Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KASUS KORUPSI

Diajukan untuk memenuhi tuga Mata Pelajaran TIK

Guru Mata Pelajaran : Azhar Al Afgani

Disusun oleh :
Kristina
Kelas : XII IPS 1

SMA MUHAMMADIYAH LEMAHABANG


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Kasus Korupsi dalam rangka memenuhi tugas Individu
Mata Pelajaran TIK. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih.

Cirebon, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi ............................................................................... 3
B. Pengertian Masyarakat ......................................................................... 3
C. Pengertian Pemerintah ......................................................................... 4

BAB III LANDASAN TEORI


A. Unit Analisis ........................................................................................ 6
B. Data dan Variable ................................................................................. 6
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 7
D. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 11

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki banyak
lembaga hukum yang menaungi permasalahan yang terjadi di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak masalah yang semakin lama semakin
meningkat, khususnya maraknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia
dan semakin mengkhawatirkan.
Kasus korupsi yang marak di Indonesia saat ini bukan hanya kasus
korupsi yang ditimbulkan oleh pejabat dan petinggi-petinggi negara
namun pengusaha-pengusaha kelas atas pun sudah mulai meramaikan
kasus tersebut. Bahkan lembaga hokum tertinggi di Indonesia pun sudah
menunjukkan perannya dalam kasus tersebut seperti kasus korupsi yang
menjerat ketua Mahkamah Konstitusi di yang baru saja terjadi. Korupsi
seakan sudah menjadi hal yang biasa bagi Indonesia namun hal tersebut
sangat merugikan bangsa Indonesia itu sendiri. Korupsi menimbulkan
banyak kerugian baik untuk negara maupun untuk masyarakatnya. Korupsi
merupakan tindakan yang melanggar hukum.
Indonesia memiliki lembaga-lembaga hukum yang dapat menaungi
permasalahan hukum di Indonesia. Lembaga tersebut dibagi menjadi dua,
yakni lembaga negara utama (main state’s organ) dan lembaga negara
pembantu (auxiliary state’s organ). Lembaga yang menaungi kasus
korupsi di Indonesia adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK
merupakan lembaga independen yang dibentuk oleh presiden, hal ini
menimbulkan spekulasi bahwa KPK merupakan lembaga konstitusional.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan metode
penelitian empiris berdasarkan data-data kasus korupsi di Indonesia.
Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui upaya dalam
pemberantasan kasus korupsi di Indonesia.

1
B. Perumusan Masalah
Setelah mengetahui latar belakang dari penelitian kasus tersebut,
didapat masalah apa saja yang dihadapi. Apa penyebab maraknya kasus
korupsi di Indonesia. Apa akibat yang ditimbulkan oleh maraknya kasus
korupsi di Indonesia. Serta bagaimanakah upaya yang akan dilakukan
untuk pemberantasan korupsi tersebut.

C. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui latar belakang dan perumusan masalah dari
studi kasus, dapat diperoleh tujuan yang ingin dicapai. Berikut merupakan
tujuan yang terdapat dalam penelitian kasus korupsi di Indonesia.
1. Mengetahui penyebab dari maraknya kasus korupsi di Indonesia.
2. Dapat mengetahui seberapa besar masalah korupsi yang alami oleh
Indonesia.
3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari maraknya kasus korupsi
yang terjadi di Indonesia.
4. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk pemberantasan kasus
korupsi di Indonesia.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Korupsi
Dari segi semantik, "korupsi" berasal dari bahasa Inggris,
yaitucorrupt,yang berasal dari perpaduan dua kata dalam bahasa latin
yaitucomyang berarti bersama-sama danrumpereyangberarti pecah atau
jebol. Istilah "korupsi" juga bisa dinyatakan sebagaisuatu perbuatan tidak
jujur atau penyelewengan yang dilakukan karenaadanya suatu pemberian.
Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagaimenerima uang yang ada
hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan administrasinya.
Secara hukum pengertian "korupsi" adalah tindakpidana
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-
undanganyang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Masih banyak
lagipengertian-pengertian lain tentang korupsi baik menurut pakar
ataulembaga yang kompeten. Untuk pembahasan dalam situs MTI ini,
pengertian"korupsi" lebih ditekankan pada perbuatan yang merugikan
kepentinganpublik atau masyarakat luas untuk keuntungan pribadi atau
golongan.

B. Pengertian Masyarakat
Masyarakat mempunyai arti sekumpulan orang yang terdiri dari
berbagai kalangan dan tinggal didalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri
dari kalangan orang mampu hingga orang yang tidak mampu. Masyarakat
yang sesungguhnya adalah sekumpulan orang yang telah memiliki hukum
adat, norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.
Pengertian Masyarakat. Dalam suatu perkembangan daerah,
masyarakat bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu masyarakat maju dan
masyarakat sederhana. Masyarakat maju adalah masyarakat yang memiliki
pola pikir untuk kehidupan yang akan dicapainya dengan kebersamaan
meskipun berbeda golongan. sedangkan masyarakat sederhana adalah

3
sekumpulan masyarakat yang mempunyai pola pikir yang primitif, yang
hanya membedakan antara laki-laki dan perempuan saja.
Masyarakat juga sering dikenal dengan istilah society yang berarti
sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi
didalam kelompok tersebut. Menurut Wikipedia, kata Masyarakat sendiri
diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga bisa diartikan
sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian membentuk
kelompok yang lebih besar. Biasanya masyarakat sering diartikan
sekelompok orang yang hidupa dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh
adat didalamnya.

C. Pengertian Pemerintah
Pemerintah merupakan kemudi dalam bahasa latin
asalnya Gubernaculum. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki
kewenangan untuk membuat kebijakan dalam bentuk( penerapan hukum
dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah
wilayah yang berada di bawah kekuasaan mereka. Pemerintah berbeda
dengan pemerintahan. Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap
jika dilihat dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja.
Sedangkan arti pemerintahan dalam arti luas adalah semua mencakup
aparatur negara yang meliputi semua organ-organ, badan atau lembaga,
alat kelengkapan negara yang menjalankan berbagai aktivitas untuk
mencapai tujuan negara. Lembaga negara yang dimaksud adalah lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jika pemerintah adalah lebih ke arah
organ, pemerintahan menunjukkan ke arah bidang dan
fungsi. Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang
mempunyai kekuasaan dan lembaga tempat mereka menjalankan aktivitas.
Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktivitas, fungsi,
tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan
negara. Pemerintah dalam arti luasadalah semua aktivitas yang
terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan,

4
berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara
itu demi tercapainya tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan
dari segi struktural fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan
organisasi dari berbagai dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan
atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan negara(Haryanto dkk,
1997:2-3). C.F Strong mendefinisikan pemerintahan dalam arti
luassebagai segala aktivitas badan-badan publik yang meliputi kegiatan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.
Sedangkan pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-
badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.

5
BAB III
LANDASAN TEORI

A. Unit Analisis
Analisis penelitian yang dilakukan menyangkut beberapa unit.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan dan
pengujian. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan historis dan
pendekatan sosiologis sementara pengujian yang dilakukan dengan uji
statistik. Pendekatan historis mencakup korupsi di Indonsi telah
membudaya sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era orde
lama, orde baru, berlanjut hingga era reformasi. Pendekata sosiologis
mencakup korupsi yang didefinisikan sebagai tingkah laku yang
menyimpang dari tugas-tugas resmi suatu jabatan secara sengaja untuk
memperoleh keuntungan berupa status, kekayaan atau untuk perorangan,
keluarga dekat, atau kelompok sendiri (Syafuan, 1999). Pengujian yang
dilakukan adalah uji statistic yang dilakukan berdasarkan tabulasi data
penanganan korupsi oleh KPK dari tahun 2004-2013 dengan jumlah
penyelidikan sebesar 569 kasus korupsi. Angka tersebut merupakan angka
yang sangat famtastis untuk kasus kejahatan yang marak di Indonesia.
Unit sample kuisioner disebar kepada masyarakat yang berumur 20-59
tahun dan berpendidikan terakhir dari SLTA sampai S3 masyarakat kota
bekasi, kabupaten bekasi dan karawang.

B. Data dan Variabel


Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemerintah
selaku pelaku utama dalam kasus tersebut dan bangsa atau rakyat
Indonesia selaku variabel kedua. Tipe hubungan yang terdapat dalam
penelitian ini adalah tipe hubungan antar variabel sebab-akibat. Hal
tersebut dapat menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya korupsi
adalah lemahnya moral pmerintah dan tekanan ekonomi yang mendasari
terjadinya kasus tersebut, hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya

6
kewibawaan pemerintah dimata bangsa atau rakyat Indonesia dan juga
mengakibatkan ketimpangan sosial yang sangat jauh antara pemerintah
dan rakyat Indonesia.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian kasus
lorupsi ini denganmenggunakan kuisioner. Kuisioner yang disebar secara
acak atau random pada daerah kabupaten bekasi, kota bekasi serta
kabupaten karawang. Metode pemilihan sample dilakukan secara acak atau
dengan menggunakan probabilitas, yang memungkinkan banyak
kemungkinan yang terjadi. Dari hasil kisioner tersebut didapat data-data
untuk melakukan penelitian mengenai kasus korupsi di Indonesia. Berikut
merupaka lampiran dari kuisioner yang disebar oleh peneliti.
No PERTANYAAN 1 2 3 45
1 Sifat tamak manusia membuat seseorang melakukan tindak pidana STS TS TT S SS
korupsi
2 Korupsi disebabkan karena moral seseorang yang kurang kuat dalam STS TS TT S SS
menghadapi godaan
3 Seseorang tergoda melakukan korupsi karena penghasilan kurang STS TS TT S SS
mencukupi kebutuhan hidup yang wajar
4 Adanya kebutuhan hidup yang mendesak, seseorang dapat melakukan STS TS TT S SS
tindak pidana korupsi
5 Korupsi dapat disebabkan karena gaya hidup konsumtif dan STS TS TT S SS
bermewah-mewahan
6 Sesorang melakukan tindak pidana korupsi karena tidak mau bekerja STS TS TT S SS
keras atau bermalas-malasan
7 Ajaran agama yang kurang diterapkan secara benar berakibat pada STS TS TT S SS
seseorang berani melakukan tindak pidana korupsi
No PERTANYAAN 1 2 3 45

7
1 Kurang adanya teladan dari pimpinan pemerintah menyebabkan STS TS TT S SS
seseorang melakukan tindak pidana korupsi
2 Korupsi terjadi karena tidak adanya kultur pemerintahan yang benar STS TS TT S SS
3 Sistem akuntabilitas yang kurang memadai memberi peluang untuk STS TS TT S SS
melakukan korupsi
4 Manajemen yang tidak transparan cenderung menutupi korupsi di STS TS TT S SS
dalam instansi pemerintah
5 Adanya korupsi disebabkan karena Birokrasi yang panjang dan STS TS TT S SS
berbelit-belit
6 Pelayanan publik yang rendah memberi peluang untuk melakukan STS TS TT S SS
korupsi.
7 Korupsi disebabkan karena lemahnya sistem pengendalian instansi STS TS TT S SS
pemerintah

No PERTANYAAN 1 2 3 45
1. Peraturan perundang-undangan yang monolistik dan menguntungkan STS TS TT S SS
kerabat menjadi peluang untuk melakukan korupsi
2. Kualitas perundang-undangan yang tidak memadai menyebabkan STS TS TT S SS
korupsi tinggi
3. Tidak adanya sosialisasi perundang-undangan memberi peluang bagi STS TS TT S SS
seseorang untuk melakukan korupsi
4. Seseorang melakukan korupsi karena sanksi yang dijatuhkan sangat STS TS TT S SS
ringan
5. Korupsi terjadi karena penerapan sanksi yang tidak konsisten dan STS TS TT S SS
pandang bulu
6. Lemahnya bidang evaluasi dan revisi perundang-undangan STS TS TT S SS
menyebabkan korupsi semakin tinggi
7. Belum adanya Perda kebebasan informasi dan tatacara penyampaian STS TS TT S SS
aspirasi memberi peluang melakukan korupsi

8
No PERTANYAAN 1 2 3 45
1. Korupsi terjadi karena masyarakat lemah dalam melakukan STS TS TT S SS
pengawasan
2. Korupsi merajalela karena lembaga pengawas tidak independen STS TS TT S SS
3. Lemahnya pengawasan dari partai membantu pejabat melakukan STS TS TT S SS
korupsi
4. Media lemah dalam memberikan kontrol terhadap jalannya STS TS TT S SS
kepemerintahan sehingga korupsi terus berjalan
5. Korupsi disebabkan karena tidak ada mekanisme pengawasan yang STS TS TT S SS
dapat dipertanggungjawabkan
6. Korupsi terjadi karena DPRD lemah dalam mengawasi kinerja STS TS TT S SS
eksekutif
7. Lembaga peradilan yang tidak independen membuat seseorang berani STS TS TT S SS
melakukan korupsi

No PERTANYAAN 1 2 3 45
1. Kenaikan pajak dan retribusi yang tidak wajar merupakan bagian dari STS TS TT S SS
tindak pidana korupsi
2. Korupsi bisa berbentuk pemberian dana perimbangan (DAU & DAK) STS TS TT S SS
yang tidak proporsional
3. Adanya korupsi disebabkan karena manipulasi dan meninggikan harga STS TS TT S SS
pada pos belanja rutin
4. Adanya pos titipan dari dinas atau unit kerja lain adalah bagian dari STS TS TT S SS
tindak pidana korupsi
5. Pemberian honor kepada petugas atau unit kerja tertentu bagian dari STS TS TT S SS
tindak pidana korupsi
6. Modus tindak pidana korupsi biasanya dilakukan dengan cara STS TS TT S SS
memperbesar jumlah anggaran

9
7. Biaya perjalanan dinas dari berbagai sumber merupakan tindak pidana STS TS TT S SS
korupsi apalagi untuk tujuan perjalanan yang sama
8. Pengeluaran yang tidak wajar atas kegiatan tertentu merupakan bentuk STS TS TT S SS
tindak pidana korupsi
9. Bentuk tindak korupsi bisa berupa pengeluaran anggaran yang tidak STS TS TT S SS
sesuai dengan prioritas pembangunan
10. Belanja publik yang tidak dilandasi dengan ukuran/indikator kinerja STS TS TT S SS
yang jelas merupakan tindak pidana korupsi
11. Tindak pidana korupsi bisa berupa penganggaran proyek yang lebih STS TS TT S SS
dari satu kali dalam satu tahun anggaran
12. Biaya administrasi proyek dapat dijadikan pendapatan STS TS TT S SS

10
D. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah didapat dengan menggunakan penyebaran
kuisioner kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan teknik
statistik. Teknik statistik yang dipakai oleh peneliti dapat menyimpulkan
beberapa kemungkinan yang terjadi pada kasus korupsi tersebut. Selain itu
penelitijuga menggunakan pengolahan data dengan menggunakan diagram
histogram serta diagram tebar untuk mengetahui sebaran data dari hasil
penyebaran kuisioner yang telah dilakukan.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang
secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur
dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri
dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara
untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan
kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme,
penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman
yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi,
rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak
korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi,
ekonomi, dan kesejahteraan negara.

B. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak
dini.Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mapu5102/menukorupsi.htm
http://9triliun.com/artikel/1174/pengertian-masyarakat.html
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/04/definisi-
pemerintahan.html

13

Anda mungkin juga menyukai