FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
PANITIA
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
1.
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum sudah mendapatkan legitimasi secara yuridis
melalui TAP MPR Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber
Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang Republik Indonesia.
Setelah reformasi, keberadaan Pancasila tersebut kembali dikukuhkan dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Peraturan Perundang-Undangan. Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum memberi
makna bahwa sistem hukum nasional wajib berlandaskan Pancasila. Akan tetapi, keberadaan
Pancasila tersebut semakin tergerus dalam sistem hukum nasional. Hal demikian dilatarbelakangi
oleh tiga alasan yaitu: pertama, adanya sikap resistensi terhadap Orde Baru yang memanfaatkan
Pancasila demi kelanggengan kekuasaan yang bersifat otoriter. Kedua, menguatnya pluralisme
hukum yang mengakibatkan terjadinya kontradiksi-kontradiksi atau disharmonisasi hukum. Ketiga,
status Pancasila tersebut hanya dijadikan simbol dalam hukum. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-
upaya untuk menerapkan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum dalam sistem hukum
nasional yaitu: pertama, menjadikan Pancasila sebagai suatu aliran hukum agar tidak terjadi lagi
disharmonisasi hukum akibat diterapkannya pluralisme hukum. Kedua, mendudukkan Pancasila
sebagai puncak peraturan perundang-undangan agar Pancasila memiliki daya mengikat terhadap
segala jenis peraturan perundang-undangan sehingga tidak melanggar asas lex superiori derogat legi
inferiori.
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
2.
Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum karena merupakan pedoman hidup
masyarakat Indonesia secara umum dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dasar
hukum keluarga, peraturan di sekolah hingga ada pelajaran kewarganegaraan, sebagai alat dasar
pembentukan norma di masyarakat dan adat-istiadat setempat, serta menjadi dasar kehidupan
bermasyarakat,berbangsadan,bernegara. Selain daripada itu Pancasila sendiri menjadi sumber dari
penyelenggaraan hukum di Indonesia dan menjadi dasar dalam pelaksanaan keadilan di ranah
hukum. Oleh karenanya banyak pengkajian yang dilakukan terhadap Pancasila sebelum
memutuskansesuatu. Bahkan ada studi Pancasila tersendiri, misalnya dalam studi ilmu filsafat.
Beberapa alasan di antaranya karena Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
sehingga Pancasila merupakan tujuan sekaligus keinginan yang ingin dicapai oleh bangsa ini
melalui para pendirinya dahulu.
3.
a. Sila ke- Satu
Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Menghormati agama orang lain
Hidup dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup
Menghormati kebebasan orang menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
Menghormati kebebasan orang merayakan hari besar keagamaan sesuai keyakinan
dan kepercayaan mereka
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
Tidak mengganggu teman yang sedang beribadah di sekolah.
b. Sila ke- Dua
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban antara sesama manusia.
Saling mencintai sesama manusia
Mengembangkan sikap tenggang rasa
Tidak semena-mena terhadap orang lain
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
Berani membela kebenaran dan keadilan
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
Mengembangkan sikap hormat dan menghormati, serta kerjasama dengan orang lain,
sebagai wujud bangsa Indonesia menjadi bagian seluruh umat manusia
Tidak berbuat seenaknya pada teman sekolah atau kuliah.
c. Sila ke- Tiga
Menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan menjaga nama baik Indonesia. Contohnya
dengan menggunakan produk buatan Indonesia.
Saling membantu dan berteman baik tanpa membedakan suku, agama, budaya dan
ras.
Bekerja sama contohnya gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan
sekitarnya.
Selalu menjaga toleransi antar teman dan masyarakat yang berbeda suku dan agama
Saling menghormati satu sama lain dan saling menghargai.
d. Sila ke-Empat
Saling Menghargai Pendapat
Menerima Kritik
Mengutamakan Musyawaroh
Mendahulukan Kepentingan Banyak Orang
e. Sila ke-Lima
Memiliki kemauan untuk menolong orang lain. Namun, kita harus
enyesuaikannya dengan kemampuan kita sendiri.
Selalu menghargai hasil karya orang lain.
Tidak bertindak semena-mena pada orang lain.
Menghormati hak dan kewajiban orang lain.
Berani memperjuangkan keadilan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain.
4.
a) Pancasila sebagai dasar negara, Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia
dilegalkan oleh Instruksi Presiden No.12/1968. Pancasila dijadikan sebagai norma
dasar/kaidah negara yang fundamental. Hal tersebut tercantum dalam alinea keempat UUD
RI tahun 1945. Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa Pancasila menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan segala norma-norma hukum dan negara.
b) Pancasila sebagai pandangan hidup negara Indonesia, Pancasila memiliki peran sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan
bernegara merupakan kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Peran
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah untuk mempersatukan dan memberi
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
5.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Artinya
setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk
peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya. Maka dapat
disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan
yang sifatnya formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta
sebagai norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan
Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Selain itu, Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah
hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila.
Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia.
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021-2022