Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PKL (Praktek Kerja Lapangan) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa
yang harus dilaksanakan dimana merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam
memberikan Pelayanan Asuhan Kebidanan Komunitas. Kebidanan Komunitas ini
merupakan salah satu mata kuliah dalam Kurikulum D III Kebidanan dengan
tujuan melaksanakan Praktek Kebidanan secara Konprehensif dengan
memperhatikan budaya masyarakat setempat dalam tatanan dikomunitas dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan didasari oleh konsep keterampilan dan
sifat professional.
Dalam PKL ini diharapkan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan
Kebidanan dapat memahami upaya program kesehatan, penggerakan peran serta
masyarakat serta mengatasi masalah yang telah ditemukan pada keluarga terutama
masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), sehingga nantinya keluarga mampu
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
Sikap dan kemampuan Profesional seorang Ahli Madya Kebidanan khususnya
di bidang Pelayanankomunitas yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada
masyarakat dibina sepanjang proses pendidikan melalui berbagai bentuk
pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di masyarakat.
Pembinaan pendidikan di masyarakat diperlukan pengalaman belajar bagi
mahasiswa dalam penerapan langsung (nyata) dimasyarakat serta memberikan
pelayanan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan dalam bentuk Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa.
PKL ini merupakan aplikasi dari teori yang kami dapatkan dikampus terutama
di bidang Kebidanan Komunitas, sehingga nantinya dapat menghasilkan tenaga
bidan yang terampil, berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab
sebagai bidan. Dusun Bagik Nunggal Barat merupakan salah satu dusun di desa
Peteluan Indah yang dipilih sebagai tempat PKL, mahasiswa kebidanan dengan

1
alas an lokasinya yang sudah ditentukan dari kampus dan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan khususnya dibidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di
dusun ini cukup tinggi.
Dalam PKL ini masing-masing mahasiswa diharuskan mengambil 1 KK
binaan diantaranya 1 KK binaan dibuatkan laporan individu, dimana KK tersebut
mempunyai masalah yang berhubungan dengan KIA. Dari hasil pendataan dari
tiap rumah yang dilakukan selama 3 hari dapat terjaring 1 KK yang akan dibina
yaitu KK No. 72 di pilih sebagai binaan karena terdapat ibu yang tidak pernah
memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sehingga KK binaan tersebut
dipilih sebagai KK binaan yang akan diberikan penyuluhan sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nyata dalam memberikan asuhan kebidanan
komunitas serta mampu menerapkan asuhan kebidanan komunitas secara
professional pada keluarga Tn.K Di dusun Karang Bayan Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar pada keluarga Tn.K.
b. Mampu menganalisis data pada keluarga Tn.K
c. Mampu menentukan perumusan masalah pada keluarga Tn.K
d. Mampu menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.K
e. Mampu membuat perencanaan tindakan terhadap masalah pada keluarga
Tn.K
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.K Sesuai
dengan rencana
g. Mampu melakukan evaluasi terhadap semua tindakan asuhan kebidanan
pada keluarga Tn.K

2
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga
Dapat menambah pengetahuan keluarga tentang pentingnya
mengontrok kehamilan ke tenaga kesehatan dan menjaga kesehatan
lingkungan
2. Bagi tenaga kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh agar
dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
3. Bagi lembaga kesehatan
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi
institusi pelayanan kesehatan tentang kendala dan masalah-masalah kesehatan
yang terjadi pada masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan
kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

D. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Praktik Klinik Kebidanan Komunitas ini dilaksanakan pada tanggal 11
November 2019 sampai 02 Desember 2019
2. Tempat
Dusun Karang Bayan Barat desa Peteluan Indah, Kecamatan Lingsar,
Kabupaten Lombok Barat.
E. Sasaran
Keluarga binaan yang dipilih yaitu keluarga Tn.K di RT. 01 dusun Karang Bayan
Barat.
F. Pembimbing individu
1. Suwanti, SST, M.Kes

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Batasan Keluarga
a. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,
istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya
(Suprajitno, 2004)
b. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Anonim, 2008)
2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Wahid.
2006)

B. Konsep Dasar Prioritas Masalah

4
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan suatu pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra
penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan pengecapan. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmodjo, 2005).
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung 2 aspek
positif dan aspek negative. Ke-2 aspek inilah yang akan menentukan
sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari obyek diketahui maka menimbulkan sikap makin positif
terhadap obyek tersebut.
b. Tingkat pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2005) tahap pengetahuan di dalam
domain kognitif terdiri dari 6 tahap :
1) Tahu (Know)
Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah di pelajari sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap yang
spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
diinterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

5
terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau kondisi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti : pengelompokan, membedakan, dan
sebagainya.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada missal : dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
sebagainya. Terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.
c. Factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut pendekatan kontruktivitas, pengetahuan bukanlah fakta
dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
kontruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun

6
lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan
tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan
adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang
yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-
pemahaman baru. Ada beberapa factor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu :
1) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker
seseorang. Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan
akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang di dapat.
2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan seseorang mempengaruhi
cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya. Sehingga akan
berbeda sikap orang yang berpendidikan lebih tinggi dengan yang
berpendidikan rendah. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang
yang berpendidikan rendah bukan berarti mutlak berpengetahuan
rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu
obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek negative dan aspek
positif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap semakin
psitif terhadap obyek tersebut.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

7
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi damasa lalu.
4) Media masa
Dengan masuknya teknologi akan tersedia pula bermacam-
macam media massa. Media massa tersebut merupakan alat saluran
(channel) untuk menyampaikan sejumlah informasi sehingga
mempermudah masyarakat menerima pesan. Dengan demikian
akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru
(Notoadmodjo, 2005).
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) ssehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan seseorang. Dalam menyampaikan informasi sebagai
tugas pokoknya, media massamembawa pula pesan-pesan yang
berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal membrikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya pengetahuan seseorang.
5) Sosial budaya
Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia. Setiap
generasi selalu melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan
juga apa yang mereka sendiri tambahkan dalam budaya tersebut.
Kebudayaan juga sebagai jalan arah di dalam bertindak dan
berpikir sesuai dengan pengalaman yang sudah dimilikinya.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pula pengetahuannya.
6) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologi, maupun social. Lingkungan

8
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbale balik ataupun tidak yang
akandirespon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
d. Cara memperoleh pengetahuan
1) Cara tradisional
a) Cara coba salah (trial error)
Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan manusia
dalam memperoleh pengetahuan adalah dengan cara coba-
coba.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan yang diperoleh berdasar pada otoritas atau
kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
c) Melalui jalan pikiran
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini
sistemasis, logis, ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian
ilmmiah atau metodologi penelitian. (Notoadmodjo, 2005)_
e. Cara mengukur tingkat pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau
angket yang menanyakan isi materi yang ingin di ukur dari subyek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan
tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing
tingkat pengetahuan dapat dilakukan denngan scoring yaitu :
1) Tingkat pengetahuan baik bila skore atau nilai 76-100 %
2) Tingkat pengetahuan cukup bila skore atau nilai 56-75 %
3) Tingkat pengetahuan kurang bila skore atau nilai 40-55 %
(Arikunto, 2006)

9
C. KEHAMILAN
a. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka
melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami , menghasilkan janin
yang tumbuh didalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat di jelaskan
tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada
setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (manuaba, 2010).
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia
kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode
dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan antara 28 dan 36
minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang melewati 294
hari atau lebih 42 minggu lengkap disebut sebagai postterm atau
kehamilan lewat waktu. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi 3 bagian; masing-masing 1) kehamilan triwulan pertama
(antara 0 sampai 12 minggu); 2) kehamilan triwulan kedua (antara 12
sampai 28 minggu); dan 3) kehamilan triwulan terakhir (antara 28
sampai 40 minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir
telah viable (dapat hidup) (Prawirohardjo, 2014).
Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat
obstetrik buruk dan ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14–28),
dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke
36) (Saifuddin, 2010).
b. Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi
(Wiknjosastro, 2014).Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon)

10
yang dilanjutkan dengan proses nidasi dan plasentasi (Mochtar,
2014).
c. Fisiologi
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh
pemeliharaan janin dalam kandungan yang di sebabkan pembuahan
sel telur oleh sel sperma ,saat hamil akan terjadi perubahan fisikdan
hormon yang sangat berubah derastis. Organ reproduksi internal
wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian dalam yang
meliputi ovarium, tuba falopi, uterus dan vagina. Organ reproduksi
eksterna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian luar
yang meliputi mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris,
introuitus vagina, introitus uretra, kelenjar bartolini dan anus.
Payudara/mammae/susu adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit
dan diatas otot dada.
d. Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil

Menurut Mochtar 2014, tujuan umum pemeriksaan kehamilan


adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama kehamilan, persalinan, nifas, sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat. Sedangkan tujuan khusus pemeriksaan
kehamilan adalah :

1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin


dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
2) Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari
dalam kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, serta keluarga
berencana

11
e. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Masa Hamil

Perubahan fisiologis dan psikologi pada trimester I kehamilan


sebagai berikut:

1) Perubahan fisiologis:
a) Mengalami kelelahan yang luar biasa.
b) Sering kencing.
c) Payudara sakit dan membengkak.
d) Mood tidak stabil.
e) Perut tidak enak dengan atau tanpa muntah
f) Kesemutan dan baal pada jari
perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang
membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita
mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke
belakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya
menyeimbangkan berat bagian depannya dan lengkung
punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan
pada saraf median dan ulnar lengan, yang mengakibatkan
kesemutan dan baal pada jari-jari. Hal ini dapat diatasi
dengan menganjurkan ibu mempertahankan posisi postur
tubuh yang baik dan dapat menguranginya dengan cara
berbaring (Varney, 2007).
g) Lama Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2014) lama kehamilan yaitu
280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (Lunar
Months). Kehamilan dibagi atas 3 trimester : kehamilan
trimester I antara 0 – 12 minggu, kehamilan trimester II
antara 12 – 28 minggu, kehamilan trimester III antara 28 –
40 minggu.

12
2) Perubahan Psikologis.
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis
yang terjadi pada kehamilan Trimester III, berkaitan dengan
bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga
wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan
atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin terjadi.
f. Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal
Setiap wanita yang sedang hamil memiliki resiko komplikasi
yang dapat mengancam jiwa. Olehkarena itu, setiap wanita yang
sedang hamil memerlukan paling sedikit yaitu empat kali
kunjungan selama kehamilannya dengan periode antenatal, yaitu :

1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14


minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-
28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-
36 dan sesudah minggu ke 36).(Saifuddin, 2010).
g. Pelayanan/ Asuhan Standar Minimal Termasuk “10T” :

Menurut Depkes RI dalam Pedoman PWS KIA 2009, standar


pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK) terdiri dari :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.


2) Ukur tekanan darah.
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4) Ukur tinggi fundus uteri.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

13
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaa persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
h. Cara Menentukan Taksiran Persalinan
Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus Naegele,
yaitu hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.Jika HPHT lupa, menggunakan
patokan gerakan janin primigravida dirasakan ibu pada kehamilan
18 minggu, multigravida pada kehamilan 16 minggu. Dapat pula
sebagai pegangan dipakai perasaan nausea yang biasanya hilang
pada kehamilan 12 – 14 minggu.
i. Palpasi Abdomen (pemeriksaan leopold)

1) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri,


menentukan usia kehamilan,
menentukan bagian janin yang ada pada
fundus uteri.
2) Leopold II : Untuk menetukan bagian yang ada di
samping uterus, menetukan letak.
3) Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang
berada di uterus bagian bawah.
4) Leopold IV : Untuk menetukan seberapa jauh bagian
terendah janin masuk ke dalam panggul.

j. Cara Menghitung Berat Badan Janin Dalam Kandungan


Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson, yaitu:

1) Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggulPBBJ =


(TFU –11) x 155cm.
2) Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul

14
PBBJ = (TFU – 12) x 155cm.
k. Cara Menentukan Usia Kehamilan
1) Dihitung dari tanggal haid terakhir.
2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup
“feeling life” (quickening).
3) Menurut Spieggelberg : dengan jalan mengukur tinggi fundus
uteri dari simfisis.
Tabel 2.1: Menentukan umur kehamilan menurut Spieggelberg

Umur Kehamilan TFU

22-28 minggu 24-25 cm diatas simfisis

28 minggu 26,7 cm diatas simfisis

30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis

32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis

34 minggu 31 cm diatas simfisis

36 minggu 32 cm diatas simfisis

38 minggu 33 cm diatas simfisis

40 minggu 37,7 cm diatas simfisis

(menurut Spieggelberg)
4) Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari – jari tangan
sesuai dengan usia kehamilan (dengan cara Leopold).

15
Tabel 2.2: tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 mgg 3 jari diatas simphisis

16 mgg ½ pusat ke simphisis

20 mgg 3 jari dibawah pusat

24 mgg Sepusat

28 mgg 3 jari diatas pusat

32 mgg Setengah pusat ke px

36 mgg 3 jari dibawah px

40 mgg Setengah pusat ke px

(Menurut Leopold).

1) Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari – jari tangan


sesuai dengan usia kehamilan (dengan cara Mc. Donald).

Tabel 2.3: Menentukan tinggi fundus uteri dalam cm menurut


Mc. Donald

UK TFU Keterangan

8 mgg Belum teraba Sebesar telur bebek

12 mgg Di atas simfisis Sebesar telur angsa

16
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi

Di pinggir bawah
20 mgg --
pusat

Tepat di atas pinggir


24 mgg --
pusat

3 jr ats pusat / 1/3


28 mgg --
pusat – Px

32 mgg ½ pusat – Px --

Kepala masih berada di


36 mgg 1 jr di bwh Px
atas pintu panggul.

Fundus uteri turun


kembali, karena kepala
40 mgg 3 jr bwh Px
janin masuk ke rongga
panggul.

(Risanto,2008)

l. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

Auskultasi dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin


baru dapat didengar pada kehamilan 18 – 20 minggu. Dengan
dopler dapat terdengar sejak usia kehamilan 12 minggu.DJJ
dihitung selama 1 menit penuh. Untuk menghitung irama
dilanjutkan dengan cara menghitung per 5 detik= 5’’1 + 5’’3 + 5’’5
,sehingga didapatkan irama, contohnya ( 11-12-11) disebut dengan
irama yang teratur/ reguler. Bila selisish lebis atntar irama leih dari
2 berarti denyunt jantung janin tidak teratur/ irreguler.

17
m. PemeriksaanLaboratorium
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada
trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia
30 minggu terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan
Hb < 11 gr%, dan anemia berat < 8 gr%. Dilakukan juga
pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada urine.
Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan
dengan kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5
gr% pada trimester II. Anjuran program nasional Indonesia adalah
pemberian 60 mg/hari elemental besi dan 50 g asam folat untuk
profilaksis anemia. Program Depkes memberikan 90 tablet besi
selama 3 bulan (Pengurus IBI, 2006).

n. Pertambahan Berat Badan Selama Hamil

1) Pertambahan berat total selama kehamilan pada primigravida


sehat yang makan tanpa batasan adalah sekitar 12,5
kg.Distribusi pertambahan berat badan sebagai berikut :
a) Payudara : 0,5 kg
b) Fat/lemak : 3,5 kg
c) Plasenta : 0,6 kg
d) Fetus : 3,4 kg
e) Cairan ketuban (amniotic fluid) : 0,6 kg)
f) Pembesaran uterus : 0,9 kg
g) Penambahan darah : 1,5 kg
h) Cairan ekstraseluler : 1,5 kg
Total : 12,5 kg
(Cunningham, 2006)
2) Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg
sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya
anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung

18
karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih-lebih sayur
mayur dan buah-buahan (Wiknjosastro, 2009).
3) Kenaikan BB per Trimester :
Trimester pertama 1.000 – 1.500 gr

Trimester kedua 4.500 gr

Trimester ketiga 5.000 – 5.500 gr


10.000 – 12.000 gr

(Manuaba, 2015)

Tabel 2.4 Rekomendasi Pertambahan berat badan selama hamil


berdasarkan IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,7 – 18,2
Normal 19,8 – 26 11,4 – 15,9
Tinggi 26 – 29 6,8 – 11,4
Obesitas > 29 ≥6
(Prawirohardjo, 2014)

o. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


1) Trimester I (minggu 1-13)Kebutuhan gizi masih tetap seperti
biasa.
2) Trimester II (minggu 14-28)Ibu memerlukan tambahan kalori 
285 kal, protein lebih tinggi dari biasa yaitu 1,5 gr/kg BB.
3) Trimester III (minggu 28-lahir)Kalori sama dengan trimester II,
akantetapi protein naik menjadi 2 gr/kg BB.
p. Prosedur Diagnostik

Prosedur Diagnostik dilakukan meliputi :

19
1) Anamnesa
a) Riwayat Kehamilan
b) Riwayat Kebidanan
c) Riwayat Kesehatan
d) Riwayat Sosial
2) Pemeriksaan Umum (Keseluruhan)
3) Pemeriksaan Kebidanan (Luar)
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Auscultasi
d) Perkusi
4) Pemeriksaan Kebidanan (Dalam)
5) Pemeriksaan Laboratorium
6) Pemeriksaan Penunjang : USG dan CTG
q. Prognosa dan Komplikasi
1) Prognosa
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar
pemeriksaan harus dapat dibuat prognosa atau ramalan apakah
nanti kehamilannya akan berakhir dengan persalinan normal
atau tidak.
Prognosa atau ramalan perlu untuk menentukan apakah
nantinya ibu hamil harus bersalin di Rumah Sakit atau boleh
melahirkan dirumah.Berikut ini 26 penapisan dalam merujuk
pasien, antara lain:
a) Riwayat bedah sesar
b) Perdarahan Pervaginam
c) Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37
minggu)
d) Ketuban pecah dengan mekonium kental
e) Ketuban pecah lama (>12 jam)

20
f) Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (usia
kehamilan kurang dari 37 minggu)
g) Ikterus
h) Anemia berat
i) Preeklampsi berat/eklampsia
j) Tinggi fundus uteri >40 cm dan <25 cm
k) Demam >38oC
l) Gawat janin
m) Presentasi bukan belakang kepala
n) Tali pusat menumbung
o) Gemeli
p) Presentasi majemuk
q) Primipara fase aktif palpasi 5/5
r) Syok
s) Hipertensi
t) Kehamilan dengan penyakit sistemik (asma, DM, jantung,
kelainan darah, TBC)
u) Tinggi badan <140 cm
v) Kehamilan di luar kandungan
w) Posterm pregnancy
x) Partus tak maju (Kala I lama, Kala II lama, Kala II tak
maju)
y) Hamil dengan mioma uteri
z) Kehamilan dengan riwayat penyakit tertentu (Hepatitis,
HIV)
2) Komplikasi

Pada kehamilan komplikasi yang sering ditemukan :

21
a) Perdarahan nidasi merupakan hal yang fisiologis bila
jumlahnya sedikit, sebentar dan tidak berpengaruh buruk
pada kehamilan.
b) Abortus
c) Kehamilan unembrionik (Blighted Ovom) dimana sejak
awal mudigah terbentuk kemudian mati
d) Molahidatidosa
e) Kehamilan Ektopik
f) Hiperemesis gravidarum
g) Preeklampsia dan Eklampsia
h) Perdarahan antepartum
i) Kehamilan kembar
j) Kelainan dalam lamanya kehamilan
k) Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

22
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA
Tn.K DI DUSUN KARANG BAYAN BARAT DESA KARANG BAYAN
KECAMATAN LINGSAR
KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2019

A. Data dan Identifikasi


1. Biodata
a. Kepala Keluarga (KK)
Nama : Tn.K
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Tani
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Alamat : RT. 01 Dusun Karang Bayan Barat
b. Anggota Keluarga
Nama Umur JK Pendidikan Pekerjaan Agama Hubungan
dalam KK
Tn.S 31 thn L SMP Buruh Islam Suami
Tani
Ny.R 27 thn P SMA Tidak Islam Istri
bekerja
An.M 6 thn L Belum Tidak Islam Anak
Sekolah Bekerja

23
2. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan Tidur
Kebiasaan tidur dalam keluarga :
Tidur Tn.K Ny.R An.M
Tidur siang ± 1 jam ± 2 jam ± 1 jam
Tidur ± 7 jam ± 5-6 jam ± 6 jam
malam
Masalah Tidak ada Takut dan Tidak ada
cemas

b. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan dalam keluarga :
Makan Tn.K Ny.R An.M
Makan pokok Nasi Nasi Nasi
Lauk-pauk Ikan, Ikan, Ikan, sayur,
sayur, sayur, tempe,
tempe, tempe, tahu.
tahu. tahu.
Frekuensi 3 x/hari 3 x/hari 3 x/hari
Jumlah 2 piring ½ piring 1 piring

c. Pola Eliminasi
Eliminasi Tn.K Ny.R An.M
BAB 1 x/hari 1 x/hari 1 x/hari
BAK 4-5 x/hari 5-6 x/hari ± 4 x/hari
Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada

24
d. Personal hygiene
PH Tn.K Ny.R An.M
Mandi 2 x/hari 3 x/hari 2-3 x/hari
Gosok gigi 2 x/hari 2 x/hari 2 x/hari
Ganti baju 2 x/hari 2 x/hari 2-3 x/hari
Potong Kalau 1 Kalau
kuku panjang x/minggu panjang

e. Pola kebiasaan kesehatan


1) Kebiasaan merokok : Di dalam keluarga Tn.K masih merokok.
2) Olahraga : Tidak ada jadwal rutin olahraga
f. Penggunaan waktu senggang
Penggunaan waktu senggang oleh keluarga adalah untuk kumpul-kumpul,
biasanya waktu senggang dalam keluarga adalah waktu malam hari.
g. Rekreasi keluarga
Tidak pernah melakukan rekreasi.

3. Keadaan Sosial Ekonomi


a. Penghasilan rata-rata : Rp. 2.000.000
b. Pengeluaran
1) Makanan : Rp. 30.000/hari
2) Listrik : Rp. 50.000/bulan
3) Keperluan mandi dan cuci : Rp. 75.000/bulan
4) Transportasi : Rp. 50.000/minggu
5) Tabungan : Tidak ada

4. Situasi lingkungan
a. Rumah
1) Status kepemilikan rumah : Pribadi

25
2) Denah rumah

KAMAR I KAMAR II

KAMAR
RUANG
MANDI KELUARGA

RUANG
MAKAN

TERAS

3) Jarak rumah dari jalan desa : ± 1 Km


4) Luas tanah :-
5) Luas rumah : 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1
kamar mandi, 1 dapur, dan teras.
b. Jenis dinding : Tembok
c. Atap : Genteng dan Seng
d. Lantai rumah : Keramik
e. Ventilasi rumah : Ada selalu terbuka
f. Kebersihan dan kerapian : Baik
g. Pembuangan sampah : Dibakar
h. Sumber air : Mata Air
1) Penggunaan air : Tidak dimasak
2) Tempat penyimpanan air : Tertutup
i. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
1) Pembuangan air limbah : Selokan
2) Keadaan : Lancar
j. Jamban : Tidak ada
k. Kandang ternak : Tidak ada

26
l. Pekarangan rumah : Menyatu dengan tetangga
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Baik
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan sekali.
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi keagamaan
Keluarga Tn.K taat beribadah
b. Fungsi pendidikan
1) Anak belum bersekolah
c. Fungsi sosialisasi
1) Peran Ny.R sebagai IRT
2) Keluarga sangat bersosialisasi dengan tetangga.
d. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi masih kurang, karena penghasilan masih belum bisa
mencukupi semua kebutuhan.
e. Fungsi melindungi
Tn.K selaku kepala keluarga sangat melindungi keluarganya. Bertindak
tegas dan mengambil keputusan jika ada masalah dalam keluarga.
f. Fungsi perawatan kesehatan
1) Sangat memperhatikan kesehatan anggota keluarga.
2) Sangat memanfaatkan sarana kesehatan jika ada anggota keluarga
yang sakit.
g. Fungsi cinta kasih
1) Dalam rumah penuh dengan kasih sayang baik dalam membimbing
anak maupun diantara kedua orang tua.
2) Ny.R menyayangi anaknya dan merawatnya dengan baik.

7. Stress dan koping

27
Setiap permasalahan yaitu masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
masalah yang terjadi dalam keluarga dapat diselesaikan dengan baik dengan
cara musyawarah bersama dengan anggota keluarga.

8. Komunikasi
a. Bahasa sehari-hari : Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah
(Bahasa sasak)
b. Hubungan keluarga : Harmonis
c. Sarana komunikasi dalam keluarga : Hand phone
9. Transportasi
Alat transportasi yang digunakan adalah motor pribadi.
10. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan
1) Lama kawin : ± 7 tahun
2) Usia saat kawin
a) Tn.K : 24 tahun
b) Ny.R : 20 tahun
b. Riwayat obstetric yang lalu
Hamil Persalinan KET
Ke UK Tahun Jenis Tempat/penolong ASI Anak
JK BBL
1 9 bln 2013 Spontan Rumah/Dukun 2 thn L 2.900 Hidup

c. Riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan dalam keluarga


Tidak ada yang menderita penyakit yang menular mauapun keturunan.
d. Anggota keluarga yang sakit/mendapat pelayanan kesehatan dalam 1
bulan terakhir
Tidak ada anggota keluarga yang sakit/mendapat perawatan dalam 1 bulan
terakhir.

28
e. Pemeriksaan fisik
1) Tn.K
a) Keluhan : Tidak ada keluhan
b) Berat badan : 64 kg
c) Tinggi badan : 168 cm
d) TTV
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 83 x/menit
 Suhu : 36,7 oC
 Pernafasan : 22 x/menit
e) Postur tubuh : Tegap
2) Ny.R
a) Keluhan : Pusing dan mual
b) Berat badan : 52 kg
c) Tinggi badan : 158 cm
d) TTV
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36,5 oC
 Pernafasan : 21 x/menit
e) Postur tubuh : Tegap
f) Head toe to
 Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, tidak ada lesi.
 Wajah : Simetris, tidak pucat
 Mata : Simetris, tidak ada secret, konjungtiva tidak anemis
 Hidung : Simetris, tidak ada polip
 Mulut dan gigi : Tidak pucat, terdapat karies gigi
 Ektermitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada kelainan,
kuku bersih, kuku tidak pucat.

29
3) An.M
a) Keluhan : Tidak ada keluhan
b) Berat badan : 22 kg
c) Tinggi badan : 127 cm
d) TTV
 Nadi : 92 x/menit
 Suhu : 36,5 oC
 Pernafasan : 14 x/menit
e) Postur tubuh : Tegap

B. Analisa Data
Masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn.K adalah Ny.R tidak
memeriksakan kehamilan ketenaga kesehatan,masalah pada kesehatan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan maka didapatkan
kesimpulan bahwa permasalahan yang ada pada keluarga Tn.K adalah sebagai
berikut :
1. Riwayat kehamilan kedua dan sekarang usia kehamilan ibu 13 minggu dan
hanya sekali memeriksakan kehamilan di tenaga kesehatan.
2. Keluarga Tn.K masih merokok.
3. Ny.R sering merasa lelah,mual dan tidak ada nafsu makan.
D. Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah ditemukan
dan ditentukan bersama antara keluarga dan petugas kesehatan. Prioritas disusun
karena tidak memungkinkannya menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga
Ny.R secara bersamaan. Prioritas disusun untuk menentukan tingkatan
permasalahan agar penyelesaian lebih terfokus sesuai sasaran serta harapan.
Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembombotan masalah kesehatan pada
keluarga Ny.R adalah sebagai berikut :
1. Prioritas I : Konseling tentang gizi ibu hamil dan

30
2. Prioritas II : Konseling masalah Tn.K masih merokok.
3. Prioritas III : Konseling cara ibu mengatasi rasa lelah dan mual yang di
rasakan.

I. KEHAMILAN
No. Kriteria Skor Hasil Pembenaran
1 Sifat masalah 3 3/3 3 Tidak
menggunakan
memeriksakan
kehamilan ke
tenaga
kesehatan
dapat beresiko
pada proses-
proses kedepan
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 2 Dapat diubah
untuk diubah
3 Potensi masalah untuk 2 2/2 2 Dapat diubah
diubah dengan jalan
setiap bulan
posyandu.
4 Penonjolan masalah 2 2/2 2 Harus
ditangani.
JUMLAH 9

31
II. KEKURANG PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK
No. Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat masalah 2 2/2 2 Rokok dapat
membahayankan
keluarga.
2 Kemungkinan masalah 1 2/2 1 Dapat diubah
untuk diubah
3 Potensi masalah untuk 2 2/2 2 Dapat dicegah
diubah dengan
pemberian
konseling
4 Penonjolan masalah 2 2/2 2
JUMLAH 7

III. KETIDAKNYAMANAN RASA MUAL DAN MUDAH LELAH


No. Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat masalah 2 2/2 2 Ibu merasa
merasakan
sering mual
dan sangat
cepat
kelelahan.
2 Kemungkinan masalah 1 2/2 1 Dapat diubah
untuk diubah
3 Potensi masalah untuk 2 2/2 2 Dapat dicegah
diubah dengan
pemberian
konseling
4 Penonjolan masalah 1 2/2 1

32
JUMLAH 6

E. Asuhan kebidanan
1. Rencana asuhan
No Masalah Data Tujuan Rencana
.
1 Ibu jarang Ibu mengatakan Dapat meningkatkan Memberikan
memeriksakan hanya sekali keinginan ibu penyuluhan
kehamilan ke memeriksakan memeriksakan tentang tanda
tenaga kehamilannya. kehamilan ke tenaga bahaya ibu
kesehatan kesehatan. hamil,gizi dan
pentingnnya
tablet penambah
darah.
2 Belum Ibu mengatakan Dapat meningkatkan Memberikan
mengetahui bahwa suaminya pengetahuan Tn.K konseling tentang
tentang tanda masih merokok.. tentang bahaya bahaya merokok.
bahaya merokok.
merokok.
3 Ibu merasa Ibu mengatakan Dapat meningkatkan Memberikan
cepat lelah dan bahwa ibu cepat pengetahuan ibu penyuluhan
mual. sekali merasa lelah tentang peribahan tentang
dan mual. fisiologis pada perubahan ibu
kehamilan TM I. hamil.

2. Implementasi dan Evaluasi


No. Hari/Tanggal Masalah Tindakan Evaluasi
1 Senin 25 , Ibu belum Memberikan Ibu mengerti tentang
November mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya

33
2019 penyuluhan tentang pemeriksaan hamil ke
tentang pentingnya tenaga kesehan,dan akan
pentingnya pemeriksaan tetap ke posyandu setiap
pemeriksaan hamil ke tenaga bulan.
hamil ke kesehan
tenaga
kesehan
2 Kamis, Bapak belum Memberikan Bapak mengerti akan
28 mengtahui penyuluhan bahaya merokok,dan
November tentang tentang bahaya akan menjauh saat
2019 bahaya meroko. merokok dari istri dan
merokok anaknya .
3 Minggu, Ibu belum Memberikan Ibu mengerti tentang
1 Desember mendapatkan penyuluhan tanda bahaya ibu
2019 penyuluhan tentang tanda hamil,gizi dan tablet
tentang tanda bahaya ibu penambah darah,dan
bahaya ibu hamil,gizi dan mampu mengulangi
hamil,gizi tablet penambah penyuluhan yang
dan tablet darah. diberikan
penambah
darah.

34
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa masalah yang timbul dalam


keluarga Tn.K disebabkan karena Ny.R tidak atau jarang memeriksakan kehamilan ke
tenaga kesehatan. Setelah saya melakukan KK binaan pada keluarga Tn.K sebanyak
tiga kali kunjungan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu setelah 3 kali
kunjungan Ny.R akan memeriksakan kehamilan ketenaga kesehatan. Ny.R menerima
saya dengan sangat senang dan memberikan respon terhadap informasi yang
diberikan. Walaupun belum terlihat hasil yang berarti pada keluarga Tn.K, tetapi ada
sedikit rasa kepuasan karena bisa membantu keluarga Tn.K menuju pola hidup yang
lebih sehat. Semoga informasi yang diberikan bisa bermanfaat bagi keluarga Tn.K.

35
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam melakukan pengkajian dasar pada keluarga Tn.K menggunakan
pendekatan secara social budaya dan disesuaikan tingkat pendidikan dari
anggota keluarga. Didapatkan hasil, yaitu Ny.R jarang memeriksakan
kehamilan ketenaga kesehatah.
2. Setelah data dasar terkumpul selanjutnya dilakukan analisa masalah
berdasarkan hasil pengkajian data dan mendukung timbulnya masalah
pada keluarga Tn.K.
3. Setelah melakukan analisa maka penyusun menentukan perumusan
masalah pada keluarga Tn.K dirumuskan masaah bahwa Ny.R jarang
memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan.
4. Dalam menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.K menggunakan
table skala prioritas menurut Azrul Azwar dan ditentukan masalah Ny.R
jarang memeriksakan kehamilan, suami masih sering merokok,dan sering
merasa lelah dan mual Ny.R.
5. Setelah menetapkan prioritas masalah, selanjutnya penyusun membuat
perencanaan tindakan terhadap masalah pada keuarga Tn.K, yaitu
konseling penyuluhan tentang bahaya bu hamil TM I,pentingnya gizi,
tablet penambah darah,perubahan fisiologis ibu hamil,bahaya merokok
6. Melaksanakan rencana tindakan dalam penerapan asuhan kebidanan pada
keluarga Tn.K sesuai dengan rencana dan tidak ditemukan hambatan
hanya saja Ny.R sekarang akan memeriksakan kehamilan ke tenaga
kesehatan.
7. Evaluasi terhadap semua tindakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.K
dilakukan konseling Ny.R mampu melakukan anjuran yang telah
diberikan dan memahami konseling yang telah diberikan.

36
B. Saran
1. Bagi keluarga
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
baik pada individu maupun masyarakat.
b. Lebih gencar lagi dalam mencari ibu hamil dan memberikan
penyuluhan tentang pentingnya memeriksakan kehamilan ke tenaga
keshatan.
3. Bagi lembaga kesehatan
a. Selalu mendukung program kebidanan yang akan dilakukan dalam
pencapaian program baik itu mengenai kelas ibu, pelayanan ibu
bersalin, kunjungan nifas serta pelayanan KB dan pemantauan
kesehatan lingkungan.
b. Selalu melakukan penyuluhan yang disertai dengan demonstrasi sesuai
dengan materi yang diberikan.

37
DAFRAT PUSTAKA

Arikunto S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rhineka


Cipta, Jakarta
Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta.
Manuaba, Ida BagusGede. Dkk. 2010. IlmuKebidanan, Penyakit Kandungan, dan
untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. EGC: Jakarta
Notoadmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka Cipta, Jakarta.
Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Dapertemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai