INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
“INTER-PROFESSIONAL COMMUNICATION”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2015
INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Kelompok : 9
NIM : 1502405009
Semester : 3
Dusun yang kami kunjungi adalah dusun Tegal Kori yang terletak di
Desa Ubung Kaja. Dusun ini memiliki batas wilayah dari taman desa hingga
jembatan yang berbatas langsung dengan dusun Tegal Kori Kaja. Dusun ini
memiliki 325 KK dengan rata-rata kondisi perekonomian penduduk ialah
golongan ekonomi menengah.
Berdasarkan struktur dusun, dusun ini terletak cukup dekat dengan
tempat pelayanan kesehatan. Dusun ini berjarak kurang lebih 2 km dari
puskesmas, 2 km dari Rumah Sakit Surya Husada, dan 6 km dari Rumah
Sakit Wangaya. Selain ini, di dalam dusun terdapat 4 tenaga kesehatan yang
membuka praktik sehingga masyarakat menjadi lebih mudah untuk mencari
pengobatan, antara lain: 1 praktik dokter umum, 1 praktik bidan dan 2
praktik dokter gigi. Sedangkan tempat untuk memperoleh obat-obatan
seperti apotek terletak diluar dusun dengan jarak kurang lebih 1 km dari
dusun.
Terkait kegiatan sosial yang dilaksanakan pada dusun ini, terdapat 4
jenis kegiatan sosial kepada masyarakat antara lain: kegiatan PKK, kegiatan
kerja bakti, kegiatan posyandu dan kegiatan olahraga yoga. Kegiatan sosial
tersebut cukup rutin dilakukan oleh masyarakat serta masyarakat dusun
tergolong aktif dalam berpartisipasi pada kegiatan tersebut. Kendati begitu
belum ada pengkaderan dalam dusun ini, sehingga kegiatan sosial
kesehatan cenderung dilakukan oleh tenaga kesehata dari puskesmas
terdekat.
GAMBARAN DEMOGRAFI KELUARGA ANGKAT
Catatan hasil diskusi kelompok (dari perkenalan dan klarifikasi peran yang
dapat diperoleh, serta catatan-catatan hambatan KOMUNIKASI LINTAS
PROFESI selama proses berlangsung.
Kelompok kami terdiri dari 4 orang yang berasal dari program studi yang
berbeda-beda dan kami memiliki 1 keluarga angkat. Kami terdiri dari mahasiswa
program studi pendidikan dokter gigi, program studi kesehatan masyarakat dan program
studi ilmu keperawatan.
Hambatan yang kami alami yaitu waktu untuk bertemu dan berdiskusi karena
kami berasal dari 3 program studi yang berbeda.
KUNJUNGAN LAPANGAN I
Hari – Tanggal Kunjungan : 15 Desember 2016
Proses komunikasi berlangsung dengan baik. Teknik komunikasi yang dilakukan sesuai
dengan aturan medical communication. Jadi, komunikasi berfokus kepada pasien dan
menggunakan pertanyaan terbuka.
Hambatan yang kami alami dalam berkomunikasi dengan keluarga angkat
sejauhnya belum ada dikarenakan keluarga angkat sangat welcome terhadap kami
dalam berkomunikasi yang berkaitan dengan kesehatannya.
Catatan lintas profesi yang berkaitan dengan komunikasi kiranya berjalan dengan
lancar.
KUNJUNGAN LAPANGAN II
Hari – Tanggal Kunjungan : 25 Desember 2016
Kepala keluarga yang memiliki riwayat penyakit kronis cenderung bersikap lebih
menjaga kesehatannya, sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai faktor
yang mungkin akan menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.
Mengenai sikap pencarian pengobatan, keluarga cenderung melakukan
pengobatan sendiri dengan membeli obat. Terkadang juga mencari pengobatan keluar
dengan memeriksakan kesehatan ke tempat praktik dokter umum, dokter gigi, atau ke
tempat pelayanan kesehatan umum (puskesmas atau rumah sakit).
Berdasarkan disiplin keilmuan saya, karena kepala keluarga menderita
hipertensi. Kemungkinan besar pasien mengalami xerostomia dikarenakan
mengkonsumsi obat yang digolongkan berat secara terus menerus.
Saran saya adalah agar pasien menghindari minuman beralkohol dan rokok.
Selain itu pasien di harapkan supaya lebih banyak mengkonsumsi air putih. Karena
xerostomia jika tidak dicegah akan mengakibatkan penyakit gusi yang lebih parah.
DISKUSI KELOMPOK III
Hari – Tanggal Diskusi : 25 Desember 2016
Catatan hasil diskusi (proses KIE, penyamaan persepsi dan konseling serta
tantangan-tantangannya dan juga catatan-catatan proses diskusi LINTAS
PROFESI selama diskusi berlangsung).
Dosen Pembimbing
tanda tangan