Anda di halaman 1dari 10

TELAAH JURNAL

JUDUL

“PERAN SKINTIGRAFI HEPATOBILIARI & PROFIL BILIRUBIN DALAM


DIAGNOSIS AWAL ATRESIA BILIER PADA ANAK-ANAK DENGAN IKTERUS
NEONATAL PERSISTEN- TINJAUN PENGALAMAN SELAMA 8 TAHUN”

Reviewer :

Thasya Kesek 17011104059

Kelas :

A2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan
kasih sayang-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas telaah jurnal dengan judul :

“PERAN SKINTIGRAFI HEPATOBILIARI & PROFIL BILIRUBIN DALAM DIAGNOSIS


AWAL ATRESIA BILIER PADA ANAK-ANAK DENGAN IKTERUS NEONATAL
PERSISTEN- TINJAUN PENGALAMAN SELAMA 8 TAHUN”

Dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan ini, dan juga saya menyadari bahwa
penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak penyempurnaan penulisan ini, sangat saya harapkan.

Saya berharap semoga penulisan ini memberi manfaat serta memberikan informasi yang
berguna bagi kita semua yang membutuhkannya.

Manado, 17 September 2019

TELAAH JURNAL

MASALAH ATAU TUJUAN PENELITIAN

Aspek yang dikritisi Hasil analisa

Latar belakang Penulis menuliskan beberapa hal mengenai


kolestasis neonatal persisten, atresia bilier dan
skintigrafi hepatobiliari.
Kolestasis neonatal persisten banyak
ditemukan pada anak-anak, dengan tanda dan
gejala penyakit kuning, tinja pucat, urin gelap,
pruritus, steatorrhea dan hiperbilirubinemia.
Atresia bilier adalah penyebab paling umum
dari kolestasis pada anak. Atresia bilier adalah
penyakit yang ditandai dengan peradangan
progresif dan fibrosis saluran empedu, yang
mengakibatkan sumbatan yang terus memberat
pada saluran empedu ekstrahepatik dan
intrahepatic.
Dalam jurnal ini dituliskan bahwa skintigrafi
hepatobiliary sangat bermanfaat dan nilai
prediktif negatifnya yang tinggi dapat
membantu dalam menentukan triase pasien
dengan ikterus neonatal persisten untuk
mendiagnosis atresia bilier. Tapi dalam latar
belakang ini penulis tidak menuliskan secara
jelas mengenai apa sebenarnya skintigrafi
hepatobiliari itu.
Jika membaca latar belakang dari jurnal ini,
kita akan menemukan alasan mengapa penulis
memilih masalah ini untuk diangkat dalam
penelitian.
Tujuan masalah penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
peran skintigrafi hepatobiliari dan profil
bilirubin dalam diagnosis awal atresia bilier
pada anak-anak dengan ikterus neonatal
persisten pada keadaan terbatas sumber daya.
Pertanyaan atau hipotesis Penulis menuliskan bahwa di tempat
identifikasi awal penyebab yang mendasari
kolestasis neonatal, mereka berpendapat bahwa
diagnosis negatif dini atresia bilier sebagai
target lebih mudah dicapai karena ditanggung
oleh pengalaman kami.
Dan penulis juga mengemukakan pendapat
bahwa skintigrafi hepatobiliary tampak sangat
bermanfaat dan nilai prediktif negatifnya yang
tinggi dapat membantu dalam menentukan
triase pasien dengan ikterus neonatal persisten
untuk mendiagnosis atresia bilier dibandingkan
dengan penyebab lain dari ikterus nononatal.

REVIEW LITERATUR

Aspek yang dikritisi Hasil analisa

Dasar teori penelitian Teori yang dicantumkan dalam jurnal adalah


teori-teori yang akan diteliti, namum ada
beberapa hal yang tidak dicantumkan pada
jurnal padahal itu merupakan hal penting yang
akan diteliti.

Penulis juga tidak membahas temuan-temuan


sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian
tersebut.

Dan dalam jurnal ini, pada setiap teori yang


dikutip tidak dicantumkan sumbernya sehingga
bisa menimbulkan tuduhan sebagai plagiarism.
Model konseptual yang digunakan (gambar)

Bayi/anak dengan penyakit kuning dibagi


berdasarkan gender. Jadi ada 33% berjenis
kelamin perempuan dan 65% jenis kelamin
laki-laki. Jenis kelamin didokumentasikan
untuk setiap kasus pada presentasi.

Gambar yang dicantumkan mudah dipahami


hanya dengan melihatnya.

Apakah menggunakan literature terbaru Hanya ada 2 literature terbaru yang digunakan
yaitu tahun 2017, dan literature lainnya bukan
literature yang up to date.

DESIGN METODE PENELITIAN

Aspek yang dikritisi Hasil analisa

Design penelitian yang digunakan Desain penelitian yang digunakan yaitu studi
observasional cross sectional dan juga
termasuk evaluasi retrospektif dari catatan
pasien dan dilakukan di pusat medis nuklir
(NMC), AFIP Rawalpindi dari Juli 2009
hingga Juni 2017.
Desain penelitian yang digunakan sudah tepat
karena tidak mengenal dimensi waktu,
berhubung jurnal ini ditinjau selama 8 tahun.
Namun ada juga kekurangannya karena desain
ini penelitian hanya dilakukan pada satu waktu
dan satu kali dan tidak ada follow up, padahal
dalam kasus seperti ini bagus untuk dilakukan
follow up untuk meninjau kembali kemajuan
yang ada.
Metode penelitian Penulis tidak mencantumkan apakah jurnal ini
menggunakan metode kualitatif atau
kuantitatif. Tapi menurut saya metode
penelitian ini bersifat kuantitatif karena
dilakukan dengan tes, pengujian dan
wawancara terstruktur.

Populasi Populasi pada jurnal ini yaitu Neonatus / bayi


yang dirujuk untuk skintigrafi Hepatobiliary
dengan diagnosis penyakit hati kolestatik
bersama dengan hiperbilirubinemia
terkonjugasi.

Populasi dari jurnal ini sangat berhubungan


dengan penelitian yang akan dilakukan.

Sampel (jumlah, usia, jenis kelamin, dll) Sampel pada penelitian ini yaitu usia dalam
hari, jenis kelamin dan kadar bilirubin total /
langsung dan pasien juga diklasifikasikan
menjadi tiga subkelompok diagnostik
berdasarkan hepatobiliary scintigraphy menjadi
atresia bilier, hepatitis normal dan neonatal
pada kedua jenis kelamin.

Kategori sampel yang digunakan sudah baik,


dan untuk usia dibagi dalam bulan atau setiap
30 hari.

Metode sampling Metode yang digunakan yaitu dengan


mengevaluasi retrospektif dari catatan pasien
dan dilakukan di pusat medis nuklir (NMC),
AFIP Rawalpindi dari Juli 2009 hingga Juni
2017. Sebanyak 106 pasien yang datang di
NMC untuk skintigrafi hepatobiliary
dimasukkan dalam penelitian dengan
pengambilan sampel non-acak berturut-turut.

Kriteria inklusi dan ekslusi Kriteria inklusinya yaitu neonatus dan bayi
muda yang direkomendasikan untuk
Hepatobiliary Scintigraphy dari berbagai
rumah sakit di Rawalpindi / Islamabad dan
bagian atas negara tersebut dimasukkan dalam
penelitian dengan diagnosis penyakit hati
kolestatik bersama dengan hiperbilirubinemia
terkonjugasi sebagaimana didefinisikan oleh
konsensus Pedoman Amerika Utara & Eropa
tentang subjek.

Pada kriteria eksklusi penulis tidak


mancantumkan kriteria atau ciri-ciri populasi
yang tidak bisa dijadikan sampel penelitian.

Konteks/ setting penelitian Dalam konteks ini, skintigrafi hepatobiliary


tampak sangat bermanfaat dan nilai prediktif
negatifnya yang tinggi dapat membantu dalam
menentukan triase pasien dengan ikterus
neonatal persisten untuk mendiagnosis atresia
bilier dibandingkan dengan penyebab lain dari
ikterus nononatal. Penelitian ini dilakukan di
Nuclear Medical Center, AFIP, Rawalpindi dari
2009-2017 untuk mengevaluasi peran
Hepatobiliary Scintigraphy & profil bilirubin
dalam diagnosis dini atresia bilier pada anak-
anak dengan ikterus neonatal persisten & untuk
merumuskan rekomendasi untuk rangkaian
terbatas sumber daya

Variable penelitian Variabel penelitiannya yaitu hepatobiliary


Scintigraphy & profil bilirubin.

PENGUMPULAN DATA, ALAT UKUR DAN ANALISIS

Aspek yang dikritisi Hasil analisa

Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan dengan


tes, pengujian dan wawancara terstruktur.

Instrument yang digunakan (reliabilitas dan Pada instrumen penelitian yang digunakan
validitas) yaitu wawancara, tes dan dokumentasi.

Hasil informasi yang digunakan dapat


dipercaya, dan tes pengukuran menghasilkan
data yang akurat.

Prosedur analisa data Analisa data yang dilakukan secara deskriptif


karena memuat tabel-tabel dan diagram.
Analisa tersebut sudah baik karena bisa
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih
jelas, proses identifikasi lebih reliable dan
dapat dilihat secara visual sehingga membantu
dalam mengambil keputusan secara cepat dan
tepat.
Statistic untuk analisa data (apakah sesuai Analisa data yang dilakukan tidak sesuai
pertanyaan dan hipotesis) dengan hipotesis yang telah dipaparkan.

TEMUAN/HASIL DAN KESIMPULAN

Aspek yang dikritisi Hasil analisa

Table, gambar (jelas dan relevan) Tabel dan gambar yang dicantumkan sudah
jelas dan mudah dipahami.

Laporan hasil (logis dan jelas) Hasil yang dicantumkan sudah jelas dan bisa
diterima.
Berapa besar efek dari intervensi yang Diagnosis tertunda atresia bilier secara
diberikan serta perkiraan ketepatan hasil akibat signifikan meningkatkan mortalitas terkait
efek intervensi hasil karena intervensi bedah yang terlambat &
profil bilirubin memberikan bantuan yang tidak
signifikan dalam subkelompok diagnostik pada
bayi perempuan untuk memungkinkan
diagnosis atresia bilier yang tepat waktu.
Dalam kasus samar-samar secara klinis,
skigrafi hepatobiliary dini dapat membantu
dengan menyingkirkan atresia bilier.

Kekuatan, keterbatasan dan kemungkinan bias Keterbatasannya yaitu tidak memberikan hasil
dan table peran skintigrafi hepatobiliari dalam
diagnosis awal anak-anak dengan atresia bilier.
Saran peneliti Dalam jurnal ini, peneliti tidak mencamtumkan
saran bagi pembaca.

KONTEKS PROFESIONAL

Aspek yang dikritisi Hasil analisa

Implikasi penelitian terhadap praktik di Skintigrafi hepatobilier bisa dilakukan dalam


masyarakat praktik keperawatan sebagai salah satu
pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa
atresia bilier pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Inamullah, M., Riaz, O. M., & Hussain, F. (2018). Role of Hepatobiliary Scintigraphy &
Bilirubin Profile in Early Diagnosis of Biliary Atresia in Children with Persistent
Neonatal Jaundice-A Review of 8 Years Experience. Hepatobiliary Scintigraphy &
Bilirubin Profile, 68 (4): 706-11

Anda mungkin juga menyukai