Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA

BAGI KADER KESEHATAN JIWA


DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

Disusun oleh :

Yusma Zahratun Nisak C.0105.17.050

PRODI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BUDI LUHUR

CIMAHI

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Deteksi Dini Gangguan Jiwa bagi Kader Kesehatan Jiwa di
Wilayah Kerja Puskesmas Garuda“ dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari tugas ini
adalah untuk memenuhi tugas praktik Keperawatan Jiwa Komunitas.
Dengan segala kerendahan hati saya selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan tugas yang serupa dimasa yang akan datang.
Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam tugas ini bermanfaat, selebihnya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
PANDUAN DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
BAGI KADER KESEHATAN JIWA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

DETEKSI GANGGUAN JIWA

NAM : KATIMAN
A
ALAMAT : JL. Maleber Utara Gg.
Srigunting 2
RT/RW : 004/007
KELURAHAN MALEBER
KECAMATAN ANDIR

PUSKESMAS GARUDA
DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
2020
DETEKSI GANGGUAN JIWA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUJAJAR

PENGERTIAN DETEKSI GANGGUAN JIWA


Deteksi Gangguan Jiwa adalah kemampuan kader untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujajar.
TUJUAN DETEKSI GANGGUAN JIWA
Tujuan Deteksi Gangguan Jiwa adalah untuk mengetahui keadaan kesehatan jiwa seseorang dalam
setiap keluarga di wilayah kerja Puskesmas Batujajar yang meliputi tiga kategori, yaitu:
 Sehat
 Risiko Gangguan Psikososial
 Gangguan Jiwa
LANGKAH-LANGKAH MENDETEKSI GANGGUAN JIWA
1. Deteksi Gangguan Jiwa dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah di tiap-tiap keluarga
2. Mengisi format Deteksi Gangguan Jiwa, 1 lembar diisi untuk 1 Kepala Keluarga
a. Tulis nama Kepala Keluarga
b. Tulis umur (dalam tahun)
c. Status kawin (kawin/belum kawin/janda/duda)
d. Pendidikan (tidak sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi)
e. Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
f. Alamat (RT/RW)
g. Kondisi kesehatan : diisi sesuai hasil pengkajian Deteksi Gangguan Jiwa
h. Bila ada anggota keluarga yang Gangguan Jiwa, tulis dalam kolom keterangan dimana dia
mendapat perawatan/pengobatan
3. Setelah seluruh keluarga dikunjungi dan dideteksi, silahkan isi daftar Rekapitulasi Kesehatan Jiwa
Keluarga yang ada di tiap-tiap RT.

Untuk mengisi nama dan alamat KK diambil dari format Deteksi Gangguan Jiwa
DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

Nama Kepala Keluarga : KATIMAN


Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : WIRASWASTA
Alamat : Jl. Maleber Utara Gg. Srigunting 2

DATA KEADAAN KESEHATAN JIWA KELUARGA


Kondisi Kesehatan Keterangan

Umur Risiko Perawatan/


Ggn
No Nama L/P Pendidikan Pekerjaan Masalah Pengobatan
Sehat Jiwa
Psikososial (Berobat di mana)

1 Katiman L 55 SMA Wiraswasta 

2 Sainah P 53 SMA Ibu Rumah 


Tangga

3 Shinta Putri L 25 SMA Buruh 


Permata Sari

4 Rizki Puspita Sari P 17 SMA Pelajar 


KEADAAN STATUS KESEHATAN JIWA
Gangguan Jiwa Risiko Masalah Psikososial
Gangguan jiwa adalah kelainan Adalah keluarga yang memiliki kondisi
perilaku yang disebabkan oleh tertentu yang termasuk risiko untuk
rusaknya fungsi jiwa (ingatan, timbulnya masalah psikososial
pikiran, penilaian/ persepsi,
komunikasi, aktivitas, motivasi)
sehingga menyebabkan adanya
hambatan dalam melakukan
fungsi sosial

Petunjuk : Silahkan beri tanda Petunjuk : Silahkan beri tanda


checklist (v) pada kolom yang checklist (v) pada kolom yang
tersedia. tersedia.

Tanda-tanda Gangguan Jiwa


 Sedih berkepanjangan dalam Tanda-tanda Risiko Masalah
waktu lama Psikososial :
 Berkurangnya kemampuan  Kehilangan anggota keluarga atau
melakukan kegiatan sehari-hari orang yang dicintai
 Menurunnya motivasi untuk  Kehilangan pekerjaan
melakukan kegiatan (malas)
 Kehilangan harta benda
 Marah-marah tanpa sebab
 Kehilangan anggota tubuh
 Bicara atau tertawa sendiri
 Penderita penyakit kronis : darah
 Mengamuk tinggi, TBC, Kencing manis,
 Menyendiri Jantung, Ginjal, rematik, dsb.
 Tidak mau bergaul  Ibu hamil atau ibu melahirkan
 Tidak memperhatikan
penampilan/kebersihan diri
 Mengatakan atau mencoba
bunuh diri

SEHAT : 
Jika tidak ditemukan tanda-tanda di atas
PANDUAN DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
BAGI KADER KESEHATAN JIWA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

DETEKSI GANGGUAN JIWA

NAM : SADIMAN
A
ALAMAT : JL. Maleber Utara Gg.
Srigunting 2
RT/RW : 004/007
KELURAHAN MALEBER
KECAMATAN ANDIR

PUSKESMAS GARUDA
DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
2020
DETEKSI GANGGUAN JIWA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUJAJAR

PENGERTIAN DETEKSI GANGGUAN JIWA


Deteksi Gangguan Jiwa adalah kemampuan kader untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujajar.
TUJUAN DETEKSI GANGGUAN JIWA
Tujuan Deteksi Gangguan Jiwa adalah untuk mengetahui keadaan kesehatan jiwa seseorang dalam
setiap keluarga di wilayah kerja Puskesmas Batujajar yang meliputi tiga kategori, yaitu:
 Sehat
 Risiko Gangguan Psikososial
 Gangguan Jiwa
LANGKAH-LANGKAH MENDETEKSI GANGGUAN JIWA
1. Deteksi Gangguan Jiwa dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah di tiap-tiap keluarga
2. Mengisi format Deteksi Gangguan Jiwa, 1 lembar diisi untuk 1 Kepala Keluarga
a. Tulis nama Kepala Keluarga
b. Tulis umur (dalam tahun)
c. Status kawin (kawin/belum kawin/janda/duda)
d. Pendidikan (tidak sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi)
e. Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
f. Alamat (RT/RW)
g. Kondisi kesehatan : diisi sesuai hasil pengkajian Deteksi Gangguan Jiwa
h. Bila ada anggota keluarga yang Gangguan Jiwa, tulis dalam kolom keterangan dimana dia
mendapat perawatan/pengobatan
3. Setelah seluruh keluarga dikunjungi dan dideteksi, silahkan isi daftar Rekapitulasi Kesehatan Jiwa
Keluarga yang ada di tiap-tiap RT.

Untuk mengisi nama dan alamat KK diambil dari format Deteksi Gangguan Jiwa
DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

Nama Kepala Keluarga : SADIMAN


Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Maleber Utara Gg. Srigunting 2

DATA KEADAAN KESEHATAN JIWA KELUARGA


Kondisi Kesehatan Keterangan

Umur Risiko Perawatan/


Ggn
No Nama L/P Pendidikan Pekerjaan Masalah Pengobatan
Sehat Jiwa
Psikososial (Berobat di mana)

1 Sadiman L 60 SD Wirausaha 

2 Suyatin P 51 SMA Ibu Rumah 


Tangga

3 Tahkik Jepri L 28 SMA Wiraswasta 


Widodo

4 Yusma Zahratun P 22 Perguruan Mahasiswa 


Nisak Tingi
KEADAAN STATUS KESEHATAN JIWA
Gangguan Jiwa Risiko Masalah Psikososial
Gangguan jiwa adalah kelainan Adalah keluarga yang memiliki kondisi
perilaku yang disebabkan oleh tertentu yang termasuk risiko untuk
rusaknya fungsi jiwa (ingatan, timbulnya masalah psikososial
pikiran, penilaian/ persepsi,
komunikasi, aktivitas, motivasi)
sehingga menyebabkan adanya
hambatan dalam melakukan
fungsi sosial

Petunjuk : Silahkan beri tanda Petunjuk : Silahkan beri tanda


checklist (v) pada kolom yang checklist (v) pada kolom yang
tersedia. tersedia.

Tanda-tanda Gangguan Jiwa


 Sedih berkepanjangan dalam Tanda-tanda Risiko Masalah
waktu lama Psikososial :
 Berkurangnya kemampuan  Kehilangan anggota keluarga atau
melakukan kegiatan sehari-hari orang yang dicintai
 Menurunnya motivasi untuk  Kehilangan pekerjaan
melakukan kegiatan (malas)
 Kehilangan harta benda
 Marah-marah tanpa sebab
 Kehilangan anggota tubuh
 Bicara atau tertawa sendiri
 Penderita penyakit kronis : darah
 Mengamuk tinggi, TBC, Kencing manis,
 Menyendiri Jantung, Ginjal, rematik, dsb.
 Tidak mau bergaul  Ibu hamil atau ibu melahirkan
 Tidak memperhatikan
penampilan/kebersihan diri
 Mengatakan atau mencoba
bunuh diri

SEHAT : 
Jika tidak ditemukan tanda-tanda di atas
PANDUAN DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
BAGI KADER KESEHATAN JIWA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

DETEKSI GANGGUAN JIWA

NAM : SUKARYANIK YAYUK


A
ALAMAT : JL. Maleber Utara Gg.
Srigunting 2
RT/RW : 004/007
KELURAHAN MALEBER
KECAMATAN ANDIR

PUSKESMAS GARUDA
DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
2020
DETEKSI GANGGUAN JIWA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUJAJAR

PENGERTIAN DETEKSI GANGGUAN JIWA


Deteksi Gangguan Jiwa adalah kemampuan kader untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batujajar.
TUJUAN DETEKSI GANGGUAN JIWA
Tujuan Deteksi Gangguan Jiwa adalah untuk mengetahui keadaan kesehatan jiwa seseorang dalam
setiap keluarga di wilayah kerja Puskesmas Batujajar yang meliputi tiga kategori, yaitu:
 Sehat
 Risiko Gangguan Psikososial
 Gangguan Jiwa
LANGKAH-LANGKAH MENDETEKSI GANGGUAN JIWA
1. Deteksi Gangguan Jiwa dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah di tiap-tiap keluarga
2. Mengisi format Deteksi Gangguan Jiwa, 1 lembar diisi untuk 1 Kepala Keluarga
a. Tulis nama Kepala Keluarga
b. Tulis umur (dalam tahun)
c. Status kawin (kawin/belum kawin/janda/duda)
d. Pendidikan (tidak sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi)
e. Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
f. Alamat (RT/RW)
g. Kondisi kesehatan : diisi sesuai hasil pengkajian Deteksi Gangguan Jiwa
h. Bila ada anggota keluarga yang Gangguan Jiwa, tulis dalam kolom keterangan dimana dia
mendapat perawatan/pengobatan

3. Setelah seluruh keluarga dikunjungi dan dideteksi, silahkan isi daftar Rekapitulasi Kesehatan Jiwa
Keluarga yang ada di tiap-tiap RT.

Untuk mengisi nama dan alamat KK diambil dari format Deteksi Gangguan Jiwa
DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GARUDA

Nama Kepala Keluarga : SUKARYANIK YAYUK


Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Cerai
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Maleber Utara Gg. Srigunting 2

DATA KEADAAN KESEHATAN JIWA KELUARGA


Kondisi Kesehatan Keterangan

Umur Risiko Perawatan/


Ggn
No Nama L/P Pendidikan Pekerjaan Masalah Pengobatan
Sehat Jiwa
Psikososial (Berobat di mana)

1 Sukaryanik Yayuk P 48 SMA Wiraswasta 

2 Galang Yusf L 24 SMA Wiraswasta 


Pratama

3 Annisa Firdaus P 17 SMA Pelajar 


Fadilla
KEADAAN STATUS KESEHATAN JIWA
Gangguan Jiwa Risiko Masalah Psikososial
Gangguan jiwa adalah kelainan Adalah keluarga yang memiliki kondisi
perilaku yang disebabkan oleh tertentu yang termasuk risiko untuk
rusaknya fungsi jiwa (ingatan, timbulnya masalah psikososial
pikiran, penilaian/ persepsi,
komunikasi, aktivitas, motivasi)
sehingga menyebabkan adanya
hambatan dalam melakukan
fungsi sosial

Petunjuk : Silahkan beri tanda Petunjuk : Silahkan beri tanda


checklist (v) pada kolom yang checklist (v) pada kolom yang
tersedia. tersedia.

Tanda-tanda Gangguan Jiwa


 Sedih berkepanjangan dalam Tanda-tanda Risiko Masalah
waktu lama Psikososial :
 Berkurangnya kemampuan  Kehilangan anggota keluarga atau
melakukan kegiatan sehari-hari orang yang dicintai
 Menurunnya motivasi untuk  Kehilangan pekerjaan
melakukan kegiatan (malas)
 Kehilangan harta benda
 Marah-marah tanpa sebab
 Kehilangan anggota tubuh
 Bicara atau tertawa sendiri
 Penderita penyakit kronis : darah
 Mengamuk tinggi, TBC, Kencing manis,
 Menyendiri Jantung, Ginjal, rematik, dsb.
 Tidak mau bergaul  Ibu hamil atau ibu melahirkan
 Tidak memperhatikan
penampilan/kebersihan diri
 Mengatakan atau mencoba
bunuh diri

SEHAT : 
Jika tidak ditemukan tanda-tanda di atas
DAFTAR REKAPITULASI KESEHATAN JIWA KELUARGA

KELURAHAN : MALEBER RT 004 RW 007


Kondisi Kesehatan
No Nama KK Alamat
Sehat Resiko Gangguan
Jln. Maleber Utara
1 Katiman 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


2 Sainah 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


3 Shinta Putri Permata Sari 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


4 Rizki Puspita Sari 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


5 Sadiman 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


6 Suyatin 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


7 Tahkik Jepri Widodo 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


8 Yusma Zahratun Nisak 
Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


9 Sukaryanik Yayuk 
Gg. Srigunting 2

Galang Muhammad Jln. Maleber Utara


10 
Pratama Gg. Srigunting 2

Jln. Maleber Utara


11 Annisa Firdaus Fadillah 
Gg. Srigunting 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS

Masalah : Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Orang Sehat

Mata Ajaran : Keperawatan Jiwa

Sasaran : Keluarga

Waktu : 10.00 WIB s/d selesai

Tempat : Rumah

A. Latar Belakang

Pandemi COVID-19 merupakan bencana non alam yang dapat memberikan dampak pada
kondisi kesehatan jiwa dan psikososial setiap orang. Sampal dengan tanggal 25 Maret 2020,
dilaporkan laporan total konfirmasi COVID-19 sejumlah 414.179 dengan 18440 kematian (CFR
4,4%) yang dilaporkan 192 negara / wilayah. Di antara kasus tensebut, sudah ada beberapa petugas
kesehatan yang dapat terinfeksi COVID-19. Pada tanggal 12 April 2020, Indonesia melaporkan
kasus yang dikonfirmasi oleh COVID-19 sebanyak 4241 kasus.

Menurut WHO (2020), korban pandemi menimbulkan stres pada berbagai lapisam
masyarakat. Meskipun sesauh ini belum terdapat ulasan sistematis terhadap dampak COVID-19
terhadap keschatan jiwa, namun sejumlah penelitian terkait pandemi (antara lain flu burung dan
SARS) menunjukkan dampak negatif terhadap kesehatan mental penderitanya. Penelitian pada
penyintas SARS menunjukkan bahwa dalam jangka menengah dan panjang 41-65% dari penyintas
mengalami gangguan gangguan psikologis (Maunder, Sebuah penelitian di Hong Kong
menunjukkan bahwa masalah psikologis pada penyintas SARS tidak berkurang dalam kurun waktu
satu tahun setelah kejadian. 64% dari penyintas yang mengalami gangguan psiklatrik (Lee, dkk,
2007). Adapun faktor risiko terbesar untuk mengalami berbagai gangguan psikologis yang terdapat
pada perempuan dan tenaga kesehatan. Sebuah penelitian yang juga dilakukan di Hong Kong
bahkan menunjukkan bahwa 30 bulan paskainfeksi SARS, 25.6% Dari penyintas mengalami
PostTraumaticDisorders (PTSD) dan 15,6% maka mengalami gangguan depresi. Secara rata-rata,
setidaknya 30% penyintas mengalami salah satu dari gejala tersebut (Mak dikk, 2009).
Berdasarkan penelitian tentang dampak tsunami pada tahun 2004, semua masalah kesehatan jiwa
meningkat hampir dua kali lipat setelah 12 bulan, yaitu gangguan Jiwa berat (gangguan jiwa berat)
dari 2-3% menjadi 3-4%, gangguan jiwa sedang ke berat (gangguan mental ringan hingga sedang)
dari 10%menjadi 15-20%, sedangkan distres psikososial sedang ke berat (kawasan psikososial
ringan hingga berat) mencapai 30-50%, dan distres psikososial sedang (gangguan sosial gaji
ringan) 20-40% (WHO, 2005).

Kondisi kesehatan masyarakat yang terkait penularan virus corona dibagi menjadi orang
tunpa gejala, orang dengan kejadian. pasien dengan pengawasan, dan orang yang menderita
COVID-19. Belum ada penelitian yang menguikur masalah kesebatan jiwa dan psikososial
masyarakat yang terkait dengan pandemi ini, namun berdasarkan hasil penelitian WHO (2005) saat
bencana tsunami, maka perlu segera dilakulcan promosi kesehatan jiwa dan psikososial,
pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial, serta dan Masalah kesehatan Jiwa dan
psilkososial mengingat adanya peningkatan masalah kesehatan masalah kesehatan jiwa dan
gangguan kejiwaan akibat COVID-19 di masyarakat, maka perlu disusun sebuah panduan yang
dapat memberikan pilihan kepada masyarakat dalam hal dukungan kesehatan jiwa dan psikososial.

Kondisi di daerah saya sendiri ada dua orang yeng terdampak COVID-19 tetapi sebelumnya,
memang sudah ada penyakit penyerta, yaitu Diabetes melitus dan Jantung. Pada akhirnya beliau
meninggal.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan dukungan baru kesehatan jiwa dan psikososial yang terkait dengan pandemi
COVID-19 kepada masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Orang sehat mendapatkan promosi dan pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial
b. Orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 mendapatikan promosi dan pencegahan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial;
c. Orang dengan kematian (ODP) cOVID-19 mendapatkan promosi, pencegahan dan
pemulihan masalah kesehatan jiwa dan psikososial;
d. Pasien dengan pengawasan (PDP) COVID-19 mendapatkan promosi, pencegahan dan
pemulihan masalah kesehatan jiwa dan psikososial:

C. Pokok Bahasan

Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Orang Sehat

D. Sub Pokok Bahasan

a. Peningkatan imunitas fisik

b. Peningkatan kesehatan jiwa dan psikososial

c. pencegahan penularan
E. Metode
a. Ceramah

b. Diskusi dan tanya jawab

F. Media dan Alat

a. Leaflet

G. Materi : Terlampir

H. Kegiatan Penyuluhan

No Langkah - Langkah Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran

1 Pendahuluam 5 Menit Salam, perkenalan dan Peserta penyuluhan


menjelaskan tujuan mampu mengetahui
kegiatan. tujuan dari penyuluhan.

2 Penyajian 20 Menit Menjelaskan Penyuluhan mampu :

a. Peningkatan imunitas a. mengetahui


fisik peningkatan imunitas
fisik
b. Peningkatan
kesehatan jiwa dan b. mengetahui
psikososial eningkatan kesehatan
jiwa dan psikososial
c. pencegahan penularan
mengetahui
c.
pencegahan
penularan
3 Evaluasi 10 Menit Menanyakan : Peserta
mampumenyebutkan
a. Peningkatan imunitas
danmenerangkan.
fisik
a. Peningkatan imunitas
b. Peningkatan
fisik
kesehatan jiwa dan
psikososial b. Peningkatan
kesehatan jiwa dan
c. pencegahan
psikososial
penularan
c. pencegahan
penularan

5 Penutup 5 Menit Salam perpisahan dan Peserta menjawab salam


ucapan terimakasih

J. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a) Laporan telah di koordinasi sesuai rencana
b) Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c) Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d) Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
b) Waktu yang direncanakan tidak sesuai dengan pelaksanaannya
c) Sasaran penyuluhan mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
d) Sasaran penyuluhan kurang kooperatif dalam kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta mampu menyebutkan apa saja peningkatan imunitas fisik dalam mencegah infeksi
dari Virus COVID-19
b) Peserta mampu menyebutkan peningkatan kesehatan kesehatan jiwa dan psikososial
c) Peserta mampu menjelaskan dan menyebutkan pencegahan COVID-19
Lampiran 1
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL

1. Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial


Secara Global Dukungan Kesehatun Jiwa dan Psikososial (DKJPS) atau Mental Health and
Psychososcial Support (MHPSS) yang digunakan dalam Panduan Inter Agency Standing Committee
(IASC) dalam Situasi Kedaruratan, yang berarti dukungan jenis apa pun dari tuar atau lokal yang
bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis dan / atau mencegah serta kondisi
kesehatan jiwa dan psikososial. DKJPS dipakai bertbagai pihak untuk merespons kondisi
kedaruratan bencana, salah satunya pandemi COVID-19. DKJPS mengintegrasikan pendekatan
biologis, psikologis, dan sosiolultural di bidang kesehatan, sosial, pendidikan dan komunitas, serta
untuk menekankan perlunya pendekatan-pendekatan yang beragam dan saling melengkapi dari
berbagai profesi dalam anggota yang mendukung dukungan yang sesuai. DKJPS dalam Situasi
Kedaruratan mengedepankan berbagai tingkatan intervensi agar diintegrasikan dalam kegiatan suatu
pandemi.
Tingkatan-tingkatan ini disesuaikan dengan kebutuhan spektrum kesehatan jiwa dan
psikososial dan digambarkan dalam piramida intervensi, mulai dari aspek sosial dan budaya dalam-
layanan dasar, memberikan spesialis layanan untuk orang-orang dengan masalah kesehatan dan
psikososial yang lebih berat.
Prinsip-prinsip utamanya adalah jangan menyakiti, menjunjung hak asasi manusia dan
kesetaraan, menggunakan pendekatan partisipatif, meningkatkan sumber daya dan kapasitas yang
sudah ada, menjalankan intervensi yang berlapis dan menjalankan tugas dengan dukungan sistem
yang mendukung terintegrasi

2. Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Orang Sehat


a. Peningkatan Imunitas (Promosi kesehatan)
1) Peningkatan Imunitas Fisik
Peningkatan imunitas fisik dalam rangka mencegah infeksi dari virus COVID-19,
yang dapat diupayakan melalui:
a) Makanan seimbang (karbohidrat, protein, sayur,buah-buahan yang
mengandung vitamin dan mineral), jika diperlukan tambahan vitamin;
b) Minum yang cukup, orang dewasa minimal 2 liter per hari;
c) Olah raga minimal 30 menit sehart;
d) Berjemur di pagi hari minggu dua kali;
e) Tidak merokok dan tidak minum alkohol.
2) Peningkatan Kesehatan Jiwa dan Psikososial
Kondisi kesehatan jiwa dan kondist optimal dari psikososial yang dapat dilakukan
melalui:
a) Emosi positif: Gembira, senang dengan cara melakukan kegiatan dan hobi yang
disukai, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman:
b) Pikiran positif: menjauhkan dari informasi hoax , mengenang semua
pengalaman yang menyenangian, bicara pada diri sendiri tentang hal yang positif
(self-talk positif), respons (mencari solusi) terhadap kejadian, dan selalu yakin
bahwa pandemi akan segera teratasi;
c) Prilaku Positif : mengerjakan kegiatan harian dengan baik seperti
membersihkan rumah memasak, mencuci piring, tidak merokok, todak minum
alcohol, dll.
d) Hubungan sosial positif : memberi pujian, pengharapan antar sesama, saling
mengingatkan cara-cara positif meningkatkan emosi dalam keluarga dan
kelompok, menghindari dislusi yang negatif, dan saling memberi kabar dengan
rekan kerja, teman atau seprofesi;
e) Spiritual positif : Secara rutin tetap dalam percakapan di rumah atau secara
berani.
b. Pencegahan Masalah Kesehatan
1) Pencegahan penularan
a) Jarak sosial (Social Distancing): Jarak sosial adalah jarak interaksi sosial
minimal 2 meter, tidak berjabat tangan, dan tidak berpelukan sehingga
penularan virus dapat dicegah. Jarak sosial ini membuat interaksi menjadi
semakin jauh, rasa sepi dan. Hal Ini dapat diatasi dengan meningkatkan
interaksi sosial melalui media sosial yang tidak berisiko terkena percikan
ludah.
b) Jarak fisik (Physical Distancing): Jarak fisik adalah jarak antar orang
dimanapan berada minimal 2 meter, sedangkan walaupun tidak dapat
diandalkan dengan orang laln jarak harus dijaga dan tidak bersentuhan. Tidak
ada jaminan haju dan tubuh orang lain tidak mengandung virus COVID-19
sehingga jarak fisik dapat mencegah penularan.
c) Cuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir sebelum dan sesudah
memegang benda. Tangan yang memegang benda apa saja mungkin sudah ada
virus COVID-19, sehingga cuci tangan pakai sabun dapat menghancurkan kulit
luar virus dan tangan bebas dari virus. Berbicara mulut, hidung dan mata,
karena tangan merupakan cara penularan yang paling berbahaya.
d) Pakai masker kain yang diganti setiap 4 jam Padasituasi pandemi tidak
diketahuiapakah orang lain sehat atau OTG (yang tidak tanda tanda dan gejala
pada hal sudah mengandung virus corona), jadi pemakaian masker kain
bertujuan tidak menularkan dan tidak ketularan.
e) Setelah pulang ke rumah. Pada situasi yang udah harus ke luar rumah, maka
saat pulang ke rumah yang meninggalkan sepatu di luar rumah, lalu segera
mandi dan pakaian segera menerima. Oleh karena itu setiap orang yang tinggal
di rumah (tinggal di rumah) artinya bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dari
rumah, dan semua aktifitas dilakukan di rumah. Pertemuan-pertemuan seperti
pesta ulang tahun, pesta perkawinan, ibadah berjamaah, dan kerumunan orang
banyak.

Daftar Referensi

Aan Somana (2020). Materi Perkuliahan, Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS),
STIKes Budi Luhur Cimahi

WHO (World Health Organization), 2005

WHO (World Health Organization), 2020


Pedoman Dukungan dalam Panduan Inter Agency
Standing Committee (IASC)
Kesehatan Jiwa dan dalam Situasi Kedaruratan,
Psikososial dalam yang berarti dukungan jenis
Menghadapi apa pun dari luar atau lokal
yang bertujuan melindungi
Pandemi atau meningkatkan
kesejahteraan psikologis dan /
COVID-19 atau mencegah serta kondisi
kesehatan jiwa dan
psikososial. DKJPS dipakai 3. Olah raga minimal
berbagai pihak untuk 30 menit sehari
merespons kondisi kedaruratan
bencana, salah satunya
pandemi COVID-19.

Dukungan Kesehatan Jiwa


dan Psikososial pada Orang
Sehat dengan cara : 4. Berjemur di pagi
hari minggu dua
Peningkatan imunitas fisik
kali
dalam rangka mencegah
Oleh : infeksi dari virus COVID-19
Mahasiswa STIKes Budi seperti:
Luhur Cimahi
1. Makan-makanan
yang sehat
Program studi pendidikan
ners

2017/2018
5. Tidak merokok dan
tidak minum
alkohol.
MARI DUKUNG
KESEHATAN JIWA DAN 2. Minum yang
PSIKOSOSIAL cukup, orang
dewasa minimal 2
Secara Global Dukungan liter per hari
Kesehatun Jiwa dan
Psikososial (DKJPS) atau
Mental Health and
Psychososcial Support Kondisi kesehatan jiwa dan
(MHPSS) yang digunakan kondist optimal dari

1. Emosi positif
psikososial yang dapat
dilakukan melalui :

3. Cuci tangan dengan


sabun pada air yang
mengalir sebelum dan
sesudah memegang
benda.

4. Pakai masker kain


yang diganti setiap 4
jam Padasituasi
MULAI LAKUKAN pandemi tidak
PENCEGAHAN COVID-19 diketahuiapakah orang
DENGAN CARA lain sehat atau OTG
(yang tidak tanda tanda
1. Jarak sosial (Social
dan gejala pada hal
Distancing): Jarak
sudah mengandung
sosial adalah jarak
virus corona)
interaksi sosial
minimal 2 meter, tidak
berjabat tangan, dan
tidak berpelukan
sehingga penularan
virus dapat dicegah.

5. Setelah pulang ke
rumah. Pada situasi
yang udah harus ke
luar rumah, maka saat
pulang ke rumah yang
2. Jarak fisik (Physical meninggalkan sepatu
Distancing): Jarak di luar rumah.
fisik adalah jarak antar
orang dimanapan
berada minimal 2
meter.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai