Allah Ta'ala telah melapangkan jalan di depan kita, berbagai pintu rizki halal
dibuka selebar-lebarnya untuk kita.
ضى ِ ولع َّل بعض ُكم أن ي ُكون ألحن ِب ُح َّج ِت ِه ِمن بعض فأق، ى ِ وإِ َّن ُكم تخت، إِ َّنما أنا بشر
َّ ص ُمون إِل
ِ فإِ َّنما أقط ُع لهُ قِطعةً ِمن ال َّن، ُق أ ِخي ِه شيئًا فل يأ ُخذه
ار ِ فمن قضيتُ لهُ ِبح، نحو ما أسم ُع.
متفق عليه
"Sesungguhnya aku adalah manusia biasa, sedangkan kalian berdua membawa
persengketaan kalian kepadaku. Mungkin saja salah seorang dari kalian lebih
lihai dalam membawakan alasannya dibanding lawannya, sehingga akupun
memutuskan berdasarkan apa yang aku dengar dari kalian. Maka barang siapa
yang sebagian hak saudaranya aku putuskan untuknya, maka hendaknya ia tidak
mengambil hak itu; karena sesungguhnya aku telah memotongkan untuknya
sebongkah bara api neraka." )Muttafaqun 'alaih(
Pada hadits ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan bahwa hak
saudara kita yang kita rampas melalui jalur hukum, digambarkan sebagai
bongkahan bara api neraka.
Ibnu Hajar Al Asqalaani menjelaskan bahwa perumpamaan bongkahan bara api
ini menggambarkan kepada kita betapa pedihnya siksa yang akan menimpa kita.
)Fathul Bari 13/173(
Pada hadits lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bentuk lain
dari siksa yang menimpa perampas hak saudaranya:
رواه مسلم.ضين
ِ ّللاُ إِيَّاهُ يوم ال ِقيام ِة ِمن سب ِع أر ُ ض
َّ ُظل ًما ط َّوقه ِ م ِن اقتطع ِشب ًرا ِمن األر
"Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah dengan cara-cara zhalim )tidak
dibenarkan(, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan mengalungkan
kepadanya tanah itu dari tujuh lapis bumi." )Riwayat Muslim(
Adapun bila harta haram yang kita miliki adalah karena kita tidak menunaikan
kewajiban kita padanya, zaitu zakat, maka simaklah siksa yang telah menanti
kita:
}34{ ّللا فبشِرهُم ِبعذاب أ ِليم ِ والَّذِين يك ِن ُزون الذَّهب وال ِفضَّة ول يُن ِفقُونها فِي س ِبي ِل
ورهُم هـذا ما كنزتُم ُ ار جه َّنم فتُكوى ِبها ِجبا ُه ُهم و ُجنوبُ ُهم و
ُ ظ ُه ِ يوم يُحمى عليها فِي ن
ألنفُ ِس ُكم فذُوقُوا ما ُكنتُم تك ِن ُزون
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, )bahwa mereka akan
mendapat( siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam
neraka Jahannam, lalu dahi mereka, lambung dan punggung mereka dibakar
dengannya, )lalu dikatakan( kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri,maka rasakanlah sekarang )akibat dari( apa yang
kamu simpan." )QS. At Taubah: 34-35(
Ibnu Katsir berkata: "Barang siapa yang mencintai sesuatu dan lebih
mendahulukannya dibanding ketaatan kepada Allah, niscaya ia akan disiksa
dengannya. Karena orang-orang yang disebutkan pada ayat ini semasa hidupnya
di dunia lebih mencintai harta bendanya dibanding keridhaan Allah, di akhirat
mereka disiksa dengan hartanya. Sebagaimana halnya Abu Lahab -semoga
laknat Allah selalu menimpanya-, dengan dibantu oleh istri tercintanya berusaha
sekuat tenaga untuk memusuhi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka
kelak di hari kiamat, istri tercintanya berbalik turut menyiksa dirinya:
ُ يُط َّوقُه،ان
ِ لهُ ز ِبيبت،عا أقرع ُ فلم يُؤ ِد زكاتهُ ُم ِثل لهُ يوم ال ِقيام ِة، ًّللاُ مال
ً شجا َّ ُمن آتاه
ث ُ َّم تل ول. أنا كن ُزك، ث ُ َّم يقُو ُل أنا مالُك- يع ِنى ِشدقي ِه- ث ُ َّم يأ ُخذُ ِب ِله ِزمتي ِه،يوم ال ِقيام ِة
إلى آخر اآلية متفق عليه. يحسِب َّن الَّذِين يبخلُون
"Barang siapa yang telah Allah beri harta kekayaan, lalu ia tidak menunaikan
zakatnya, niscaya kelak pada hari kiamat harta kekayaannya akan diwujudkan
dalam bentuk ular berkepala botak, di atas kedua matanya terdapat dua titik
hitam. Kelak pada hari kiamat, ular itu akan melilit lehernya, lalu dengan
rahangnya ular itu menggigit tangannya, Selanjutnya ular itu berkata
kepadanya: 'Aku adalah harta kekayaanmu, aku adalah harta timbunanmu,'
selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca firman Allah
Ta'ala:
ول يحسب َّن الَّذِين يبخلُون ِبما آتا ُه ُم ّللاُ ِمن فض ِل ِه هُو خي ًرا لَّ ُهم بل هُو شر لَّ ُهم سيُط َّوقُون
ض وّللاُ ِبما تعملُون خ ِبير ِ ت واألر ِ سماوا
َّ اث ال ِ ِ ما ب ِخلُوا ِب ِه يوم ال ِقيام ِة و
ُ ِل ِمير
"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang
mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah-lah segala warisan )yang ada( di langit dan di bumi. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan." )Qs. Ali Imran: 180(. )Muttafaqun 'alaih(
Ibnu Hajar Al Asqalaani berkata: "Hikmah dikembalikannya seluruh harta yang
pernah ia miliki, padahal hak Allah )zakat( yang wajib ditunaikan hanyalah
sebagiannya saja, adalah karena zakat yang harus ditunaikan menyatu dengan
seluruh harta dan tidak dapat dibedakan. Ditambah lagi karena harta yang tidak
dikeluarkan zakatnya adalah harta yang tidak suci." )Fathul Bari 3/305(
ُ ُكل جسد نبت ِمن
ُ َّسحت فالن
رواه الحاكم والبيهقي وصححه األلباني.ار أولى ِب ِه
"Setiap jasad yang tumbuh dari harta haram, maka nerakalah yang lebih tepat
menjadi tempatnya." )Riwayat Al Hakim, Al Baihaqi dan dinyatakan sebagai
hadits shahih oleh Al Albani(
3. Harta Haram Biang Petaka di Dunia
Kita beriman bahwa alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Allah, tentu
kitapun )seharusnya( beriman bahwa satu-satunya cara yang tepat untuk
memakmurkan dan menjaga kelestariannya ialah dengan mengindahkan syari'at
Allah.
من ع ِمل صا ِل ًحا ِمن ذكر أو أُنثى وهُو ُمؤ ِمن فلنُح ِيي َّنهُ حياة ً ط ِيبةً ولنج ِزي َّن ُهم أجرهُم
ِبأحس ِن ما كانُوا يعملُون
"Barang siapa yang beramal sholeh, baik lelaki maupun perempuan sedangkan
ia beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." )Qs. An Nahl: 97(
Mari kita renungi…banyak dari cara-cara yang kita tempuh dalam
mengembangkan dan mengelola harta karunia Allah nyata-nyata melanggar
syari'at-Nya. Tidak heran bila kemurkaan Allah Ta'ala sering menghampiri
kehidupan kita dan berbagai bencana silih berganti mewarnai hari-hari kita.
Bila dahulu negeri kita terkenal dengan negri yang makmur, subur dan aman
sentosa, akan tetapi sekarang senantiasa dirundung bencana dan musibah. Bila
musin hujan, banjir bandang menghancurkan kehidupan banyak saudara kita,
bila kemarau tiba kekeringanpun melanda. Gunung meletus, tanah longsor,
bumi memuntahkan isi perutnya, dan harga kebutuhan pokok terus berlari
menjauhi kita.
Apa karena kita sudah seperti yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
sabdakan…???:
ت وّللاُ ل ي ُِحب ُك َّل كفَّار أ ِثيم َّ يمح ُق ّللاُ ال ِربا ويُر ِبي ال
ِ صد ق ا
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (Qs. Al Baqarah: 276)
"Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya
syaithan adalah musuh yang nyata bagimu." )Qs. Al Baqarah: 178(
Mari Renungi ayat di atas dengan baik…, betapa Allah menjadikan sikap
mencukupkan diri dengan makanan halal nan baik sebagai lawan dari langkah-
langkah setan.
Mungkin saja jawaban dari keadaan yang kita hadapi ini adalah pada
permasalahan ini. Mungkin saja ada dari sebagian harta kekayaan kita yang
harus dibersihkan, sehingga hati kitapun dapat disucikan, amalan dan ucapan
kitapunpun diridhai Allah.
ِ ان انقطع عنهُ عملُهُ ِإلَّ ِمن ثلثة ِإلَّ ِمن صدقة ج
ارية أو ِعلم يُنتف ُع ِب ِه أو ُ اإلنس
ِ ِإذا مات
رواه مسلم.ُعو له ُ ولد صا ِلح يد
"Bila anak Adam telah meninggal dunia, niscaya pahala amalannya akan
terputus, kecuali dari tiga jenis amalan: shodaqah jariyah, ilmu yang berguna,
atau anak shaleh yang senantiasa mendoakannya." )Riwayat Muslim(
Akan tetapi, apa perasaan kita, andai kita mengetahui bahwa doa anak kita tidak
akan pernah dikabulkan Allah?
Betapa hancurnya hati kita di saat mengetahui bahwa doa-doa anak keturunan
kita tidak mungkin dikabulkan Allah?
Bila kita tidak mengharapkan keadaan itu menimpa kita dan keturunan kita,
maka bersikap hati-hatilah dalam urusan harta benda dan nafkah keluarga kita.
Jangan sampai ada sesuap nasipun yang masuk ke dalam perut mereka yang
berasalkan dari hasil haram.
صيام وزكاة ويأ ِتى قد شتم هذا وقذف هذا وأكل ِ ِإ َّن ال ُمف ِلس ِمن أ ُ َّم ِتى يأ ِتى يوم ال ِقيام ِة ِبصلة و
مال هذا وسفك دم هذا وضرب هذا فيُعطى هذا ِمن حسنا ِت ِه وهذا ِمن حسنا ِت ِه فإِن ف ِنيت
ِ ط ِرح فِى ال َّن
ار ُ حسناتُهُ قبل أن يُقضى ما علي ِه أ ُ ِخذ ِمن خطاياهُم ف.
ُ ط ِرحت علي ِه ث ُ َّم
رواه مسلم
"Sesungguhnya orang yang benar-benar pailit dari umatku ialah orang yang
kelak pada hari kiamat datang dengan membawa pahala sholat, puasa dan zakat.
Akan tetapi ia datang dalam keadaan telah mencaci ini, menuduh ini, memakan
harta ini, menumpahkan darah ini. Sehingga ini diberi tebusan dari pahala amal
baiknya, dan inipun diberi tebusan dari pahala amal baiknya. Selanjutnya bila
pahala kebaikannya telah sirna padahal tanggungan dosanya belum lunas
tertebus, maka diambilkan dari dosa kejelekan mereka, lalu dicampakkan
kepadanya, dan akhirnya ia diceburkan ke dalam neraka." )Riwayat Muslim(
Pada riwayat lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فإِ َّنهُ ليس ث َّم دِينار ول دِرهم ِمن قب ِل أن يُؤخذ، من كانت ِعندهُ مظلمة أل ِخي ِه فليتحلَّلهُ ِمنها
رواه.ط ِرحت علي ِه ِ فإِن لم ي ُكن لهُ حسنات أ ُ ِخذ ِمن س ِيئا، أل ِخي ِه ِمن حسنا ِت ِه
ُ ف، ت أ ِخي ِه
البخاري
"Barang siapa yang pernah melakukan kezhaliman terhadap saudaranya,
hendaknya segera ia meminta saudaranya agar memaafkannya sekarang juga,
karena kelak )di hari kiamat( tidak ada lagi uang dinar atau dirham )harta
benda(, dan sebelum sebagian dari pahala kebaikannya diambil guna menebus
apa yang pernah ia lakukan terhadap saudaranya. Dan bila ia telah tidak lagi
memiliki pahala kebaikan, maka akan diambilkan dari dosa-dosa saudaranya
lalu dicampakkan kepadanya." )Riwayat Bukhari(
Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu mengisahkan:
يؤخذ بيد العبد أو األمة فينصب على رؤوس األولين واآلخرين ثم ينادي مناد هذا فلن بن
فتفرح المرأة أن يدور لها الحق على ابنها وأخيها أو،فلن فمن كان له حق ليأت إلى حقه
فل أنساب بين ُهم يوم ِئذ ول يتساءلُون:على أبيها أو على زوجها ثم قرأ ابن مسعود.
يا رب فنيت الدنيا: فيقول، ائت هؤلء حقوقهم: فيقول الرب تعالى للعبد. 101 المؤمنون
خذوا من أعماله الصالحة فأعطوا لكل إنسان بقدر طلبته: فيقول للملئكة،فمن أين أوتيهم،
فإن كان وليا ً هلل فضلت من حسناته مثقال حبة من خردل من خير ضاعفها حتى يدخله بها
ت ِمن لَّدُنهُ أج ًرا
ِ إِ َّن ّللا ل يظ ِل ُم ِمثقال ذ َّرة وإِن تكُ حسنةً يُضا ِعفها ويُؤ: ثم يقرأ،الجنة
يا رب فنيت حسناته وبقي طالبون، قالت الملئكة،ً وإن كان عبدا ً شقيا. 40 ع ِظي ًما النساء،
خذوا من أعمالهم السيئة فأضيفوا إلى سيئاته وصكوا له صكا ً إلى النار: فيقول للملئكة.
"Kelak pada hari kiamat, setiap hamba akan dihadapkan kepada seluruh
makhluk, lalu seorang penyeru berkata: 'Ini adalah fulan bin fulan, maka barang
siapa yang memiliki hak atasnya, hendaknya segera datang.' Pada saat itu
seorang wanita merasa girang bila menyadari bahwa ia memiliki hak atas
anaknya, atau saudaranya, atau ayahnya atau suaminya. Selanjutnya Abdullah
bin Mas'ud berdalil dengan menyebutkan firman Allah Ta'ala: