Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

TIPOLOGI ATAU TIPE – TIPE LANSIA DAN MITOS


TENTANG LANSIA

Disusun Oleh :

Nama : Badya Wanda Sinaga

NIM : P07520118007

Tingkat : III-A / D-III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2020 / 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………...…………………………………………………….……i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan makalah..............................................................................2
1. Tujuan Umum.................................................................................2
2. Tujuan Khusus……………….…..…………………………………..4

1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................2


BAB II ISI.....................................................................................................3
2.1 Tipologi Manusia Lanjut Usia..........................................................3
2.2 Mitos-Mitos Tentang Lansia............................................................4
BAB III PENUTUP…………...………………………………………………….9

3.1 Kesimpulan.....................................................................................7
3.2 Saran...............................................................................................7
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................8

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa
dihindari oleh siapapun. Namun manusi dapat berupaya untuk
menghambat kejadiannya. Menurut Undang-Undang RI No.23
tahun 1992 tentang kesehtan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia
lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Oleh karena itu,
kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatakan perhatian
dengan dipelihara dan ditingkatkan agar kemampuannya sehingga
dapat ikut serta aktif dalam pembangunan (Nugroho, 2000).
Di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta
dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025
akan mencapai 1,2 milyar. Dinegara maju seperti Amerika Serikat
pertambahan orang lanjut usia 1000 orang per hari pada tahun
1985 dan diperkirkan 50 % dari penduduk berusia diatas 50 tahun
sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi
“ledakan penduduk usia lanjut”. (Nugroho, 2000).
Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam
memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
sosial, kesehatan, dan perawatan lanjut usia serta meningkatkan
mutu pelayanan bagi lansia.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas bagaimana
tipologi manusia lanjut dan juga mitos – mitos tentang lansia.

1
1.2 Tujuan makalah

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami konsep keperawatan pada


lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami tipologi atau tipe-tipe pada
lansia.
b. Mengetahui dan memahami mitos-mitos tentang lansia.

1.3 Manfaat Penulisan

Agar dapat memahami konsep mengenai keperawatan lansia, dan


juga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan tentang
keperawatan gerontik.

2
BAB II

ISI

2.1 Tipologi Manusia Lanjut Usia

Di zaman sekarang atau zaman pembangunan, dijumpai banyak


bermacam-macam tipe lanjut usia, antara lain :
1. Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman
pergaulan, serta memenuhi undangan.
2. Tipe Tidak Puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang
menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik
jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut
sulit dilayani dan pengkritik
3. Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis
gelap datanglah terang, mengikuti kegiatan beribadah, ringan
kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
4. Tipe Bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa
minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh. Orang lanjut usia dapat
pula dikelompokkan dalam beberapa tipe tergantung kepada
karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik,
mental, social, dan ekonominya. Tipe ini antara lain :
a. Tipe optimis
b. Tipe kontruktif
c. Tipe ketergantunggan (dependent)
d. Tipe defiensif
e. Tipe militant dan serius

3
f. Tpe marah / frustasi (the angry man)
g. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri) = self heating man
Menurut kemampuannya berdiri sendiri pada lanjut usia dapat
digolongkan dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
a. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
b. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
c. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
d. Lanjut usia diabntu oleh Badan Sosial
e. Lanjut uusia Panti Sosial Tresna Werda
f. Lanut usia yang dirawat di Rumah Sakit
g. Lanjut usia yang menderita gangguan mental

Kemampuan kemandirian di Negara maju, lanjut usia dijelajahi


kemampuan untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari.
Apakah mereka tanpa bantuan dapat bangun, mandi, ke wc,
kerja ringan, olahraga, pergi ke pasar, berpakaian rapi,
membersihkan kamar, tempat tidur, mengunci pintu dan jendela
dan lain-lain yang normal dapat dilakukan olehnya. Salah satu
factor yang sangat menentukan adalah keadaan mentalnya
yang dapat mengalami apa yang disebut demensia
(kemunduran dalam fungsi berpikir).

2.2 Mitos-Mitos Tentang Lansia

Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri
dalam mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Guntatindies, 1994). Proses menua merupakan
proses yang terus berlanjut secara alamiah mulai dari lahir dan
bersifat umum, dialami oleh semua mahluk hidup.
Mitos-mitos lansia secara umum antara lain :
1. Mitos kedamaian dan Ketenangan

4
Lansia dapat santai menikmati hasil kerjanya dan jerih
payahnya dimasa lampau, badai/goncangan hidup seakan
akan berhasil dilewati, kenyataannya :
a. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai
keluhan serta penderitaan karena penyakit
b. Depresi
c. Khawatir
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
2. Mitos Konservatisme dan Mengalami kemunduran
Pandangan bahwa lansia pada umumnya konservatif, tidak
kreatif, menolak inovasi, berorientasi pada masa lampau,
merindukan masa lalu, kembali seperti ank-anak, susah
berubah, keras kepala, cerewet.
Kenyataannya : tidak semua lansia berfikir dan bersikap
demikian .
3. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia hubungan seks itu
menurun, termasuk minat, dorongan, gairah, dan kebutuhan
seks menurun.
Kenyataannya : menunjukan bahwa kehidupan seks pada
lansia tetap normal, hanya terdapat penurunan fungsi dan pola
seksual sejalan dengan meningkatnya usia.
4. Mitos ketidakproduktifan : lansia dipandang sebagai usia yang
tidak produktif lagi
Kenyataannya : banyak lansia yang mencapai kematangan,
kemantapan, dan produktifitas mental serta material di usia
lanjut.
5. Mitos senilitas : Lansia dipandang sebagai pikun yang
disebabkan oleh kerusakan bagian otak

5
Kenyataannya : banyak lansia yang tetap sehat dan bugar, dan
juga banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan
daya ingat.
6. Lansia tidak dapat belajar keterampilan baru serta tidak perlu
pendidikan dan latihan
7. Lansia sukar memahami informasi baru
8. Lansia tidak berdaya
9. Lansia tidak dapat mengambil keputusan
10. Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi seksual
11. Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat
bergembira
12. Lansia itu lemah, jompok, ringkih, sakit-sakitan atau cacat
13. Lansia menghabiskan uang untuk berobat.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tipologi manusia lanjut dapat dibagi menjadi orang yang berbudi
santosa dan orang yang lemah. Ada pula yang membagi menjadi
tipe mandiri, tidak puas, pasrah dan bingung. Mitos-mitos pada
lansia meliputi Mitos kedamaian dan Ketenangan, Mitos
Konservatisme dan Mengalami kemunduran ,Mitos aseksualitas,
Mitos ketidakproduktifan, Mitos senilitas, Lansia tidak dapat belajar
keterampilan baru serta tidak perlu pendidikan dan latihan, Lansia
sukar memahami informasi baru ,Lansia tidak berdaya, Lansia
tidak dapat mengambil keputusan, Lansia tidak butuh cinta dan
tidak perlu relasi seksual, Lansia tidak menikmati kehidupan
sehingga tidak dapat bergembira, Lansia itu lemah, jompok,
ringkih, sakit-sakitan atau cacat dan Lansia menghabiskan uang
untuk berobat.

3.2 Saran
Penulis memberi saran kepada pembaca agar mampu memahami
apa saja tipologi atau tipe tipe pada lansia sehingga dapat
memberikan pelayanan pada lansia secara komprehensif.

7
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://www.digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-
Course-4871-MODULKEPGERONTIK.pdf

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/pengertian-tipologi

http://titisanyessty.blogspot.com/2012/06/makalah-tipologi-dan-tujuan-
perawatan.html

Anda mungkin juga menyukai