01 Faktor Predisposisi
• Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah: penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
berulang, kurangnya tanggung jawab diri, ideal diri tidak
realistis.
• Faktor yang mempengaruhi identitas diri: ketidakpercayaan
orang tua, tekanan teman sebaya, perubahan struktur sosial
02 Faktor
• Trauma Presipitasi
• Ketegangan Peran
• Transisi peran perkembangan
• Transisi peran situsiaonal
• Transisi sehat-sakit
Tanda Gejala
1. Mengejek dan mengkritik diri
2. Merasa bersalah dan khawatir ,menghukum atau menolak diri sendiri
3. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan
zat
4. Menunda keputusan
5. Sulit bergaul
6. Menghindar kesenangan yang dapat memberi rasa puas
7. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.
8. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri
hidup.
9. Merusak/melukai orang lain.
10. Perasaan tidak mampu.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab
terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja Proses terjadinya
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi harga diri rendah
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa
awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan.
Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampunnya
Mekanisme Koping
Aktivitas yang memperkuat
01
Aktivitas lari dari
identitas: musik
krisis
rock, 03 rasa diri: kompetesi
berlatih fisik berat olahraga, pencapaian
akademik, kontes popularitas
02
Aktivitas mengganti
identitas sementara: kegiatan
sosial, agama, politik.
04 Membuat identitas tak
bermakna: dryg abuse.
Penatalaksanaan Harga Diri Rendah
Menurut Iyus (2007) penatalaksanaan harga diri rendah dapat dilakukan dengan terapi
modalitas antara lain terapi individu, terapi keluarga, kelompok, lingkungan,
komplementer dan terapi somatoterapi. Adapun beberapa terapi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Terapi Somatoterapi: Farmakologi dan Electro Comfulsif Therapy (ECT)
● Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah tidak digolongkan sendiri dan
lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena fungsi dari
obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali neurotransmitter
norepineprin dan serotonin, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan
mengkoreksi defisit yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis.
● Electro Convulsive Therapy atau biasa disebut shock therapy adalah pengobatan
medis yang modern dengan cara memberikan rangsangan pada otak dengan pulsa
tertentu secara elektrik. Terapi ini biasa digunakan untuk penyakit-penyakit tertentu
yang berhubungan dengan mental atau gejala emosional
Penatalaksanaan Harga Diri Rendah
2. Terapi Supportif
Terapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak
merasa putus asa dan semangat juangnya. Jenis terapi suportif diantaranya adalah terapi kognitif yang
berorientasi terhadap masalah sekarang dan pemecahannya
• Mengidentifikasi kemampuan dan askep positif yang masih dimiliki klien, dengan cara
mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif
seperti kegiatan pasien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien.
• Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan penilaian negatif setiap kali bertemu
dengan klien.
• Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini.
• Menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
klien.
• Perhatikan respon yang positif dan menjadi pendengar yang aktif.
• Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan dengan cara
mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan
yang akan dilakukan sehari-hari.
Tindakan Keperawatan
• Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat dilakukan secara mandiri, Berikan contoh
cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien. Susun bersama klien dan buat daftar
aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
• Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan dengan cara memperagakan
beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.
• Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperhatiakan klien.
• Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya yaitu memberi
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
• Beri pujian atas aktivitas atau kegiatanyang dapat dilakukan setiap hari.
• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas
• Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga.
• Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
• Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan.
Thank You