Disusun Oleh
Farhani Yuliana
NPM : 021.80.2000.82
DOSEN PEMBIMBING
Nur Rizky Ramadhani, SKM, M. Epid
PENDAHULUAN
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting karena memiliki
dampak yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia pada satu generasi.
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting karena memiliki dampak yang besar terhadap
WHO (2017) yang menyatakan bahwa kurang lebih terdapat 155 juta balita di dunia mengalami
kualitas sumber daya manusia pada satu generasi. Hal ini didukung oleh data dari WHO (2017) yang menyatakan bahwa
stunting. kurang lebih terdapat 155 juta balita di dunia mengalami stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih
pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan
terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif.
Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan
stunting (Kemenkes, 2018).
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
PENDAHULUAN
• Pada tahun 2017 22,2 % atau sekitar 150,8 juta di • Prevalensi angka stunting di wilayah Kabupaten Bekasi
Dunia mengalami Stunting. terakhir tahun 2018 mencapai angka 26,4% (Dinkes Kab.
• Menurut Global Nutrition Report, 2016 Pravelensi Bekasi, 2019).
stunting di Indonesia berada pada tingkat 108 dari • Di wilayah Kabuaten Bekasi ada 23 Desa yang menjadi
132 negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia lokus penangan stunting, karena desa tersebut menjadi
tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang . prioritas penanganan dalam penurunan stunting tahun 2020.
mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan • Desa Setia Mekar Kecamatan Tambun Selatan, termasuk 23
maupun kekurangan gizi. Di Asia Tenggara, desa prioritas pemerintah daerah untuk menjadi lokus
prevalensi stunting di Indonesia merupakan stunting. Menurut data puskesmas setia mekar ada 44 anak
tertinggi kedua, setelah Cambodia. yang mengalami kurang gizi (stunting) (Puskesmas setia
• (Menurut Kemenkes, 2018) Rata-rata prevalensi mekar, 2020)
balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017
adalah 36,4%.
• Pravelensi stunting di Jawa Barat sebesar 29,2%.
(Rikesda, 2018)
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
MANFAAT TEORITIS
MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT PRAKTISI
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita)
akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak
DEFINISI memadai terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
STUNTING hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak
seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018).
Rujukan lokal adalah rujukan pertumbuhan yang menjadi rujukan penilaian status gizi
pada suatu wilayah atau negara tertentu.
Penilaian Status Gizi
Rujukan lokal yang digunakan berasal dari standar Harvard
Berdasarkan
Rujukan internasional adalah standar pertumbuhan yang berlaku pada negara tertentu,
Antropometri
kemudian dijadikan rujukan pertumbuhan pada negara lain. Standar WHO-NCHS ini
dalam pembuatannya menggunakan pertumbuhan anak-anak dari satu negara, yaitu USA.
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
TINJAUAN PUSTAKA
• Menurut (Notoatmodjo, 2003) perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
Hubungan antara
Pengetahuan, Dukungan manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Keluarga, dan Dukungan
• Menurut Notomodjo (2010:50) mengemukakan pengetahuan adalah hasil penginderaan
Tenaga Kesehatan
terhadap Perilaku manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
Pencegahan Stunting
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
• Menurut Friedman (2010) mendefinisikan dukungan keluarga merupakan sikap dan
tindakan sebagai respon keluarga kepada anggota keluarganya dalam bentuk dukungan
infomasi, penilaian, instrumental dan emosional.
• Menurut Potter dan Perry bahwa macam-macam peran tenaga kesehatan (dokter,
bidan, perawat, dan lain-lain) adalah sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator.
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
Teori L.
Green •Pelayanan Kesehatan Prilaku pencegahan stunting
Faktor •Biaya pada pasangan usia subur
Pemungkin
•Keluarga
Faktor •Petugas Kesehatan/penyuluh
Penguat •Tokoh Masyarakat
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
Pengetahuan
Dukukungan
Keluaraga
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadapa prilaku pencegahan stunting pada
PUS di wilayah desa setia mekar.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadapa prilaku pencegahan
stunting pada PUS di wilayah desa setia mekar.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan terhadapa prilaku
pencegahan stunting pada PUS di wilayah desa setia mekar.
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
METODE PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan penelitian survey analitik dengan pendekatan
(cross sectional) untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan, Dukungan Keluarga,
Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Prilaku Pencegahan Stunting di Desa Setia Mekar.
SAMPEL
Sampel yang diambil adalah bagian PUS yang memiliki bayi usia 0 sampai 24 bulan di wilayah Desa Setia
Mekar sebanyak 88orang
PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan kuesioner.
BAB - I BAB - II BAB - III BAB - IV
METODE PENELITIAN
PENGELOLAAN DATA
UNIVARIAT
ANALISA
BIVARIAT DATA
MULTIVARIAT
TERIMA KASIH…