Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KMB I

GANGGUAN PEMBULUH DARAH

‘’ Dosen Pengampu : Marlisa ,S.Kep.,Ns.,M.Kep. ”

Disusun oleh :

Tingkat 2C ( Kelompok 2 ) :

1. AKTI ANCHA 8. LANNA SYAFITRI


2. ASNITA SIRINGO-RINGO 9. NOVENTI TARIGAN
3. ATIKA H. SIHALOHO 10. PUTRI SONYA
4. BUNGA SHINTA 11. RIZKI AR ROMLAH
5. DWI ALDA 12. RIZKI ANANDA PUTRA
6. ESRAULINA SIBURIAN 13. ROSALIA TARIGAN
7. HERAWATI NAIPOSPO

POLTEKES KEMENKES RI MEDAN

PRODI D-III KEPERAWATAN

T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Gangguan peredaran darah”

Terima kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini . Tidak lupa juga kami
ucapkan pada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah –
makalah berikutnya. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan masyarakat.

Medan, Oktober 2019

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI.......... ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan penelitian ............................................................................ 1

1.4 Metode penelitian ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar.......................................... ......................................... 2

2.1.1 Pengertian ............................................................................ 2

2.1.2 Macam-macam pembuluh darah............................................ 2

2.1.3 Penyakit pada gangguan pembuluh darah ............ ............... 5

2.1.4 Pencegahan ......................................................................... 11

2.2 Asuhan keperawatan ..................................................................... 12

2.2.1 Pengkajian ........................................................................... 12

2.2.2 Diagnosa keperawatan ........................................................ 13

2.2.3 Intervensi keperawatan ....................................................... 13

BABIII PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 20

3.2 Saran ...... ........................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem peredaran darah adalah kesatuan organ yang berperan dalam proses
transfortasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Tentunya apabila kita mendengar hal
tersebut, secara otomatis fikiran kita akan langsung teringat pada darah, pembuluh darah,
jantung dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sistem peredaran darah. Dimana darah
bertindak sebagai penyalur zat-zat yang terkandung dalam darah, pembuluh darah sebagai
media penyalurnya dan jantung bertindak sebagai mesin yang membantu proses peredaran
darah melalui pembuluh darah. Namun apabila terjadi ketidaksetimbangan pada proses
tersebut, akan terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak
diinginkan terutama jika terjadi pada pembuluh darah. Mengapa demikian ?. selanjutnya
untuk lebih jelasnya lagi akan dibahas dalam pembahasan.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana dasar atau asuhan dalam merawat pasien yang mengalami gangguan
peredaran darah serta memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan konsep-
konsep yang diperoleh dari perkuliahan dan literatur.

1.3 Tujuan
Memperoleh dasar atau acuan dalam merawat pasien yang mengalami gangguan
peredaran darah serta memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan konsep-
konsep yang diperoleh dari perkuliahan dan literatur.

1.4 Metode penelitian


Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan studi
kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dasar
2.1.1 Pengertian
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi mengalirkan
darah ke seluruh tubuh. Secara umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan yaitu
tunika adventisia, tunika media dan tunika intima. Tunika adventisia merupakan
lapisan paling luar berupa jaringan ikat yang kuat. Tunika media merupakan lapisan
tengah yang terdiri dari otot polos. Tunika intima membentuk dinding dalam dari
pembuluh darah terdiri dari sel-sel endotel. Celah antara sel-sel endotel membentuk
pori-pori pembuluh darah.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit
yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Sistem peredaran darah
berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme. Sistem peredaran
darah manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran
darah dapat mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetis).
Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan menjadi
kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah
Jenis-jenis yang paling penting, arteri dan vena, juga disebut demikian karena
mereka membawa darah keluar atau masuk ke jantung. Kerja pembuluh darah
membantu jantung untuk mengedarkan sel darah merah atau eritrosit ke seluruh
tubuh dan mengedarkan sari makanan, oksigen dan membawa keluar karbon
dioksida. Fungsi pembuluh darah arteri adalah mengedarkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh, sedangkan fungsi pembuluh darah vena adalah mengalirkan darah
dari seluruh tubuh ke jantung.

2.1.2 Macam-macam pembuluh darah


Darah mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh. Darah mengalir masuk
ke jantung pun melalui pembuluh. Oleh sebab itu, pada dasarnya terdapat 2
kelompok pembuluh darah, yaitu pembuluh yang aliran darahnya meninggalkan
jantung dan yang menuju jantung. Macam-macam pembuluh darah.
Macam-macam pembuluh darah

4
1. Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah
dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang
membawa darah menuju jantung.
Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya
adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat
buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian
kematian utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem
pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem
sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi
utama. Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung
disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung berkontraksi
dan daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat diukur dengan tensimeter
atau sfigmomanometer.
Anatomi dinding pembuluh nadi.
Lapisan terluar disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan
penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas
otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang
tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.
Terdapat beberapa jenis pembuluh nadi pada tubuh:
Arteri pulmonaris
Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru saja
dialirkan dari paru-paru.
Arteri sistemik
Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh
kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
Aorta
Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel
jantung dan membawa banyak oksigen.
Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh
kapiler.

5
Pembuluh kapiler
Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya
pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler
adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan
cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh
nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang
pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat
halus dan berdinding tipis.
2. Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi
jantung yang bersifat tipis dan elastis. Sedikit gambaran mengenai pembuluh
Vena :
1) Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2) Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3) Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4) Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris)
dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
5) Terdiri dari :
 Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju serambi kanan jantung.
 Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah
tubuh ke serambi kanan jantung.
 Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru
ke serambi kiri jantung.
3. Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah pembuluh
darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola
dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta
nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke
arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah
terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang
mengembalikan darah ke jantung.

6
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti
oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan
dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik.
Ibnu an-Nafis adalah tokoh pertama yang menteorikan adanya pembuluh darah
kapiler dan teorinya itu dibuktikan oleh Marcello Malpighi.

2.1.3 Penyakit yang terjadi akibat terdapatnya gangguan pada pembuluh darah
Beberapa hal yang dapat terjadi jika terdapat gangguan pada pembuluh darah :
1. Embolus
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah arteri menuju ke otak karena benda yang
bergerak/ thrombus/ darah yang membeku.
2. Trobus
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah karena benda yang tidak bergerak.
3. Vaskular Aterosklerosis (Vaskular Perifer)
Penyakit vaskular aterosklerosis (sering disebut pengerasan pembuluh darah) ,
merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan pada pembuluh
darah. Biasanya berupa gangguan atau penyempitan pembuluh darah iliak atau
femoral.
Gangguan tersebut pada umumnya terjadi pada usia sekitar dari 40-59 tahun.
Gejalanya berupa nyeri serupa keram pada kaki.
Merokok, usia, diabetes, lemak dalam darah yang tinggi dan jumlah CD4 rendah
(di bawah 200) semuanya ditentukan sebagai prediktor bermakna terhadap
penyakit pembuluh darah perifer.
4. Aneurisma Aorta Abdominalis
Penggelembungan terjadi pada aorta yang melewati perut. Penyakit yang satu ini
biasanya terjadi pada satu keluarga atau dengan kata lain diturunkan. Penyebab
lainnya adalah infeksi, kelainan bawaan pada jaringan ikat yang membentuk
dinding arteri, selain adanya trauma. Pada anak-anak biasanya diakibatkan
cedera tumpul pada perut atau akibat sindrom marfan (kelainan yang mengenai
jaringan ikat. Biasanya ditandai dengan langit-langit lidah yang tinggi dan organ
tubuh yang menjadi lebih panjang).
Aneurisma yang besarnya sampai dengan 5 cm, sangat mungkin akan pecah.
Pecahnya gelembung ini bisa menyebabkan pendarahan hebat dalam rongga
perut. Gejala yang ditimbulkan biasanya rasa nyeri dan ada denyutan di perut.

7
Nyeri ini rasanya menusuk sampai punggung dan biasanya menetap. Pada
pendarahan yang berat, orang tersebut bisa sampai syok.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan pembedahan. Angka kegagalan
pada pembedahan ini sekitar 2%. Namun bila aneurisma terlanjur pecah maka
angka kegagalannya sampai 50%. Risiko lain bila aneurisma aorta abdominalis
ini sampai pecah adalah terjadinya gangguan pada ginjal. Bila dibiarkan saja atau
tidak segera diambil tindakan, maka kemungkinan terburuk yaitu kematian bisa
terjadi.
5. Aneurisma Aorta Torakalis
Yang ini adalah penggelembungan pada aorta yang melewati bagian dada.
Penyebab penyakit ini belum dapat diketahui secara pasti walaupun banyak di
antaranya yang menderita tekanan darah tinggi, dan sekitar 50% di antaranya
adalah penderita sindrom marfan.
Gejala khas yang ditimbulkan penyakit ini adalah rasa nyeri pada punggung
sebelah atas, batuk, dan mengi. Banyak di antaranya yang batuk sampai
mengeluarkan darah sebagai akibat tekanan atau erosi pada pipa udara maupun
saluran pernapasan sekitarnya. Penekanan pada kerongkongan membuat
kesulitan menelan. Sedangkan bila terjadi pada pita suara bisa menyebabkan
serak.
Kalau aneurisma aorta torakalis sampai pecah maka akan timbul rasa nyeri luar
biasa pada punggung sebelah atas. Nyeri akan menjalar ke mana-mana termasuk
dada dan lengan yang menyerupai serangan jantung (infark miokardial). Dalam
keadaan seperti ini besar kemungkinan orang tersebut akan meninggal karena
kehilangan banyak darah.
Dengan teknologi MRI, CT Scan, atau USG transesofageal dapat ditentukan
ukuran gelembung. Bila ukurannya mencapai 7,5 cm akan dilakukan
pembedahan. Namun pada penderita sindrom marfan, aneurisma yang berukuran
lebih kecil pun tetap akan diambil dengan pembedahan karena memiliki
kecenderungan pecah. Angka kegagalan pembedahan ini adalah 10-15 %.
6. Cardiac Arrest
Cardiac arrest merupakan gangguan kontraksi otot ruang jantung bagian bawah,
ventrikel berdetak secara ekstrim pada kisaran 400 sampai 600 kali per menit,
artinya dia berdetak 4 sampai 6 kali lebih cepat dari biasanya.
Jika gangguan detak yang disebut sebagai ventrikular fibrilasi terjadi, maka
fungsi jantung sebagai pompa darah akan sangat terganggu sehingga suplai

8
oksigen dan nutrisi ke jaringan berkurang. Jika tidak mendapat penanganan yang
cepat dan tepat, maka dalam hitungan menit akan terjadi kematian.
Kematian yang terjadi karena cardiac arrest disebabkan karena kematian sel-sel
otak karena kurang oksigen dan nutrisi, masalahnya otak memang terkenal haus
akan oksigen dan nutrisi.
Menurut para ahli kedokteran 30-50 % cardiac arrest terjadi secara tiba-tiba,
artinya si penderita tidak merasakan nyeri dada, sesak dan gejala lainnya. Jadi
cardiac arrest terjadi tanpa adanya peringatan.
7. Hipertensi (Darah Tinggi)
Salah satu masalah yang menjadi penyebab semakin banyaknya kasus hipertensi
adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hipertensi, tidak mau
berobat kalau belum terjadi gejala hipertensi, padahal semakin awal kita
mengatasi hipertensi maka kemungkinan sembuh dan tidak terjadi komplikasi
akan semakin baik.
Ketahui Klasifikasi Tekanan Darah Anda
Berikut merupakan table klasifikasi tekanan darah. Dengan mengetahui
klasifikasi tekanan darah, kita jadi lebih nyaman dalam mengatur gaya hidup
agar tetap sehat.

Tekanan darah Sistolik Diastolik


Normal <120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 90-99
Hipertensi tahap 2 >160 >100

Jadi ketika tekanan darah sistolik diatas 120 mmHg atau tekanan diastolik diatas
80 mmHg, maka secepatnya lakukan modifikasi gaya hidup atau kalau sudah
bisa dikategorikan sebagai hipertensi disarankan untuk konsultasi ke dokter.
8. Stroke
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang
ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan
oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya
pembuluh darah.

9
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan
saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang
lain dari itu.
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke
Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
b) Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c) Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
a) Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
b) Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak).
Tanda dan Gejala Stroke
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
 Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya
fungsi sensorik
 Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan
membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan,
refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung
terganggu, lidah lemah.
 Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect,
kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan
sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau
serangan awal stroke.
Faktor Penyebab Stroke

10
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung,
diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat
(junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral,
Narkoba, Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93%
pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah
tinggi.
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-
marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi
makanan yang berlemak.
Derita Pasca Stroke
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali
secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3
orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi
yang dapat menyebabkan kematian atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:
•1/3 --> bisa pulih kembali,
•1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
•1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan
penderita terus menerus di kasur.
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala,
sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress
akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
Akibat Stroke lainnya:
•80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
•80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
•70% menderita depresi.
•30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Berikut adalah beberapa jenis penyakit jantung yang perlu diketahui.


1) Aterosklerosis, aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam
karena endapan plak (lemak, kolesterol dan buangan sel lainnya) sehingga
menghambat dan menyumbat pasokan darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis

11
dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Bila terjadi pada dinding arteri jantung,
maka disebut penyakit jantung koroner (coronary artery disease) atau
penyakit jantung iskemik.
Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan banyak gangguan
penyakit. Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada dinding
pembuluh darah, terutama karena adanya tekanan kuat pada pembuluh
jantung. Pada tahap berikutnya, tubuh berusaha memulihkan diri dengan
menempatkan zat-zat lemak ke dalam pembuluh darah untuk menutup
keretakan. Lambat laun, karena proses peretakan dan penutupan yang
berulang, zat-zat lemak itu bisa menutup pembuluh jantung.
Salah satu gejala aterosklerosis jantung adalah Angina pektoris, yaitu rasa
nyeri/tidak enak di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan
darah ke otot jantung. Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun
beristirahat. Bila berlanjut, angina bisa berkembang menjadi infark miokard
akut yang berbahaya.
2) Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau perasaan
tertekan, yang terjadi jika otot jantung kekurangan oksigen akibat pembuluh
darah yang menyempit. Aktivitas fisik dan emosi, menyebabkan jantung
bekerja lebih berat. Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran
darah tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, bisa terjadi
iskemia dan menyebabkan nyeri.
3) Infark Miokard Akut adalah kematian otot jantung karena penyumbatan
pada arteri koroner. Otot-otot jantung yang tidak tersuplai darah akan
mengalami kerusakan atau kematian mendadak.
4) Kardiomiopati, kardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung
sehingga menyebabkan dinding-dinding jantung tidak bergerak sempurna
dalam menyedot dan memompa darah. Penderita kardiomiopati seringkali
berisiko terkena arritmia dan gagal jantung mendadak. Kardiomiopati masih
dibagi lagi jenisnya menjadi kardiomipati kongestif, hipertrofik, restriktif
dan peripartum.
5) Aritmia, Aritmia berarti irama jantung tidak normal, yang bisa disebabkan
oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantung ringan maupun
berat.
6) Gagal Jantung Kongestif, gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Jantung dikatakan

12
gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena tidak memompa sekuat
yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke paru-paru dan
bagian tubuh lainnya.
7) Kelainan Katup Jantung, katup jantung berfungsi mengendalikan arah
aliran darah dalam jantung. Kelainan katup jantung yang dapat mengganggu
aliran tersebut, antara lain karena pengecilan (stenosis), kebocoran
(regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan katup dapat
terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping
pengobatan.

.2.1.4 Cara untuk mencegah penyakit akibat terdapatnya gangguan pada


pembuluh darah
Perkumpulan Dokter Keluarga Amerika Serikat mengeluarkan tips singkat
bagaimana cara mencegah penyakit akibat gangguan pembuluh darah. Tips
tersebut adalah :
1. Hentikan kebiasaan merokok.
2. Berolah ragalah yang cukup, sekurang kurangnya 30 menit, 4 sampai 6 kali per
minggu.
3. Konsumsi makanan rendah garam dan lemak setiap hari.
4. Minumlah obat secara rutin bila anda bermasalah dengan kadar kolesterol dan
tekanan darah

13
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan
atau gangguan fungsi otak yang lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan,
aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.

Pengumpulan data
1. Aktivitas/istirahat:
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa,
paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
2. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia. Dan
hipertensi arterial.
3. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan
diri.
4. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi
kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.

14
5. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia
6. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial.
Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia,
lapang pandang menyempit. Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan
dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
7. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
8. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas, whezing,
ronchi.
9. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan persepsi
dan orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan
nutrisi. Tidak mampu mengambil keputusan.
10. Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.

2.2.2 Diagnosa keperawatan dan intervensi


1. Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan
intra cerebral
 Tujuan : Perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
 Kriteria hasil :
- Klien tidak gelisah
- Tidak ada keluhan nyeri kepala
- GCS 456
- Tanda-tanda vital normal(nadi : 60-100 kali permenit, suhu: 36-
36,7C, pernafasan 16-20 kali permenit)
 Rencana tindakan
1) Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab gangguan
perfusi jaringan otak dan akibatnya
2) Anjurkan kepada klien untuk bed rest total
3) Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan tekanan intrakranial
tiap dua jam
15
4) Berikan posisi kepala lebih tinggi 15-30 dengan letak jantung (beri
bantal tipis)
5) Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan
6) Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
7) Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor
 Rasional
1) Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
2) Untuk mencegah perdarahan ulang
3) Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada klien secara dini dan
untuk penetapan tindakan yang tepat
4) Mengurangi tekanan arteri dengan meningkatkan draimage vena dan
memperbaiki sirkulasi serebral
5) Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intra kranial dan
potensial terjadi perdarahan ulang
6) Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat meningkatkan kenaikan
TIK. Istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk
pencegahan terhadap perdarahan dalam kasus stroke hemoragik /
perdarahan lainnya
7) Memperbaiki sel yang masih viabel

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kegagalan menggerakan


anggota tubuh
 Tujuan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan
kemampuannya
 Kriteria hasil
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertambahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
 Rencana tindakan
1) Ubah posisi klien tiap 2 jam
2) Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang
tidak sakit
3) Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
4) Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya

16
5) Tinggikan kepala dan tangan
6) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
 Rasional
1) Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah
yang jelek pada daerah yang tertekan
2) Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta
memperbaiki fungsi jantung dan pernapasa
3) Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih
untuk digerakkan

3. Gangguan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan


penekanan pada saraf sensori
 Tujuan : Meningkatnya persepsi sensorik : perabaan secara optimal.
 Kriteria hasil :
- Klien dapat mempertahankan tingakat kesadaran dan fungsi persepsi
- Klien mengakui perubahan dalam kemampuan untuk meraba dan merasa
- Klien dapat menunjukkan perilaku untuk mengkompensasi terhadap
perubahan sensori
 Rencana tindakan
1) Tentukan kondisi patologis klien
2) Kaji kesadaran sensori, seperti membedakan panas/dingin,
tajam/tumpul, posisi bagian tubuh/otot, rasa persendian
3) Berikan stimulasi terhadap rasa sentuhan, seperti memberikan klien
suatu benda untuk menyentuh, meraba. Biarkan klien menyentuh
dinding atau batas-batas lainnya.
4) Lindungi klien dari suhu yang berlebihan, kaji adanya lindungan yang
berbahaya. Anjurkan pada klien dan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan terhadap suhu air dengan tangan yang normal
5) Anjurkan klien untuk mengamati kaki dan tangannya bila perlu dan
menyadari posisi bagian tubuh yang sakit. Buatlah klien sadar akan
semua bagian tubuh yang terabaikan seperti stimulasi sensorik pada
daerah yang sakit, latihan yang membawa area yang sakit melewati garis
tengah, ingatkan individu untuk merawata sisi yang sakit.
6) Hilangkan kebisingan/stimulasi eksternal yang berlebihan.

17
7) Lakukan validasi terhadap persepsi klien
 Rasional
1) Untuk mengetahui tipe dan lokasi yang mengalami gangguan, sebagai
penetapan rencana tindakan
2) Penurunan kesadaran terhadap sensorik dan perasaan kinetik
berpengaruh terhadap keseimbangan/posisi dan kesesuaian dari gerakan
yang mengganggu ambulasi, meningkatkan resiko terjadinya trauma.
3) Melatih kembali jaras sensorik untuk mengintegrasikan persepsi dan
intepretasi diri. Membantu klien untuk mengorientasikan bagian dirinya
dan kekuatan dari daerah yang terpengaruh.
4) Meningkatkan keamanan klien dan menurunkan resiko terjadinya
trauma.
5) Penggunaan stimulasi penglihatan dan sentuhan membantu dalan
mengintegrasikan sisi yang sakit.
6) Menurunkan ansietas dan respon emosi yang berlebihan/kebingungan
yang berhubungan dengan sensori berlebih.
7) Membantu klien untuk mengidentifikasi ketidakkonsistenan dari persepsi
dan integrasi stimulus.

4. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan hilangnya tonus


otot fasial
 Tujuan : Proses komunikasi klien dapat berfungsi secara optimal
 Kriteria hasil
- Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat dipenuhi
- Klien mampu merespon setiap berkomunikasi secara verbal maupun
Isarat
 Rencana tindakan
1) Berikan metode alternatif komunikasi, misal dengan bahasa isarat
2) Antisipasi setiap kebutuhan klien saat berkomunikasi
3) Bicaralah dengan klien secara pelan dan gunakan pertanyaan yang
jawabannya “ya” atau “tidak”
4) Anjurkan kepada keluarga untuk tetap berkomunikasi dengan klien
5) Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi
6) Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan wicara

18
 Rasional
1) Memenuhi kebutuhan komunikasi sesuai dengan kemampuan klien
2) Mencegah rasa putus asa dan ketergantungan pada orang lain
3) Mengurangi kecemasan dan kebingungan pada saat
komunikasi
4) Mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan komunikasi yang efektif.
5) Memberi semangat pada klien agar lebih sering melakukan komunikasi
6) Melatih klien belajar bicara secara mandiri dengan baik dan benar

5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kerusakan mobilitas fisik


 Tujuan : Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
 Kriteria hasil
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan
Klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan
bantuan sesuai kebutuhan
 Rencana tindakan
1) Tentukan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan
perawatan diri
2) Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri
bantuan dengan sikap sungguh
3) Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri,
tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
4) Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya
atau keberhasilannya
5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi
 Rasional
1) Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan
secara individual
2) Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
3) Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan
meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi,
adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-
sendiri untuk mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan

19
4) Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong
klien untuk berusaha secara kontinyu
5) Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi
dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus

6. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kelemahan otot mengunyah dan menelan
 Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisi
 Kriteria hasil
- Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
- Hb dan albumin dalam batas normal
 Rencana tindakan
1) Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
2) Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan sesudah makan
3) Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan diatas bibir/dibawah dagu jika dibutuhkan
4) Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu
5) Berikan makan dengan berlahan pada lingkungan yang tenang
6) Mulailah untuk memberikan makan peroral setengah cair, makan lunak ketika
klien dapat menelan air
7) Anjurkan klien menggunakan sedotan meminum cairan
8) Anjurkan klien untuk berpartisipasidalam program latihan/kegiatan
9) Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau
makanan melalui selang
 Rasional
1) Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
2) Untuk klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi
3) Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol
muskuler
4) Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat mencetuskan
usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan
5) Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya
distraksi/gangguan dari luar

20
6) Makan lunak/cairan kental mudah untuk mengendalikannya didalam mulut,
menurunkan terjadinya aspirasi
7) Menguatkan otot fasial dan dan otot menelan dan menurunkan resiko
terjadinya tersedak
8) Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang meningkatkan nafsu
makan
9) Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan
jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan pada sistem peredaran darah manusia adalah kelainan atau penyakit
yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan oleh
faktor internal maupun faktor eksternal. Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut
makanan dan zat sisa hasil metabolisme. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari
darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah dapat mengalami gangguan
(penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetis). Gangguan atau kelainan peredaran darah
manusia dapat dikelompokkan menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh
darah

3.2 Saran
Dengan terselesaikannya Makalah gangguan peredaran darah ini diharapkan bagi
mahasiswa keperawatan agar lebih bisa mencegah dan memberikan asuhan keperawatan
pada penderita gangguan pembuluh darah.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://rskariadi.com/index.php/fasilitas/jantung-a-pembuluh-darah
http://masenchipz.com/cara-sehatkan-pembuluh-darah
http://www.juraganmedis.com/mengenal-kanker-pankreas.html
http://spiritia.or.id/news/bacanews.php?nwno=0443
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=249&fname=materi02.html
http://www.ahmadmultazam.co.cc/2010/05/pembuluh-darah-sebagai-alat-peredaran.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darah_kapiler
http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_ilmu_biologi\

23

Anda mungkin juga menyukai