Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RS,

PROVINSI, KABUPATEN, DAN PUSKESMAS


KELOMPOK 1 :
1. ADAM WAHYU SIREGAR
2. ADE INDRIANI
3. ADE OKTAVIANI
4. ADINDA RISKY AMALIA
5. AGUS DIANA LESTARI
6. AGUSTINA TAMPUBOLON
7. BADYA WANDA SINAGA
8. BELLA PUTRI
9. BENY SURYA LUBIS
10. CHAIRI ANNISA
11. CHRISTIANI
12. DELIANA
13. DESI SITANGGANG
APA ITU PATIENT SAFETY ?

Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera
aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan
medis dan kesalahan pengobatan.
PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT

• Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
• Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
• Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS
(berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai
panduan bagi staf Rumah Sakit
• Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbuka dan adil”
• Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen & focus yang kuat & jelas tentang KP di RS anda”
• Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan
identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah”
• Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden
serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-RS”
• Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan
pasien”
• “Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda untuk melakukan analisis
akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul”
• “Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan pasien, “Gunakan informasi yang ada tentang
kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan”
WHO COLLABORATING CENTRE FOR PATIENT SAFETY PADA TANGGAL 2 MEI
2007 RESMI MENERBITKAN “NINE LIFE SAVING PATIENT SAFETY SOLUTIONS”
(“SEMBILAN SOLUSI LIFE-SAVING KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT”).

• Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication Names).
• Pastikan Identifikasi Pasien.
• Komunikasi secara benar saat serah terima / pengoperan pasien.
• Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar.
• Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).
• Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan.
• Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).
• Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.
• Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial.
TOPIK-TOPIK QUALITY ASSURANCE YANG DAPAT DILAKUKAN
DI RUMAH SAKIT
• Tindakan pelayanan medis pada umumnya
• Kegiatan-kegiatan pre dan pasca operatif
• Kebijaksanaan terapi, termasuk terapi antibiotika
• Reaksi transfusi darah
• Pelayanan laboratorium
• Pelayanan radiologi
• Koordinasi pelayanan gawat darurat
• Pengendalian infeksi nosocomial
• Kebersihan dan sterilisasi
PATIENT SAFETY DI PUSKESMAS

• Tujuan dari penerapan Patient Safety di Puskesmas adalah menekan sekecil


mungkin kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau Medical Error pada
pasien.
• Setiap tindakan hanya dilakukan berdasar kan SOP. Dimasing-masing unit kerja
di Puskesmas di lengkapi dengan SOP ( Standard Operating Procedure ) untuk
tindakan-tindakan tertentu.
USAHA-USAHA POKOK PUSKESMAS

1. Kesehatan ibu dan anak


2. Keluarga berencana (KB)
3. Pemberantasan penyakit penular
4. Peningkatan gizi
5. Kesehatan lingkungan
6. Pengobatan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Laboraturium
9. Kesehatan sekolah
10. Perawatan kesehatan masyarakat
11. Kesehatan jiwa
12. Kesehatan gigi
PATIENT SAFETY DI PROVINSI / KABUPATEN

1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit rumah sakit di


wilayahnya.

2. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungananggaran


terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.

3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit.


KESIMPULAN…

• Penatalaksanaan patient safety dalam rumah sakit, puskesmas, pusat,


kabupaten, dan provinsi, dilakukan secara optimal hal ini dapat
diketahui dari masih adanya indicator pelaksana patient safety yang
dilakukan.
• Hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan patient safety adalah
kurangnya pengetahuan terhadap pentingnya patient safety serta
kuantitas baik sumber daya manusia maupun sarana dan
prasarananya.
• Harapan agar dalam penatalaksaannya dapat lebih baik adalah
diadakanya fungsi sosialisasi mengenai pentingnya patient safety
berdasarkan langkah langkah yang telah tertera, sehigga kualitas mutu
pelayanan dapat meningkat.
TERIMAKASIH…….

Anda mungkin juga menyukai