Anda di halaman 1dari 90

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HARGA DIRI PADA

REMAJA DI PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM PUTRI


SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

SITI MAIMUNAH
NIM: 04.17.4532

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HARGA DIRI PADA
REMAJA DI DI PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM PUTRI
SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta

Diajukan Oleh:

SITI MAIMUNAH
NIM: 04.17.4532

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021

i
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN HARGA DIRI PADA
REMAJA DI DI PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM PUTRI
SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Siti Maimunah

04.17.4532

Yogyakarta, Oktober 2021

Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing

Pembimbing

Suib, S.Kep, Ns, M.Kep

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi/Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Siti Maimunah

NIM : 041.17.4532

Tanggal : Oktober 2021

Tanda tangan :
MATERAI

6000

iii
MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap. (Al-Insyirah: 6-8)

Jangan semangat saat kamu lelah, maka istirahatlah, tapi bukan untuk menyerah.
Jangan lupa cara menjadi manusia, kamu tidak tinggal sendirian di dunia.
Boleh minta tolong, tapi jangan lupa untuk menolong.

iv
PERSEMBAHAN

Sujud syukurlah kupersembahkan kepadaMu ya Allah, tuhan Yang Maha Agung


dan Maha Tinggi. Atas takdirMu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu,
beriman, dan bersabar. Semoga keberhasian ini menjadi satu langkah awal untuk masa
depanku, dalam meraih cita-cita. Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk:

1. Bapak Sutrisno & Ibu Hamdanah tercinta dan tersayang, apa yang saya
dapatkan hari ini, belum mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga
air mata bagi saya. Terima kasih atas segala dukungan kalian, baik dalam bentuk
materi maupun moril. Karya ini saya pesembahkan untuk kalian, sebagai wujud
rasa terima kasih atas pengorbanan dan jerih payah kalian. Pelukmu berkahi
hidupku, petuahmu tuntunan jalanku, do’a disetiap sujudmu merangkul masa
depanku.
2. Kakak paling kokoh pundaknya Imam Chodri, tiada waktu paling berharga
dalam hidup selain kebersamaan dengan keluarga. Walaupun sikapnya yang
dingin dan menyebalkan, tapi aku bangga memiliki kakak yang tegar sepertinya.
Terima kasih atas semangat dan kerja kerasnya yang kakak berikan, semoga awal
kesuksesan saya ini dapat membanggakan kalian.
3. Dosen Pembimbing
Kepada bapak Suib, S.Kep., Ns.,M.Kep., CWCS selaku dosen pembimbing saya
yang paling baik dan bijaksana, terima kasih atas bantuannya, nasehatnya, dan
ilmunya yang selama ini dilimpahkan pada saya dengan rasa tulus dan ikhlas.
4. Kepada teman-teman B/Kp/17 yang selama 4 tahun ini banyak membantu serta
memberikan warna-warni kehidupan dalam masa-masa perkuliahan.
5. Kepada orang-orang yang tulus dan baik hati, terima kasih atas waktu, tenaga dan
dukungan kalian selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Kepada Almamaterku STIKes Surya Global Yogyakarta terima kasih telah
memberikan pengalaman menempuh pendidikan yang unik dan langka.
7. Kepada semua dosen STIKes Surya Global Yogyakarta yang selama 4 tahun ini
senantiasa bersabar membagikan ilmunya kepada kami sehingga kami bisa
melewati banyak anak tangga perjuangan sampai kami bisa berada dititik ini.
8. Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada Yogyakarta yang telah menjadi
tempat teristimewa, karena setiap jejak dan sudutnya akan menyimpan rahasia
kenangan yang tersusun rapi.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul: “Hubungan Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja
Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta”. Proposal ini di susun
dalam rangka memenuhi tugas salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan S1
di STIKes Surya Global Yogyakarta.

Penyusuan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis menyampaikan
terimakasih terutama kepada:

1. Dwi Suharyanta, ST., MM., M.Ks., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya
Global Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
studi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
2. Supriyadi, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
3. Suib, S.Kep., Ns., M.Kep., CWCS, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dan mengarahkan, serta membagikan ilmunya kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Dian Nur Adkhana Sari S.Kep., Ns, M.Kep selaku Dosen Wali Perkuliahan B
Keperawatan angkatan 2017, yang telah memberi motivasi selama menempuh studi di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
5. Seluruh Dosen Keperawatan yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, terima kasih
atas segala ilmu yang telah bapak dan ibu berikan.
6. Kepala Madrasah dan Pengasuhan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian
7. Untuk keluarga saya, terutama orang tua saya, bapak yang membantu saya dalam
menyediakan sumber daya yang memudahkan saya dalam mengerjakan skripsi ini, ibu
yang selalu memberikan dukungan emosional dan sangat suportif ketika saya
mengerjakan proposal.
8. Untuk teman-teman saya yang menjadi rumah kedua saya dan selalu mengerti keadaan
yang saya hadapi dan memberikan kekuatan serta membantu saya selama menempuh
ilmu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan maupun
isi materinya untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membantu demi tercapai suatu kesempurnaan proposal skripsi.

Yogyakarta, Oktober 2021

Siti Maimunah

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Surya Global Yogyakarta, yang bertanda


tangan di bawah ini
Nama : Siti Maimunah
NIM : 04.17.4532
Program Studi : S1-Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Surya Global Yogyakarta Hak Bebas Royalti Noneksekutif (Nonexclusive
Royalty-Free Right) atau karya ilmiah saya yang berjudul:”Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Di Pondok Pesantren Ibnu
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta”.
Bersama perangkat yang ada (jika ada). Hak Bebas Royalti Noneksekutif
STIKes Surya Global Yogyakartaberhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasi tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: Oktober 2021
Yang menyatakan

Siti Maimunah

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................................iii
MOTTO.....................................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN.......................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI...........................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................xi
ABSTRAK ...............................................................................................................................xii
ABSTRACT ............................................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................5
E. Keaslian Penelitian..........................................................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................8
A. Landasan Teori................................................................................................................8
B. Kerangka Teori..............................................................................................................20
C. Kerangka Konsep...........................................................................................................21
D. Hipotesis........................................................................................................................21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................22
A. Jenis Penelitian..............................................................................................................22
B. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................................................22
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................................22
D. Variabel Penelitian.........................................................................................................23
E. Hubungan Antar Variabel..............................................................................................24
F. Definisi Operasional......................................................................................................24
G. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................25
H. Instrumen Penelitian......................................................................................................26
I. Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................................................28
J. Teknik Pengolahan dan Metode Analisis Data.............................................................29
K. Jalannya Penelitian........................................................................................................32
L. Etika Penelitian..............................................................................................................33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................................44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................................................36
B. Hasil Penelitian..............................................................................................................38
C. Pembahasan..................................................................................................................42
D. Keterbatasan Penelitian.................................................................................................49
BAB V. PENUTUP...................................................................................................................50
A. Kesimpulan..................................................................................................................50
B. Saran.............................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................................................24


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Sosial.......................................................................27
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Harga Diri..................................................................................28
Tabel 4.1 Data Karakteristik Remaja..........................................................................................38
Tabel 4.2 Dukungan Sosial Pada Remaja...................................................................................39
Tabel 4.3 Harga Diri Pada Remaja.............................................................................................39
Tabel 4.4 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja.......................40
Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi Kendall Tau...................................................................................41

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.......................................................................................................20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep....................................................................................................21
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel.......................................................................................24

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan dari STIKes Surya Global Yogyakarta
Lampiran 2. Surat Rekomendasi Etik
Lampiran 3. Hasil Uji Etik dari STIKes Surya Global Yogyakarta
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7. Kuesioner Dukungan Sosial
Lampiran 8. Kuesioner Harga Diri
Lampiran 9. Surat Selesai Penelitian
Lampiran 10. Hasil Olah Data SPSS (Statistic Package Social Science)
Lampiran 11. Kartu Bimbingan Skripsi

xi
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Di
Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta

Siti Maimunah1, Suib2

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta


Email: maimunah3799@gmail.com

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global


Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global
Yogyakarta

ABSTRAK

Latar Belakang: Dukungan sosial merupakan kebutuhan mendasar bagi individu


untuk melanjutkan hubungan sosial, mengatasi kesepian, beradaptasi dengan
masyarakat, dan mempertahankan keadaan psikologis yang stabil.
Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada remaja
di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan jenis
penelitiannya adalah deskripsi analitik dengan menggunakan desain studi Cross
Sectional. Jumlah sampel 73 responden dengan teknik total sampling.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan dukungan sosial dengan
harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta yang ditandai dengan nilai signifikan p value sebesar 0,000 < 0,05.
Kesimpulan: Hasil uji Kendall’s Tau hasil dan koefisien korelasi sebesar 0,525
dan pada signifikan yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa (pValue <0,05)
maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel dukungan sosial dengan harga diri pada remaja.

Kata Kunci: Dukungan Sosial, Harga Diri, Remaja

xii
The Relationship Between Social Support And Self-Esteem In Adolescents
At The Ibnul Qoyyim Putri Islamic Boarding School, Sleman Yogyakarta

Siti Maimunah1, Suib2


STIKes Surya Global Nursing Study Program
E-mail: maimunah3799@gmail.com

1 Student of Nursing Science Study Program at Surya Global STIKes


Yogyakarta
2
Lecturer of the Nursing Science Study Program at Surya Global STIKes
Yogyakarta

ABSTRACT

Background:Social support is a fundamental need for individuals to continue


social relationships, overcome loneliness, adapt to society, and maintain a stable
psychological state.
Aim:Knowing the relationship between social support and self-esteem in
adolescents at the Ibnul Qoyyim Putri Islamic Boarding School, Sleman
Yogyakarta.
Method:This research design uses quantitative research and the type of
research is analytical description using a cross sectional study design. The
number of samples is 73 respondents with total sampling technique.
Results:The results showed that there was a relationship between social support
and self-esteem in adolescents at the Ibnul Qoyyim Putri Islamic Boarding
School, Sleman Yogyakarta, which was marked by a significant p value of 0.000
<0.05.
Conclusion:The results of the Kendall's Tau test results and the correlation
coefficient is 0.525 and the significance is 0.000. This shows that (pValue <0.05)
then this indicates that there is a significant relationship between social support
variables and self-esteem in adolescents.

Keywords: Social Support, Self-Esteem, Adolescent

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu tahap di mana masa transisi antara
masa kehidupan anak-anak dan kehidupan masa dewasa. Perkembangan remaja
tersebut yaitu perkembangan fisik, sosial, psikologis, kognitif dan harga diri
berkembang harus sesuai dengan tumbuh kembangnya. Remaja yang sedang
masa pertumbuhan dan perkembangan sangat membutuhkan harga diri di mana
pada masa ini remaja cenderung berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena pada usia remaja merupakan usia kritis
yang akan mencari jati dirinya yang akan dapat mempengaruhi harga diri seorang
remaja (Priyanka dkk, 2018).
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan yang paling
berisiko dalam kesehatan jiwa, permasalahan kesehatan jiwa merupakan
penyebab ketiga terbesar pada kematian remaja dan permasalahan kesehatan jiwa
bagi remaja menjadi salah satu perhatian dunia saat ini. Salah satu faktor
penyebab permasalahan kesehatan jiwa pada remaja adalah harga diri rendah
(WHO, 2018).
Remaja di dunia berjumlah 18% dari populasi dunia 1,4 miliar jiwa
berusia 10-19 tahun (WHO, 2017). Menurut data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (2019) remaja di Indonesia berjumlah 64,19 juta yaitu seperempat dari
total penduduk Indonesia. Menurut Departemen Kesehatan (2015) sebanyak
3.679.176 jiwa diantaranya tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan
hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa saat ini jumlah remaja di
Indonesia mengalami peningkatan khususnya di Kabupaten Sleman dengan
estimasi jumlah penduduk sebanyak 971.000 jiwa, di Sleman memiliki 17 desa
dan 86 kelurahan. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi D.I.Y (2017) di Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki 2.011 sekolah dengan jumlah murid sebanyak
292.912 anak dan diasuh oleh 19.897 guru, untuk jenjang pendidikan SMP
tercatat sebanyak 534 sekolah dengan 156.497 murid yang diasuh oleh 10.077
guru. Di Sleman memiliki urutan pertama jumlah sekolah SMP sebanyak 111
sekolah, 36.870 murid, 2.734 guru. Menurut Kementrian Agama D.I.Y (2017)
Pondok Pesantren terbanyak terdapat di Sleman dengan jumlah 137 pondok
pesantren, 274 kyai, 740 ustadz/ustadah, dan 25.362 santri.

1
2

Jumlah generasi muda sudah dominan dibandingkan generasi lainnya,


jumlah generasi muda mencapai sekitar 88 juta jiwa atau 33,75 % dari total
penduduk Indonesia. Generasi muda yang saat ini merupakan aktor utama dalam
perkembangan dan kemajuan untuk negara, sehingga harapan memiliki kualitas
yang baik dari sisi pendidikan, kesehatan dan pekerjaan (Survei Sosial Ekonomi
Nasional, 2019). Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (2019), status
tinggal remaja dalam rumah tangga dibedakan menjadi tinggal sendiri, bersama
keluarga, dan lainnya. Secara umum sebagian besar remaja masih tinggal dalam
satu rumah tangga bersama dengan keluarga. Remaja yang tinggal bersama
keluarga sebesar 66,97 persen, sedangkan remaja yang tinggal bersama lainnya
ada sebanyak 31,22 persen, dan remaja yang tinggal sendiri sebesar 2,01 persen.
Dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat membantu yang
melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumen, dan penilaian positif
pada individu dalam menghadapi permasalahannya (Apollo dan Cahyadi, 2012).
Dukungan sosial adalah kebutuhan mendasar bagi individu untuk melanjutkan
hubungan sosial, mengatasi kesepian, beradaptasi dengan masyarakat, dan
mempertahankan keadaan psikologis yang stabil (Gunuc & Dogan, 2013).
Dukungan sosial bisa efektif dalam mengatasi tekanan psikologis pada masa sulit
dan menekan dengan memperkuat praktik hidup sehat dan membantu pemulihan
dari sakit hanya ketika hubungan itu suportif, dari hubungan baik maka dapat
mempredeksi masalah atau tekanan dan meningkatkan kesehatan (Taylor, 2012).
Pentingnya dukungan sosial karena dapat membantu remaja yang
memiliki masalah merasa diperhatikan oleh lingkungannya, serta mengurangi
adanya bentuk pengalihan masalah yang salah melakukan tindak kejahatan Cohen
dan Hoberman dalam Rahman (2010). Dukungan sosial dari orang tua pada
remaja lebih membantu peningkatan harga diri remaja Jeong dan Goh (2012).
Menurut Perry, dkk (2010) menyatakan dukungan guru, dukungan orang tua
sebagai mediator untuk menunjang harga diri remaja, dukungan maupun
penilaian dari keluarga ini dapat memengaruhi harga diri remaja.
Peran dukungan sosial dari orang tua selain memberikan benda fisik atau
materi, juga dapat menjadi kontributor dalam memberikan informasi dan saling
bertukar pendapat tentang permasalahan yang dialami oleh remaja (Andayani,
2012). Sudjani (2014) menjelaskan bahwa dukungan sosial memberikan peran
paling besar dalam peningkatan harga diri remaja dibandingkan dengan
3

lingkungan lainnya, yaitu masyarakat, usaha mencari informasi dan keterlibatan


guru di sekolah.
Rendahnya dukungan sosial yang didapatkan remaja menyebabkan
timbulnnya permasalahan psikologis pada diri remaja, seperti depresi, hilangnya
harga diri, dan keengganan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial. Remaja
yang tidak mendapatkan dukungan sosial dari keluarga cenderung kurang
memiliki kematangan sehingga remaja kurang optimal untuk mencapai
peningkatan harga diri (Mulat, 2018).
Mengukur dukungan sosial orangtua mengasuh pada bentuk-bentuk
dukungan sosial. Klarifikasi penilaian dukungan sosial dengan presentase 0-19%
maka norma sama dengan kurang sekali, presentase 20-39% maka norma sama
dengan kurang, presentase 40-59% maka norma sama dengan sedang, presentase
60-79% maka norma sama dengan baik dan presentase 80-100% maka norma
sama dengan baik sekali (Verawati, 2017).
Berikut adalah ayat yang berhubungan dengan dukungan sosial, yaitu
QS. Al-Maidah ayat 80, sebagai berikut:
‫ت لَهُ ْم َأ ْنفُ ُسهُ ْم َأ ْن َس ِخطَ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫تَ َر ٰى َكثِيرًا ِم ْنهُ ْم يَت ََولَّوْ نَ الَّ ِذينَ َكفَرُوا ۚ لَبِْئ‬
ْ ‫س َما قَ َّد َم‬
َ‫ب هُ ْم خَالِ ُدون‬ ِ ‫ ْال َع َذا‬w‫َوفِي‬
Artinya: “Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong
dengan orang-orang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, Yaitu kemurkaan Allah kepada mereka dan
mereka akan kekal dalam siksaan” (QS Al-Maidah 80: 121).
Harga diri adalah salah satu hal yang penting dalam perkembangannya,
sehingga kesehatan jiwa remaja tergantung pada tahap perkembangan yang
dilaluinya. Harga diri merupakan sebuah penilaian yang dilakukan terhadap diri
inividu dibandingkan dengan pencapaian ideal diri yang telah ditetapkan
sebelumnya. Harga diri dapat berasal dari diri sendiri atau orang lain, misalnya
dalam bentuk pengakuan (Stuart, 2012). Harga diri meningkat signifikan mulai
dari masa remaja sampai dewasa menengah dan mencapai puncaknya sekitar usia
50-60 tahun, yang kemudian menurun signifikan pada usia tua (Webb dkk, 2014).
Harga diri menjadi salah satu variabel yang tidak hanya berpengaruh terhadap
keterlibatan kognitif dan emosional remaja, tetapi juga berkorelasi pada perilaku
remaja, harga diri tidak dapat tidak dipindahakan antara individu yang satu
kepada individu yang lain dan tidak dapat diberikan kepada orang lain
(Schemmel, 2018).
4

Pembentukan harga diri juga dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu teman
sebaya, lingkungan sosial dan orang tua juga menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi harga diri seorang remaja. (Preckel, 2013). Manfaat dari harga
diri adalah dalam mengerjakan hal-hal yang remaja kerjakan akan memperoleh
hasil yang positif. Remaja yang dapat menghargai dirinya adalah remaja yang
memiliki harga diri yang tinggi dan merasa dirinya berharga. Harga diri yang
tinggi memiliki cukup manfaat bagi para remaja, manfaat yang paling penting
adalah bahwa remaja merasa tidak harus menanggung semua tanggung jawab
kehidupannya sendiri, sehingga mereka akan mendapatkan kesempatan terbaik
untuk membentuk kepribadiannya. Terpenuhinya kebutuhan harga diri pada
siswa akan menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa mampu dan
perasaan berguna (Schemmel, 2018).
Akibat dari harga diri rendah adalah remaja tersebut kurang memiliki
motivasi untuk belajar, tidak jarang pula anak frustasi dan agresif, dan kemarahan
tersebut kurang diungkapkan dengan perilaku-perilaku yang tidak simpatik
terhadap lingkungan sekitar. Hal ini akan berdampak pada penerimaan diri
remaja yang rendah, kaku dalam berhubungan dengan orang lain, mengalami
perkembangan yang tidak baik, tidak berprestasi secara maksimal, kurang berani,
tidak percaya diri untuk bersaing dengan orang lain, serta ragu dalam mengambil
keputusan dan menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah, rasa
tak mampu dan tak berguna yang menyebabkan individu tersebut mengalami
kehampaan, keraguandan keputusasaan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan
hidupnya serta memiliki penilaian yang rendah atas dirinya sendiri dalam
kaitannya dengan orang lain (Gursoy, 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, peneliti melakukan observasi pada
hari Senin tanggal 01 Februari 2021 ke Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri
dan bertemu dengan wali kelas VIII dan di pertemukan dengan bagian kepala
madrasah, peneliti telah diberi izin melakukan studi pendahuluan oleh kepala
madrasah dan pengasuhan di pondok pesantren. Pada tanggal 20 Februari 2021,
peneliti memberikan surat studi pendahuluan ke bagian tata usaha di Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Putri dan melakukan wawancara dengan kepala
madrasah, yaitu jumlah santri di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri kelas VIII
sebanyak 73 santriwati. Pada tanggal 22 Februari peneliti telah melakukan
wawancara dengan ustadzah dan 3 santri kelas VIII, hasil wawancara dengan
ustadzah yaitu diperoleh informasi beberapa santri kelas VIII mengeluh karena
5

jauh dengan keluarga dan saudara, merasa jenuh, konflik dengan teman atau
ustadzah, tidak betah, dan sering sakit. Peneliti melakukan wawancara kepada 3
santri dengan cara memberikan beberapa komponen pertanyaan dukungan sosial
dan harga diri, hasil wawancara didapatkan bahwa santri mengeluhkan selama
pandemi tidak dapat kunjungan keluarga atau saudara, santri hanya
diperbolehkan berkomunikasi lewat video call dengan meminjam handphone
milik musrifah atau pembina kamar dan tidak diperbolehkan pulang, sehingga
santri sulit untuk menghadapi masalah saat ingin bercerita dengan keluarga,
dampak dari kurangnya dukungan tersebut santri merasa tidak berharga dan
kurang semangat, santri tersebut merasa sulit saat mengahadapi permasalahan
dan mengambil keptusan dengan sendiri dan sulit menceritakan
permasalahannya kepada orang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri pada
Remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan
harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri pada remaja di Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dukungan sosial pada remaja di Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
6

Menambah wawasan yang terkait dengan ilmu keperawatan yang


berfokus pada pembahasan tentang hubungan dukungan sosial dengan
harga diri pada remaja.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai
landasan teori dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ilmu Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi profesi keperawatan dan sebagai referensi untuk mendukung
kemajuan ilmu dalam bidang keperawatan anak dan keperawatan jiwa.
b. Bagi Guru di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran sebagai sumber
referensi terkait dengan dukungan sosial dan harga diri pada remaja.
b. Bagi Remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi remaja tentang
pentingnya dukungan sosial dan juga untuk memotivasi remaja dalam
meningkatkan harga diri.
c. Bagi mahasiswa STIKes Surya Global Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada
remaja.
E. Keaslian Peneltian
1. Adnan, A., Z (2016) dengan judul Pengaruh Dukungan Soisal terhadap Harga
Diri Remaja Desa Wonoayu Kecamatan Wajak. Adapun responden dalam
penelitian ini adalah 103 orang dengan menggunakan instrumen dukungan
sosial dan instrumen harga diri. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan
teknik analisis Regression pada SPSS 16.0 for windows. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri
remaja Desa Wonoayu Kecamatan Wajak dengan hasil signifikansi tinggi
dengan nilai p< 0,05 (p = 0,000). Kesimpulannya adalah penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri pada
remaja desa Wajak. Persamaan dari penelitian dengan penelitian yang akan
dilakukan terletak pada penelitian, variabel bebas, variabel terikat, dan subjek
7

yang akan dilakukan yaitu pada remaja. Perbedaan dari penelitian adalah
lokasi penelitian, waktu penelitian, teknik pengambilan sampel dan jumlah
sampel.
2. Ernawati, (2019) dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Tingkat Stres Pada Remaja. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi seluruh siswa kelas VII dan VIII yang
berjumlah 427 siswa. Teknik pengampilan sampel penelitian adalah teknik
simple random sampling, dengan jumlah sempel sebanyak 207 siswa.
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dukungan sosial dan
kuesioner tingkat stress. Teknik analisa data menggunakan Kendall-Tau.
Hasil uji Kendall-Tau diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,33.
Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan
tingkat stres pada remaja di SMPN 3 Banguntapan Bantul. Persamaan pada
penelitian ini adalah jenis penelitian dan teknik analisa data. Perbedaan pada
penelitian ini adalah pada variabel terikat dan jumlah sampel pada penelitian.
3. Aristantya, D., A (2019) dengan judul Hubungan Dukungan Sosial Dengan
Tingkat Harga Diri Pada Remaja Yang Mengalami Kecacatan Fisik Di SLB
Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi
remaja dengan kecacatan fisik yang berusia ≥ 12 tahun sebanyak 209 di SLB
Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Jumlah sampel sebanyak 44 responden di SLB
Negeri Banguntapan Bantul dengan teknik purposive sampling. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dukungan sosial SSQ dan tingkat harga
diri CSEI. Teknik analisis data menggunakan Kendall Tau. Hasil korelasi
Kendall Tau didapatkan nilai korelasi antara dukungan sosial
(kuantitas/jumlah pendukung) dengan tingkat harga diri sebesar 0,391 dengan
nilai signifikan 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p<0,05.
Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang signifikan dengan arah positif
antara dukungan sosial dengan tingkat harga diri pada remaja yang
mengalami kecacatan fisik di SLB Negeri 1 Bantul. Persamaan pada
penelitian ini adalah variabel bebas, jenis penelitian, teknik pengambilan
sampel, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Perbedaan pada
penelitian ini adalah pada jumlah sampel, tempat penelitian dan waktu
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dukungan Sosial
a. Definisi Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang
lain yang menunjukan bahwa seseorang dicintai, diperhatikan, dihargai,
dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi yang merupakan
kewajiban dari timbal balik. Pentingnya memiliki orang-orang yang
dapat diajak bicara di mana satu cara orang-orang mendapatkan
dukungan selama masa-masa sulit adalah melalui berbagi sosial,
berpaling pada orang lain yang brtindak sebagai pendengar yang baik
atau memberikan nasehat (King, 2012).
Dukungan sosial adalah penerimaan seseorang dari orang lain
atau kelompok berupa kenyamanan, kepedulian, penghargaan ataupun
bantuan lainnya yang membuat individu merasa bahwa ia disayangi,
diperhatikan, dihargai dan ditolong. Berdasarkan definisi tersebut
dukungan sosial berupa informasi atau nasehat verbal dan non verbal,
berupa bantuan nyata atau suatu tindakan yang diberikan oleh suatu
jaringan sosial yang akrab atau didapat karena kehadiran sosial tersebut
dan mempunyai manfaat emosional atau manfaat perilaku bagi pihak
enerima. Dukungan sosial yang diterima dapat membantu remaja akan
merasa tenang, diperhatikan, dicintai, dan dapat menimbulkan rasa
percaya diri (Sarafino, 2011).
b. Aspek-Aspek Dukungan Sosial
Aspek-aspek dukungan sosial menurut Cutrona & Gardner
(2004) dalam Sarafino (2011) terdapat lima aspek, yaitu:
1) Dukungan Emosional (Emotional Support)
Mencakup ungkapan berbentuk empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan sehingga individu
merasa nyaman, aman, juga merasa dicintai saat individu sedang
mengalami tekanan atau dalam keadaan stres.
2) Dukungan Instrumental (Tangible Or Instrumental Support)
Dukungan yang berupa bantuan secara langsung dan nyata
berupa materi atau jasa. Misalnya memberi atau meminjamkan uang

8
9

atau membantu meringankan tugas orang yang sedang mengalami


masalah.
3) Dukungan Informasi (Informational Support)
Mencakup nasehat, petunjuk-petunjuk, saran, atau umpan
balik sehingga mengarahkan bagaimana individu memecahakan
masalah yang dihadapi.
4) Dukungan Jaringan (Network Support)
Bentuk dukungan ini akan membuat merasa sebagai suatu
kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial
dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman
senasib, merupakan perasaan menjadi suatu kelompok yang saling
berbagi memiliki keterikatan dengan aktivitas sosial.
5) Dukungan Penghargaan (Esteem Support)
Dukungan ini ketika seseorang memberikan penghargaan
positif terhadap orang yang sedang mengalami masalah, dorongan
atau persetujuan terhadap ide ataupun perasaan individu, ataupun
melakukan perbandingan positif antara individu dengan orang lain.
Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima
dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri dan
merasa bernilai.
c. Sumber-Sumber Dukungan Sosial
Sumber-sumber dukungan sosial menurut Apollo & Cahyadi
(2012) adalah orang tua, saudara kandung, anak-anak, kerabat, pasangan
hidup, sahabat, rekan kerja dan juga tetangga. Dukungan sosial dapat
diaplikasikan ke dalam lingkungan keluarga, yaitu orang tua. Jadi
dukungan sosial orang tua adalah dukungan yang diberikan oleh orang
tua kepada anaknya baik secara emosional, penghargaan, informasi atau
kelompok.
d. Pengaruh Dukungan Sosial
Pengaruh dukungan sosial menurut Brehm & Kassin (1993)
dalam penelitian Ernawati (2016), yaitu:
1) Pengaruh langsung (Direct effect)
Dukungan sosial dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dan
tidak menekan.
10

2) Pengaruh tidak langsung (Inderect effect)


Pengaruh tidak langsung dukungan sosial pada stres yang dihadapi
individu dengan adanya penerimaan sosial yang dapat mempengaruhi
harga diri. Bahwasannya harga diri akan berpengaruh pada kesehatan
jiwa seseorang.
3) Dukungan sosial dapat menghambat hubungan antara stres dengan
sumber stres. Dalam hal ini dukungan sosial dapat meringankan
beban hidup individu dan membantu untuk berfungsi lebih efektif
dan merasa dihargai.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
menurut Ni’mah (2014) yaitu:
1) Penerima dukungan (Recepetients)
Seseorang tidak mungkin menerima dukungan sosial jika
mereka tidak ramah, tidak pernah menolong orang lain, dan tidak
membiarkan orang mengetahui bahwa dia membutuhkan bantuan.
Beberapa orang tidak terlalu assertive untuk meminta bantuan orang
lain atau adanya perasaan bahwa mereka harus mandiri tidak
membebani orang lain atau perasaan tidak nyaman menceritakan
pada orang lain atau tidak tahu akan bertanya kepada siapa.
2) Penyedia dukungan (Providers)
Seseorang yang harusnya menjadi penyedia dukungan
mungkin saja tidak mempunyai sesuatu yang dibutuhkan orang lain
atau mungkin mengalami stres sehingga memikirkan orang lain atau
bisa saja tidak sadar akan kebutuhan orang lain.
3) Faktor komposisi dan struktur jaringan sosial
Seseorang dengan aktualisasi diri yang baik akan lebih
dikenal oleh masyarakat daripada orang yang tidak pernah
bersosialisasi di masyarakat. Orang yang mempunyai aktualisasi diri
yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan sangat
diperlukan untuk memberikan penghargaan.
f. Manfaat Dukungan Sosial
Manfaat dukungan sosial bagi penerima manfaat menurut King
(2012) adalah sebagai berikut:
11

1) Mencegah dan mengurangi depresi penerima manfaat,


2) Mencegah keterasingan dan sendirian penerima manfaat,
3) Meningkatkan kebahagiaan penerima manfaat,
4) Menjaga kesehatan fisik dan kesehatan mental penerima manfaat,
5) Menghilangkan stres pada penerima manfaat,
6) Meningkatkan keterlibatan penerima manfaat pada kegiatan sosial,
7) Mencegah penelantaran penerima manfaat, dan
8) Mencegah tindak kekerasan pada penerima manfaat
2. Harga Diri
a. Definisi Harga Diri
Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri
secara rendah atau tinggi (Santrock, 2007). Pendapat tersebut didukung
oleh Lisnayanti (2015), bahwa harga diri merupakan evaluasi individu
terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga dapat menghargai secara
negatif. Evaluasi tersebut di ekspresikan dengan sikap setuju atau tidak
setuju terhadap suatu penilaian atau pendapat, tingkat keyakinan individu
terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang mampu, penting dan merasa
apakah dirinya berharga atau tidak. Menurut Ningsih (2017) mengatakan
harga diri merupakan sikap positif dan negatif terhadap diri individu,
sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah suatu bentuk
evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif yang
dapat berpengaruh terhadap diri individu sendiri.
b. Aspek-Aspek Harga Diri
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Septiawati (2016),
membagi harga diri dalam empat aspek, yaitu:
1) Aspek akademis, untuk menggambarkan bagaimana individu menilai
keadaan dirinya berdasarkan nilai-nilai pribadi yang diminatinya.
2) Aspek general self, untuk mengukur penilaian individu terhadap
kemampuannya secara umum.
3) Aspek keluarga, mengukur seberapa besar kedekatan anak dengan
orang tua, dukungan orang tua kepada anak dan penerimaan orang
tua terhadap anak.
4) Askep lingkungan sosial, mengukur kemampuan individu untuk
berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan sosial.
12

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri


Terdapat enam faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
menurut Stuart (2012), yaitu:
1) Jenis kelamin
Menunjukkan bahwa remaja pria akan menjaga harga dirinya
untuk bersaing dan berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari
remaja putri khususnya dalam mencapai prestasi belajar. Wanita
selalu merasa harga dirinya rendah dari pada pria, misalnya seperti
perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang, atau merasa
bahwa wanita itu harus dilindungi.
2) Kondisi fisik
Remaja yang memiliki kondisi fisik yang baik cenderung
memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan yang memiliki
kondisi fisik kurang menarik.
3) Pola asuh
Keadaan emosi dalam keluarga merupakan salah satu faktor
yang menentukan tinggi rendahnya harga diri. Seseorang yang
berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga diri yang tinggi
karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan,
cinta, dan tanggapan positif dari orang tua. Sedangkan pengabaian
dan penolakan akan membuat mereka secara otomatis merasa tidak
berharga, karena merasa diacuhkan dan merasa tidak dihargai maka
mereka akan mengalami perasaan negatif dan akan mengalami harga
diri rendah.
4) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial merupakan lingkungan yang lebih banyak
dikonsumsi individu pada tahap remaja. Lingkungan sosial akan
memberikan interaksi kepada remaja, salah satu bentuk hasil dari
interaksi yang terjadi adalah sebuah pengakuan. Pengakuan yang
diberikan oleh lingkungan sosial dapat mempengaruhi harga diri
seorang individu (Stuart, 2012).
Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang menyadari
dirinya berharga atau tidak. Hal ini berasal dari proses lingkungan,
penghargaan dan penerimaan, serta perlakuan orang lain kepadanya.
Setelah individu mendapatkan dukungan sosial maka produktivitas,
13

motivasi, menjadi meningkat. Bahwa orang sekitar dan kondisi


situasional sangat berperan dalam pembentukan harga diri. Manusia
makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok dan tidak bisa hidup
sendiri dan membutuhkan sebuah dukungan (Schemmel, 2018).
5) Pengalaman
Pengalaman merupakan perasaan, emosi, kejadian dan
tindakan yang pernah terjadi atau dialami oleh individu yang
dianggap bermakna atau meninggalkan kesan dalam diri inidvidu.
6) Ekonomi
Status sosial ekonomi ialah hal yang mendasari individu
berbuat untuk memenuhi dorongan sosial yang membutuhkan
dukungan finansial serta mempengaruhi kebutuhan sehari hari.
d. Tingkat Harga Diri
Harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang
dirinya yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Penilaian individu ini diungkapkan dalam sikap-
sikap yang dapat bersifat positif dan negatif (Refnadi, 2018).
Coopersmith dalam Sarandria, (2012) mengelompokkan harga
diri menjadi 2 tingkat, yaitu harga diri tinggi dan harga diri rendah.
1) Karakteristik harga diri tinggi
Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya
diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna
serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dalam dunia ini. Contoh:
seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan
yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada
gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk
sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.
2) Karakteristik harga diri rendah
Remaja yang memiliki harga diri rendah akan cenderung
merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Remaja
dengan harga diri rendah cenderung untuk tidak berani mencari
tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal
yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak
penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan
pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut
14

menghadapai respon dari orang lain, tidak mampu membina


komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia
(Nirmalasari, 2014).
e. Komponen-Komponen Harga Diri
Komponen harga diri terdiri atas tiga, yaitu: general self-esteem,
social self-esteem, dan personal self-esteem (Renafdi, 2018):
1) General Self-esteem
Mengacu pada perasaan keseluruhan seseorang terhadap self-
worth yang bertentangan dengan self-esteem dalam kaitannya
dengan aktivitas tertentu atau keterampilan dan perasaan harga diri
dan kepercayaan diri serta persepsi keseluruhan individu dari nilai
mereka yang merupakan hasil dari pengalaman masa lalu dan sejarah
individu.
Self-esteem juga digunakan sebagai variabel independen,
yaitu sebagai penyebab dari perilaku. Seorang individu dikatakan
berperilaku dengan cara tertentu karena tinggi atau rendahnya
tingkat self-esteem. Beberapa berpendapat bahwa pemeliharaan
harga diri seseorang adalah kebutuhan dasar. Kebutuhan untuk
terlihat baik, baik secara pribadi maupun publik begitu menyebar
sehingga individu akan berperilaku dengan cara yang
mempertahankan harga diri mereka. Semua aspek self-esteem saling
terkait. General self-esteem mempengaruhi tujuan dan kegiatan yang
sedang dalam proses, dan juga membantu menentukan perilaku
sehari-hari.
2) Social Self-esteem
Social self-estem adalah aspek harga diri yang mengacu pada
persepsi individu terhadap kualitas hubungan mereka dengan teman
sebaya serta kemampuan untuk terlibat dalam interaksi interpersonal
individu hidup dalam dunia sosial. Kenyamanan merupakan hal yang
penting untuk interaksi sosial.
Dalam studi terakhir social self-esteem secara luas
diperkirakan penanda penting dari kesehatan psikososial, seperti
ukuran jaringan dukungan interpersonal dan sosial, penyesuaian
pribadi dan psikopatologi.
15

3) Personal Self-esteem
Personal self-esteem adalah cara melihat diri sendiri dan
berkaitan erat dengan self-image. Hal ini sangat penting karena akan
mempengaruhi cara seseorang merasa tentang dirinya dan
bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi yang menantang.
Hal paling penting untuk disadari tentang personal self-esteem
adalah bahwa hal itu berhubungan dengan bagaimana orang lain
melihat diri seseorang. Dalam hal ini seseorang akan berada pada
harmoni dengan dunia dan orang lain.
3. Remaja
a. Definisi Remaja
Remaja adalah suatu masa di mana individu berkembang dari
saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai
mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2012). Masa remaja disebut
juga masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap dari fisik. Masa
remaja pada tahap ini mengalami akan perubahan, perubahan yang terjadi
baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan
masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2010).
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
daerah setempat. WHO membagi masa remaja kurun usia dalam 2 bagian
yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan
usia remaja di Indonesia yaitu usia 11-24 tahun dan belum menikah
(Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2010), masa remaja dimulai dengan
masa remaja awal (12-14 tahun), remaja tengah (15-17 tahun) dan masa
remaja akhir (18-21).
b. Tahapan Remaja
Tahap perkembangan remaja menurut Sarwono (2011) ada tiga:
1) Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja mulai beda dan
berfikir abstrak.
16

2) Remaja madya (middle adolescence) usia 14-16 tahun


Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman, hal itu
membuat remaja merasa senang jika banyak teman yang
menyukainya, ada kecendrungan “narcistic” yaitu mencintai diri
sendiri dan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama
pada dirinya. Remaja cenderung dalam kondisi kebingungan karena
tidak tahu harus memilih yang mana, pada fase ini remaja mulai
berkhayal dan berkeinginan berkencan dengan lawan jenis.
3) Remaja akhir (late adolescence) usia 17-20 tahun
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju tahap dewasa
yang ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual
b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
dan dalam pengalaman-pengalamn yang baru
c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan publik.
c. Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja
Karakteristik perkembangan sifat remaja menurut Ali &
Mohammad (2011) ada lima, yaitu:
1) Kegelisahan
Sesuai dengan masa perkembangan, remaja mempunyai
banyak angan-angan dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa
depan. Hal ini menyebabkan remaja mempunyai angan-angan yang
sangat tinggi, namun kemampuan yang dimiliki remaja belum
memadai sehingga diliputi oleh perasaan gelisah.
2) Pertentangan
Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan
karena sering mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang
tua. Pertentangan yang sering terjadi ini akan menimbulkan
kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3) Mengkhayal
Keinginan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya
remaja akan mengkhayal, mencari kepuasan bahkan menyalurkan
17

khayalan mereka melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan


remaja bersifat negatif. Terkadang khayalan remaja juga bersifat
positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat
terealisasikan.
4) Aktivitas berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua akan
mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan
semangat para remaja. Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari
kesulitan yang dihadapi dengan berkumpul bersama teman sebaya.
Mereka akan melakukan suatu kegiatan secara berkelompok
sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama.
5) Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
(high curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu
dan ingin mencoba semua hal yang belum pernah dialami
sebelumnya.
d. Permasalahan pada Remaja
Masalah yang sering anak dan remaja alami menurut Ali &
Mohammad (2011) adalah sebagai berikut:
1) Stres
Kasus yang juga banyak ditemui pada remaja akhir-akhir ini
adalah stres, terutama masalah akademi dan pertemanan di sekolah.
2) Depresi
Ada remaja yang mengalami tekanan sedemikian beratnya dari
lingkungan sehingga mengalami depresi. Gangguan ini juga
mempengaruhi oleh bagaimana karakter remaja yang bersangkutan.
Biasanya remaja dengan self-esteem kurang baik rentan terhadap
gangguan depresi ini.
3) Pencarian identitas diri
Remaja akan mencari jati dirinya tidak hanya di lingkungan
keluarga, sekolah, namun juga di lingkungan masyarakat. Dalam
pencarian identitas ini akan menggambarkan konsep diri pada remaja
tersebut.
18

4) Pertemanan
Banyak remaja yang mengeluhkan proses pertemanan yang
cukup sulit dan berta. Biasanya karena tekanan dari kelompok, geng
dan sejenisnya. Kemudia membuat mereka tidak nyaman. Misalnya,
faktor sebioritas di sekolah, lalu merasa ada tekanan secara mental,
pada akhirnya si remaja jadi tidak nyaman pergi ke sekolah.
e. Perkembangan pada Remaja
1) Perkembangan fisik
Pada anak perempuan tampak perubahan pada bentuk tubuh
seperti tumbuhnya payudara dan panggul membesar. Puncak
kematangan pada remaja wanita adalah ketika mendapatkan
menstruasi pertama (menarche). Menstruasi pertama menunjukan
bahwa remaja perempuan telah memproduksi sel telur yang tidak
dibuahi, sehingga akan keluar bersama darah menstruasi melalui
vagina atau alat kelamin wanita (Sarwono, 2011).
2) Perkembangan emosi
Perkembangan emosi sangat berhubungan dengan perubahan
hormon yang cukup berarti, sehingga flutasi emosional remaja di
masa ini berkaitan dengan adaptasi kadar hormon. Perubahan
hormon ini ditandai dengan emosi yang labil, remaja belum bisa
mengendalikan emosi yang dirasakannya dengan sepenuhnya. Faktor
yang memberikan kontribusi lebih besar terhadap emosi remaja ialah
pengalaman dari lingkungan seperti stres, relasi sosial, pola makan
dan aktivitas seksual (Sarwono, 2011).
3) Perkembangan kognitif (intelektual)
Remaja dapat mengembangkan kemampuannya dalam
menyelesaikan masalah dengan tindakan yang logis. Remaja dapat
berfikir abstrak dan menghadapi masalah yang sulit secara efektif.
Jika terlibat dalam masalah, remaja dapat mempertimbangkan
beragam penyebab dan solusi yang sangat banyak (Potter & Perry,
2009).
4) Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososial ditandai dengan terkaitnya remaja
pada kelompok sebaya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik dengan
19

penampilan lawan jenis. Minat sosialnya bertambah dan


penampilannya menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya.
Perubahan fisik yang terjadi seperti berat badan dan poporsi tubuh
dapat menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan seperti malu,
dan tidak percaya diri (Potter & Perry, 2009).
20

B. Kerangka Teori

Masalah yang dialami remaja:


1. Stres
Remaja
2. Depresi
3. Pencarian identitas diri
4. Pertemanan

Dukungan sosial Harga Diri Tingkat Harga Diri


1. Harga diri tinggi
2. Harga diri rendah

Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang


mempengaruhi dukungan mempengaruhi harga diri:
sosial: 7. Jenis kelamin
1. Penerima dukungan 8. Kondisi fisik
2. Penyedia dukungan 9. Pola asuh
3. Komposisi dan struktur 10. Lingkungan sosial
jaringan sosial 11. Pengalaman
12. Ekonomi

Manfaat dukungan sosial:


1. Mencegah dan mengurangi
depresi penerima manfaat,
2. Mencegah keterasingan dan
sendirian penerima manfaat,
3. Meningkatkan kebahagiaan
penerima manfaat,
4. Menjaga kesehatan fisik dan
kesehatan mental penerima
manfaat,
5. Menghilangkan stres pada
penerima manfaat,
6. Meningkatkan keterlibatan
penerima manfaat pada
kegiatan sosial,
7. Mencegah penelantaran
penerima manfaat, dan
8. Mencegah tindak kekerasan
pada penerima manfaat

Aspek harga diri:


1. Akademis
2. General self
3. Keluarga
4. Lingkungan sosial
21

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Apollo & cahyadi (2012), Ni’mah (2014), Septiawati (2016), Stuart
(2012), Coopersmith dalam Sarandria, (2012), King 2012

C. Kerangka Konsep

Tingkat harga
Harga Diri diri:
Dukungan Sosial
1. Tinggi
3. Rendah
Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang
mempengaruhi mempengaruhi harga diri:
dukungan sosial:
1. Jenis kelamin
1. Penerima 2. Kondisi fisik
dukungan 3. Pola asuh
2. Penyedia 4. Lingkungan sosial
dukungan 5. Pengalaman
3. Komposisi dan 6. Ekonomi
struktur jaringan
sosial

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


22

D. Hipotesis

Ha: Ada hubungan antara dukungan sosial dengan harga diripada remaja di
Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
Ho: Tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri pada remaja di
Pondok Psantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini
merupakan penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang tidak melakukan
intervensi atau perlakuan terhadap variabel, kemudian dilihat perubahannya pada
variabel yang lain, tetapi sekedar mencari hubungan pada fenomena tersebut
dengan variabel-variabel yang lain. Adapun metode penelitian ini adalah analytic
correlation dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu dimana data
yang menyangkut variabel bebas atau faktor resiko variabel terikat atau termasuk
akibat observasi sekaligus dan dikumpulkan pada waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2012).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu
mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Nursalam, 2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah santri kelas VIII sebanyak 73 santriwati
di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
2. Sampel penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Imas
Nauri, 2018). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan non
probability sampling dengan sampling sensus atau total. Sampling total
adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi
dijadikan sampel semua (Sugiyono, 2017). Jadi, sampel dalam penelitian ini
sebanyak 73 santriwati.
C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan 3 Juli - 3 Agustus 2021.

22
23

D. Variabel Penelitian
1. Varibel bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi nilai atau nilainya
mempengaruhi variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dukungan sosial.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi nilainya di tentukan oleh
variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah harga diri.
3. Variabel pengganggu
Variabel pengganggu merupakan variabel yang mengganggu hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel pengganggu
merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga tidak
akan mempengaruhi variabel utama yang diteliti (Riwidikdo, 2012). Variabel
pengganggu dalam penelitian ini antara lain:
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin dalam penelitian ini dikendalikan karena peneliti hanya
mengambil jenis kelamin perempuan.
b. Kondisi fisik
Kondisi fisik diabaikan karena kondisi fisik tidak dibedakan.
c. Pola asuh
Pola asuh dalam penelitian ini diabaikan oleh peneliti karena tidak
dapat dikendalikan oleh peneliti.
d. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dikendalikan karena santri berada di lingkungan
pondok pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
e. Pengalaman
Pengalaman diabaikan karena pengalaman ini tidak dibedakan
f. Ekonomi
Ekonomi diabaikan karena ekonomi dalam penelitian ini tidak
dibedakan antara pengahasilan yang mencukupi atau kurang
mencukupi.
24

E. Hubungan Antar Variabel

Variabel Bebas Variabel Terikat


Dukungan Sosial Harga Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang


dukungan sosial: mempengaruhi harga diri:
1. Penerima dukungan
2. Penyedia dukungan 1. Jenis kelamin
3. Komposisi dan struktur jaringan 2. Kondisi fisik
sosial 3. Pola asuh
4. Lingkungan sosial
5. Pengalaman
6. Ekonomi

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel


Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Arah Hubungan

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil ukur Skala


operasional Ukur
1 Dukungan Dukungan Kuesioner Cara ukur Hasil ukur Ordinal
sosial sosial adalah dukungan pada dengan
informasi atau sosial penelitian menggunak
umpan balik menggunak ini dengan an
dari orangtua, an kuesioner kategori:
teman sebaya, koesioner menggunak 1. Baik
orang lain atau dukungan an metode : 76%-100%
pengasuh yang sosial yaitu 1 Sangat 2. Cukup
menunjukkan kuesioner tidak puas 56%-75%
bahwa remaja Sarason’s 2. Cukup 3. Kurang
dicintai, Social tidak puas <56%
25

dihargai, Support 3. Sedikit


dihomati, Quistionnai tidak puas
dilibatkan, dan re (SSQ) 4. Sedikit
diperhatikan Aristantya, puas
dalam jaringan D.,A (2019) 5. Cukup
komunikasi puas
yang mana 6. Sangat
merupakan puas
kewajiban dari
timbal balik
antara santri
dengan orang
disekitarnya.

2 Harga Diri Harga diri Kuesioner Kuesioner Hasil ukur Ordinal


. adalah bahwa harga diri menggunak dengan
harga diri menggunak an metode: mengguna
merupakan an skala 1. Seperti kan
penilaian kuesioner saya kategori
yang Coopersmit 2. Tidak skala:
dilakukan h Self- seperti 1. Harga
seseorang Esteem saya diri
terhadap diri Inventory tinggi:
remaja (CSEI) 76%-
ataupun santri Aristantya, 100%
pondok D.,A (2019) 2. harga
pesantren diri
yang berupa sedang:
sikap positif 56%-
dan negatif. 75%
3. Harga
diri
rendah:
<56%

G. Teknik Pengumpulan Data


1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data
asli atau data baru yang up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti
dapat mengumpulkannya dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi, dan penyebaran kuesioner (Imas dan Nauri 2018). Data primer ini
yaitu dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan penyebaran
kuesioner pada santri kelas VIII di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri
Sleman Yogyakarta. Kuesioner diisi sendiri oleh responden saat itu juga dan
setelah selesai diperiksa kembali apakah kuesioner telah terisi dengan baik,
26

kemudian selanjutnya dikumpulkan oleh peneliti untuk dikoreksi lagi


kelengkapannya.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari artikel, sekolah dan dinas
pendidikan (Imas dan Nauri, 2018). Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil wawancara dengan wali kelas, kepala sekolah, dan
ustadzah di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian yang berasal dari tahapan bentuk konsep, konstruk, dan variabel
sesuai dengan kajian teori yang mendalam (Imas dan Nauri, 2018). Penelitian ini
menggunakan dua macam instrumen penelitian. Instrumen pertama berupa
kuesioner dukungan sosial dan instrumen kedua berupa kuesioner harga diri.
1. Instrumen untuk mengukur dukungan sosial
Instrumen yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial oleh
Sarason (Sarason’s Social Support Quistionare/SSQ) merupakan instrumen
pengukur dukungan sosial yang dapat digunakan pada berbagi tipe responden
(Sarason, Levine & Basham, 1983). Instrumen ini dikembangkan
berdasarkan konsep dasar bahwa dukungan sosial berkontribusi terhadap
penyesuaian dan perkembangan kepribadian. Instrumen ini terdiri dari 27
pertanyaan. Masing-masing butir terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
pertama menanyakan siapa saja orang yang memberikan dukungan sosial
(kuantitas) dan bagian kedua menanyakan sejauh mana kepuasan atas
dukungan tersebut (kualitas).
Jumlah maksimal orang yang dapat memberikan dukungan sosial
adalah 9. Skala kepuasan unuk masing-masing butir dari sangat puas 6, puas
5, agak puas 4, agak tidak puas 3, tidak puas 2, dan sangat tidak puas 1. Nilai
dukungan sosial dibedakan menjadi dua aspek yaitu Social Support
Questionnaire Number (SSQN) dan Social Support Questionnair Satisfaction
(SSQS). Kuesioner ini mengandung 27 butir yang terdiri dari 3 tipe dukungan
sosial emosional, instrumental, dan informasional (Sarason, Levine &
Basham, 1983).
27

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Dukungan Sosial
No Indikator Item Jumlah
1 Emosional 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 14, 15, 17, 20
19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27
2 Instrumental 5, 9, 10, 16, 18 5
2 Informasi 13, 22 2
Total item 27

2. Instrumen harga diri


Pengukuran tingkat harga diri mengadopsi dari penelitian Ningsih
(2017) menggunakan alat ukur Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI)
disusun oleh Coopersmith (1967), yang berisi 58 item pertanyaan dengan
jawaban “seperti saya” atau “tidak seperti saya”. Alasan pengadaptasian CSEI
dikarenakan konsep self-esteem yang digunakan oleh peneliti merujuk pada
teori yang dikembangkan oleh Coopersmith. Alasan lain yang mendasari
penggunaan CSEI yakni dikarenakan angket tersebut sudah teruji validitas dan
reliabilitasnya dalam mengukur self-esteem, dengan rentang validitas berkisar
0,70-0,80 serta tingkat relibialitas 0,932 Aristantya, D.,A (2019) . CSEI terdiri
dari 50 item berisi fokus wilayah akademis, general self, keluarga, dan
lingkungan sosial, 8 item lainnya merupakan lie scale yang ditambahkan
sebagai indeks defen-siveness. Sub-skala kebohongan dalam CSEI tidak
digunakan untuk mengukur harga diri melainkan untuk melihat apakah
responden benar-benar mengisi dengan sebenarnya atau hanya berusaha untuk
mendapatkan skor harga diri tinggi.
Cara pemberian skor pada kuesioner CSEI adalah dengan
menjumlahkan skor jawaban “like me” (seperti saya) dan “unlike me” (tidak
seperti saya” pada item-item yang telah ditentukan. Pada item lie scale, jika
individu menjawab “like me” ≥ 3 berarti menunjukkan bahwa individu
berusaha terlalu keras untuk menunjukkan hal positif pada dirinya dan
individu tersebut tidak dapat dimasukkan dalam analisis. Skor yang
dikategorikan rendah apabila total skor dibawah rata-rata ≤ 36, skor
dikategorikan harga diri tinggi apabila total skor diatas rata-rata ≥ 41, total
skor diantaranya rata-rata 37-40 dikategorikan harga diri sedang.
28

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Harga Diri
(Coopersmith Self-Esteem Inventory)

Aspek Indikator Item Jumlah

Favourable Unfavourable

Akademis Menilai 10, 21, 32, 15, 35, 49 8


keadaan diri 45, 55
berdasarkan
nilai-nilai
pribadi yang
diminatinya

General Self Penilaian 2, 4, 6, 13, 1, 3, 7, 8, 9, 34


individu 14, 23, 27, 16, 17, 20, 22,
terhadap 29, 34, 36, 30, 31, 37, 38,
kemampuan 41, 48, 57 42, 43, 44, 50,
nya secara 51, 52, 56, 58
umum

Keluarga Kedekatan 5, 19, 24, 47 12, 33, 40, 54 8


anak dengan
orangtua,
dukungan
orangtua
kepada anak
dan
penerimaan
orangtua
terhadap anak

Lingkungan Individu 11, 18, 25, 36, 46, 53 8


Sosial mampu 27, 28
berhubungan
dengan orang
lain

Total Item 58

I. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang di ukur untuk mengetahui apakah kuesioner yang
29

disusun mampu mengukur apa yang hendak peneliti ukur (Notoatmodjo,


2018).
Kuesioner telah divaliditas oleh Aristantya, D., A (2019) dengan hasil
validitas dukungan sosial pada 27 item kuantitas 0,78 dan dukungan sosial
kualitas 0,82. Reliabilitas dukungan sosial kuantitas 0,97. Uji validitas skala
harga diri pada 50 item dengan rentang validitas berkisar 0,70-0,80.
2. Reliabilitas
Relibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat pengukur
dapat di percaya atau dapat diandalkan (Notoatmojo, 2018).Kuesioner atau
angket dikatakan reliabel bila memiliki nilai α minimal 0,70. Untuk
mengetahui caranya dengan membandingkan nilai Cronbach Alpha dengan
nilai konstanta (0,70). Bila Cronbach Alpha < konstanta, maka pernyataan
tersebut tidak reliabel dan apabila nilai Cronbach Alpha> konstanta, maka
pernyataan tersebut reliabel (Sarjono & Julianita, 2013).
Dalam kuesioner dukungan sosial telah di uji reliabilitas oleh
Aristantya, D., A (2019) dan memiliki nilai reliabilitas 0,97 yang artinya
derajat keterandalan instrumen tinggi sehingga 27 item dikatakan reliabel.
Adapun, dalam kuesioner harga diri memiliki nilai reliabilitas 0,932 yang
artinya bahwa derajat keterandalan instrumen yang digunakan sangat tinggi
dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
J. Teknik Pengolahan Data dan Metode Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu cara atau proses dalam memperoleh data
(Imas dan Nauri 2018). Menurut Arikunto, dkk (2014) pengolahan data
sebagai berikut:
a. Editing
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan atau editing terlebih dahulu. Secara umum
editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau koesioner. Menurut Imas dan Nauri (2018) pengeditan adalah
pemeriksaan data yang telah dikumpulkan. Pengeditan dilakukan karena
kemungkinan data yang masuk tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai
dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan untuk melengkapi
kekurangan atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data
mentah. Kekurangan dapat dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan
30

data. Kesalahan data dapat dihilangkan dengan membuang data yang


tidak memenuhi syarat untuk dianalisis. Kriteria yang harus ditekankan
dalam tahap penyuntingan adalah
1. Lengkap, yaitu semua jawaban responden pada kuesioner sudah
terjawab.
2. Keterbacaan tulisan, yaitu apakah tulisannya cukup terbaca
dengan jelas.
3. Relevan, yaitu apakah ada kesesuaian antara pertanyaan dan
jawaban.
4. Konsistensi jawaban, yaitu apakah tidak ada hal-hal yang saling
bertentangan antara pertanyaan yang saling berhubungan.
b. Koding Data (Coding Data)
Menurut Imas dan Nauri (2018) koding data adalah kegiatan
merubah data dalam bentuk huruf menjadi data dalam bentuk angka atau
bilangan. Kode adalah simbul tertentu dalam bentuk huruf atau angka
untuk memberikan identitas data. Kode yang diberikan dapat memiliki
arti sebagai data kuantitatif (berbentuk skor).
c. Memasukkan Data (Data Entry)
Menurut Notoatmodjo (2012) data entry adalah mengisi kolom-
kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan. Data, yakni jawaban dari masing-
masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf)
dimasukkan dalam program atau “software” komputer. Software
komputer ini bermacam-macam, masing-masing mempunyai kelebihan
atau kekurangannya. Salah satu paket program yang paling sering
digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket program SPSS for
Window.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Menurut Notoatmodjo (2012) cleaning adalah pengecekan
kembali data, apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian
dilakukan pembetulan dan koreksi. Proses ini disebut pembersihan data
(data cleaning). Adapun cara membersihkan data dapat diberikan contoh
sebagai berikut:
31

1. Mengetahui missing data (data yang hilang) dengan cara


membuat list (distribusi frekuensi).
2. Mengetahui variasi data, variasi data yang diketahui
memungkinkan kita mengetahui apakah data yang sudah di
entry benar atau salah.
3. Mengetahui konsistensi data, untuk melihat konsistensi data
dapat dilakukan dengan cara menghubungkan dua variabel.
2. Metode Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase
dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2014). Data khusus pada penelitian ini
adalah varaibel bebas adalah dukungan sosial dan variabel terikat adalah
harga diri.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2014). Dalam penelitian ini
menggunakan Uji Kendall’s Tau yaitu digunakan untuk mencari hubungan
dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya
berbentuk ordinal atau ranking. Analisis bivariat dalam penelitian ini
dilakukan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial dengan harga
diri. Kelebihan teknik ini bisa digunakan untuk menganalisa sampel yang
jumlah anggotanya lebih dari 30. Rumus dasar yang digunakan adalah
sebagai berikut, (Riwidikdo, 2012):

τ=
∑ A−∑ B
(N−1)
N
2
Rumus 3.3 Korelasi Kendall Tau
Keterangan:
τ = Koefesien korelasi Kendall’s Tau yang besarnya (-1 < 0 < 1)
∑A = Jumlah ranking atas
∑A = Jumlah ranking bawah
N = jumlah anggota sampel
32

Uji signifikan koefesien korelasi menggunakan rumus z, karena


distribusinya mendekati distribusi normal rumusnya adalah sebagai berikut:
τ
Z = √ 2(2 N +5)
9 N ( N −1)
Rumus 3.4 Pengujian Hipotesis

Kriteria:
Jika Zhitung>Ztabel= Ho ditolak
Jika Zhitung<Ztabel= Ho diterima
K. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan melakukan proses pengajuan judul ke
tim RD (Risearch Departement). Setelah pengajuan judul di terima kemudian
judul di konsultasikan kembali dengan dosen pembimbing, kemudian dosen
pembimbing menyarankan mencari masalah terlebih dahulu kemudian di
masalah tersebut dijadikan judul penelitian. peneliti diminta menentukan
lokasi peneletian dan melakukan perizinan untuk melakukan studi
pendahuluan di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri sleman Yogyakarta.
Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pengumpulan data sekunder di
bagian pihak Madrasah dan Pondok Pesantren, setelah itu data digunakan
untuk membantu pembuatan proposal penelitian, yang akan dilanjutkan
seminar proposal dihadapan dosen pembimbing dan dosen penguji. Setelah
proposal dinyatakan lulus selanjutnya peneliti melakukan perizinan dan
mengajukan surat rekomendasi etik terkait penelitian di Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta, selanjutnya peneliti mulai meminta
persetujuan kepada responden untuk ikut serta dalam penelitian ini.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini penelitian dimulai pada bulan April
dengan cara offline di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan peneliti datang ke
pondok pesantren untuk mengajukan permohonan izin penelitian, peneliti
33

memberikan penjelasan kepada pengasuhan pondok pesantren dan calon


responden terkait tujuan dilaksanakannya penelitian ini. Dalam pelaksanaan
penelitian, peneliti menjalankan protokol covid-19 dengan cara social
distancing. Peneliti memberikan informed consent kepada calon responden
dengan bantuan dari pengasuhan untuk ditanda tangani sebagai bukti
persetujuan menjadi responden penelitian, peneliti melakukan penyebaran
kuesioner pada responden dengan bantuan dari pengasuhan pondok
pesantren, kemudian responden di minta untuk mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti. Setelah responden mengisi semua kuesioner, peneliti
melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dari
pernyataan pada kuesioner telah terisi semua. Setelah semua data kuesioner
terkumpul, dilakukan tabulasi untuk mengelompokkan data kemudian data
dianalisis.
3. Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian menggunakan program komputer
statistik SPSS yang dipakai sesuai dengan kebutuhan dam analisis data.
Tahap ini terdiri dari:
a. Melakukan pengecekan kembali data-data yang diperoleh, kelengkapan
data yang diperoleh dari isian data.
b. Melakukan scoring terhadap kuesioner Sarason’s Social Support
Quistionare (SSQ) dan Coopersmith Self-Esteem Scale Invemtory (CSEI)
kemudian menentukan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Coding dan tabulasi data. Pada penelitian ini beberapa data yang akan
dilakukan pengkodean pada setiap jawaban dari kuesioner.
d. Analisa data untuk uju penelitian menggunakan uji Kendall Tau.
4. Tahap Akhir
Setelah analisis data, kemudian peneliti mengerjakan pembahasan
dari hasil penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing hasil penelitian
dan pembahsan. Setelah semua proses penyusunan skripsi diselesaikan, maka
dilakukan presentasi atau ujian hasil penelitian dan laporan skripsi di depan
dosen pembimbing dan penguji.
L. Etika Penelitian
Peneliti melakukan uji etik penelitian di komisi etik penelitian kesehatan
STIKes Surya Global Yogyakata pada bulan April tahun 2021. Etika dalam
penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan
34

penelitian, dari proposal penelitian sampai dengan publikasi hasil penelitian.


Berikut etika dalam penelitian (Notoatmodjo, 2018):

1. Kerahasiaan (Confidentiality)
Penelitian menjamin semua informasi yang diberikan responden
dengan tidak dipublikasikan kepada khalayak umum kecuali demi
kepentingan penelitian. Jaminan kerahasiaan ini akan memberikan rasa
nyaman pada responden saat penelitian meminta informasi. Kuesioner
penelitian yang telah diisi hanya diketahui pihak yang berkepentingan
terhadap penelitian yaitu peneliti dan pembimbing.
2. Anonimity
Peneliti merahasiakan atau tidak mencantumkan nama responden
pada lembar kuesioner. Peneliti hanya menulis kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Manfaat (Beneficience)
Dalam penelitian diharapkan dapat menghasilkan manfaat yang
sebesar-besarnya dan mengurangi kerugian atau risiko bagi subjek penelitian.
Oleh karenanya desain penelitian harus memperhatikan keselamatan dan
kesehatan dari subjek peneliti.
4. Keadilan (Justice)
Setiap responden diperlakukan sama berdasarkan moral, martabat,
dan hal asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subyek juga harus
diseimbangkan. Prinsip keadilan berarti lingkungan penelitian dikondisikan
agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian.
Peneliti tidak melakukan diskriminasi saat memilih responden penelitian.
Peneliti melakukan perlakuan yang sama kepada responden yang dipilih
berdasarkan kreteria inklusi yang sudah ditetapkan.
5. Perlindungan dari Bahaya (Protection from discomfort and Harm )
Penelitian memberikan kesempatan kepada responden untuk
menyampaikan ketidaknyamanan dan tidak melanjutkan pengisian kuesioner
bila mengalami ketidaknyamanan selama mengikuti proses penelitian. Saat
pengambilan data berlangsung, semua responden tidak ada yang mengalami
penurunan kesehatan atau menyatakan ketidaknyamanan sehingga semua
responden dapat menyelesaikan pengisian kuesioner penelitian.
6. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
35

Informed Consent merupakan pernyataan kesediaan dari subyek dari


penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek
utama informed consent yaitu informasi, komprehensif dan volunterness.
informed consent berisi penjelasan tentang penelitian yang dilakukan, baik
mengenai tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh,
resiko yang mungkin terjadi, dan adanya pilihan bahwa subyek penelitian
dapat menarik dari kapan saja.
7. Tempat Uji Etik
Tempat uji etik pada penlitian ini dilakukan di STIKes Surya Global
Yogyakarta beralamat di Jalan Ringroad Selatan, Potorono, Kec.
Banguntapan, Kab. Bantul, D.I Yogyakarta 55196.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
Penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta, Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim didirikan padapada tanggal 10
Dzulqo’dah 1403 bertepatan dengan 20 Agustus 1983 adalah merupakan salah
satu dari amal usaha dari PDHI Yogyakarta yang perkembangannya sampai saat
ini terus menunjukkan peningkatan, sebuah lembaga pendidikan yang
berbasiskan agama. Madrasah Aliyah Ibnul Qoyyim merupakan madrasah yang
berada dibawah naungan Yayasan Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia (PDHI)
yang dipimpin oleh GBPH Joyo Kusumo (adik Sri Sultan Hamengku Buwono
X). Siswa putra dan putri di madrasah ini, dipisah menjadi dua sekolah dengan
manajemen yang berbeda. Madrasah untuk siswa putra terletak di Jalan Jogja-
Wonosari km 10,5 Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, yang dipimpin oleh
Bapak H. Rohadi Agus Salim, S.Pd.I.  Sementara madrasah untuk siswa putri
terletak di Jalan Jogja-Wonosari km 8,5 Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman,
yang dipimpin oleh Bapak H. Aceng Musthofa, M.Pd.I.

2. Visi, Misi, Motto Pondok Pesntren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
a. Visi
Mencetak Generasi Mukmin, Muallim, Mujahid yang Mukhlis” ini, memiliki
banyak potensi yang bisa dikembangkan.
b. Misi

1) Pengadaan dan penyempurnaan Sarana dan Prasarana yang merupakan


Hardware.
2) Pemantapan kurikulum baik Intra maupun Ekstra yang merupakan
Software.
3) Penertiban dan penyempurnaan sistem Administrasi dan Organisasi
Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim.
4) Penggalangan dan Penggalian Sumber dana.
5) Pengembangan kegiatan baik guna pengembangan pendidikan maupun
guna pengenalan Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim pada
masyarakat luas.
6) Peningkatan kerjasama dengan masyarakat luas.
7) Peningkatan kwantitas Santri.
8) Pemisahan lokasi kegiatan untuk santri Putra dan Putri.

36
37

3. Profil Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta

Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim terbagi menjadi dua lokasi


yaitu pondok putra yang terletak di Jl. Jogja-Wonosari Km. 10 Tegalyoso,
Sitimulyo, Piyungan, Bantul, dan untuk pondok putri terletak di Jl. Jogja -
Wonosari Km. 9 Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman. Pondok Pesantren ini
dapat dikatakan strategis, karena terletak di tepi jalan raya yang cukup ramai
dilewati mobil dan bus dari berbagai jurusan. Selain keberadaannya yang cukup
strategis, jika ditinjau dari segi pendidikan Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul
Qoyyim mempunyai letak yang cukup kondusif untuk belajar. Karena jauh dari
keramaian kota dan terletak di tengah-tengah pedesaan yang memungkinkan
santri untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.
Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai tujuan mendidik
santri agar menjadi manusia muslim selaku kader-kader ulama dan mubaligh
yang berjiwa; ikhlas, tabah, tangguh, mandiri dalam mengamalkan ajaran islam
secara utuh dan dinamis, serta siap bertugas melayani dan mengasuh jama’ah.
Dan dalam strateginya bersifat memadukan model pesantren dengan sekolah,
pendidikan agama dengan pendidikan umum, dengan menggunakan system
klasikal serta menggunakan kurikulum yang mandiri yaitu hasil perpaduan yang
seimbang antara kurikulum pemerintah dan kurikulum pondok.
Untuk mempermudah kerja dan memperlancar proses belajar mengajar di
pondok pesantren, maka Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta membuat
struktur organisasi. Oleh karenanya untuk mengembangkan, menjamin dan
mewujudkan mekanisme kerja yang bertanggung jawab perlu diadakan struktur
keorganisasian kepengurusan dalam pondok pesantren. Dan santri-santri Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta, seluruhnya harus/wajib tinggal di dalam
asrama pondok pesantren dan wajib mengikuti segala kegiatan yang diadakan
oleh pondok pesantren seperti; keorganisasian, kepramukaan, muhadloroh
(latihan pidato tiga bahasa yaitu : Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris), public
speaking, dan juga siswa dapat mengikuti kegiatan ekstra seperti : olahraga, seni
baca al-Qur’an, komputer, menjahit, sablon, drum band, dan kursus-kursus
lainnya yang membantu siswa-siswi hidup di masyarakat kelak.

B. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, klasifikasi karakterisik responden meliputi: umur
dan jenis kelamin. Kemudian di olah menggunakan program spss 18 dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMP di Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta. Data responden yang
38

terkumpul dari hasil penelitian pada sampel penelitian berjumlah 73


responden. Dalam penelitian ini, klasifikasi karakteristik responden
meliputi: umur, jenis kelamin. Adapun hasil penelitiannya:
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Remaja di Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
No Karakteristik Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Usia
a. 13 tahun 5 6,8
b. 14 tahun 45 61,6
c. 15 tahun 21 28,8
d. 16 tahun 1 1,4
e. 17 tahun 1 1,4
2 Jenis kelamin
a. Perempuan 73 100
Total 73 100

Sumber: Data primer 2021


Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta yang berumur 13 tahun sebanayak 5
responden (6,8%), yang berumur 14 tahun sebanyak 45 responden (61,6%),
yang berumur 15 tahun sebanyak 21 responden (21%), yang berumur 16
tahun 1 responden (1,4%), yang berumur 17 tahun sebanyak 1 responden
(1,4%).
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan jumlah remaja perempuan
sebanyak 73 responden (100%).
a. Dukungan Sosial Pada Remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri
Sleman Yogyakarta
Bantuan yang diberikan dukungan sosial meliputi sikap, tindakan,
perhatian keluarga terhadap remaja berupa dukungan sosial emosional,
instrumental dan informasi untuk meningkatkan harga diri pada remaja.
Dukungan sosial diukur dengan skor berdasarkan jawaban responden terhadap
kuesioner. Skala yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal
berdarkan kategori baik, cukup dam kurang.
39

Tabel 4.2 Dukungan sosial pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul


Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
No Kategori Frekuensi %
1 Kurang 2 2,7
2 Cukup 9 12,3
3 Baik 62 84,9
Total 73 100
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 4.2 diatas tentang dukungan sosial pada remaja di
Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta dapat diketahui bahwa
sebanyak 2 responden dengan dukungan sosial yang kurang (2,7%), 9 responden
dengan dukungan sosial cukup (12,3%), 62 responden dengan dukungan sosial
yang baik (84,9%). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa responden dengan
dukungan sosial baik memiliki presentase paling banyak dari responden dengan
dukungan sosial yang cukup dan kurang.
b. Harga Diri Pada Remaja Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta
Harga diri merupakan penilaian yang dilakukan seseorang terhadap diri
remaja. Diukur menggunakan kuosioner SSQ (Sarason’s Social Support
Quistional), skala yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal
berdasarkan kategori yaitu harga diri tinggi, harga diri sedang, dan harga diri
rendah.
Tabel 4.3 Harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
No Kategori Frekuensi %
1 Harga diri rendah 4 5,5
2 Harga diri sedang 5 6,8
3 Harga diri tinggi 64 87,7
Total 73 100
Sumber: Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 4.3 diatas tentang harga diri pada remaja di Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman dapat diketahui bahwa sebanyak 4
responden (5,5%) memiliki harga diri rendah, 5 responden (6,8%) memiliki harga
diri sedang, 64 responden (87%) memiliki harga diri yang tinggi. Dari data
tersebut dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki harga diri tinggi
dibandingkan dengan responden yang memiliki harga diri rendah dan sedang.

2. Analisa Bivariat
40

Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada


remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta terlebih
dahulu dihitung tabulasi silang antara kategori dukungan sosial dengan harga
diri yang dijabarkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada remaja
di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
No Dukungan Harga diri
sosial
Rendah Sedang Tinggi Total

F % F % F % F %
1. Kurang 0 0,0 0 0,0 2 3,1 2 2,7
2. Cukup 4 100,0 2 40,0 3 4,7 9 12,3
3. Baik 0 0,0 3 60,0 59 92,2 62 84,9
Total 4 100,0 5 100,0 64 100 73 100,0
Sumber: Data primer 2021
Berdasarkan tabulasi silang dukungan sosial dengan harga diri pada
remaja dari tabel 4.4 di atas, responden memiliki dukungan sosial kurang
dengan harga diri rendah sebanyak 0 responden, dukungan sosial yang kurang
dengan harga diri sedang sebanyak 0 responden, dukungan sosial yang kurang
dengan harga diri yang tinggi sebanyak 2 responden. Untuk dukungan sosial
yang cukup dengan harga diri rendah sebanyak 4 responden, dukungan sosial
yang cukup dengan harga diri yang sedang sebanyak 2 responden, dukungan
sosial yang cukup dengan harga diri yang tinggi sebanyak 3 responden. Untuk
dukungan sosial yang baik dengan harga diri yang rendah sebanyak 0
responden, dukungan sosial yang baik dengan harga diri yang sedang sebanyak
40 responden, dukungan sosial yang baik dengan harga diri yang tinggi
sebanyak 59 responden.
Pengujian selanjutnya untuk mengetahui hubungan dukungan soisal
dengan harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta tahun 2021 dilakukan analisa dengan program SPSS versi 22,0
dengan rumus korelasi Kendall Tau yang hasilnya dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi Kendall Tau
Uji Korelasi Nilai Koefisien Korelasi Nilai sig.
41

Kendall Tau 0,525” 0,000


Sumber : Data primer 2021
Nilai korelasi Kendall Tau yang sebesar 0,525 dengan sig yaitu 0,000.
Yang memiliki hubungan yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p <
0,05 maka Ha diterima (Hipotes diterima) dan Ho ditolak (Hipotesa ditolak) hal
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar variabel
dukungan sosial dengan harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta tahun 2021. Dilihat dari hasil koefisien
korelasi hal ini menunjukkan ada hubungan yang positif antara kedua variabel
yang signifikan sebesar 0,525”.
C. Pembahasan
1. Dukungan Sosial Pada Remaja Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri
Sleman Yogyakarta
Dukungan sosial adalah kebutuhan mendasar bagi individu untuk melanjutkan
hubungan sosial, mengatasi kesepian, beradaptasi dengan masyarakat dan
mempertahankan keadaan psikologis yang stabil (Gunuc & Dogan, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian dukungan sosial terlihat bahwa sebagian besar
responden mendapat dukungan sosial baik yaitu sebanyak 62 responden dengan
dukungan sosial yang baik (84,9%), 9 responden dengan dukungan sosial yang
cukup (12,3%), dan 2 responden dengan dukungan sosial yang kurang (2,7%). Dari
data tersebut dapat dikatakan bahwa responden dengan dukungan sosial baik
memiliki presentase paling banyak dari responden dengan dukungan sosial yang
cukup dan kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari (2019) bahwa dukungan
sosial pada remaja dalam kategori baik sebanyak 185 responden (53%).
Hasil Penelitian tersebut, sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan dalam penelitian Aristantya, D., A (2019) bahwa Dukungan sosial adalah
informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukan bahwa seseorang
dicintai, diperhatikan, dihargai, dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan
komunikasi yang merupakan kewajiban dari timbal balik. Pentingnya memiliki
orang-orang yang dapat diajak bicara di mana satu cara orang-orang mendapatkan
dukungan selama masa-masa sulit adalah melalui berbagi sosial, berpaling pada
orang lain yang brtindak sebagai pendengar yang baik atau memberikan nasehat
(King, 2012).
Dukungan sosial adalah penerimaan seseorang dari orang lain atau kelompok
berupa kenyamanan, kepedulian, penghargaan ataupun bantuan lainnya yang
42

membuat individu merasa bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.


Berdasarkan definisi tersebut dukungan sosial berupa informasi atau nasehat verbal
dan non verbal, berupa bantuan nyata atau suatu tindakan yang diberikan oleh suatu
jaringan sosial yang akrab atau didapat karena kehadiran sosial tersebut dan
mempunyai manfaat emosional atau manfaat perilaku bagi pihak enerima.
Dukungan sosial yang diterima dapat membantu remaja akan merasa tenang,
diperhatikan, dicintai, dan dapat menimbulkan rasa percaya diri (Sarafino, 2011).
Penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Adnan (2016) bahwa dukungan
sosial mengacu pada berbagai sumber daya yang disediakan oleh hubungan antar
pribadi seseorang. Dukungan sosial memiliki efek yang positif pada kesehatan,
yang mungkin terlihat bahkan ketika tidak berada dibawah tekanan yang besar.
Bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-
ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan
interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek
yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa 2 (2,7%) responden dengan
dukungan sosial kurang. Menurut hasil observasi peneliti saat melakuan
pengambilan data, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti responden
merasa kurang dekat dengan keluarga dan teman. Sehingga pada saat
membutuhkan bantuan timbul perasaan malu untuk meminta bantuan dan akibatnya
mempengaruhi harga diri. Hal ini didukung oleh penelitian Adnan (2016) yang
menyatakan adanya pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri pada remaja. Hal
ini menerangkan bahwa individu yang mendapatkan dukungan sosial mempunyai
harga diri yang tinggi dalam menjalankan kegiatannya, mereka akan lebih percaya
diri dalam menghadapi hidup.
Hasil penelitian Sulistiowati (2018), menunjukkan dukungan sosial orang tua
sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa remaja sehingga perlu adanya suatu
program berkelanjutan antara sekolah dan rumah serta kontribusi aktif orangtua
bersama guru dan sekolah dalam memahami remaja sehingga remaja mampu
menggunakan kopingnya dengan baik dan tercapainya remaja yang sehat jiwa yang
dinilai dari sejahteranya remaja secara psikis, emosi dan sosial. Dukungan sosial
orang tua berada pada kategori tinggi. Hal ini tentunya menjadi salah satu faktor
protektif yang dimiliki remaja sehingga remaja memiliki kemampuan dalam
mengatasi faktor risiko yang terjadi. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi
remaja dimana sifat dan pembawaan serta perilaku remaja diambil dan diadopsi
43

dari orang tuanya dan anggota keluarga lainnya. Keluarga memiliki fungsi antara
lain (Yusuf, 2010).
Dukungan sosial guru sebagian besar berada pada kategori tinggi. Hal ini
dapat disebabkan karena waktu kedua remaja selain berinteraksi dengan orangtua
adalah berinteraksi dengan guru sebagai orang tua disekolah. Disinilah guru perlu
menciptakan lingkungan kelas yang positif diantaranya menggunakan strategi
otoritatif dan mengelola aktivitas-aktivitas kelompok secara efektif pada siswa.
Para guru otoritatif memiliki siswa yang cenderung percaya diri, mampu menunda
kepuasan dan mampu berinteraksi dengan baik bersama kawan sebayanya dan
memperlihatkan harga diri yang tinggi. Guru dapat mendorong siswa untuk berpikir
dan melakukan secara mandiri tetapi tetap dipantau secara efektif. Guru juga harus
melibatkan siswa dalam komunikasi dua arah dan peduli pada mereka. Aturan
ditetapkan dengan jelas berdasarkan masukanmasukan yang diperoleh dari para
siswa (Santrock, 2014).
Dukungan teman sekelas dan teman dekat sebagian besar pada kategori
rendah. Hal ini dapat disebabkan apabila kelompok remaja mampu memberikan
rolemodel yang positif bagi kelompoknya, adanya norma yang berlaku dalam
kelompok yang bersifat positif bagi kesehatan jiwa remaja (US Department of
Health And Human Services, 2009). Hal ini sesuai dengan Dogra & Leighton
(2009) dimana penerimaan teman sebaya dan pertemanan mempengaruhi harga
diri dan penyesuaian psikologis anak. Hubungan dengan teman sebaya bisa
memiliki pengaruh negatif dan positif pada remaja. Kebutuhan akan penerimaan
oleh teman sebaya dan keinginan masuk dalam kelompok dapat membuat remaja
terlibat dalam perilaku yang berlaku dalam kelompok tersebut, termasuk perilaku
berisiko sehingga remaja harus melakukan pertahanan terhadap perilaku tersebut.
Dalam penelitian Sardi (2020), dukungan sosial merupakan pertolongan dan
dukungan yang diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain, dimana
bantuan tersebut akan dapat menaikkan perasaan positif serta mengangkat harga
diri sehingga akan berdampak pada kesejahteraan individu secara umum.
Dukungan sosial juga dapat mengurangi perilaku dan emosi negatif, serta
mereduksi tingkat stress (Ryff, dalam Raharjo & Sumargi, 2018). Selain itu,
dukungan sosial berperan penting untuk membantu individu memperoleh
kepercayaan dirinya sehingga individu tersebut dapat menghadapi situasi yang
menekan Dengan adanya dukungan sosial dari lingkungan sekitar, remaja menjadi
lebih tahan terhadap stres dan lebih memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi
44

tantangan, hal inilah yang kemudian berdampak juga pada kepuasan hidupnya
(Brannon & Feist, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Sardi (2020), diketahui bahwa terdapat hubungan
yang positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan subjective well-being
pada remaja. Hal ini menjelaskan bahwa dukungan sosial teman sebaya dapat
menjadi prediktor terhadap subjective well-being pada remaja. Besarnya kontribusi
dukungan sosial teman sebaya dalam mempengaruhi subjective well-being pada
remaja yang tinggal di pondok pesantren sebesar 94% dan sisanya 6% dipengaruhi
oleh variabel lain.
2. Harga Diri Pada Remaja Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta
Harga diri merupakan sikap positif dan negatif terhadap diri individu,
sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah suatu bentuk evaluasi individu
terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif yang dapat berpengaruh terhadap
diri individu sendiri (Ningsih 2017).
Coopersmith (Pratiwi, 2011) menyebutkan terdapat empat aspek datam self-
esteem yaitu power, significance, virtue, dan competence. Kekuatan menunjukan
adanya kemampuan seseorang untuk dapat mengatur dan mengontrol tingkah laku
serta mendapat pengakuan atas tingkah laku tersebut dari orang lain. Keberartian
atau significance menunjukan pada kepedulian, perhatian, afeksi dan ekspresi cinta
yang di terima oleh seseorang dari orang lain yang menunjukkan adanya
penerimaan dan popularitas individu dari lingkungan sosial. Kebajikan atau virtue
menunjukan suatu ketaatan untuk mengikuti standar moral dan etika serta agama
dimana individu akan menjauhi tingkah laku yang harus di hindari dan melakukan
tingkah laku yang di izinkan oleh moral, etika dan agama. Kemampuan atau
competence menunjukan suatu performasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan
dan mencapai prestasi (need of achievement) dimana level dan tugas-tugas tersebut
tergantung pada variasi usia seseorang.
Penelitian yang dilakukan terhadap 73 responden di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta didapatkan hasil bahwa sebanyak 4 responden
(5,5%) memiliki harga diri rendah, 5 responden (6,8%) memiliki harga diri sedang,
64 responden (87%) memiliki harga diri yang tinggi. Dari data tersebut dapat
dikatakan bahwa responden banyak yang memiliki harga diri tinggi dibandingkan
dengan responden yang memiliki harga diri rendah dan sedang.
45

Hal ini sejalan dengan penelitian Febristi (2020), gambaran harga diri remaja
di Panti Asuhan di Kota Padang tahun 2019 menunjukan lebih dari setengah remaja
(52,3%) mengalami self esteem (harga diri) rendah. Penelitian ini didukung oleh
penelitian Wirausaha (2017) dimana remaja yang tinggal di panti asuhan lebih
banyak memiliki self esteem rendah (52,17%) lebih dari setengahnya remaja.
Penelitian Asif (2017) di dapatkan bahwa remaja yang tinggal dipanti asuhan
cenderung memiliki harga diri yang lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang
tidak tinggal di panti asuhan atau yang tinggal bersama orang tua. Resty (2016)
bahwa anak remaja yang tinggal di Panti Asuhan Aisyah Yogyakarta lebih dari
setengahnya (65,8%) memiliki harga diri yang rendah.
Pembentukan harga diri remaja panti asuhan dimulai teman sebaya dan
lingkungan. Kebiasaan ikut-ikutan serta ingin menjadi seperti teman bahkan orang
di lingkungan tersebut akan mempengaruhi harga diri individu (Brunner, 2013).
Hal ini didukung oleh penelitian Febristi (2020), lingkungan yang ramah terhadap
individu dapat membuat harga diri yang baik terhadap seorang remaja. Sementara
itu jika seorang remaja berada di lingkungan yang selalu meremehkan atau keras,
cenderung remaja akan takut dan mempengaruhi harga dirinya. Bukan hanya
lingkungan, namun orang tua juga menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi harga diri seorang remaja. Pembentukan harga diri juga dipengaruhi
oleh faktor sosial yaitu teman sebaya dan lingkungan. eman dapat membentuk
kepribadian, kebiasaan bahkan identitas diri individu. Kebiasaan ikut-ikutan serta
ingin menjadi seperti teman bahkan orang di lingkungan tersebut akan menentukan
harga diri individu (Brunner, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian karateristik remaja lebih dari setengahnya adalah
perempuan dengan rentang umur 15 – 20 tahun yang tinggal dipanti asuhan di kota
Padang. Lebih dari setengahnya memiliki Self Esteem rendah pada remaja yang
tinggal dipanti asuhan dikota Padang.Tidak terdapatnya hubungan signifikan
antara faktor Sosial dengan Self Esteem (harga Diri) remaja yang tinggal di panti
asuhan di kota Padang (Febristi, 2020).
Faktor lain yang mempengaruhi dukungan sosial, berkaitan dengan potensi
pemberian dukungan, seperti ada atau tidaknya sumbersumber yang dipercaya, ada
atau tidaknya sensitivitas akan kebutuhan dari orang lain, komposisi dan struktur
dari jaringan sosial yang merupakan pertalian yang dimiliki dalam keluarga dan
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
itu ada dua, yaitu faktor penerima dukungan sosial dan faktor pemberi dukungan
46

sosial. Harga diri memerlukan proses yang dibentuk sejak lahir karena itu
dipengaruhi oleh banyak hal sepanjang hidup, baik dari luar individu maupun dari
dalam individu itu sendiri. Harga diri dalam perkembangannya terbentuk dari hasil
interaksi individu dengan lingkungan dan atas sejumlah penghargaan, penerimaan,
dan pengertian orang lain terhadap dirinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi
harga diri diantaranya jenis kelamin, intelegensi, kondisi fisik, lingkungan
keluarga, dan lingkungan sosial (Sarafino, 2012). Hasil ini didukung oleh penelitian
Lestari (2017) yang menemukan adanya hubungan antara dukungan sosial dengan
harga diri signifikan, maka dapat diketahui bahwa hipotesis diterima, yaitu ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan harga diri siswa (p= 0,3).
Penelitian ini sejalan dengan (Riana, 2011) remaja yang mempunyai harga
diri tinggi lebih sering mendapat keberhasilan, sebaliknya jika harga diri rendah
akan sering mendapatkan kegagalan, tidak dicintai atau diterima di lingkungan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga diri meliputi pengalaman yaitu suatu
bentuk emosi, perasaan, tindakan dan kejadian yang pernah dialami individu, pola
asuh, lingkungan, sosial ekonomi, harapan orang tua yang tidak realistik dan
ketergantungan terhadap orang lain. Dapat disimpulkan bahwa remaja yang
memiliki harga diri tinggi akan merasa dirinya adalah orang yang berharga, puas
akan dirinya sendiri, dapat menerima kritik, tahu akan keterbatasan dirinya, rendah
hati, aktif, mandiri, dan berani mengambil resiko. Sedangkan remaja yang memiliki
harga diri rendah akan menganggap dirinya tidak berharga, mudah tersinggung,
tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri, tidak bersemangat, merasa diasingkan
dan mudah menyerah.
3. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Di Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
sosial dengan harga diri pada remaja di Pondok pesantren Ibnul Qoyyim Putri
Sleman Yogyakarta .Nilai korelasi Kendall Tau yang sebesar 0,525 dengan sig
yaitu 0,000. Yang memiliki hubungan yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai p < 0,05 maka Ha diterima (Hipotes diterima) dan Ho ditolak (Hipotesa
ditolak) hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar
variabel dukungan sosial dengan harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta tahun 2021. Dilihat dari hasil koefisien korelasi
hal ini menunjukkan ada hubungan yang positif antara kedua variabel yang
signifikan sebesar 0,525.
47

Hal ini sejalan dengan hasil korelasi Kendall Tau didapatkan nilai korelasi
antara dukungan sosial (kuantitas/jumlah pendukung) dengan tingkat harga diri
sebesar 0,391 dengan nilai signifikan 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
p<0,05. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang signifikan dengan arah
positif antara dukungan sosial dengan tingkat harga diri pada remaja yang
mengalami kecacatan fisik di SLB Negeri 1 Bantul. Persamaan pada penelitian ini
adalah variabel bebas, jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen
penelitian dan teknik analisis data. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada
jumlah sampel, tempat penelitian dan waktu penelitian Aristantya (2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adnan (2016) menunjukkan
bahwa adanya pengaruh dukungan sosial terhadap harga diri pada remaja. Hal ini
menerangkan bahwa individu yang mendapatkan dukungan sosial mempunyai
harga diri yang tinggi dalam menjalankan kegiatannya, mereka akan lebih percaya
diri dalam menghadapi hidup. Fungsi dari dukungan sosial juga sangat berpengaruh
untuk meningkatkan harga diri individu. Selain itu dengan adanya dukungan yang
didapatkan oleh individu, maka individu akan dapat meningkatkan rasa percaya
dirinya dan memotivasi penderita menjadi lebih baik, karena individu yang
memiliki dukungan sosial yang tinggi cenderung lebih menghayati pengalaman
hidupnya sebagai sesuatu yang positif, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan
lebih memandang kehidupannya secara optimis dibandingkan dengan individu yang
memiliki dukungan sosial yang rendah.
Sehingga dapat disimpulkan lebih dari setengah dari jumlah siswa telah
mendapatkan dukungan sosial yang baik, dukungan paling besar yang didapatkan
siswa adalah dukungan emosional, lebih dari setengah siswa sudah memiliki harga
diri yang tinggi. Jika dukungan sosial baik, maka harga diri siswa akan meningkat.
Sebaliknya jika dukungan sosial siswa tidak baik maka harga diri siswa akan
menurun. Hubungan yang didalamnya terdapat dukungan dan keintiman akan
membuat individu mampu mengembangkan harga diri, meminimalkan masalah-
masalah psikologis, kemampuan pecahkan masalah adaptif dan membuat individu
sehat secara fisik (Putri, 2020).
Berdasarkan uji hipotesis terdapat hubungan positif signifikan antara
dukungan sosial dengan harga diri. Jika semakin baik dukungan sosial yang
didapatkan maka semakin tinggi harga diri, dan sebaliknya jika tidak baik
dukungan sosial yang didapatkan maka rendah pula harga dirinya. Hal tersebut
48

didukung oleh hasil penelitian (Gergely, 2018) dukungan sosial sangat


mempengaruhi harga diri.
Dukungan sosial bisa didapatkan dari faktor lingkungan terdekat, yakni dari
keluarga, teman sebaya, teman kerja, dan pasangan. Bentuk, bentuk dukungan
sosial yang ada dalam hasil penelitian (Gergely, 2018). Dukungan informasi yaitu
mengacu pada pemecahan masalah apa-apa yang dapat diharapkan oleh responden
memahami dan memecahkan masalah.. Menghabiskan waktu luang bersama-sama
mengacu pada kegiatan sosial umum sehari-hari. Dukungan instrumental mengacu
pada bantuan langsung dengan memecahkan masalah nyata tertentu. Memperikan
apresiasi harga diri dari lingkungan yang menerima dan menyukai orang tersebut
kekurangan mereka dan diukur oleh harga diri responden.
Pada penelitian dalam mengevaluasi peran dalam memberikan rasa aman,
kesejahteraan anak-anak dan keluarga, dampak dari penyakit kronis adalah variabel
yang berhubungan dengan dukungan sosial. Fokus utama pada penelitian tentang
dukungan sosial adalah menentukan ketahanan atau perlindungan terhadap efek
negatif dari peristiwa atau keadaan yang membuat stres (Gergely, 2018). Dukungan
sosial adalah segala macam bantuan yang menimbulkan perasaan nyaman secara
fisik dan psikologis serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan
kewajiban timbal balik dari orang tua, pasangan, kerabat, teman, jaringan
lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat. Dukungan sosial sangat
dibutuhkan oleh semua individu. Tanpa adanya dukungan sosial, kemungkinan
besar keinginan individu tidak akan terwujud. Dukungan sosial yang diperoleh
akan dapat membantu individu mengatasi kondisi yang penuh tekanan (Hamzah &
Marhamah, 2015).
Hal ini didukung oleh penelitian oleh Lee dan Ybarra (2017) dalam
penelitian ini, kami akan menjelaskan perspektif lain dalam membantu memahami
paradoks tentang dukungan sosial. Apakah dukungan sosial mampu diterima secara
efektif dan berhasil dirasakan oleh individu tersebut. Kemungkinan diterimanya
dukungan sosial, tergantung pada siapa orang yang melakukannya, ataupun dalam
jenis dukungan sosial bagaimana yang diberikan. Hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa dukungan sosial untuk setiap individu itu sangat penting
didapatkan dari lingkungan sosial baik itu dari keluarga, teman sebaya, pasangan
hidup, dan orang lain yang memiliki hubungan dengan individu tersebut. Dukungan
sosial diberikan kepada individu yang membutuhkan dalam menghadapi masalah
atau kendala dalam kehidupannya sehari-hari. Dukungan sosial tidak hanya bersal
49

dari dukungan emosional namun dukungan sosial bisa diberikan secara fisik
maupun secara materi.

D. Keterbatasan Penelitian
Upaya maksimal telah peneliti lakukan dalam proses penyusunan tugas akhir
ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal, namun keterbatasan-keterbatasan hanya
dapat diminimalisir dan tidak dapat dihindaran dalam penelitian ini.
1. Penelitian dilakukan dimasa pandemi corona, sehingga harus mematuhi
protokol kesehatan yang diterapkan.
2. Pengisian jawaban kuesioner dibantu oleh rekan peneliti karena adanya masa
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dan menjaga jarak.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada
remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta dari 73 responden
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dukungan sosial pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta sebagian besar memiliki dukungan sosial yang baik sebanyak 69
responden (84,9%).
2. Harga diri pada remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta sebagian memiliki harga diri yang tinggi sebanyak 59 responden
(92,2%).
3. Ada hubungan dengan sosial dengan harga diri pada remaja di Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta yang dibuktikan dengan nilai korelasi
Kendall Tau sebesar 0,525, dengan nilai p < 0,05.

B. Saran
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan yang terkait dengan ilmu keperawatan yang berfokus pada
pembahasan tentang hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada remaja.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai landasan teori
dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
profesi keperawatan dan sebagai referensi untuk mendukung kemajuan ilmu
dalam bidang keperawatan anak dan keperawatan jiwa.
4. Bagi Guru di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran sebagai sumber referensi
terkait dengan dukungan sosial dan harga diri pada remaja.
5. Bagi Remaja di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi remaja tentang
pentingnya dukungan sosial dan juga untuk memotivasi remaja dalam
meningkatkan harga diri.

50
51

6. Bagi mahasiswa STIKes Surya Global Yogyakarta


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. Z., Mauliawati, F., Munaela, Z & Fina, H. 2016. Pengaruh Dukungan Sosial
Terhadapa Harga Diri Remaja Desa Wonoayu Kecamatan Wajak. Vol.13 No.2
Jurnal Psikologi Islam. Diakses pada November 2020.

Adyani, L., Suzanna, E., Safuwan, S., & Muryali, M. 2019. Perceived Social Support
And Psychological Well-Being Among Interstate Students At Malikussaleh
University. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2). 98-104
doi:https://doi.org/10.23917/indigenous.v3i2.6591. Diakses pada November
2020.

Ali., Mohammad. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Almasitoh, U. H. 2011. Stres Kerja Ditinjau Dari Konflik Peran Ganda Dan Dukungan
Sosial Pada Perawat. Psikoislamika. Jurnal Psikologi Islam. No. 8 Vol.1, 63-82.
Klaten : Universitas Widya Dharma.

Andayani T.R, 2012. Studi Meta-analisis: Empati dan Bullying. Buletin Psikologi.
Volume 20, No 1-2, 2012: 36-51

Apollo & Andi, C. 2012. Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah Yang Bekerja
Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga Dan Penyesuaian Diri. Madiun: Jurnal
Psikologi. Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Katolik
Widya Mandala Madiun

Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Aristantya, D., A. 2019. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Harga Diri Pada
Remaja Yang Mengalami Kecacatan Fisik Di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta.
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan. STIKES Surya Global Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Remaja di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pemuda Indonesia 2019. Hlm.17. Jakarta :Badan
Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik D.I.Y 2017. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka.
Yogyakarta: Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta.

Brannon, L., & Feist, J. (2010). Health psychology. Canada: Wadsworth Cengage
Learning.

Brunner, M. (2013). Self-concept in adolescence: A longitudinal study on reciprocal


effects of self-perceptions in academic and social domains. Journal of
Adolescence, 36(6), 1165–1175. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2013.
09.001

Cohen & Hoberman. 2010. Stress, social support, and the buffering hypothesis.
Psychological Bulletin, 98(2), 310-357. DOI: 10.1037/00332909.98.2.310

Coopersmith, S. 1967. The Antencendents of Self-Esteem. Amerika Serikat: Consulting


Psychhologists Press.
Dogra, N., & Leighton, S. (2009). Nursing in Child and Adolescent Mental Health.
England: McGraw Hill.

Ernawati, 2019. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Tingkat Stres Pada Remaja
Di SMPN 3 Banguntapan Bantul. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Surya Global Yogyakarta.

Febristi, A. 2020. Faktor Sosial Dengan Self Esteem (Harga Diri) Pada Remaja Di Panti
Asuhan. Jurnal Kebidanan. Vol 6, No 1. 48-56.

Gergely, D. E., Hybels, C. F., & Bell, R. (2018). Perceived Social Support, Received
Social Support, and Depression among Clergy. Journal of Social and Personal
Relationships, 20 (10), 1-19.
Gunuc, S., & Dogan, A. (2013). The relationship between turkish adolescents internet
addiction, their perceived social support and family activities. Computer in
Human Behavior, 29 (2013); 2197-2207, DOI:
https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.04 .011
Gursoy, F. 2012. Study on Self-Concept Levels of Adolescents in the Age Group of 13-
18 Who Live in Orphanage and Those Who do not Live in Orphanage.
International. Journal of Social Sciences and Education 2(1).

Hurlock, E. B. 2010. Perkembangan Anak Jilid . Jakarta: Erlangga.

Imas., Nauri, A. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Hak Cipta.

Jeong, J.R., & Goh, M. (2012). A longitudinal study of career maturity of Korean
adolescents: the effect of personal and contextual factors. Journal of Asia Pasific
Education Review. 13(4), 727-739, DOI: 10.1007/s12564-012-9232-y

Kementrian Agama D.I. Yogyakarta. 2017. Jumlah Pondok Pesantren.

King, L.A. 2012. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 2. Jakarta:
Salemba Humanika.

Kraja, P. 2014. Self-Concept and Self-Evaluation in the Transition From Primary To


Lower Secondary Education. The Eurasia Proceedings of Educational & Social
Sciences, 1(2), 420-426.
Lee, D. S., Ybarra, O. (2017). Cultivating Effective Social Support Through Abstraction:
Reframing Social Support Promotes Goal-Pursuit. Persinality and Social
Psychology Bulletin, Journal of SAGE Publication, (43) 4, 453-464. DOI:
10.1177/0146167216688.
Lisnayanti, W.N., Sulistyowati, D.M.N., Surasta, W. I. 2015. Hubungan Tingkat Harga
Diri (Self-Esteem) Dengan Tingkat Ansietas Orang Tua Dalam Merawat Anak
Tunagrahita Di SDLB C Negeri Denpasar. Vol.3 No.2.
Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. In Teori dan Aplikasi Keperawatan
Jiwa.

Ni Made, D, S., Budi, A, K., Besral & Abdul, W. 2018. Gambaran Dukungan Sosial
Terhadap Kesjahteraan Emosional Psikologi dan Sosial Pada Kesehatan Jiwa
Remaja. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. Vol.8, No.2, 116-122. Di Akses Oktober
2020.
Ningsih, A., Sari, A.M., & Nurhasanah. (2017). Perbedaan body image berdasarkan status
gizi pada siswa SMPN 13 Pekanbaru Kecamatan Sail Kota Pekanbaru. JOMFK,
4(1), 2.

Nirmalasari, L., & Masusan, K. 2014. Self Esteem, Gender Dan Prestasi Kerja (Study
pada penyiar radio di kota Bandung). Jurnal Study and Management Reasearch,
11(2), 18-27

Ni’mah. 2014. Hubungan Antara DukunganSosial Dengan Self Efficacy Dalam


Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling
Universitas Negeri Semarang”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Semarang. Diakses pada November 2020.

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku


Rineka Cipta.

Nurliana, Y. 2017. Konsep Diri Remaja. Psikologi & Kemanusiaan , 4(2), 978-979.

Nursalam, 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 4.


Jakarta: Salemba Medika.

Perry, J. C., Liu, X., & Pabian, Y. (2010). School engagement as a mediator of academic
performance among urban youth : the role of career preparation, parental career
support, and teacher support. The Counseling Psychologist, 38(2):269295, DOI:
10.1177/0011000009349272

Perry & Potter. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7, Terjemahan (Federderika, A).
Jakarta: Salemba Medika.

Putri, R, T. 2020. Hubungan Coping Stres dan Dukungan Sosial dengan Subjective Well
Being Siswa Kelas XI di Sekolah SMA Singosari Deli Tua. Jurnal Ilmiah
Magister Psikologi, 2(2) 2020: 119-126.

Preckel, F., Niepel, C., Schneider, M., & Brunner, M. 2013. Self-Concept In
Adolescence: A Longitudinal Study On Reciprocal Effects Of Self-Perceptions In
Academic And Social Domains. Journal of Adolescence, 36(6), 1165-1175.
https://doi.org/10.1016/j.adoscence.2013.09.001.

Priyanka., Parasar, A., & Dawangan, R. L. 2018. A Comparative Study of Self Esteem
and Level of Depression in Adolescens Living in Orphanage Home and Those
Living With Parents . International Journal of Humanities and Social Science
Research, 4(2), 51-53.

Renfadi. 2018. Konsep Self-Esteem Serta Implikasinya Pada Siswa. Volume 4 Nomor 1,
April 2018, Hlm 16-22. Jurnal Pendidikan Indonesia. DOI:
https://doi.org/10.29210/120182133

Rena, K. A.2019. Social Support In QS. Ad-Dhuha and QS. Al-Insyirah. Dukungan
Sosial Dalam QS. Ad-Dhuha dan QS. Al-Insyirah. Jurnal Psikologi Jambi.
Vol.05 No.02. Diakses pada Oktober 2020.
Riana, L, E. 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja
Tunadaksa Di SLB N 1 Bantul Yogyakarta.

Riwidikdo, H. 2012. Statiska Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikian Press.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of


psychological wellbeing. Journal of Personality & Social Psychology, 57,
10691081. doi: 10.1037/0022-3514.57.6.1069.

Santrock, J. W. 2007. Psikologi Pendidikan. Terjemahan: Wibowo, T. Jakarta: Kencana


Prenanda Media Group.

Santrock, J. W. (2014). Child Development (14 th edit). New York: McGraw Hill.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. 2012. Health Psychology (Biopsychosocial Interactions).


United States: Wiley.

Sarandria. (2012). Efektifitas CBT untuk meningkatkan Self Esteem pada dewasa muda.
Tesis. FIK UI.

Sarason, I.G., Levine, H.M., basham, R.B., & Sarason, B.R. 2003. Assesing Social
Support Questionnaire Journal of Personality and Social Psychology. 44 (1),
127-139. Diakses pada Desember 2020.

Sarjono, H., & Julianita, W. 2013. SPSS VS LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.

Schemmel, C. 2018. Real Self-Respect and Its Social Bases. Canadian Journal of
Philosophy, 5091, 1-24. http:doi.org/10.1080/00455091.2018.1463840. Diakses
pada Desember 2020.

Sulistiowati, D, M. 2018. Gambaran Dukungan Sosial Terhadap Kesejahteraan


Emosional, Psikologi Dan Sosial Pada Kesehatan Jiwa Remaja. Volume 8 No 2.
Jurnal ilmiah STIKes Kendal. Diakses pada Oktober 2018 .

Septiawati, R.A. 2016. Hubungan Harga Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Remaja Putri
Yang Mengalami Obesitas. Skripsi, STIKES Surya Global Yogyakarta.

Stuart, G. W. 2012. Principles and Practice of Psyhciatric Nursing. Missouri: Elsevier


Ltd.

Sudjani. 2014. Faktor-faktor yang memengaruhi kematangan karier siswa sekolah


menengah kejuruan negeri di Kota Bandung. Prosiding Konvensi Nasional
Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7. FPTK
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 13 sd.14 November 2014.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
CV.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). 2019.

Taylor, S.E. 2012. Health Psychology. New York : McGraw-Hill.


US Department of Health And Human Services. (2009). Risk and Protective Factors for
Mental , Emotional , and Behavioral Disorders Across.

Verawati, I. 2017. Dukungan Sosial Orangtua Dalam Mengikutsertakan Anaknya Berlatih


Di Krakatau Taekwondo Klub Medan. Jurnal EduTech. Vol. 3 No. 2.

Webb, C. 2014. Self Esteem in Pre-Teen Girls. In Dominican University of California.


Dominican University.

World Health Organization. 2017-2018. Health Adolescence 2017. New York.

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
LAMPIRAN
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl. Ringroad Selatan, Blado, Potorono, Banguntapan telp.(0274)4469098/4469099

FORMULIR PERSETUJUAN ORANG TUA/WALI


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan setuju untuk berpartisipasi
dalam penelitian :
Judul Penelitian : “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada
Remaja Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta”
Nama Peneliti : Siti Maimunah
Nomor HP : 081215262237
Saya telah membaca atau telah diberi penjelasan tentang alasan dan tujuan dari
penelitian ini, yang bermanfaat dari penelitian ini. Peneliti telah menjelaskan kepada saya
dan saya mengerti dengan sebenar-benarnya.
Saya secara sukarela mengatakan bahwa mengijinkan anak saya menjadi
responden dan memberikan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kepada
peneliti.

Peneliti Orangtua/Wali

(Siti Maimunah) ( )
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl. Ringroad Selatan, Blado, Potorono, Banguntapan telp.(0274)4469098/4469099

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan setuju untuk berpartisipasi
dalam penelitian :
Judul Penelitian : “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada
Remaja Di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Sleman
Yogyakarta””.
Nama Peneliti : Siti Maimunah
Nomor HP : 081215262237
Saya telah membaca atau telah diberi penjelasan tentang alasan dan tujuan dari
penelitian ini, apa yang akan dilakukan terhadap saya secara detail, yang bermanfaat dari
penelitian ini. Peneliti telah menjelaskan kepada saya dan saya mengerti dengan sebenar-
benarnya.
Saya secara sukarela menyatakan ingin berpartisipasi dalam penelitian ini dan
memberikan pesetujuan kepada peneliti untuk melakukan penelitian terkait dukungan
sosial dan harga diri pada remaja. Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan, saya
bersedia bertemu dengan peneliti atau asisten peneliti dalam mengisi kuesioner. Pertama,
peneliti atau asisten peneliti datang untuk bertemu responden. Kedua, saya akan diberi
kuesioner untuk penilian dukungan dukungan sosial dan harga diri selama 20-30 menit
dengan cara bertemu.
Saya berhak mengundurkan diri setiap saat dari penelitian ini sesuai keinginan
saya dengan memberikan alasan yang logis. Setiap informasi pribadi akan dijaga
kerahasiaannya hasil penelitian ini akan ditampilkan secara keseluruhan. Nama dan
informasi pribadi yang dapat mengidentifikasi saya tidak akan muncul pada hasil
penelitian atau materi yang diterbitkan.
Peneliti Responden

(Siti Maimunah) ( )
KUESIONER PENELITIAN
1. Nama (Inisial) : ..............
2. Usia : ............... tahun
3. Jenis kelamin : : Laki – laki : Perempuan
4. Tingkat pendidikan
: Tidak sekolah : SD : SMP

: SMA : Akademi : PT

5. Kelas : ..................................

‘TERIMAKASIH’
KUESIONER DUKUNGAN SOSIAL
SSQ (Sarason’s Social Support Quistionare)
Delfi Nur Aristantya, 2019
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan yang menanyakan
tentang siapa saja yang memberikan bantuan atau dukungan kepada anda. Setiap
petanyaan terdiri atas 2 bagian yaitu : pada bagian pertama, anda diminta menyebutkan
siapa saja yang anda anggap memberi bantuan atau dukungan sosial sesuai pertanyaan.
Tulislah inisial nama dan hubungan orang tersebut dengan anda seperti (ayah, ibu, kakak,
adik, teman, dll) tidak boleh lebih dari 9 orang.
Pada bagian kedua, pilihlah skala keputusan sesuai dengan perasaan yang anda
rasakan terhadap dukungan yang anda peroleh dengan memberi (√) di sampingnya.
No Pertanyaan Jawaban
1 Siapa yang dapat anda andalkan Tidak ada 4) Adik 8)
untuk mendengarkan anda ketika 1) Ayah 5) Teman 9)
anda perlu bicara? 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
2 Siapakah yang dapat anda percaya Tidak ada 4) Adik 8)
untuk membantu anda jika seseorang 1) Ayah 5) Teman 9)
teman yang telah menghina anda dan 2) Ibu 6) Guru
tidak mau lagi berteman dengan 3) Kakak 7) ……
anda?
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
3 Dengan siapa anda merasa menjadi Tidak ada 4) Adik 8)
bagian penting? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
No Pertanyaan Jawaban
4 Siapa yang dapat membantu anda jika Tidak ada 4) Adik 8)
mengalami masalah? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
5 Siapa yang dapat membantu anda Tidak ada 4) Adik 8)
dalam keadaan sulit? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
6 Dengan siapa anda bicara terus Tidak ada 4) Adik 8)
terang? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
7 Siapakah yang memberitahu anda Tidak ada 4) Adik 8)
bahwa anda mempunyai kelebihan? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
8 Siapa yang dapat anda percaya untuk Tidak ada 3) Kakak 6) Guru
menghilangkan rasa sedih ketika anda 1) Ayah 4) Adik 7)
dalam keadaan sedih? 2) Ibu 5) Teman 8)
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
No Pertanyaan Jawaban
9 Siapakah yang anda percaya ketika Tidak ada 4) Adik 8)
anda membutuhkan bantuan? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
10 Siapakah yang membantu anda jika Tidak ada 4) Adik 8)
mengalami kesulitan di sekolah? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
11 Dengan siapa anda menjadi diri Tidak ada 4) Adik 8)
sendiri? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
12 Siapakah yang anda rasa dapat Tidak ada 4) Adik 8)
menghargai anda? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
13 Siapakah yang anda harapkan dapat Tidak ada 3) Kakak 6) Guru
memberikan saran, nasehat yang 1) Ayah 4) Adik 7)
bermanfaat untuk anda? 2) Ibu 5) Teman 8)
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
No Pertanyaan Jawaban
14 Siapakah yang anda harapkan untuk Tidak ada 4) Adik 8)
mendengar keluhan anda secara 1) Ayah 5) Teman 9)
terbuka? 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
15 Siapakah yang menghibur anda ketika Tidak ada 4) Adik 8)
anda merasa sedih? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasaan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
16 Siapa yang dapat membantu anda jika Tidak ada 4) Adik 8)
keluarga atau teman anda mengalami 1) Ayah 5) Teman 9)
kecelakaan dan dengan kondis parah? 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
17 Siapa yang benar-benar anda Tidak ada 4) Adik 8)
harapkan dapat membantu anda 1) Ayah 5) Teman 9)
menenangkan pikiran anda ketika 2) Ibu 6) Guru
mengalami masalah 3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
18 Siapakah yang anda rasa dapat Tidak ada 3) Kakak 6) Guru
membantu anda jika anggota keluarga 1) Ayah 4) Adik 7)
dekat anda meninggal? 2) Ibu 5) Teman 8)
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
No Pertanyaan Jawaban
19 Siapakah yang menerima anda Tidak ada 4) Adik 8)
sepenuhnya dengan kelebihan 1) Ayah 5) Teman 9)
maupun kekurangan anda? 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasaan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
20 Siapakah yang anda harapkan untuk Tidak ada 4) Adik 8)
peduli dengan anda tanpa melihat 1) Ayah 5) Teman 9)
keadaan anda? 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasaan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
21 Siapakah yang dapat anda percaya Tidak ada 4) Adik 8)
untuk mendengarkan cerita anda 1) Ayah 5) Teman 9)
ketika anda marah pada seseorang 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
22 Siapa yang anda percaya memberikan Tidak ada 4) Adik 8)
dapat memberitahu anda dengan 1) Ayah 5) Teman 9)
bijaksana ketika anda melakukan 2) Ibu 6) Guru
kesalahan? 3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
23 Siapakah anda yang dapat menghibur Tidak ada 3) Kakak 6) Guru
anda ketika anda bersedih? 1) Ayah 4) Adik 7)
2) Ibu 5) Teman 8)
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
No Pertanyaan Jawaban
24 Siapakah yang anda rasa benar-benar Tidak ada 4) Adik 8)
mengasihi dan mencintai anda? 1) Ayah 5) Teman 9)
2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
25 Siapakah yang dapat menghibur dan Tidak ada 4) Adik 8)
menenangkan anda ketika anda 1) Ayah 5) Teman 9)
merasa bingung? 2) Ibu 6) Guru
3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
26 Siapakah yang benar-benar anda Tidak ada 4) Adik 8)
harapkan dapat mendukung secara 1) Ayah 5) Teman 9)
emosional ketika anda membuat 2) Ibu 6) Guru
keputusan penting? 3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
27 Siapakah yang bisa benar-benar anda Tidak ada 4) Adik 8)
harapkan dapat menenangkan ketika 1) Ayah 5) Teman 9)
anda sedang sensitif, mudah marah 2) Ibu 6) Guru
pada segala sesuatu? 3) Kakak 7) ……
Seberapa kepuasan anda? 6) Sangat puas 3) Sedikit tidak puas
5) Cukup puas 2) Cukup tidak puas
4) Sedikit puas 1) Sangat tidak puas
KUESIONER HARGA DIRI
CSEI (Coopersmith Self-Esteem Inventory)
Delfi Nur Aristantya, 2019

Baca dan pahamilah setiap pertanyaan berikut ini. Pilihlah jawaban dengan cara
memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban berikut.
 Berilah tanda (√) pada kolom “like me” (seperti saya) jika pertanyaan tersebut
menggambarkan apa yang biasanya anda rasakan atau menggambarkan diri
Anda.
 Berilah tanda (√) pada kolom “unlike me” (tidak seperti saya) jika pertanyaan
tersebut tidak menggambarkan apa yang biasanya Anda rasakan atau tidak
menggambarkan diri Anda.
Nama / inisial :
Usia :
Kelas :
Tanggal pengisian :

No Pertanyaan Seperti Tidak


Saya Seperti
Saya
1 Saya menghabiskan banyak waktu untuk melamun
2 Saya cukup yakin pada diri saya sendiri
3 Saya sering berharap menjadi orang lain
4 Orang lain mudah menyukai saya
5 Saya dan keluarga sering bersenang-senang bersama
6 Saya tidak pernah khawatir terhadap apapun
7 Sulit bagi saya untuk berbicara di depan sebuah
kelompok
8 Saya berharap saya lebih muda
9 Ada banyak hal tentang diri saya yang ingin saya ubah
jika bisa
10 Saya mudah mengambil keputusan
11 Saya orang yang menyenangkan
12 Saya mudah marah di dalam rumah
No Pertanyaan Seperti Tidak
Saya Seperti
Saya
13 Saya selalu melakukan hal yang benar
14 Saya bangga dengan pekerjaan sekolah saya
15 Seseorang selalu memberitahu apa yang harus saya
lakukan
16 Butuh waktu lama bagi saya untuk terbiasa dengan hal
baru
17 Saya sering merasa bersalah untuk hal-hal yang pernah
saya lakukan
18 Saya populer dalam kelompok teman sebaya saya
19 Keluarga saya peduli dengan perasaan saya
20 Saya tidak pernah bahagia
21 Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa
22 Saya mudah menyerah
23 Saya bisa mengurus diri saya sendiri
24 Saya cukup bahagia
25 Saya lebih suka bergaul dengan orang yang lebih muda
26 Keluarga saya mengharapkan banyak hal dari saya
27 Saya menyukai semua orang
28 Saya suka dimintai pertolongan ketika dalam kelompok
29 Saya memahami diri saya sendiri
30 Cukup sulit menjadi diri saya sendiri
31 Banyak hal campur aduk di dalam diri saya sendiri
32 Orang-orang biasanya mengikuti ide saya
33 Tidak ada orang yang memperhatikan saya di rumah
34 Saya tidak pernah dimarahi atau dibentak
35 Saya tidak melakukan pekerjaan saya sebaik yang saya
inginkan
36 Saya bisa mengambil keputusan dan mentaatinya
37 Saya tidak suka menjadi perempuan / laki-laki
38 Saya memiliki pendapat yang jelek tentang diri saya
39 Saya tidak suka berada bersama-sama orang lain
No Pertanyaan Seperti Tidak
saya seperti
saya
40 Seringkali saya merasa ingin meninggalkan rumah
41 Saya tidak pernah merasa malu
42 Saya sering merasa kesal
43 Saya sering merasa malu pada diris aya sendiri
44 Penampilan saya tidak menarik seperti orang lain
45 Jika ada yang ingin saya katakan, saya biasanya pasti
mengatakan
46 Orang-orang sering mengganggu atau mengejek saya
47 Keluarga saya memahami saya
48 Saya selalu berkata jujur
49 Guru saya membuat saya tidak cukup baik
50 Saya tidak peduli apa yang terjadi pada saya
51 Saya merasa gagal
52 Saya merasa kesal ketika saya dimarahi atau dibentak
53 Kebanyakan orang lebih disukai daripada saya
54 Saya sering merasa keluarga saya mendesak saya
55 Saya selalu tahu apa yang harus saya katakan pada
orang lain
56 Saya sering merasa berkecil hati
57 Biasanya masalah tidak mengganggu saya
58 Saya tidak bisa dipercaya / diandalkan
SKOR

Hasil Analisa Data


Deskripsi Responden

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 13 tahun 5 6.8 6.8 6.8

14 tahun 45 61.6 61.6 68.5

15 tahun 21 28.8 28.8 97.3

16 tahun 1 1.4 1.4 98.6

17 tahun 1 1.4 1.4 100.0

Total 73 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid perempuan 73 100.0 100.0 100.0

HASIL ANALISA UNIVARIAT

Dukungan Sosial

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 2 2.7 2.7 2.7

cukup 9 12.3 12.3 15.1

baik 62 84.9 84.9 100.0

Total 73 100.0 100.0

Harga Diri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 4 5.5 5.5 5.5

sedang 5 6.8 6.8 12.3

tinggi 64 87.7 87.7 100.0

Total 73 100.0 100.0

HASIL ANALISA BIVARIAT


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan
_soisal* 73 100.0% 0 0.0% 73 100.0%
Harga diri

Dukungan sosial * Harga diri Crosstabulation

Harga diri

rendah sedang tinggi Total

Dukun kurang Count 0 0 2 2


gan % within HD 0.0% 0.0% 3.1% 2.7%
sosial % of Total 0.0% 0.0% 2.7% 2.7%

cukup Count 4 2 3 9

% within HD 100.0% 40.0% 4.7% 12.3%

% of Total 5.5% 2.7% 4.1% 12.3%

baik Count 0 3 59 62

% within HD 0.0% 60.0% 92.2% 84.9%

% of Total 0.0% 4.1% 80.8% 84.9%


Total Count 4 5 64 73

% within HD 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


% of Total 5.5% 6.8% 87.7% 100.0%

Correlations

DS HD

Kendall's tau_b DS Correlation Coefficient


1.000 .525**

Sig. (2-tailed)
. .000

N
73 73

HD Correlation Coefficient
.525** 1.000

Sig. (2-tailed)
.000 .

N
73 73
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai