Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan saat ini yang semakin kompleks disebabkan dari
berbagai faktor, seperti perubahan status demografi, karakteristik masyarakat,
dan perubahan pola hidup masyarakat. Permasalahan kesehatan terebut
menuntut adanya sistem pelayanan kesehatan yang lebih komprehentif yang
mencakupi promotif, preventif, serta rehabilitative melalui pendekatan
People-Centertd Care. Pelayanan tersebut tidak hanya terfokuskan pada
pelayanan baik individu, keluarga, dan masyarakat tetapi juga difokuskan
kepada tenaga kesehatan. WHO telah menciptakan program aksi pendidikan
antar profesi dan praktik kolaborasi (Interprofessional Education and
Collaboration Practice) dimana program ini memiliki tujuan untuk
meningkatkan pencapaian target pelayanan kesehatan melalui kolaborasi antar
profesi tenaga kesehatan sehingga dapat menumbuhkan rasa saling
menghormati, menghargai, serta bekerja sama antar profesi. Menciptakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi di suatu wilayah dapat dilihat dari
praktik kolaborasi antar profesi dalam bekerja sama dengan pasien, keluarga,
dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan (Utami, 2020).
Puskesmas Medokan Ayu merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan. Lokasi puskesmas terletak di Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan
Rungkut, Kota Surabaya. Luas wilayah kerja Puskesmas Medokan Ayu
sebesar 1.552.772 Ha yang terdiri dari tiga kelurahan, yakni Kelurahan
Penjaringan Sari, Kelurahan Wonorejo dan Kelurahan Medokan Ayu. Batas
wilayah kerja Puskesmas Medokan Ayu meliputi Kecamatan Sukolilo,
Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Kalirungkut dan Kecamatan Rungkut.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana POA interprofesional kolaborasi pada kasus Stunting ?
2. Bagaimana hasil kegiatan interprofesional kolaborasi pada kasus Stunting?
3. Bagaimana pembahasan interprofesional kolaborasi pada kasus Stunting?
4. Bagaimana rencana tindak lanjut interprofesional kolaborasi pada kasus
Stunting?
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep dasar dari setiap profesi dalam memecahkan
permasalahan yang ada di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Memberi pengalaman mahasiswa menyiapkan diri dalam menjalankan
profesinya bekerjasama dengan profesi lain dalam pemberdayaan
kehidupan bermasyarakat.
b. Mendewasakan kepribadian dan memperluas wawasan mahasiswa
dalam praktik kolaborasi interprofesi (IPE)
c. Membekali mahasiswa kemampuan praktik kolaborasi interprofesi
(IPE) dalam pendekatan di masyarakat (One Group Three Family)
d. Meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa.
e. Melaksanakan terapan Ipteks, secara teamwork dan interdisipliner
(interprofessional education) kepada masyarakat.
f. Melatih dan menanamkan nilai kepribadian mahasiswa:
1) Nasionalisme
2) Keuletan, etos kerja dan tangung jawab
3) Kemandirian, kepemimpinan
4) Menanamkan jiwa peneliti
5) Eksploratif dan analisis
6) Mendorong learning community dan learning society.
7) Melaksanakan Interprofessional Education/ Colaboration
g. Melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah pembangunan di
masyarakat, serta menggali berbagai kondisi masyarakat sebagai
umpan balik (feed back) bagi Poltekkes dalam pengembangan
tridharma perguruan tinggi.
h. Melatih mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi suatu program di masyarakat secara Interprofessional
Education / Colaboration
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan PKL Tematik IPE ini dapat
dirasakan oleh berbagai pihak, di antaranya:
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian terhadap cara berfikir dan bekerja secara
interprofesional sehingga dapat menghayati adanya ketergantungan
kaitan dan kerjasama antar sektor.
b. Memperdalam pengertian dan penghayatan terhadap pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dipelajari bagi pelaksanaan
pembangunan.
c. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa terhadap seluk-
beluk keseluruhan dari masalah pembangunan dan perkembangan
masyarakat.
d. Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya penalaran
mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan
masalah secara pragmatis ilmiah.
e. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan
pembangunan dan pengembangan dalam lingkup keluarga berdasarkan
ilmu pengetahuan dan teknologi secara interdisilipliner atau antar
sektor.
f. Membina mahasiswa menjadi motivator, dinamisator dan problem
solver.
g. Memberikan pengalaman belajar sebagai kader pembangunan sehingga
terbentuk sikap dan rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat
h. Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan,
merumuskan dan memecahkan masalah secara langsung akan lebih
menumbuhkan sifat profesionalisme pada diri mahasiswa dalam arti
peningkatan keahlian, tanggung jawab maupun rasa kesejawatan.
2. Bagi Institusi
a. Memperoleh umpan baik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswanya
dengan proses pembangunan ditengah-tengah masyarakat sehingga
kurikulum, materi perkuliahan dan pembangunan ilmu pengetahuan
yang diasuh diperguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan
nyata dari pembangunan.
b. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan
sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan menemukan
berbagai masalah untuk pengembangan penelitian.
c. Memperoleh hasil kegiatan mahasiswa, dapat menelaah dan
merumuskan keadaan/ kondisi masyarakat yang berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta dapat
mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat sehingga ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang diamalkan dapat sesuai dengan
tuntutan nyata
d. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan instansi
terkait atau departemen lain melalui kerjasama mahasiswa yang
melaksanakan PKL.
3. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan
kesehatan
b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan,
merumuskan dan melaksanakan pemeliharaan kesehatan
c. Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi
swadaya keluarga sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
memelihara kesehatan
BAB II
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Kasus Stunting
A. Planning Of action (POA)

No Masalah Rencana kegiatan Tujuan Metode Media Tempat Waktu Pelaksana Keterangan
Keluarga
Binaan
1. An. C mengalami Melakukan edukasi Pasien Diskusi, leaflet Rumah 15 Profesi Rabu, 20
stunting tentang stunting mengetahui ceramah, dan pasien menit keperawata April 2022
serta pencegahan pencegahan dan Tanya jawab n
dan cara cara
penanganan penanganan
stunting pada anak stunting
dengan cara
konsumsi makanan
bergizi
2 Keluarga An. C Melakukan edukasi Pasien Pemeriksaan phantom Rumah 20 Profesi Rabu, 20
kondisi kesehatan tentang kesehatan mengetahui langsung, pasien menit kesehatan April 2022
gigi dan mulut gigi dan mulut makanan yang diskusi, gigi
yang kurang baik mengenai baik untuk ceramah dan
mengkonsumsi dikonsumsi dan tanya jawab
makanan yang cara menggosok
bergizi dan gigi dengan
menggosok gigi baik dan benar
dengan sehingga
menggunakan kesehatan gigi
phantum. dan mulut
pasien terjaga
3 Ny. D memiliki Melakukan Pasien dapat Pemeriksaan Autochec Rumah 20 Profesi Rabu, 20
status gizi yang pemeriksaan mengetahui langsung, k pasien menit TLM April 2022
kurang baik dan kesehatan pasien kondisi diskusi,
terlihat gejala yaitu Hemoglobin kesehatan ceramah dan
anemia tubuhnya dan tanya jawab
melakukan
upaya untuk
memperbaiki
pola hidup
sehat
4 An. C jarang Memberikan Pasien dapat Diskusi, Leaflet Rumah 15 Profesi Gizi Rabu, 20
mengkonsumsi edukasi menegnai menegtahui gizi ceramah, dan pasien menit April 2022
buah dan hanya gizi seimbang dan seimbang serta Tanya jawab
menyukai memberikan dapat membuat
sayuran wortel olahan pangan olahan makanan
tinggi serat dan yang bergizi
vitamin dan sehat
An. C mengalami Merencanakan Dapat Diskusi, Leaflet Rumah 15 Profesi Gizi Rabu, 20
stunting dan menu diet Tinggi menmabha ceramah, dan pasien menit April 2022
status gizi kurang Kalori Dan Tinggi berat badan Tanya jawab
Protein yang dapat pasien hingga
diaplikasikan oleh normal serta
keluarga pasien di pasien
rumah diharapkan
mengaplikasika
n menu yang
telah
direncanakan
6 Sanitasi rumah Melakukan Memonitoring Ceramah, lembar Rumah 15 Profesi Kamis, 21
dan PHBS inspeksi rumah dan penyuluhan, inspeksi pasien menit Sanitasi April 2022
sehat meningkatkan dan diskusi
leaflet
pengetahuan
tentang sanitasi
Memberikan rumah dan
edukasi tentang PHBS
sanitasi rumah
sehat dan PHBS
7 Tumbuh Melakukan Untuk Praktik Lembar Rumah 15 Profesi Kamis, 21
kembang skrining tumbuh mengetahui SDIDTK pasien menit bidan april 2022
kembang bagi anak apakah ada
sesuai usianya masalah dalam
tumbuh
kembang anak
B. Hasil Kegiatan
a. Hasil Pengkajian
a. Hasil Pengkajian (Tanggal 14 April 2022)

Bapak Alfan Afianto selaku Kepala Keluarga dan Ibu Dyah Ayu
selaku istri yang akan kami lakukan pembinaan. Beliau tinggal bersama
Ibu Kusniadi selaku nenek dari Ibu Dyah Ayu, Ibu Dwi K selaku ibu dari
Ibu Dyah Ayu, Bapak Djoko selaku ayah dari Ibu Dyah Ayu, Zara selaku
Adik dari Ibu Dyah Ayu dan Chayra Nadhifa selaku anak Ibu Dyah Ayu
dan Bapak Alfan Afianto. Tahap perkembangan keluarga Bapak Alfan
Afianto ialah child bearing family (kelahiran anak pertama). Struktur
keluarga dengan pola komunikasi baik, peran dalam keluarga tidak ada
masalah, nilai/norma dalam keluarga tidak ada konflik. Fungsi keluarga
fungsi afektif berfungsi, fungsi sosial berfungsi dengan baik dan fungsi
ekonomi keluarga kurang baik. Pola koping keluarga Bapak Alfan
Afianto efektif .

Saat ini keluarga Bapak Alfan Alfianto memiliki anak dengan


masalah kesehatan Stunting yaitu An. Chayra Nadhifa. An. Chayra
Nadhifa berumur 18 bulan dengan Tinggi Badan 78 cm dan Berat Badan
7,8 kg dengan BMI -2,69. Tinggi Badan (severely stunted) dan Berat
Badan (underweight). Perkembangan motorik kasar An. Chayra Nadhifa
dapat berjalan, duduk, kepala terangkat, merangkak, dan berguling.
Perkembangan motorik halus An. Chayra Nadhifa dapat meraih benda.
An. Chayra Nadhifa mampu menoleh ke arah suara, dapat
mempertahankan kontak mata, dan An. Chayra Nadhifa tampak aktif
ketika diajak bermain. Ibu Dyah Ayu mengatakan saat ini An. Chayra
Nadhifa diberikan ASI Ekslusif dan Susu Formula serta MPASI juga
diberikan 2-3 kali sehari. Ibu Dyah Ayu juga mengatakan bahwa belum
tahu cara membersihkan rongga mulut pada anak usia 18 bulan. Ibu Dyah
Ayu juga mengatakan tidak setiap hari keluarganya mengonsumsi buah
dan sayur. Dari hasil pengkajian kami kepada An. Chayra Nadhifa
didapatkan tidak ada nyeri, status mental baik, tidak ada luka, mulut
lembab, gigi telah tumbuh, tidak ada gangguan keseimbangan, Pola BAB
dan BAK baik, bising usus 17 kali permenit, tidak ada mual/muntah,
tidak ada nyeri kepala. Ibu Dyah Ayu mengatakan saat ini tidak
konsumsi vitamin atau obat tertetu. An. Aisyah mendapatkan imunisasi
anak  imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan
Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3
bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan
(DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), usia 9 bulan
diberikan (Campak atau MR)  usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-
HB-Hib dan Campak/MR)

Riwayat kehamilan dan kelahiran Ibu Dyah Ayu mengatakan


melahirkan secara normal pada tanggal 27 September 2020. Ibu Dyah
Ayu juga mengakatan An. Chayra Nadhifa lahir dengan Tinggi badan 50
cm dan Berat badan 2900 gram (2,9kg).

Kondisi rumah keluarga Bapak Alfan Afianto dengan type rumah


permanen, lantai keramik, ventilasi kurang baik (Jendela depan jarang
dibuka hanya mengandalkan pintu depan), pencahayaan ada, saluran
pembuangan limbah tertutup, menggunakan Air bersih PDAM untuk
kebersihan diri, kondisi jamban (sehat, milik pribadi, jenis jamban leher
angsa), terdapat tempat sampah dengan jenis tertutup, rasio luas
bangunan rumah 6 x 15 meter. Tampak menggunakan air bersih air galon
tidak isi ulang untuk makan dan minum. Lingkungan rumah tampak
bersih, memberantas jentik dirumah seminggu sekali.

Ibu Dyah Ayu mengatakan mengetahui masalah kesehatan yang


dialami anggota keluarga, mengetahui penyebab, akibat, tanda dan gejala
masalah kesehatan anggota keluarga, menggali informasi tentang
masalah kesehatan pada tenaga kesehatan yaitu dokter dan perawat (RS
dan Puskesmas), adanya keyakinan keluarga untuk membawa berobat ke
fasilitas yankes.

b. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Langkah-Langkah IPE

Langkah-langkah Uraian
Keluarga Bpk. A merupakan keluarga inti.
Keluarga ini terdiri dari Bpk. A sebagai
Ayah dan Ny. D sebagai ibu bagi anaknya
yaitu An. C (18 bulan). Bpk. A bekerja
sebagai karyawan swasta dan Ny. D sebagai
ibu rumah tangga. Keluarga ini tinggal satu
rumah dengan Bpk. Dj (kakek An.C), Ny.
Dk(Nenek An. C), dan Ny. K (Buyut An.C).
Bpk A dan Bpk. Dj merupakan perokok
aktif. Saat dilakukan pengkajian berat badan
Identifikasi fakta
An. C 7.800 gram, TB : 78 cm. Ny. D
mengatakan bahwa An. K dahulu lahir secara
normal dengan berat badan 2.900 gram dan
tinggi badan 50 cm. Saat ini An. K
mendapatkan ASI eksklusif dan juga
mengonsumsi susu formula 2-3 kali sehari.
An. C mengonsumsi MPASI 2 kali sehari
dengan lauk yang sering dikonsumsi tahu,
tempe dan telur. An. C hanya menyukai
sayur wortel.
An. C mengalami stunting karena nafsu
makannya menurun dan mengonsumsi susu
Masalah utama
dalam porsi sedikit. BB 7,8 kg dan TB 78 cm
usia 18 bulan
1. Bagaimana prosedur penanganan kesehatan
terhadap Adengan minim pengetahuan akan
PHBS dan gizi seimbang agar ketika punya
Rumusan masalah anak lagi tidak mengalami kondisi
kekurangan gizi baik dari ibu maupun anak?
2. Bagaimana penanganan keluhan stanting
dari An. C?
1. Pemeriksaan fisik
Data tambahan - Berat Badan (BB)
- Tinggi Badan (TB)
- tanda-tanda vital (TTV)
Learning issues yang
mungkin terjaring KEPERAWATAN
1. Apakah orangtua mengetahui tanda dan
gejala Stunting pada anak (Balita)?
2. Apakah orangtua mengetahui pemicu
terjadinya Stunting pada anak (Balita)?
3. Apakah orangtua mengetahui pengobatan
terhadap Stunting pada anak (Balita)?
4. Apakah orangtua mengetahui dampak bila
anak (Balita) terlambat mendapat
penanganan Stunting?
5. Apa saja penanganan dan pengobatan yang
sudah dilakukan orangtua bila anaknya
terkena Stunting?
6. Bagaimanakah langkah pertama yang
dilakukan oleh orangtua bila terjadi Stunting
pada anak (Balita)?
7. Bagaimana tatalaksana penanganan
Stunting di layanan kesehatan dasar dan
rumah sakit?
8. Apakah terdapat hubungan antara anak
dengan riwayat BBLR dengan kondisi
sekarang?
9. Apakah terdapat hubungan dengan riwayat
ketidakefektifan pemberian ASI Eksklusif
pada saat bayi dengan kondisi kesehatan saat
ini?

KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Bagaimana kondisi rumah pasien?
2. Bagaimana lingkungan rumah pasien?
3. Darimana sumber air bersih di rumah
pasien?
4. Darimana sumber air minum di rumah
pasien?
5. Apakah keluarga pasien menerapkan PHBS?

KEBIDANAN
1. Bagaimana proses tumbuh kembang pada
anak tersebut?
2. Apakah proses tumbuh kembang anak sesuai
dengan usianya?
3. Apakah kejadian stunting akan
mempengaruhi tumbuh kembang pada anak
tersebut?
4. Bagaimana pola asuh anak dalam keluarga ?
5. Bagaimana imunisasi yang telah diberikan
kepada anak?
6. apakah keluarga mengerti bagaimana
pemberian mpasi yang baik bagi anak?
7. apakah orang tua rutin mengecek tumbuh
kembang anak ke posyandu/ fasilitas
kesehatan?

GIZI
1. Bagaimana status gizi An. C?
2. Bagaimana hasil recall 1x 24 jam An.C?
3. Alasan mengapa An.C jarang mengkonsumsi
buah- buahan?
4. Apakah orang tua An.C mengetahui dampak
dari stunting serta gizi kurang pada anak?

KESEHATAN GIGI
1. Bagaimana manifestasi rongga mulut pada
An. C?
2. Bagaimana pelaksanaan tindakan oral
hygiene pada An. C ?
3. Bagaimana upaya promotif pada kesehatan
gigi dan mulut pada An. C?

TEKNIK ELEKTROMEDIS

TEKNIK LABORATORIUM MEDIS


1. Apakah Ny. D mengalami gejala anemia?
2. Pemeriksaan apa yang dilakukan kepada
Ny. D?
Keterbatasan
ekonomi
Pernikahan
usia dini

Pengetahuan
Terbatas

Analisis masalah

An. C memiliki riwayat kelahiran normal dengan


berat badan yang kurang karena beberapa faktor
kemungkinan yaitu :
1. Pernikahan dini dan kehamilan dibawah
usia 20 tahun
2. Nafsu makan yang rendah
3. Tidak mengonsumsi makanan bergizi
untuk meningkatkan tumbuh kembang
Hipotesis calon bayi
4. Kondisi lingkungan yang kurang bersih

An. C mengalami stunting karena beberapa faktor


kemungkinan yaitu:
1. Tidak mengonsumsi gizi seimbang
2. Kurangnya asupan makanan bergizi
3. Tidak menerapkan PHBS
Referensi terkait Penanganan stunting yang telah dialami oleh
An.C
Solusi penanganan PROFESI PERAWAT
1. Menjelaskan pengetahuan tentang stunting
kasus tiap profesi
2. Memberikan pencegahan dan cara penanganan
stunting pada anak (Balita)
3. Memberikan edukasi apa saja dampak apabila
anak (Balita) tidak diberi ASI Ekslusif

PROFESI BIDAN
1. Menjalaskan kepada ibu mengenai tumbuh
kembang bagi anak seusianya
2.melakukan penimbangan berat bada dan
pengukuran tinggi u badan dan melakukan
skrining SDIDTK sesuai usia
3.menjelaskan kepada ibu mengenai stunting
4. Menjalaskan kepada ibu mengenai pola asuh
yang baik yaitu untuk tetap selalu menstimulasi
anak
5. Menjelaskan pengingnya imunisasi dasar bagi
anak dan dampak jika tidak dilakukan imunisasi
6. Menjelaskan kepada ibu cara memberika mpasi
yang baik sesuai usia anak
7.menganjurkan ibu untuk selalu rutin
memeriksakan tumbuh kembang anak ke
posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat

PROFESI TEKNIK ELEKTROMEDIK

PROFESI TEKNOLOGI LABORATORIUM


MEDIS
1. Melakukan pengkajian terhadap gejala anemia
yang mungkin terjadi kepada Ny. D
2. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah DL

PROFESI KESEHATAN GIGI


1. Mengidentifikasi kelainan yang dialami pada
rongga mulut pada An. C
2. Menjelaskan tentang penanganan oral hygiene
yang dapat dilakukan dirumah kepada orang
tua An. C
3. Edukasi upaya promotif meliputi penyuluhan
tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut.

PROFESI SANITASI LINGKUNGAN


1. Melakukan inspeksi rumah sehat
2. Melakukan inspeksi lingkungan rumah
pasien
3. Melakukan inspeksi air bersih dan air
minum
4. Memberikan wawasan tentang rumah
sehat
5. Memberikan edukasi tentang penerapan
PHBS dikehidupan sehari-hari
6. Memberikan perlindungan dari penularan
penyakit dan pencemaran lingkungan

PROFESI GIZI
1. Menghitung status gizi An.C
2. Menghitung kebutuhan dan zat gizi An.C
3. Menganalisis tingkat konsumsi An.C dengan
hasil recall 1x24 jam dan memberikan
konseling apabila tingkat konsumsi An.C
mengalami defisit zat gizi
4. Memberikan edukasi mengenai gizi seimbang
dan pencegahan stunting dengan menggunakan
leaflet
5. Memberikan contoh menu sehari yang
bervariasi serta dapat diaplikasikan oleh
keluarga An.C
6. Memeberikan contoh menu olahan makanan
padat gizi yang terbuat dari buah-buahan
ataupun sayuran

c. Pembahasan
Pada tanggal 14 April 2022 dilakukan kunjungan pertama yaitu dalam
rangka mengkaji pasien secara komperehensif yang mengacu pada
tinjauan teoritis yakni bio, psiko, sosio, spiritual dan melihat dari kondisi
pasien. Data hasil pengkajian penulis diperoleh dari hasil wawancara,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, status kesehatan pasien,
catatan medis serta bekerja sama tim kesehatan lain untuk mendukung
dalam pengkajian, kemudian disusunlah manajemen kasus berdasarkan
hasil pengkajian tersebut yang akan diimplementasikan pada 20 April
2022 dan evaluasi.
Pada kunjungan keluarga pertama dilakukan pendekatan dan
perkenalan terhadap pasien serta menerangkan maksud dan tujuan
kedatangan, diikuti dengan anamnesis tentang keluarga dan perihal
masalah kesehatan yang telah diderita. Dari hasil kunjungan tersebut, dari
segi perilaku keluarga dalam menangani masalah kesehatan Stunting pada
anak sudah sangat baik pengetahuan mengenai masalah kesehatan dan
tindakan apa saja yang bisa ia lakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan.
Didapatkan data yang telak dilakukan pemeriksaan fisik pada
An.Chayra Nadhifa:
 Antropometri
 TB : 78 cm (severely stunted)
 BB : 7,8 kg (underweight)
 BMI : -2,69
 Data Klinik
TD : 80/50 mmHg
N : 80x/menit
S: 36,5 ℃
RR : 30 x/menit
Pada sanitasi lingkungan keluarga Ibu Dyah ternilai kurang baik
dimana dapat dilihat dari kebiasaan mencuci piring di depan rumah.
Sumber dari air bersih yang digunakan bersumber pada PDAM yang
terlihat jernih, tidak berwarna serta tidak berbau. Keluarga aisyah juga
memiliki jamban sehat secara pribadi. Pencahayaan yang kurang baik, hal
ini dapat dilihat pada kunjungan pertama, keluarga binaan hanya
mengandalkan pintu untuk sirkulasi udara. Penerapan CTPS pada keluarga
Ibu Dyah juga ternilai baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya kran air
dalam kondisi bersih guna mengalirkan air serta sabun untuk mencuci
tangan.
Pada proses pengolahan makanan ternilai baik, hal ini sesuai dengan
hasil wawancara yang telah dilakukan pada saat pengkajian pada tanggal
14 April 2022 dimana pada saat proses pengolahan makanan dan minuman
menggunakan air bersih serta sebelum makanan diproses atau dikonsumsi
seperti halnya sayur dan buah-buahan dicuci terlebih dahulu dengan
menggunakan air bersih yang mengalir.
d. Implementasi dan Evaluasi

No. Kegiatan Implementasi dan Evaluasi Rencana Tanda


hasil kegiatan Tindak Tangan PJ
Lanjut

1. Pengkajian Didapatkan hasil Setelah dilakukan Melaksanakan


(stunting, identifikasi kasus pengkajian, dapat pemeriksaan
mengisi form penyakit yaitu dilakukan fisik yang
pengkajian stunting pada balita pemeriksaan lebih dilakukan oleh
data yang usia 18 bulan lanjut mahasiswa
diperlukan) jurusan
keperawatan
dan kebidanan

2. Penyuluhan 1. Menjelaskan hasil 1. Ibu mampu Dapat


mengenai diskusi kesehatan menjelaskan melakukan
stunting dan kondisi An. kembali tentang penanggulang
Chayra pengertian, an dan
2. Menjelaskan penyebab, ciri- pencegahan
pengertian ciri, dan secara mandiri
stunting pencegahan dan periksa ke
3. Menjelaskan stunting ahli gizi
penyebab stunting 2. Ibu mampu puskesmas
4. Menjelaskan ciri- menyebutkan
ciri stunting rentang nilai
5. Menjelaskan cara ideal bmi sesuai
pencegahan usia An. Chayra
stunting 3. Ibu koperatif
6. Menjelaskan cara dalam
melatih sesuai pelaksanaan
dengan tumbuh penyuluhan
kembang anak. 4. Ibu mampu
menyebutkan
cara melatih
tumbuh
kembang anak
sesuai usia
3. Penyuluhan 1. Menjelaskan 1. Ibu mampu Dapat
mengenai mengenai Diet menjelaskan menerapkan
diet TKTP TKTP (Tinggi mengenai diet dan
(Tinggi Kalori Tinggi yang diberikan mengonsumsi
Kalori Tinggi Protein) beserta untuk anak menu diet
Protein) tujuan dan 2. Ibu mampu yang tepat
syaratnya menyebutkan untuk pasien
2. Menjelaskan kembali
mengenai makanan apa
makanan yang saja yang
dianjurkan dan dianjurkan dan
tidak dianjurkan tidak
3. Menjelaskan dianjurkan
mengenai contoh
menu sehari
4. Penyuluhan Menjelaskan 1. Ibu dapat Dapat
mengenai mengenai pemberian menyebutkan menerapkan
pemberian MP-ASI (frekuensi berapa frekuensi secara mandiri
MP-ASI dalam sehari, porsi, dan porsi yang dan
tekstur, variasi bahan) baik untuk mengonsumsi
dikonsumsi oleh mengenai
anak pemberian
2. Ibu dapat MP-ASI
menjelaskan dalam
bagaimana kehidupan
tekstur dan sehari-hari
apasaja variasi
bahan untuk
dikonsumsi oleh
anak
5. Pemeriksaan Melakukan 1. Kadar Pasien dapat
kesehatan pemeriksaan kadar Hemoglobin ibu mengetahui
keluarga hemoglobin dan normal kondisi
pasien menjelaskan tentang kesehatan
2. ibu memahami
dengan gejala gejala anemia tubuhnya dan
mengenai gejala
anemia melakukan
anemia
kepada Ny. D upaya untuk
memperbaiki
pola hidup
sehat

6. Penyuluhan Memberi penyuluhan 1. ibu mengerti Dapat


mengenai tentang cara cara menerapkan
pemeliharaan memelihara kesehatan membersihkan bagaimana
kesehatan gigi anak usia 18 rongga mulut cara
gigi pada bulan menggunakan anak memelihara
anak usia 18 phantom gigi 2. ibu kesehatan gigi
bulan mengetahui pada anak usia
waktu yang 18 bulan
tepat untuk dengan baik
membersihkan
rongga mulut
anak

e. Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut yang dilakukan masing-masing profesi yaitu:
1. Profesi keperawatan dan kebidanan
(1) Memberikan penyuluhan mengenai stunting dan tumbuh
kembang anak
(2) Menganjurkan dan mengajarkan keluarga dalam melatih
tumbuh kembang anak
(3) Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai menu porsi gizi
seimbang
(4) Berkolaborasi dengan sanitasi dalam penyuluhan PHBS
2. Profesi kesehatan lingkungan
(1) Melakukan survei rumah sehat
(2) Menyarankan keluarga untuk menerapkan CTPS dan PHBS
3. Profesi kesehatan gigi
(1) Memberikan penyuluhan mengenai bagaimana cara
memelihara kesehatan gigi pada anak usia 18 bulan
4. Profesi gizi
(1) Pemberian konseling mengenai diet TKTP (Tinggi Kalori
Tinggi Protein)
(2) Pemberian konseling contoh porsi makan dan jadwal makan
guna menuju status gizi normal
(3) Pemberian bahan makanan PMT sebagai salah satu penunjang
perubahan perilaku pola makanan yang sehat dan memenuhi
gizi yang dibutuhkan oleh balita stunting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat masalah kesehatan anak yaitu Stunting dengan Tinggi Badan 78 cm
dan Berat Badan 7,8 kg usia 18 bulan. Hal ini disebabkan karena turunnya
minat makan anak
3.2 Saran
1. Keluarga pasien berkenan untuk memberikan bantuan dan motivasi kepada
pasien untuk kesembuhan pasien.
2. Dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rumah
tangga sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan derajat kesehatan
pada masyarakat luas khususnya pada keluarga.
3. Dapat menerapkan diet dan makanan yang sesuai dengan standar
kebutuhan gizi guna meningkatkan status gizi sesuai dengan kebutuhan
gizi pasien
Lampiran
(Peta Wilayah)
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan

Pengkajian, 14 April 2022

Implementasi, 20 April 2022


Lampiran

Media yang digunakan


1. Penyuluhan Stunting
2. Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak
3. Leaflet PHBS
4. Leaflet PHBS & Rumah Sehat

Anda mungkin juga menyukai