Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Boyolali, 20 Juni 2022
Manusia sejatinya tidak dapat hidup sendiri dan saling memerlukan manusia lainya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial. Hubungan interaksi manusia antar manusia lainnya menciptakan adanya
interaksi sosial. Interaksi ini melahirkan hubungan dalam lingkungan hidup seperti
keluarga ini maupun luas, dan kelompok masyarakat. Sebagai makhluk sosial dalam
lingkungan masyarakat dan bernegara Indonesia harus menjungjung tinggi nilai-nilai
pancasila.
Warga negara yang baik harus berprilaku sehari-hari yang mencerminkan nilai-
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA
nilai pancasila dan menaati peraturan perundang-undangan UUD 1945 serta norma-
norma yang berlaku dimasyarakat. Sebagai warga negara yang baik juga harus
menjalankan hak dan kewajiban secara seimbang agar kehidupan berjalan harmonis
dan damai ke sesama masyarakat.
Contoh sikap dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai pancasila
yaitu :
1) Sila pertama
a) Rajin beribadah dan bertaqwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa
b) Saling menghormati dan menghargai perbedaan agama maupun
keyakinan orang lain
2) Sila kedua
a) Tidak membeda-bedakan antar teman
b) Bersikap adil kepada siapappun
c) Melaksankan hak dan kewajiban secara seimbang
d) Tidak bersikap deskriminatif
3) Sila ketiga
a) Bergaul tanpa memandang perbedaan suku, ras, bangsa, agama, adat
istiadat,budaya dll.
b) Meningkatkan rasa cita tanah air
c) Menghargai perbedaan pendapat
4) Sila keempat
a) Mengedepankan musyawarah untuk setiap pengambil keputusan dan
menyelesaikan masalah
b) Menghormati hasil musyawarah
c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA
5) Sila kelima
a) Bersikap saling tolong menolong
b) Menghargai setiap hasil karya orang lain
c) Tidak bersikap mengintimidasi
d) Menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan
e) Menghormati hak dan kewajiban yang dimiliki orang lain
I. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya, serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia
Alat/bahan :
1. Laptop
2. LCD
3. kertas A3
4. spidol
5. pensil warna
Sumber Belajar :
1. Kemdikbud. 2017. Buku Guru Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Kelas 5 Tema Makanan Sehat. Jakarta: Kemdikbud.
2. Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Kelas 5 Tema Makanan Sehat. Jakarta: Kemdikbud.
3. Lagu Anak. Dari Sabang Sampai Merauke. Lagu Kita. Tanggal
upload : 16 Agustus 2017.
https://www.youtube.com/watch?v=jY8H0yFu4VI .
4. Keberagaman Budaya Indonesia. Fendra Nugroho. Tanggal upload : 20
Maret 2020. https://www.youtube.com/watch?v=YL28FOR0pVM
5. Peta Indonesia
6. Teks Bacaan : “Anak Indonesia Menjaga Persatuan”.
https://bobo.grid.id/read/08673885/anak-indonesia-menjaga-persatuan .
Di upload : 24 Maret 2017
1) Menjaga Toleransi
Sudah dibahas secara singkat sebelumnya bahwa salah satu karakteristik
dari filsafat Pancasila adalah monodualis dan monopluralis. Terkait
karakteristik ini, contoh filsafat Pancasila yang bisa diterapkan dalam
keseharian kita adalah menjaga toleransi antar individu dan kelompok.
Sebagai manusia, tidak bisa dipungkiri bahwa kita membutuhkan
kehidupan sosial dengan berinteraksi dengan manusia lainnya. Di saat
yang sama, setiap manusia memiliki perbedaan, terutama di Indonesia
yang memiliki begitu banyak keragaman budaya, ras, suku, agama dan lain
sebagainya. Di sinilah fungsi toleransi dalam kehidupan dan dengan
karakteristik monopluralis yang dibawa oleh filsafat Pancasila, kita harus
bisa menerapkan kehidupan toleransi dalam keseharian kita.
8) Menegakkan Keadilan
Terdapat satu sila dalam Pancasila yang berisi ‘keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia’. Mengacu pada isi Pancasila ini kita bisa segera
menyimpulkan bahwa menegakkan keadilan di masyarakat termasuk
dalam contoh filsafat Pancasila yang harus dipatuhi. Keadilan bukan selalu
berarti sama rata, melainkan menempatkan segala sesuatu pada porsi atau
tempatnya. Tidak hanya itu, keadilan ini berlaku juga pada semua lapisan
masyarakat. Penerapan keadilan di masyarakat sedikit berkaitan dengan
poin sebelumnya, yaitu persamaan derajat. Keadilan harus ditegakkan
tanpa pandang bulu apakah orang tersebut adalah rakyat biasa ataukah
pejabat negara. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di
mata hukum dan negara.
9) Penegakan Demokrasi
Penegakan demokrasi di Indonesia juga termasuk dalam contoh filsafat
Pancasila. Hal ini mencerminkan sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Dalam sila keempat inilah dicerminkan bagaimana Indonesia
menjadi negara yang menganut demokrasi Pancasila. Tidak hanya itu, sila
keempat Pancasila ini juga menggambarkan bahwa Pancasila sangat
menjunjung tinggi kerakyatan dan kekeluargaan, dimana ada
keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
umum
2) Pelaksanaan
Pertama : membuka pelajaran kemudian menjelaskan kepada siswa bahwa
mereka akan ber- VCT.
Kedua : pembagian media stimulus oleh guru atau siswa berupa cerita atau
gambar.
Ketiga : guru memperhatikan aksi dan reaksi spontan siswa terhadap cerita
tersebut.
Keempat : melaksanakan dialog terpimpin oleh pertanyaan guru, baik
secara individual, kelompok maupun klasikal.
Contoh pertanyaan sebagai berikut :
a) Bagaimana perasaan kalian setelah menyimak berita tersebut ?
b) Perbuatan – perbuatan apa yang dianggap baik ?
Kelima : fase menentukan argumen dan klarifikasi pendirian. Misalnya
guru bertanya sebagai berikut :
a) Apa yang akan kalian lakukan jika tokoh tersebut sebagai kakak kalian
?
Keenam : fase pembahasan atau pembuktian argumen. Mengajak para
siswa untuk merumuskan bagaimana sebaiknya menjadi warga negara
yang disiplin di sekolah, di jalan raya, dan memperlakukan orang yang
melakukan pelanggaran.
Ketujuh : fase penyimpulan, melalui model pembelajaran VCT analisis
nilai tersebut, guru akan mudah mengungkapkan sikap, nilai dan moral
siswa terhadap suatu kasus yang disajikan.
A. Standar Kompetensi
Memahami peraturan perundang – undangan tingkat pusat dan daerah.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang – undangan
tingkat pusat dan daerah
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian peraturan
2. Menjelaskan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan peraturan
perundangan yang berlaku di Indonesia
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan
1. Kooperatif
Metode
Diskusi, ceramah, penugasan
F. Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
b. Guru melakukan absensi
c. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu
e. Guru mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajari
pada hari sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
a. Tanya jawab klasikal antara guru dan siswa tentang pengertian
hukum dan peraturan perundang – undangan
b. Guru menjelaskan secara singkat materi pembelajaran tentang
hukum dan norma – norma yang berlaku di masyarakat
c. Siswa bertanya mengenai hal – hal yang belum jelas
d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
e. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan foto copy an
materi pada setiap kelompok
f. Guru menjelaskan teknis pelaksanaan diskusi
g. Guru berkeliling membimbing siswa berdiskusi
h. Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil
diskusinya di depan kelas.
i. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi yang dibacakan oleh
salah satu kelompok
j. Guru memberim kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal hal yang belum jelas.
3. Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru melakukan evaluasi dan refleksi
c. Pemberian tugas dan tindak lanjut
d. Pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin
oleh salah satu siswa