Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM MENURUT ALKITAB

DOSEN PENGAMPU

Iske Juniartin Salianggo, M. Th

DISUSUN OLEH

Tafania Natalia Kasaedja


NIM : F55120070
Kelas :B

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INFORMATIKA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, hingga
saat ini kami masih diberikan sebuah nafas kehidupan dan anugerah akal,
sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini secara tepat waktu,
dengan judul “Hukum Menurut Alkitab”. Terimakasih pula kepada seluruh pihak
yang telah ikut membantu hingga telah usai disusunnya makalah ini.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester mata
kuliah Pendidikan Agama Kristen. Pada makalah ini membahas tentang
pengertian hukum, hukum menurut pandangan Kristen, dan sikap Yesus terhadap
hukum.
Tak lupa juga saya sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Iske
Juniartin Salianggo, M. Th selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya serta pembaca. Saya juga
mengucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Akhir kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala bentuk kerendahan hati, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat diharapkan dari para pembaca guna kedepannya untuk
peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang.

Palu, 22 Desember 2020

Penyusun
Tafania Natalia Kasaedja

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................... 1
1.3. TUJUAN PENULISAN....................................................................................1
BAB II............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN............................................................................................................ 2
2.1. DEFINISI HUKUM..........................................................................................2
2.2 HUKUM DALAM PANDANGAN KRISTEN................................................ 2
2.4. SIKAP YESUS TERHADAP HUKUM...........................................................3
LANDASAN ALKITABIAH........................................................................................ 6
BAB III...........................................................................................................................7
PENUTUP...................................................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................7
3.2 SARAN..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara hukum, dan bukanlah negara agama


atau negara sekuler. Hukum merupakan sesuatu yang mengatur kehidupan
manusia, walaupun seringkali terjadi pelanggaran hukum dalam kehidupan
manusia. Hubungan antara manusia, alam dan Tuhan pun diatur oleh hukum.
Hukum berguna untuk menciptakan dan menegakkan keadilan agar tercipta hidup
yang adil dan sejahtera. Hukum perlu dirumuskan secara jelas agar tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan dan penerapannya. Banyak permasalahan yang
terjadi akibat kesalahan dan pemahaman yang berbeda-beda terhadap hukum itu
sendiri. Kesalahan itua yang merugikan manusia sendiri sebagai pelaksana
hukum. Karena itu, hukum harus dijunjung tinggi dalam setiap lapisan kehidupan
manusia. Hukum itu sendiri juga harus sesuai dengan kehendak Allah karena
Allah sendiri yang menjadi sumber dari hukum tersebut. Hukum dalam
pandangan Kristen adalah dengan turut serta melaksanakan hukum yang sesuai
dengan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian akan
menjadikan hidup damai dan sejahtera.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum!
2. Bagaimana hukum menurut pandangan kristen ?
3. Jelaskan bagaiman sikap Yesus terhadap hukum!

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahi apa yang di maksud dengan hukum.


2. Untuk mengetahui hukum menurut pandangan Kristen.
4. Untuk mengetahui sikap Yesus terhadap hukum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI HUKUM

Hukum merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani yaitu ‘tora’ yang sama artinya
dengan ‘taurat’ dan diterjemahkan dalam kitab Mazmur terjemahan baru yaitu
‘undang-undang’. Tora berarti mengajar, menunjukkan. Hukum adalah peraturan
yang berupa norma dan sanksiyang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku
manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan.
Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu, setiap masyarat berhak untuk memperoleh
pembelaan didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau
ketetapan, ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur
kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi untuk orang yang melanggar hukum.

2.2 HUKUM DALAM PANDANGAN KRISTEN

Dalam Perjanjian Lama kata “hukum” adalah merupakan terjemahan dari


kata “tora” (Bahasa Ibrani) yang kita kenal sebagai “taurat” atau “torat” yang
diterjemahkan dalam kitab Mazmur terjemahan baru dengan “Undang-Undang”
secara harafiahnya, kata tora berarti : mengajar, menunjukkan. Apabila bangsa
Israel berhadapan dengan suatu yang putusan yang penting, maka dimintalah
“tora” dengan perantaraan seorang nabi atau imam. Tora dalam hal ini adalah
petunjuk-petunjuk Ilahi atau keputusan Ilahi (1 Samuel 23:29). Dan juga dapat
diartikan sebagai seluruh petunjuk dan keputusan yang diberikan oleh Tuhan
kepada umat-Nya bangsa Israel. Untuk selanjutnya kata tora dipakai untuk
menyebutkan segenap Pentateukh. Tora dipandang sebagai suatu anugerah kasih
setia Tuhan, sebagai tanda bukti bahwa ia memelihara umat-Nya. Dalam arti
harafiah, hukum memiliki arti yang sama dengan Wahyu yang disampaikan Allah

2
kepada bangsa Israel untuk mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu ‘hukum’
tidak bisa dipisahkan dengan kehendak Allah karena hanya Tuhan Allah lah yang
memberi nilai yang penuh melalui Firman-Nya yang ajaib.

2.4. SIKAP YESUS TERHADAP HUKUM

Yesus menolak untuk tunduk kepada segala macam peraturan kecuali hal itu
sesuai dengan firman itu sendiri. Dan hal itulah yang menjadi pokok
pertikaian-Nya dengan para ahli taurat. Matius dengan sangat jelas mencatat hal
tersebut, dia menulis bahwa ada 6 kali ucapan Yesus yang mengutip ajaran
“nenek moyang kita . . .” dan melanjutkannya dengan ucapan-Nya sendiri yang
penuh wibawa, “Tetapi Aku berkata kepadamu. . .”(Matius 5:21-48). Walaupun
dalam banyak hal Yesus mengutip nats Perjanjian Lama atau yang serupa
dengannya. Dia tidak bertujuan menyampingkan hukum-hukum Perjanjian Lama
itu. Yesus menegaskan bahwa larangan Perjanjian Lama jangan hanya
diartikan secara harafiah saja, melainkan jiwa yang mendasarinya harus
diperhatikan. Tuhan Yesus mengajak kita untuk dapat memahami hukum-hukum
itu, yakni apa sebenarnya kehendak Allah bagi umat-Nya. Kadang-kadang arti
harafiah suatu hukum hampir dikesampingkan dan selalu arti harafiah itu tidak
diterima begitu saja, tetapi dikembangkandan diterapkan. Satu-satunya perhatian
Yesus adalah menafsirkan Perjanjian Lama dengan sebenarnya sebagai pedoman
untuk mengenal kehendak Allah bukan untuk menguatkan suatu sistem perbuatan
manusia.
Keprihatinan-Nya terhadap manusia adalah dengan menyimpulkan seluruh
isi hukum yang ada dalam dua hukum yaitu: “mengasihi Allah dengan hati dan
dengan segenap akal budi dan mengasihi sesama manusia sama seperti diri
sendiri (Matius 22:34-40; Markus12:38-34). Bagi Yesus kasih adalah menjadi
pedoman untuk berbuat terutama dalam hal pelaksanaan hukum. Dalam
menegakkan hukum maka keadilan bagi semua orang harus di utamakan. Dalam
Matius 23 Tuhan Yesus dengan sangat tegas mengecam para pelaku hukum yang
tidak benar.
Di dalam kitab Keluaran, terdapat 10 hukum taurat yang diberikan Tuhan
kepada Musa, yang berisi:

3
1. Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,
dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit
di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah
bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan
kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan
yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab
TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan
sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat, enam hari lamanya engkau akan bekerja
dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau
hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ditempat
kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi,
laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN,Allahmu, kepadamu.
6. Jangan Membunuh.
7. Jangan Berzinah.
8. Jangan Mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau
hambanya laki-laki,atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya,
atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
Apakah prinsip dasar dari hukum Allah? Ada dalam Alkitab, “Kasih tidak
berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum
Taurat” (Roma 13:10). Hukum Allah diringkaskan dalam kasih. Ada didalam Alkitab,
“Jawab Yesus Kepadanya "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan

4
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah :
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40).
Adalah tugas kita untuk menuruti hukum Allah. Seperti yang tertulis dalam
Alkitab, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah
dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap
orang” (Pengkhotbah 12:13).

5
LANDASAN ALKITABIAH

Matius 22:37-39
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan
hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah : Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.

Ini adalah undang-undang dasar Alkitab, inti dari “Kabar baik” itu. Pada kedua
hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kiab para Nabi. Oleh karena itu
untuk menggenapi hukum Taurat kita harus melakukan kedua hukum ini, yaitu untuk
menegaskan begitu pentingnya hukum kasih.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hukum merupakan peraturan yang berupa norma dan sanksi yang harus di taati.
Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga
ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya kekacauan. Oleh sebab itu hukum tidak bisa
dipisahkan dengan kehendak Allah, karena hanya Tuhan Allah lah yang memberi nilai
yang penuh melalui Firman-Nya yang ajaib. Serta hukum Allah bersifat sempurna dan
kekal.

3.2 SARAN

Terkait dengan materi ini, penulis menyarankan, sebagai manusia yang memiliki
akal budi kita harus harus patuh terhadap hukum yang berlaku, terlebih di dalam
Alkitab Tuhan telah menyampaikan Hukum Allah dan 10 perintah-Nya yang harus
kita taati sebagai umat yang percaya kepada-Nya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://komkat-kwi.org/2019/02/21/katekese-umat-hukum-dan-keadilan-daniel-boli-k
otan/
http://mogumogi.blogspot.com/2016/01/hukum-menurut-iman-kristen.html

Anda mungkin juga menyukai