Anda di halaman 1dari 46

Bagian IKK-IKP Fakultas Kedokteran Universitas

Alkhairaat Palu

KEDOKTERAN KELUARGA
“Gizi Kurang”
Musfirah Indar Pratiwi

Pembimbing:
d r. A n d i Y u lin d a
R a h m a t M a s s i, S . K M ., M . A P
PROFIL P U S K E S M A S
Wilayah Kerja
G A M B A RA N UPTD PUS K ES M A S TA LIS E

Penduduk Sasaran
SDMK

1.Penduduk 40.400 jiwa


1. ASN : 51 Orang
2.Wilayah Kerja 4 Kelurahan
3. Nilai IKS 2000 (0,17) PUSKESMAS 2. Non ASN : 29 Orang (PTT 5, Kontrak 5,
4. Nilai IKS 2021 (0,18)
TALISE 3. Sukarela 19 org)
5. Nilai IKS 2022 (0,45) Jaringan, UKBM
Keuangan dan Kader
1. Kapitasi JKN 25. 720 jiwa; 1.Memiliki 4 Pustu, 4 Poskedes, 2 Polindes
Rp. 1.784.342.400 2.18 Posyandu BaLita, 14 Posbindu Lansia
(1.784.342.400) 3.80 Kader Kesehatan, 6 penjangkau ODHA
1. BOK 2002 Rp. 788.723.600
(Rp. 653.273.413)
2. Retribusi Rp. 211.446.500
3. Dana Rutin Rp. 129.014.400 (Dinkes)
PENDAHULUAN
Definisi Gizi Kurang

Undernutrisi adalah keadaan terjadinya ketidakseimbangan asupan


makanan dengan kebutuhan. Ketidakseimbangan tersebut cenderung
lebih sedikit asupan makanan dibandingkan kebutuhan energi dan
zat gizi terutama protein. Balita dikategorikan mengalami gizi
kurang apabila berat badannya berada pada rentang Zscore ≥-2.0 s/d
Zscore ≤-3.0

Wardani, K dan Brigitte Sarah. 2022. Literature Study: Estimation of Potential Economic
Loss Due to Undernutrition in Indonesia.
Epidemiologi
Kejadian underweight di dunia tahun 2011 berdasarkan laporan UNICEF (United
Nations Children’s Fund) sebesar 101 juta balita. Sementara itu, prevalensi underweight
di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018 pada balita sebesar 17,7%.
Masalah gizi di Indonesia terutama di beberapa wilayah di bagian Timur seperti NTT dan
Papua Barat, dinilai masih tinggi. Namun, secara nasional, status gizi di Indonesia
mengalami perbaikan yang signifikan. Perbaikan status gizi nasional dapat dilihat
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Pada prevalensi Gizi Kurang
(Underweigth) perbaikan itu terjadi berturut–turut dari tahun 2013 sebesar 19,6% naik
menjadi 17,7% 2018. Prevalensi stunting dari 37,2% turun menjadi 30,8%, dan
prevalensi kurus (Wasting) dari 12,1% turun menjadi 10,2%.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2022
HASIL OBSERVASI
1.Jenis Pengamatan : Kunjungan Rumah
2.Tanggal/waktu Pelaksanaan :
Rabu, 18 Oktober 2023pukul 10.00-selesai
3. Lokasi : Kelurahan Layana Indah Lingkar kepala : 44 cm
4. Hasil pengamatan :
- Pengenalan dengan keluarga pasien
- Anamnesis
- Pengukuran antropometri
1. Jenis Pengamatan : Kunjungan Rumah
2. Tanggal/waktu Pelaksanaan :
Kamis, 19 Oktober 2023 pukul 10.00-selesai
3. Lokasi : Kelurahan Layana Indah
4. Hasil pengamatan : PB : 72 cm

- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pengukuran antropometri

BB : 7,06 Kg
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. NA
• Usia : 14 Bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Kelurahan Layana Indah
GENOGRAM

Tn. B Ny. Y
39 tahun 30 tahun

An. N An. N
5 tahun 14 bulan
KARAKTERISTIK KELUARGA

No Nama JK Umur Status Pendidikan Pekerjaan Ket

1 Tn. B L 39 thn Suami SMA Tukang Perokok


Meubel

2 Ny. Y P 30 thn Istri SMA IRT -

3 An. N P 5 thn Anak Sekolah TK - -

4 An. NA P 14 bln Anak Belum - Gizi kurang


sekolah
ANAMNESIS

Seorang pasien anak perempuan usia 14 bulan, diukur tinggi badannya di Posyandu dan
didapatkan berat badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Dari hasil anamnesis didapatkan
saat usia 0-6 bulan pasien mendapatkan ASI selama 6 bulan penuh tanpa adanya pemberian
makanan atau minuman lain. Setelah pasien berusia 6 bulan mulai diberikan makanan
berupa bubur lunak diberikan lauk berupa ikan, hati ayam dan sayur, untuk cemilan pasien
mengkonsumsi buah seperti semangka, pisang dan buah naga. Selama kehamilan pasien,
ibu selalu kontrol kehamilannya setiap bulan. Ibu pasien mengatakan saat hamil tidak
mengalami keluhan apapun. Pasien dilahirkan secara normal di Rs Tinatapura dengan BBL
3200 gr dan PB 49 cm.
PEMERIKSAAN FISIK

• KU : Sakit Sedang • Kulit : sianosis (-), icterus (-), eritema (-)


• Kesadaran : Compos mentis • Kepala : normocephal
• TTV : • Hidung : rhinorrhea (-)
Nadi : 102x/menit • Mulut : tampak hipermeis (-), tonsil T1/T1
Pernapasan : 26x/menit • Telinga : Otorrhea (-)
Suhu : 36.7 ͦ C • Leher : Peningkatan JVP (-), Pembesaran KGB (-)
SpO2 : 99% • Thorax : Simetris, Rh -/-, Wh -/-, BJ I/II murni
• Antropometri :
reguler, bising (-)
BB : 7,06 Kg
• Abdomen : Peristaltik (+) normal, timpani (+) normal,
TB : 72 cm
Lila : 13,5 cm pembesaran hepar & lien (-)
• Ektremitas : Akral hangat +/+, edema -/-
Lingkar kepala : 44 cm
PENGUKURAN
STATUS GIZI

Berat Badan
Berdasarkan Usia
Usia : 14 Bulan BB :
7,06 kg
<-2SD – (-3SD )
(BB Kurang)
PENGUKURAN
STATUS GIZI

Panjang Badan
Berdasarkan Usia
Usia : 14 Bulan, PB : 72 cm
-2 sampai +2 SD (Normal)
PENGUKURAN
STATUS GIZI

Berat Badan Berdasarkan


Panjang Badan
Usia : 14 Bulan BB : 7,06
kg
PB : 72 cm
<-2- (-3) SD (Gizi Kurang)
RIWAYAT IMUNISASI

Imunisasi Dasar sampai usia


14 bulan Lengkap
FAMILY CIRCLE
Bentuk keluarga menurut Goldenberg “Keluarga Inti (Nuklear Family)”
keluarga inti adalah : Anggota Keluarga yang terdiri dari bapak, ibu,
kakak dan Anak.
APGAR Family

Kriter 5 FUNGSI POKOK KELUARGA/ Hampir Kadang- Hampir tidak


ia TINGKAT KESEHATAN KELUARGA selalu (2) kadang (1) pernah (0)
A Dalam keluarga saling membantu baik moral Ya
maupun material Interpretasi
P Semua masalah keluarga diselesaikan dengan Ya 8 – 10 : Fungsi keluarga sehat
musyawarah antara pasien, kepala keluarga,
istri dan anak-anak 4–7 : Fungsi keluarga kurang seh
G Dalam hal ini anak-anak dapat mengambil Ya 0–3 : Fungsi keluarga tidak sehat
keputusan dengan tanggungjawab serta orang
tua selalu memperhatikan aktivitas antara Hasil : Skor APGAR keluarga : 7
anggota keluarga
( 8-10 ): fungsi keluarga sehat dalam
A Penumbuhan rasa kasih sayang sudah cukup Ya
baik karena adanya keakraban di antara artian hubungan antara anggota
anggota keluarga
keluarga baik
R Pembagian waktu, kekayaan dan ruang antar Ya
keluarga sudah baik karena adanya waktu
untuk memecahkan suatu masalah
IDENTIFIKASI FUNGSI FISIOLOGIS KELUARGA

Fungsi Biologi Pasien berumur 11 bulan dan masih


diasuh oleh ibunya, pasien aktif bermain.
Pasien mengalami stunting karena
kurangnya asupan makanan bergizi dan
pola makan yang tidak teratur.

Fungsi Psikologik Pasien tinggal bersama kedua orang


tuanya dan hubungan
diantaranya terjalin baik

Fungsi Ekonomi Kehidupan pasien dibiayai oleh ayahnya


IDENTIFIKASI FUNGSI FISIOLOGIS KELUARGA

Fungsi Pendidikan Pasien saat ini belum sekolah

Fungsi Religius Keluarga pasien menganut agama Islam.


keluarga pasien masih menerapkan
norma-norma yang baik dikehidupan
sehari-hari.

Fungsi Sosial Budaya Hubungan pasien dengan anggota


keluarga dan lingkungan
sekitar terjalin baik
IDENTIFIKASI FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA
Fungsi Pelaksanaan Patologis
Sosial Anak sering diajak bermain dengan tetangga disekitar rumahnya. +
Keluarga pasien juga membina hubungan baik dengan tetangganya

Budaya Keluarga pasien masih sering mengikuti acara-acara formal maupun non-
formal. Menggunakan adat istiadat daerah asal dalam kehidupan sehari-
hari. Pasien & keluarga percaya pengobatan medis -

Religius Pemahaman terhadap agama cukup, demikian juga kesehatan dalam -


beribadah
Ekonomi Pendapatan keluarga rata-rata sekitaran Rp1.500.000 – Rp. -
2.400.000/bln.
Pendidikan Tingkat pendidikan tergolong kurang, ayah pasien SMA dan ibu pasien +
SMA.
Pengetahuan Pengetahuan orangtua tentang gizi seimbang dan pola makan anak masih -
kurang.
Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke Pelayanan Kesehatan. -
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
No Indikator Tn. B Ny. Y An. N
1 Keluarga Mengikuti KB N Y N
2 Ibu bersalin di Faskes N Y N
3 Bayi Mendapat Imunisasi dasar Lengkap N N Y
4 Bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan N N Y
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap Bulan N N Y
6 Penderita TB Berobat sesuai standar N N N
7 Penderita hipertensi berobat teratur N N N
8 Gangguan jiwa berat tidak diterlantarkan N N N
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok Y N N
10 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih Y Y Y
11 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban T T T
sehat
12 Keluarga menjadi anggota JKN/Askes T T T
INTERPRETASI

Total
Indikator bernilai 1 = 7
Indikator bernilai N = 3
IKS =
= 0,7 (pra sehat)

Kategori :
- Tidak sehat : <0,5
- Pra sehat : 0,5 - 0,8
- Sehat : >0,8
IDENTIFIKASI TEMPAT TINGGAL

• Jenis bangunan : Rumah semi permanen tidak bertingkat


• Lantai rumah : Semen
• Dinding : Kayu
• Luas rumah : +/- 7x7 m2
• Penerangan : Listrik ada
• Kebersihan Kurang bersih
• Ventilasi : Ada
• Atap Seng tanpa plafon
• Dapur : Ada
• Jamban Keluarga : Ada
• Sumber air minum : Air galon
• Pemanfaatan pekarangan : Tidak Ada
• Sistem pembuangan air limbah: Tidak Ada
• Sanitasi lingkungan : Kurang
DENAH RUMAH

Dapur

Ruang Keluarga Kamar 2

Kamar 1 Teras
DOKUMENTASI TEMPAT TINGGAL
DOKUMENTASI TEMPAT TINGGAL
Syarat Rumah Sehat

Tersedia air bersih Ya


Tersedia kamar mandi dan jamban Ya

Tersedia saluran pembuangan limbah Tidak

Tersedia septic tank Ya


Tidak padat penghuni Ya
Ventilasi dan pencahayaan yang cukup Ya

Bangunan yang kokoh Ya


PHBS Rumah Tangga

No Kriteria yang dinilai Jawaban Skor


1. Persalinan ditolong oleh tenaga Ya 1
kesehatan
2. Memberi ASI esklusif Ya 1 ● Akumulasi skor PHBS ≥7 :
3. Menimbang balita setiap bulan Ya 1 Rumah tangga dengan PHBS baik
4. Menggunakan air bersih Ya 1 ● Akumulasi skor PHBS <7 :
5. Mencuci tangan dengan air bersih Ya 1 Rumah tangga dengan PHBS kurang
dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat Tidak 0
7. Memberantas jentik nyamuk dirumah Ya 1
sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari Ya 1
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari Ya 1
10. Tidak merokok di dalam rumah Tidak 0
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kondisi psikis ibu yang stres akibat pengaruh lingkungan tempat


tinggal terhadap stigma yang diberikan kepada anaknya
2. Ayah perokok aktif
3. Pola makan yang tidak teratur dan adekuat
PRIORITAS MASALAH

No. Masalah Urgency Seriousness Growth (G) Total Peringkat


(U) (S) U+S+G
1. Psikis ibu yang stress akibat pengaruh lingkungan 5 5 4 14 I
tempat tinggal terhadap stigma yang diberikan
kepada anaknya

2. Ayah perokok aktif 4 4 4 12 II

3. Pola makan yang teratur dan adekuat 3 4 3 10 III


MANDALA OF HEALTH

Gaya hidup
Pola makan anak yang
Perilaku Kesehatan tidak teratur Psikososial
Kurangnya pengetahuan ibu Ekonomi menengah
tentang kondisi psikis dan gizi kebawah
seimbang

An. N
1 tahun 2 bulan
Gizi kurang
Pekeerjaan
Lingkungan Ayah buruh harian lepas
Sanitasi lingkungan
kurang baik

Pelayanan Kesehatan
terjangkau
RENCANA INTERVENSI

- Memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kondisi psikis terutama saat mengasuh anak dengan
memberikan bacaan-bacaan/video terhadap ibu terkait kondisi psikis ibu saat mengasuh anak serta
memberikan support untuk ibu dalam mengasuh anak dengan melibatkan kader dan tetangga
sekitarnya.
- Memberikan informasi kepada ayah pasien untuk tidak merokok dirumah karena anak dan istrinya
tidak ada filter rokok.
- Memberikan informasi mengenai jadwal pola makan anak dan pemberian makanan selingan untuk
anak serta memodifikasi tampilan makanan agar jadi lebih menarik.
MANAJEMEN KOMPERHENSIF
KURATIF
PROMOTIF 1. Memberikan support untuk ibu dengan
Menjelaskan apa itu gizi kurang, memberikan bahan bacaan mengenai
penyebabnya, dampak dan pencegahan kondisi psikis dan hubunganya dengan
yang bisa dilakukan agar kejadian gizi pertumbuhan dan perkembangan anak.
kurang bisa diturunkan/ dicegah, Membuat jadwal makan untuk anak
memberikan edukasi kepada keluarga 2. Melengkapi nutrisi yang dibutuhkan
tentang pentingnya menjaga kondisi psikis dalam 1 porsi makan disertai
ibu, pemberian makanan bergizi, serta penambahan makanan selingan dan
bahaya rokok untuk pertumbuhan balita. memodifikasi tampilan makanan

PREVENTIF REHABILITATIF
1. Memantau pertumbuhan dan perkembangan 3. Kontrol ke pelayanan kesehatan
anak setiap bulan di posyandu. (posyandu) terdekat minimal sebulan
2. Menerapkan PHBS dikeluarga 1x
PLAN OF ACTION

What SEMANGKA (SEMAngat tigkatkaN Gizi anaK Anda)


Who Keluarga An. N
When 2x seminggu
Where Rumah pasien
Why Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh kondisi psikis ibu
dan hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,
menginformasikan kepada ayah pasien agar tidak merokok di lingkungan
sekitar pasien serta mengatur jadwal makan anak dengan memberikan
makanan selingan agar dapat menaikkan berat badan anak sesuai usianya
saat ini.
How • Memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kondisi psikis ibu
• Memberikan edukasi dan contoh bagaimana memodifikasi menu
makanan serta mengubah tampilan makanan jadi lebih menarik.
• Menginformasikan bahaya rokok terhadap pertumbuhan balita
WHAT SEMANGKA (SEMAngat tigkatkaN Gizi anaK Anda)
WHO Pasien dan Keluarga
WHEN
Minggu 1 : Minggu 4 :
-Rabu, 18 oktober 2023 -Senin, 6 November 2023
-Kamis, 19 oktober 2023
-Kamis, 9 November 2023
Minggu 2 :
Minggu 5 :
- Senin, 23 oktober 2023
-Senin, 13 November 2023
- Kamis, 26 oktober 2023
-Kamis, 16 November 2023
Minggu 3 :
- Senin, 30 oktober 2023 Minggu 6 :
- Kamis, 2 November 2023 -Senin, 20 November 2023
-Kamis, 23 November 2023
WHERE Rumah Pasien
HOW Minggu 1 :
- Membangun trust dengan keluarga pasien
- Menjelaskan mengenai apa itu gizi kurang
- Menjelaskan gizi anak menggunakan chart WHO
- Menjelasakan tentang pengaruh kondisi psikis ibu
dengan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
- Menjelaskan dampak asap rokok terhadap tumbuh
kembang anak dan menjauhkan anak dari asap rokok
- Menjelaskan tentang Menu Makanan yang mudah, sehat
dan terjangkau
- Melakukan Pengukuran BB/TB
HOW Minggu 2 :
- Memberikan bahan bacaan seperti leaflet atau memperlihatkan video untuk ibu pasien mengenai pengaruh
kondisi psikis ibu dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
- Berdiskusi dengan ayah pasien, ibu kader dan tetangga pasien mengenai support untuk kondisi psikis ibu
- Menginformasikan kepada ayah pasien untuk tidak merokok disekitar pasien dan mengganti baju setelah
merokok sebelum menyentuh pasien.
- Pemberian buah naga 1 kg , ikan kembung1 kg, wortel 3 buah, kol 1 buah, kentang 3 buah.
- Promotif dan preventif penyakit dengan memberikan bahan bacaan ke ibu berupa leaflet yang ditempel di
ruang tamu dan dapur.
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta dokumentasi melalui whatsapp ibu
pasien
- Melakukan pengukuran antropometri
Minggu 3 :
- Bertanya ke ibu bagaimana kondisi psikis ibu pasien
- Bertanya mengenai kebiasaan merokok ayah pasien
- Pemberian telur puyuh 20 butir, tahu 5 balok, kue lumpur labu 6 biji, buncis ¼ kg
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta dokumentasi melalui whatsapp ibu
pasien
- Melakukan pengukuran antropometri
HOW Minggu 4 :

- Bertanya ke ibu bagaimana kondisi psikisnya


- Bertanya mengenai kebiasaan merokok ayah pasien
- Pemberian buah pisang susu 1 sisir, ayam 1 ekor, tempe 3 balok, kacang ijo ½ liter
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta dokumentasi melalui
whatsapp ibu pasien
- Melakukan pengukuran antropometri

Minggu 5 :
- Bertanya ke ibu bagaimana kondisi psikisnya
- Bertanya mengenai kebiasaan merokok ayah pasien
- Pemberian papaya 1buah, sayur bayam campur 3 porsi, ikan tongkol 1 kg, pudding buah naga
cup 300 ml
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta dokumentasi melalui
whatsapp ibu pasien
- Melakukan pengukuran antropometri
HOW Minggu 6 :
- Bertanya ke ibu bagaimana kondisi psikisnya
- Bertanya mengenai kebiasaan merokok ayah pasien
- Pemberian buah pisang mas 1sisir, hati ayam 7 potong, sawi 2 ikat
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta
dokumentasi melalui whatsapp ibu pasien
- Melakukan pengukuran antropometri

WHY Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh kondisi psikis ibu


dan hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,
menginformasikan kepada ayah pasien agar tidak merokok di lingkungan
sekitar pasien serta mengatur jadwal makan anak dengan memberikan
makanan selingan agar dapat menaikkan berat badan anak sesuai usianya
saat ini.
Estimasi Anggaran
Minggu Nama Bahan Pangan Harga

Minggu 2 buah naga 1 kg Rp.13.000


ikan kembung1 kg Rp. 20.000
wortel 3 buah Rp. 5.000
kol 1 buah Rp. 3000
kentang 3 buah. Rp. 10.000
Minggu 3 telur puyuh 10 butir Rp. 12.000
tahu 5 balok Rp. 5.000
kue lumpur labu 6 biji Rp. 10.000
Buncis ¼ kg Rp. 5.000
Minggu 4 pisang susu 1 sisir Rp. 15.000
ayam 1 ekor Rp. 60.000
tempe 3 balok Rp. 5.000
kacang ijo ½ liter Rp. 12.000
Minggu 5 papaya 1 buah Rp. 10.000
sayur bayam campur 3 porsi Rp. 5.000
ikan tongkol 1 kg Rp. 25.000
pudding buah naga cup 300 ml Rp. 12.000
Minggu 6 pisang mas 1 sisir Rp. 15.000
hati ayam 7 potong Rp. 15.000
sawi 2 ikat Rp. 5.000
Total Rp.262.000
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai