Anda di halaman 1dari 14

Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

(Mata Kuliah: Agama Protestan)


Oleh:
Sandy Halim
NIM: 525030036
Universitas Tarumanagara
2003/ 2004

Kata Pengantar
Puji Tuhan! karena atas berkat-Nya sampai saat ini kita masih diberikan kehidupan yang
indah di dunia ini, terlebih lagi untuk memuji dan memuliakan nama-Nya melalui segi dan
bidang kehidupan kita masing-masing.
Pembuatan makalah ini berkaitan dengan pengkajian tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang ada pada kehidupan manusia dewasa ini, dan tentunya hal ini berpengaruh
dalam kehidupan kita sekalian. Fenomena-fenomena yang ada di muka bumi ini secara fisis
dapat kita lihat sebagai dua sisi yang bersebelahan yaitu, sisi baik dan sisi buruk. Begitu
juga halnya dengan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dalam pengembangan serta
pemanfaatannya tidaklah jauh dari dua sisi tersebut. Lalu bagaimanakah Iman Kristen
memandang hal ini? Apakah sebuah kemajuan dalam bidang tersebut selalu selaras dengan
keKristenan? Perlukah diperdebatkan antara Iman dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni?
Besar harapan saya agar dapat membantu pembaca mengerti akan masalah yang dibahas
pada makalah ini, tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Pdt. Daniel
Lenga M.Th., yang telah banyak membimbing melalui mata kuliah umum agama Protestan.
Menyadari adanya kekurangan dari makalah ini, maka saya terbuka dengan kritik dan saran
yang membangun. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Jakarta, November 2003

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................
ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................


ii1
Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
Bab 2 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni ......................................................... 3
2.1 Pengertian ............................................................................................... 3
2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman ........................ 4
2.3 Sikap terhadap teknologi ......................................................................... 6
2.4 Kebudayaan dan seni .............................................................................. 7
Bab 3 Rekayasa Genetika dan Teori Evolusi dalam Kehidupan Manusia ................ 8
3.1 Rekayasa genetika ................................................................................... 8
3.2 Teori evolusi dan teori sekularisme ........................................................ 8
Bab 4 Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni ............................ 11
4.1 Sejarah hubungan iman Kristen dengan ilmu pengetahuan .................... 11
4.2 Teori evolusi dan iman kristen ................................................................ 12
4.3 Peran dan tanggung jawab manusia dalam rekayasa genetika
dipandang dari sudut iman Kristen ......................................................... 13
4.4 Penerapan rekayasa genetika bila dikembangkan tanpa
memperhatikan prinsip kebenaran Alkitab ............................................. 14
4.5 Alkitab sebagai dasar, pedoman, dan pengarah rekayasa genetika ........ 15
Bab 5 Penutup ...........................................................................................................
17

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17


5.2 Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan zaman dapat dikatakan sangat begitu pesat. Semua sektor
kehidupan mengalami perkembangan, semuanya itu menuju ke pembaharuan yang belum
ada sebelumnya maupun perkembangan dari sebelumnya. Karena manusia merupakan
satu-satunya ciptaan Allah yang termulia, maka manusia memiliki akal budi, yang diberi
amanat untuk berkuasa serta mengembangkan bumi dan isinya.
Pelaksanaan amanat itu diawali dengan kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan sendiri
oleh manusia, dari sana manusia memperoleh pengetahuan serta dapat menghasilkan seni.
Hal itu mulanya ditujukan untuk bertahan hidup, seperti bercocok tanam, berternak, dan
belum menunjukan adanya usaha untuk mengembangkan semuanya itu secara maksimal.
Setelah menyadari pentingnya pemgembangan segi-segi vital kehidupan, maka manusia
pun mengembangkan seni dan kebudayaannya menjadi lebih baik dan terpadu serta
menghasilkan sesuatu yang disebut dengan teknologi. Teknologi ini berperan penting dalam
kehidupan manusia, pengaruhnya pun dapat dirasakan sampai sekarang. Manusia sekarang
telah memasuki suatu masa perkembangan teknologi yang maju, seperti yang telah
disebutkan di atas.
1.2 Masalah
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni memiliki kaitan satu sama lain dan ketiganya
merupakan komponen penting bagi manusia untuk berkembang dalam kehidupannya.
Namun, seiring dalam pengembangannya maupun dalam pemanfaatannya (disadari atau
tidak) telah mengarah ke penghancurkan kehidupan manusia sendiri, hal ini terjadi bila
ketiga komponen tadi dikembangkan oleh manusia yang tidak berjalan dalam pimpinan
Tuhan. Keadaan ini akan terus menerus menimbulkan masalah yang mungkin tidak pernah
berakhir dari generasi ke generasi. Namun, disini kita akan mencoba melihat hal-hal apa
saja yang dapat menimbulkan masalah itu dan bagaimana dengan pandangan firman Tuhan
mengenai hal ini.
1.3 Tujuan

Setelah mengerti arti dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta hubungannya dengan
iman Kristen, diharapkan kita menjadi sadar akan keberadaan dan kebesaran Tuhan dalam
kehidupan manusia dan mempergunakan semua komponen kehidupan yang ada untuk
dapat dikembangkan secara maksimal, demi kesejahteraan umat manusia terlebih lagi
untuk kemuliaan Tuhan.

Bab 2
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
2.1 Pengertian
1. Ilmu pengetahuan, merupakan langkah manusia untuk berkembang menuju kemjuan,
dengan cara mengidentifikasikan benda-benda/ proses dalam alam secara objektif.
Pengidentifikasian tersebut bersifat:
a. logis (masuk akal)
b. menentukan (determinitis)
c. berlaku umum (general/ universal)
d. mampu menerangkan
e. pengamatannya cermat
f. kesimpulan dapat diuji melalui penelitian
g. bersifat obyektif dan bukan bersifat subyektif
h. terbuka untuk perubahan dari waktu ke waktu
Ilmu pengetahuan tidak mengenal batas (wilayah, suku bangsa, adat istiadat, budaya,
kebiasaan maupun ideologi), ilmu pengetahuan dapat memberikan keputusan terhadap
harapan dalam kehidupan manusia, walaupun tidak 100% akurat.
2. Teknologi dan seni, merupakan usaha manusia untuk mengetahui dan mengubah alam
menjadi dunia manusia, dengan teknologi dan seni manusia dapt mengenal, mengetahui,
dan mengerti akan fenomena yang ada di sekitarnya serta dapat berbuat sesuatu demi
kekebaikan umat manusia lainnya.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, memiliki peran ganda, disatu sisi dapat menjadi negatif
dan di sisi lain positif. Sisi negatif menonjol apabila manusia yang telah menguasai iptek
mengunakannya untuk menghancurkan kehidupan manusia, peran yang lain (sisi positif)

menjadikan iptek sebagai pengarah kehidupan manusia menuju ke hidup yang lebih baik
dari sebelumnya.
2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman
1. Zaman gereja mula-mula
Pada masa ini belum ada persoalan mengenai iman dan akal budi/ ilmu pengetahuan.
Seiring perkembangannya, muncul golongan Gnostik, Montanus, Marcion, mereka
merupakan golongan yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai
pasal-pasal iman, dan halitu hanya sebatas pengajaran. Otoritas Alkitab belum
dipermasalahkan pada masa ini.
2. Zaman sholastik
Mulanya universitas (di Eropa) memiliki hubungan dengan gereja maupun teologi, namun
akhirnya lepas dari gereja dan teologi. Sejak masa itu terrjadi masalah antara iman dan
akal budi. Sebagai contoh kita melihat pendapat tokoh yang ada pada saat itu, seperti
Anselmus (1033-1109) uskup besar Canterburry, berpendapat Credo ut Inteligam artinya
aku percaya maka aku mengerti. Pandangan yang bertolak belakang dengan perkataanya
diutarakan oleh petrus abelardus (1079-1142) yaitu aku mengerti agar aku percaya. Dari
kedua pandangan tersebut sudah dapat kita ketahui telah adanya perbedaan pandangan
yang sangat mendasar sekali dalam lingkungan Kristen sekali pun.
Thomas Aquinas (1225-1274) menggabunkan teologi Agustinus dengan fisafat Aristoteles,
hal ini mengakibatkan teologia Wahyu menjadi teologia alamiah (naturalis), yang
beranggapan bahwa manusia mampu memikirkan hikmah ilahi hanya pemikiran itu belum
sempurna dan memerlukan rahmat Allah.
Pandangan dari zaman ini akhirnya ditinggalkan, karena orang menganggap ini hanyalah
sebuah permainan pikiran yang didalamnya terdapat berbagai macam pandangan oleh para
tokoh. Kurang bermanfaat bagi hubungan antara iman dan keKristenan dengan akal budi
dan pengetahuan.
3. Zaman renaissance
Manusia sudah mengembangkan pikirannya secara bebas, terutama pemikiran dan
penyelidikan mengenai alam semesta. Nicholas Copernicus (1473-1543) berhasil mengeser
teori geocentrisnya Plotomeus,dengan mengeluarkan toeri heliocentis, hal ini pun dapat
menjadi pengoyah kepercayaan orang terhadap gereja dan otoritas Alkitab sendiri pun
dipertanyakan. Pada masa ini juga terjadi reformasi gereja, yang dicetuskan oleh Martin
Luther dan John Calvin.
4. Zaman rasionalisme

Pada zaman ini ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan manusia. Secara
terbuka terlihat perseteruan antara iman dan akal budi. Zaman ini juga dikenal sebagai
zaman kenbangkitan Ilmu Pengetahuan Alam.
Beberapa tokoh yang ada pada zaman ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal
Calculus bersama dengan Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang
ahli matematika,menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumenargumen logika manusia. Auguste Comte (1798-1857) mebagi perkembangan
teologismanusia dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan scientific, dimana agama
dianggap sesuatu yang sudah lalu.
2.3 Sikap terhadap Teknologi
Ada yang menolak dan tidak sedikit yang menerima teknologi. Penolakan terjadi karena
beranggapan hidup sederhana merupakan pola hidup yang paling cocok untuk manusia,
sedangkan bagi yang pro terhadap teknologi mengganggap teknologi mengambil peranan
penting dalam hidup serta bagi masa depan manusia. Masalahnya dari antara dua itu
manakah yang dapat memberikan makna hidup sejati. Perlu ditekankan bahwa dengan
menerima teknologi dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan umat manusia tentu saja
hal ini tidak menjadi masalah.
Lebih jauh terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, iptek dapat menjadi suatu
agama bila kita tidak menyadari konsep iptek yang sebenarnya dan peranannya dalam
hidup manusia (dapat menentukan baik/ buruknya hidup manusia). Pada Alkitab kebaikan
atau keburukan tidak diukur dari materi tetapi dengan hidup seorang pribadi manusia yaitu
hubungannya dalam keluarga atau masyarakat (sosial).
Sejarah bersaksi bahwa kemajuan teknologi (ilmiah) tidak memelihara dunia kita melainkan
mencemarkannya. Selama industri hanya mencemarkan daerah yang tertentu, lingkungan
yang rusak itu dapat disuburkan kembali dari-dari daerah-daerah lain yang masih subur.
Tetapi pencemaran sudah meluas sehingga para ahli meragukan untuk memulihkan keadaan
yang semula. Pokoknya, sudah tidak jelas dari pengalaman yang lampau bahwa manusia
tidak dapat membatasi dirinya demi keperluan masyarakat umum maupun keperluan
personal.
Para ahli sendiri tidak selalu sependapat mengenai hubungan bahasa ilmu mereka.
Sehingga dapat dibedakan menjadi empat bagian mengenai pendangan para ahli terhadap
ilmu pengetahuan yaitu:
1. Pandangan positivis, menekankan pentingnya sebuah data yang diamati, sehingga
bahasa ilmu pengetahuan pertama-tama bersifat matematis dan kuantitatif. Maka teori atau
metode ilmiah dipandang sebagai cara menggolongkan pengamatan dan gagasan ilmiah,
sekalipun model dan gagasan itutidak nyata atau tidak riil.
2. Pandangan instrumentalis, menyatakan bahwa hukum-hukum ilmiah adalah peraturanperaturan yang memungkinkan si peneliti menemukan jalan untuk maju. Teori-teori adalah

cara untuk membuat ramalan-ramalan yang dapat diuji secara eksperimental/ melalui
percobaan.
3. Pandangan idealis, menekankan aspek teoritis ilmu pengetahuan, dengan beranggapan
dasar bahwa akal budi yang menyusun pola-pola yang teratur dari masa kacau, dimana
semua fenomena yang terjadi ditangkap oleh pancaindera.
4. Pandangan realis, mengemukakan adanya hubungan antara pola keterangan ilmiah
dengan kenyataan dalam alam ilmu pengetahuan adalah proses penemuan, bukan
penciptaan. Yang nyata adalah yang dapt dimengerti, bukan yang dapat diamati
(bertentangan dengan pandangan positivis).
2.4 Kebudayaan dan Seni
Kebudayaan dan seni merupakan prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam
alam ini. Kemampuan untuk berprestasi/ berkarya ini merupakan sikap hakiki yang hanya
ada pada manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Karena itu sejak
penciptaan, manusia telah diberi amanat kebudayaan (Kej 1:26-30).
Namun kejatuhan manusia dalam dosa telah menyebabkan manusia hanya mampu
menghasilkan kebudayaan yang menyimpang dari rencana Allah dan hanya demi kemuliaan
diri manusia sendiri (dari God-centered menjadi man-centered artinya berpusat pada
manusia bukan berpusat/ berorientasi kepada Allah).
Lalu manusia berusaha untuk mengisi kekosongan dalam hatinya dengan kebudayaan
(agama, ilmu dan teknologi, seni, seks, hiburan, harta/ kekayaan, kedudukan tinggi, dll.).
Namun kebudayaan manusia tidak akan pernah dapat memulihkan keadaan manusia yang
sudah jatuh dalam dosa. Pemulihan keadaan manusia dan kebudayaannya terjadi ketika
Anak Allah yang Tunggal (Yesus Kristus) turun ke dalam dunia untuk menebus dosa
manusia.

Bab 3
Rekayasa Genetika dan Teori Evolusi
Dalam Kehidupan Manusia
3.1 Rekayasa genetika
Ilmu genetika berkembang dengan pesat sejak Watson dan Crick mengungkapkan bentuk
DNA (Deoksiribosa Nucleid Acid) dan rangkaiannya pada 1953.

Rekayasa genetika yang diperkenalkan ini memiliki nilai yang sama dengan teknologi tinggi
lainnya, seperti senjata nuklir hingga obat-obat yang mujarab, yang kesemuanya itu
dikuasai oleh tangan-tangan manusia.
Beberapa kemajuan yang telah dicapai saat ini di bidang rekayasa genetika antara lain:
1. Pembuatan Interferon, berguna untuk pengobatan kanker dan menghambat virus
tententu.
2. Growth Hormon, untuk menolong anak-anak yang kelenjar Hypophysenya tidak
berfungsi, sehingga mengakibatkan tubuhnya tidak dapat berkembang layaknya manusia
normal.
3. Pemeriksaan kromosom/ DNA kepada calon pasangan suami-istri, bertujuan mengetahui
apakah terdapat pembawaan faktor kelainan, yang dapat mengakibatkan anak yang terlahir
cacat.
3.2 Teori evolusi dan teori sekularisme
1. Aristoteles (384-322 BC), manusia berevolusi dari binatang, sehingga perlu dijinakkan
sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia.
2. J. Baptiste Lamarck(1744-1829), telah mencetuskan teori evolusi sebelum Darwin
3. Darwin(1809-1882), manusia dan binatang diciptakan Tuhan berasal dari bahan yang
sama yaitu debu dan tanah, sehingga Darwin mengatakan manusia berasal dari perubahan
binatang yang kini telah berevolusi menjadi manusia yang ada sekarang. Namun ia
(Darwin) lupa, di Alkitab manusia mendapat hembusan langsung dari Allah, tidak begitu
dengan mahluk yang lain. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang mendasar antara
manusia dan hewan secara rohani dengan Allah.
Fakta yang dikemukakan Darwin untuk mendukung teorinya sangat besar jumlahnya dan
telah dikumpulkan dari berbagai cabang ilmu biologi:
a.penelitian dalam bidang variabilitas dan genetika terhadap hewan dan tanaman, baik yang
dibudidayakan maupun yang hidup di alam terbuka.
b.bidang palaeontologi, penelitian fosil-fosil nabati dan hewani, yang ditemukan pada
lapisan bumi.
c.ilmu anatomi perbandingan, embriologi, sistematika flora dan fauna serta penelitian
tentang penyebaran geografisnya.
Fakta-fakta hasil penelitiannya amat besar jumlahnya sehingga meletakkan dasar yang kuat
bagi teori evolusi. Buku karangan Charles Darwin, On the Origin of Species by means of

Natural Selection, 1859 (tentang asal-usul jenis-jenis melalui seleksi alamiah). The Descent
of Man, 1871. Pada bukunya yang kedua barulah dibahas tentang teori evolusi manusia.
Dalam bidang geologi, buku The Principle of Geology karya Charles Lyell (1830) yang
banyak menginspirasi Darwin mengungkapkan konsep tentang perubahan geologis. Dalam
bidang fisika atau astronomi juga dikenal konsep evolusi alam semesta yang bermula dari
peristiwa big-bang, kemudian menjadi benda-benda angkasa berupa planet, bintang, bulan,
dan sebagainya. Demikian juga dalam bidang sosial ada konsep evolusi sosial-budaya.
Istilah evolusi memang telah banyak digunakan oleh berbagai cabang ilmu pengetahuan,
"evolusi artinya perubahan berangsur-angsur sesuai dengan perubahan zaman", maka
makna evolusi menjadi sangat luas.
4. Sigmund Freud(1856-1939), teori analisa atas jiwa (Agama merupakan sebuah ilusi
manusia dan hanya menjadi objek pelarian kejiwaan)
5. Karl Marx(1818-1883), bapak materialisme modern, bersama dengan Feurbach(18201895), menyatakan bahwa dalam alam ini hanya ada kekuatan materi dan hakekat
keberadaan roh ditolak, oleh Ludwig, konsep Allah diganti dengan konsep alam, alam
dianggap dasar kehidupan manusia serta didalam hidupnya, manusia harus memutuskan
dirinya sendiri.

Bab 4
Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Seni
4.1 Sejarah hubungan iman Kristen dengan ilmu pengetahuan
Manusia mulai merenungkan dirinya diluar Allah sejak masa Renaissance pada abad 15-16
dan pada abad 17-18 ratio menjadi dasar pengukuran objek-objek ciptaan, hal ini bertolakbelakang dengan pandangan sebelumnya, dimana Alkitab dan Wahyu Allah yang dijadikan
tolak ukur dari ciptaan. Lebih jauh lagi, terjadi konflik antara iman Kristen dan ilmu
pengetahuan. Ditengah situasi ini banyak orang Kristen yang menjauhi gereja, tetapi tidak
sedikit juga orang Kristen yang mau membela kebenaran dari Alkitab. Sampai dengan
sekarang tetap dirasakan adanya perseteruan antara keduanya. Agama sendiri merupakan
ilmu pengetahuan keduanya tidak perlu dipertentangkan.
Dalam agama Kristen ada dua sikap terhadap ilmu pengetahuan yang pertama, menolak
segala perkembangan ilmu pengetahuan, sikap kedua, menerima dan mencerna setiap
perkembangan, tanpa melihat pandangan agamanya. Kedua sikap ini tidak bermanfaat
dalam memecahkan persoalan yang ada.

Alfred North Whitehead(1861-1974), agama dan iptek merupakan dua kekuatan yang besar
di dunia yang secara hebat mempengaruhi manusia.
Agama Kristen dengan ilmu pengetahuan teknologi dapat saling menopang satu sama lain,
sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang
ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapr mengoyahkan iman percaya Kristen.
Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu
pengetahuan.Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang yang
tidak sama cara pemikirannya daari zaman ke zaman.
Jalan tengah antara iman Kristen dan ilmu pengetahuan adalah, Iman tidak harus bersaing
dengan penjelasan ilmu, iman bukanlah suatu teknologi supranatural, dan dbantu dengan
pemikiran: bagaimana mungkin sustu ciptaan dapat mengerti akan Penciptanya (Allah) yang
telah menjadikan segala sesuatunya ada sebelum manusia ada.
4.2 Teori evolusi dan iman Kristen
Dari dahulu kemunculannya, teori evolusi sudah menimbulkan polemik hingga saat ini, hal
itu dikarenakan oleh:
1. Banyak kegagalan yang ditimbulkan oleh agamawan/ pemikir-pemikir kristen (abad XV
s.d.XIX), disebabkan oleh keangkuhan/ kenaifan mereka sendiri, yang secara mentahmentah memaksakan norma etis dan moral, dengan pernyataannya bahwa bidang
kehidupan manusai merupakan wilayah taklukan agama. Pada saat itu agama memiliki hak
penuh untuk mengatur segala segikehidupan manusia.
2. Setelah bermunculan paham-paham yang bertentangan dengan Alkitab (dari teori Darwin
s.d. Sigmund Freud), pemikir dan kaum agamawan mengajukan protes atas hal teori yang
disampaikan. Namun kaum agamawan sendiri tidak dapat membuat pernyataan yang dapat
memberikan alternatif atau yang dapat menandingi teori-teori tersebut.
3. Sehingga hilang/ pudarlah eksistensi keKristenan untuk mengisi kekosongan atas
pernyataan teori-teori dari ilmuan tersebut, yang merupakan masalah dasar/ paling hakiki
dalm hidup manusia. Yang sangat disesalkan adalah Karl Marx yang hadir dan mengisi
kekosongan itu dengan memberikan pernyataannya sebagai jawaban alternatif.
Iman Kristen dan etika Kristen menolak teori-teori yang mengugah otoritas Alkitab dan
Firman Tuhan. Terutama mengenai teori darwin tentang asal-usul mahluk hidup di dunia,
manusia menurut Alkitab adalah ciptaan termulia, karena serupa dan segambar dengan
Allah, manusia sendiri diperintahkan untuk menguasai bumi beserta isinya, dan bukan
sebaliknya. (Kej. 1:26, Kis.17:26-29).
Menurut ahli yang mengartikan teori evolusi, manusia termasuk kedalam dua pandangan:

1. manusia yang termasuk alam Kerajaan Allah, yaitu setiap pengikut Kristus bersyukur atas
Firman-Nya yang menunjukkan jalan sehubungan dengan pernyataan-pernyataan yang
paling mendalam seperti pernyataan tentang keberadaan manusia.
2. manusia termasuk alam binatang, adalah pernyataan yang hanya dapat dibenarkan
sebagai ungkapan dalam bahasa ilmu pengetahuan untuk menjelaskan penggolongan
manusia dalam kategori binatang menyusui.Ilmu biologi tak dapat mengatakan lain
daripada ini. Pernyataan tersebut tetap harus dibenarkan, bila maksudnya hanyalah
menunjukkan proses evolusi dari binatang ke manusia.
Akan tetapi ungkapan termasuk alam binatang dengan mudah sekali dihubungkan dengan
salah satu pandangan hidup, yakni seakan-akan manusia pada hakekatnya sama saja
dengan hewan-hewan. Dengan cara demikian suatu hasil ilmu pngetahuan alam langsung
diperalat untuk menunjang suatu pandangan hidup yang terlalu berat sebelah.
Saat ini sudah banyak buku ditulis oleh para ilmuwan untuk menentang teori evolusi
tersebut. Beberapa di antaranya: Norman Macbeth (1971, Darwin retried: an appeal to
reason), Michael Denton (1985, Evolution: a theory in crisis), Robert Saphiro (1986,
Origins: a sceptics guide to the creation of life on earth), Michael J Behe (1996, Darwins
black box), WR Bird (1991, The origin of species revisited), Elaine Morgan (1994, The scars
of evolution), dan lain-lain.
4.3 Peran dan tanggung jawab manusia dalam rekayasa genetika dipandang dari sudut
iman Kristen
Sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, kita memiliki akal budi,
kehendak, emosi, dan kebebasan yang merupakan karunia allah, Allah telah menciptakan
manusia sebagai mahluk yang termulia dan sekaligus menjadikan manusia sebagai mitra
Allah untuk menguasai dan menaklukan alam yang diciptakan oleh Allah.
Oleh karena itu sudah sepatutnya kita mensyukuri serta memanfaatkan semua ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun harus disadari juga akan bahaya dan dampak daripada
penerapan teknologi, demikian pula halnya dengan rekayasa genetika.
Kita hendaknya terpanggil untuk menangani dan mengembangkan rekayasa genetika ini
dengan tujuan yang mulia menurut kehendak Allah. Kita sebagai pelayan-pelayan Allah di
dunia ini menmpunyai tanggung jawab dalam hal menolong sesama yakni seperti upaya
penyembuhan. Sebagai dasar untuk melaksanakan tanggung jawab ini adalah pengetahuan
dan pengenalan akan prinsip kebenaran dalam Alkitab.
4.4 Penerapan rekayasa genetika bila dikembangkan tanpa memperhatikan prinsip
kebenaran Alkitab
Rekayasa genetika yang diterapkan dan dikembangkan tanpa memperhatikan prinsip
kebenaran Alkitab, kemungkinan akan menimbulkan dilema terhadap bayi-bayi yang akan
lahir, dengan teknologi yang ada sekarang ini, dimungkinkan untuk mengetahui bayi yang

masih berada dalam kandungan adalah laki-laki atau perempuan, cacat atau tidak, atau
memiliki kelainan genetika, dari semuanya itu kemungkinan itu bila didapati sisi yang
jeleknya, maka bisa saja seorang ibu akan melakukan tindakan aborsi, yang jelas-jelas
bertentangan dengan ajaran agama.
Pernah terjadi pemikiran oleh para ahli genetika Amerika (awal abad XX), yang
menyarankan untuk membersihkan manusia dari bentuk herediter (sifat fisik, seperti warna
kulit, ras, suku,dan sebagainya) yang tidak diinginkan. Teori ini mampu mempengaruhi
pemimpin-pemimpin yang hendak memurnikan keturunan dengan seleksi perkawinan dan
menghilangkan bangsa-bangsa tertentu (dikenal dengan sebutan eugenic).
Lebih jauh lagi dengan adanya Bank Sperma, sperma laki-laki disimpan, untuk suatu saat
diambil dan digunakan, penyimpangan yang terjadi adalah bila seorang wanita membeli
sperma dari bank tersebut, mengandung dan melahirkan seorang anak, siapakah yang
dapat menjadi ayah dari anak ini, tentu saja hal ini akan menimbulkan ketimpangan sosial
dalm masyarakat pada umumnya atas ibu dan anak tersebut.
4.5 Alkitab sebagai dasar, pedoman, dan pengarah rekayasa genetika
1. Alkitab sebagai dasar genetika, dapat kita temukan di dalam Alkitab mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan rekayasa genetika, antara lain:
a. Segala hukum dan teori genetika sebenarnya sudah tertulis di dalam Alkitab, contoh:
Hukum genetika ditemukan pertama kali oleh Gregor Mendel pada tahun 1870 dan disebut
Hukum Mendel. Bandingkan dengan Kejadian 30:32-43,yakub dan domba-dombanya.
b. Tjio dan Levan (1956) yang pertama kali menemukan bahwa kromosom terdiri dari 23
pasang. Setelah itu diketahui bahwa setiap spesies memiliki jumlah kromosom yang
berlainan. Bandingkan dengan I Korintus 15:39,Daging mahluk di bumi tidak ada yang
sama.
c. Mazmur 139: 13 dan Yeremia 1:5 menerangkan apa yang terjadi pada saat pembuahan.
i. Perkawinan keluarga (cousin mariage) secara genetik sering mengakibatkan kelahiran
anak yang cacat, bandingkan dengan Imamat 18:5-13.
ii. Pengetahuan mengenai biologi molekuler dapt dilihat pada Mazmur 139:16-18.
2. Alkitab sebagai pengarah rekayasa genetika
a. masalah sex ambiguity (memiliki sikap atau sifat yang berlawanan dengan jenis kelamin
yang dimiliki), lihat Ulangan 22:5,Roma1:26-27
b. menyanggah tori evolusi berdasarkan DNA, lihat Mazmur 139:17-18.

Banyak bidang penelitian dan pemikiran manusia berkenaan dengan pertanyaan mengenai
awal dan asal-usul dari segala yang ada. Baik ilmu pengetahuan dan seni budaya, maupun
filsafat serta agama, semuanya berusaha menjawab pertanyaan ini. Sangatlah penting kita
menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh, betapapun perbedaannya, tanpa
memutlakan salah satu dengan mengeyampingkan yang lain.
Ilmu pengetahuan mengumpulkan hasil-hasil observasi, lalu mengolongkan dan
membandingkannya, juga melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan dari semuanya
itu. Namun, Alkitab memberikan kesaksian tentang Allah, dunia, dan manusia dalam
hubungan timbal baliknya. Yang menjadi pokok ialah hakekat dari semuanya itu di dalam
terang Ilahi. Dalam keterangan tentang awal dan asal-usul dunia ini, kita menjumpai suatu
kesaksian mengenai kodrat dan tujuan semula dari manusia dan dunia sebagaimana Allah
menciptakannya. Kebenaran yang terkandung dalam kesaksian ini tidak dapt dibuktikan
menurut metode ilmu pengetahuan, tetapi juga tidak dapat dibantah secara ilmiah.
Kebenaran itu berlainan sifatnya, namun kepastiannya bagi orang beriman tidak berkurang,
bahkan lebih besar daripada kepastian dalam pernyataan-pernyataan ilmiah yang tetap
mempunyai segi-segi sementara.

Bab 5
Penutup
5.1 Kesimpulan
Benturan antara agama dan ilmu pengetahuan dalam penjelasannya masing-masing
mengenai realitas atau kenyataan tentang manusia dan alam sekitarnya, sudah berlangsung
lama bahkan sebelum ilmu pengetahuan lahir. Sebab, konflik itu selalu mengambil tempat
dan waktu pada setiap tahap perkembangan kebudayaan manusia. Hanya saja, benturan itu
menjadi sangat menyakitkan setelah lahirnya ilmu pengetahuan. Pembuktian-pembuktian
atas beberapa hipotesa ilmu pengetahuan. Pembuktian-pembuktian atas beberapa hipotesa
ilmu pengetahuan, seperti misalnya teori heliosentris dan teori biogenesis secara sekilas
memperlihatkan kekalahan di pihak agama. Hal itu dapat disalahartikan oleh kaum
materialistis, ateis sebagai bukti ketidakbenaran kenyataan yang dijelaskan oleh Alkitab.
Kebenaran agama dan kebenaran ilmu pengetahuan bukanlah dua kubu yang harus
diperlawankan. Kebenaran-kebenaran itu adalh unik pada posisinya masing-masing untuk
mengungkapkan realitas yang memang tidak sederhana. Manusia hidup dalam alam,
semesta fisik dan spiritual. Cara manusia untuk memperoleh informasi mengenai dua
semesta itu pun berbeda. Para pemimpin agam dan penganut agama harus dapat
memposisikan kembali aktivitasnya secara tepat, yaitu untuk mendeteksi dan kemudian
mewartakan kbenaran-kebenaran spiritual mengenai kehadiran Yang Ilahi dalam kehidupan
manusia untuk berkerja sam membawa manusia itu dalam status kemanusiaan yang
seharusnya.

5.2 Saran
1. setiap ilmuan dan cendikiawan memerlukan interdisiplinary studies pergumulan antar
jurusan membuka mata kita untuk menilai bidang kita sendiri dengan kacamata baru.
Pergumulan tersebut meletakkan suatu dasar pertimbangan etis.
2. kita harus berusaha memperkenalkan Yesus kepada rekan-rekan kita, hal itu akan
meningkatkan kesadaran mereka tentang tanggung jawab manusia kepada Allah. Buah
sampingan ialah peningkatan kewibawaankita sendiri apabila kita membahas etika
pekerjaan dan penelitian.
3. sebagai mahasiswa Kristen, mengajak utnuk kmengumuli tiap bidang keahlian masingmasing dari sudut pandang Kristen dan lebih lagi mendalami Firman Allah sebagai pedoman
dalam hidup. Merupakan suatu tuntutan bagi mahasiswa Kristen untuk menjadi kendali
atau hati kecilnya bagi kelompok profesinya.
Akhirnya hendaklah kita kembali bercermin kepada Alkitab yang menjadi dasar segalanya
dalam hidup kita sebagai manusia; Kolose 2: 8 ,Hati-hatilah, supaya jangan ada yang
menawanmu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan
roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
Mengapa theologia? Karena hidup yang bertanggung jawab memerlukan kita tahu siapa
sebenarnya kita, untuk apa kita berada di dunia ini dan kepada siapa kita harus
mempertanggungjawabkan diri kita. Tanpa perenungan theologis masyarakat akan
tenggelam dalam rasa frustasi dan keputus-asaan.

DAFTAR PUSTAKA
Nainggolan, Nius. 2003. PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PERGURUAN TINGGI. Jakarta.
Mulder, D.C..1983. Iman dan Ilmu Pengetahuan. BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Petri, C..1987. AJARAN EVOLUSI DAN IMAN KRISTEN. BPK Gunung Mulia:
Jakarta.
Poespowardojo, Soerjanto.1993. Pembangunan Nasional dalam Persatuan Budaya. PT
Gramedia: Jakarta.
Wilkes, Keith. 1981. AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN. Sinar Harapan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai