Polutan
Genetik Alergen inhalan (NO, CO, Ozon)
Respon imun
hipersensitifitas tipe 1
Rinitis alergi
Gejala Pengobatan
Kualitas Hidup
Gambar 3.1. Kerangka Teori
2
( + )
1 = 2 =
1 2
Keterangan:
Z = deviat baku alpha
Z = deviat baku beta
S = simpang baku gabungan
1 2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Oleh karena itu, maka besar sampel pada penelitian ini adalah:
2
( + )
1 = 2 =
1 2
2
(1,64 + 0,84)10,5
1 = 2 =
4
1 = 2 = 42,38, dibulatkan menjadi 42
Nilai z dan z ditentukan berdasarkan kesalahan tipe 1 dan tipe 2 yang
ditentukan oleh peneliti. Nilai tersebut juga ditentukan apakah hipotesis bersifat
satu arah atau dua arah. Oleh sebab itu peneliti mengasumsikan kesalahan tipe 1
Ethical Clearance
Mahasiswa FK USU
Angkatan 2013 - 2015
Persetujuan informed
consent
Pembagian kuesioner
kualitas hidup (pre-test)
Pembagian kuesioner
kualitas hidup (post-test)
Pengelolaan dan
analisis data
Mahasiswa/i dengan
Persentase
Jenis Kelamin Rinitis Alergi
(%)
(n)
Laki laki 42 36,8
Perempuan 72 63,2
Total 114 100
Tabel 5.2. menunjukkan bahwa jumlah laki laki yang menjadi subjek penelitian
adalah sebanyak 23 orang, dan jumlah perempuan yaitu sebanyak 19 orang.
Subjek dinyatakan memiliki rinitis alergi jika diperoleh total skor SFAR 7.
Rentang skor tersebut adalah 7 16. Skor minimum untuk menetapkannya
menjadi subjek penelitian adalah 7, dan skor maksimumnya adalah 16. Distribusi
total skor SFAR pada mahasiswa yang menjadi subjek penelitian dapat dilihat
pada tabel 5.3.
Mahasiswa/i dengan
Jumlah
Total skor SFAR Rinitis Alergi
(%)
(n)
7 8 19
8 5 11,9
9 5 11,9
10 11 26,2
11 2 4,8
12 3 7,1
13 6 14,3
15 2 4,8
Total 42 100
Dari tabel 5.3. menunjukkan bahwa total skor SFAR yang terbanyak dijumpai
pada subjek penelitian adalah skor 10 dengan jumlah subjek sebanyak 11 orang.
Berdasarkan tabel 5.4. didapatkan gambaran bahwa rata-rata total skor kualitas
hidup mahasiswa/i dengan rinitis alergi sebelum melakukan cuci hidung adalah
sebesar 62,12 30,989, dan setelah melakukan cuci hidung selama 14 hari rata
rata total skor kualitas hidup berukurang menjadi sebesar 29,21 30,397.
Tabel 5.5. menunjukkan bahwa data pengukuran total skor kualitas hidup
pretest memiliki nilai p value> 0,05, yang berarti data berdistribusi normal.
Sedangkan data total skor kualitas hidup posttest memiliki nilai p value< 0,05,
yang berarti data tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, jenis uji yang
dipakai adalah uji wilcoxon dikarenakan ada data yang tidak berdistribusi normal,
Variabel Z p Value
Total skor kualitas hidup pretest total skor
-5,215 0,000
kualitas hidup posttest
Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa nilai Z adalah sebesar -5,215 dan
nilai p value adalah 0,000. Nilai p value tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap perubahan rata
rata total skor kualitas hidup pretest dan posttest. Untuk melihat apakah perbedaan
yang signifikan tersebut berlaku untuk seluruh domain kualitas hidup, maka
Tabel 5.7. menunjukkan bahwa total skor pada setiap domain kualitas hidup
mengalami penurunan yang bermakna antara sebelum dan sesudah melakukan
cuci hidung dengan nilai p value< 0,05.
5.2. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh melakukan cuci hidung
menggunakan NaCl 0,9% terhadap peningkatan kualitas hidup mahasiswa dengan
rinitis alergi. Untuk mengidentifikasi mahasiswa yang memiliki rinitis alergi maka
digunakan kuesioner SFAR yang sudah divalidasi. Gold standard untuk diagnosis
rinitis alergi adalah uji cukit kulit (skin prick test), tetapi ini tidak dilakukan oleh
6.1. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan antara lain:
1. Prevalensi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
tahun 2016 yang memiliki rinitis alergi adalah 40,9%, dengan jumlah lebih
tinggi pada perempuan sebesar 63,2% dan laki laki 36,8%.
2. Rata rata total skor kualitas hidup RQLQ mahasiswa yang memiliki
rinitis alergi sebelum melakukan cuci hidung dengan NaCl 0,9% adalah
sebesar 62,12 30,989.
3. Rata rata total skor kualitas hidup RQLQ mahasiswa yang memiliki
rinitis alergi sesudah melakukan cuci hidung dengan NaCl 0,9% 2 kali
sehari selama 14 hari adalah sebesar 29,21 30,397.
4. Terdapat pengaruh yang bermakna terhadap penurunan rata rata total
skor kualitas hidup RQLQ sebelum dan sesudah melakukan cuci hidung
menggunakan NaCl 0,9% 2 kali sehari selama 14 hari, dengan nilai p =
0,000. Dengan demikian, penurunan bermakna ini dapat dinilai sebagai
adanya perbaikan kualitas hidup mahasiwa dengan rinitis alergi.
6.2. Saran
Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang direkomendasikan yang
dianggap dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Bagi petugas kesehatan, dapat menggunakan terapi cuci hidung dengan
NaCl 0,9% pada pasien rinitis alergi untuk mengurangi gejala gejala
yang mengganggu dan untuk memperbaiki fungsi / kualitas hidup pasien.
2. Bagi peneliti lain, dapat menambahkan kelompok kontrol ataupun variabel
lain untuk menguji bagaimana pengaruhnya terhadap efektivitas terapi
cuci hidung menggunakan NaCl 0,9% pada pasien rinitis alergi, seperti
faktor perbedaan usia, suku, jenis kelamin, adanya penambahan obat,