NASKAH ARTIKEL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran dari Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
130110170207
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANDUNG
2020
i
PREDIKTOR LUARAN PADA KARSINOMA NASOFARING
ARTIKEL JURNAL
Lembar ini untuk menyatakan bahwa kami telah memeriksa salinan artikel jurnal
dari kandidat dengan nama di atas dan menyatakan bahwa artikel jurnal ini telah
selesai dengan lengkap serta memuaskan untuk diajukan sebagai salah satu
persyaratan dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dan revisi yang diperlukan baik oleh pembimbing maupun penguji
telah dilaksanakan.
Pembimbing II
i
ii
ABSTRAK
luaran dan prognosis yang kurang baik karena kanker sudah bermetastasis
mass index (BMI), albumin, dan luaran terapi. Jurnal–jurnal tersebut diseleksi
Hasil: Pasien malnutrisi dengan nilai cut off point BMI <18,5 kg/m2, albumin
<3,5 g/L, dan phase angle BIA <4.7° memiliki luaran terapi yang buruk.
iii
Kesimpulan: Parameter BIA, BMI, dan albumin merupakan indikator yang dapat
menentukan prognosis, luaran terapi, dan kelangsungan hidup pada pasien KNF.
iv
ABSTRACT
because metastatic cancer affects several cranial nerves so that the patient's ability
BIA, BMI, and albumin is carried out to detect the possibility of malnutrition so
that nutritional interventions can be carried out, and patients get good therapy
outcomes.
improve the quality of life and outcome of therapy in NPC patients by knowing
and improving malnutrition parameters including BIA, BMI, and albumin with
abnormalities.
searched using the search engines Google Scholar, Pubmed, and Elsevier with the
bioelectrical impedance analysis (BIA), body mass index (BMI), albumin, and
therapeutic outcomes. These journals were selected based on the inclusion and
v
interventions be given early to NPC patients to improve patient outcomes and
Conclusion: Parameters BIA, BMI, and albumin are indicators that can assess the
nutritional status of NPC patients. All three were able to determine prognosis,
vi
KATA PENGANTAR
seluruh rahmat serta hidayah-Nya yang sudah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penelitian ini. Serta tidak lupa juga mari kita sampaikan
shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang sudah
menjadi suri tauladan yang baik untuk umatnya serta berbuat kebajikan.
Penyusunan penelitian ini dapat selesai dengan lancar karena tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Rina Indiastuti M.SIE selaku Rektor Universitas Padjadjaran.
2. Dr. med. Setiawan, dr., AIFM selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
3. Dr. Mohammad Ghozali, dr., M.Sc selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
4. Dimmy Prasetya, dr., SpPD. KHOM selaku dosen pembimbing 1 yang
telah memberikan bimbingan dan berbagai masukan dalam melakukan
penelitian.
5. Susantina, dr., SpPD selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
bimbingan dan berbagai masukan dalam melakukan penelitian
6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Padjadjaran yang telah banyak
memberikan ilmunya selama masa pembelajaran.
7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan berbagai macam bantuan
baik secara dorongan doa, motivasi, moral, dan materi.
8. Keluarga besar penulis yang memberikan dukungan kepada penulis.
9. Teman-teman Arvagata selaku rekan di Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran yang juga telah membantu penulis.
vii
10. Admin dan staf Fakultas Kedokteran yang telah memberikan dukungan
dan informasi kepada penulis dari awal penulisan proposal hingga
terselesainya Karya Tulis Ilmiah.
11. Serta pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
viii
Daftar Isi
ABSTRAK.............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan/Identifikasi Masalah..................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
1.4.1 Manfaat Ilmiah/Teoretis.....................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................4
BAB II METODE PENELITIAN.........................................................................5
2.1 Rancangan Penelitian.....................................................................................5
2.2 Kriteria Literatur............................................................................................5
2.3 Tahapan Studi Literatur.............................................................................8
2.4 Peta Studi Literatur..................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................24
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Gambar
Gambar 1 Tahapan pengumpulan studi literatur......................................................8
Gambar 2 Tahapan dalam pencarian studi literatur...............................................10
Gambar 3 Peta studi literatur.................................................................................11
Gambar 4 Kurva Kaplan-Meier.............................................................................17
Gambar 5 Kurva overall survival (OS) dan distant metastasis-free survival
(DMFS) dari tingkat albumin yang berbeda..........................................................19
Gambar 6 Kurva overall survival (OS) dan distant metastasis-free survival
(DMFS) dari tingkat albumin yang berbeda..........................................................19
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) atau yang juga dikenal dengan Non
(72%) kematian secara global pada tahun 2016. Salah satu jenis PTM yang
sudah banyak menyebabkan korban jiwa adalah kanker, pada tahun 2016
sekitar 4,5 juta korban jiwa di seluruh dunia. Perubahan tren PTM
penyakit jantung secara global. Menurut WHO diperkirakan 9,6 juta jiwa
meninggal pada tahun 2018 akibat kanker dan sekitar 70% kematian terjadi
nasofaring, yaitu area di belakang rongga hidung dan diatas tengkorak, yang
1
11,204 jiwa pada tahun 2018. Sedangkan kasus baru yang terjadi di Indonesia
Penurunan berat badan merupakan salah satu hal yang sering terjadi pada
kanker kepala leher terutama KNF sebelum atau sesudah dilakukannya terapi
dan sekitar 30-80% pasien kanker mengalami malnutrisi. 7 Invasi tumor yang
mengenai beberapa saraf kranial, efek samping terapi KNF, dan peningkatan
hidup dan outcome terapi yang buruk.8 Oleh sebab itu diperlukan penilaian
parameter BIA, BMI, dan albumin dalam mendiagnosis malnutrisi pada pasien
terapi dan dapat bermanfaat untuk mencegah efek samping yang parah karena
berikut:
terapi yang baik, namun metastasis dan invasi kanker yang sudah
2
mempengaruhi beberapa saraf kranial akibat keterlambatan diagnosis
mendapatkan asupan nutrisi melalui jalur oral sehingga banyak dari pasien
KNF mengalami malnutrisi dan akhirnya memiliki angka harapan hidup yang
BMI, albumin, dan BIA dapat dilakukan untuk mengetahui nilai status nutrisi
pasien KNF. Sehingga apabila ditemukan nilai status nutrisi yang kurang baik,
terapi dengan memperbaiki parameter dari status nutrisi tersebut. Hal ini
3
Dari hasil studi pustaka ini dapat diambil manfaat sebagai berikut:
peneliti dan klinisi mengenai parameter BIA, BMI, dan albumin dalam menilai
status nutrisi pasien KNF. Sehingga dapat menjadi data dasar dan masukan untuk
parameter malnutrisi meliputi albumin, BMI, dan BIA. Sehingga klinisi dapat
parameter, memberikan terapi yang adekuat dan sesuai dengan kondisi pasien,
4
BAB II
METODE PENELITIAN
kualitatif yang berupa daftar pustaka yang dapat menghasilkan informasi berupa
mesin pencarian seperti Google, Google Scholar, Pubmed dan Elseiver dengan
albumin, luaran terapi, dan kualitas hidup pasien KNF antara tahun 2015-2020
lain :
1. Jurnal, artikel, dan penelitian dengan kata kunci sesuai dengan topik
penelitian.
5
2. Jurnal, artikel, dan penelitian dengan tahun publikasi dari tahun 2015
hingga 2020
Indonesia
4. Jurnal, artikel, dan penelitian yang dapat diakses secara full text
usia 18 tahun
stadium 1, 2, 3, dan 4
Kriteria eksklusi artikel yang digunakan pada penilitian ini antara lain:
1. Buku teks
3. Jurnal, artikel dan penelitian yang tidak dapat diakses secara full text
2015
6. Jurnal, artikel dan penelitian yang melibatkan pasien KNF <18 tahun
6
penelitian, tahun publikasi, tahun penelitian, penderita KNF, malnutrisi,
kanker kaheksia, BIA, BMI, albumin, manifestasi klinis, efek samping terapi,
dan komplikasi. Data yang tidak tersedia dalam literatur akan ditulis “not
Pubmed Google
Scholar Elsevier
2015–2020 (n=70)
Artikel yang melibatkan
pasien KNF dengan usia
Artikel yang melibatkan pasien KNF <18 tahun (n=15)
dengan usia >18 tahun (n=55)
Artikel yang dieksklusi:
Kelayakan
7
Table 1. Variabel dan definisi operasional
Pencarian literatur
Basic Data: Pubmed, Google
Scholar, Elsevier
Toleransi terhadap terapi Kualitas hidup pasien akan Luaran terapi dan overall
kemoradiasi ↑ membaik survival ↑
9
BAB III
10
yang lebih tinggi (5,25°) dibandingkan dengan
pasien malnutrisi (4,73)°)
Lundberg et al Prospective study 2014- BIA 61 Rendahnya nilai PA pada pasien HNC akan
2018 menyebabkan waktu rawat inap pasien di
rumah sakit meningkat
Mulasi et al Prospective study 2012 BIA 19 PA merupakan prediktor untuk melihat
kelangsungan hidup dari pasien kanker
Di Renzo et al Prospective study 2014- BIA 50 Perbaikan atau pengawasan status nutrisi dapat
2018 dilihat dari nilai PA
Jin et al Retrospective study 2015- Albumin 117 Pasien dengan penurunan albumin >15%
2016 cenderung mengalami malnutrisi. Keadaan
malnutrisi menyebabkan tubuh lebih tidak
sensitif terhadap terapi yang diberikan,
sehingga pertumbuhan kanker akan semakin
meningkat
Yohannessa et Retrospective cohort 2002- BMI 819 Pasien KNF dengan BMI lebih tinggi memiliki
al 2011 OS dan kualitas lebih baik dibandingkan
dengan pasien underweight atau normal
weight
Neoh et al Prospective study 2018 BMI dan BIA 50 Pasien malnutrisi sebelum dilakukannya terapi
berpotensi mengalami penurunan berat badan
yang lebih parah setelah atau selama
pemberian terapi, serta menurunkan toleransi
terhadap terapi. Hal ini mampu menyebabkan
kelangsungan dan kualitas hidup pasien
semakin memburuk
Luma et al Cross-sectional study 2013 Albumin dan 251 Diperlukannya skrining, penilaian, dan
BMI intervensi status nutrisi pada pasien di rumah
sakit karena pasien malnutrisi cenderung
memiliki waktu lebih lama untuk dirawat di
rumah sakit
Shu et al Prospective study 2020 Albumin dan 176 Malnutrisi yang terjadi pada pasien KNF akan
BMI menyebabkan pasien intoleren terhadap terapi
dan mengalami mukositis oral yang parah.
Norshariza et al Cross-sectional study 2014- Albumin dan 97 Pasien dengan stadium III dan IV berisiko
2015 BMI lebih tinggi mengalami malnutrisi, sehingga
kemungkinan pasien mengalami komplikasi
terapi lebih besar
Susilawati et al Cross sectional study 2018 BMI 38 Angka kejadian malnutrisi lebih banyak terjadi
pada pasien KNF dengan stadium lanjut
Shen et al Retrospective study 2000- BMI 2433 Penurunan berat badan yang parah pada pasien
2004 underweight akan menghasilkan OS dan DSS
yang buruk
Saroul et al Prospective study 2014 Albumin, BMI, 90 Diperlukannya deteksi serta intervensi status
dan BIA nutrisi pada pasien HNC pada awal pemberian
terapi
Xiao et al Retrospective study 2009- Albumin 881 Rendahnya serum albumin berhubungan
2012 dengan meningkatnya keparahan dan progresi
penyakit serta OS yang buruk pada pasien
KNF
Jae et al Retrospective study 1998- Albumin 170 Pasien dengan jumlah serum albumin ≤35 g/L
2016 pada pasien KNF berhubungan dengan OS dan
DMFS yang buruk
Zhang et al Retrospective study 2009- Albumin 1572 Meningkatnya sitokoin proinflamasi (IL-6)
2012 akan menghambat sintesis ALB, sehingga
kadar albumin akan menurun
Sun et al Prospective study 2008- Albumin 148 Hipoalbuminemia merefleksikan malnutrisi
2011 dan kondisi inflamasi, sehingga berhubungan
dengan terganggunya survival outcome dari
pasien KNF
ShaSha et al Retrospective study 2000- Albumin 2685 Rendahnya kadar albumin menyebabkan
11
2013 peningkatan permeabilitas vaskular sehingga
memicu progresi tumor
3.2 Pembahasan
Malnutrisi yang terjadi pada pasien kanker umumnya terjadi akibat tidak
endokrin, serta tekanan psikologis.13, 14,15 Pasien undernutrition memiliki sel tumor
yang hipoksia, sel tersebut tidak sensitif terhadap radiasi sehingga pertumbuhan
kanker akan semakin meningkat.16 Malnutrisi meningkat 4,71 kali lebih tinggi
biasanya performans fisik, kelangsungan dan kualitas hidup, luaran, dan prognosis
15,18,19,20
pasien KNF akan menurun. Hal ini bila tidak segera diatasi akan
berkembang dan menjadi kanker kaheksia. Apabila sudah terjadi kanker kaheksia,
keluhan yang ada. Penilaian malnutrisi secara dini sangat diperlukan pada pasien
menyatakan bahwa pasien dengan asupan makan yang cukup (>35 kcal dan >1.5 g
protein/kg berat badan) akan kehilangan berat badan lebih sedikit. 13,17 Menurut
Susilawati et al, stadium KNF juga perlu diketahui karena semakin tinggi stadium
12
immunonutrition, intervensi dan edukasi nutrisi pada penderita KNF secara
(BIA) merupakan metode penilaian malnutrisi yang obyektif dan tidak invasif
pada tingkat sel, misalnya distribusi cairan dalam tubuh, massa lemak, atau massa
bebas lemak.21 Menurut de Carvalho et al, pasien KNF yang menjalani CCRT
BIA memiliki keunggulan karena tidak invasif, tidak mahal, dan dapat dilakukan
oleh klinisi sebagai bagian dari penilaian status nutrisi yang komprehensif. 24
Phase angle (PA) merupakan salah satu parameter BIA dalam menentukan status
nutrisi dengan menilai rasio antara reaktan terhadap resistance yang berkaitan
membran. Jumlah PA yang tinggi mengindikasikan membrane sel yang lebih utuh
dan BCM yang lebih tinggi, sedangkan PA yang rendah mengindikasikan cell loss
13
menyatakan bahwa pasien yang memiliki nilai PA <4.7° cenderung memiliki OS
cutoff point PA 5.95°, pasien dengan nilai PA ≤5.95° memiliki 5-year survival
43% dibandingkan dengan yang nilai PA >5.95° yaitu 85%.29 Rendahnya nilai PA
yang merupakan penilaian untuk melihat status hidrasi dan masa sel pada tubuh.
BIA dapat diusulkan sebagai metode yang praktis dalam menganalisis komposisi
tubuh untuk menentukan pasien KNF yang berisiko tinggi mengalami malnutrisi.18
pasien dengan berat badan rendah berisiko dua kali lipat mengalami kematian dan
memiliki survival rate lebih baik dibandingkan dengan pasien underweight karena
lebih toleransi terhadap efek samping terapi, sehingga mampu menerima terapi
dan penurunan berat badan selama terapi radiasi diberikan pada pasien KNF.
14
Ditemukan bahwa pasien underweight dengan penurunan berat badan yang parah
memiliki OS dan DSS paling buruk (HR, 2.06; 95% CI 1.36–3.11; HR, 2.27; 95%
1.19–1.80; HR, 1.59;95% CI 1.24–2.03, dan overweight atau obesitas (HR, 1.22;
95% CI 0.95–1.55; HR, 1.23; 95% CI 0.93–1.64.32 BMI yang rendah juga akan
parah akibat menurunnya regenerasi mukosa karena malnutrisi. 15 Maka dari itu,
peningkatan nilai BMI pada pasien underweight akan meningkatkan survival rate
IL-1b, IFN ɣ, C-reactive protein, faktor proteolisis, sel imun, dan protein pada
merupakan indikator nutrisi dan protein fase akut yang terlibat pada respon
hormon dan terinhibisi oleh substansi pro-inflamasi termasuk IL-6. Ekspresi IL-6
yang berlebih akan menurunkan level albumin. 11,13,35 Rendahnya serum ALB
15
hypoalbuminemia juga merefleksikan keadaan malnutrisi (P<0,00001) dan
survival pasien yang rendah.34,38,39,40 Menurut Jin et al, pasien malnutrisi akan
terapi pada pasien KNF, ditemukan bahwa pasien dengan albumin ≤43 g/L
stratifikasi pada pasien KNF serta sebagai indeks referensi ketika intervensi
BMI, dan albumin sebagai evaluasi nutrisi untuk mengetahui pengaruh status gizi
sebelum dan selama terapi terhadap hasil luaran pada pasien KNF. Ditemukan
bahwa pasien dengan kelompok penurunan BMI, albumin, dan BIA memiliki
atau bias tidak bisa dikendalikan. Faktor non-nutrisi seperti overhidrasi membuat
status nutrisi sulit disimpulkan karena mampu meningkatkan nilai albumin secara
menilai perubahan status nutrisi karena albumin memiliki waktu paruh metabolik
yang lama.36 Peneliti juga tidak bisa mengetahui secara pasti berapa lama
16
BAB IV
4.1 Kesimpulan
digunakan dalam menilai status nutrisi, prognosis, luaran terapi, dan kelangsungan
diberikan sehingga luaran terapi dan kelangsungan hidup pasien akan semakin
membaik.
4.2 Rekomendasi
praktik klinis. Intervensi nutrisi dapat diberikan pada pasien KNF yang memiliki
17
DAFTAR PUSTAKA
Organization (2014).
2. American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2016. Cancer Facts Fig. 2016
5. Yousefi, M. S. et al. Nasopharyngeal cancer in the world: incidence, mortality and risk
6. World Health Organization. Indonesia Source GLOBOCAN 2018. Int. Agency Res.
Cancer. (2019).
7. Timmermann, C. ‘Just give me the best quality of life questionnaire’: The Karnofsky
scale and the history of quality of life measurements in cancer trials. Chronic Illn. 9,
179–190 (2013).
8. Gorenc, M., Kozjek, N. R. & Strojan, P. Malnutrition and cachexia in patients with
head and neck cancer treated with (chemo)radiotherapy. Reports Pract. Oncol.
Brainstem.
10. Małecka-Massalska, T., Mlak, R., Smolen, A. & Morshed, K. Bioelectrical impedance
phase angle and subjective global assessment in detecting malnutrition among newly
diagnosed head and neck cancer patients. Eur. Arch. Oto-Rhino-Laryngology 273,
18
1299–1305 (2016).
11. Zhang, Y. et al. Exploration and validation of C-reactive protein/ albumin ratio as a
7, 1406–1412 (2016).
12. Yanni, A. et al. Malnutrition in head and neck cancer patients: Impacts and indications
13. irungu, C. W., Oburra, H. O. & Ochola, B. Prevalence and Predictors of Malnutrition
CMENT.S12119 (2015).
14. Susilawati, N. K., Kadriyan, H. & Sutirtayasa, W. P. The Relationship Between the
15. Shu, Z. et al. Nutritional Status and Its Association With Radiation-Induced Oral
16. Jin, T. et al. An evaluation of nutrition intervention during radiation therapy in patients
(2017).
17. Hoang, B. V. et al. Malnutrition risk of patients with oral cavity cancer and other
18. Lundberg, M., Nikander, P., Tuomainen, K., Orell-Kotikangas, H. & Mäkitie, A.
19
19. Lundberg, M., Dickinson, A., Nikander, P., Orell, H. & Mäkitie, A. Low-phase angle
in body composition measurements correlates with prolonged hospital stay in head and
20. Wulandari, Y., Satyani, M., Marino, M. & Manikam, N. R. M. Body Mass Index And
22. Di Renzo, L. et al. Role of phase angle in the evaluation of effect of an immuno-
23. Kay, N. M. et al. Factors associated with malnutrition among head and neck cancer in-
24. Ding, H. et al. Longitudinal Body Composition Changes and the Importance of Fat-
(2018).
25. Mulasi, U., Kuchnia, A. J., Cole, A. J. & Earthman, C. P. Bioimpedance at the bedside:
Current applications, limitations, and opportunities. Nutr. Clin. Pract. 30, 180–193
(2015).
20
27. Małecka-Massalska, T. et al. Capacitance of membrane as a prognostic indicator of
survival in head and neck cancer. PLoS One 11, 1–10 (2016).
28. Büntzel, J., Micke, O., Kisters, K., Büntzel, J. & Mücke, R. Malnutrition and survival
– Bioimpedance data in head neck cancer patients. In Vivo (Brooklyn). 33, 979–982
(2019).
29. Axelsson, L., Silander, E., Bosaeus, I. & Hammerlid, E. Bioelectrical phase angle at
diagnosis as a prognostic factor for survival in advanced head and neck cancer. Eur.
30. Mulasi, U. et al. Malnutrition Identified by the Academy of Nutrition and Dietetics and
American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Consensus Criteria and Other
for Head and Neck Ca. J. Parenter. Enter. Nutr. 42, 139–147 (2018).
31. Ouyang, P. Y. et al. Evaluation of body mass index and survival of nasopharyngeal
32. Shen, L. J., Chen, C., Li, B. F., Gao, J. & Xia, Y. F. High Weight Loss during
33. Moon, H. et al. Prognostic value of nutritional and hematologic markers in head and
330–334 (2016).
21
chemotherapy combined with intensity-modulated radiotherapy. Sci. Rep. 5, 1–9
(2015).
35. Gao, N., Yang, R. N., Meng, Z. & Wang, W. H. The prognostic value of C-reactive
(2018).
36. Yang, H. et al. Prognostic role of pre-treatment serum albumin in patients with
(2016).
38. Zeng, X., Liu, G., Pan, Y. & Li, Y. Prognostic Value of Clinical Biochemistry-Based
39. Luma, H. N. et al. Malnutrition in patients admitted to the medical wards of the
Douala General Hospital: A cross-sectional study. BMC Res. Notes 10, 1–6 (2017).
41. Leoncini, E. et al. Influence of pretreatment ideal body weight percentile and albumin
22