Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH I
Kelompok 1 :
1. Adam Wahyu Siregar
2. Ade Indriani
3. Ade Oktaviany m.s
4. Adinda Rizky Amalia
5. Agus Diana pakpahan
6. AgustinaTampubolon
7. Badya Wanda Sinaga
8. Bella Putri .N
9. Beny Surya Lubis
PENGKAJIAN SISTEM
PENCERNAAN
Prinsip Pengkajian Gangguan Sistem
Pencernaan
PASIEN BARU
Lakukan Pengkajian
(data pengkajian
Keperawatan
belum ditegakkan

Anamnese
Pemeriksaan Fisik dan Observasi
Pemeriksaan Penunjang
Studi dokumentasi

PASIEN LAMA
(diagnose keperawatan observasi / monitoring
sudah ditegakkan)
Gambar
Sistem
Pencernaan
Anamnese Gangguan Sistem
Pencernaan
Tujuan :

1. Dasar dalam membina hubungan terapeutik perawat klien


2. Mendapatkan data subyektif (keluhan utama dan yang menyertai Gangguan Sistem
Pencernaan)
Pemeriksaan Fisik Gangguan Sistem
Pencernaan
Tujuan :

1. Klarifikasi/Validasi data hasil anamneses


2. Mendapatkan data obyektif gangguan system pencernaan
3. Mempertahankan hubungan terapeutik perawat-klien
4. Sebagai dasar / indikasi untuk pemeriksaan diagnostic lanjut
Sistematika Anamnese Klien Gangguan
Sistem Pencernaan
Gangguan system
Ada Cerna

Anamnese
Keluhan Utama

Gangguan system
Tidak ada yang lain

Keluhan tambahan / Gangguan system


menyertai cerna atau system lain
Keluhan Utama Gangguan Sistem
Pencernaan

• Mual / muntah
• Tidak nafsu makan, nyeri abdomen, berat badan menurun
• Perubahan pola eliminasi (frekuensi, warna, konsistensi)
analisa dengan metode PQRS
P = propokatif
Q = quality
R = region / daerah
S = scala
T = time
Tahapan • Screening : memeriksa tubuh secara umum untuk
mendeteksi adanya abnormalitas atau masalah yang

pemeriksaan mungkin terjadi


• Pemeriksaan regional : memeriksaan bagian dari

fisik system system pencernaan secara spesifik yang mengalami


gangguan

pencernaaan • Pf lengkap : PF head to toe + pem radiologi, tes


laboratium, endoscopy, USG, CT Scan, MRI dll
Riwayat 1.
2.
Penyakit pada masa anak-anak
Riwayat hospitalisasi

kesehatan 3. Riwayat pembedaan dan trauma

masa lalu 4.
5.
Riwayat immunisasi (mis : hepatitis)
Alergi (makanan, obat,lingkungan )
Riwayat Ca. colon, cystic fibrosis, obesitas, hepatitis,
gastritis/ulcus pepticum irritable bowel syndrome

kesehatan Review system tubuh yang lain:

keluarga
1. Status kesehatan umum
2. Respirasi
3. Cardiovascular
4. Musculoskeletal
5. Genitourinary
6. Endokrin
7. Lumpatic/hematologi
Profil 1.
2.
Praktik kesehatan dan kenyakinan/aktifitas self care
Pola diet dan nutrisi yang dikomsumsi

psikososial 3. Pola aktifitas dan olahraga


4. Pola rekrasi dan hobby
5. Pola individual (merokok, alcohol, kopi, obat-obatan)
6. Status social ekonomi
7. Pola kesehatan lingkungan
8. Peran, hubungan dan konsep diri
9. Pengaruh budaya/agama
10. Pola seksualitas
11. Dukungan social
12. Stress dan kopping
Pemeriksaan Umum : tanda-tanda vital, BB/TB
PF. Abdomen (inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi)

fisik PF. anus : (inspeksi, palpasi)


PF.head to toe : status kesehatan umum, integument,
HEENT, respirasi, cardiovascular, genitourinary,
musculoskeletal, neurologi
Pemeriksaan 1. Nutrisi untuk fungsi hematologi : protein (albumin)
Fe, Vit B12, zinc

diagnostik 2.
3.
Hemoglobin
Lekosit dan lymphosit (fungsi imunologi)
4. D-Xylose absortion test
5. Balans nitrogen (ureum,creatinin, solium, potassium)
6. Exfoliative cytologic
7. Analisa gastric dan test perfusi asam
8. Memometry esophageal
9. Pem. Diagnostik : foto abdomen, OMD, CTT scan,
USG, endoscopy
Diagnosa
keperawatan 1. Malnutrisi

gangguan 2. Gangguan ingesti

nutrisi dan 3.
4.
Gangguan digesti
Gangguan eliminasi

gangguan
pencernaan
Diagnosa
1. Perubahaan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kebutuhan untuk pemberian nutrisi, cairan dan elekrolit
melalui IV, kebtuhan metabolic yang berlebihan, kebutuhan

keperawatan untuk mengistrahatkan usus, kesulitan menelan, mual,


muntah, rasa nyeri, dimulut/gaster/abdomen,

kurang
obstruksi/reseksigaster dan oesophagel, ketidakmampuan
mencerna kalori dan nutrisi secara adekuat, intake makanan
yang tidak adekuat

nutrisi/gizi 2. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh b.d.


peningkatan intake makanan
3. Defisit self-care : makan b.d. penurunan fungsi neuromotor,
penurunan fungsi koognitif, perubahan persepsi sensori,
penurunan nafsu makan
4. Gangguan menelan b.d. obstruksi tumor di oesophageal
5. Resiko injury : dysritmia b.d. hypokalemia
6. Gangguan gambaran diri b.g miskonsepsi ukuran tubuh,
perasaan negative pada ukuran tubuh
Diagnosa keperawatan
gangguan ingesti
1. Perubahan membran mukosa oral b.d iritasi alkohol dan rokok, kemoterapi, terapi radiasi, kurang
nutrisi, kurangnya pengetahuan dalam pencegahan dan penanganan lesi dimulut
2. Perubahan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d. rasa nyeri di mulut, kesulitan
makan/menelan, perubahan mukosa oral
3. Nyeri b.d perubahan membran mukosa oral dan ulcerasi, episode refluks gastrick
4. Gangguan menelan b.d. obstruksi tumor di oesphageal
5. Kurangnya pengetahuan b.d. persiapan pre dan perawatan post operasi
6. Risiko gangguan integritas kulit b.d. pemasangan gastrostomy
7. Risiko injury b.d. prosedur pembedahan (perdarahan, bersihan jalan nafas yang efektif,
kemungkinan infeksi luka, pneumothorax, atelektasis)
Diagnosa • Perubahan malnutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d, penurunan absorsi nutrient, penurunan nafsu

Keperawatan makan, nyeri abdomen, mual muntah, kemungkinan


obstruksi gaster.

Gangguan • Takut b.d kurangnya pengetahuan, perubahan body


image, penyakit yang mengancam kehidupan.

Digestive • Manajemen pengaturan terapi yang tidak efektif b.d


kurangnya pengetahuan penyebab ulcer, penanganan
dan pencegahan kekambuhan.
• Risiko injury b.d komplikasi post operasi, perdarahan,
distensi atelectasis.
• Nyeri b.d injury pada mukosa gaster, erosi gaster, nyeri
akibat insisi pembedahan.
Gangguan • Risiko kekurangan volume cairan b.d muntah,
penurunan reabsorsi cairan di colon

Eliminasi • Kurangnya pengetahuan b.d persiapan operasi dan


perawatan post operasi
• Risiko gangguan body image b.d perubahan gaya
hidup akibat ostomy
• Risiko koping yang tidak efektif b.d stress akibat
penyakit yang dideritanya, eksaserbasi stress
• Resiko manajemen pengaturan terapi yang tidak
efektif b.d perawatan ostomy, irigasi, kemungkinan
komplikasi yang berhubungan dengan kolostomy .
1. Pengkajian
• Nama : Andika
• Tanggal Lahir : 2 Agustus 1979
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Tanggal MRS : 5 Agustus 2019

CONTOH KASUS
• Alamat : Medan
• Diagnosa medis : Konstipasi
• Sumber Informasi : klien,Pemeriksaan fisik,Kolonoskopi
• Keluhan Utama : Nyeri pada perut,seminggu belum BAB
• Riwayat Penyakit sekarang : Andika yang berumur 40 tahun
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah.bapak andika
mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB.biasanya bapak
andika bisa BAB 3 hari sekali.sejak saat itu bapak andika tidak
pernah menghabiskan porsi makan sehari-harinya. Selain
itu,bapak andika mengaku mudah lelah untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
• Riwayat kesehatan keluarga : -
Review of system :
• B1 (breath) : RR meningkat
• B2 (blood) : denyut jantung meningkat,TD meningkat
• B3 (brain) : Nyeri pada abdomen bawah
• B4 (bladder) : -
• B5 (bowel) : nafsu makan turun,BB turun
• B6 (bone) :-
• Hasil pemeriksaan fisik umum :
• Keadaan umum : Lemah
• TTV : tekanan darah 130/95 mmHg,nadi 90x/mnt,RR 23x/mnt
• Pemeriksaan fisik abdomen
• Inspeksi : pembesaran abdomen
• Palpasi : perut terasa keras,ada impaksi feses
• Perkusi : redup
• Auskultasi : bising usus tidak terdengar
2. Analisa Data
Data :
• Data subjektif : seminggu tidak BAB,kebiasaan BAB tiga kali sehari
• Data Objektif :
Inspeksi : pembesaran abdomen
Palpasi : perut terasa keras,ada impaksi feses.
Perkusi : redup.
Auskultasi : bising usus tidak terdengar.
Etiologi :
-Pola BAB tidak teratur
-Eliminasi feses tidak lancer
-Konstipasi
• Data subjektif : Klien tidak nafsu makan.
• Data Objektif : Bising usus tidak terdengar.
Etiologi :
-Sulit BAB
-Perut terasa begah
-Nafsu makan menurun
-Menurunnya intake makanan
Terimakasih….

Anda mungkin juga menyukai