BAB II
A. Kerangka Teori
merupakan format yang terbaik dari kebutuhan gizi manusia, dan merupakan
konsep dasar dari gizi klinik, dimana sangat berbahaya melupakan bahwa dari
makanan juga merupakan jalur psikologi, fisiologi dan nutrisi yang baik (Rick
Wilson).
besar setiap tahunnya, dimana jika pasien tidak makan, maka lama tinggal di
rumah sakit akan menjadi panjang, sehingga pasien lain tidak dapat masuk.
antara tiap-tiap bagian dalam struktur organisasi rumah sakit. Sehingga dipahami
di rumah sakit dan merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan
pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas, baik dalam
jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien
pemasakan dan penghidangan makanan serta peralatan dan cara yang diperlukan
konsumen
1994).
9
pasien dan keadaan makanan yang disajikan. Hal ini disebabkan oleh nafsu
makan dan kondisi mental pasien yang berubah akibat penyakit yang dideritanya,
karena masalah penyajian makanan pada orang sakit lebih kompleks dari orang
cukup besar dalam pembiayaan rumah sakit yaitu sebesar 20-40 % dari anggaran
kesehatan rumah sakit (Depkes RI, 1991). Analisis biaya makan memberikan
dana yang terbatas dengan efektif dalam upaya memberikan mutu pelayanan yang
dihasilkan daya guna dan hasil guna dalam upaya meningkatkan citra pelayanan
makanan yang aman dan berkualitas. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
2. Sisa Makanan
setelah makanan disajikan (Hirch, 1979). Sisa makanan merupakan suatu dampak
dari sistem pelayanan gizi di rumah sakit. Hal ini merupakan suatu implementasi
dari pelayanan gizi dan aspek perilaku pasien. Banyaknya sisa makanan dalam
Kebutuhan gizi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan atau
10
kebutuhan gizi akan meningkat. Pemberian makanan sehat yang terdiri dari
makanan pokok, lauk, sayur-sayuran dan buah dalam jumlah yang cukup dan
yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok umur, cita rasa makanan, kelas
perawatan, lama perawatan dan penyakit. Pasien yang menjalani rawat inap
dalam waktu yang cukup lama, makanan yang disajikan dari rumah sakit
seringkali tidak habis. Pasien dengan masa perawatan yang lama cenderung sudah
hafal menu makanan yang disajikan, jenis masakan, rasa masakan dan sebagainya
(Moehyi, 1999). Selain itu, umur pasien juga berhubungan dengan asupan
makanan pasien. Umur pasien 41-90 tahun mempunyai kemungkinan 0,4 kali
lebih kecil dalam asupan makanan pasien rawat inap dibandingkan dengan umur
Secara umum pengertian sisa makanan adalah makanan yang bukan hanya
tidak dihabiskan oleh pasien pada saat makanan disajikan, tapi termasuk juga
kehilangan bahan makanan atau makanan padaa saat proses seperti persiapan dan
a. Food Waste
Sisa makanan atau bahan makanan yang tidak dikonsumsi oleh pasien akibat
b. Plate Waste
11
Adalah sisa makanan di piring/ plato yang tidak dihabiskan oleh pasien dan
kehilangan pada saat pengiriman sebelum makanan siap dimakan oleh pasien.
Sedangkan Plate Waste menekankan kepada sisa makanan yang terbuang setelah
Tingkatan dari sisa makanan biasa dapat setinggi 30-40% di rumah sakit
(William et,al, 2003), dan status kesehatan serta modifikasi diet pada pasien yang
bahwa presentasi kalori yang tebuang pada pasien biasa lebih sedikit dari pasien
mencukupi kebutuhan, tapi hal ini mengakibatkan jumlah yang terbuang akan
lebih besar (Williams PG). Pada pasien dewasa yang dimonitor terhadap intake
zat gizi yang terserap hanya 70-75% dari energi dan protein (Allisson, 2003).
penerimaan makanan pasien di rumah sakit. Makanan yang tersisa setelah selesai
3. Makanan Lunak
mempunyai tekstur yang empuk dan tidak keras, serta kandungan serat yang
rendah (Almatsier 2005). Makanan lunak diberikan pada orang yang penyakitnya
tidak begitu berat, akan tetapi belum dapat menerima makanan biasa, misalnya
orang yang . baru menjalani operasi atau penderita penyakit infeksi dengan panas
tinggi, dapat diberikan secara langsung maupun peralihan dari makanan saring ke
dalam jumlah yang cukup atau sesuai kebutuhan pasien. Makanan diberikan
dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan utama dan 2 kali selingan. Makanan lunak
dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan
penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, pasien
dengan kesulitan mengunyah dan menelan, pasien sesudah operasi tertentu (tidak
lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan
x Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang
tajam.
Berikut ini adalah tabel makanan lunak yang biasa diberikan dalam
penyelenggaraan makan rumah sakit, dan bahan makanan yang boleh dan tidak
boleh diberikan.
(gr) Tangga
Golongan Bahan Makanan Makanan yang Boleh dan yang Makanan yang Tidak Boleh
Tidak Boleh Diberikan Diberikan
Sumber Energi Nasi ditim, ditanak, dikukus; Nasi goreng, beras ketan,
kentang direbus, dipure; mie, bihun, jagung, cantel, ubi,
makaroni, soun, misoa direbus; roti; singkong, talas
tepung-tepungan dibuat bubur atau
puding; gula.
Sumber Zat Pembangun Daging sapi, kerbau, ikan, unggas Daging berlemak banyak;
direbus, ditim, dikukus, disemur, daging, ikan, unggas, telur
dipanggang; telur direbus, didadar, digoreng; kacang tanah di
diceplok air dicampur dalam goreng; tempe, tahu, oncom
makanan atau minuman; keju, digoreng
yogurt, susu; kacang hijau, kacang
merah dalam jumlah terbatas
direbus; tempe, tahu, oncom
direbus, ditumis, dikukus,
dipanggang; susu kedele
Sumber Zat Pengatur Sayuran mentah; sayuran
Sayuran yang tak banyak serat yang menimbulkan gas :
dimasak; bayam, kangkung, kacang kol, sawi, lobak, sayuran
panjang, buncis muda, oyong muda banyak serat: genjer, kapri,
dikupas, labu siam, labu kuning, daun singkong, nangka,
labu air, tomat, terubuk, kembang keluwih, melinjo, pare.
kol, ketimun muda dikupas. Buah banyak serat atau
Buah segar; pisang, pepaya, jeruk, menimbulkan gas:
mangga, sawo, adpokat, sari sirsak; kedondong, nangka, durian
buah lain dimasak : nenas, jambu
biji tanpa biji, buah dalam kaleng
Bumbu-bumbuan Cabe, merica dan lain
Bumbu dapur, pala, kayumanis, bumbu yang merangsang
asam, gila, garam dalam jumlah
Minuman terbatas Minuman yang
mengandung gas: air soda,
Teh encer, sirop, coklat, susu coca cola, fanta dan
sebagainya; minuman
beralkohol
15
4. Biaya Makan
pengertian dan beberapa konsep tentang biaya. Menurut Anshory (2011), ditinjau
a. Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau
c. Biaya juga diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh output
kesempatan (Maidin,2003).
Biaya adalah sumber daya yang sangat penting dan menentukan dalam
dikendalikan seefisien serta seefektif mungkin, oleh karena itu biaya yang
adalah pengorbanan yang diukur dalam bentuk uang, yang telah terjadi dan akan
mengontrol biaya bahan makanan secara keseluruhan. Salah satu pendekatan yang
mendasar adalah menghitung biaya dari resep masakan atau standar resep yang
makanan selama periode tertentu, baik biaya total maupun biaya unit atau satuan
(Akmal, 2005)
banyaknya pengeluaran dan pendapatan. Selain itu manfaat analisis biaya adalah
sebagai salah satu alat pengawasan dan pengendalian biaya (Siti Utami, 2010).
17
makanan yang tinggi akhirnya menghasilkan biaya yang lebih tinggi, sebagaimana
kenaikan diperkirakan sekitar 22-30% dari anggaran makanan. Sisa makanan akan
B. Kerangka Berpikir
mencapai status gizi yang optimal dan memenuhi kepuasan pasien. Salah saatu
rumah sakit, dan 40% biaya makanan adalah pada biaya bahan makanan (Bartono,
2005). Biaya adalah sumber daya yang sangat penting dan menentukan dalam
Almatsier (1992) sisa makanan dipengaruhi antara lain oleh jenis kelamin, tingkat
pendidikan, kelompok umur, cita rasa makanan, kelas perawatan, lama perawatan
dan penyakit.
18
- Kelas ra
- Jenis kelamin
- Tingkat pendidikan
- Penyakit
Sisa Makanan
C. Kerangka Konsep
UMUR
SISA MAKANAN
LAMA HARI
RAWAT
Keterangan :
D. Hipotesis