Alkhairaat Palu
KEDOKTERAN KELUARGA
“Gizi Kurang”
Musfirah Indar Pratiwi
Pembimbing:
d r. A n d i Y u lin d a
R a h m a t M a s s i, S . K M ., M . A P
PROFIL P U S K E S M A S
Wilayah Kerja
G A M B A RA N UPTD PUS K ES M A S TA LIS E
Penduduk Sasaran
SDMK
Wardani, K dan Brigitte Sarah. 2022. Literature Study: Estimation of Potential Economic
Loss Due to Undernutrition in Indonesia.
Epidemiologi
Kejadian underweight di dunia tahun 2011 berdasarkan laporan UNICEF (United
Nations Children’s Fund) sebesar 101 juta balita. Sementara itu, prevalensi underweight
di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018 pada balita sebesar 17,7%.
Masalah gizi di Indonesia terutama di beberapa wilayah di bagian Timur seperti NTT dan
Papua Barat, dinilai masih tinggi. Namun, secara nasional, status gizi di Indonesia
mengalami perbaikan yang signifikan. Perbaikan status gizi nasional dapat dilihat
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Pada prevalensi Gizi Kurang
(Underweigth) perbaikan itu terjadi berturut–turut dari tahun 2013 sebesar 19,6% naik
menjadi 17,7% 2018. Prevalensi stunting dari 37,2% turun menjadi 30,8%, dan
prevalensi kurus (Wasting) dari 12,1% turun menjadi 10,2%.
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pengukuran antropometri
BB : 7,06 Kg
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. NA
• Usia : 14 Bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Kelurahan Layana Indah
GENOGRAM
Tn. B Ny. Y
39 tahun 30 tahun
An. N An. N
5 tahun 14 bulan
KARAKTERISTIK KELUARGA
Seorang pasien anak perempuan usia 14 bulan, diukur tinggi badannya di Posyandu dan
didapatkan berat badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Dari hasil anamnesis didapatkan
saat usia 0-6 bulan pasien mendapatkan ASI selama 6 bulan penuh tanpa adanya pemberian
makanan atau minuman lain. Setelah pasien berusia 6 bulan mulai diberikan makanan
berupa bubur lunak diberikan lauk berupa ikan, hati ayam dan sayur, untuk cemilan pasien
mengkonsumsi buah seperti semangka, pisang dan buah naga. Selama kehamilan pasien,
ibu selalu kontrol kehamilannya setiap bulan. Ibu pasien mengatakan saat hamil tidak
mengalami keluhan apapun. Pasien dilahirkan secara normal di Rs Tinatapura dengan BBL
3200 gr dan PB 49 cm.
PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan
Berdasarkan Usia
Usia : 14 Bulan BB :
7,06 kg
<-2SD – (-3SD )
(BB Kurang)
PENGUKURAN
STATUS GIZI
Panjang Badan
Berdasarkan Usia
Usia : 14 Bulan, PB : 72 cm
-2 sampai +2 SD (Normal)
PENGUKURAN
STATUS GIZI
Budaya Keluarga pasien masih sering mengikuti acara-acara formal maupun non-
formal. Menggunakan adat istiadat daerah asal dalam kehidupan sehari-
hari. Pasien & keluarga percaya pengobatan medis -
Total
Indikator bernilai 1 = 7
Indikator bernilai N = 3
IKS =
= 0,7 (pra sehat)
Kategori :
- Tidak sehat : <0,5
- Pra sehat : 0,5 - 0,8
- Sehat : >0,8
IDENTIFIKASI TEMPAT TINGGAL
Dapur
Kamar 1 Teras
DOKUMENTASI TEMPAT TINGGAL
DOKUMENTASI TEMPAT TINGGAL
Syarat Rumah Sehat
Gaya hidup
Pola makan anak yang
Perilaku Kesehatan tidak teratur Psikososial
Kurangnya pengetahuan ibu Ekonomi menengah
tentang kondisi psikis dan gizi kebawah
seimbang
An. N
1 tahun 2 bulan
Gizi kurang
Pekeerjaan
Lingkungan Ayah buruh harian lepas
Sanitasi lingkungan
kurang baik
Pelayanan Kesehatan
terjangkau
RENCANA INTERVENSI
- Memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kondisi psikis terutama saat mengasuh anak dengan
memberikan bacaan-bacaan/video terhadap ibu terkait kondisi psikis ibu saat mengasuh anak serta
memberikan support untuk ibu dalam mengasuh anak dengan melibatkan kader dan tetangga
sekitarnya.
- Memberikan informasi kepada ayah pasien untuk tidak merokok dirumah karena anak dan istrinya
tidak ada filter rokok.
- Memberikan informasi mengenai jadwal pola makan anak dan pemberian makanan selingan untuk
anak serta memodifikasi tampilan makanan agar jadi lebih menarik.
MANAJEMEN KOMPERHENSIF
KURATIF
PROMOTIF 1. Memberikan support untuk ibu dengan
Menjelaskan apa itu gizi kurang, memberikan bahan bacaan mengenai
penyebabnya, dampak dan pencegahan kondisi psikis dan hubunganya dengan
yang bisa dilakukan agar kejadian gizi pertumbuhan dan perkembangan anak.
kurang bisa diturunkan/ dicegah, Membuat jadwal makan untuk anak
memberikan edukasi kepada keluarga 2. Melengkapi nutrisi yang dibutuhkan
tentang pentingnya menjaga kondisi psikis dalam 1 porsi makan disertai
ibu, pemberian makanan bergizi, serta penambahan makanan selingan dan
bahaya rokok untuk pertumbuhan balita. memodifikasi tampilan makanan
PREVENTIF REHABILITATIF
1. Memantau pertumbuhan dan perkembangan 3. Kontrol ke pelayanan kesehatan
anak setiap bulan di posyandu. (posyandu) terdekat minimal sebulan
2. Menerapkan PHBS dikeluarga 1x
PLAN OF ACTION
Minggu 5 :
- Bertanya ke ibu bagaimana kondisi psikisnya
- Bertanya mengenai kebiasaan merokok ayah pasien
- Pemberian papaya 1buah, sayur bayam campur 3 porsi, ikan tongkol 1 kg, pudding buah naga
cup 300 ml
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta dokumentasi melalui
whatsapp ibu pasien
- Melakukan pengukuran antropometri
HOW Minggu 6 :
- Bertanya ke ibu bagaimana kondisi psikisnya
- Bertanya mengenai kebiasaan merokok ayah pasien
- Pemberian buah pisang mas 1sisir, hati ayam 7 potong, sawi 2 ikat
- Melihat perkembangan pemberian makan pada pasien dengan meminta
dokumentasi melalui whatsapp ibu pasien
- Melakukan pengukuran antropometri