Anda di halaman 1dari 22

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) TEORI

MIKOLOGI PRODI DIII TLM T.A 2018/2019

1. Identitas Mata Kuliah


Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
Jumlahminggu /pertemuan :14
Nama Tim Dosen :Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Lalu Srigede SSi Msi
Rohmi SSi MSi
2. Deskripsi MK
Mata kuliah ini diberikan sebagai matakuliah keahlian dalam diagnosa laboratorium fungi,
yang menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat mengisolasi,mengidentifikasi
3. Profil :
Tekhnisi laboratorium Medik
4. CapaianPembelajaran :
Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium medik mulai tahap pra analitik sampai pasca
analitik dibidang Mikologi menggunakan instrument sederhana dan otomatis secara terampil
sesuai standar pemeriksaan untuk menghasilkan informasi diagnostic yang tepat
5. Evaluasi :
10% Soft Kil, 10% Tugas 30% UTS 40 % UAS
6. SumberKepustakaan :
A. Pengantar Mikologi. Penerbit Alumni. Bandung.
B. Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., dan Oetari, A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
C. Wolff. K, Johnson. R.A, Suurmond. D . 2007. Fitzpatrick’s, The Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-Hill Companies.
D. Ellis, D. 2011. www.micologyonline.com. Universitas Adelaide. Tanggal akses 2 Juli 2011
E. Baillon. 2007. www.doctorfungus.com. Tanggal akses 2 Juli 2011
F. Brannon, H. 2004. Tinea Versicolor. Diambil dari www.about.com/Dermatology. diakses
tanggal 2 Juli 2011
G. Boel, T. 2003. Mikosis Superfisial. Fakultas kedokteran Gigi USU. Diambil
darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf. diakses tanggal 5
Juli 2011..
7. Jadwal Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan Materi Pokok Metode Pengajar


Ke Waktu
No. Hari/Tgl
(menit)

1. I,II, III 3 x 50 Morfologi, patogenitas,gejala Diskusi, Agrijanti SPd


klinis dan Epidemiologi ceramah MKed
2. IV,V 2 x 50 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Agrijanti SPd
mikosis superficial non ceramah MKed
dermatofita
3. VI,VII,VIII, 4 x 50 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Rohmi SSi
IX mikosis superficial dermatofita ceramah MSi
4. X 60 Morfologi, patogenitas,gejala Tertulis Agrijanti SPd
klinis dan Epidemiologi Mked
Isolasi dan Identifikasi penyebab Rohmi SSi
mikosis superfisial MSi
5. XI,XII,XIII, 4 x 50 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Jiwintarum
XIV mikosis Intermediate ceramah SSi MSi
7. XV, XVI, 4x 50 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Lalu Srigede
XVII, XVIII mikosis profunda ceramah SSi MSi
8 XIX 60 Semua Materi Pokok Diskusi, Tim
ceramah

TandaTanganKajur/ Kaprodi TandaTanganDosen PJMK


Agrijanti SPd Mked Agrijanti SPd Mked
____________________________ ________________________________
FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PRAKTIK

1. Identitas Mata Kuliah


Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
Jumlahminggu /pertemuan :18
2. Nama Tim Dosen :Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
Ulfia Zahratun Rahayu SSi
3. Deskripsi MK :
Mata kuliah ini diberikan sebagai matakuliah keahlian dalam bidang analisis jamur, agar
peserta didik mengetahui jenis jamur terutama yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan dapat mengisolasi,mengidentifikasi dan diagnosis
4. Profil :
Tekhnisi laboratorium Medik
5. CapaianPembelajaran :
Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium Medik mulai tahap pra analitik sampai pasca
analitik dibidang Mikologi menggunakan instrument sederhana dan otomatis secara terampil
sesuai standar pemeriksaan untuk menghasilkan informasi diagnostic yang tepat
6. Evaluasi :
10% Soft Kil, 10% Tugas 30% UTS 40 % UAS
7. SumberKepustakaan :
A. Pengantar Mikologi. Penerbit Alumni. Bandung.
B. Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., dan Oetari, A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
C. Wolff. K, Johnson. R.A, Suurmond. D . 2007. Fitzpatrick’s, The Color Atlas and Synopsis
of Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-Hill Companies.
D. Ellis, D. 2011. www.micologyonline.com. Universitas Adelaide. Tanggal akses 2 Juli 2011
E. Baillon. 2007. www.doctorfungus.com. Tanggal akses 2 Juli 2011
F. Brannon, H. 2004. Tinea Versicolor. Diambil dari www.about.com/Dermatology. diakses
tanggal 2 Juli 2011
G. Boel, T. 2003. Mikosis Superfisial. Fakultas kedokteran Gigi USU. Diambil
darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf. diakses tanggal
5 Juli 2011..
8. Jadwal Kegiatan Pembelajaran :
No. Perte Hari/Tgl Waktu Materi Pokok Metode Pengajar
muan (menit)
Ke-
1 I , 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
pembuatan media Praktiukum
Melakukan cara
identifikasi morfologi
fungi

2 I Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim


Jumat, pembuatan media Praktiukum
Melakukan cara
identifikasi morfologi
fungi

3 I Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim


Jumat, pembuatan media Praktiukum
Melakukan cara
identifikasi morfologi
fungi

4 I Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim


Jumat, pembuatan media Praktiukum
Melakukan cara
identifikasi morfologi
fungi

5 II Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim


Jumat, pembuatan preparat Praktiukum
fungi
Melakukan
pemeriksaan Angka
Kapang Khamir
6 II Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pembuatan preparat Praktiukum
fungi
Melakukan
pemeriksaan Angka
Kapang Khamir
7 II Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pembuatan preparat Praktiukum
fungi
Melakukan
pemeriksaan Angka
Kapang Khamir
8 II Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pembuatan preparat Praktiukum
fungi
Melakukan
pemeriksaan Angka
Kapang Khamir
9 III Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
10 III Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
11 III Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
12 III Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
13 IV Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
14 IV Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
15 IV Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
16 IV Kamis- 2(2x60) Melakukan Diskusi, Tim
Jumat, pemeriksaan fungi Praktiukum
dermatofita
UAS

TandaTanganKajur/ Kaprodi TandaTanganDosen

____________________________ ________________________________
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim Tenaga Pendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur.
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur
Pertemuan ke :I, II, III
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media Evaluasi
Pokok Pembelajaran (Menit) rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelas kan √ 50 Diskusi LCD Tugas A s/d M
gi, penggolongan penggolonga ceramah White UTS
patoge dan n dan Board UAS
nitas,ge penyebaran penyebaran Spidol
jala jamur jamur
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi morfologi 50
iologi jamur jamur √
memahami
Memahami sifat-sifat
sifat-sifat jamur
jamur
Menjelaskan
Mengerti cara cara √ 30
determinasi determinasi
dan dan
identifikasi identifikasi
jamur jamur

Mengerti cara Menjelaskan


reproduksi cara 20
jamur reproduksi √
Mengerti cara jamur
penularan
jamur

8. LangkahPembelajaran
Langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan Pre Test 3 x 5 menit
Inti Materi 3 x 45 menit
Penutup Post Tes 3 x 5 menit
9. Bahan Ajar / Hand Out
Mikologi berasal dari bahasa yunani myces= jamur dan logos= ilmu. Menurut Alexopulus istilah
mikologi kurang tepat. Istilah yang tepat adalah mycetology, karena myces berdasarkan tata
bahasa yunani adalah myceto.
Pada tahun 1729,Seorang botani Italia bernama Pier Antonio Micheli menerbitkan hasil penelitian
mengenai fungi dalam NOVA PLANTARUM GENERA dan dia dianggap orang pertama yang
meletakkan sain Mikologi (Alexopolus et al.,1996).
Ciri Khas Jamur:
Organisme berbentuk talus
Memiliki inti sejati (eukaryote)
Memiliki dinding kaku berasal dari kitin atau selulosa
Tidak memiliki zat hijau daun
Kosmopolit
Seiring perkembangan zaman Mikologi terbagi menjadi beberapa cabang misalnya: Mikologi
pangan, mikologi industri, mikologi pertanian, mikologi kesehatan
Disini yang akan di jelaskan adalah Mikologi Kesehatan yaitu Jamur-jamur yang berhungan
dengan kesehatan manusia.
Jenis Jamur
Ada Tiga jenis jamur yang dikenal dalam bidang kesehatan yaitu Jamur Patogen (menimbulkan
penyakit pada manusia), jamur Saproba (tidak menimbulkan penyakit pada manusi) dan jamur
Opportunis. Jamur opportunis berada antara jamur pathogen dan jamur saproba. Jamur
opportunis dapat menimbulkan penyakit walaupun dia tergolong pada jamur saproba. Jamur
opportunis akan menimbulkan penyakit apa bila ada factor pendukung.
Kapang dan Khamir
Jamur ada yang uniseluler (disebut khamir, ragi atau yeast) terpisah satu-satu atau memanjang/
berangkaian menyerupai benang "pseudohypae" dan ada yang multiseluler yang membentuk
benang(filament) dinamai kapang.
Koloni kapang mudah dibedakan dengan koloni khamir dan bakteri. Karena kapang umumnya
tumbuh berupa benang-benang halus sementara khamir atau bakteri tampak berupa bulatan
kental dengan permukaan licin,gelap atau kasar. Untuk membedakan koloni bakteri atau khamir
perlu dilakukan pengamatan dengan mikroskop.
Sifat Sifat Jamur
Sifat Koloni
Koloni ragi
Ciri-ciri : basah, kental, tidak memiliki miselium,berkembang biah secara seksual (Askosfora) dan
aseksual (blastosfora)
Contoh: Saccharomyces sp, Blastomyces dermatis
Koloni menyerupai ragi
Ciri-ciri : basah, kental, memiliki peseudomiselium, tidak memiliki askospora, berkembang biak
secara aseksual dengan tunas dan blatosfora
Contoh : Candida albicans
Koloni berfilamen
Ciri-ciri.
Makroskopis tampak berbentuk seperti beludru, wool, kapas, dan katunn. Sementara secara
mikroskopis penuh mielium berwarna
Contoh: Aspergillus sp
Sifat Hifa/Miselium
Warna
Putih kuning sampai jingga (penicillium) ; hijau, biru, sampai hitam( aspergillus); putih, abu- abu,
sampai coklat (Sporothicum asbencty)
Septasi
Hifa bersepta (memiliki sekat)
Contoh : Aspergillus
Hifa tidak bersepta atau di sebut juga "seonitic hifa" (tidak bersekat)
Contoh : Rhizopus sp
Percabangan
Membentuk sudut tajam (Aspergillus), dan membentuk sudut tegak lurus (Psycomycetes)
Sifat spora
Jenis : seksual dan aseksual
Bentuk : bulat, lonjong, bulan sabit,
Warna :
-Putih sampai kuning : Penicillium
- Hijau sampai biru : Aspergillus
- Coklat sampai hitam :homodendrum

TandaTanganKajur/ Kaprodi TandaTanganDosen

_______________________________ _______________________________
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur.
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur Non Dermatofita
Pertemuan ke :IV, V
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media Evaluasi
Pokok Pembelajaran (Menit) rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelaskan √ 20 Diskusi LCD Tugas A s/d M
gi, penggolongan cara ceramah White UTS
patoge dan penularan Board UAS
nitas,ge penyebaran jamur non Spidol
jala jamur dermatofita
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi jenis-jenis
iologi jamur penyakit √ 15
jamur
Memahami pada
sifat-sifat manusia
jamur
Menjelaskan
Mengerti cara cara-cara √ 15
determinasi diagnosis
dan penyakit
identifikasi jamur
jamur 30
Menjelaskan
Mengerti cara gejala klinis,
reproduksi patologi,
jamur identifikasi,
Mengerti cara epidemiologi,
penularan pengobatan
jamur dan √ 20
pencegahan
Penyakit
Fungi
superfisialis
Non
Dermatofita
8. LangkahPembelajaran
Langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan Pre Test 2 x 5 menit
Inti Materi 2 x 45 menit
Penutup Post Tes 2 x 5 menit
9. Bahan Ajar / Hand Out

MIKOSIS
(Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur)

Dari ribuan species ragi dan jamur, sekitar 100 species diantaranya diketahui dapat mengakibatkan
mikosis (infeksi akibat jamur) pada hewan dan manusia. Mikosis dikelompokkan atas dasar tempat
infeksinya pada tubuh manusia, yaitu mikosis superfisial, mikosis kutan, mikosis subkutan dan mikosis
sistemik (profunda). Infeksi yang diakibatkan oleh jamur dapat terjadi secara kompleks dalam skala
ringan atau berat. Pada kasus-kasus tertentu juga dijumpai adanya makanisme infeksi skunder akibat
mikosis. Reaksi imun sangat berperan penting sebagai pertahanan dari mikosis, namun demikian
pengobatan-pengobatan pada spesifikasi tertentu sangat menunjang proses penyembuhan.
A.    Mikosis Superfisial, Adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah
superfisial, yaitu kulit, rambut, kuku.
1.      Tinea versicolor : Merupakan infeksi ringan yang nampak dan terjadi akibat pertumbuhan
Malassezia furfur yang tidak terkendali. Dalam bahasa lokal dikenal sebagai panu.
Klinis : Muncul bercak putih kekuningan disertai rasa gatal pada kulit dada, punggung, axila leher dan
perut bagian atas. Daerah yang terserang akan mengalami depigmentasi.
Pencegahan: dengan menjaga kebersihan badan dan pakaian serta menghindari penularan.
Pengobatan : 1 % selenium sulfida yang digunakan setiap dua hari selama 15 menit kemudian dicuci.
Pada kasus yang berkaitan dengan kateter adalah dengan mengangkat kateter yang terpasang.
Diagnosa
Dengan pemeriksaan bahan pemeriksaan kerokan kulit yang mengalami kelainan.
a)      Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % 
Kulit yang mengalami kelainan dilakukan kerokan dengan alat skalpel yang sudah disterilkan dengan
alkohol 70 %. Hasil kerokan ditampung pada cawan petri steril atau kertas steril, dan dilakukan
pemeriksaan dengan cara diambil dengan ose diletakkan pada objek glas dan diberi KOH 10 %
ditutup dengan deck glas dan diperiksa dibawah mikroskop. Secara mikroskopik ditemukan hifa
pendek – pendek dan spora bergerombol.
b)      Pemeriksaan sinar wood
Dengan pemeriksaan sinar wood pada daerah infeksi akan memperlihatkan flouresens warna emas
atau orange.
Terapi
Dengan pemberian salisil / salep imidazol / mikonazol / klotrimazol dan pemberian ketokonazol secara
oral.  
2.      Tinea nigra : Infeksi pada lapisan kulit (stratum korneum) akibat serangan Exophiala weneckii.
Klinis : Muncul bercak-bercak (makula) berwarna coklat kehitaman. Bercak tersebut terisi oleh hifa
bercabang, bersepta, dan sel-sel yang bertunas, akan tetapi tetap terlihat datar menempel pada kulit
(tidak membentuk bagian yang menonjol, seperti sisik ataupun reaksi yang lain)
Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil kerokan langsung dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan KOH 10 %. Jamur akan tampak hifa dan tunas yang
berwarna hitam atau hijau tua dengan spora yang bergerombol.
Pencegahan : dengan menjaga kebersihan badan dan pakaian serta menghindari penularan.
Pengobatan : Pemberian asam undersilenat atau anti jamur azol.
3.      Piedra : Dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu White Piedra disebabkan oleh Trichosporon
Beigelli dan Black Piedra diakibatkan oleh Piedraia hortae.
Klinis terbentuknya nodul hitam keras di sekitar rambut kepala (Black piedra) terbentuk nodul yang
lebih halus pada rambut ketiak, kemaluan, janggut.
Pengobatan : Pemotongan rambut dan pemalkaian anti jamur tropikal.
a.       Piedra Hitam
Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh  Piedraia hortai. Infeksi terjadi
karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi mengalami kelainan berupa
benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika
dipaksakan rambut akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir
rambut mengalami kesulitan.
Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung
dengan menggunakan KOH 10 %.  Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli
dan ditemukan askus yang mengandung askospora. 
Kultur
Jika ditaman pada media SGA tampak koloniyang berwarna Hitam        
b.      Piedra Putih
Merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon cutaneum. Infeksi terjadi
karena  rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terifeksi mengalami kelainan berupa
benjolan yang tidak berwarna .   
Diagnosa 
Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan
menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih kekuningan,
ditemukan arthrospora pada ujung hifa.
Kultur
Bahan pemeriksaan jika ditanam pada media akan tumbuh koloni yang berwarna kuning, granuler.
TandaTanganDosen
TandaTangan Kajur/ Kaprodi

______________________ _______________________________
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur Dermtofita
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur Dermatofita
Pertemuan ke :VI, VII, VII, IX
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Evalua Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media
Pokok Pembelajaran (Menit) si rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelaskan √ 20 Diskusi Lembar Tugas A s/d M
gi, penggolongan cara ceramah soal dan UTS
patoge dan penularan Lembar UAS
nitas,ge penyebaran jamur Jawaban
jala jamur dermatofita
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi jenis-jenis
iologi jamur penyakit √ 30
jamur
Memahami dermatofita
sifat-sifat pada
jamur manusia

Mengerti cara Menjelaskan √


determinasi cara-cara
dan diagnosis
identifikasi penyakit 50
jamur jamur
dermatofita
Mengerti cara
reproduksi
jamur
Mengerti cara Menjelaskan 100
penularan gejala klinis,
jamur patologi, √
identifikasi,
epidemiologi,
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
superfisialis
Dermatofita
8. LangkahPembelajaran
Langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan Pre Test 4 x 5 menit
Inti Materi 4 x 45 menit
Penutup Post Tes 4 x 5 menit
9. Bahan Ajar / Hand Out
Mikosis Kutan,(Dermatofita) 
Adalah infeksi yang disebakan oleh jamur yang menyerang pada daerah superfisial yang
terkeratinisasi , yaitu kulit, rambut, kuku. Tidak ke jaringan yang lebih dalam.
1.      Tinea pedis (kaki atlet) : Infeksi menyerang jaringan antara jari-jari kaki dan berkembang
menjadi vesikel-vesikel kecil yang pecah dan mengeluarkan cairan encer, disebabkan oleh
Trichophyton rubrum, T. Mentagrophytes, Epidemirmophyton floccosum.
Klinis : Kulit antara jari kaki mengalami pengelupasan dan kulit pecah-pecah, dapat juga terjadi
infeksi skunder.
Pencegahan : Jaga kebersihan badan dan lingkungan.
Pengobatan : Fase akut : rendam dalam kalium permanganat 1 : 5000 sampai peradangan
mereda, kemudian berikan bahan kimia anti jamur (asam benzoat, asam salisilat, krim asam
undersilat, krim mikonazol).Pada fase menahun : Berikan bahan kimia krim antijamur pada waktu
malam dan bahan kimia bedak antijamur pada siang hari.
2.      Tinea Korporis, Tinea Kurtis (Kurap) : Menyerang kulit tubuh yang tidak berambut,
disebabkan oleh serangan jamur T. Rubrum, T metagrophytes, E. floccosum. Hifa tumbuh aktif ke
arah pinggir cincin stratum korneum yan belum terserang.
Klinis : Sering menimbulkan lesi-lesi anuler kurap, dengan bagian tengah bersisik dikelilingi oleh
pingiran merah meninggi sering mengandung volikel. Waktu hifa menjadi tua dan memisahkan diri
menjadi artrospora, sel-sel yang mengandung artrosphora mengelupas, sehinga pada beberapa
kasus terdapat bagian tengah yang bersih pada lesi kurap.
Pencegahan : Jaga kebersihan badan dan lingkungan
Pengobatan : Gunakan asam benzoat, asam salisilat, krim asam undersilat, krim mikonazol.
3.      Tinea kaptitis (kurap kulit kepala) : Infeksi microsporum terjadi pada masa kanak-kanak dan
biasanya aka sembuh pada saat memasuki masa puberitas. Sedangkan jika infeksi disebabkan
oleh Trichophyon yang tidak diobati akan menetap sampai dewasa.
Klinis : infeksi dimulai pada kulit kepala , selanjutnya ermofita tumbuh ke bawah mengikuti dinding
keratin folikel rambut. Infeksi pada rambut terjadi di atas akar rambut. Rambut menjadi mudah
patah dan meninglakna potongannya yang pendek. Pada bagian kulit kepala yang botak terlihat
bentuk kemerahan, edema, bersisik dan membentuk vesikel, pada kasus yang lebih parah dapat
menyebabkan peradangan dan mengarah pada mikosis sistemik.
Pencegahan : Jaga kebersihan badan dan lingkungan. Kasus-kasus sporadis biasanya diperoleh
dari anjing atau kucing. Mencegah penggunaan gunting dan alat cukur untuk bersama. Hindari
kontak dengan orang yang terinfeksi.
Pengobatan : pada infeksi kuli kepala rambut dapat dicabut degan tangan, sering keramas dan
mengunakan krim antijamur mikonizol.

TandaTanganDosen
TandaTangan Kajur/ Kaprodi

______________________ _______________________________
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur.Superfisial
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamur penyakit jamur dan Mikosis Superfisialis
Pertemuan ke :X
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media Evaluasi
Pokok Pembelajaran (Menit) rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelas kan √ √ Diskusi Soal dan UTS A s/d M
gi, penggolongan penggolonga ceramah Lembar
patoge dan n dan Jawaban
nitas,ge penyebaran penyebaran
jala jamur jamur
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi morfologi
iologi jamur jamur √ √
memahami
Memahami sifat-sifat
sifat-sifat jamur
jamur
Menjelaskan
Mengerti cara cara √ √
determinasi determinasi
dan dan
identifikasi identifikasi
jamur jamur

Mengerti cara Menjelaskan


reproduksi cara
jamur reproduksi
Mengerti cara jamur
penularan Menjelaskan
jamur cara √ √
penularan
jamur Non
dermatofita

Menjelaskan √ √
jenis-jenis
penyakit
jamur Non
dermatofita
pada
manusia

Menjelaskan √ √
cara-cara
diagnosis
penyakit
jamur Non
dermatofita

Menjelaskan
gejala klinis,
patologi, √ √
identifikasi,
epidemiologi,
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
superfisialis
Non
Dermatofita
√ √
Menjelaskan
cara
reproduksi √ √
jamur
Menjelaskan
cara
penularan
jamur
dermatofita

Menjelaskan
jenis-jenis
penyakit √ √
jamur
dermatofita
pada
manusia

Menjelaskan
cara-cara
diagnosis √ √
penyakit
jamur
dermatofita

Menjelaskan
gejala klinis,
patologi, √ √
identifikasi,
epidemiologi,
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
superfisialis
Dermatofita

8. LangkahPembelajaran
Langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan Pre Test
Inti Materi 60 menit
Penutup Post Tes
9. Bahan Ajar / Hand Out
1. Pada fungi apabila dilakukan identifikasi mikroskopik jenis Kapang maka yang dijadikan
acuan ialah sebagai berikut kecuali … a. Sekat hifa b. Inti Hifa c. Jenis kotak spora d.
Jenis koloni
2. Pada pemeriksaan gejala klinis penyakit kulit oleh Fungi yang menjadi acuan ialah …kecuali
a. Bagian aktif b. Keluhan gatal/tidak c. Hasil Pemeriksaan KOH 10 % d. Letak
kelainan
3. Pada kultur sampel tumbuh koloni menyerupai kapas dari segi koloni tergolong : a khamir/
Yeast b. Yeast Like c. Kapang/Mold d. Bakteri
4. Pada kultur sampel tumbuh koloni lembek mengkilat koloni tergolong : a khamir/
Yeast b. Yeast Like c. Kapang/Mold d. Bakteri
5. Kultur sampel tumbuh koloni lembek mengkilat namun beberapa hari berubah membentuk
benang-benang : a khamir/ Yeast b. Yeast Like c. Kapang/Mold d.
Bakteri
6. Fungi yang hidup bebas di tanah, dapat menyebabkan manusia terinfeksi dari afinitas
tergolong: a. zoofilik b. Antrofilik c. geofilik d. aquatic
7. Fungi yang pengobatannya memerlukan anti jamur a. zoofilik b. Antrofilik c. geofilik
d. aquatik
8. Fungi tidak dapat mengeluarkan zat pencerna keratin kecuali a. Microsporum b.
Cladosporum werneckii c. trichosporon begelii d. Piedra hortae
9. Ptiriasis versicolor dipengaruhi oleh a. Stress b.Usia c.hormona d. kebiasaan
10. Infeksi fungi di rambut berupa benjolan hitam di rambut a. Microsporum b.
Cladosporum werneckii c. trichosporon begelii d. Piedra hortae
11. Piedra putih penyebabnya Microsporum b. Cladosporum werneckii c.
trichosporon begelii d. Piedra hortae
12. Piedra hitam umumnya terdapat di daerah a. Benua b. kepulauan c.tropik, d. Iklim empat.
13. Tinea nigra menyerang kulit telapak kaki dan tangan memberikan warna hitam sampai coklat
a. Microsporum b. Cladosporum werneckii c. Trichosporon begelii d. Piedra hortae

14. Penyakit oleh Fungi dengan gejala bercak kemerahan memilki pinggiran aktif terletak
diselangkangan diistilahkan a.  Tinea kapitis b.  Tinea korporis c.¨  Tinea kruris d. ¨  Tinea
pedis
15. Penyakit oleh Fungi dengan gejala bercak kemerahan memilki pinggiran aktif terletak badan
diistilahkan a.  Tinea kapitis b.  Tinea korporis c.¨  Tinea kruris d. ¨  Tinea pedis
16. Pada Rambut, Pemeriksaan menggunakan wood lamp pada lesi sering menunjukkan flurosense
golongan patogens ektotrix sering memberikan flourosensi positif, contohnya a. M. Canis
b. M. gypsium c. M. mentagrophites d. M. rubrum
17. Kultur test. Agar sabouroud’s di butuhkan cycloheximide dan chlorampenicol untuk membuat
media agar sangat selektif kadar masing-masing a. 0,5 g /L b. 5 g/L c. 0,05g/L d. 50
g/L
18. Pada Tinea kapitis gejala Klinis terjadi Borok sampai tumor berbatas tegas nama lain untuk
ejala tersebut ialah a. Kerion b. Gray Pacth c. Black dot d.
Rubor
19. Genus Epidermophyton adalah penyebab tersering dari .. a. T. capitis b. T corporis
c. T. cruris d. T. barbe
20. Genus Trichophyton tidak pernah menyebabkan … a. T. capitis b. T corporis
c. T. cruris d. T. barbes
TandaTanganDosen
TandaTangan Kajur/ Kaprodi

______________________ _______________________________
 
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur Dermtofita
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur Intermediate
Pertemuan ke :XI, XII, XIII, XIV
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media Evaluasi
Pokok Pembelajaran (Menit) rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelaskan √ 20 Diskusi LCD Tugas A s/d M
gi, penggolongan cara ceramah White UTS
patoge dan penularan Board UAS
nitas,ge penyebaran jamur Spidol
jala jamur Intermediate
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi jenis-jenis
iologi jamur penyakit √ 30
jamur
Memahami Intermediate
sifat-sifat pada
jamur manusia

Mengerti cara Menjelaskan √


determinasi cara-cara
dan diagnosis
identifikasi penyakit 50
jamur jamur
Intermediate
Mengerti cara
reproduksi Menjelaskan
jamur gejala klinis,
Mengerti cara patologi, 100
penularan identifikasi,
jamur epidemiologi, √
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
Intrmediate

8. LangkahPembelajaran
Langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan Pre Test 4 x 5 menit
Inti Materi 4 x 45 menit
Penutup Post Tes 4 x 5 menit
9. Bahan Ajar / Hand Out
Jamur yang menyebabkan mikosis subkutan tumbuh dalam tanah atau pada tanaman yang
membusuk. Untuk dapat menimbulkan penyakit, jamur ini harus masuk ke dalam jaringan
subkutan atau dermis oleh karena itu disebut dengan mikosis subkutan. Infeksi ini berlangsung
kronis, lesi-lesi menyebar lambat dari daerah implantasi. Penyebaran melalui kelenjar getah
bening di sekitar lesi berjalan lambat kecuali untuk sporotrikosis. Mikosis subkutan biasanya
disebabkan karena luka pada daerah superfisial kulit atau trauma akibat tusukan duri.1,4
Infeksi ini biasanya mengenai daerah tropis dan subtropis dan berlangsung sporadis. Masing-
masing jamur penyebab mikosis subkutan ini telah mengembangkan suatu bentuk morfologi
yang unik sebagai patogen, kecuali untuk Basidiobolus haptosporus dan Entomophthora
coronata, zigomisetes yang tumbuh sebagai hifa bercabang dalam lesi-lesi subkutan. Infeksi
ini jarang menimbulkan kematian walaupun dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan.1,4
Mikosis subkutan terdiri dari mycetoma, sporotrichosis, dan chromomycosis. Yang jarang
terjadi antara lain zygomycosis, phaeohypomycosis, rhinosporidiosis dan lobomycosis. 1 Pada
tulisan, ini penulis akan menjelaskan sedikit mengenai Sporotrichosis, Chromoblastomycosis,
Rhinosporidiosis, Mycetoma dan Lobomycosis, yang mencakup etiologi, sejarah penemunya,
epidemiologi, manifestasi klinis, laboratorium diagnosis, dan pengobatannya. Mudah-mudahan
apa yang akan penulis sampaikan ini dapat menambah wawasan kita tentang jamur-jamur
penyebab infeksi pada jaringan subkutan.

TandaTanganDosen
TandaTangan Kajur/ Kaprodi

______________________ _______________________________

 
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur Dermtofita
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur Intermediate
Pertemuan ke :XV, XVI, XVII, XVIII
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media Evaluasi
Pokok Pembelajaran (Menit) rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelaskan √ 20 Diskusi LCD Tugas A s/d M
gi, penggolongan cara ceramah White UTS
patoge dan penularan Board UAS
nitas,ge penyebaran jamur Spidol
jala jamur profunda
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi jenis-jenis
iologi jamur penyakit √ 30
jamur
Memahami profunda
sifat-sifat pada
jamur manusia

Mengerti cara Menjelaskan √


determinasi cara-cara
dan diagnosis
identifikasi penyakit 50
jamur jamur
profund
Mengerti cara
reproduksi Menjelaskan
jamur gejala klinis,
Mengerti cara patologi, 100
penularan identifikasi,
jamur epidemiologi, √
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
profunda

8. LangkahPembelajaran
Langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan Pre Test 4 x 5 menit
Inti Materi 4 x 45 menit
Penutup Post Tes 4 x 5 menit
9. Bahan Ajar / Hand Out
Mikosis sistemik diyakini yang paling berbahaya dari semua infeksi jamur. Hal ini terutama karena
mereka menyerang organ internal dengan langsung masuk melalui paru-paru, saluran pencernaan
atau infus. Ini dapat disebabkan oleh dua kelompok jamur, jamur patogen primer atau jamur
oportunistik. Contoh penyakit jamur milik kelompok pertama meliputi blastomycosis, histoplasmosis,
paracoccidioidomycosis dan coccidiomycosis. Jamur oportunistik umumnya mempengaruhi orang-
orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau dengan beberapa cacat metabolisme yang serius.
Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kriptokokosis, kandidiasis, dan aspergillosis.
Penyakit Yang Disebabkan Mikosis Sistematik
1)    Misetoma adalah sindrom klinis dengan pembengkakan setempat yang indolen (tidak nyeri) dan
membentuk sinus, menyerang jaringan kutan, subkutan, fasia dan tulang. Terdapat 2 jenis misetoma,
yaitu misetoma aktinomikotik (bacterial mycetoma) dan misetoma maduromikotik (fungal
mycetoma/eumycetoma). Misetoma aktinomikotik (bacterial mycetoma) jamur penyebabnya adalah
Actinomadura pelletieri, Nocardia brasiliensis dan Streptomyces somaliensis. Sedangkan misetoma
maduromikotik (fungal mycetoma/ eumycetoma) disebabkan oleh jamur golongan Madurella
mycetomatis, Scedosporium apiospermum (Pseudoallscheria boydii), Madurella grisea, Leptosphaeria
sinegalensis. Misetoma banyak ditemukan di daerah kering dan jarang hujan, dan endemis di India,
Sudan, Nepal, Somalia, Kongo, Yaman, Venezuela dan Mexico. Juga di temukan di Indonesia.
2)    Kromomikosis adalah infeksi lokal menahun pada kulitdan jaringan subkutis orang sehat dan
imunokompeten, terjadi pada daerah kaki atau tungkai bawah dengan kelainan khas, seperti kutil
yang tumbuh. Disebabkan oleh jamur golongan Dematiceae, contohnya Phialophora verrucosa,
Fonsecaea pedrosoi, Fonseceae compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella aquaspersa.
Tersebar di daerah tropis dan sub-tropis.   
3)    Sporotrikosis adalah infeksi kronik supuratif granulomatosa (nanah berbutir) mengenai kulit, jar.
subkutis dan saluran getah bening, yang disebabkan oleh jamur dimorfik Sporotrichum schenckii.
Gambaran klinis Sporotrikosis: (1) Sporotrikosis kulit (2) Sporotrikosis limfatika lokalisata (3)
Sporotrikosispulmonum (4) Sporotrikosis kosis diseminata.Sporotrikosis ini penyebarannya kosmopolit
(di seluruh dunia).  
4)    Zigomikosis adalah mikosis yang disebabkan oleh jamur golongan Zygomycetes. Yang termasuk
ke dalam Zygomycetes antara lain: (1) Entomophthorales (2) Mucorales - Entomoftoramikosis adalah
mikosis yang disebabkan oleh jamur ordo Entomophthorales seperti Basidiobolus (menyebabkan
Basidiobolosis) dan Conidiobolus (menyebabkan Konidiobolosis). - Mukormikosis / Zigomikosis
adalah mikosis yang disebabkan oleh jamur Mucorales, diantara contohnya genus Rhizopus, Absidia
dan Rhizomucor. Ditemukan di daerah tropis dan sub tropis.   
5)    Keratomikosis adalah penyakit infeksi pada kornea yang disebabkan oleh jamur saprofit seperti,
Fuscarium, Aspergilus, Curvularia, Candida dan lain-lain. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah
tropis termasuk Indonesia.  
6)    Rinosporidiosis adalah mikosis pada jaringan epitel terutama nasofaring, selaput lendir mata,
kulit, bibir, laring, trakea, vulvo-vagina, rektum serta uretra. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Rhinosporodium seeberi. Penyakit ini ditemukan di daerah Asia, Afrika, Amerika dan Eropa.
Rinosporidiosis dapat terjadi pada hewan, seperti, keerbau, anjing, kucing, kuda, bebek dan
angsa.   
7)    Aktimikosis adalah mikosis yang disebabkan oleh jamur Actinomyces, terutama A. iisraelii. Jamur
ini berkemungkinan masuk ke dalam saluran pencernaan dan menyebar melalui jaringan mukosa
yang terluka. Dapat menyerang dinding torax, abdomen, dan usus. Penyakit ini bersifat kosmopolitan
dan di temukan pula di Indonesia.   
8)    Norkadiosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp. Terdapat 2 jenis
Norkadiosis, yaitu Norkadiosis sistemik seperti Norkadiosis pada paru dan Norkadiosis misetoma
pada jaringan subkutan. Norkadiosis pernah di temukan di Indonesia.   
9)    Feohifomikosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh jamur golongan
Dematiaceae,misalnya, Exophiala jeanselmein dan Wangiellandermatitidis, dapat mengenai kulit,
jaringan bawah kulit dan organ dalam. Ditemukan di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Australia.   
10) Kandidosis/Kandidiasis adalah penyakit jamur yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir, dan alat
dalam (vagina, orofaring), disebabkan oleh jamur Candida.   
11) Kriptokokosis adalah mikosis sistemik yang disebabkan oleh Cryptococcus neoformans dan
Cryptococcus ganttii. Diketahui bahwa hormon estrogen dapat menghambat pertumbuhan jamur ini
secara in vitro. Bersifat kosmopolit ditemukan pula di Indonesia.
12) Histoplasmosis adalah penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur dimorfik Histoplasma
capsulatum dan Histoplasma duboisii. Bersifat kosmopolit dan ditemukan pula di
Indonesia. Aspergilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur genus Aspergillus sp. patogen
yang dapat menginfeksi kulit, kuku dan alat dalam terutama paru. Ditemukan di Indonesia. Jamur ini
hidup pada tanah dengan kandungan nitrogen tinggi (tanah yang terkontaminasi dengan kotoran
unggas atau ternak)
13) Koksidioidomikosis adalah penyakit jamur yang ditemukan endemi di benua Amerika dan pernah
dilaporkan di Australia, tetapi, belum pernah di Indonesia. Disebabkan oleh Coccidiodes immitis yang
hidup di tanah, mikosis ini menyerang paru-paru.

14) Blastomikosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh jamur Blastomyces dermatitidis.


Tersebar di Amerika Utara, Kanada dan Afrika, tetapi belum pernah ditemukan di Indonesia. Infeksi
yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan
sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetes dermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.
15) Parakoksidioidomikosis adalah penyakit jamur yang banyak ditemukan di Amerika Selatan dan
belum pernah ditemukan di Indonesia. Mikosis yang diakibatkan oleh jamur Paracoccidioides
brasiliensis ( Blastomyces brasiliensis). Organisme infektif terhirup pada proses pernafasan.
Mikotoksikosis adalah penyakit yang timbul akibat mikotoksin yangikut termakan bersama makanan,
berbeda dengan missetismus (mycetismus) yaitu keracunan akibat makan jamur besar. Contoh jamur
yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah Amanita phalloides yang memiliki enterotiksin yang
membentuk toksin alfa amanitin.

TandaTanganDosen
TandaTangan Kajur/ Kaprodi

______________________ _______________________________
FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)TEORI
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
2. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
3. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
4. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur Dermtofita
5. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
6. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur Intermediate dan profunda
Pertemuan ke :XIX
7. Matrik RPP :
Indikator/ Aspek
Materi Capaian Waktu Sumber
Kriteria Kompetensi Metode Media Evaluasi
Pokok Pembelajaran (Menit) rujukan
Penilaian K A
Morfolo Memahami Menjelaskan √ √ 60 Tertulis Lembar UAS A s/d M
gi, penggolongan cara soal dan
patoge dan penularan lembar
nitas,ge penyebaran jamur jawaban
jala jamur Intermediate
klinis
dan Memahami Menjelaskan
Epidem morfologi jenis-jenis
iologi jamur penyakit √ √
jamur
Memahami Intermediate
sifat-sifat pada
jamur manusia

Mengerti cara Menjelaskan √ √


determinasi cara-cara
dan diagnosis
identifikasi penyakit
jamur jamur
Intermediate
Mengerti cara
reproduksi Menjelaskan
jamur gejala klinis,
Mengerti cara patologi,
penularan identifikasi,
jamur epidemiologi, √ √
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
Intrmediate
Menjelaskan
cara
penularan
jamur
profunda
Menjelaskan √ √
jenis-jenis
penyakit
jamur
profunda
pada
manusia

Menjelaskan √ √
cara-cara
diagnosis
penyakit
jamur
profund

Menjelaskan √ √
gejala klinis,
patologi,
identifikasi,
epidemiologi,
pengobatan
dan
pencegahan
Penyakit
Fungi
profunda

Bahan Ajar / Hand Out


CONTOH FORMAT KONTRAK PERKULIAHAN
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah :MIKOLOGI
Kode :BK-K3-1
Beban/Jumlah SKS :1
Penempatan :4
1. Prasyarat :Telah lulus MK Instrumen dan Biokimia
2. Nama Tim TenagaPendidik : Agrijanti SPd MKed
Yunan Jiwintarum SSi MKes
Rohmi SSi MSi
Lalu Srigede SSi MSi
Ulfia Zahrutun Rahayu SSi
3. Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mempelajari Mata Kuliah Memahami penggolongan dan penyebaran jamur
morfologi jamur, sifat-sifat jamur, cara determinasi dan identifikasi jamur, cara, reproduksi
jamur, cara penularan jamur, penyakit jamur, dan terampil melkukan diagnosis penyakit
jamur Dermtofita
4. Profil :Teknisi Laboratorium Medik
5. Materi Pokok :
Morfologi jamur, ifat-sifat jamur cara determinasi dan identifikasi jamur cara reproduksi jamur
cara penularan jamurpenyakit jamur Intermediate dan profunda
6. Bahan Bacaan
A. Pengantar Mikologi. Penerbit Alumni. Bandung.
B. Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., dan Oetari, A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
C. Wolff. K, Johnson. R.A, Suurmond. D . 2007. Fitzpatrick’s, The Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology, fifth edition. E-book : The McGraw-Hill Companies.
D. Ellis, D. 2011. www.micologyonline.com. Universitas Adelaide. Tanggal akses 2 Juli 2011
E. Baillon. 2007. www.doctorfungus.com. Tanggal akses 2 Juli 2011
F. Brannon, H. 2004. Tinea Versicolor. Diambil dari www.about.com/Dermatology. diakses
tanggal 2 Juli 2011
G. Boel, T. 2003. Mikosis Superfisial. Fakultas kedokteran Gigi USU. Diambil
darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf. diakses tanggal 5
Juli 2011..
H. Modul Praktium Mikologi
Jadwal Kegiatan Pembelajaran
7. Tugas-tugas
8. Kriteria dan Standar Penilaian
A. Tugas
A. Ujian Tengah Semester (UTS)
B. Ujian Tengah Semester (UAS)
9. Tata Tertib Siswa dan Dosen
A. Mahasiswa diwajibkan menggunakan pakaian sopan, rapi, berkerah pada waktu mengikuti
perkuliahan di kelas
B. Mahasiswa tidak diperkenankan memakai sandal waktu mengikuti perkuliahan, kecuali alasan
tertentu (sakit, habis kecelakaan)
C. Pada waktu perkuliahan semua handphone di-nonaktifkan/di-silent
D. Keterlambatan masuk di kelas hanya diijinkan maksimal 15 menit dari jadwal. Lewat dari batas
tersebut mahasiswa boleh masuk tapi tidak diperkenankan untuk absensi/tidak boleh masuk
ruangan agar tidak mengganggu PBM
E. Tidak diperkenankan melakukan keributan di kelas dalam bentuk apapun selama perkuliahan
berlangsung, kecuali pada saat diskusi
F. Mahasiswa wajib hadir minimal 75% (Teori) dari tatap muka
G. Mahasiswa wajib hadir 100% (Praktik) tatap muka
H. Tidak ada ujian susulan untuk UTS dan UAS, kecuali dengan alasan jelas
I. Hasil evaluasi mahasiswa wajib dikembalikan pada mahasiswa 2 (dua) minggu setelah ujian
berakhir
J. Protes nilai dilayani paling lama 1 minggu setelah nilai keluar
10. Jadwal Kuliah:

Pertemuan Materi Pokok Metode Pengajar


Ke Waktu
No. Hari/Tgl
(menit)

1. I,II, III 150 Morfologi, patogenitas,gejala Diskusi, Agrijanti SPd


klinis dan Epidemiologi ceramah MKed
2. IV,V 100 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Agrijanti SPd
mikosis superficial non ceramah MKed
dermatofita
3. VI,VII,VIII, 200 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Rohmi SSi
IX mikosis superficial dermatofita ceramah MSi
4. X 60 Morfologi, patogenitas,gejala Tertulis Agrijanti SPd
klinis dan Epidemiologi Mked
Isolasi dan Identifikasi penyebab Rohmi SSi
mikosis superfisial MSi
5. XI,XII,XIII, 100 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Jiwintarum
XIV mikosis Intermediate ceramah SSi MSi
7. XV, XVI, 100 Isolasi dan Identifikasi penyebab Diskusi, Lalu Srigede
XVII, XVIII mikosis profunda ceramah SSi MSi
8 XIX 50 Semua Materi Pokok Diskusi, Tim
ceramah

Lain-lain
Apabila ada hal-hal yang diluar kesepakatan ini untuk perlu disepakati, dapat dibicarakan secara
teknis pada saat setiap acara perkuliahan. Apabila ada perubahan isi kontrak perkuliahan, akan ada
pemberitahuan terlebih dahulu.

Kontrak perkuliahan ini dapat dilaksanakan, mulai dari disampaikan kesepakatan ini.

Pihak I Pihak II
Dosen Pengampu, a.n. Mahasiswa

( ) ( )

Mengetahui,
Ketua Program Studi ....................

( )
NIP.

Anda mungkin juga menyukai