Tjahya aryasa
Departemen /KSM Anestesi dan terapi Intensive RSUP SANGLAH
PENDAHULUAN
1. perubahan fisiologi
2. peralatan dan ketersediaan tim multidisiplin
3. serta tenaga yang terlatih dalam melakukan resusitasi
jantung paru pada ibu hamil.
PENCEGAHAN HENTI NAFAS DAN HENTI JANTUNG PADA IBU HAMIL
Cara yang paling baik adalah mencegah ibu hamil jatuh kedalam keadaan kristis.
Hal tersebut dpat dilakukan dengan mengikuti langkah langkah sebagai berikut:
A. Posisikan pasien lateral kiri.
B. Berikan oksigen 100%
C. Akses intra vena yang baik dan berikan bolus cairan.
D. Waspada pada keadaan yang dapat menyebabkan henti nafas dan henti jantung
dan kondisi medis yang memerlukan penanganan segera.
SHOCK
DEFINISI: GANGGUAN PERFUSI YANG DAPAT MENYEBABKAN GANGUAN OKSIGENASI KE JARINGAN
• Fetal dan uterus monitor harus dilepas saat dilakukan defib untuk
mengurangi resiko.
Uninterrupted
sternum
EtCO levels >10mmHg and / or rising
2
Defibrilasi
Penolong pertama harus menggunakan strategi melakukan oksigenasi pada pasien (jaw
thrust, alat bantu jalan nafas oral, ventilasi bag-mask).
pemberian volume tidal sebesar 500-700 mL yang diberikan dalam waktu 1-2 detik setiap
setelah dilakukan kompresi dada sebanyak 30 kali.
Penolong yang lebih berpengalaman dalam manajemen jalan nafas lanjut segera
melakukan tindakan laringoskopi.
Pedoman AHA 2010 tidak merekomendasikan pemberian tekanan pada krikoid pada
pasien yang tidak hamil dan tidak terdapat informasi spesifik yang mendukung
penggunaan tekanan krikoid pada pasien hamil.
Jika tekanan krikoid dilakukan, maka tekanan harus segera dilepas atau disesuaikan jika
ventilasi sulit dilakukan atau lapangan penglihatan saat dilakukannya laringoskopi
terganggu.
Akses Intravena
• Dikelola sesuai pedoman AHA saat ini. Tak satu pun dari obat
ini (mis., Epinefrin, amiodaron, dll) harus dianggap sebagai
kontraindikasi selama henti jantung pada ibu hamil.
• Jika henti jantung yang diinduksi anestesi lokal dicurigai, emulsi
lipid dapat diberikan sebagai terapi tambahan seperti pada
pasien pasien yang tidak hamil.
Perimortem Caesarean Section atau Persalinan operatif
pervaginam
• Karena kejadian henti jantung sangat jarang terjadi dan dalam penangannya
membutuhkan kerja tim dengan keahlian tinggi, maka pembekalan
multidisiplin dan simulasi dapat membantu untuk menyegarkan kembali
keahlian serta dapat membuka dan mempertahankan komunikasi baik dari
beberapa bidang yang terlibat dalam tim resusitasi maternal.
• Penggunaan checklist-based system dalam menangani henti jantung dapat
bermanfaat pada lingkungan yang tidak familiar dan dengan tekanan tinggi.
• Versi untuk checklist yang dapat diterapkan dan disimpan dalam trolley
resusitasi dapat diunduh pada tautan:
www.anesthesiaillustrated.org/cogaids/obstetric-cardiac-arrest-aids/
Kesimpulan
• Henti nafas yang berkembang menjadi henti jantung meruakan peristiwa yang jarang, tak terduga dan
membahayakan bagi pasien hamil dan tim yang merawat mereka.
• Ticm multidisiplin, termasuk kebidanan dan neonatologi, harus terbiasa dengan pedoman ACLS dan
modifikasi khusus mereka untuk wanita hamil.
• Harus ada protokol henti jantung paru. yang disusun dengan baik di ruang bersalin, yang harus
dilengkapi dengan baik untuk resusitasi dan operasi caesar perimortem dalam 4-5 menit.
“TALKING PATIENT”
RESPON BAIK
AIRWAY TERBUKA
VENTILASI BAIK
PERFUSI OTAK
(KESADARAN) BAIK
CEK PERNAPASAN
• AGITASI • (SNORING)
• PENURUNAN • (GURGLING)
KESADARAN • (STRIDOR)
• PARAU(HOARSENES)
• SIANOSIS
• RETRAKSI
FEEL
- HEMBUSAN NAPAS
12/27/2021
KEMATIAN KARENA GANGGUAN JALAN
NAFAS :
Teknik Manual
WARNING PASIEN DENGAN KECURIGAAN TRAUMA PADA KEPALA, LEHER ATAU SPINAL
PIPA OROFARING
Pipaorofaring mengatasi
obstruksi oleh soft palatum
dan lidah pada pasien yang
tidak sadar.
Kerugian:
•Tidak tolerated pada pasien
yang kesadarannya masih
baik
TEKNIK PEMASANGAN PIPA
OROFARING
Kontraindikasi:
• Fraktur basis kranii
• Kebocoran liquor cerebro spinalis
TATALAKSANA JALAN NAPAS
LANJUT
alternatif
• Laryngeal Mask Airway
• Combitube
ACLS
INTUBASI ENDOTRAKEA
Trauma
Komplikasi Intubasi esofagus
Intubasi endotrakea
Refleks vagal
ACLS
Teknik Intubasi ETT
ACLS
Ventilasi dengan ETT saat RJP
Hindari Hiperventilasi
LARYNGEAL MASK AIRWAY (LMA)
COMBITUBE
ACLS
MANAJEMEN BREATHING
DAN TERAPI OKSIGEN
ACLS
Kanul Nasal
Indikasi :
1.Henti Napas
2.Napas spontan tidak adekuat
3.Menurunkan kerja pernapasan
dengan Hipoksemia akibat
ventilasi spontan yang tidak
adekuat
Teknik merapatkan masker dengan 2 tangan
dan teknik alternatif
PEMANTAUAN DAN SUPLEMENTASI OKSIGEN
Pulse oximetry
Interpretation Intervention
reading
Desired range
O2 4 l/min – nasal canule
95% - 100%
Mild-moderate
Face mask
90% - <95% hypoxia