Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

PENANGANAN BENCANA PASCA TSUNAMI

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana yang


Dibimbing Oleh Dosen Sunarto S.ST)

Disusun oleh :

1. Bangkit Dwi Nugroho P27220017130


2. Hana Ayu Afifah P27220017141
3. Oktavia Rahmawati P27220017155
4. Rizqi Dwi Jayanti P27220017158

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah salah satunya yaitu lautnya, selain itu Indonesia disebut
sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Terbukti terbentang
dari Sabang hingga Merauke, Indonesia memiliki sebanyak 17.499 pulau
dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas
wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2 adalah
Zona Ekonomi Eksklusif. Indonesia memang memiliki jumlah laut yang
sangat banyak dan luas yang tidak sedikit, tentu saja memiliki sisi positif atau
keuntungan seperti halnya memiliki sumber daya laut yang dapat menopang
ekonomi bangsa, namun disisi lain laut merupakan sumber dari salah satu
bencana atau dapat menimbulkan bencana. Menurut Undang-undang Nomor
24 tahun 2007 dalam (Purwoko, 2015) Bencana merupakan serangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat baik
yang disebabkan oleh faktor alam/non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis (UU No. 24, 2007).
Bencana yang disebutkan yaitu bencana Tsunami. Tsunami ialah suatu
gelombang atau serangkaian gelombang, yang dihasilkan oleh adanya
gangguan seperti gempa bumi bawah laut yang menggeser dasar laut,
tanah longsor, letusan gunung berapi, atau dampak asteroid. (BMKG,
2020). Tidak asing lagi Indonesia dengan bencana satu ini, karena
Indonesia salah satu negara dengan pulau atau laut terbanyak di dunia.
Seperti halnya bencana pada umumnya Tsunami ini memiliki dampak
yang besar seperti adanya korban jiwa, korban harta benda, serta luka-luka
dan juga luka traumatitis atau psikologis. Pemerintah memiliki tugas serta
kewajiban dalam menangani bencana yang terjadi seperti bagaimana
manajemen dalam penanganan bencana pasca maupun pre bencana
Tsunami ini. Menurut UU No. 24 Tahun 2007, Manajemen bencana
merupakan suatu proses yang dinamis, berlanjut dan juga terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi
dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan
dini, penanganan darurat, rehabilitas dan rekonstruksi bencana. (BPDB,2019).
Manajemen bencana ini sangatlah penting untuk mengurangi korban serta
menjadikan evaluasi agar dapat dilakukannya pencegahan yang lebih tepat
untuk kedepannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk membahas
dari berbagai artikel maupun jurnal penelitian tentang bagaimana manajemen
bencana pasca bencana Tsunami yang telah terjadi. Oleh karena itu penulis
melakukan Literature Rivew dari berbagai artikel maupun jurnal untuk
menyimpulkan bagaimana saja manajemen bencana yang baik dari pasca
bencana Tsunami.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Penanganan Dalam Manajemen Bencana Post Bencana
Tsunami?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengidentifikasi
bagaimana sajakah manajemen bencana pasca bencana Tsunami dari
berbagai artikel atau jurnal penelitian.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dampak yang ditimbulkan pasca bencana Tsunami
b. Mengetahui upaya yang telah dilakukan pasca bencana Tsunami
c. Menggambarkan kondisi pasca bencana Tsunami
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi dalam
meningkatkan pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam hal manajemen bencana
pasca bencana Tsunami
BAB II

METODE PENELITIAN

Diagram Alir
Diagram alir atau disebut sebagai Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk
menggambarkan prosedur system yang sedang berjalan disuatu organisasi,
dimana didalam penulisan menggunakan notasi symbol untuk menggambarkan
alur perjalanan (Shalahuddin, 2015). Berikut adalah alur secara sistematis dalam
penyusunan literature riview :

Menentukan topik

Menentukan rumusan

Studi literature artikel diambil dari google


schoolar, google cendekia

Artikel non-eksperimen Artikel eksperimen

5 artikel hasil penelitian memenuhi kriteria inklusi :


Penelitian non-eksperimen
Hasil penelitian rentang 2011-2021
Artikel menggunakan bahasa indonesia dan bahasa inggris
Artikel membahas penanganan pasca bencana khususnya
bencana stunami
Artikel full text
Analisa artikel Pembahasan Kesimpulan dan
saran

Sistematika dalam penyusunan studi literature ini yaitu menentukan topic,


studi literature ini mengangkat totic manajemen bencana pasca bencana
stunami. Kemudian menentukan rumusan masalah. Studi literature diambil
melalui google schoolar dan google cendikia. Studi literature review ini
berdasarkan penelitian non-eksperiment dengan kriteria inklusi : Hasil
penelitian rentang 2011-2021, Artikel menggunakan bahasa indonesia dan bahasa
inggris, Artikel membahas penanganan pasca bencana khususnya bencana stunami,
Artikel full text. Artikel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dianalisis
menggunakan metode PICOT (Population, Intervention, Comparation,Outcame,
Time ) dan dilakukan pembahasan.

Tabel ringkasan perolehan artikel :

Artikel/Base Google Schoolar Google Cendikia Total


Identified 20 90 110
Excluded 5 35 40
Selected 2 3 5

Dari hasil pencarian artikel mengenai manajemen bencana pasca bencana


stunami ditemukan artikel sebanyak 110 artikel, namun yang termasuk ke
dalam kriteria sebanyak 82 artikel, kemudian artikel yang terpilih sebanyak 5
artikel untuk dilakukan studi literatur.
BAB III

HASIL

Sumber yang digunakan dalam studi literatur ini merupakan artikel


nasional dan internasional, yang didapatkan dari Google Scholar, ResearchGate,
google cendekia dengan kata kunci manajemen bencana, pasca bencana, dan
tsunami kemudian di seleksi menyesuaikan dengan topik dan memperhatiakan
sumber, kesesuaian isi, kesesuaian sumber melalui pembacaan secara sekilas pada
judul, abstrak, pendahuluan, serta dokumen statement atau kalimat-kalimat
penting yang terdapat pada abstrak dan pendahuluan jurnal, ditambah dengan
memperhatikan kondisi jurnal, seperti: tahun jurnal, jurnal tidak lengkap, jurnal
tidak bisa diunduh.
Desain penelitian yang digunakan dalam jurnal yaitu kualitatif dengan
analitik observasional. Populasi yang digunakan dalam 5 artikel ini yaitu korban
yang mengalami trauma pasca terjadinya tsunami. Jumlah sampel bervariasi
sesuai dengan sampel yang diperoleh peneliti dan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel juga bervariasi
Purposive Sampling, teknik consecutive sampling, teknik cluster random
sampling.

Jurnal 1

Ringkasan Hasil
Judul Assessment Of Post-Tsunami Disaster Land Use/Land
Cover Change And Potential Impact Of Future Sea-Level
Rise To Low-Lying Coastal Areas: A Case Study Of
Banda Aceh Coast Of Indonesia
Nama jurnal International Journal orf Disaster Risk Reduction
Tahun terbit 2019
Pengarang Ella Meilianda dkk
Population/Proble Tata guna lahan/perubahan lahan pasca bencana tsunami
m dan potensi dampat kenaikan permukaan laut di wilayah
pesisir dataran pantai Banda Aceh. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui dampak dari proyek yang
diproyeksikan kenaikan permukaan laut ke tutupan lahan
pantai meliputi suatu rekayasa skala waktu berdasarkan
beberapa scenario kenaikan permukaan laut proyeksi.
Intervensi Secara umum ada beberapa tahapan pengolahan data
yang dilakukan dalam hal ini 1) Menetapkan batas
spasial dari cakupan wilayah yang diinvestigasi, 2)
Penggambaran berbagai jenis LULC yang telah
ditentukan sebelumnya yaitu cakupan wilayah yang
diselidiki untuk setiap citra satelit individu, 3)
Mengekstraksi batas garis pantai dari tiga scenario
permukaan laut.
Comparasi -
Outcome Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa tambak
budidaya memiliki risiko tertinggi terhadap kenaikan
permukaan laut di masa depan, dan berpotensi
berkontribusi pada daerah genangan air laut yang tidak
produktif. Lahan gundul yang memiliki potensi besar
diubah menjadi kawasan pemukiman (gedung,
perumahan, dll). Dengan demikian, kawasan pesisir
Banda Aceh dalam beberapa abad mendatang akan
sangat tinggi dan rentan terhadap proyeksi kenaikan
permukaan laut, menyediakan lingkungan binaan yang
tumbuh cepat dan terus berkembang dekat dengan garis
pantai. Oleh karena itu, pengelolaan pesisir yang
berkelanjutan dengan mempertimbangkan risiko bencana
harus dimasukkan dalam pengambilan keputusan untuk
perlindungan wilayah pesisir.
Time 2019

Jurnal 2
Ringkasan Hasil
Judul Disaster Recovery Indicators of Housing Reconstruction:
The Story of Post Tsunami Aceh, Indonesia
Nama jurnal International Journal of Disaster Management Vol. 1,
No. 1
Tahun terbit 2017
Pengarang Azmeri, Cut Mutiawati, Nafisah Al-Huda, Hilda Mufiaty
Population/Proble Wilayah studi kasus dalam artikel ini adalah di desa
m Kahju dan desa Lampulo, Kabupaten Aceh Besar,
Provinsi Aceh
Intervensi Intervensi dalam artikel ini adalah program pemulihan
pasca bencana yang salah satunya dengan rekonstruksi
perumahan.
Penelitian ini menggunakan Focus Group Discussion
(FGD) sebagai teknik pengumpulan data utama mencapai
diskusi yang komprehensif di antara semua pelaku yang
terlibat dalam rekonstruksi perumahan
proses. Hal ini bertujuan untuk menghimpun data proses
pemulihan perumahan pasca bencana tsunami di Aceh
pada tahun 2004.
1. Data awal dikumpulkan dari forum diskusi ahli untuk
mengidentifikasi krusial dan penting indikator dalam
proses rekonstruksi perumahan pasca tsunami.
Forum tersebut dihadiri oleh perwakilan dari
kelompok responden tersebut.
2. Selanjutnya dilakukan forum diskusi untuk
pembahasan lebih detail informasi tentang aspek-
aspek yang mungkin menjadi beban dan dukungan
bagi perumahan pasca bencana
3. Forum juga berusaha merumuskan pembelajaran dari
bekerja dan mengelola rehabilitasi dan rekonstruksi
proses pemulihan bencana pasca tsunami di Aceh.
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
menganalisis data primer yang diperoleh dari FGD.
Comparasi -
Outcome Rangkaian forum diskusi menyimpulkan bahwa terdapat
empat indikator yang menjadi strain dan mendukung
proses rehabilitasi dan rekonstruksi perumahan
pascabencana di Aceh. Mereka (1) proses penyediaan
perumahan, (2) partisipasi masyarakat dalam desain dan
pengawasan perumahan, (3) pengadaan bahan bangunan
dan tenaga terampil, dan (4) keterlibatan pemerintah dan
kebijakan.
Time Penelitian dilakukan pada tahun 2017

Jurnal 3

Ringkasan Hasil
Judul Manajemen Krisis Destinasi Wisata Pasca Bencana
Tsunami Selat Sunda oleh Humas Pemerintah
Nama jurnal Edutourism Journal of Tourism Research Volume 02,
Number 02
Tahun terbit 2020
Pengarang Putri Widya Oktarini dan Gayatri Atmadi
Population/Proble Populasi dari penelitian ini adalah Tim Krisis
m Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
Intervensi Intervensi pada penelitian ini adalah mewujudkan visi
Kemenpar dalam meraih Indonesia Menjadi Negara
Tujuan Pariwisata Kelas Dunia maka Biro Komunikasi
dengan melakukan empat langkah manajemen krisis
untuk Tanjung Lesung pasca bencana alam tsunami Selat
Sunda 2018, yaitu : Pertama, membentuk Tim Krisis lalu
mengirim Tim Krisis ke lapangan untuk melihat situasi
dampak bencana dan membuat media monitoring. Kedua,
mengadakan rapat kordinasi untuk membuat perencanaan
penanggulangan berupa penunjukan juru bicara, publik
kunci, penyelenggaraan serangkaian acara seni dan
budaya, mengatur laju informasi kepada publik demi
menghindari hoax dan kegiatan promosi. Ketiga,
melaksanakan program kerja yang sesuai dengan
perencanaan dan memberikan informasi berupa holding
statement dalam bentuk siaran pers kepada masyarakat.
Keempat, melakukan evaluasi untuk melihat seberapa
baik perencanaan yang telah dilakukan di lapangan.
Comparasi -
Outcome Hasil penelitian menunjukan program penanganan krisis
Selat Sunda yang dilaksanakan sudah terkordinasi
dengan baik berkat kerja sama dengan para jurnalis dan
sesuai dengan target yang diharapkan walau pun masih
belum jelas terlihat adanya peningkatan jumlah
wisatawan yang tinggi. Manajemen krisis dan strategi
yang dilakukan adalah dengan melakukan riset dampak
serta berita yang ada di media, pembuatan perencanaan
pemograman berupa penunjukan juru bicara, publik
kunci, publikasi siaran pers secara berkala dan
penyelenggaraan event. Selain itu dalam pelaksanaannya
melibatkan beberapa komunitas terkait dalam penyebaran
informasi
Strategi humas yang dilakukan Biro Komunikasi Publik
dalam menjalin hubungan baik dengan media, berupa:
(1). Meningkatkan intensitas publikasi dengan format
media ramah bencana. (2). Membuat beberapa
rangkaian acara dalam calender of event di Banten yang
dipublikasikan melalui media sosial, yaitu; instagram,
facebook dan twiiter. (3). Secara berkala, Kemenpar
menyebar luaskan siaran pers yang dipublikasikan
melalui berbagai media humas, terutama media sosial,
seperti ; instagram, facebook dan twiiter.
Time Penelitian dilakukan pada awal tahun 2019 sampai
dengan akhir tahun 2019.

Jurnal 4

Ringkasan Hasil
Judul Konseling Traumatik Dengan CBT: Pendekatan dalam
Mereduksi Trauma Masyarakat Pasca Bencana Tsunami
di Selat Sunda
Nama jurnal Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 8(1)
(2019) 55-61
Tahun terbit 2019
Pengarang Elfi Rimayati
Population masyarakat korban bencana alam tsunami di Selat Sunda
(Banten dan Lampung)
Intervensi Intervensi pada aritikel ini adalah terapi CBT pada
masyarakat korban bencana alam tsunami di Selat Sunda
(Banten dan Lampung). Masalah yang dialami mereka
adalah trauma.
Pelaksanaan/praktik konseling CBT dalam mereduksi
masalah trauma masyarakat korban tsunami di Selat
Sunda, dapat menggunakan kerangka konseling CBT
sebagaimana yang ditawarkan Froggatt (2009:4- 5). Ada
enam tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1. engange
client (bekerjasama dengan klien/konseli), 2. Kedua,
Assess the problem, person and situation (asesmen
terhadap permasalahan, orang dan situasi), 3. Ketiga,
Prepare the klien for therapy (mempersiapkan konseli
untuk melakukan terapi), 4. Keempat, Implement the
treatment programe (mengimplementasikan program
penanganan), 5. Kelima, Evaluative Progres
(mengevaluasi kemajuan), 6. Keenam, Prepare the client
for termination (Mempersiapkan konseli untuk
mengakhiri proses konseling)
Comparasi -
Outcome Pemberian layanan konseling CBT bagi korban bencana
tsunami di Selat Sunda memerlukan enam tahapan:
pertama, Engange client, layanan dimulai dengan
menciptakan hubungan yang nyaman, penuh empati dan
penghargaan serta hangat antara konselor dan konseli.
Kedua; Assess the problem, person and situation. pada
tahap ini konselor mela- kukan asesmen terhadap
masalah, orang lain dan situasi untuk mengetahui latar
belakang dan tingkat masalah konseli. Ketiga; Prepare the
klien for therapy, konselor mempersiapkan konseli untuk
terapi, memberikan motivasi untuk berubah serta
menjelaskan prosesnya. Keempat, Implement the
treatment program- me, konselor berusaha mengubah
keyakinan maladaptive dan disfungsional dari konseli
yang menjadi korban bencana tsunami menjadi
sehat/normal kembali. Kelima, Evaluative Progres,
konselor melakukan penilaian sejauh mana kemajuan dan
perubahannya yang telah dicapai. Keenam, Prepare the
client for termi- nation, pada tahap akhir ini konselor
perlu memberikan penguatan, dan memberitahukan
kemungkinan adanya pengulangan kejadian yang
menimbulkan traumatik, sehingga me- reka bisa
menyelesaikan masalahnya secara mandiri (self help/self
counselling). Konseling CBT ini bertujuan untuk
menangani trauma akibat bencana stunami yang dialami
oleh masyarakat Banten dan Lmpung
Time Penelitian dilakukan pada tahun 2019
Jurnal 5

Ringkasan Hasil
Judul Tata Kelola Dalam Pembangunan Infrastruktur Darurat
Pasca Bencana Tsunami Di Lampung Selatan
Nama Jurnal -
Tahun terbit 2019
Pengarang Simon Sumanjoyo Hutagalunga, Nana Mulyanab dan
Eko Budi Sulistio
Population/Proble Terjadinya bencana Tsunami yang diakibatkan karena
m erupsi Gunung Anak Krakatau dan mendorong
materialnya longsor sekitar 64 hektar material ke lautan
yang melanda masyrakat wilayah Lampung Selatan pada
tahun 2018 yang mengakibatkan korban meninggal
sebanyak 126 orang, serta 4008 korban luka-luka.
Tsunami ini pun mengakibatkan banyak kerugian
materiil yang berupa kerusakan rumah yang cukup berat
sebanyak 600 rumah, rusak sedang 70 rumah dan 1029
rusak ringan.
Intervensi a. Bencana Tsunami di Lampung Selatan
ditindaklanjuti dengan fase tanggap darurat.
Pada tahap ini dilakukan pencarian korban yang
dilaporkan masih hilang dan pemenuhan kebutuhan
dasar pengungsi yang terkena dampak tsunami Selat
Sunda di Lampung Selatan. Dalam fase ini
dilaksanakan kegiatan evakuasi dan penanganan
korban bencana secara simultan serta melibatkan tiga
kelompok organisasi; pemerintah (organisasi sipil
dan militer), organisasi masyarakat dan pihak swasta.
Penanganan kedaruratan dilakukan oleh BNPB
bersama TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Sosial,
Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR,
Kementerian ESDM, serta kementerian dan lembaga
terkait terus mendampingi pemerintah daerah
lakukan penanganan darurat.
b. Tata kelola Multistakehoder Dalam Fase Darurat
Pemulihan Bencana
1) Pembangunan Huntara
Dibangun berdasarkan kebutuhan penanganan
pengungsi yang awalnya hidup di tenda tenda dan
mulai terkena beberapa jenis penyakit.
2) pembangunan hunian tetap ini dimulai dari
pembentukan Tim Persiapan Pengadaan Tanah
untuk Penyediaan Lahan Huntap melalui SK
Bupati No. B/132/IV.05/HK/2019 tanggal 22
Januari 2019.
Comparasi -
Outcome Pada penelitian ini menjelaskan bahwa bencana Tsunami
yang terjadi di wilayah Lampung Selatan merupakan
dampak dari erupsi Gunung Anak Krakatau yang
akhirnya mendorong terjadinya longsor ke laut yang
mengakibatkan gelombang air laut naik menuju daratan.
Pada kejadian ini, Pemerintah Daerah berinisiatif untuk
melakukan kegiatan manajemen bencana secara
kolaboratif yang melibatkan berbagai stakeholder.
Dilakukannya koordinasi lintas aktor yang terkordinasi
dalam tim gabungan Basarnas, BPBD, TNI, tim medis
dan relawan. Penanganan kedaruratan dilakukan oleh
BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Kementerian
Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR,
Kementerian ESDM, serta kementerian dan lembaga
terkait terus mendampingi pemerintah daerah lakukan
penanganan darurat. Dalam melakukan managemen
bencana Tsunami yang terjadi pada kasus ini, dapat
disimpulkan bahwa untuk menangani post Tsunami atau
Bencana diperlukan dukungan, dorongan serta kerja sama
dengan berbagai pihak.
Time Penelitian ini dilakukan pada awal tahun 2019
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisa Persamaan Dari Setiap Penelitian


Setiap artikel membahasa tentang penanganan bencana pasca bencana
tsunami. Kelima artikel menyampaikan dampak yang ditimbulkan pasca
terjadinya bencana tsunami mulai dari segi ekonomi hingga segi social

B. Upaya Penanganan Bencana


1. Penetapan Fase Tanggap Darurat
Pada tahap ini dilakukan pencarian korban yang dilaporkan masih
hilang dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi yang terkena
dampak tsunami. Dalam fase ini dilaksanakan kegiatan evakuasi dan
penanganan korban bencana secara simultan serta melibatkan tiga
kelompok organisasi; pemerintah (organisasi sipil dan militer),
organisasi masyarakat dan pihak swasta.
2. Tata kelola Multistakehoder Dalam Fase Darurat Pemulihan Bencana
Pembangunan Huntara dibangun berdasarkan kebutuhan penanganan
pengungsi yang awalnya hidup di tenda tenda dan mulai terkena
beberapa jenis penyakit.
3. Terapi CBT untuk memulihkan psikologis korban tsunami dari trauma
yang dialami sehingga pikiran menjadi tenang dan tidak berdampak
parah terhadap kondisi psikoligis korban tsunami.

C. Pihak Yang Terlibat Dalam Upaya Penangana Bencana


Masyarakat dan pemerintah secara langsung terlibat dalam upaya
penanganan bencana ini. Pemerintah melalui TNI, Polri, BNPB, Basarnas,
Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR,
Kementerian ESDM, serta kementerian dan lembaga terkait terus
mendampingi pemerintah daerah dalam melakukan penanganan darurat
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kelima artikel diatas menyebutkan faktor utama terjadinya tsunami
adalah dari faktor alam. Pemerintah dan masyarakat saling bahu membahu
melakukan upaya penanganan pasca terjadinya bencana tsunami. Pemerintah
beruapaya maksimal dalam pemulihan kondisi pasca bencana baik secara
material dan non material.
B. Saran
Diharapkan Literature Review ini dapat bermanfaat baik untuk mahasiswa
maumum masyarakat dan juga pemerintahan dalam mengevaluasi atau
mengembangkan bagaimana manajemen bencana pasca bencana Tsunami
untuk kemudian hari.
.
DAFTAR PUSTAKA

Azmeri dkk.2017. Disaster Recovery Indicators of Housing Reconstruction:


The Story of Post Tsunami Aceh, Indonesia.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/IJDM/article/download/8036/6572 diakses pada 4
Februari 2021, 21:00 WIB
BPDB. 2019. “Bencana dan Manajemen Bencana”. (Online
https://bpbd.bogorkab.go.id/bencana-dan-manajemen-bencana/#:~:text=Me
nurut%20UU%20No.%2024%20Tahun,darurat%2C%20rehabilitas%20dan
%20rekonstruksi%20bencana.) Diakses pada 13 Febuari 2021
Kurniawan, Kanada. 2020. “Apa Itu Tsunami? Pengertian Tsunami Menurut
WMO”. (Online https://maritim.kalbar.bmkg.go.id/konten/tsunami/#:~:text=
Tsunami%20adalah%20gelombang%20atau%20serangkaian,gunung
%20berapi%2C%20atau%20dampak%20asteroid. Diakses pada tanggal 5
Febuari 2021)
Meilianda,Ella.2019. Assessment Of Post-Tsunami Disaster Land Use/Land
Cover Change and Potential Impact Of Future Sea-Level Rise To Low-
Lying Coastal Areas: A Case Study Of Banda Aceh Coast Of Indonesia.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212420918312524
diakses 4 Februari 2021, 20:00 WIB
Oktarini, putri widya. 2020. Manajemen Krisis Destinasi Wisata Pasca Bencana
Stunami Selat Sunda Oleh Humas Pemerintah. ( http://e-
journal.polnes.ac.id/index.php/edutourism/article/view/504 , diakses pada 7
Februari 2021)
Pratama Oki, 2014. “Konservasi Perairan Sebagai Upaya menjaga Potensi
Kelautan dan Perikanan Indonesia”. (online
https://kkp.go.id/djprl/artikel/21045-konservasi-perairan-sebagai-upaya-
menjaga-potensi-kelautan-dan-perikanan - indonesia#:~:text=Terbentang
%20dari%20Sabang%20hingga%20Merauk e,km2%20adalah%20Zona
%20Ekonomi%20Eksklusif. Diakses pada 12 Febuari 2021)
Purwoko,alif.dkk. 2015. Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi
Kegeografian. Jurnal Geografi. (Online
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.
php/JG/article/download/8036/5576#:~:text=Bencana%20adalah
%20rangkaian%20peristiwa%20yang,No.%2024%2C%202007). Diakses
pada 6 Febuari 2021
Rimayati,Elfi.2019.Konseling Traumatik Dengan CBT: Pendekatan dalam
Mereduksi Trauma Masyarakat Pasca Bencana Tsunami di Selat Sunda
https://scholar.google.com/scholar?
start=20&q=penanganan+pasca+tsunami&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u
=%23p%3DThDmkgWwnDoJ diakses 5 Februari 2021, 10.00 WIB
Hutagalunga, Simon Sumanjoyo dkk. 2019. Tata Kelola Dalam Pembangunan
Infrastrukturdarurat Pasca Bencana Tsunami Di Lampung Selatan
http://repository.lppm.unila.ac.id/20808/2/51-909-1-PB.pdf diakses 4
Februari 2021, 20:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai