Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EVIDENCE BASED PRACTICE IN NURSING

TATALAKSANA GAGAL JANTUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Terstruktur

Mata Kuliah Pernafasan dan Kardiovaskuler

(BLOK PK 009)

Dosen Pengampu : Diyono S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Atiska Nissi Santoso Putri (D3A2021.044)

2. Rahmad Aji Wibowo (D3A2021.065)

3. Leticia Maritza Putri (D3A2021.035)

4. Ezra Kusuma Marjiah (D3A2021.038)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA SURAKARTA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah
dan ijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
Tatalaksana Gagal Jantung. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
syarat Pembelajaran BLOKPK 010 dalam Program DIII Keperawatan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala.

Tugas ini dapat kami selesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Endang Dwi Ningsih, MM., selaku Direktur Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Panti Kosala Surakarta.

2. Bapak Diyono S.Kep., Ns., M.Kep sebagai Dosen Pengampu


BLOK PK 010.

3. Bpk/Ibu dosen Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala


yang memberi bekal ilmu yang berguna.

4. Orang tua tercinta yang memberi dorongan motivasi baik moral


maupun spiritual.

Dalam penulisan Makalah Tatalaksana Gagal Jantung, mungkin banyak


kekurangan. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun di
masa yang akan datang.

Sukoharjo, 5 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
ANALISA JURNAL................................................................................................................2
A. Jurnal 1...................................................................................................................2
B. Jurnal 2...................................................................................................................6
C. Jurnal 3...................................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejadian gagal jantung akut (GJA) di dunia berdasarkan data
European Society of Cardiology (ESC) menunjukkan bahwa sebanyak 65-
75% dari 186,364 pasien terse-but mempunyai riwayat gagal jantung
dengan rerata usia berkisar 70-73 tahun. Data ini dikumpulkan dari
Amerika Serikat, Meksiko, Australia, Turki, Sub-Sahara Afri-ka dan
berbagai negara yang sudah terga-bung dalam Benua Eropa. Selain itu,
GJA masih menjadi masalah kesehatan mayor di Asia dengan prevalensi
gagal jantung yaitu Thailand (19%), Vietnam (15%), Filipina (9%) dan
Taiwan (2,2%). Angka preva-lensi Malaysia sebesar 6,7% dan Singapura
sebesar 4,5% merupakan prevalensi tertinggi di Asia bahkan di dunia.
Pada tahun 2018, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencatat bahwa
prevalensi penyakit jantung mencapai angka 1,5% dengan umur diatas 15
tahun. Berdasarkan tingginya prevalensi dan mortalitas yang disebabkan
oleh GJA, maka perlu dilakukan ulasan mendalam mengenai diagnosis
dan tatalaksana terkini gagal jantung akut untuk mengetahui pemeriksaan
yang diperlukan untuk menegakkan diag-nosis GJA dan perkembangan
tatalaksana terkini GJA.

B. Tujuan
Tujuan dari Analisa jurnal EBPN dalam karya tulis ilmiah ini adalah
untuk mengetahui tatalaksana gagal jantung serta merekomendasikan
bagi para perawat yang bisa dijadikan salah satu terapi dalam tatalaksana
gagal jantung terhadap pasien penderita.

1
BAB II
ANALISA JURNAL

A. Jurnal 1

1 Citasi Saroinsong, L., dkk. 2021. Diagnosis dan


Tatalaksana Terkini Gagal
Jantung Akut. e-CliniC,
Volume 9, Nomor 1, Januari-
Juni 2021, hlm. 60-67.
Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi,
Manado, Sulawesi Utara,
Indonesia.
2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pemeriksaan yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis GJA dan
perkembangan tatalaksana terkini GJA.
3 Sampel Sampel penelitian ini adalah pasien kanker
paru stadium lanjut yang dirawat di Ruang
Dahlia RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu
Bandung. Pemilihan sampel dengan non
probability sampling menggunakan teknik
purposive sampling didapatkan sebanyak 80
responden.
4 Hasil Penelitian Hasil penelitian mendapatkan
perkembangan diagnosis dan tatalaksana
GJA berdasarkan kelas rekomendasi dan
tingkatan bukti yang diperbaharui oleh ESC
2016 dan ACC/AHA/HFSA 2017.
Perkembangan tatalaksana GJA
menggunakan tolvaptan,
serelaksin, dan neuromuscular electrical
stimulation (NMES).

2
3

5 Implikasi Berdasarkan tingginya prevalensi dan


mortalitas yang disebabkan oleh GJA, maka
perlu dilakukan ulasan mendalam mengenai
diagnosis dan tatalaksana terkini gagal
jantung akut untuk mengetahui pemeriksaan
yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis GJA dan perkembangan
tatalaksana terkini GJA.

6 Kelebihan Penelitian ini dapat membantu dalam


Penelitian menentukan teori, metode dan formulasi
masalah penelitian yang dilakukan.
7 Kekurangan Namun dari ketiga penelitian yang dilakukan
Penelitian ulasan, tidak didapatkan perbedaan
bermakna antara kelompok plasebo dan
tolvaptan jika diberikan dalam jangka
panjang.
8 Kualitas Penelitian Penelitian ini sudah cukup baik
Secara
Keseluruhan
9 Kesimpulan untuk Simpulan penelitian ini ialah
Praktik penegakan diagnosis lewat anamnesis,
Keperawatan pemeriksaan fisik dan penunjang GJA dapat
(mahasiswa) dilakukan dengan memahami penyebab
retensi cairan dan penurunan curah jantung
pasien sehingga dapat
memberikan tatalaksana farmakologis dan
non-farmakologis dengan tepat.
6

B. Jurnal 2

1 Citasi Nirmalasari, N. 2017. Deep Breathing


Exercise Dan Active Range
Of Motion Efektif Menurunkan
Dyspnea Pada Pasien
Congestive Heart Failure.
NurseLine Journal. Vol. 2 No.
2 Nopember 2017: 159-165.

2 Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh


deep breathing exercise dan active range of
motion terhadap dyspnea pada pasien CHF.
3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasy
experiment dengan rancangan pretest
posttest control group design di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
4 Sampel Sampel penelitian ini adalah 32 orang yang
dibagi menjadi kelompok kontrol dan
intervensi. Kelompok kontrol hanya
mendapatkan intervensi standar rumah sakit
sedangkan kelompok intervensi
mendapatkan intervensi standar rumah sakit
dan intervensi deep breathing exercise dan
active range of motion. Teknik pemilihan
responden adalah dengan metode stratified
random sampling dengan klasifikasi grade
CHF NYHA II dan III. Randomisasi
pada kedua stratifikasi tersebut didapatkan
dengan membagi jumlah sampel dengan
jumlah stratifikasi berdasarkan NYHA
sehingga masing-masing klasifikais NYHA
mendapatkan proporsi responden
yang hampir sama. Randomisasi alokasi
sebagai kelompok kontrol dan intervensi
menggunakan kertas dengan cara
mengambil kertas yang bertuliskan
kelompok kontrol atau intervensi.
Responden diambil dengan kriteria inklusi
yakni pasien dengan status hemodinamik
7

stabil, pasien CHF NYHA II dan III, pasien


yang tidak mengalami kelemahan pada
kedua ekstremitas, pasien berusia 18 tahun,
dan pasien yang mendapatkan terapi
farmakologi yang sama. Kriteria eksklusi
adalah pasien yang disertai penyakit
neuromusculo-skeletal, sistemik berat,
gangguan mental dan komunikasi dan
penyakit pernafasan.
5 Variabel a. Variabel independen : Data
Independen dan rekam medis dan wawancara kepada
Pengukurannya pasien.
b. Pengukuran : Setelah responden
menandatangani informed concent,
peneliti melakukan pengukuran dyspnea
sebelum intervensi dengan
menggunakan modified Borg scale
yang merupakan pengembangan dari
Borg scale. Nilai dyspnea antara 0
sampai 10 dengan skor terendah adalah
0 berarti pasien tidak ada kesulitan
bernafas dan skor tertinggi adalah 10
yang berarti pasien kesulitan bernafas
normal. instrumen ini diisi oleh pasien
dengan didampingi peneliti. Pengukuran
dyspnea dilakukan 15 menit sebelum
intervensi dimulai. Setelah pre-test
dilakukan, peneliti melakukan intervensi
sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) deep breathing exercise
dan active range of motion yang telah
dibuat sebelumnya pada kelompok
intervensi. Intervensi dilakukan setelah
48
jam pasien masuk rumah sakit, Latihan
diawali dengan melakukan deep
breathing exercise yang dilakukan
selama 5 siklus (1 siklus 1 menit yang
terdiri dari 5 kali nafas dalam dengan
jeda 2 detik setiap 1 kali nafas)
8

dilanjutkan dengan active range of


motion.
6 Variabel Dependen a. Variabel dependen : Status hemodinamik
dan stabil, pasien CHF NYHA II dan III,
Pengukurannya pasien yang tidak mengalami kelemahan
pada kedua ekstremitas, pasien berusia
18 tahun, dan pasien yang mendapatkan
terapi farmakologi yang sama.
b. Cara pengukuran : Alat ukur penelitian
menggunakan modified Borg scale.
Analisis data menggunakan paired t-test
menunjukkan p<0,001 pada kelompok
intervensi dan p=0,001 pada kelompok
kontrol. Analisis dengan Mann
Withney menunjukkan hasil intervensi
deep breathing exercise dan active range
of motion lebih efektif daripada intervensi
standar rumah sakit atau semi fowler
dalam menurunkan dyspnea (p=0,004,
alfa=0,05). Peneliti merekomendasikan
penerapan deep breathing exercise dan
active range of motion sebagai bentuk
pilihan intervensi dalam fase inpatient
untuk mengurangi dyspnea pada pasien
CHF.
7 Uji Statistik Analisis data menggunakan paired t-test.
8 Hasil Penelitian Analisis dengan Mann Withney
menunjukkan hasil intervensi deep breathing
exercise dan active range of motion lebih
efektif daripada intervensi standar rumah
sakit atau semi fowler dalam menurunkan
dyspnea (p=0,004, alfa=0,05). Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
intervensi deep breathing exercise dan
active range of motion efektif menurunkan
dyspnea pada pasien dengan congestive
heart failure (CHF).
9 Implikasi Intervensi ini dapat dijadikan
penatalaksanaan non-farmakologis pada
pasien CHF dan dapat dikembangkan
9

perawat dengan mempertahankan


kemampuan pasien dalam melakukan
intervensi tersebut. Intervensi dapat
dilakukan sebagai bentuk pilihan dalam
pelayanan kesehatan fase inpatient untuk
mengurangi dyspnea dalam meningkatkan
kualitas hidup pada pasien CHF.
10 Kelebihan Penelitian ini sudah baik karena terdapat
Penelitian persetujuan kepada sampel untuk diteliti
dengan menggunakan inform consent .
11 Kekurangan Tidak dicantumkan.
Penelitian
12 Kualitas Penelitian Penelitian ini sudah cukup baik.
Secara
Keseluruhan
13 Kesimpulan untuk Intervensi ini dapat dijadikan
Praktik penatalaksanaan non-farmakologis pada
Keperawatan pasien CHF dan dapat dikembangkan
(mahasiswa) perawat dengan mempertahankan
kemampuan pasien dalam melakukan
intervensi tersebut. Intervensi dapat
dilakukan sebagai bentuk pilihan dalam
pelayanan kesehatan fase inpatient untuk
mengurangi dyspnea dalam meningkatkan
kualitas hidup pada pasien CHF.

C. Jurnal 3

1 Citasi Ryandini, F.R dan Laura K. Noviyanti. 2020.


Upaya Penanganan
Gangguan Aktivitas Pada
Penderita Gagal Jantung
Selama Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Perawat
Indonesia. Volume 4 No
3 ,Hal 482-489, November
2020. Program Studi S1
Keperawatan, STIKES
10

Telogorejo Semarang.
2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas progressive muscle relaxation
(PMR) terhadap fatigue pada gagal jantung.
3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Quasi-
Eksperimental Design dengan Randomized
Kontrol Group Pretest-Posttest Design.
4 Sampel Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik
Probability Sampling yaitu Simple random
sampling. Sampel dalam penelitian ini
adalah klien yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
usia 18 tahun ke atas, fungsional class
NYHA II-III, efection fraction < 40%,
orientasi dan fungsi kognitif baik; dan
kriteria eklsklusi: memiliki keterbatasan
fisik (kecacatan), terdapat gangguan
psikis, dan terdapat defisit neurologi.
Pada penelitian ini pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik Probability.
5 Variabel a. Variabel independen : fungsional
Independen dan class NYHA II-III, fungsi kognitif baik;
Pengukurannya dan kriteria eklsklusi:
b. Pengukuran : Alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner Fatique
Assessment Scale (FAS).
6 Variabel Dependen a. Variabel dependen : fatigue pada
dan gagal jantung
Pengukurannya b. Cara pengukuran : Alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner Fatique
Assessment Scale (FAS).
7 Uji Statistik Uji statistik menggunakan uji t dependen
dan uji t independen.
8 Hasil Penelitian Hasil penelitian didapatkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara nilai
fatigue responden sebelum dan setelah
diberikan intervensi (p value 0.0001) dan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
anatar nilai fatigue sebelum dan sesudah
intervensi pada kelompok kontrol (p value
11

0.621). Hasil penelitian ini menunjukkan


bahwa PMR efektif untuk mengatasi
masalah fatigue pada penderita gagal
jantung.
9 Implikasi Diperlukan suatu strategi dalam upaya
peningkatan kesehatan khususnya pada
gangguan aktivitas pada pasien dengan
penyakit jantung.
10 Kelebihan Penelitian ini sudah baik karena
Penelitian pengambilan sampel sudah dilakukan
dengan metode randomisasi.
11 Kekurangan Saran bagi peneliti selanjutnya perlu
Penelitian dikembangkan metode dengan dengan
pendekatan fisik (PMR) dan emosional
(psikis) untuk meningkatkan kapasitas fisik
bagi penderita gagal jantung.
12 Kualitas Penelitian Penelitian ini sudah cukup baik
Secara
Keseluruhan
13 Kesimpulan untuk Diperlukan beberapa strategi dan upaya
Praktik yang dapat mendukung perawatan penderita
Keperawatan penyakit jantung dalam rangka
(mahasiswa) meningkatkan kualitas hidup nantinya.
Upaya tersebut dapat dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas fisik dan tidak dapat
dipisahkan juga perlunya suatu upaya
pelaksanaan dengan pendekatan secara
fisik dan psikis.
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tatalaksana gagal jantung mengalami perkembangan yaitu


dengan menggunakan terapi tolvaptan, serelaksin, dan
neuromuscular electrical stimulation (NMES), teknik deep
breathing exercise dan active range of motion, serta teknik
progressive muscle relaxation (PMR).
2. Intervensi ini dapat dijadikan rekomendasi kepada perawat di
ruang keperawatan untuk penatalaksanaan pasien gagal jantung.
Pemberian teknik deep breathing exercise dan active range of
motion dapat dilakukan oleh keluarga klien untuk penerapan di
rumah karena dapat dipraktekkan langsung oleh pasien dan
keluarga karena mudah untuk dilakukan.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Saroinsong, L., dkk. 2021. Diagnosis dan Tatalaksana Terkini Gagal Jantung
Akut. e-CliniC, Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2021, hlm. 60-67.
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia.

Nirmalasari, N. 2017. Deep Breathing Exercise Dan Active Range Of Motion


Efektif Menurunkan Dyspnea Pada Pasien Congestive Heart
Failure. NurseLine Journal. Vol. 2 No. 2 Nopember 2017: 159-165.

Ryandini, F.R dan Laura K. Noviyanti. 2020. Upaya Penanganan Gangguan


Aktivitas Pada Penderita Gagal Jantung Selama Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Perawat Indonesia. Volume 4 No 3 ,Hal 482-489,
November 2020. Program Studi S1 Keperawatan, STIKES
Telogorejo Semarang.

Anda mungkin juga menyukai