Anda di halaman 1dari 19

BUKU LOG MAHASISWA

INTER-PROFESSIONAL EDUCATION

“INTER-PROFESSIONAL COMMUNICATION”

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2015
INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Tempel Photo Disini


IDENTITAS MAHASISWA

Kelompok : 9

Nama : Aliza Husnul Farida

NIM : 1502405009

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Semester : 3

Alamat Rumah : Gg. Al-Amin Jln Serma Made Pil No 12

No. Telephone : 087761436462

Dosen Pembimbing : Made Pasek Kardiwinata, S.KM,Mkes

No. Telephone : 08123766077

Desa Binaan : Ubung Kaja

Kontak Person : I Ketut Subrata

No. Telephone : 082146597888


PETUNJUK UMUM

1. Buku LOG ini dipergunakan untuk merekam proses pembelajaran


dan komunikasi, berkaitan dengan latar belakang sosial budaya
keluarga angkat (KA) dan merekam berbagai informasi untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan timbul-
nya gangguan kesehatan pada masyarakat terutama pada keluarga
angkat (KA). Data dan informasi yang perlu direkam mencakup:
bagaimana proses komunikasi dilakukan, sistem kekerabatan
(sistem sosial) keluarga, persepsi atau nilai kepercayaan keluarga
terkait dengan kesehatan, sikap keluarga dalam menghadapi
gangguan kesehatan, pengalaman keluarga dalam pengobatan dan
persepsi keluarga tetang “sakit” itu sendiri.
2. Buku ini harus diisi setiap saat habis kunjungan dan setelah selesai
diskusi kelompok
3. Setiap kegiatan individu maupun kelompok mengacu kepada tujuan
yang tercantum dalam pedoman PBL
4. Setiap saat setelah selesaI diskusi kelompok, buku LOG ini harus
diserahkan pada dosen pembimbing untuk dilakukan evaluasi dan
kemudian diminta kembali sebelum kunjungan ke keluarga
angkat /masyarakat berikutnnya
5. Mahasiswa yang tidak melakukan kunjungan sesuai jadwal karena
sesuatu hal, dapat menggantinya dengan hari lain, atas ijin dan
kesepakatan dengan keluarga angkat/masyarakat yang dikunjungi
6. Dalam buku ini mencatat, merekam hal-hal yang inti saja dari hasil
wawancara dengan keluarga angkat maupun masyarakat dari
daerah binaan.
GAMBARAN PROFIL DESA BINAAN

Desa Ubung kaja terletak di Denpasar Timur yang beralamatkan di


Jalan Ken Dedes No. 7 Denpasar. Berikut adalah batas-batas wilayah dari
Desa Ubung Kaja :
Batas Utara : Desa Sempidi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung
Batas Selatan : Desa Ubung Kecamatan Denpasar Utara
Batas Timur : Desa Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara
Batas Barat : Desa Padangsambian Kaja Kecamatan Denpasar Utara
Desa Ubung Kaja terdiri dari 17 dusun. Jumlah penduduk laki-laki di
Desa Ubung Kaja sebanyak 5814 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebanyak 5600 jiwa yang terdiri dari 2757 kepala keluarga. Penduduk Desa
Ubung Kaja rata-rata memiliki pendidikan terkahir SMA. Lembaga
kemasyarakatan yang terdapat di Desa Ubung Kaja yaitu PKK dan Karang
Taruna. Dari segi fasilitas pendidikan terdapat lembaga pendidikan formal,
formal keagamaan, dan non formal. Lembaga keamanan yang dimiliki
seperti Hansip, Linmas, Satpam Swkarsa dan bekerjasama dengan TNI
POLRI. Dari segi pelayanan kesehatan terdapat Rumah Sakit, Puskesmas,
Apotek dan Posyandu.
GAMBARAN PROFIL DUSUN DAMPINGAN

Dusun yang kami kunjungi adalah dusun Tegal Kori yang terletak di
Desa Ubung Kaja. Dusun ini memiliki batas wilayah dari taman desa hingga
jembatan yang berbatas langsung dengan dusun Tegal Kori Kaja. Dusun ini
memiliki 325 KK dengan rata-rata kondisi perekonomian penduduk ialah
golongan ekonomi menengah.
Berdasarkan struktur dusun, dusun ini terletak cukup dekat dengan
tempat pelayanan kesehatan. Dusun ini berjarak kurang lebih 2 km dari
puskesmas, 2 km dari Rumah Sakit Surya Husada, dan 6 km dari Rumah
Sakit Wangaya. Selain ini, di dalam dusun terdapat 4 tenaga kesehatan yang
membuka praktik sehingga masyarakat menjadi lebih mudah untuk mencari
pengobatan, antara lain: 1 praktik dokter umum, 1 praktik bidan dan 2
praktik dokter gigi. Sedangkan tempat untuk memperoleh obat-obatan
seperti apotek terletak diluar dusun dengan jarak kurang lebih 1 km dari
dusun.
Terkait kegiatan sosial yang dilaksanakan pada dusun ini, terdapat 4
jenis kegiatan sosial kepada masyarakat antara lain: kegiatan PKK, kegiatan
kerja bakti, kegiatan posyandu dan kegiatan olahraga yoga. Kegiatan sosial
tersebut cukup rutin dilakukan oleh masyarakat serta masyarakat dusun
tergolong aktif dalam berpartisipasi pada kegiatan tersebut. Kendati begitu
belum ada pengkaderan dalam dusun ini, sehingga kegiatan sosial
kesehatan cenderung dilakukan oleh tenaga kesehata dari puskesmas
terdekat.
GAMBARAN DEMOGRAFI KELUARGA ANGKAT

Nama Kepala KA : Hari Sutanto


Tanggal Lahir : 5 Mei 1955 Umur : 62 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wirausaha

Anggota Keluarga – Keluarga Angkat

No Nama Kelamin Umur Pendidikan Hubungan KK


1 Suparti Tanjaya Perempuan 60 - Istri
2 Lidya Tanjaya Perempuan 36 - Anak
3 Beni Sutanto Laki-laki 33 - Anak
4 Sindy Sutanto Perempuan 30 - Anak
5 Angga Tanjaya Laki-laki 25 - Anak
GAMBARAN SOSIAL-EKONOMI KELUARGA ANGKAT

1. Deskripsikan situasi sosial bagaimana sistem kekerabatan keluarga


angkat (KA) dan partisipasi KA dalam kegiatan kemasyarakatan.

Berdasarkan hasil wawancara kami, keluarga angkat memiliki


partisipasi yang aktif terhadap kegiatan sosial dusun yang dilaksanakan
secara rutin, seperti: kerja bakti, PKK dan olahraga yoga yang diadakan
pada setiap minggunya. Sedangkan dari segi hubungan kekerabatan
keluarga cukup baik secara komunikasi, meskipun terdapat beberapa
kendala seperti anak yang sudah menikah, memiliki pekerjaan dan
tinggal merantau di luar Bali. Sehingga keluarga sedikit sulit untuk saling
bertemu dan berkomunikasi secara langsung.

2. Gambaran denah rumah keluarga angkat (KA) dan deskripsikan


keadaan sosial –ekonomi keluarga angkat secara umum

Kondisi rumah berdasarkan indikator penilaian rumah sehat yang


dilihat dari segi komponen rumah cukup baik, yakni: lantai yang terbuat
dari keramik, terdapat jendela dan ventilasi (pencahayaan, kelembaban
udara dan pertukaran udara yang baik) dan dinding rumah bersih.
Terdapat kendala pada segi struktur bangunan, yakni: kondisi rumah
yang terkena longsor dari tanah struktur bangunan sebelahnya.
Sedangkan dilihat dari segi perilaku terdapat 1 dari 4 kontainer yang
positif jentik nyamuk.
GAMBARAN “SAKIT – SEHAT” KELUARGA ANGKAT

1. Deskripsikan faktor risiko potensial yang dimiliki oleh keluarga angkat


(KA) terkait dengan penyakit-penyakit yang mungkin akan dideritanya.

Berdasarkan hasil wawancara pada kepala keluarga memiliki faktor


risiko penyakit yang disebabkan oleh keturunan, pola hidup dan
psikologis. Pada faktor risiko keturunan diketahui bahwa kepala
keluarga memiliki saudara-saudara yang menderita hipertensi dan saat
ini juga kepala keluarga sedang menderita hipertensi. Selain itu ibu dari
kepala keluarga meninggal karena stroke.
Pada faktor risiko pola hidup, diketahui keluarga tersebut memiliki
kecenderungan pola makan yang lebih banyak pada konsumsi daging-
dagingan, namun jarang mengonsumsi buah dan sayur, kemudian
kepala keluarga memiliki riwayat sebagai perokok berat namun saat ini
telah berhenti merokok secara total selama 7 tahun terakhir. Sedangkan
dari segi kerutinan dalam berolahraga, keluarga ini memiliki kerutinan
berolahraga yang baik pada setiap minggunya (kepala keluarga
cenderung melakukan aktivitas tenis meja serta anak-anaknya
melakukan fitness pada setiap minggunya).
Pada faktor risiko psikologis, kepala keluarga memiliki
kecenderungan untuk merasa stress, ketakutan saat melakukan
pemeriksaan kesehatan serta kondisi tidur yang terkadang kurang
nyenyak. Kondisi ketakutan yang dirasakan saat pemeriksaan yang
dimaksud disini ialah, ketika melihat hasil pemeriksaan kesehatan yang
buruk (tensi tinggi), kepala keluarga cenderung merasa stress karena
kondisinya yang justru memburuk dari sebelumnnya. Melihat hal
tersebut kepala keluarga cenderung enggan memeriksakan kondisi
kesehatannya agar kondisinya tetap tenang dan berusaha untuk tidak
stress agar tidak berpengaruh pada kondisi tekanan darahnya.
2. Deskripsikan riwayat “ke-sakit-an” dan perilaku pencarian pengobatan
keluarga angkat (KA) dalam 6 bulan terakhir

Berdasarkan hasil wawancara, kepala keluarga memiliki riwayat


kesakitan kepala pusing akibat kondisi hipertensi yang kumat, akan
tetapi setelah mengonsumsi obat hipertensi (amlodipine) kondisinya
tidak membaik. Setelah itu kepala keluarga memeriksakan kondisi ke
puskesmas terdekat dan mengganti obat dengan betablok dan aspilen.
Sedangkan isteri memiliki riwayat sakit demam yang disertai dengan
nyeri sendi dan kelumpuhan sementara, ketika sakit tersebut keluarga
awalnya mencari pengobatan keluar ke pengobatan modern (rumah
sakit) dan pengobatan tradisional (dukun).

3. Ceriterakan permasalahan kesehatan yang dikeluhkan oleh keluarga


angkat saat ini

Berdasarkan hasil wawancara, permasalahan kesehatan yang


dikeluhan berupa hipertensi pada kepala keluarga angkat. Sedangkan
anggota keluarga yang lain dinyatakan sehat secara fisik.
DISKUSI KELOMPOK I
Hari – Tanggal Diskusi : 15 November 2016

Catatan hasil diskusi kelompok (dari perkenalan dan klarifikasi peran yang
dapat diperoleh, serta catatan-catatan hambatan KOMUNIKASI LINTAS
PROFESI selama proses berlangsung.

Kelompok kami terdiri dari 4 orang yang berasal dari program studi yang
berbeda-beda dan kami memiliki 1 keluarga angkat. Kami terdiri dari mahasiswa
program studi pendidikan dokter gigi, program studi kesehatan masyarakat dan program
studi ilmu keperawatan.

Mahasiswa keperawatan berperan dalam menganamesa masalah kesehatan


keluarga angkat, mahasiswa PSPDG berperan dalam memeriksa kesehatan gigi dan
mulut keluarga angkat, dan mahasiswa PSKM berperan dalam memberikan edukasi
untuk mencegah terjadinya suatu penyakit di keluarga angkat.

Hambatan yang kami alami yaitu waktu untuk bertemu dan berdiskusi karena
kami berasal dari 3 program studi yang berbeda.
KUNJUNGAN LAPANGAN I
Hari – Tanggal Kunjungan : 15 Desember 2016

Catatan hasil kunjungan (proses komunikasi dengan keluarga angkat (KA)


dan deskripsikan demografi serta sosial-ekonomi keluarga angkat.)

Pada kunjungan pertama dilakukan tanpa adanya dosen


pembimbing. Tujuan dari kunjungan pertama untuk bertemu kepala Dusun
Tegal Kori dan mencari keluarga angkat. Kami bertemu dengan kepala
Dusun di balai banjar. Kami memulai dengan perkenalan dari anggota
kelompok. Sekretaris Dusun Tegal Kori yang bernama Hari Sutanto yang
juga merupakan keluarga angkat yang ditunjuk oleh Kepala Dusun.
Percakapan dimulai dengan perkenalan dan tujuan dari kedatangan kami ke
keluarga angkat dan menanyakan kesediaan keluarga angkat untuk
berpartisipasi.

Proses komunikasi sosial keluarga baik kepada anggota keluarga dan


lingkungan sekitar baik serta ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial
yang ada didusun tersebut. Sedangkan dari segi ekonomi, rata-rata
memiliki kondisi ekonomi menengah serta mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga.
DISKUSI KELOMPOK II
Hari – Tanggal Diskusi : 15 Desember 2016

Catatan hasil diskusi kelompok (proses komunikasi, teknik komunikasi


dan hambatan komunikasi dengan keluarga angkat, serta catatan-catatan
proses diskusi LINTAS PROFESI selama diskusi berlangsung.

Proses komunikasi berlangsung dengan baik. Teknik komunikasi yang dilakukan sesuai
dengan aturan medical communication. Jadi, komunikasi berfokus kepada pasien dan
menggunakan pertanyaan terbuka.
Hambatan yang kami alami dalam berkomunikasi dengan keluarga angkat
sejauhnya belum ada dikarenakan keluarga angkat sangat welcome terhadap kami
dalam berkomunikasi yang berkaitan dengan kesehatannya.
Catatan lintas profesi yang berkaitan dengan komunikasi kiranya berjalan dengan
lancar.
KUNJUNGAN LAPANGAN II
Hari – Tanggal Kunjungan : 25 Desember 2016

Catatan hasil kunjungan (persepsi keluarga angkat (KA) terkait dengan


“sakit-sehat” sesuai dengan disiplin keilmuan masing-masing mahasiswa).

Kepala keluarga yang memiliki riwayat penyakit kronis cenderung bersikap lebih
menjaga kesehatannya, sesuai dengan pengetahuan yang diketahui mengenai faktor
yang mungkin akan menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.
Mengenai sikap pencarian pengobatan, keluarga cenderung melakukan
pengobatan sendiri dengan membeli obat. Terkadang juga mencari pengobatan keluar
dengan memeriksakan kesehatan ke tempat praktik dokter umum, dokter gigi, atau ke
tempat pelayanan kesehatan umum (puskesmas atau rumah sakit).
Berdasarkan disiplin keilmuan saya, karena kepala keluarga menderita
hipertensi. Kemungkinan besar pasien mengalami xerostomia dikarenakan
mengkonsumsi obat yang digolongkan berat secara terus menerus.
Saran saya adalah agar pasien menghindari minuman beralkohol dan rokok.
Selain itu pasien di harapkan supaya lebih banyak mengkonsumsi air putih. Karena
xerostomia jika tidak dicegah akan mengakibatkan penyakit gusi yang lebih parah.
DISKUSI KELOMPOK III
Hari – Tanggal Diskusi : 25 Desember 2016

Catatan hasil diskusi kelompok (kondisi sosial-ekonomi keluarga angkat,


pengobatan dan persepsi terhadap “sakit-sehat”, serta catatan-catatan
proses diskusi LINTAS PROFESI selama diskusi berlangsung)

Kondisi sosial ekonomi keluarga angkat terbilang cukup baik. Tidak


ada kendala yang berkaitan dengan pembelian obat. Akan tetapi kepala
keluarga angkat sangat jarang memeriksakan diri ke dokter. Beliau lebih
sering membeli obat sendiri dengan sepengetahuan beliau. Dikarenakan
beliau pernah bekerja sebagai distributor obat farmasi.
pengobatan yang dilakukan oleh keluarga angkat bermacam-macam
dimana dalam kesehatan masyarakat terdapat perilaku orang dalam
pencarian pengobatan diantaranya;
a. Tidak melakukan apa-apa
b. Mengobati Sendiri (Tradisional/Modern)
c. Mencari Pengobatan Keluar (Tradisional/Modern)
Keluarga angkat lebih cenderung kepada mencari pengobatan keluar
(Modern) karena dusun ini cukup dekat dengan tempat pelayanan
kesehatan seperti ke dokter praktek, dan rumah sakit umum.
Secara umum, persepsi sakit-sehat dari keluarga angkat telah
mengetahui faktor resiko yang dapat memperburuk kesehatan, dan
keluarga angkat lebih cenderung kepada paradigma sakit yaitu upaya
mencari penyembuhan dan perilaku kuratif. Penyebab kesakitan yang
dialami keluarga angkat umumnya disebabkan oleh gaya hidup terutama
pola makanan. Walaupun keluarga angkat sudah mengetahui perilaku
preventif untuk mencegah terjadinya penyakit tetapi masih sulit untuk
menerapkannya karena beberapa alasan.
KUNJUNGAN LAPANGAN III
Hari – Tanggal Kunjungan : 26 Desember 2016

Catatan hasil kunjungan (proses KIE; penyamaan persepsi dan konseling


bagi keluarga angkat )

Kepala keluarga angkat (Pak Hari) mengatakan bahwa dirinya jarang


mengkonsumsi buah dan sayuran. Beliu lebih sering mengkonsumsi daging
ayam setiap harinya. Selain itu, yang sangat disayangkan adalah pak hari
jarang memeriksakan diri ke dokter. Beliau lebih sering mengira-ngira obat
apa yang kira-kira cocok untuk dirinya.
Setelah melakukan konseling. Kami mencoba untuk memberikan
saran kepada beliau untuk berolahraga dan memakan makanan sehat.
Sepertinya beliau mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang
penderita hipertensi tapi belum bisa beliau terapkan.
DISKUSI KELOMPOK IV
Hari – Tanggal Diskusi : 26 Desember 2016

Catatan hasil diskusi (proses KIE, penyamaan persepsi dan konseling serta
tantangan-tantangannya dan juga catatan-catatan proses diskusi LINTAS
PROFESI selama diskusi berlangsung).

Dalam proses komunikasi berlangsung, Pah Hari sangat ramah


kepada kami. Sehingga seluruh permasalahan kesehatan yang berkaitan
dengan dirinya hapir semua diceritakan. Kondisi fisik beliau sangat sehat.
Akan tetapi beliau penderita hipertensi berat.
Tantangan yang mungkin kami hadapi adalah permasalahan waktu
kepada kami ber-4 dalam melaksanakan proses komunikasi. Dikarenkan
kami dari lintas profesi sehingga untuk menyamakan jadwal kosong kami
untuk berkunjung ke rumah Pak Hari sangat minim.
SIMPULAN UMUM DAN REKOMENDASI

Setelah beberapakali berkunjung ke rumah beliau. Ternyata Pak Hari


termasuk orang yang mengetahui hal banyak tentang kesehatan. Akan
tetapi beliau belum bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami mengharapkan agar pak hari dapat mengubah pola hidupnya menjadi
lebih sehat lagi seperti rutin berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang
baik untuk kesehatannya.
Selain itu, beliau sangat jarang memeriksakan diri ke dokter
dikarenakan beliau lebih sering mengira kira-kira obat apa yang cocok
untuk dirinya. Jika obat yang dipilih beliau rasa cocok, maka beliau langsung
mengkonsumsi obat tersebut. Kami harapkan agar beliau memeriksakan
diri kedokter terlebih dahulu agar lebih pasti obat apa yang seharusnya
dikonsumsi oleh beliau.
REFLEKSI TERHADAP KOLABORASI LINTAS PROFESI
Dalam kegiatan IPE ini kami dari berbagai program studi memiliki pendapat yang
berbeda-beda dari segi profesi kami sendiri. Pendapat tersebut dapat menambah
pengetahuan dalam bidang kesehatan yang nantinya dapat kami terapkan di
masyarakat.

Selain menambah pengetahuan, dapat juga digunakan sebagai bahan


pembelajaran bagaimana cara bekerja sama antar teman sejawat untuk menyelesaikan
suatu kasus di dalam bidang kesehatan serta belajar untuk menerima pendapat orang
lain.
LEMBAR VERIFIKASI :

Dosen Pembimbing : Made Pasek Kardiwinata, S.KM,Mkes


Tanggal Verifikasi :
Catatan Dosen Pembimbing :

Menyatakan bahwa mahasiswa yang membuat laporan dalam buku


LOG ini telah *memenuhi / tidak memenuhi persyaratan kelayakan
untuk ujian utama IPE – 1

Dosen Pembimbing
tanda tangan

*Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai