Anda di halaman 1dari 22

JOURNAL READING

THE CHARACTERISTIC OF NEONATAL HYPERBILIRUBINEMIA


BEFORE AND AFTER PHOTOTHERAPY AT SANGLAH HOSPITAL,
DENPASAR, BALI IN 2017
Praktik Kebidanan pada Kasus Patologi dan komplikasi (BD.7009)

OLEH
WAHYUNING PURWATI
P07124522129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

JOURNAL READING

“The Characteristic of Neonatal Hyperbilirubinemia Before and After


Phototherapy at Sanglah Hospital, Denpasar, Bali in 2017”

Oleh
WAHYUNING PURWATI
P07124522129

Menyetujui,

Pembimbing Klinik

Anik Sholekha Putri, Amd.Keb (......................................................)

Pembimbing Akademik

Nanik Setiyawati, SST., M.Kes


NIP. 198010282006042002 (......................................................)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Munica Rita Hernayanti, S.Si.T, M.Kes


NIP. 198005142002122001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan jurnal reading ini. penulisan
laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas praktik lahan pada Praktik
Kebidanan pada Kasus Patologi dan komplikasi journal reading ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. Munica Rita Hernayanti, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Prodi Pendidikan
Profesi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
3. Nanik Setiyawati, SST., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
membantu dan memberikan arahan dan masukan dalam praktik lahan kali ini
4. Anik Sholekha Putri, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah
membantu dan memberikan arahan serta masukan selama praktik lahan di
lahan
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga journal reading ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, 23 Februari 2023


Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I ISI JOURNAL...........................................................................................5
A. Abstrak.........................................................................................................5
B. Metode..........................................................................................................6
C. Hasil..............................................................................................................7
D. Pembahasan.................................................................................................7
F. Referensi....................................................................................................10
BAB II TELAAH JURNAL...............................................................................12
A. Deskripsi Bukti..........................................................................................12
B. Validitas Internal......................................................................................12
C. Validitas Eksternal....................................................................................13
D. Validitas Eksternal-Generalisasi Hasil ke Populasi...............................13
E. Perbandingan Hasil Studi dengan Bukti Lain.......................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

4
BAB I
ISI JOURNAL
THE CHARACTERISTIC OF NEONATAL HYPERBILIRUBINEMIA
BEFORE AND AFTER PHOTOTHERAPY AT SANGLAH HOSPITAL,
DENPASAR, BALI IN 2017
Judul : The characteristic of neonatal hyperbilirubinemia before and
after
phototherapy at Sanglah Hospital, Denpasar, Bali in 2017
Penulis : Wayan Sulaksmana Sandhi Parwata, Putu Junara Putra, Made
Kardana, Wayan Dharma Artana, Made Sukmawati
Jurnal : Intisari Sains Medis
Volume : 10
Tahun : 2019
A. Abstrak
Background: Hyperbilirubinemia is the most clinical problem in newborn
babies. Hyperbilirubinemia occurs 60% in aterm babies and 80% in
premature babies. This study aims to know the incidence of
hyperbilirubinemia, characteristics of hyperbilirubinemia and effect of
phototherapies to bilirubin levels.
Methods: A cross-sectional retrospective study was conducted using medical
records among 94 neonates with hyperbilirubinemia who treated with
phototherapies at Sanglah hospital
during 2017. Data regarding gender, gestational weeks, type of delivery, size
for gestational age, the onset of hyperbilirubinemia, etiology, birth weight,
maternal gravid status, and bilirubin levels were collected and analyzed using
SPSS version 20 software descriptively.

5
Results: From 94 neonatal hyperbilirubinemia that meet the inclusion criteria,
51 (54.3%) males and 43 (45.7%) females based on gender. Mean gestational
ages were 36.35±2.921 weeks. The major etiology of neonatal
hyperbilirubinemia were breastfeeding jaundice 33 (25.8%), Prematurity 23
(18.7%), ABO incompatibility 13 (10.6%), Breast milk jaundice 11 (8.9%),
gastrointestinal malformation 6 (4.9%), G6PD deficiency 5 (4.1%), and sepsis
3 (2.4%). The mean total bilirubin prior to phototherapy was 15.6 ± 4.11
mg/dL whereas the indirect bilirubin was 14.56 ± 3.55 mg/dL. The duration of
phototherapy in this study was 2.8±0.65 days. Conclusions: The incidence of
neonatal hyperbilirubinemia during 2017 at Sanglah Hospital were
predominantly caused by breastfeeding jaundice, prematurity, and ABO
incompatibility. There were decreased bilirubin levels following
phototherapies.
B. Metode
Sebuah studi retrospektif cross-sectional dilakukan dengan menggunakan
catatan medis antara 94 neonatus dengan hiperbilirubinemia yang dirawat
dengan fototerapi di Rumah Sakit Sanglah selama 2017. Data mengenai jenis
kelamin, minggu kehamilan, jenis persalinan, ukuran untuk usia kehamilan,
timbulnya hiperbilirubinemia, etiologi, kelahiran berat badan, status gravid ibu,
dan kadar bilirubin dikumpulkan dan dianalisis menggunakan software SPSS
versi 20 secara deskriptif.

C. Hasil
Dari 94 neonatus hiperbilirubinemia yang memenuhi kriteria inklusi, 51
(54,3%) laki-laki dan 43 (45,7%) perempuan berdasarkan jenis kelamin. Usia
kehamilan rata-rata adalah 36,35 ± 2,921 minggu. Etiologi utama
hiperbilirubinemia neonatal adalah ikterus menyusui33 (25,8%),
Prematuritas23 (18,7%), inkompatibilitas ABO 13 (10,6%), Ikterus ASI 11
(8,9%), malformasi gastrointestinal 6 (4,9%), defisiensi G6PD 5 (4,1%) , dan

6
sepsis 3 (2,4%). Rerata bilirubin total sebelum fototerapi adalah 15,6 ± 4,11
mg/dL sedangkan bilirubin indirek adalah 14,56 ± 3,55 mg/dL. Durasi
fototerapi pada penelitian ini adalah 2,8±0,65 hari.
D. Pembahasan
Hiperbilirubinemia merupakan masalah utama pada neonatus. Insiden
hiperbilirubinemia di Amerika Serikat adalah 65%. Di Nigeria, penelitian yang
dilakukan oleh Chime pada tahun 2011 menemukan frekuensi
hiperbilirubinemia sekitar 33% (21% laki-laki dan 12% perempuan). Frekuensi
hiperbilirubinemia di Indonesia sendiri pada bayi matur bervariasi antara
13,7% sampai 85%
Studi kami menemukan bahwa mayoritas bayi dengan hiperbilirubinemia
dominan adalah laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Dalam penelitian
kami, hiperbilirubinemia juga lebih banyak terjadi pada bayi aterm
dibandingkan dengan bayi prematur. Hasil ini dapat menyebabkan kejadian
hiperbilirubinemia pada bayi prematur lebih rendah dibandingkan bayi aterm.
Namun, ada perbedaan hasil yang ditemukan dengan studi sebelumnya.6,7
Studi sebelumnya menemukan bahwa hiperbilirubinemia terjadi lebih sering
dan lebih lama pada bayi prematur akhir (Bayi lahir pada usia kehamilan 34
0/7 minggu sampai 36 6/7 minggu) daripada aterm.6,7 Hal ini mungkin
disebabkan oleh keterlambatan pematangan bayi prematur akhir dan
konsentrasi uridin glucuronosyltransferase diphosphoglucuronate yang rendah
Studi kami menemukan bahwa hiperbilirubinemia terutama terkait dengan
penyakit kuning menyusui. Ikterus menyusui terjadi dalam minggu pertama
kehidupan dan tumpang tindih dengan ikterus ASI dan ikterus
fisiologis.11Kondisi ini disebabkan volume ASI yang tidak adekuat dan
kontraksi volume neonatus relatif terhadap jumlah bilirubin. Asupan oral yang
tidak adekuat dapat mengurangi pergerakan usus atau ekskresi bilirubin yang
menyebabkan kondisi hiperbilirubinemia.

7
Jumlah bayi prematur yang mengalami hiperbilirubinemia pada penelitian ini
cukup tinggi. Berdasarkan diagnosis klinis, kondisi prematuritas menempati
urutan kedua sebagai penyebab hiperbilirubinemia. Beberapa bayi prematur
tumpang tindih dengan kondisi sepsis yang dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia pada bayi prematur lebih umum, parah,
dan berlarut- larut daripada neonatus cukup bulan, sebagai akibat dari sel darah
merah neonatus yang berlebihan, hati, dan ketidakmatangan gastrointestinal.
Keterlambatan inisiasi pemberian makanan enteral yang begitu umum dalam
manajemen klinis bayi baru lahir prematur yang sakit dapat membatasi aliran
usus dan kolonisasi bakteri yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi
enterohepatik bilirubin lebih lanjut.
Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (berat lahir <2500 gram atau usia
kehamilan <37 minggu) mengalami penyakit kuning pada beberapa minggu
pertama hidupnya. Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir terjadi pada 25-
50% neonatus aterm dan bahkan lebih tinggi pada neonatus prematur. Penyakit
kuning pada bayi baru lahir adalah fenomena fisiologis atau mungkin
patologis. Infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya adalah infeksi yang
terjadi pada periode organogenesis atau periode, yaitu pada trimester pertama
kehamilan.
Etiologi ketiga yang menyebabkan hiperbilirubinemia dalam penelitian kami
adalah ketidakcocokan ABO. Inkompatibilitas ABO menjadi penyebab
tersering penyakit hemolitik iso-imun pada bayi baru lahir di negara maju.
Studi sebelumnya pada bayi baru lahir di Turki menemukan bahwa ada 14,8%
kasus ketidakcocokan ABO sedangkan 21,3% dari mereka menunjukkan
hiperbilirubinemia yang signifikan dan 4,4% untuk penyakit hemolitik ABO
yang parah.7,9 Secara umum, hemolisis akibat inkompatibilitas ABO minimal,
dan perjalanan klinisnya relatif jinak karena situs antigenik grup A atau B yang
relatif lebih sedikit pada sel darah merah neonatal. Namun, kasus yang parah

8
menunjukkan hemolisis agresif dan kondisi hidrops fetalis juga telah
dilaporkan.
Hiperbilirubinemia dapat terjadi karena kontak dengan zat-zat yang
merangsang sel darah merah untuk dihancurkan yang menyebabkan penyakit
kuning. Kelainan geneti juga bertanggung jawab untuk berbagai kasus
hiperbilirubinemia, seperti G6PD, sedangkan defisiensi enzim ini biasanya
lebih rentan terjadi pada laki-laki karena hanya memiliki satu kromosom X
tunggal dibandingkan dengan perempuan. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Iesje pada tahun 2007, kurangnyza enzim G6PD di dinding sel darah
merah menyebabkan kerusakan sel darah merah secara prematur dan
mengakibatkan peningkatan bilirubin
E. Kesimpulan
Kejadian hiperbilirubinemia neonatus selama tahun 2017 di RSUP Sanglah
sebagian besar disebabkan oleh breast jaundice, prematuritas, dan
inkompatibilitas ABO. Ada penurunan kadar bilirubin setelah fototerapi.

F. Referensi
1. Absari, N., & Riyanti, D. N. (2020). Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap
Involusi Uterus pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas O
Mangunharjo Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu
Pekalongan, 7(1), 27–31. https://doi.org/10.37402/jurbidhip.vol7.iss1.7 0
2. Badan Pusat Statistik. (2016). Potret awal tujuan pembangunan
berkelanjutan (Sustainable development goals) di Indonesia. Badan Pusat
Statistik.
3. Hadi, Y., & Fairus, M. (2017). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan
Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ketapang Lampung Utara. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 7(2), 1–7.
https://doi.org/10.26630/JKM.V7I2.548

9
4. Indrasari, N. (2019). Meningkatkan Kelancaran ASI dengan Metode Pijat
Oksitoksin pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik,
15(1), 48. https://doi.org/10.26630/jkep.v15i1.1325
5. Kemenkes RI. (2014). InfoDATIN situasi dan analisis ASI Eksklusif.
Kementrian Kesehatan.
6. Kemenkes RI. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Kementrian
Kesehatan RI.
7. Lisnawaty, Ernawati, & Hasmawati. (2015). Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum Di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,
7(5), 565–571.
8. Mantasia, N. (2017). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Terhadap
Kadar Hormon Oksitosin Dan Proses Involusio Uteri Pada Ibu Post
Partum Resiko Tinggi Di Rsud H.Padjonga Dg Ngalle Kab. Takalar.
Voice of Midwifery, 07(09), 97–103.
https://journal.umpalopo.ac.id/index.php/Vo M/article/view/34
9. Nelwatri, H. (2015). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap
Involusi Uterus Pada Ibu Bersalin Di BPS Kota Padang Tahun 2013.
Jurnal Ipteks Terapan, 8(3), 83–87.
https://doi.org/10.22216/jit.2014.v8i3.2
10. Pesak, E., Losu, F. N., & Sulawesiana, W. (2017). Determinan Penerapan
Inisiasi Menyusu Dini Oleh Bidan Berdasarkan Evidence Based Di
Puskesmas Rawat Inap Kota Tomohon. Jurnal Ilmiah Bidan, 5(1), 1–11.
11. Roesli, U. (2012). Panduan: inisiasi menyusu dini: plus asi eksklusif.
Pustaka Bunda.
12. Sahetapy, S. Y. (2016). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap
Kecepatan Involusio Uterus pada Ibu Nifas di BPM Dwi Inggrini
Samarinda. Mahakam Midwifery Journal, 1(I), 1–9.

10
13. Say, L., Chou, D., Gemmill, A., Tunçalp, Ö., Moller, A. B., Daniels, J.,
Gülmezoglu, A. M., Temmerman, M., & Alkema, L. (2014). Global
causes of maternal death: A WHO systematic analysis. The Lancet Global
Health,
14. 2(6), e323–e333 https://doi.org/10.1016/S2214- 109X(14)70227-X
15. Setiani Lucy, I., & Sumarni. (2016). Perbedaan Efektivitas Pijat Oksitosin
Dan Relaksasi Hypnobirthing Terhadap Involusi Uterus Ibu Post Partum
Di Puskesmas Rawalo Pada Tahun 2015. Jurnal Ekologi
KesehatanKebidanan, 06(11), 40–46.
16. Varney, H., Kriebs, J., & Gegor, C. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan.
EGC

11
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Deskripsi Bukti
Paparan pada penelitian
Subjek pada penelitian adalah seluruh pasien neonatus dengan
hiperbilirubinemia yang dirawat di bangsal Neonatologi dan memenuhi
kriteria inklusi.
1. Outcome dari penelitian ini adalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik hiperbilirubinemia
neonatus sebelum dan sesudah fototerapi.
2. Desain penelitian penelitian ini menerapkan studi retrospektif cross-
sectional.
3. Populasi studi pada penelitian ini adalah 94 neonatus dengan
hiperbilirubinemia yang dirawat dengan fototerapi di Rumah Sakit Sanglah
selama 2017.
4. Temuan utama dari penelitian ini adalah kejadian hiperbilirubinemia
neonatus selama tahun 2017 di RSUP Sanglah sebagian besar disebabkan
oleh breast jaundice, prematuritas, dan inkompatibilitas ABO. Ada
penurunan kadar bilirubin setelah fototerapi.
5. Paparan, outcome, definisi operasional variabel diukur, cara mendapatkan
sampel serta metode pengukuran telah diinformasikan dengan cukup baik.
12
B. Validitas Internal
1. Pengaruh oleh bias observasi
Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh bias karena data diambil dari
sampel yang sudah dipilih bersadarkan kriteria yang diinginkan.
2. Pengaruh confounding
Pada penelitian ini tidak memiliki variabel confounding.

3. Pengaruh variasi chance


Pada studi ini, hasil studi tidak dipengaruhi variasi chance.
4. Kesimpulan
Penelitian ini tidak memiliki bias observasi, tidak ada variabel pengganggu
dan tidak di pengaruhi variasi chance.
C. Validitas Eksternal
1. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional. Data yang digunakan
pada penelitian ini merupakan catatan medis antara 94 neonatus dengan
hiperbilirubinemia yang dirawat dengan fototerapi di Rumah Sakit Sanglah
selama 2017. Data mengenai jenis kelamin, minggu kehamilan, jenis
persalinan, ukuran untuk usia kehamilan, timbulnya hiperbilirubinemia,
etiologi, kelahiran berat badan, status gravid ibu, dan kadar bilirubin.
2. Kekuatan hubungan yang ditunjukkan dengan p-value, pada penelitian ini
hampir semua kategori memiliki p-value kurang dari 0,05 yang berarti
memiliki hasil yang signifikan.
3. Hasil studi pada penelitian ini konsisten dengan hasil studi penelitian ini.
4. Spesifitas dalam penelitian ini tidak ada karena variabel pada penelitian ini
diambil menggunakan catatan medis.
5. Kesimpulan
Pada studi ini menggunakan waktu pengambilan data sesuai dengan yang
telah ditentukan, ada konsistensi dalam studi dan tidak ada spesifitas dalam
penelitian ini, lokasi penelitian sebutkan dengan jelas.
13
D. Validitas Eksternal-Generalisasi Hasil ke Populasi
Populasi pada penelitian ini dapat di aplikasikan pada populasi yang
memiliki karakteristik yang sama dengan studi ini.

E. Perbandingan Hasil Studi dengan Bukti Lain


1. Konsistensi dengan bukti dari penelitian lain
Penelitian ini menunjukkan adanya konsistensi hasil dengan bukti
penelitian lain. Dibuktikan pada penelitian octavariny et.al (2020) bahwa
IMD efektif mempercepat involusi uterus.2
2. Bukti penelitian menunjukkan spesifisitas
Bukti penelitian menunjukan tidak ada spesifitas.
3. Hasil penelitian plausible dalam hal mekanisme biologik
Hasil penelitian ini menunjukkan penyebab dan hasil konsisten dengan
pengetahuan biologis dan medis yang ada.
4. Efek utama ditunjukkan apakah hal itu koheren dengan distribusi
eksposure dan outcome
Pada penelitian ini tidak di temukan adanya ekposure dan outcome yang
menunjukan sebab akibat, hanya menggambarkan karakteristik variabel
yang diteliti.
5. Kesimpulan perbandingan hasil studi dengan bukti lain
Hasil penelitian ini cukup relevan, dapat diaplikasikan pada penelitian
dengan karakteristik yang sama dengan studi ini.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar bilirubin total, bilirubin
langsung, dan tidak langsung setelah fototerapi. Selain itu pada analisa jurnal
ditemukan bahwa Paparan, outcome, definisi operasional variabel diukur, cara
mendapatkan sampel serta metode pengukuran telah diinformasikan dengan
cukup baik. Penelitian ini tidak memiliki bias observasi, tidak ada variabel
pengganggu dan tidak di pengaruhi variasi chance. Pada studi ini
menggunakan waktu pengambilan data sesuai dengan yang telah ditentukan,
ada konsistensi dalam studi dan tidak ada spesifitas dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini cukup relevan, dapat diaplikasikan pada penelitian dengan
karakteristik yang sama dengan studi ini

B. Saran
Berdasarkan hasil telaah jurnal dapat diketahui bahwa jurnal ini relevan
dan dapat menjadi referensi yang baik, namun jurnal ini tidak menyertakan
perbandingan hasil studi dengan penelitian lain sehingga tidak dapat
menunjukkan adanya konsistensi hasil dengan bukti penelitian lain.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulaksmana, W. et al. The characteristic of neonatal hyperbilirubinemia
before and after phototherapy at Sanglah Hospital , Denpasar , Bali in
2017. intisari sains medis 10, 309–312 (2019).
2. Octavariny, R., Dwi, S. T., Melda, S., Bangun, B. & Handayani, D. The
Effects of Early Breastfeeding Initiation on the Uterine Involutional
Process in Post Partum Mothers. Proc. ofthe Int. Conf. Heal. Informatics
Med. Appl. Technol. 105–111 (2020) doi:10.5220/0009466501050111.

Nitip masukin journalnya ke lampiran hehe.. caranya: boleh di ss


trus gambarnya di tempel tempel itu. Atau kalau mau cepet ya di
convert aja pdf to jpg. Trus nanti tinggal di copas copas di
halaman terkhir kek gini. Jurnal yang dimasukan yg inggris versi
yak. Makaciii mwaaah....

16
17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai