Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa yang harus
dilaksanakan dimana merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan Pelayanan
Asuhan Kebidanan Komunitas. Kebidanan Komunitas ini merupakan salah satu mata kuliah
dalam Kurikulum D III Kebidanan dengan tujuan melaksanakan Praktek Kebidanan secara
Komprehensif dengan memperhatikan budaya masyarakat setempat dalam tatanan
dikomunitas dengan pendekatan menejemen kebidanan dan didasari oleh konsep
keterampilan dan sikap profesional.
Dalam PKL ini diharapkan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan Kebidanan
dapat memahami upaya program kesehatan, penggerakan peran serta masyarakat serta
mengatasi masalah yang telah ditemukan pada keluarga terutama masalah Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), sehingga nantinya keluarga mampu menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan.
Sikap dan kemampuan Profesional seorang Ahli Madya Kebidanan khusunya di bidang
Pelayanan komunitas yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dibina
sepanjang proses pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan
dan dikembangkan di masyarakat. Pembinaan pendidikan di masyarakat diperlukan
pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam penerapan langsung (nyata) dimasyarakat serta
memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan dalam bentuk Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa.
PKL inimerupakan aplikasi dari teori yang kami dapatkan dikampus terutama di bidang
Kebidanan Komunitas, sehingga nantinya dapat menghasilkan tenaga bidan yang terampil,
berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab sebagai bidan. Dusun Merembu
Timur merupakan salah satu dusun di desa Merembu yang dipilih sebagai tempat PKL,
mahasiswa kebidanan dengan alasan lokasinya yang sudah ditentukan dari kampus dan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya dibidang Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) di dusun ini cukup tinggi.

1
Dalam PKL ini masing-masing mahasiswa diharuskan mengambil1 KK binaan, dimana
KK tersebu tmempunyai masalah yang berhubungan dengan KIA. Dari hasil pendataan dari
tiap rumah yang dilakukan selama 2 hari dapat terjaring 1 KK yang akan dibina yaitu KK no
086 di pilih sebagai KK binaan karena terdapat Penggunaan KB jangka pendek yang berisko
tinggi karena faktor umur yang sudah melebihi dari batas normal. Sehingga KK binaan
tersebut dipilih sebagai KK binaan yang akan diberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
yang ada.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nyata dalam memberikan asuhan kebidanan
komunitas serta mampu menerapkan asuhan kebidanan komunitas secara profesional
pada keluarga Tn. S di dusun Merembu Timur.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar pada keluarga Tn. S
b. Mampu menganalisis data pada keluarga Tn. S
c. Mampu menentukan perumusan masalah pada keluarga Tn. S
d. Mampu menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn. S
e. Mampu membuat perencanaan tindakan terhadap masalah pada keluarga Tn. S
f. Mampu melaksanakan rencana tindakan dalam penerapan asuhan kebidanan pada
keluarga Tn. S
g. Mampu melakukan evaluasi terhadap semua tindakan asuhan kebidanan pada
keluarga Tn. S
h. Mampu menerapkan pendidikan kesehatan bagi keluarga Tn. S

C. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Praktik klinik kebidanan komunitas ini dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020
sampai 23 Desember 2020.

2
2. Tempat
Dusun Merembu Timur, Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok
Barat.

D. Sasaran
Keluarga binaan yang dipilih yaitu keluarga Tn. S di Dusun Merembu Timur Desa
Merembu.

E. Pembimbing Individu
1. Drs. Moch Maswan, S.Si, M.Repro

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Batasan Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan (Anonim, 2008).

B. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah: sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
(Wahid, 2006).

C. Tinjauan Teori Prioritas Masalah


1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah seseorang melakukan
suatu pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan tejadi melalui panca
indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan pengecapan.
Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga
(Notoadmodjo, 2005).

4
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung 2 aspek positif dan
aspek negatif. Ke-2 aspek inilah yang akan menentukan sikap sesorang terhadap
obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek di ketahui maka
menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tesebut.

b. Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2005), tahap pengetahuan di dalam domain kognitif
terdiri dari 6 tahap :

1) Tahu ( Know )
Pengetahuan di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali ( Recall ) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di
pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaska secara
benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

3) Aplikasi ( Aplication )
Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini
dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya. Dalam konteks atau kondisi yang lain.

4) Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

5
ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja seperti : pengelompokan,
membedakan, dan sebagainya.

5) Sintesis ( Syntesis )
Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi - formulasi yang ada misal : dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
sebagainya. Terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian - penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang telah ada.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu
kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang
terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu
yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lai tinggal menerimanya.
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang
yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman
baru.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseoarang.
Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai
dengan pengetahuan yang di dapat.

2) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan sesorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan

6
lingkungannya. Sehingga akan berbeda sikap orang yang berpendidikan lebih
tinggi dengan yang berpendidikan rendah. Namun perlu ditekankan bahwa
seorang yang berpendidikan rendah bukan berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang
tentang suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek negatif dan aspek
positif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang
terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui,
akan menumbuhkan sikap semakin positif terhadap obyek tertentu.

3) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu.

4) Media Massa
Dengan masuknya tehnologi akan tersedia pula bermacam – macam media
massa. Media massa tersebut merupakan alat saluran (Channel) untuk
menyampaikan sejumlah informasi sehingga mempermudah masyarakat
menerima pesan. Dengan demikian akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inofasi baru (Notoadmodjo, 2005).

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non


formaldapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan seseorang. Dalam menyanpaikan informasi sebagai

tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
seseorang.

7
5) Sosial Budaya
Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia. Setiap generasi selalu
melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan juga apa yang mereka sendiri
tambahkan dalam budaya tersebut. Kebudayaan juga sebagai jalan arah di dalam
bertindak dan berfikir sesuai dengan pengalaman yang sudah dimilikinya. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pula pengetahuannya.

6) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologi, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengrtahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tiklak yang
akan diresponden sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

d. Cara memperoleh pengetahuan


1) Cara tradisional
a) Cara coba salah ( trial error )
Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan manusian dalam
memperoleh pengetahuan adalah dengan cara coba-coba.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan yang diperoleh bedasar pada otoritas atau kekuasaan baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
c) Melalui jalan pikiran
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini
sistematis, logis, ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau
metodologi penelitian. (Notoadmodjo, 2005).

e. Cara mengukur tingkat pengetahuan

8
Pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau angket yang
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkat pengetahuan tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada
masing – masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik bila skore atau nilai 76 – 100 %


2) Tingkat pengetahuan cukup bila skore atau nilai 56 – 75 %
3) Tingkat pengetahuan kurang bila skore atau nilai 40 – 55 %
(Arikunto, 2006)

2. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Menurut WHO Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk :

1) Menghindari kelahiran-kelahiran yang tidak diinginkan.


2) Mengatur Interval diantara kehamilan
3) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
4) Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(Hanafi, 2004)

b. Manfaat
1) Untuk merencanakan kehamilan dan kelahiran
2) Untuk mencegah penyakit kelamin
3) Menurunkan kematian karena kehamilan penuh resiko atau aborsi yang tidak
aman.
4) Menurunkan angka kematian anak balita jarak kelahiran membuat mereka lebih
sehat dari terawat.
5) KB membantu bapak untuk lebih punya peluang membangun keluarga sejahtera.
(Hanafi, 2004).

c. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi


1) Kondom

9
a) Pengertian
Adalah selaput karet/latex yang dipasang pada penis selama berhubungan
seksual sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur.

b) Cara Kerja
Mencegah masuknya sel mani ke dalam vagina karena seluruh sperma
tertampung di kondom.

c) Efek Samping
Kondom rusak, alergi terhadap karet, iritasi vagina karena alergi bahan
kondom, mengurangi kenikmatan bersenggama.

2) Pil
a) Pengertian
Adalah tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron
sintetik.

b) Cara Kerja
Mengentalkan cairan lendir di mulut rahim, menekan pemasakan sel telur,
menjadikan endometrium tidak siap implantasi

c) Efek samping
Mual muntah, pertambahan Berat Badan, perdarahan tidak teratur, sakit
kepala, timbul jerawat, depresi, perubahan nafsu sex

3) Suntik KB
a) Pengertian
Adalah hormon yang diberikan secara suntikan atau injeksi untuk
mencegah terjadinya kehamilan. (BKKBN, 2003)

10
b) Cara Kerja
Mencegah pelapasan telur, memperkental lendir leher rahim, menipiskan
dinding rahim

c) Efek samping
Gangguan siklus haid, perdarahan ringan, kenaikan berat badan

4) Implan/ Susuk
a) Pengertian
Adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk, yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas
melalui tindakan operasi kecil.

b) Cara kerja
Mencegah pelepasan telur, memperkental lendir rahim

c) Efek samping
Perubahan pola haid , sakit kepala, mual muntah, jerawat., berat badan
meningkat, perdarahan, bercak.

5) IUD/Spiral
a) Pengertian
Adalah alat kontrasepsi yang berupa rangka plastik kecil yang dipasang
ke dalam rahim melalui vagina

b) Cara kerja
Mencegah pertemuan sperma dengan telur, mencegah telur yang dibuahi
menempel di dinding rahim

c) Efek samping
perubahan haid, bisa keluar tanpa diketahui , terasa sakit atau nyeri

11
6) MOW/ steril/ operasi
a) Pengertian
Adalah suatu operasi kecil dilakukan dengan cara memotong atau
mengikat saluran indung telur sehingga sperma dan sel telur tidak bisa
bertemu. (BKKBN, 2003).

b) Biasanya yang dipakai yaitu :


Pemotongan jalan antara indung telur dengan rahim, pengikatan jalan antara
indung telur dengan rahim sehingga sel telur yang sudah masak tidak dapat
bertemu dengan sperma.

d. Waktu Penggunaan
Waktu yang tepat dianjurkan untuk memenuhi menggunakan alat kontrasepsi
pada waktu ibu menyusui atau tidak menyusui.

1) Waktu yang tepat/dianjurkan untuk memulai menggunakan alat kontrasepsi pada


ibu menyusui/tidak menyusui :
a) Persalinan – 6 minggu
Amenore laktasi, AKDR tembaga, kondom dan spermisida

b) 6 minggu – 6 bulan
Amenore laktasi, AKDR tembaga, tubektomi, kontrasepsi progestin (mini pil,
susuk), pantang berkala

c) 6 bulan ke atas
Kontrasepsi progestin (mini pil, susuk), Pantang berkala, Pil kombinasi

2) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu


hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan keluarganya.
3) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan sel telur sebelum ibu mendapatkan
haidnya lagi selama menyusui, maka ibu bisa tidak memakai alat kontrasepsi
selama ibu belum haid lagi.
(Hanafi, 2004).

12
3. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah suatu tempat untuk berlindung terhadap gangguan dari luar
antara lain untuk melindungi dari panas, hujan, angin dan gangguan lainnya, sehingga
dapat tinggal dengan rasa aman dan tentram dalam rumah yang memenuhi syarat
kesehatan. (M.Putra, 2009)

a. Syarat Rumah Sehat


1) Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat sampah, ada jamban,
ada saluran pembuangan air hujan.
2) Kandang ternak terpisah paling tidak 10 meter jaraknya dari rumah.
3) Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit.
4) Halaman rumah harus selalu dibersihkan, Pekarang yang ditanami tumbuh-
tumbuhan yang bermanfaat.
5) Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penghuninya.
6) Kamar-kamar harus berjendela, ada lubang angina, damn sinar matahari dapat
masuk kerumah.
7) Dinding dan lantai harus kering tidak lembab.
8) Dimanapun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus.
b. Pengertian Air Bersih
Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa/
tawar

Air sehat adalah air bersih yang telah dimasak dan tidak mengandung bibit
penyakit/ kuman penyakit.

Tempat memperoleh air bersih


1) Dari sumur pompa tangan.
2) Dari penempungan air hujan, jika sumber air yang lain tidak ada.
3) Dari mata air yang dirawat atau dari air perpipaan.
4) Dari sumur gali bertutup

13
c. Syarat-syarat jamban atau WC yang sehat
1) Cukup terang.
2) Cukup lubang angin
3) Lubang jamban sekurang-kurangnya 10 meter dari sumber air
4) Tidak menjadi sarang seperti nyamuk, lalat, lipas, atau kecoa,atau coro, atau
kapuyuk
5) Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau tidak sedap.
Mengapa kita harus menggunakan jamban bila buang air besar?
Sebab dengan buang air besar dijamban berarti mencegah tersebarnya penyakit:

1) Muntaber
2) Disentri, tipus
3) Gatal-gatal
4) Cacingan
Kotoran manusia atau tinja bisa mengandung bibit penyakit, jadi dengan
membuang tinja dijamban, bibit penyakit mati didalamnya. Biasakan buang kotoran
dijamban sejak anak-anak.

d. Gangguan atau bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah


Sampah dapat menimbulkan:

1) Pengotoran udara, seperti bau busuk dan asap


2) Pengotoran air, mengganggu pemandangan
3) Sampah dapt menyumbat saluran air, parit atau got, sehingga dapat menyebabkan
banjir yang merusak jalan dan bangunan.
4) Sampah dapat menimbulkan kecelakaan, seperti luka terkena paku, beling,
pecahan kaca atau dapat menyebabkan kebakaran.
5) Sampah dapat menjadi sarang lalat, Tikus, nyamuk, lipas atau kecoa yang dapat
menyebarkan bibit penyakit.
6) Anak-anak yang bermain didekat tempat sampah bisa mengakibatkan gatal-gatal,
kudis, koreng ataupun kurap
Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sampah adalah:

14
1) Mencret
2) Muntaber
3) Disentri
4) Tipus
(Sumber:http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/, 07/10/2011)

4. Merokok
Rokok adalah pintu gerbang narkoba. Rokok dapat dimasukkan kedalam definisi
narkoba. Di dalam pengertan narkoba, tedapat 3 kelompok zat adiktif yaitu : narkotika,
psikotropika dan bahan adiktif lain. Rokok termasuk dalam bahan adiktif lainnya. Nikotin
yang merupakan salah satu komponen rokok merupakan zat psikotropika stimultan. Jadi
sesungguhnya rokok itu adalah narkoba juga. Bedanya rokok dilegalkan sedangkan
narkoba di haramkan.

Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah
dinyatakan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita, diantaranya adalah bahan
radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone),
pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-
anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi
pesalah yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok
yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung
kurang lebih empat puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut
dengan karsinogen. Nikotin mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan
ketagihan, ini yang menyebabkan para pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti
merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang beresiko menyebabkan penyakit
jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung disebabkan oleh kegiatan
merokok
Rokok adalah satu-satunya narkoba yang dapat menyerang orang yang tidak turut
menggunakannyta. Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa perokok pasif
memiliki resiko yang kurang lebih sama dengan perokok aktif untuk menderita penyazkit
jantung koroner, saluran nafas, katarak dan bahkan kanker paru. Sehingga tidak
disangsikan bahwa rokok kebih berbahaya dibandingkan denga narkoba jenis lainnya.

15
Menurut teori Vineis tahun 2009 menyatakan bahwa dampak perokok & non
perokok (perokok pasif) sudah lama diketahui namun yang mengalami dampak yang
paling tinggi adalah anak-anak yaitu sekitar tiga kali lipat terkena kanker paru-paru dan
masalah yang berhubungan dengan pernafasan lain dari orang tua yang merokok.

Dampak konsumsi rokok

1. Dapat menimbulkan penyakit terutama penyakit paru – paru.


2. Konsumsi rokok untuk rumah tangga miskin menempati prioritas ke 2 setelah
konsumsi beras.
3. 70% perokok di Indonesia berasal darikeluarga miskin
4. Rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok
Keuntungan tidak merokok

a. Resiko untuk terkena kanker paru-paru dan serangan jantung bagi orang yang tidak
merokok
b. Batuk karena merokok akan hilang
c. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
d. Asap rokok akan merusak kesehatan
e. Akan menghemat uang
f. Kita tidak menambah polusi alam dan turut serta memelihara lingkungan dengan
udara bersih.
Cara menghentikan merokok :

a. Dibuat peta merokok selama 20 jam


b. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan saat itu
c. Hal ini dilakukan setiap merokok dalam satu hari
d. Peta dan situasi ketika merokok dicatat dan dipelajari untuk menghitung jumlah
rokok dalam sehari.
e. Merubah situasi merokok. Apakah kita merokok saat kita jenuh? sedang konsentrasi
penuh? Istirahat? Minum dengan teman?Sesudah makan?
Kiat – kiat berhenti merokok

16
a. Tidak membeli rokok
b. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat mau merokok
c. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan agar tidak
merokok setiap kali kita akan mulai merokok
d. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditungu 10 menit, tarik nafas dalam-dalam
atau genggaman kepalan tangan erat-erat dan coba untuk santai, dorongan untuk
merokok akan hilang.
Cara berhenti merokok

Cara 1 : Berhenti Seketika

a. Hari ini anda merokok, besok stop sama sekali


b. Pada sebagian perokok, khususnya peokok berat dibutuhkan bantuan
konselor untuk mengatasi efek ketagihan
Cara 2 : Penundaan

a. Menunda saat menghisap rokok pertama 2 jam dari waktu biasanya,


selanjutnya tiap hari 2 jam diundurkan dari hari sebelumnya
b. Pada bulan Ramadhan, orang berpuasa sudah melakukan penundaan
merokok selama 12 jam
Cara 3 : Pengurangan

Dihitung jumlah rokok yang dihisap dan dikurangi secara berangsur-angsur


dengan jumlah yang sama sampai 0 batang perhari.

(Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok, 05/10/2011)

17
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


TN. “S” DI DUSUN MEREMBU TIMUR DESA MEREMBU KECAMATAN LABUAPI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2020

A. Data Dan Identifikasi


1. Biodata
a. Kepala Keluarga (KK)
Nama : Tn. “S”
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/bangsa : Sasak/WNI
Alamat : Dusun Merembu Timur, Desa Merembu

b. Anggota Keluarga
Nama Umur JK Pddk Pek Agm Hub Dengan KK

Ny. R 41 th P SMP IRT Islam Istri

An. I 19 th L SMA - Islam Anak

An. H 9 th L TK - Islam Anak

c. Denogram

18
Keterangan :
Keterangan :

: laki-laki

: Perempuan
: Ibu Hamil

d. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti (nuclear family) dimana anggota terdiri
dari ayah, ibu, anak. Pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah Tn. S sesuai dengan
partikel dominan dalam pengambilan keputusan di pihak ayah.

2. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan Tidur
Kebiasaan tidur dalam keluarga :

Tidur Tn. S Ny.R An. I An. H

Tidur siang Tidak ± 2 jam ± 2 jam ± 2 jam


tidur siang

Tidur ± 7-8 jam ± 7-8 jam ± 8 jam ± 8 jam


malam

Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

19
b. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan dalam keluarga :

Makan Tn. S Ny. R An. I An. H

Makanan Nasi Nasi Nasi Nasi


pokok

Lauk-pauk Ikan, Ikan, Ikan, tempe, sayur Ikan, tempe, sayur


tempe, Tempe, sop, ayam sop, ayam
sayur, sayur,
ayam ayam

Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari 2 x sehari 2 x sehari

Jumlah 1 piring 1 piring ½ piring ½ piring

c. Pola Eliminasi
Eliminasi Tn. S Ny. R An. I An. H

BAB 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari

BAK 4-6 x 6-8x 8-9 x sehari 8-9 x sehari


sehari sehari

Masalah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

d. Personal Hygiene
PH Tn. S Ny. R An. I An. H

Mandi 2 x sehari 2 x sehari 2 x sehari 2 x sehari

Gosok gigi 2 x sehari 2 x sehari 2 x sehari 2 x sehari

Ganti baju 2 x sehari 2 x sehari 2 x sehari 2 x sehari

Potong 1 x/mgg 1 x/mgg 1 x mgg 1 x mgg


kuku

20
e. Pola Kebiasaan Kesehatan
1) Kebiasaan merokok : Tn.”S” tidak merokok
2) Olahraga : Jarang dilakukan
3) Penggunaan Waktu Senggang
Penggunaan waktu senggang oleh keluarga adalah untuk kumpul-kumpul,
biasanya waktu senggang dalam keluarga adalah waktu sore dan malam hari.
4) Rekreasi keluarga
Kadang-kadang dilakukan jika ada kesempatan.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Penghasilan rata-rata : ± Rp 1.400.000/bulan
b. Pengeluaran
1) Makanan : ± 300.000/bulan
2) Listrik : ± 80.000/bulan
3) Keperluan mandi dan cuci : ± 10.000/minggu
4) Transportasi : Motor
5) Tabungan : Ada

4. Situasi lingkungan
a. VI
Rumah III II

V1) Status kepemilikan


IV rumah : Pribadi
2) Denah rumah I

Keterangan: U
I : Teras Depan III : Ruangan untuk Sholat 21
II : Ruang Tamu IV : Kamar Tidur
V : Dapur VI : WC
B
T

3) Jarak rumah dari jalan desa : ± 100 meter


4) Luas tanah : are

5) Luas rumah : 10 m2 yang terdiri dari 1 teras depan, 1


ruang tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 Ruangan untuk sholat dan 1 WC.
b. Jenis dinding : Tembok plester
c. Atap : Genteng
d. Lantai rumah : Keramik
e. Ventilasi rumah : Ada, tetap dibuka
f. Kebersihan dan kerapian : Bersih
g. Pembuangan sampah : di Penampungan
h. Sumber air : Mata Air
1) Penggunaan air : Dimasak
2) Tempat penyimpanan air : Tertutup

i. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)


1) Pembuangan air limbah : Tertutup
2) Keadaan : Lancar
j. Jamban
1) Kondisi : Ada

22
k. Kandang ternak : Tidak ada
l. Pekarangan rumah : Tidak ada
m. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Bila ada anggota keluarga
yang sakit diperiksakan ke Puskesmas.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 1 bulan
6. Penggunaan KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan
7. Fungsi keluarga
a. Fungsi keagamaan
1) Kedua orang tua taat beribadah
b. Fungsi pendidikan
Anak ibu belum memasuki pendidikan
c. Fungsi sosialisasi
1) Peran Tn. S bekerja sebagai buruh harian lepas
d. Keluarga sangat bersosialisasi dengan tetangga
e. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi sudah cukup. Karena penghasilan masih sesuai dengan
kebutuhan keluarga.
f. Fungsi reproduksi
merupakan pasangan usia subur
g. Fungsi melindungi
Tn “S” selaku kepala keluarga sangat melindungi keluarganya. Bertindak tegas dan
mengambil keputusan jika ada masalah dalam keluarga.
h. Fungsi perawatan kesehatan
1) Sangat memperhatikan kesehatan anggota keluarga
2) Memanfaatkan sarana kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit
i. Fungsi cinta kasih
1) Dalam rumah penuh dengan kasih sayang antara kedua orang tua.
8. Stress dan koping
a. Stres Jangka Pendek

23
Ny. R terhadap keluhan tidak teraturnya siklus menstruasi ( kebutuhan
konseling tentang KB)

b. Stres Jangka Panjang


Setiap permasalahan yaitu masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
masalah yang terjadi dalam keluarga dapat diselesaikan dengan baik dengan cara
musyawarah bersama dengan anggota keluarga.

6) Komunikasi
a. Bahasa sehari-hari : Bahasa yang digunakan adalah bahasa
daerah (bahasa sasak) dan bahasa
indonesia.
b. Hubungan keluarga : Harmonis
c. Sarana komunikasi dalam keluarga : Televisi dan telepon seluler
7) Transportasi
Alat transportasi yang digunakan adalah sepeda motor.
8) Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat perkawinan
1) Lama kawin : ± 25 tahun
2) Usia saat kawin :
a) Tn. S = 20 tahun
b) Ny. “R” = 16 tahun

b. Riwayat obstetrik yang lalu


Hamil Persalinan Ket

Tempat/ ASI Anak Hidup/


Ke Uk Jenis
penolong eksklusif JK BBL Umur Mati

24
Puskesmas/ 19 th hidup
1 9 bln normal Iya L 2500 gr
Bidan

Puskesmas/ 9 th hidup
2 9 bln normal Iya L 3000 gr
Bidan

c. Riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan dalam keluarga


Tidak ada yang menderita penyakit yang menular maupun keturunan.
d. Anggota keluarga yang sakit/ mendapat pelayanan kesehatan dalam 1 bulan terakhir
Tidak ada anggota keluarga yang sakit/mendapat pelayanan kesehatan dalam 1 bulan
terakhir.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Tn. S
a) Keluhan : Tidak Ada
b) TTV
- Tensi : 120/80mmHg
- Nadi : 82 x/ menit
o
- Suhu : 36,5 C
- RR : 22x/ menit
c) Postur Tubuh : Tegap
d) Kepala
- Bentuk : Normal
- Rambut : Tampak sehat, hitam putih
dan lurus
e) Wajah : Bentuk oval, simetris kiri dan kanan
f) Mata : Simetris kiri kanan
- Konjungtiva : Merah muda
- Skelera : Putih
g) Hidung : Bentuk normal, bersih, tidak
ada keluhan
h) Telinga : Simetris, sejajar kontur
mata, bersih

25
i) Mulut
- Mucosa mulut : Mukosa mulut merah muda
dan lembab, stomatitis (-).
- Gigi : Caries (-), bersih
j) Leher
- Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : tidak ada bendungan
- Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran

k) Ketiak : tidak ada pembesaran


kalenjar
l) Dada : bentuk normal, tidak ada
keluhan
m) Abdomen
- Bentuk : Normal, acites (-)
- Palpasi : Ukuran normal, massa (-),
nyeri tekan (-)
n) Punggung : bentuk normal, keluhan
tidak ada
o) Genetalia : tidak diperiksa
p) Ekstremitas
- Odema : tidak ada
- Varises : tidak ada
- Pergerakan : bebas
- Kuku : bersih
Kesimpulan : tidak ditemukan kelainan
fisik maupun keluhan
kesehatan.

2) Ny. “R”
a) Keluhan : ibu mengeluh haidnya tidak teratur

26
b) Status emosi : Stabil, tampak tenang dan
bahagia
c) TTV
- Tensi : 110/70 mmHg
- Nadi : 80x/ menit
- Suhu : 36,5 oC
- RR : 22 x/ menit
- BB : 55 kg
- TB : 146
d) Postur tubuh : Tegap
e) Kepala
- Bentuk : Normal
- Rambut : Tampak sehat, hitam dan
lurus
f) Wajah : Bentuk oval, simetris kiri
dan kanan
g) Mata : Simetris kiri kanan
- Konjungtiva : Merah muda
- Skelera : Putih
h) Hidung : Bentuk normal, bersih, tidak
ada keluhan
i) Telinga : Simetris, sejajar kontur
mata, bersih
j) Mulut
- Mucosa mulut : Mukosa mulut merah muda
dan lembab, stomatitis (-).
- Gigi : caries (-), bersih
k) Leher
- Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : tidak ada bendungan
- Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran

27
l) Ketiak : tidak ada pembesaran
Kalenjar
m) Payudara
- Inspeksi : simetris (-), putting
menonjol, retraksi (-)
- Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-)
- Pengeluaran : ASI (-)
- Keluhan : tidak ada

n) Abdomen
Bentuk : Normal, acites (-)
Palpasi : Ukuran normal, massa (-), nyeri tekan (-)
o) Punggung
- Bentuk : normal
- Keluhan : tidak ada
p) Genetalia : tidak diperiksa karena tidak
ada indikasi
q) Ekstremitas
- Inspeksi : oedema (-), varises (-),
kemerahan pada betis (-),
kuku bersih
- Pergerakan : bebas, tidak ada nyeri
Kesimpulan : tidak ditemukan kelainan
fisik maupun keluhan kesehatan.

B. Analisis Data
Masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. S adalah keluhan yang dialami oleh
istrinya yakni Ny. R yaitu tidak teraturnya siklus menstruasi (Kebutuhan Konseling KB)
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang MKJP dan kurangnya pengetahuan ibu tentang
efek samping dan cara kerja KB suntik 3 bulan.

C. Perumusan Masalah

28
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa
permasalahan muncul sebagian besar disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
efek samping dan cara kerja dari KB suntik 3 bulan.

Adapun permasalahan yang ada pada keluarga Tn. S adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan Ny. R tentang MKJP

D. Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah ditemukan dan
ditentukan bersama antara keluarga dan petugas kesehatan. Prioritas disusun karena tidak
memungkinkannya menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga Tn. S secara
bersamaan. Prioritas disusun untuk menentukan tingkatan permasalahan agar penyelesaian
lebih terfokus sesuai sasaran serta harapan.

Tabel.skala prioritas (Effendy, 1998)


No KRITERIA SKALA SKOR BOBOT
Sifat masalah a. Tidak/ kurang sehat 3
1 b. Ancaman 2 1
c. Krisis 1
Kemungkinan a. Mudah 2
2 masalah dapat b. Sebagian 1 2
diubah c. Tidak dapat 0
Potensial masalah a. Tinggi 3
3 untuk dicegah b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
a. Masalah berat/ harus 2
segera ditangani
4 Menonjolnya b. Ada masalah tetapi tidak 1 1
masalah perlu ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0

Prioritas masalah dalam keluarga Tn. S adalah sebagai berikut :


Skoring :

29
Skor
X Bobot
Angka Tertinggi

1. Kurangnya Pengetahuan Ny. R tentang KB

No Kriteria Skor Skoring Hasil Pembenaran

Ancaman terhadap
kegagalan penerimaan
1 Sifat masalah 2 2/3 keadaan yang
2/3 X 1
berhubungan dengan
efek samping KB.

Masalah sebenarnya
dirubah tapi secara
bertahap (sebagian)
Kemungkinan
2 1 1/2 X 2 1 sesuai dengan
dirubah
pemahaman keluarga
dan sumber dana yang
ada.

Masalah dapat dicegah


3 Potensial masalah 2 2/3X 1 2/3
dengan penkes.

Ibu merasakan sebagai


Penonjolan
4 1 1/2X 1 ½ masalah dan perlu untuk
masalah
ditangani.

Jumlah 6 2,8

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan pada keluarga Tn. S
adalah sebagai berikut :
Prioritas 1 : Kurangnya pengetahuan Ny. R tentang MKJP

30
E. Asuhan Kebidanan
1. Rencana Asuhan
No. Masalah Data Tujuan Rencana

1. Kurangnya Ny “R” Dapat merubah Memberikan


pengetahuan Mengeluh keinginan Ny konseling tentang
Ny “R” haid nya tidak “R” yang sedang alat kontrasepsi
tentang lancar memakai kb jangka panjang/
MKJP jangka pendek MKJP.
agar memakai
kb jangka
panjang

2. Implementasi dan Evaluasi

No. Hari/Tanggal Masalah Tindakan Evaluasi


1. 17 Desember Kurangnya Memberikan Ibu mengerti dan
2020 pengetahuan Ny konseling tentang alat memahami tentang
“R” tentang kontrasepsi jangka penjelasan yang di berikan.
MKJP panjang/ MKJP.

2. 19 Desember Kuangya Memperlihatkan alat Ibu mengerti dan


2020 pengetahuan alat dan menjelaskan memahami tentang
NY “R” tentang bagaimana cara penjelasan yang di berikan
alat MKJP pemakaian MKJP serta mau merubah
pemakaian alat kontrasepsi
jangka pendek menjadi alat
kontrasepsi jangka panjang.

31
Catatan Perkembangan Kunjungan II

Hari/Tanggal: Kamis, 17 Desember 2020

Waktu: 16.00 Wita

Tempat: Rumah Pasien

A. Data Subyektif
1. ibu mengeluh haidnya tidak teratur
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. TD: 110/70 mmHg
3. BB: 55 Kg
C. Analisa
Ny. R usia 41 Tahun dengan Aspektor KB aktif suntik 3 bulan
D. Penatalaksanaan
Pada tanggal 17 Desember 2020 Pukul 16.00 wita

1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang keadaan umum ibu baik


2. Memberikan konseling dan penjelasan mengenai MKJP bahwa pentingnya memakai
metode kontrasepsi jangka panjang pada saat usia lebih dari 35 tahun.
3. Melakukan kontrak untuk kunjungan ulang untuk mengetahui keadaan ibu selanjutnya

Catatan Perkembangan Kunjungan III

Hari/Tanggal: Sabtu, 19 Desember 2020

Waktu: 16.00 Wita

Tempat: Rumah Pasien

A. Data Subyektif
1. Ibu mengatakan ingin melihat dan di jelaskan cara pemakaian alat kontrasepsi jangka
panjang

32
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. TD : 110/70 mmHg
3. BB :55 Kg
C. Analisa
Ny. R usia 41 Tahun dengan Aspektor KB aktif suntik 3 bulan
D. Penatalaksanaan
Pada tanggal 19 Desember 2020 Pukul 16.00 wita

1. Memperlihatkan alat kontrasepsi jangka panjang


2. Memberikan pengeetian dan penjelasan bagaimana cara pemasangan alat kontraseosi
jangka panjang yaitu :
a. Implan/ Susuk
1. Pengertian
Adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk, yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas
melalui tindakan operasi kecil.

2. Cara kerja
Mencegah pelepasan telur, memperkental lendir rahim

3. Efek samping
Perubahan pola haid , sakit kepala, mual muntah, jerawat., berat badan
meningkat, perdarahan, bercak.

b. IUD/Spiral
1. Pengertian
Adalah alat kontrasepsi yang berupa rangka plastik kecil yang dipasang
ke dalam rahim melalui vagina

2. Cara kerja

33
Mencegah pertemuan sperma dengan telur, mencegah telur yang dibuahi
menempel di dinding rahim

3. Efek samping
perubahan haid, bisa keluar tanpa diketahui , terasa sakit atau nyeri

c. MOW/ steril/ operasi


1. Pengertian
Adalah suatu operasi kecil dilakukan dengan cara memotong atau
mengikat saluran indung telur sehingga sperma dan sel telur tidak bisa
bertemu. (BKKBN, 2003).

2. Biasanya yang dipakai yaitu :


Pemotongan jalan antara indung telur dengan rahim, pengikatan jalan antara
indung telur dengan rahim sehingga sel telur yang sudah masak tidak dapat
bertemu dengan sperma.

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa masalah yang timbul dalam keluarga Tn. S
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan Ny “R” tentang MKJP atau penggunaan alat kotrasepsi
jangka panjang sehingga penggunaan kontrasepsi jangka pendek mengakitbatkan Ny “R”
menstruasinya tidak teratur.

Setelah saya melakukan penyuluhan tentang berbagai penjelasan alat dan bagaimana cara
pemakaian MKJP, Ny “R” dengan frekuensi kunjungan 3 kali tidak terdapat kesenjangna antara
teori dan praktik serta ibu mengerti dengan semua penjelasan yang diberikan dan mau
menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.
Pengetahuan dasarnya datang dari pengalaman dan merupakan hasil dari tahu seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu sehingga pengetahuan berperan penting
dalam bentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

34
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam melakukan pengkajian dasar pada keluarga Tn. S menggunakan
pendekatan secara sosial budaya dan disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari anggota
keluarga. Didapatkan hasil yaitu Ny. R mengalami tidak teraturnya menstruasi akibat
memakai alat kontrasepsi jangka pendek dan ketidaktahuan tentang MKJP.
2. Setelah data dasar terkumpl selanjutnya dilakukan analisis masalah
berdasarkan hasil pengkajian data dan mendukung timbulnya masalah pada keluarga Tn.
S
3. Setelah melakukan analisis maka penyusun menentukan perumusan
masalah pada keluarga Tn. S Dirumuskan masalah bahwa Ny. R tidak teraturnya
menstruasi akibat memakai alat kontrasepsi jangka pendek dan ketidaktahuan tentang
MKJP.

35
4. Dalam menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn. S
menggunakan table skala prioritas menurut skala prioritas menurut Effendy, 1998 dab di
tentukan KB ( Keluarga Berencana ) sebagai prioritas pertama berdasarkan scoring yang
dilakukan.
5. Setelah menetapkan prioritas masalah, selanjutnya penyusun membuat
perencanaan tindakan terhadap masalah pada keluarga Tn.S yaitu penyuluhan tentang
MKJP
6. Melaksanakan rencana tindakan dalam penerapan asuhan kebidanan
pada keluarga Tn.S sesuai dengan rencana dan tidak ditemukan hambatan.
7. Evaluasi terhadap semua tindakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.
S dilakukan setelah penyuluhan. Dan keluarga Tn. S mampu melakukan anjuran yang
telah diberikan dan memahami penyuluhan - penyuluhan yang telah diberikan.

B. Saran
1. Bagi Keluarga
a. Ny. R tetap melaksanakan anjuran yang telah diberikan
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal baik pada
individu maupun masyarakat.
b. Lebih gencar lagi dalam memberikan penyuluhan serta
demonstrasi bagi ibu yang anaknya mengalami BGM
c. Mempertahankan kegiatan posyandu dan melakukan skrining
BGM di dusun Menejli Indah.
3. Bagi Lembaga Kesehatan

36
a. Selalu mendukung program kebidanan yang akan dilakukan dalam
pencapaian program baik itu mengenai kelas ibu, pelayanan ibu bersalin, kunjungan
nifas serta pelayanan KB dan pemantauan tumbuh kembang balita.
b. Selalu melakukan penyuluhan yang disertai dengan demonstrasi
sesuai dengan materi yang diberikan.

DAFAR PUSTAKA

Arjoso, S, 2005. Rencana Strategis BKKBN. Jakarta.

BKKBN. 2005.http//www.ceria-bkkbn go.id/referensi/substansi/detail/7. (dikutip tgl 3/1/2013)

Hartanto Hanafi, 2003. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, EGC, Jakarta.

Llemellyn, 2005. Setiap Wanita. Arca. Jakarta.

Mansjoer, Arief, 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Media Aesculapius, FKUI. Jakarta

Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.

37
Meilani, 2010. Pelayanan KB. Fitramaya, Yogjakarta

Niken, Dkk, 2010.Pelayanan Keluarga Berencana, Fitramaya. Yokyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta.

LAMPIRAN

1. Tanggal 5 Desember 2020 Pukul 16.00 wita

38
2. Tanggal 17 Desember 2020 Pukul 16.00 wita

3. Tanggal 19 Desember 2020 Pukul 16.00 wita

39
40

Anda mungkin juga menyukai