. (2- ,013 ,000 ,663 ,013 ,000 ,432 ,057 ,013 ,235 ,134 ,000 ,134 ,432 ,834 ,057 ,034 ,134 ,203 ,057 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_14 Pearson ,630 **
,196 ,557 **
,389 ,553
* **
1,00 ,523 **
,259 ,389 *
,149 ,342 ,447 *
,149 1 ,447 ,523
* **
,342 ,447 *
-,089 ,523**
,669**
Correlation 0**
Sig. (2- ,000 ,299 ,001 ,034 ,002 ,000 ,003 ,167 ,034 ,432 ,065 ,013 ,432 ,013 ,003 ,065 ,013 ,640 ,003 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_15 Pearson ,447 *
,088 ,415 *
,224 ,539 **
,447 ,614
* **
,149 ,447 *
,280 ,388 *
,280 ,040 ,447 *
1 ,351 ,811 **
,520
**
,239 ,614 **
,658**
Correlation
Sig. (2- ,013 ,645 ,023 ,235 ,002 ,013 ,000 ,432 ,013 ,134 ,034 ,134 ,834 ,013 ,057 ,000 ,003 ,203 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_16 Pearson ,523** ,135 ,473** ,294 ,650** ,523** ,423* ,850** ,294 ,088 ,247 ,614** ,351 ,523** ,351 1 ,247 ,351 ,288 ,423* ,656**
Correlation
Sig. (2- ,003 ,478 ,008 ,115 ,000 ,003 ,020 ,000 ,115 ,645 ,188 ,000 ,057 ,003 ,057 ,188 ,057 ,122 ,020 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_17 Pearson ,342 ,479 **
,337 ,118 ,737 **
,342 ,479 **
,079 ,315 ,176 ,627 **
,176 ,388 *
,342 ,811 **
,247 1 ,388 *
,169 ,479 **
,650**
Correlation
Sig. (2- ,065 ,007 ,069 ,534 ,000 ,065 ,007 ,679 ,090 ,352 ,000 ,352 ,034 ,065 ,000 ,188 ,034 ,373 ,007 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_18 Pearson ,447* ,088 -,083 ,671** ,539** ,447* ,351 ,447* ,447* ,520** ,388* ,040 ,280 ,447* ,520** ,351 ,388* 1 -,120 ,351 ,618**
Correlation
Sig. (2- ,013 ,645 ,663 ,000 ,002 ,013 ,057 ,013 ,013 ,003 ,034 ,834 ,134 ,013 ,003 ,057 ,034 ,529 ,057 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_19 Pearson -,089 ,288 -,050 ,200 ,141 -,089 ,288 ,356 ,200 ,239 ,169 ,598 **
,239 -,089 ,239 ,288 ,169 -,120 1 ,288 ,328
Correlation
Sig. (2- ,640 ,122 ,795 ,288 ,457 ,640 ,122 ,053 ,288 ,203 ,373 ,000 ,203 ,640 ,203 ,122 ,373 ,529 ,122 ,077
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2_20 Pearson ,523 **
,423 ,473
* **
,539
**
,650
**
,523
**
1,00 ,196 ,784 **
,614
**
,247 ,351 ,351 ,523 **
,614 **
,423 ,479
* **
,351 ,288 1 ,809**
Correlation 0**
Sig. (2- ,003 ,020 ,008 ,002 ,000 ,003 ,000 ,299 ,000 ,000 ,188 ,057 ,057 ,003 ,000 ,020 ,007 ,057 ,122 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson ,669 **
,481 **
,414 ,706
* **
,874
**
,669
**
,809 **
,495 **
,743 **
,598
**
,615
**
,598
**
,598
**
,669 **
,658 **
,656 **
,650 **
,618
**
,328 ,809 **
1
_X2 Correlation
Sig. (2- ,000 ,007 ,023 ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,077 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations

TOTA
X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6 X3_7 X3_8 X3_9 X3_10 X3_11 X3_12 X3_13 X3_14 X3_15 L_X3
X3_1 Pearson 1 -,071 -,134 -,089 -,120 -,134 -,071 -,089 -,071 -,105 -,071 -,161 -,105 -,134 -,134 -,116
Correlation
Sig. (2-tailed) ,708 ,481 ,640 ,529 ,481 ,708 ,640 ,708 ,581 ,708 ,395 ,581 ,481 ,481 ,540
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_2 Pearson -,071 1 ,200 ,356 -,120 ,200 -,071 -,089 -,071 ,288 ,464**
,141 -,105 -,134 ,200 ,278
Correlation
Sig. (2-tailed) ,708 ,288 ,053 ,529 ,288 ,708 ,640 ,708 ,122 ,010 ,457 ,581 ,481 ,288 ,137
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_3 Pearson -,134 ,200 1 ,667**
,447 *
,375 *
-,134 ,389 *
,200 ,294 -,134 ,641**
,049 ,167 ,583 **
,730**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,481 ,288 ,000 ,013 ,041 ,481 ,034 ,288 ,115 ,481 ,000 ,797 ,379 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_4 Pearson -,089 ,356 ,667** 1 ,149 ,389* -,089 ,259 ,356 ,523** -,089 ,553** -,131 -,167 ,667** ,651**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,053 ,000 ,432 ,034 ,640 ,167 ,053 ,003 ,640 ,002 ,491 ,379 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_5 Pearson -,120 -,120 ,447 *
,149 1 ,447 *
-,120 ,447 *
-,120 ,351 -,120 ,337 ,088 ,447 *
,224 ,559**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,529 ,529 ,013 ,432 ,013 ,529 ,013 ,529 ,057 ,529 ,069 ,645 ,013 ,235 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_6 Pearson -,134 ,200 ,375*
,389 *
,447 *
1 -,134 ,667 **
-,134 ,539**
-,134 ,641**
,049 ,167 ,583 **
,730**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,481 ,288 ,041 ,034 ,013 ,481 ,000 ,481 ,002 ,481 ,000 ,797 ,379 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_7 Pearson -,071 -,071 -,134 -,089 -,120 -,134 1 -,089 -,071 -,105 -,071 -,161 -,105 ,200 -,134 -,060
Correlation
Sig. (2-tailed) ,708 ,708 ,481 ,640 ,529 ,481 ,640 ,708 ,581 ,708 ,395 ,581 ,288 ,481 ,753
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_8 Pearson -,089 -,089 ,389*
,259 ,447 *
,667 **
-,089 1 -,089 ,523**
-,089 ,302 -,131 -,167 ,389 *
,510**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,640 ,034 ,167 ,013 ,000 ,640 ,640 ,003 ,640 ,105 ,491 ,379 ,034 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_9 Pearson -,071 -,071 ,200 ,356 -,120 -,134 -,071 -,089 1 -,105 -,071 ,141 -,105 -,134 ,200 ,109
Correlation
Sig. (2-tailed) ,708 ,708 ,288 ,053 ,529 ,481 ,708 ,640 ,581 ,708 ,457 ,581 ,481 ,288 ,567
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_1 Pearson -,105 ,288 ,294 ,523**
,351 ,539 **
-,105 ,523 **
-,105 1 -,105 ,429 *
,135 ,049 ,539 **
,656**
0 Correlation
Sig. (2-tailed) ,581 ,122 ,115 ,003 ,057 ,002 ,581 ,003 ,581 ,581 ,018 ,478 ,797 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_1 Pearson -,071 ,464** -,134 -,089 -,120 -,134 -,071 -,089 -,071 -,105 1 -,161 -,105 -,134 -,134 -,060
1 Correlation
Sig. (2-tailed) ,708 ,010 ,481 ,640 ,529 ,481 ,708 ,640 ,708 ,581 ,395 ,581 ,481 ,481 ,753
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_1 Pearson -,161 ,141 ,641
**
,553**
,337 ,641 **
-,161 ,302 ,141 ,429 *
-,161 1 ,429 *
,452 *
,829 **
,881**
2 Correlation
Sig. (2-tailed) ,395 ,457 ,000 ,002 ,069 ,000 ,395 ,105 ,457 ,018 ,395 ,018 ,012 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_1 Pearson -,105 -,105 ,049 -,131 ,088 ,049 -,105 -,131 -,105 ,135 -,105 ,429 *
1 ,539 **
,049 ,284
3 Correlation
Sig. (2-tailed) ,581 ,581 ,797 ,491 ,645 ,797 ,581 ,491 ,581 ,478 ,581 ,018 ,002 ,797 ,129
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_1 Pearson -,134 -,134 ,167 -,167 ,447* ,167 ,200 -,167 -,134 ,049 -,134 ,452* ,539** 1 ,167 ,414*
4 Correlation
Sig. (2-tailed) ,481 ,481 ,379 ,379 ,013 ,379 ,288 ,379 ,481 ,797 ,481 ,012 ,002 ,379 ,023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3_1 Pearson -,134 ,200 ,583
**
,667**
,224 ,583 **
-,134 ,389 *
,200 ,539
**
-,134 ,829
**
,049 ,167 1 ,801**
5 Correlation
Sig. (2-tailed) ,481 ,288 ,001 ,000 ,235 ,001 ,481 ,034 ,288 ,002 ,481 ,000 ,797 ,379 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearson -,116 ,278 ,730
**
,651**
,559 **
,730 **
-,060 ,510 **
,109 ,656
**
-,060 ,881
**
,284 ,414 *
,801 **
1
AL_X Correlation
3 Sig. (2-tailed) ,540 ,137 ,000 ,000 ,001 ,000 ,753 ,004 ,567 ,000 ,753 ,000 ,129 ,023 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
TOT
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20 AL_Y
Y1 Pearson 1 ,149 ,149 -,149 -,111 -,062 -,089 ,196 -,089 -,149 -,111 -,089 -,089 ,111 -,131 -,089 -,131 -,111 -,089 ,196 ,046
Correlation
Sig. (2-tailed) ,432 ,432 ,432 ,559 ,745 ,640 ,299 ,640 ,432 ,559 ,640 ,640 ,559 ,491 ,640 ,491 ,559 ,640 ,299 ,808
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y2 Pearson ,149 1 ,760 **
,520 **
,447 *
,415 *
,239 ,614 **
,598 **
,760
**
,447 *
,239 ,239 ,447 *
,351 ,239 ,614 **
-,149 -,120 ,351 ,853**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,432 ,000 ,003 ,013 ,023 ,203 ,000 ,000 ,000 ,013 ,203 ,203 ,013 ,057 ,203 ,000 ,432 ,529 ,057 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y3 Pearson ,149 ,760 **
1 ,280 ,447 *
,415 *
,239 ,351 ,598 **
,760
**
,447 *
,239 ,239 ,447 *
,088 ,239 ,614 **
-,149 -,120 ,088 ,739**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,432 ,000 ,134 ,013 ,023 ,203 ,057 ,000 ,000 ,013 ,203 ,203 ,013 ,645 ,203 ,000 ,432 ,529 ,645 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y4 Pearson -,149 ,520 **
,280 1 ,447 *
-,083 ,239 ,351 ,239 ,520 **
,447 *
,239 -,120 ,000 ,351 ,239 ,351 -,149 -,120 ,088 ,510**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,432 ,003 ,134 ,013 ,663 ,203 ,057 ,203 ,003 ,013 ,203 ,529 1,00 ,057 ,203 ,057 ,432 ,529 ,645 ,004
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y5 Pearson -,111 ,447* ,447* ,447* 1 -,062 ,356 ,196 ,356 ,447* ,630** ,802** ,356 -,167 ,523** ,356 ,523** ,259 ,356 ,196 ,721**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,559 ,013 ,013 ,013 ,745 ,053 ,299 ,053 ,013 ,000 ,000 ,053 ,379 ,003 ,053 ,003 ,167 ,053 ,299 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y6 Pearson -,062 ,415 *
,415 *
-,083 -,062 1 -,050 -,073 ,695 **
,415
*
-,062 -,050 ,695 **
,371 *
-,073 -,050 ,473 **
-,062 -,050 -,073 ,342
Correlation
Sig. (2-tailed) ,745 ,023 ,023 ,663 ,745 ,795 ,702 ,000 ,023 ,745 ,795 ,000 ,043 ,702 ,795 ,008 ,745 ,795 ,702 ,064
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y7 Pearson -,089 ,239 ,239 ,239 ,356 -,050 1 ,288 -,071 ,239 ,356 ,464** -,071 ,200 ,288 -,071 ,681** -,089 -,071 -,105 ,407*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,203 ,203 ,203 ,053 ,795 ,122 ,708 ,203 ,053 ,010 ,708 ,288 ,122 ,708 ,000 ,640 ,708 ,581 ,025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y8 Pearson ,196 ,614 **
,351 ,351 ,196 -,073 ,288 1 ,288 ,351 ,196 -,105 -,105 ,539 **
,135 ,288 ,423 *
-,131 -,105 ,423 ,567**
*

Correlation
Sig. (2-tailed) ,299 ,000 ,057 ,057 ,299 ,702 ,122 ,122 ,057 ,299 ,581 ,581 ,002 ,478 ,122 ,020 ,491 ,581 ,020 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y9 Pearson -,089 ,598 **
,598
**
,239 ,356 ,695 **
-,071 ,288 1 ,598 **
,356 -,071 ,464 **
,200 -,105 ,464 **
,681 **
-,089 -,071 -,105 ,578**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,000 ,000 ,203 ,053 ,000 ,708 ,122 ,000 ,053 ,708 ,010 ,288 ,581 ,010 ,000 ,640 ,708 ,581 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y10 Pearson -,149 ,760 **
,760
**
,520
**
,447
*
,415 *
,239 ,351 ,598 **
1 ,447 *
,239 ,239 ,447 *
,351 ,239 ,614 **
-,149 -,120 ,088 ,767**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,432 ,000 ,000 ,003 ,013 ,023 ,203 ,057 ,000 ,013 ,203 ,203 ,013 ,057 ,203 ,000 ,432 ,529 ,645 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y11 Pearson -,111 ,447* ,447* ,447* ,630** -,062 ,356 ,196 ,356 ,447* 1 ,356 -,089 -,167 ,196 ,356 ,523** -,111 -,089 -,131 ,508**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,559 ,013 ,013 ,013 ,000 ,745 ,053 ,299 ,053 ,013 ,053 ,640 ,379 ,299 ,053 ,003 ,559 ,640 ,491 ,004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y12 Pearson -,089 ,239 ,239 ,239 ,802 **
-,050 ,464 **
-,105 -,071 ,239 ,356 1 ,464 **
-,134 ,681 **
-,071 ,288 ,356 ,464 **
,288 ,536**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,203 ,203 ,203 ,000 ,795 ,010 ,581 ,708 ,203 ,053 ,010 ,481 ,000 ,708 ,122 ,053 ,010 ,122 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y13 Pearson -,089 ,239 ,239 -,120 ,356 ,695 **
-,071 -,105 ,464 **
,239 -,089 ,464 **
1 ,200 ,288 -,071 ,288 ,356 ,464 **
,288 ,450*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,203 ,203 ,529 ,053 ,000 ,708 ,581 ,010 ,203 ,640 ,010 ,288 ,122 ,708 ,122 ,053 ,010 ,122 ,013
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y14 Pearson ,111 ,447* ,447* ,000 -,167 ,371* ,200 ,539** ,200 ,447* -,167 -,134 ,200 1 ,294 ,200 ,294 -,167 -,134 ,294 ,469**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,559 ,013 ,013 1,00 ,379 ,043 ,288 ,002 ,288 ,013 ,379 ,481 ,288 ,115 ,288 ,115 ,379 ,481 ,115 ,009
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y15 Pearson -,131 ,351 ,088 ,351 ,523 **
-,073 ,288 ,135 -,105 ,351 ,196 ,681 **
,288 ,294 1 ,288 ,135 ,196 ,288 ,423 ,567**
*

Correlation
Sig. (2-tailed) ,491 ,057 ,645 ,057 ,003 ,702 ,122 ,478 ,581 ,057 ,299 ,000 ,122 ,115 ,122 ,478 ,299 ,122 ,020 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y16 Pearson -,089 ,239 ,239 ,239 ,356 -,050 -,071 ,288 ,464 **
,239 ,356 -,071 -,071 ,200 ,288 1 ,288 -,089 -,071 -,105 ,365*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,203 ,203 ,203 ,053 ,795 ,708 ,122 ,010 ,203 ,053 ,708 ,708 ,288 ,122 ,122 ,640 ,708 ,581 ,048
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y17 Pearson -,131 ,614** ,614** ,351 ,523** ,473** ,681** ,423* ,681** ,614** ,523** ,288 ,288 ,294 ,135 ,288 1 -,131 -,105 -,154 ,723**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,491 ,000 ,000 ,057 ,003 ,008 ,000 ,020 ,000 ,000 ,003 ,122 ,122 ,115 ,478 ,122 ,491 ,581 ,417 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y18 Pearson -,111 -,149 -,149 -,149 ,259 -,062 -,089 -,131 -,089 -,149 -,111 ,356 ,356 -,167 ,196 -,089 -,131 1 ,356 ,523 **
,117
Correlation
Sig. (2-tailed) ,559 ,432 ,432 ,432 ,167 ,745 ,640 ,491 ,640 ,432 ,559 ,053 ,053 ,379 ,299 ,640 ,491 ,053 ,003 ,537
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y19 Pearson -,089 -,120 -,120 -,120 ,356 -,050 -,071 -,105 -,071 -,120 -,089 ,464 **
,464
**
-,134 ,288 -,071 -,105 ,356 1 ,288 ,151
Correlation
Sig. (2-tailed) ,640 ,529 ,529 ,529 ,053 ,795 ,708 ,581 ,708 ,529 ,640 ,010 ,010 ,481 ,122 ,708 ,581 ,053 ,122 ,426
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y20 Pearson ,196 ,351 ,088 ,088 ,196 -,073 -,105 ,423 *
-,105 ,088 -,131 ,288 ,288 ,294 ,423 *
-,105 -,154 ,523 **
,288 1 ,410*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,299 ,057 ,645 ,645 ,299 ,702 ,581 ,020 ,581 ,645 ,491 ,122 ,122 ,115 ,020 ,581 ,417 ,003 ,122 ,025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearson ,046 ,853** ,739** ,510** ,721** ,342 ,407* ,567** ,578** ,767** ,508** ,536** ,450* ,469** ,567** ,365* ,723** ,117 ,151 ,410* 1
AL_Y Correlation
Sig. (2-tailed) ,808 ,000 ,000 ,004 ,000 ,064 ,025 ,001 ,001 ,000 ,004 ,002 ,013 ,009 ,001 ,048 ,000 ,537 ,426 ,025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

RELIABILITY
/VARIABLES=X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 X1_11 X1_12 X1_13 X1_14 X1_15 X1_16
X1_17 X1_18 X1_19 X1_20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,774 20

RELIABILITY
/VARIABLES=X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 X2_10 X2_11 X2_12 X2_13 X2_14 X2_15 X2_16
X2_17 X2_18 X2_19 X2_20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,923 20

RELIABILITY
/VARIABLES=X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6 X3_7 X3_8 X3_9 X3_10 X3_11 X3_12 X3_13 X3_14 X3_15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,749 15

RELIABILITY
/VARIABLES=Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Y20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,843 20
Lampiran 5 Coding Hasil Penelitian

No Pengetahuan
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 TOTAL X2
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8
2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 8
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
5 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 8
6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
10 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7
11 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 8
12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
17 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 8
18 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5
19 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
20 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6
21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
22 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5
23 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 8
24 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 8
25 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3
26 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
28 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6
29 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 4
30 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
33 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
34 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9
35 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
37 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
38 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
40 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
41 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9
42 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
44 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
47 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
48 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
50 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
52 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
53 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
54 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 9
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
56 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
58 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
59 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
61 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
62 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
64 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
66 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9
67 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9
68 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10
69 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
72 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
74 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
75 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
76 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
77 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
78 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
80 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
81 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
82 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11
83 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10
84 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10
85 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
86 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 10
87 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
88 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11

DUKUNGAN KELUARGA
X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 X2.1 TOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 L X2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 14
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 13
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 15
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 9
1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 8
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18

Dukungan Tenaga Kesehatan


X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 TOTAL X3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 0 0 0 0 1 1 1 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 0 1 1 0 0 1 6
1 1 1 1 1 0 0 0 0 5
1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
0 1 0 1 1 1 0 0 1 5
0 1 0 1 1 1 1 0 1 6
1 1 0 0 1 1 0 0 0 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 0 1 0 1 0 0 1 0 3
0 0 1 1 1 1 0 1 0 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
0 1 1 0 0 1 0 1 0 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Perilaku Pencegahan Stunting

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Total


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 13
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 9
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16

Lampiran 6 Rata-Rata Nilai Tiap Variabel

Statistics
TOTAL_X1 TOTAL_X2 TOTAL_X3 TOTAL_Y
N Valid 88 88 88 88
Missing 0 0 0 0
Mean 9,90 17,40 8,19 15,22
Median 10,00 18,00 9,00 16,00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_X1 ,246 88 ,000 ,817 88 ,000
TOTAL_X2 ,361 88 ,000 ,586 88 ,000
TOTAL_X3 ,410 88 ,000 ,585 88 ,000
TOTAL_Y ,336 88 ,000 ,469 88 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 7 Hasil Penelitian Analisis Univariat dan Bivariat

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 26 29,5 29,5 29,5
Baik 62 70,5 70,5 100,0
Total 88 100,0 100,0

Dukungan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Kurang Mendukung 20 22,7 22,7 22,7

Baik 68 77,3 77,3 100,0


Total 88 100,0 100,0

Dukungan NAKES
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Mendukung 29 33,0 33,0 33,0
Baik 59 67,0 67,0 100,0
Total 88 100,0 100,0

Perilaku Pencegahan Stunting


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 31 35,2 35,2 35,2
Baik 57 64,8 64,8 100,0
Total 88 100,0 100,0
Pengetahuan * Perilaku

Crosstab
Perilaku
Kurang Baik Baik Total
Pengetahuan Kurang Baik Count 14 12 26
% within Pengetahuan 53,8% 46,2% 100,0%
Baik Count 17 45 62
% within Pengetahuan 27,4% 72,6% 100,0%
Total Count 31 57 88
% within Pengetahuan 35,2% 64,8% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5,607 a
1 ,018

Continuity Correctionb 4,508 1 ,034

Likelihood Ratio 5,471 1 ,019

Fisher's Exact Test ,027 ,018

Linear-by-Linear Association 5,543 1 ,019

N of Valid Cases 88

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Error a
Approximate T b
Significance
Interval by Interval Pearson's R ,252 ,108 2,419 ,018c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,252 ,108 2,419 ,018c
N of Valid Cases 88

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan 3,088 1,192 7,999
(Kurang Baik / Baik)
For cohort Perilaku = Kurang 1,964 1,145 3,367
Baik
For cohort Perilaku = Baik ,636 ,409 ,990
N of Valid Cases 88

Dukungan Keluarga * Perilaku


Crosstab
Perilaku
Kurang Baik Baik Total
Dukungan Keluarga Kurang Baik Count 11 9 20
% within Dukungan Keluarga 55,0% 45,0% 100,0%
Baik Count 20 48 68
% within Dukungan Keluarga 29,4% 70,6% 100,0%
Total Count 31 57 88
% within Dukungan Keluarga 35,2% 64,8% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4,435a 1 ,035
Continuity Correction b
3,384 1 ,066
Likelihood Ratio 4,282 1 ,039
Fisher's Exact Test ,060 ,034
Linear-by-Linear Association 4,384 1 ,036
N of Valid Cases 88

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Error a
Approximate T b
Significance
Interval by Interval Pearson's R ,224 ,110 2,136 ,035c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,224 ,110 2,136 ,035c
N of Valid Cases 88
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan 2,933 1,054 8,166
Keluarga (Kurang Baik / Baik)
For cohort Perilaku = Kurang 1,870 1,089 3,212
Baik
For cohort Perilaku = Baik ,638 ,383 1,060
N of Valid Cases 88

Dukungan NAKES * Perilaku

Crosstab
Perilaku
Kurang Baik Baik Total
Dukungan NAKES Kurang Baik Count 17 12 29
% within Dukungan NAKES 58,6% 41,4% 100,0%
Baik Count 14 45 59
% within Dukungan NAKES 23,7% 76,3% 100,0%
Total Count 31 57 88
% within Dukungan NAKES 35,2% 64,8% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10,374 a
1 ,001

Continuity Correctionb 8,901 1 ,003

Likelihood Ratio 10,204 1 ,001

Fisher's Exact Test ,002 ,002

Linear-by-Linear Association 10,256 1 ,001

N of Valid Cases 88

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Error a
Approximate T b
Significance
Interval by Interval Pearson's R ,343 ,105 3,390 ,001c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,343 ,105 3,390 ,001c
N of Valid Cases 88
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan 4,554 1,758 11,795
NAKES (Kurang Baik / Baik)
For cohort Perilaku = Kurang 2,470 1,425 4,283
Baik
For cohort Perilaku = Baik ,543 ,344 ,856
N of Valid Cases 88
Lampiran 8 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai