A. Pengertian
Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul karena berhubungan dengan kerja atau yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Berdasarkan Permennaker Nomor. Per. 01/Men/1981, Penyakit Akibat Kerja/PAK (Occupational
Diseases) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja yang akan
berakibat cacat sebagian maupun cacat total. Cacat sebagian adalah hilangnya atau tidak fungsinya
sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk selama-lamanya. Sedangkan cacat total adalah
keadaan tenaga kerja tiadak mampu bekerja sama sekali untuk selama-lamanya
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related Diseases) yaitu penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan secara tidak langsung oleh
pekerjaan dan biasanya penyebabnya adalah berbagai jenis faktor.
F. Ganti Rugi
Ganti kerugian pada karyawan yang mengalami sakit akibat kerja, sama dengan ganti kerugian pada
kecelakaan, yaitu:
1. Biaya pengangkutan ke rumah sakit
2. Biaya pengobatan dan perawatan
3. Biaya penguburan, bila meninggal dunia
4. Uang tunggu, yang terdiri dari:
a. tunjangan sementara tidak mampu kerja
b. tunjangan selama-lamanya tidak mampu bekerja sebagian
c. tunjangan bercacat badan selama-lamanya yang tidak disebutkan dalam lampiran
undang-undang kecelakaan
d. tunjangan selama-lamanya tidak mampu bekerja sama sekali
1. Peradangan Akut
Penyakit/gangguan ini pertama-tama disebabkan oleh gas dan uap iritan, seperti amoniak, klorin,
sulfur dioksida, nitrit oksida, fluorin, dan ozon
2. Asma
Asma jenis ini disebabkan oleh berbagai jenis debu baik yang reaksi cepat atau lambat. Asma
akibat kerja diperkirakan 2-15% dari seluruh asma. Diagnosis asma ini dilakukan dengan uji skin
prick dan serologi, sedangkan terapinya yaitu pemindahan subjek dari pemajanan dan
pengobatan non spesifik gejala asma. Pencegahan dapat dilakukan dengan pengendalian
hygiene tempat kerja, substitusi bahan alergen dengan kurang allergen, alat pelindung
pernapasan, dan pemeriksaan kesehatan berkala
3. Bissinosis
Gangguan ini dikenal sebagai sejenis asma namun lebih luas dan lebih rumit dari asma di atas
yang disebabkan oleh pajanan debu kapas dan serat yang menyebabkan sesak napas akut dan
obstruksi saluran napas reversibel. Gejala ini lebih hebat bila konsentrasi debu makin tinggi.
4. Pneumokoniosis
Pneumokoniosis berarti “paru berdebu”, namun dalam praktinya pneumokoniosis dibatasi pada
keadaan yang menyebabkan perubahan menetap struktur paru setelah menghirup debu, seperti
silika (kuarsa), batu bara, atau debu asbes.
a. Silikosis
Terjadi setelah menghirup silika bebas terjadi pada pekerja penghancuran besi,
pertamabangan, dan pembuatan terowongan batu yang mengandung kuarsa (silika) misalnya
pada pertambangan emas. Selain itu silikosis dapat terjadi pula pada pekerjaan seperti
penggerindaan, penyemprotan pasir, pembuatan gelas, pemotong dan pengukir batu,
pengecoran, dan iIndustri keramik
b. Asbestosis
Penyakit saluran napas akibat menghirup debu asbes (asbestos)
c. Barytosis
Penyakit saluran napas akibat menghirup debu barium
d. Stannosis
Penyakit saluran napas akibat menghirup debu timah
e. Siderosis
Penyakit saluran napas akibat menghirup debu besi
5. Keganasan
Keganasan dapat terjadi akibat menghirup bahan carsinogen dalam waktu lama dengan
konsentrasi rendah atau dalam masa cepat dalam konsentrasi tinggi.
I. Upaya Pencegahan
Dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya, perawat perusahaan menggunakan pendekatan
proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah, yaitu:
M. Tugas Perawat
3. Diagnosa dini dan Pengobatan yang tepat (Early Diagnosis and Promptreatment)
a. Mencari (screening) pekerja yang mengalami gangguan kesehatan
b. General chek up berkala dengan tujuan:
Mengobati dan mencegah proses penyakit
Mencegah penularan penyakit
Mencegah komplikasi
c. Penjaringan kasus
5. Pemulihan (Rehabilitation)