Anda di halaman 1dari 5

Laporan

” HUBUNGAN IMAN KRISTIANI DENGAN


ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI ”

Oleh :
Kelompok 1

Anggota :
 Jamsi yulius lukas nim. 1318001
 Sriserni banja uru nim. 1318002
 Eka setiani nim. 1318003
 Lenian gede wadu nim. 2718001

Mata kuliah :
Pendidikan agama dan etika kristen

UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA


2018
HUBUNGAN IMAN KRISTIANI DENGAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI

1. TIPOLOGI HUBUNGAN IMAN DAN ILMU MENURUT IAN BARBOUr

1. Tipologi Konflik
Menganggap bahwa agama dan ilmu pengetahuan itu saling bertentangan. Dianut oleh
kelompok materialisme ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci
materialisme ilmiah
· keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama bukanlah data yang dapat diuji
dengan percobaan
· sains (ilmu pengetahuan) bersifat obyektif, terbuka, dan progressif
· agama (kitab suci) bersifat subyektif, tertutup, dan sangat sulit berubah literalisme kitab
suci
· teori ilmiah melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan

Penyebab konflik:
fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan) dan fundamentalisme agama (kitab suci)

2. Tipologi Independensi
Konflik tidak perlu terjadi
· karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) berada di domain yang berbeda
· sains (ilmu pengetahuan) sebagai kajian atas alam sedangkan agama (kitab suci) sebagai
rangkaian aturan berperilaku

3. Tipologi Dialog
Mencari (secara ilmiah) hubungan (konseptual dan metodologis) antara sains dan agama,
kemiripan dan perbedaannya.

DIALOG SAINS DAN AGAMA

KONSEPTUAL
· sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri (misalnya: mengapa alam
semesta serba teratur?)
· sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia,
yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi

METODOLOGI
Saat sains dipahami tidaklah seobyektif dan agama juga dipahami tidaklah sesubyektif –
sebagaimana yang diduga

SAINS : OBYEKTIF-SUBYEKTIF
· Data ilmiah yang menjadi dasar sains, ternyata melibatkan unsur-unsur subyektifitas
· Subyektivitas itu terjadi pada asumsi-asumsi teoritis yang digunakan dalam proses
pemilahan, pelaporan, dan penafsiran data
· Sebagian teori sains lahir dari imajinasi kreatif yang di dalamnya mengandalkan
analogi dan model
AGAMA: SUBYEKTIF-OBYEKTIF
· Agama tidak sesubyektif yang diduga
· Data agama (pengalaman keagamaan, ritual, dan kitab suci) lebih banyak diwarnai
penafsiran konseptual
· Asbaabun nuzuul
· Asbaabul wuruud

4. Tipologi Integrasi

· Memadukan antara agama dan sains


· menyerukan perumusan ulang terhadap gagasan-gagasan teologi tradisional
· teologi tradisional dikaji secara lebih ekstensif (luas) dan sistematis

Tiga versi integrasi


1. natural theology
Menjadikan alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan( Eksistensi Tuhan dapat
disimpulkan dari (didukung oleh) bukti desain alam, yang dari alam tersebut dapat
menyadari adanya Tuhan)

2. theology of nature
Berangkat dari pemahaman keagamaan (pemahaman keagamaan yang ada disinari dengan
sains)

ITT + S = TR (Arthur Peacocke)

ITT = iman dan teologi tradisional


S = sains
TR = teologi yang telah direvisi

3. sintesis sistematis
Pemaduan agama dan sains secara lebih sistematis sehingga memberikan kontribusi
ke arah pandangan yang lebih koheren
Melalui filsafat proses setiap peristiwa atau teori baru merupakan produk masa lalu dari
tindakan dan aksi Tuhan

2. Tipologi Respon Kristen terhadap Teknologi Modern

Pada satu sisi, ada yang sangat positif dan menganggap teknologi sebagai pembebas, tetapi
sebaliknya ada juga yang sangat pesimis dan menganggap teknologi sebagai ancaman. Ada
juga yang berada di jalan tengah dan sangat berhati-hati dalam merespons teknologi modern.
Kita akan menggali pandangan-pandangan tersebut dalam bagian berikut ini. Ada tiga
respons terhadap teknologi, menurut Ian Barbour (Barbour 1993:4-21)

1. Teknologi sebagai Pembebas (Liberator)


Sepanjang sejarah modern, perkembangan teknologi telah disambut secara bersemangat oleh
karena potensinya untuk membebaskan kita dari kelaparan, penyakit, dan kemiskinan.
Teknologi telah dirayakan sebagai sumber dari kemajuan materiil dan pemenuhan
kemanusiaan kita. Peran teknologi yaitu standar kehidupan yang lebih tinggi, kesempatan
untuk memilih, lebih banyak waktu luang, komunikasi-komunikasi yang meningkat.

2. Teknologi sebagai Ancaman

Pada ekstrem yang berlawanan adalah kritik terhadap teknologi modern yang melihatnya
sebagai ancaman terhadap kehidupan manusia yang autentik. Silakan Anda mengumpulkan
informasi yang sebanyak-banyaknya dari buku- buku dan sumber belajar yang lain tentang
tokoh-tokoh yang menganut pandangan teknologi sebagai ancaman. Kita akan membatasi diri
hanya pada kritik terhadap kemanusiaan, daripada kritik terhadap lingkungan hidup.

3. Teknologi sebagai Instrumen Kekuasaan


Posisi atau respons ketiga berpendapat bahwa teknologi tidak secara inheren baik atau
jelek/jahat, tetapi teknologi adalah instrumen kekuasaan yang ambigu/mendua, yang
konsekuensi-konsekuensinya tergantung pada konteks sosialnya. Beberapa teknologi
tampaknya netral jika mereka dapat dipakai untuk kebaikan atau kejahatan sesuai dengan
tujuan pemakainya. Pisau dapat dipakai untuk operasi atau membunuh, dan seterusnya.

3. SIKAP SEBAGAI ORANG BERAGAMA DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN IPTEK


Kekristen dengan ilmu pengetahuan dapat saling menopang satu sama lain, atau
sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang
ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman percaya Kristen.
Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan.
Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang tidak sama cara
pemikirannya dari zaman ke zaman.
Di dalam dunia ini tidak ada hal yang baru untuk diciptakan. “Science is discovery of
truth” yang berarti segala sesuatu di dunia ini telah ada, namun perlu ditemukan oleh manusia
itu sendiri melalui ilmu pengetahuan. Iman mengandung makna “percaya walau tidak
melihat”. Sama seperti otak manusia dimana kita percaya bahwa kita memiliki otak yang
menjadi pusat hidup manusia walau kita tidak pernah melihat otak itu. Olah sebab itu,
dibutuhkan ilmuan-ilmuan untuk meneliti dan menemukan bagaimana bentuk dan cara kerja
otak itu. Ilmu pengetahuan adalah sebagai penopang Iman untuk sesuatu hal yang mustahil
namun tidak semua hal Iman dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. Hal-hal Iman
tersebut banyak kita temukan dalam Alkitab; Laut Tiberau yang terbelah dua, Tembok kota
Yeriko yang runtuh, air biasa manjadi anggur, hingga kebangkitan Yesus.
Maka Yesus berkata kepadanya, "Engkau percaya karena sudah melihat Aku, bukan?
Berbahagialah orang yang percaya meskipun tidak melihat Aku!" (Yohanes 20:29-BIS). Ini
perkataan yang ditujukan Yesus kepada Thomas karena dia tidak akan percaya pada murid-
murid lainnya yang telah melihat Yesus yang bangkit sebelum ia sendiri melihat dan menaruh
tangannya pada tangan dan kaki Yesus yang dipaku.
IMAN KRISTEN adalah percaya mendahului pengetahuan yang berarti “Percaya dulu pada
Allah baru kita dapat mengenal DIA” karena DIA tidak dapat dibuktikan melakui ilmu
pengetahuan manusia yang terbatas. Untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang
harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Orang bodoh tidak menghargai
hikmat dan tidak mau diajar (Amsal 1:7-BIS). Hiduplah takut akan Allah dengan
menghormati-NYA sebagai Tuhan, maka DIA akan menolong kita untuk mengerti akan hal-
hal yang sulit dipahami.

Sumber IPTEK adalah ALLAH


Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang
yang berpengertian memperoleh bahan pertimbanngan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa
lihat bahwa Allah sebenarnya menghendaki manusia terus mengembangkan diri, menambah
ilmu, dan menambah pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi IPTEK tapi
justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi untuk kemuliaan Tuhan.

Ilmu pengetahuan & teknologi memilki dua sisi yaitu sisi negatif dan sisi positif. Bailklah
kita sebagai manusia harus bisa dan memang seharusnya menggunakan teknologi untuk hal-
hal positif dan yang pasti tujuan utamanya adalah untuk memuji dan memuliakan nama
Tuhan Allah yang adalah pencipta kita.

Anda mungkin juga menyukai