PUSKESMAS GAYUNGAN
JL. GAYUNGAN BARAT NO 124
OLEH
NATALIA SULISTYO V
Identitas Puskesmas
Data Khusus
Sarana Pelayanan
Puskesmas Induk Gayungan
Puskesmas Pembantu : 1. Dukuh Menanggal
2. Ketintang
KASUS I
IDENTITAS SUBYEK
Nama
: Ad
Tanggal lahir
: 14 Agustus 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia
: 17 tahun
Alamat
: JL. Gayungan XXX
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Sekolah
:-
KELUHAN
subyek yang semakin besar membuat orangtua subyek berharap agar subyek dapat berkerja dan
hidup mandiri.
TUJUAN PEMERIKSAAN
mengetahui status mental, dinamika psikologis serta gambaran kepribadian
rancangan intervensi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang tengah dihadapi oleh
subyek.
Melakukan intervensi bagi subyek.
PROSEDUR EVALUASI.
Observasi
Wawancara
Binet
Bender gestalt
STATUS PRAESENS
FISIK
Konstitusi tinggi, dengan tinggi badan ± 170 cm Berat badan ± 65kg,
kulit kuning,
Mata tidak dapat melihat arah secara fokus (juling) pada mata sebelah kiri.
Aktif dalam mengerakkan anggota badannya.
Tangan subyek tampak kebiru-biruan terutama pada bagian tulang-tulang jarinya,
Penampilan terkesan lusuh, tidak rapi dan terkesan kurang bersih, serta
mengeluarkan banyak keringat
PSIKIS.
Perilaku yang aktif dalam bergerak dan tidak dapat duduk dengan tenang
Dalam berbicara, subyek sangat cepat dan tidak jelas artikulasinya.
meniru perkataan orang lain.
Sewaktu senang, subyek akan menampilkan perilaku yang diulang-ulang, seperti
mengibaskan kedua tangan.
Kooperatif, terkadang memperlihatkan perilaku yang kurang sopan.
Berani dan tidak canggung saat bertemu dengan orang asing.
Selalu membutuhkan dorongan dalam mengerjakan tugasnya.
Subyek tampak senang atau gembira
Konsentrasi dan perhatiannya mudah untuk beralih
Cara berpikirnya masih praktis dan sederhana.
Mampu mengenali benda-benda yang ada disekitarnya.
Ia memiliki kemampuan berhitung yang terbatas dan sederhana.
Masih membutuhkan bantuan dari orang lain.
Subyek kurang mampu untuk mengontrol keinginannya serta cenderung memaksakan
keinginan.
OBSERVASI
Komunikasi
Subyek mampu berbicara secara dua arah
Kontak matanya minim dan kurang fokus.
Cepat dan tidak jelas dalam pengucapannya (artikulasi).
Kemampuan Umum.
Kemampuannya hanya terbatas pada hal yang sederhana dan praktis.
Kemampuan kurang terhadap konsep warna, aplikasi hitungan secara abstrak, benda dan
sederhana, hanya satu angka. Ia juga memiliki kesulitan dalam memahami atau mengaplikasikan
hitungan kedalam konsep uang.
Saat mengerjakan tugas menghitung, subyek banyak dibantu (diarahkan)
Kemampuan membaca dan menulis terkait dengan kemampuan berbahasa, namun masih terbata-
bata
tidak memperhatikan tanda baca dari bacaan yang dibacanya .
OBSERVASI
Motorik
Pada kemampuan yang menuntut motorik halus seperti menulis, dalam menggerakan tangannya terlihat
sosial
subyek masih tidak dapat memahami aturan norma dan nilai social.
bantu diri, namun masih terbatas, seperti makan, minum, mandi (memakai sabun, gosok gigi, keramas),
berpakaian.
Subyek senang berinteraksi dengan anak-anak yang usianya dibawah usianya (setingkat TK atau SD)
usia 10 tahun ibu dan ayah subyek mengalami pertengkaran (perselingkuhan ayah)
Ibu subyek mengatakan bahwa ia sempat stres akibat masalah yang ia hadapi, sehingga
pindah ke rumah nenek, subyek disekolahkan kembali di SLB SISWA BUDI, sampai usia
dengan ibunnya
tidak mendapatkan stimulasi selama 1 tahun karena permasalahan keluarga.
Ibu subyek selalu melatih subyek dalam pekerjaan rumah, seperti membantu menggiling
kurang sabar dalam menjaga adiknyamenikah kakak subyek sempat ikut membantu ibunya
dalam menjaga dan mengasuh adiknya, namun semenjak kakaknya menikah dan memiliki
anak, berkuliah dan bekerja, sudah jarang untuk menjaga adiknya.
RIWAYAT KESEHATAN DAN PSIKOLOGIS
Ibu mengalami saat hamil 4 bukan.
1 tahun 8 bulan, subyek terjatuh sehingga kepalanya terbentur. Dari benturan tersebut,
membuatnya mengalami koma selama 3 minggu. Subyek sempat mendapatkan diagnosis dari
dokter, bahwa subyek mengalami epilepsi
lumpuh total
rehabmedis dalam hal ini fisioterapi saat ia berumur 1 tahun 8 bulan hingga berumur 2 tahun
IQ 24
intelektualnya dengan IQ= 24, mengklasifikasikan subyek pada retardasi mental berat dalam
golongan mampu rawat.
RANCANGAN INTERVENSI.
Family therapy, melalui metode Psychoeducation.
Pendekatan behavior dengan metode Activity Daily Living Skill.
SARAN INTERVENSI
Melakukan penanganan yang dapat dilakukan oleh psikolog untuk mengatasi perubahan tingkah laku
pada anak, apabila anak beranjak besar.
Melakukan occupational therapy ditujukan untuk meningkatkan kemampuan untuk menolong diri sendiri,
memperbaiki kemampuan motorik halus, penderita dilatih supaya bisa mengenakan pakaian, makan,
minum dan keterampilan lainnya.
Melakukan terapi wicara terkait dengan hambatan dalam berkomunikasi.
Memberikan konseling kepada orangtua subyek, agar memiliki kesadaran terhadap kondisi dan potensi
subyek, sehingga mereka dapat memberikan dorongan yang penuh terhadap subyek.
Berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu subyek, terkait dengan perilaku subyek dalam
mengontrol emosi dan keinginan subyek untuk naik komuter, maka disarankan untuk memberikan
penaguatan positif sebagai reward. Komuter dapat digunakan sebagai reward, apabila subyek melakukan
perilaku yang positif. Selain itu diharapkan ibu dapat mengurangi intensitas subyek naik komuter.
KASUS II
IDENTITAS SUBYEK
Nama :W
Tempat dan Tanggal lahir : Kediri, 18 Agustus 1955 (berdasarkan KTP)
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 57 tahun
Alamat : Jl. Dukuh Menanggal
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Anak ke : 6 dari 8 bersaudara
Status : Tidak bersuami (janda cerai 2 kali, tanpa anak)
Pendidikan Terakhir : SD kelas 6
Pekerjaan : pembantu rumah tangga
KELUHAN.
Keluhan dari pihak subyek, meliputi:
Subyek mengeluhkan bahwa ia mengalami ketakutan jika sewaktu-waktu penyakit yang ia derita
sebelumnya menyerang, disaat tidak ada orang disekelilingnya.
Perasaan kesepian yang dialami oleh subyek, karena tidak memiliki suami dan anak.
TUJUAN PEMERIKSAAN
Mengetahui status mental, dinamika psikologis serta gambaran kepribadian
Rancangan intervensi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang tengah dihadapi
oleh subyek.
Melakukan intervensi bagi subyek.
PROSEDUR EVALUASI.
OBSERVASI
WAWANCARA
WAIS
RORSCHAH
GRAFIS
STATUS PRAESENS
FISIK
rambut ikal pendek diatas bahu, rambut subyek sebagian telah memutih.
Subyek selalu berpenampilan lusuh, tidak rapi, kurang bersih, dan tidak merias wajahnya.
2. PSIKIS.
perilaku yang wajar dan kooperatif
Ekspresi wajah subyek tampak kosong, dan kurang dalam melakukan kontak mata.
suara subyek kecil, sedikit bicara, dan cenderung lambat.
Subyek cenderung menampilkan afek dan emosi yang cenderung datar.
adanya gangguan persepsi seperti mendengar suara-suara atau bisikan di dalam kepalanya.
Kesadaran subyek seringkali berubah-ubah, terutama saat tidak dalam pengaruh obat. Dalam
menjawab pertanyaan, cenderung tidak realistis, dan menyatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya
sama sekali.
Berbeda saat ia berada dalam pengaruh obat, ia menunjukan kesadaran yang cukup. Subyek memiliki
perhatian yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
Terkadang ia mengulang kembali informasi atau pertanyaan yang baru diberikan kepadanya.
Tremor saat menulis.
OBSERVASI
OBSERVASI SECARA UMUM.
kontak mata yang minim
Cara menjawab cenderung pelan, lambat dan sedikit berbicara.
Tidak dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan
Kurang mampu menangkap pertanyaan, butuh pertanyaan yang sederhana,
Dalam berkomunikasi subyek lebih banyak memahami bahasa daerah (jawa) dari pada bahasa
Indonesia
Selama melakukan pemeriksaan, subyek terkadang tampak mengenakan pakaian yang lusuh, tidak
rapi dan terkesan kurang bersih.
Subyek juga kurang dapat menjelaskan secara urutan peristiwa penting dalam hidupnya, seperti
tidak dapat menjawab tanggal dan tahun lahirnya, pekerjaannya.
OBSERVASI HOME VISIT
Kost daerah perkampungan harga sewa perbulan Rp. 80.000
Hidup sendiri
Memiliki teman kost anak dari keponakkannya.
empat kost subyek berdekatan dengan rumah adik laki-lakinya, sehingga jika
sewaktu-waktu penyakit subyek kambuh, maka adik laki-lakinya dapat merawat
subyek.
Jarak antara tempat kos subyek dengan rumah saudara laki-laki subyek ± 15 meter.
ANAMNESA
LATAR BELAKANG KELUARGA
Berasal dari latar belakang keluarga petani.
Subyek merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara.
Dibesarkan oleh orangtua.
berwatak keras dan manja, melawan jika keinginan tidak dipenuhi.
Sejak subyek ”sakit”, orangtua subyek berusaha untuk menyembuhkan anaknya.
Menikah:
Menikah pertama umur 39 bertahan 2 Minggu, alasansuami tidak bekerja , dan
dipisahkan oleh ibu.
Menikah kembali umur 49, suami berumur 25 th bertahan 3 tahun, alasan berpisah
suami tidak bekerja, dan melakukan penganiayaan. Keluarga berinisiatif untuk
menceraikan subyek dari suaminya
Tidak memiliki anak dari kedua pernikahannya.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN/PEKERJAAN.
Tamat SD
Melanjutkan ke pesantren berhenti hanya satu tahun.
Tidak bersekolah karena ”sakit”
Pandai dalam matematika (berhitung)
Bekerja.
penjual ”tempe gembos”
di Surabaya, subyek bekerja di menjadi pembantu rumah tangga dari pagi – siang, tidak
penuh selama 1 minggu penghasilan Rp. 10.000
RIWAYAT PENGASUHAN
anak perempuan paling kecil dalam keluarganya perhatian dari dari ayah dan ibunya.
Ayah yang keras dan cenderung otoriter hanya pada subyek, kerena watak subyek
keras dan manja.
Sering mendapatkan hukuman dan ancaman dalam memberikan hukuman
Mendapatkan perhatian khusus saat ”sakit”
Ayah meninggal usia 80 th, ibu meninggal usia 80 th.
RIWAYAT KESEHATAN DAN PSIKOLOGIS.
Usia 13tahunperubahan perilaku pertama kaligejala: subyek seperti mayat, tidak dapat
menutup mata dan tidak makan, atau melakukan aktivitas apapun, selama 40 hari sadar orang
yang kerasukan seperti berjalan-jalan di sekitar bibir sumur dengan memakai sandal yang tinggi
(klompen) sambil menari-nari.
Menurut Keluarga kondisi ini terjadi akibatlaki-laki yang datang melamar, nmun merasa ditolak,
kemudian ia mengancam keluarga.
Pengobatan.
Usaha pengobatan orang-orang pintar (paranormal, kiayi) hingga usia 23 th.
Subyek sempat tidak memperlihatkan perilaku aneh, saat subyek berumur 23-24.
Pada tahun 1970an subyek sempat dibawa ke rumah sakit di Surabaya untuk mendapatkan
pemeriksaan yang pertama kalinya
Kembai tahun 1995 ke RSJ. Menur, sempat rawat inap selama beberapa 8 bulan, kemudian
dilanjutkan dengan rawat jalan hingga sekarang.
Relaps lupa tidak minum obat selama 3 hari, dan memikirkan uangnya yang di simpan oleh anak
kakaknya.
Mendapatkan pengobatan CPZ, Triluopera, dan trihexyphenidyl.
Saat releps,Merasa mendengar suara-suara dan melihat roh-roh saudaranya S
sakit, seringkali mengeluhkan pusing, dan bingung S tidak dapat bergerak karena
merasa dipegangi badannya ada yang mengintip masuk dalam kamar.
Keluarga adik S yang merawat saat releps.
Lingkungan rumah/tetangga, mengingatkan subyek tidak lupa minum obat, tidak
membiarkan subyek sendirian.
Menurut S mengalami pemerkosaan
Adanya permasalahan ekonomi permasalahan dengan pengobatan.
DIAGNOSIS.
DIAGNOSIS MERUJUK PADA PPDGJ-III
AKSIS I : F20.2 SKIZOFRENIA KATATONIK.
AKSIS II : V. 71.09 TIDAK ADA DIAGNOSIS
AKSIS III : -NONE-
AKSIS IV : MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN, MELIPUTI:
PERMASALAHAN DENGAN PRIMARY SUPPORT GROUP (KELUARGA)
PERMASALAHAN DENGAN RUMAH.
PERMASALAHAN EKONOMI.
PERMASALAHAN MENGAKSES HEALTH CARE SERVICE
AKSIS V : GAF. 50-41
GEJALA BERAT, DISABILITAS BERAT.
PROGNOSIS
GEJALA DAN KELUHAN YANG DIALAMI SUBYEK MENUNJUKKAN PROGNOSIS
NEGATIF
RANCANGAN INTERVENSI.
FAMILY THERAPY MELALUI METODE PSYCHOEDUCATION
Terapi realitas
Advokasi.
SARAN INTERVENSI
Melakukan secepatnya kegiatan advokasi dalam membantu permasalahan klien
terkait dengan akses kesehatan (pengobatan).
Memberikan konseling kepada keluarga subyek, sehingga mereka dapat
memberikan dorongan yang penuh terhadap subyek.