Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. Dokter
keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya. llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum
ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu
kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.

Gizi kurang merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan nutrisi pada tubuh tidak
terpenuhi dalam jangka waktu tertentu sehingga tubuh akan memecah cadangan
makanan yang berada di bawah lapisan lemak dan lapisan organ tubuh. Gizi kurang
merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup
lama. Balita dikategorikan mengalami gizi kurang apabila berat badannya berada pada
rentang Z score ≥-2.0 s/d Zscore ≤-3.0. Anak dengan status gizi kurang ditandai
dengan tidak adanya kenaikan berat badan setiap bulannya atau mengalami
penurunan berat badan sebanyak dua kali selama enam bulan (Depkes, 2005).
Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-30% dibawah berat badan
ideal. Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi buruk, yaitu keadaan kurang gizi
yang berlangsung lama sehingga pemecahan cadangan lemak berlangsung terus-
menerus dan dampaknya terhadap kesehatan anak akan menjadi semakin kompleks,
terlebih lagi status gizi yang buruk dapat menyebabkan kematian.
Secara umum, status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak
langsung.

a. Faktor langsung
Terdapat dua faktor yang memengaruhi status gizi secara langsung yaitu
asupan nutrisi dan infeksi suatu penyakit. Asupan nutrisi sangat memengaruhi
status gizi, apabila tubuh memperoleh asupan nutrisi yang dibutuhkan secara
optimal maka pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan akan berlangsung maksimal sehingga status gizi pun akan optimal.
Infeksi penyakit berkaitan erat dengan perawatan dan pelayanan kesehatan.
Infeksi penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akan
mengakibatkan proses penyerapan nutrisi terganggu dan tidak optimal
sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi.
b. Faktor tidak langsung
1) Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi dan kesehatan
Walaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya beli
memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan ini dapat menyebabkan
keluarga tidak menyediakan makanan beraneka ragam setiap harinya,
terjadi ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh
2) Pendapatan keluarga Sebagian besar jumlah pendapatan penduduk
Indonesia adalah golongan rendah dan menengah, hal ini akan berdampak
pada pemenuhan bahan makanan terutama makanan bergizi. Oleh sebab
keterbatasan ekonomi yang dialami, maka 12 masyarakat cenderung tidak
mampu untuk membeli bahan pangan/ makanan yang baik sehingga
berdampak terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cenderung
menurun.
3) Sanitasi lingkungan Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik
memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare,
kecacingan dan infeksi saluran cerna. Apabila anak menderita infeksi
saluran cerna maka penyerapan zat-zat gizi akan terganggu, hal ini akan
menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Kekurangan zat gizi dalam
tubuh akan menyebabkan mudah terserang penyakit sehingga pertumbuhan
akan terganggu.

EPIDEMIOLOGI
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Nh
TTL : Palu, 30 April 2021 (12 bulan)
Agama : Islam
Alamat : Jl. Setia Budi Lr. Gapensi

GENOGRAM KELUARGA

Gambar 1. Genogram

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
No. Nama JK Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
(thn) terakhir/
sekarang
1 Tn.S L Suami 32 tahun S1 Satpam
2 Ny.N P Istri 25 tahun SMA IRT
3 An.Nh P Anak 12 bulan Belum -
sekolah

ANAMNESIS
o Keluhan Utama : Demam
o Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke polik mtbs dibawa oleh ibunya dengan keluhan demam, demam
dirasakan sejak 5 hari yang lalu, demam hilang timbul, disertai batuk berlendir sejak 4
hari yang lalu, lendir berwarna bening, tidak disertai darah. dan anaknya dulu pada
usia 6 bulan dan 8 bulan mengalami keluhan yang sama. Pasien saat diukur tinggi
badannya di mtbs, didapatkan berat badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Ibu
mengeluhkan anak malas makan, tidak mau minum susu formula. Keluhan mual
muntah tidak ada. BAB dan BAK Kesan biasa
o Riwayat Penyakit Terdahulu :
pada usia 6 bulan dan 8 bulan mengalami keluhan yang sama.
o Riwayat Antenatal dan Persalinan :
Riwayat kehamilan ibu G1P1A0. Saat hamil ibu tiap bulannya melakukan Ante
Natal Care. Riwayat persalinan, ibu melakukan persalinan normal di Klinik Bidan,
dibantu oleh bidan. Pasien lahir di usia kehamilan 38 minggu dengan berat 3200
gram, dengan panjang badan 51 cm.

o Riwayat Imunisasi Pasien : Lengkap

o FAMILY HISTORY
- Ayah dan ibu pasien menikah pada tahun 2020 di Palu
- Pada tahun 2021 lahir anak pertama di Klinik bidan (anak yang mengalami
gizi kurang)
- Ayah pasien seorang satpam di Pantoloan dan ibunya seorang IRT
- Latar belakang pendidikan keluarga : Ayah S1, Ibu SMA
- Keluarga tinggal di Kos dijalan Setia Budi
o Riwayat Makanan Pasien
0-2 bulan ASI + SUFOR
2-6 bulan ASI
6-12 bulan ASI+SUFOR+Bubur saring+nasi
tim
>12 bulan ASI+SUFOR+Makanan rumahan

o Menu Makanan per hari


Jam Menu makanan
07.00 ASI atau SUFOR
09.00 Nasi + telur atau ikan
13.00 Nasi 1 sampai 5 sendok makan +
telur atau ikan + (sayur atau tempe
tahu kadang-kadang)
19.00 Nasi + telur atau ikan + (sayur atau
tempe tahu kadang-kadang)
21.00 ASI atau SUFOR

PEMERIKSAAN FISIK
BB : 6,7kg
TB : 75 cm
 Keadaan umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda-tanda vital : HR: 102x/menit, R 42x/menit, S: 37,0 C
 Kulit : sianosis (-), ikterus (-), eritema (-)
 Kepala : normocephal
 Hidung : Rhinorrhea (-)
 Mulut : Tonsil T1/T1
 Telinga : Otorrhea (-)
 Leher : Peningkatan JVP (-), Pembesaran KGB (-)
 Thorax : simetris, Rh -/-, Wh-/-, BI/II murni regular, bising (-)
 Abdomen : Peristaltik (+) Kesan normal, timpani (+) hepar & lien tidak
teraba
 Ekstremitas : akral hangat +/+, edema -/-

PENGUKURAN STATUS GIZI WHO


APGAR KELUARGA
(5 fungsi pokok keluarga atau tingkat kesehatan keluarga)
Kriteria Pertanyaan Hampir Kadang- Hampir
selalu kadang tidak
(2) (1) pernah
(0)

Adaptasi Dalam keluarga saling Ya


(Adaptation) membantu baik moral maupun
Material

Kemitraan Semua masalah keluarga Ya


( Partnership) diselesaikan dengan
musyawarah antara suami, istri
dan anak.

Pertumbuhan Dalam hal ini anak-anak dapat Ya


(Growth) mengambil keputusan dengan
tanggungjawab, serta orang tua
selalu memperhatikan aktiftitas
anak-anaknya di rumah

Kasih sayang Penumbuhan rasa kasih sayang Ya


(affection) sudah cukup baik karena
adanya keakraban di antara
anggota keluarga

Kebersamaan Ya
(Resolve) Pembagian waktu, kekayaan
dan ruang antar anggota
keluarga sudah baik karena
adanya waktu untuk
memecahkan suatu masalah

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL


- Ukuran rumah 4x6 meter
- Lingkungan: padat, tidak terdapat jarak antara rumah tetangga sebelah
kanan. terdapat jarak + setengah meter antara rumah pasien dengan
tetangga rumah sebelah kiri
- Halaman : Ada
- Atap : terbuat dari semen dan terdapat plafon.
- Dinding : rumah terbuat dari batu bata, dinding disemen dan dicat
- Lantai : memakai semen dan ditehel
- Ventilasi : ±20% dari luas ruangan.
- Tidak terdapat dinding pemisah antara dapur dan kamar
- Rumah tidak memiliki jamban

DENAH RUMAH TEMPAT TINGGAL


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
MANDALA OF HEALTH
DIAGNOSA HOLISTIK
Diagnosis dilakukan secara holistik dengan memperhitungkan 5 aksis yaitu:
• Poin 1 (aspek personal)
a. Alasan kedatangan : - Demam dan batuk 6 hari
- Anak sulit makan dan tampak kurus
b. Kekhawatiran : - Demam dan batuk tidak sembuh
- Berat badan anak menurun
c. Persepsi : - Keluhan pasien bertambah buruk
- Gizi yang kurang dalam waktu yang lama (kronis)
akan menjadi stunting
d. Harapan : - Keluhan dapat sembuh
- Berat badan anak normal
• Poin 2 (aspek klinis
- Pneumonia
- Gizi kurang
• Poin III (Aspek Resiko Internal)
1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran keluarga tentang pentingnya
mengetahui status gizi anak sehinga tidak dianggap sebagai masalah
2. Pola makan pada anak yang kurang tepat (jumlah, porsi, frekuensi dan variasi)
• Poin IV (Aspek Resiko Eksternal)
1. Keadaan ekonomi yang rendah
2. Keadaan lingkungan yang kurang baik
• Poin V (Skala Fungsional Pasien)
Pasien masih mampu melakukan aktifitas seperti biasa

RENCANA TINDAKAN DAN KOMPREHENSI


N Masalah Rencana Tindakan Intervensi
o
.
1 Pola makan pada - Memberikan  Membuat jadwal
anak yang kurang makanan makan dan menu
tepat (jumlah, porsi, tambahan berupa makan pasien →
frekuensi dan biskuit. Membuat makanan
variasi) - Membuat rencana bervariatif.
jadwal makan dan  Kerjasama dengan
menu makan, Ibu Tim Asuhan gizi
pasien diajari Puskesmas
memberi makanan memberikan
yang bervariasi makanan tambahan
pada anak berupa biskuit

2 Kurangnya Memberikan edukasi dan  Memberikan


pengetahuan dan konseling tentang gizi informasi tentang
kesadaran keluarga kurang dan gizi gizi kurang serta
tentang pentingnya seimbang dampak
mengetahui status kedepannya yang
gizi anak sehinga terjadi jika perbaikan
tidak dianggap gizi tidak dilakukan.
sebagai masalah  memberikan edukasi
tentang gizi
seimbang → bukan
lagi 4 sehat 5
sempurna tetapi 4
bintang yaitu
makanan pokok,
sumber protein (lauk-
pauk), lemak,
sayuran, buah
3 Kurangnya Edukasi dan Konseling Edukasi Memberikan
pengetahuan dan tentang PHBS informasi tentang PHBS
penerapan PHBS dan meningkatkan
kepatuhan terhadap
penerapan PHBS
MANAJEMEN KOMPREHENSIF
KESIMPULAN
Diagnosis holistik :
- gizi kurang disebabkan karena kurangnya asupan nutrisi yang adekuat
- Skor APGAR (5 fungsi pokok keluarga atau tingkat kesehatan keluarga)
KURANG SEHAT
- penilaian PIS PK Tergolong keluarga tidak sehat.
- penilaian PHBS : keluarga pasien digolongkan belum ber-PHBS karena masih
ada beberapa indikator yang belum terpenuhi
- Faktor-faktor lain yaitu : Penyakit infeksi yaitu pneumonia, kurangnya PHBS,
pengetahuan orangtua yang kurang terhadap gizi seimbang dan pentingnya
mengukur status gizi anak setiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai