Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK MAKANAN HARAM

Allah Ta'ala telah melapangkan jalan di depan kita, berbagai pintu rizki halal
dibuka selebar-lebarnya untuk kita.

‫اء فس َّواه َُّن سبع سماوات وهُو‬


ِ ‫سم‬ ِ ‫هُو الَّذِي خلق ل ُكم ما فِي األر‬
َّ ‫ض ج ِميعًا ث ُ َّم استوى إِلى ال‬
)٢٩( ‫ِب ُك ِل شيء ع ِليم‬
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak )menciptakan( langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu. )QS. Al Baqarah: 29(
Tetapi kita sering mengabaikan hal ini dan selalu merasa sempit dalam
hidup...sehingga mengambil jalan yang tidak diridlai Allah…
Mari kita renungkan baik-baik hal ini…
Dampak negatif dari harta haram:
1. Sumber Kemurkaan Allah di Dunia dan Akhirat

ِ ‫ُكلُوا ِمن ط ِيبا‬


‫ت ما رزقنا ُكم ول تطغوا فِي ِه في ِح َّل علي ُكم غض ِبي ومن يح ِلل علي ِه غض ِبي‬
‫فقد هوى‬
"Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku
menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka
sesungguhnya binasalah ia." )Qs. Thaha: 81(
Pada ayat ini Allah Ta'ala dengan tegas memerintahkan Bani Israil untuk
memakan rizki yang baik lagi halal. Sebagaimana Allah melarang mereka dari
berbuat melampaui batas dalam urusan rizki, yaitu dengan mencarinya dari
jalan-jalan yang haram, dan membelanjakannya di jalan yang haram. Bila
mereka melakukan hal itu, maka Allah telah mengancam mereka dengan
kemurkaan.
Ibnu Jarir menjelaskan maksud dari kebinasaan yang dimaksud pada ayat ini
dengan berkata: "Barang siapa yang telah mendapat ketentuan untuk ditimpa
kemurkaan-Ku, maka ia sungguh telah terjerumus dan pasti akan sengsara."
)Tafsir Ibnu Jarir 18/347(
2. Harta Haram Adalah Bara Neraka
Sebagai dampak langsung dari rizki haram ialah akan harta tersebut akan
menjadi bara api neraka. Pada suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
mendengar suara dua orang yang bersengketa di depan rumahnya. Maka
beliaupun segera keluar guna mengadili persengketaan mereka berdua. Beliau
bersabda kepada mereka:

‫ضى‬ ِ ‫ ولع َّل بعض ُكم أن ي ُكون ألحن ِب ُح َّج ِت ِه ِمن بعض فأق‬، ‫ى‬ ِ ‫ وإِ َّن ُكم تخت‬، ‫إِ َّنما أنا بشر‬
َّ ‫ص ُمون إِل‬
ِ ‫ فإِ َّنما أقط ُع لهُ قِطعةً ِمن ال َّن‬، ُ‫ق أ ِخي ِه شيئًا فل يأ ُخذه‬
‫ار‬ ِ ‫ فمن قضيتُ لهُ ِبح‬، ‫نحو ما أسم ُع‬.
‫متفق عليه‬
"Sesungguhnya aku adalah manusia biasa, sedangkan kalian berdua membawa
persengketaan kalian kepadaku. Mungkin saja salah seorang dari kalian lebih
lihai dalam membawakan alasannya dibanding lawannya, sehingga akupun
memutuskan berdasarkan apa yang aku dengar dari kalian. Maka barang siapa
yang sebagian hak saudaranya aku putuskan untuknya, maka hendaknya ia tidak
mengambil hak itu; karena sesungguhnya aku telah memotongkan untuknya
sebongkah bara api neraka." )Muttafaqun 'alaih(
Pada hadits ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan bahwa hak
saudara kita yang kita rampas melalui jalur hukum, digambarkan sebagai
bongkahan bara api neraka.
Ibnu Hajar Al Asqalaani menjelaskan bahwa perumpamaan bongkahan bara api
ini menggambarkan kepada kita betapa pedihnya siksa yang akan menimpa kita.
)Fathul Bari 13/173(
Pada hadits lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bentuk lain
dari siksa yang menimpa perampas hak saudaranya:

‫ رواه مسلم‬.‫ضين‬
ِ ‫ّللاُ إِيَّاهُ يوم ال ِقيام ِة ِمن سب ِع أر‬ ُ ‫ض‬
َّ ُ‫ظل ًما ط َّوقه‬ ِ ‫م ِن اقتطع ِشب ًرا ِمن األر‬
"Barang siapa yang mengambil sejengkal tanah dengan cara-cara zhalim )tidak
dibenarkan(, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan mengalungkan
kepadanya tanah itu dari tujuh lapis bumi." )Riwayat Muslim(
Adapun bila harta haram yang kita miliki adalah karena kita tidak menunaikan
kewajiban kita padanya, zaitu zakat, maka simaklah siksa yang telah menanti
kita:

}34{ ‫ّللا فبشِرهُم ِبعذاب أ ِليم‬ ِ ‫والَّذِين يك ِن ُزون الذَّهب وال ِفضَّة ول يُن ِفقُونها فِي س ِبي ِل‬
‫ورهُم هـذا ما كنزتُم‬ ُ ‫ار جه َّنم فتُكوى ِبها ِجبا ُه ُهم و ُجنوبُ ُهم و‬
ُ ‫ظ ُه‬ ِ ‫يوم يُحمى عليها فِي ن‬
‫ألنفُ ِس ُكم فذُوقُوا ما ُكنتُم تك ِن ُزون‬
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, )bahwa mereka akan
mendapat( siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam
neraka Jahannam, lalu dahi mereka, lambung dan punggung mereka dibakar
dengannya, )lalu dikatakan( kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri,maka rasakanlah sekarang )akibat dari( apa yang
kamu simpan." )QS. At Taubah: 34-35(
Ibnu Katsir berkata: "Barang siapa yang mencintai sesuatu dan lebih
mendahulukannya dibanding ketaatan kepada Allah, niscaya ia akan disiksa
dengannya. Karena orang-orang yang disebutkan pada ayat ini semasa hidupnya
di dunia lebih mencintai harta bendanya dibanding keridhaan Allah, di akhirat
mereka disiksa dengan hartanya. Sebagaimana halnya Abu Lahab -semoga
laknat Allah selalu menimpanya-, dengan dibantu oleh istri tercintanya berusaha
sekuat tenaga untuk memusuhi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka
kelak di hari kiamat, istri tercintanya berbalik turut menyiksa dirinya:

‫فِي ِجيدِها حبل ِمن َّمسد‬


"Yang di lehernya ada tali dari sabut." )Qs. Al Lahab: 5(.
Maksudnya, kelak di neraka istri Abu Lahab itu terus menerus mengumpulkan
kayu bakar lalu mencampakkannya kepada suaminya yaitu Abu Lahab. Dengan
demikian siksa neraka terasa semakin pedih baginya, karena orang yang paling
ia cintai di dunia turut menyiksa dirinya.
Demikian pula halnya dengan harta benda. Harta benda yang begitu disayang
oleh para pemiliknya, sehingga mereka enggan menunaikan zakat, maka kelak
di hari kiamat, harta itu menjadi alat penyiksa yang paling menyakitkan. Harta
benda itu akan dipanaskan lalu para pemiliknya akan dipanggang dengannya.
Betapa panasnya api yang ia rasakan kala itu. Dahi, pinggang dan punggungnya
akan dipanggang dengannya." )Tafsir Ibnu Katsir 4/141(
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu mengisahkan: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ يُط َّوقُه‬،‫ان‬
ِ ‫ لهُ ز ِبيبت‬،‫عا أقرع‬ ُ ‫ فلم يُؤ ِد زكاتهُ ُم ِثل لهُ يوم ال ِقيام ِة‬، ً‫ّللاُ مال‬
ً ‫شجا‬ َّ ُ‫من آتاه‬
‫ ث ُ َّم تل ول‬.‫ أنا كن ُزك‬، ‫ ث ُ َّم يقُو ُل أنا مالُك‬- ‫ يع ِنى ِشدقي ِه‬- ‫ ث ُ َّم يأ ُخذُ ِب ِله ِزمتي ِه‬،‫يوم ال ِقيام ِة‬
‫ إلى آخر اآلية متفق عليه‬. ‫يحسِب َّن الَّذِين يبخلُون‬
"Barang siapa yang telah Allah beri harta kekayaan, lalu ia tidak menunaikan
zakatnya, niscaya kelak pada hari kiamat harta kekayaannya akan diwujudkan
dalam bentuk ular berkepala botak, di atas kedua matanya terdapat dua titik
hitam. Kelak pada hari kiamat, ular itu akan melilit lehernya, lalu dengan
rahangnya ular itu menggigit tangannya, Selanjutnya ular itu berkata
kepadanya: 'Aku adalah harta kekayaanmu, aku adalah harta timbunanmu,'
selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca firman Allah
Ta'ala:

‫ول يحسب َّن الَّذِين يبخلُون ِبما آتا ُه ُم ّللاُ ِمن فض ِل ِه هُو خي ًرا لَّ ُهم بل هُو شر لَّ ُهم سيُط َّوقُون‬
‫ض وّللاُ ِبما تعملُون خ ِبير‬ ِ ‫ت واألر‬ ِ ‫سماوا‬
َّ ‫اث ال‬ ِ ِ ‫ما ب ِخلُوا ِب ِه يوم ال ِقيام ِة و‬
ُ ‫ِل ِمير‬
"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang
mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah-lah segala warisan )yang ada( di langit dan di bumi. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan." )Qs. Ali Imran: 180(. )Muttafaqun 'alaih(
Ibnu Hajar Al Asqalaani berkata: "Hikmah dikembalikannya seluruh harta yang
pernah ia miliki, padahal hak Allah )zakat( yang wajib ditunaikan hanyalah
sebagiannya saja, adalah karena zakat yang harus ditunaikan menyatu dengan
seluruh harta dan tidak dapat dibedakan. Ditambah lagi karena harta yang tidak
dikeluarkan zakatnya adalah harta yang tidak suci." )Fathul Bari 3/305(
ُ ‫ُكل جسد نبت ِمن‬
ُ َّ‫سحت فالن‬
‫ رواه الحاكم والبيهقي وصححه األلباني‬.‫ار أولى ِب ِه‬
"Setiap jasad yang tumbuh dari harta haram, maka nerakalah yang lebih tepat
menjadi tempatnya." )Riwayat Al Hakim, Al Baihaqi dan dinyatakan sebagai
hadits shahih oleh Al Albani(
3. Harta Haram Biang Petaka di Dunia
Kita beriman bahwa alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Allah, tentu
kitapun )seharusnya( beriman bahwa satu-satunya cara yang tepat untuk
memakmurkan dan menjaga kelestariannya ialah dengan mengindahkan syari'at
Allah.

‫من ع ِمل صا ِل ًحا ِمن ذكر أو أُنثى وهُو ُمؤ ِمن فلنُح ِيي َّنهُ حياة ً ط ِيبةً ولنج ِزي َّن ُهم أجرهُم‬
‫ِبأحس ِن ما كانُوا يعملُون‬
"Barang siapa yang beramal sholeh, baik lelaki maupun perempuan sedangkan
ia beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." )Qs. An Nahl: 97(
Mari kita renungi…banyak dari cara-cara yang kita tempuh dalam
mengembangkan dan mengelola harta karunia Allah nyata-nyata melanggar
syari'at-Nya. Tidak heran bila kemurkaan Allah Ta'ala sering menghampiri
kehidupan kita dan berbagai bencana silih berganti mewarnai hari-hari kita.
Bila dahulu negeri kita terkenal dengan negri yang makmur, subur dan aman
sentosa, akan tetapi sekarang senantiasa dirundung bencana dan musibah. Bila
musin hujan, banjir bandang menghancurkan kehidupan banyak saudara kita,
bila kemarau tiba kekeringanpun melanda. Gunung meletus, tanah longsor,
bumi memuntahkan isi perutnya, dan harga kebutuhan pokok terus berlari
menjauhi kita.
Apa karena kita sudah seperti yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
sabdakan…???:

ِ ‫صوا ال ِمكيال وال ِميزان ِإلَّ أ ُ ِخذُوا ِب‬


ِ ‫الس ِنين و ِشدَّةِ المؤُن ِة وجو ِر السلط‬
‫ ولم‬،‫ان علي ِهم‬ ُ ُ‫لم ينق‬
‫ رواه ابن‬.‫اء ولول البها ِئ ُم لم يُمط ُروا‬
ِ ‫سم‬ َّ ‫يمنعُوا زكاة أموا ِل ِهم ِإلَّ ُم ِنعُوا القطر ِمن ال‬
‫ماجة والحاكم والبيهقي وحسنه األلباني‬
"Tidaklah mereka berbuat curang dalam hal takaran dan timbangan melainkan
mereka akan ditimpa paceklik, biaya hidup mahal, dan perilaku jahat para
penguasa. Dan tidaklah mereka enggan untuk membayar zakat harta mereka,
melainkan mereka akan dihalangi dari mendapatkan air hujan dari langit,
andailah bukan karena binatang ternak, niscaya mereka tidak akan diberi hujan."
)Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim, Al Baihaqi dan dinyatakan sebagai hadits
hasan oleh Al Albani(
Apa yang menimpa perekonomian dunia sekarang ini cukuplah menjadi
pelajaran bagi kita. Masyarakat dunia sekarang ini begitu ambisi untuk
mendapatkan kekayaan dengan cara membudi-dayakan riba. Tidak heran bila
pada zaman sekarang, kita merasa kesulitan untuk menghindari jaring-jaring
riba. Akan tetapi apakah masyarakat dunia sekarang ini dapat menikmati
kekayaan mereka yang diperoleh dari praktek-praktek riba ????????
Berapa banyak konglomerat yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri...???
Berapa banyak orang kaya yang ditimpa penyakit komplikasi..???
Berapa banyak orang kaya yang didera masalah di pengadilan..???
Berapa banyak orang kaya yang tidak berani menikmati kekayaannya, karena
takut akan berbagai penyakit dan resiko dari perbuatannya..???
Tidak heran bila untuk makan di restoran saja mereka merasa tidak aman, takut
kolesterol, gula dan lainnya....
Sehingga bila kita perhatikan hidupnya..., di rumah ia hanya bisa menikmati
pakaian kolor, di ranjang yang mewah ia tidak bisa merasakan indahnya tidur
nyenyak, di luar ia takut perampok, dan ketika duduk di meja makan, ia hanya
bisa menikmati beberapa gram nasi putih, beberapa lembar sayur-mayur, dan
ketika minum ia hanya berani minum air putih, ditambah lagi setelah makan ia
harus minum segenggam obat-obatan. Menurut kita, nikmatkah kehidupan
semacam ini ??????
Inilah sebagian dari wujud nyata dari ancaman Allah Ta'ala terhadap para
pemakan riba:

‫ت وّللاُ ل ي ُِحب ُك َّل كفَّار أ ِثيم‬ َّ ‫يمح ُق ّللاُ ال ِربا ويُر ِبي ال‬
ِ ‫صد ق ا‬
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (Qs. Al Baqarah: 276)

ِ ‫ عاقِبتُهُ ت‬،‫الربا و ِإن كثُر‬


‫صي ُر ِإلى ق َّل) رواه أحمد الطبراني والحاكم وحسنه الحافظ ابن‬ ِ ‫( ِإ َّن‬
‫حجر واأللباني‬
"Sesungguhnya )harta( riba, walaupun banyak jumlahnya, pada akhirnya akan
menjadi sedikit." )Riwayat Imam Ahmad, At Thabrany, Al Hakim dan
dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Ibnu Hajar dan Al Albany(
4. Harta Haram Adalah Jaring-jaring Setan
Bila menempuh jalan-jalan halal dan memakan harta halal adalah syari'at Allah,
maka kebalikannya, yaitu menempuh jalan-jalan haram dan memakan harta
haram adalah ajaran setan.
Setan berusaha merekrut kita untuk menjadi pengikutnya. Ia berusaha
mengekang akal sehat dan iman kita, tetesan air liur kita yang mengalir karena
tergiur oleh manisnya harta kekayaan dan nikmatnya syahwat dunia.
‫ان إِنَّه لَكم عَدو ُّم ِبين‬
ِ ‫ط‬َ ‫ت الشَّي‬
ِ ‫ط ِيبا ا َولَ تَت َّ ِبعوا خط َوا‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها النَّاس كلوا ِم َّما فِي األَر‬
َ ‫ض َحالَلا‬

"Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya
syaithan adalah musuh yang nyata bagimu." )Qs. Al Baqarah: 178(
Mari Renungi ayat di atas dengan baik…, betapa Allah menjadikan sikap
mencukupkan diri dengan makanan halal nan baik sebagai lawan dari langkah-
langkah setan.

‫ان فإِ َّنهُ يأ ُم ُر‬


ِ ‫شيط‬ َّ ‫ت ال‬ ُ ‫ان ومن يتَّ ِبع ُخ‬
ِ ‫طوا‬ َّ ‫ت ال‬
ِ ‫شيط‬ ِ ‫طوا‬ ُ ‫يا أيها الَّذِين آمنُوا ل تتَّ ِبعُوا ُخ‬
َّ ‫ّللا علي ُكم ورحمتُهُ ما زكا ِمن ُكم ِمن أحد أبدًا ول ِك َّن‬
‫ّللا‬ ِ َّ ‫اء وال ُمنك ِر ولول فض ُل‬ ِ ‫ِبالفحش‬
‫ّللاُ س ِميع ع ِليم‬ َّ ‫يُز ِكي من يشا ُء و‬
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka
sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang
mungkar.Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu
sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih )dari perbuatan-perbuatan
keji dan mungkar itu( selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." )Qs. An
Nur: 21(
Allah Ta'ala menjelaskan bahwa orang yang telah terperangkap oleh jaring-
jaring setan sehingga mengikuti jejaknya, maka sesungguhnya setan hanyalah
akan menuntunnya kepada perbuatan keji dan mungkar. Bila telah demikian
keadaannya, maka ia akan tercebur dalam kubangan perbuatan maksiat dan
dosa.
Coba mari kita kembali mengoreksi diri..., mungkin selama ini kita ringan
tangan untuk berbuat maksiat dan berat hati bila hendak beramal sholeh,
padahal kita telah banyak mendengar nasehat, membaca ayat dan hadits, serta
menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah. Walau demikian, mengapa ternyata
semua itu tak juga dapat mensucikan jiwa dan amalan kita ???

Mungkin saja jawaban dari keadaan yang kita hadapi ini adalah pada
permasalahan ini. Mungkin saja ada dari sebagian harta kekayaan kita yang
harus dibersihkan, sehingga hati kitapun dapat disucikan, amalan dan ucapan
kitapunpun diridhai Allah.

‫ت‬ َّ ‫الط ِيبُون ِل‬


ِ ‫لط ِيبا‬ َّ ‫لط ِي ِبين و‬
َّ ‫الط ِيباتُ ِل‬
َّ ‫ت و‬
ِ ‫الخ ِبيثاتُ ِللخ ِبي ِثين والخ ِبيثُون ِللخ ِبيثا‬
"Ucapan dan amalan tidak baik adalah pasangan bagi laki-laki tidak baik, dan
laki-laki tidak baik adalah pasangan bagi ucapan dan amalan tidak baik )pula(.
Sedangkan ucapan dan amalan baik adalah pasangan bagi laki-laki baik dan
laki-laki baik adalah pasangan bagi ucapan dan amalan baik )pula(." )Qs. An
Nur: 26(
Kebanyakan ulama' ahli tafsir menjelaskan bahwa amalan dan ucapan buruk
adalah kebiasaan dari orang-orang yang buruk pula. Sebaliknyapun demikian,
amalan dan ucapan baik adalah kebiasaan dari orang-orang baik pula. )Baca
Tafsir Ibnu Jarir At Thabari19/142, Tafsir Al Qurthubi 21/211 & Tafsir Ibnu
Katsir 6/34(
Mungkin saja selama ini kita merasa kesusahan dalam mendidik istri dan putra-
putri kita? Bila benar, maka mungkin saja sumber permasalahannya adalah
nafkah yang selama ini kita berikan kepada mereka. Karenanya alangkah
baiknya bila kita kembali mengoreksi asal-usul nafkah yang kita berikan kepada
mereka.
5. Harta Haram Penghalang Terkabulnya Doa
Kita banyak memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala, akan tetapi, coba kita
kembali mengamati doa-doa kita, berapakah perbandingan antara doa yang telah
dikabulkan dari yang belum?
Diantara hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa adalah karena kita pernah
makan, minum atau mengenakan harta haram. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
َّ ‫ّللا ط ِيب ل يقب ُل ِإلَّ ط ِيبًا و ِإ َّن‬
‫ّللا أمر ال ُمؤ ِم ِنين ِبما أمر ِب ِه ال ُمرس ِلين فقال‬ ُ ‫أيها ال َّن‬
َّ ‫اس ِإ َّن‬
:‫يا أيها‬: ‫ وقال‬.‫ت واعملُوا صا ِل ًحا ِإ ِنى ِبما تعملُون ع ِليم‬ َّ ‫س ُل ُكلُوا ِمن‬
ِ ‫الط ِيبا‬ ُ ‫يا أيها الر‬
‫سفر أشعث أغبر ي ُمد‬ َّ ‫ ث ُ َّم ذكر‬.‫ت ما رزقنا ُكم‬
َّ ‫الر ُجل ي ُِطي ُل ال‬ ِ ‫الَّذِين آمنُوا ُكلُوا ِمن ط ِيبا‬
ُ ‫سهُ حرام و‬
‫غذِى ِبالحر ِام‬ ُ ‫ب ومطع ُمهُ حرام ومشربُهُ حرام وملب‬ ِ ‫ب يا ر‬ِ ‫اء يا ر‬ ِ ‫سم‬ َّ ‫يدي ِه إِلى ال‬
‫ رواه مسلم‬.‫اب ِلذ ِلك‬ ُ ‫فأ َّنى يُستج‬
"Wahai umat manusia! Sesungguhnya Allah itu baik, sehingga tidaklah akan
menerima kecuali yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang telah Ia tujukan kepada
para rasul. Allah berfirman:

‫ت واعملُوا صا ِل ًحا إِ ِني ِبما تعملُون ع ِليم‬ َّ ‫س ُل ُكلُوا ِمن‬


ِ ‫الط ِيبا‬ ُ ‫يا أيها الر‬
"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan:
)Qs. Al Mukminun: 51(. Dan Allah juga berfirman:

ِ ‫يا أيها الَّذِين آمنُوا ُكلُوا ِمن ط ِيبا‬


‫ت ما رزقنا ُكم‬
"Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki-rizki baik yang telah
Kami karuniakan kepadamu." Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menyebutkan seorang lelaki yang bersafar jauh, hingga penampilannya
menjadi kusut dan lalu ia menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil
berkata: 'Ya Rab, Ya Rab,' sedangkan makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan dahulu ia diberi makan dari makanan yang haram, maka
mana mungkin permohonannya dikabulkan." )Riwayat Muslim(
Pada lelaki yang dikisahkan berdoa dalam hadits ini terdapat berbagai hal yang
dapat mendukung terkabulkannya doa:
1. Sedang dalam perjalanan.
2. Mengangkat tangan ke langit.
3. Bertawassul dengan menyebut salah satu nama Allah Ta'ala.
4. Sedang dalam keadaan susah.
Walau demikian halnya, akan tetapi doanya tidak dikabulkan, dan sebabnya
ialah rizki haram yang ia makan, minum dan kenakan.
Kita pasti mengimpikan untuk memiliki anak sholeh yang senantiasa berdoa
untuk kita. Dengan demikian walaupun kita telah mati, pahala amal sholeh tetap
mengalir kepada kita.

ِ ‫ان انقطع عنهُ عملُهُ ِإلَّ ِمن ثلثة ِإلَّ ِمن صدقة ج‬
‫ارية أو ِعلم يُنتف ُع ِب ِه أو‬ ُ ‫اإلنس‬
ِ ‫ِإذا مات‬
‫ رواه مسلم‬.ُ‫عو له‬ ُ ‫ولد صا ِلح يد‬
"Bila anak Adam telah meninggal dunia, niscaya pahala amalannya akan
terputus, kecuali dari tiga jenis amalan: shodaqah jariyah, ilmu yang berguna,
atau anak shaleh yang senantiasa mendoakannya." )Riwayat Muslim(
Akan tetapi, apa perasaan kita, andai kita mengetahui bahwa doa anak kita tidak
akan pernah dikabulkan Allah?
Betapa hancurnya hati kita di saat mengetahui bahwa doa-doa anak keturunan
kita tidak mungkin dikabulkan Allah?
Bila kita tidak mengharapkan keadaan itu menimpa kita dan keturunan kita,
maka bersikap hati-hatilah dalam urusan harta benda dan nafkah keluarga kita.
Jangan sampai ada sesuap nasipun yang masuk ke dalam perut mereka yang
berasalkan dari hasil haram.

6. Harta Haram Adalah Biang Kebangkrutan di Hari Kiamat


Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui sahabatnya
lalu bertanya kepada mereka: "Tahukah kalian, siapakah sebenarnya orang yang
pailit?" Spontan para sahabat menjawab: "Menurut kami orang yang pailit
adalah orang yang tidak lagi memiliki uang atau barang." Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menimpali jawaban sahabatnya ini dengan bersabda:

‫صيام وزكاة ويأ ِتى قد شتم هذا وقذف هذا وأكل‬ ِ ‫ِإ َّن ال ُمف ِلس ِمن أ ُ َّم ِتى يأ ِتى يوم ال ِقيام ِة ِبصلة و‬
‫مال هذا وسفك دم هذا وضرب هذا فيُعطى هذا ِمن حسنا ِت ِه وهذا ِمن حسنا ِت ِه فإِن ف ِنيت‬
ِ ‫ط ِرح فِى ال َّن‬
‫ار‬ ُ ‫ حسناتُهُ قبل أن يُقضى ما علي ِه أ ُ ِخذ ِمن خطاياهُم ف‬.
ُ ‫ط ِرحت علي ِه ث ُ َّم‬
‫رواه مسلم‬
"Sesungguhnya orang yang benar-benar pailit dari umatku ialah orang yang
kelak pada hari kiamat datang dengan membawa pahala sholat, puasa dan zakat.
Akan tetapi ia datang dalam keadaan telah mencaci ini, menuduh ini, memakan
harta ini, menumpahkan darah ini. Sehingga ini diberi tebusan dari pahala amal
baiknya, dan inipun diberi tebusan dari pahala amal baiknya. Selanjutnya bila
pahala kebaikannya telah sirna padahal tanggungan dosanya belum lunas
tertebus, maka diambilkan dari dosa kejelekan mereka, lalu dicampakkan
kepadanya, dan akhirnya ia diceburkan ke dalam neraka." )Riwayat Muslim(
Pada riwayat lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ فإِ َّنهُ ليس ث َّم دِينار ول دِرهم ِمن قب ِل أن يُؤخذ‬، ‫من كانت ِعندهُ مظلمة أل ِخي ِه فليتحلَّلهُ ِمنها‬
‫ رواه‬.‫ط ِرحت علي ِه‬ ِ ‫ فإِن لم ي ُكن لهُ حسنات أ ُ ِخذ ِمن س ِيئا‬، ‫أل ِخي ِه ِمن حسنا ِت ِه‬
ُ ‫ ف‬، ‫ت أ ِخي ِه‬
‫البخاري‬
"Barang siapa yang pernah melakukan kezhaliman terhadap saudaranya,
hendaknya segera ia meminta saudaranya agar memaafkannya sekarang juga,
karena kelak )di hari kiamat( tidak ada lagi uang dinar atau dirham )harta
benda(, dan sebelum sebagian dari pahala kebaikannya diambil guna menebus
apa yang pernah ia lakukan terhadap saudaranya. Dan bila ia telah tidak lagi
memiliki pahala kebaikan, maka akan diambilkan dari dosa-dosa saudaranya
lalu dicampakkan kepadanya." )Riwayat Bukhari(
Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu mengisahkan:

‫يؤخذ بيد العبد أو األمة فينصب على رؤوس األولين واآلخرين ثم ينادي مناد هذا فلن بن‬
‫ فتفرح المرأة أن يدور لها الحق على ابنها وأخيها أو‬،‫فلن فمن كان له حق ليأت إلى حقه‬
‫ فل أنساب بين ُهم يوم ِئذ ول يتساءلُون‬:‫على أبيها أو على زوجها ثم قرأ ابن مسعود‬.
‫ يا رب فنيت الدنيا‬:‫ فيقول‬،‫ ائت هؤلء حقوقهم‬:‫ فيقول الرب تعالى للعبد‬. 101 ‫المؤمنون‬
‫ خذوا من أعماله الصالحة فأعطوا لكل إنسان بقدر طلبته‬:‫ فيقول للملئكة‬،‫فمن أين أوتيهم‬،
‫فإن كان وليا ً هلل فضلت من حسناته مثقال حبة من خردل من خير ضاعفها حتى يدخله بها‬
‫ت ِمن لَّدُنهُ أج ًرا‬
ِ ‫ إِ َّن ّللا ل يظ ِل ُم ِمثقال ذ َّرة وإِن تكُ حسنةً يُضا ِعفها ويُؤ‬:‫ ثم يقرأ‬،‫الجنة‬
‫ يا رب فنيت حسناته وبقي طالبون‬،‫ قالت الملئكة‬،ً‫ وإن كان عبدا ً شقيا‬. 40 ‫ع ِظي ًما النساء‬،
‫ خذوا من أعمالهم السيئة فأضيفوا إلى سيئاته وصكوا له صكا ً إلى النار‬:‫ فيقول للملئكة‬.
"Kelak pada hari kiamat, setiap hamba akan dihadapkan kepada seluruh
makhluk, lalu seorang penyeru berkata: 'Ini adalah fulan bin fulan, maka barang
siapa yang memiliki hak atasnya, hendaknya segera datang.' Pada saat itu
seorang wanita merasa girang bila menyadari bahwa ia memiliki hak atas
anaknya, atau saudaranya, atau ayahnya atau suaminya. Selanjutnya Abdullah
bin Mas'ud berdalil dengan menyebutkan firman Allah Ta'ala:

‫فل أنساب بين ُهم يوم ِئذ ول يتساءلُون‬


"Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak
ada pula mereka saling bertegur sapa." )Qs. Al Mukminun: 101(. Selanjutnya
Allah berfirman kepada hamba itu: 'Tunaikan hak-hak mereka!' Hamba itupun
menjawab: 'Wahai Tuhanku, kehidupan dunia telah sirna, darimanakah aku
dapat menunaikan hak-hak mereka?' Maka Allah berfirman kepada para
Malaikat: 'Ambillah dari pahala amalan shalehnya, lalu berikan kepada setiap
penuntut haknya sebesar tuntutannya.' Bila ia adalah seorang wali Allah )banyak
beramal shaleh( maka akan tersisa sedikit -sebesar biji sawi- dari pahala amal
kebaikannya. Dan pahala yang tersisa itu akan Allah liupat gandakan hingga ia
dengan pahala itu dimasukkan ke dalam surga. Lalu Abdullah bin Mas'ud
berdalil dengan membaca firman Allah Ta'ala:

‫ت ِمن لَّدُنهُ أج ًرا ع ِظي ًما‬


ِ ‫ ِإ َّن ّللا ل يظ ِل ُم ِمثقال ذ َّرة و ِإن تكُ حسنةً يُضا ِعفها ويُؤ‬.
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah, dan
jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar." )Qs. An Nisa': 40(. Adapun bila ia
adalah seorang hamba yang sengsara )jelek amalannya( maka Malaikat akan
berkata: 'Ya Allah! Pahala amal shalehnya telah sirna, sedangkan orang-orang
yang menuntut haknya masih tersisa?' Maka Allah-pun berfirman kepada pra
Malaikat: 'Ambillah dari dosa amal buruk mereka, lalu tambahkanlah kepada
dosa amal buruknya, dan segera campakkanlah ia ke dalam neraka.'" )Riwayat
Ibnu Jarir At Thabari 8/363, Al Ahwal oleh Ibnu Abid Dunya 250, dan Hilyatul
Auliya' oleh Abu Nu'aim Al Ashfahaani 4/202(
Relakah kita bila semua jerih payah kita beribadah kepada Allah Ta'ala, sholat,
zakat, puasa haji dan lainnya akan sirna begitu saja karena dijadikan tebusan
atas harta orang lain yang kita ambil dengan cara yang tidak benar ???
Senangkah kita… bila kita yang bersusah payah beramal, sedangkan orang lain
yang menikmati pahalanya?

Anda mungkin juga menyukai