Anda di halaman 1dari 3

3.

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama),

tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible. 1

Kontrasepsi suntik adalah alat untuk mencegah kehamilan, penggunaannya dilakukan dengan

jalan menyuntikkan obat tersebut. Suntikan KB terdiri dari depo provera setiap 3 bulan, norigest

setiap 10 minggu, dan cycloferm setiap bulan. Kontrasepsi suntik menyebabkan lendir servik

mengental sehingga menghentikan daya tembus sperma, mengubah endometium menjadi tidak

cocok untuk implantasi dan mengurangi fungsi tuba falopi. Namun fungsi utama kontrasepsi

suntik dalam mencegah kehamilan adalah menekan ovulasi.2

Pemberian KB suntik Cyclofem dapat menyebabkan perdarahan. Perdarahan yang terjadi

ini tidak dapat dianggap sebagai darah haid dalam arti yang sebenarnya, yaitu yang terjadi dari

suatu endometrium yang normal (fase sekretorik). Seperti diketahui bahwa haid yang normal

terjadi akibat kadar progesteron yang turun, sedangkan pada penggunaan KB suntik Cyclofem

haid yang terjadi akibat turunnya kadar estrogen dan progesteron atau akibat turunnya kadar

hormone sintetik. Haid yang terjadi setelah penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi lebih

tepat dikatakan sebagai pseudo haid.3

Terkait dengan perubahan siklus menstruasi, injeksi pertama dari kombinasi kontrasepsi

suntik cyclofem, akan menyebabkan peningkatan level estrogen dan progesterone secara

bersamaan. Kemudian pada saat level estrogen menurun, kurang lebih pada 2 minggu setelah

injeksi pertama akan terjadi episode perdarahan terkait dengan withdrawal estrogen. Dengan

pemberian injeksi cyclofem per bulan, fenomena tersebut akan berulang tiap bulannya sehingga

memberikan sensasi seolah-olah mengalami menstruasi dengan siklus regular per bulannya.4
Gambar Profil Ideal

Farmakokinetik dan Dinamik dari Kontrasepsi MPA/ E2C

MPA (medroxyprogesteron acetat) pada cyclofem berperan sebagai feedback negative

terhadap sekresi gonadotropin terhadap hipofisis anterior sehingga menurunkan produksi LH.

LH yang tersupresi menghambat maturasi follikuer dan ovulasi serta menyebabkan penipisan

endometrium, pengentalan lendir. Hal tersebutlah yang memberikan efek kontraseptif.4

Reference:

1. Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan.

2. Everett, S. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi.

Diterjemahkan oleh Nike B.S. Jakarta: EGC

3. Baziad, A. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

4. Andrian, R. (2019). Perbandingan Perubahan Siklus HaidSebagai Efek Terhadap

PemakaianKontrasepsi Suntik Hormonal KombinasiSuntikan Per 1 Bulan, Suntikan Per


2Bulan, dan Suntikan Per 3 Bulan. Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera

Utara. http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/28518

Anda mungkin juga menyukai