FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
G3P2A0 HAMIL ATERM DENGAN LETAK LINTANG
TANGAN MENUMBUNG
Disusun oleh:
MILKA MARGARETA
(2009-83-047)
Pembimbing :
dr. Rahmat Saptono, Sp.OG
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
RUMAH SAKIT TK II Prof. dr. J.A. LATUMETEN
AMBON
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas bimbingan-Nya dapat diselesaikan laporan kasus obstetri ini yang berjudul
G3P2A0 Hamil Aterm Dengan Letak Lintang Tangan Menumbung, dibuat dalam
rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian obstetri dan ginekologi.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam pembuatan laporan kasus obstetri
ini, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun penulis perlukan untuk
kesempurnaan laporan kasus ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua yang turut membantu
dalam penyelesaian tugas ini terutama kepada dokter pembimbing yang sangat
membantu dalam membimbing pembuatan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
BAB I IDENTIFIKASI PASIEN........................................................................
A. Identitas Pasien........................................................................................
B. Anamnesis................................................................................................
C. Pemeriksaan Fisik....................................................................................
D. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................
E. Diagnosis Kerja........................................................................................
F. Rencana Pengobatan................................................................................
G. Follow Up................................................................................................
H. Resume Medis..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
A. Definisi.....................................................................................................
B. Insiden......................................................................................................
C. Pembagian Letak Lintang........................................................................
D. Etiologi.....................................................................................................
E. Diagnosis.................................................................................................
.
F. Mekanisme Persalinan.............................................................................
G. Komplikasi...............................................................................................
H. Penanganan..............................................................................................
I. Prognosis..................................................................................................
BAB III DISKUSI..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Halaman
i
ii
iii
iv
1
1
1
2
3
3
4
4
6
8
8
9
9
9
10
12
15
15
16
17
Gambar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Judul
Letak lintang LScP......................................................................
Letak oblique: bokong di fossa iliaca..........................................
Letak oblique: kepala di fossa iliaca............................................
Pemeriksaan luar pada letak lintang............................................
Bahu mendesak ke dalam panggul.............................................
Letak lintang kasep dengan lengan menumbung.........................
Conduplicatio corpora.................................................................
Cara Denman...............................................................................
Cara Douglas...............................................................................
Tangan menumbung....................................................................
Tali pusat menumbung................................................................
BAB I
ILUSTRASI KASUS
Halaman
8
8
9
11
12
14
14
14
14
15
15
A. IDENTITAS PASIEN
Nomor Rekam Medik
Nama
Jenis kelamin
Tanggal lahir
Umur
Pekerjaan
Status
Agama
Alamat
Tanggal masuk
Tanggal pulang
Ruang rawat
: 03-39-38
: Ny. ST
: Perempuan
: 28 Februari 1983
: 33 tahun
: Ibu rumah tangga
: Menikah
: Islam
: Silale
: 22 Februari 2016
: 26 Februari 2016
: Kirana / IIo
B. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada hari Senin tanggal 22 Februari 2016 pukul 10.20
WIT di ruang Kirana.
Keluhan utama : Mules-mules teratur
Keluhan penyerta : keluar lendir bercampur darah, air-air (+)
Riwayat penyakit sekarang :
G3P2A0 mengaku hamil 9 bulan, mules-mules teratur sejak 6 jam yang lalu
SMRS disertai keluar lendir bercampur darah, air-air (+), gerakan janin masih
Riwayat obstetrik :
Tahun
Lamany
a hamil
2005
2007
9 bulan
9 bulan
Komplikas
i
kehamilan
Persalinan
Pervaginam SC
Bayi lahir
Hidup
Mati
C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pemeriksaan fisik pada pukul 10.25 WIT di ruang Kirana.
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 150 / 90 mmHg
Berat
lahir
2600 gr
3600 gr
Nadi
: 82 x/m, reguler
Pernapasan : 20 x/m
Suhu
: 36,7C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala
: normocephal
- Mata
: CA -/-, SI -/- THT
: otore -/-, rinore -/- Leher
: pembesaran kelenjar tiroid (-)
- KGB
: pembesaran (-)
- Dada
: normochest, pergerakan simetris kiri-kanan
- Jantung
: BJ I, II reguler, murmur (-), gallop (-)
- Paru
: bunyi pernapasan vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- Anggota gerak : edema pitting -/- Refleks
: dalam batas normal
- Kulit
: dalam batas normal
- Gigi dan mulut: dalam batas normal
- Saraf otak
: dalam batas normal
Status lokalis :
-
Abdomen :
Supel, NT (-), hepar/limpa sulit dinilai, teraba janin tunggal, intrauterin,
TFU 30 cm, TBJ 2900 gr, letak lintang, punggung di atas, kepala di kanan,
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (tanggal 17 Desember 2015 oleh dr. Maricar, Sp. OG):
Hasil
12.1
4.05
10.8
267
8
4
O
Nilai rujukan
4.0 12.0
4.00 6.20
11 17
150 400
4 10
18
Unit
103/ml
106/ml
g/dl
103/ml
Menit
Menit
E. DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0 Hamil Aterm Letak Lintang, Tangan Menumbung, Preeklamsia Ringan
F. RENCANA PENGOBATAN
G. FOLLOW-UP
Tanggal operasi
: 22 Februari 2016
: 12.40 WIT
: 14.00 WIT
Tindakan operasi
: SC cito
Laporan operasi
Perjalanan Penyakit
Suhu = 39C
Urin = 500 cc
24/02/16
06.00 WIT
TD = 180/100
mmHg
N = 100 x/m
RR = 22 x/m
Suhu = 39C
Urin = 600 cc
25/02/16
06.00 WIT
TD = 150/90 mmHg
N = 88 x/m
RR = 20 x/m
Suhu = 36,7C
Urin = 500 cc
26/02/16
06.00 WIT
TD = 150/80 mmHg
N = 88 x/m
RR = 20 x/m
Suhu = 36,7C
Urin = 600 cc
H. RESUME MEDIS
Infus, DC AFF
GV
Obat oral:
- Cefadroxyl caps
2x500 mg
- As. Mefenamat tab
3x500 mg
- Sangobiad 1x1 tab
Infus RL 20 tpm
Cefotaxime inj 1gr/12
jam (iv)
Ranitidin inj 1 amp/12
jam (iv)
Primpran inj 1 amp/12
jam (iv)
Drip metronidazol 500
mg/12 jam
Drip paracetamol 500
mg/8 jam
Nifedipin tab 10 mg/8
jam (jika TD 160/110
mmHg)
Boleh pulang
Edukasi keluarga dan
pasien
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Diagnosis akhir
Tatalaksana
Infus RL 40 tpm
Puasakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu panjang janin kira-kira tegak
lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu (janin melintang di dalam uterus) dengan
kepala terletak di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain.
Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,
sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. 1,2 Malposisi ini disebut juga
presentasi bahu atau presentasi akromnion dimana arah akromion yang menghadap
sisi tubuh ibu menentukan jenis letaknya yaitu letak akromion kiri atau kanan.1,3
Bayi dapat benar-benar melintang pada perut ibu (Gambar 1) atau miring
dengan kepala atau bokong ada di fossa iliaca (Gambar 2 dan 3). Penunjuknya
adalah scapula (Sc); tempat kepala menentukan posisinya yaitu kiri atau kanan,
sedangkan punggung menunjukan kedudukan anterior atau posterior. Jadi LScP
berarti letak lintang, kepala di sebelah kiri ibu dan punggung janin di belakang.
Bagian yang benar-benar ada di atas PAP mungkin bahu, punggung, perut, dada
atau sisi badan janin.3-6
B. INSIDEN
Insiden letak lintang adalah sekitar 1 : 500. Keadaan ini merupakan malposisi
yang gawat dan tidak dapat dibiarkan begitu saja.3
C. PEMBAGIAN LETAK LINTANG
1. Menurut letak kepala terbagi atas:7
a. Letak lintang I: kepala di kiri.
b. Letak lintang II: kepala di kanan.
2. Menurut posisi punggung terbagi atas:7
a. Dorso anterior (di depan)
b. Dorso posterior (di belakang)
c. Dorso superior (di atas)
Pada palpasi sumbu memanjang janin melintang terhadap parut ibu, fundus
uteri kosong atau lebih rendah dari yang diharapkan sesuai umur kehamilan,
dikatakan uterus jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa.
Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong. balotemen
kepala teraba pada salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang
lain, dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahu sudah turun kedalam
panggul. Apabila bahu sudah masuk ke dalam panggul, pada pemeriksaan
dalam dapat diraba bahu dan tulang-tulang iga. Bila aksila dapat diraba, arah
menutupnya menunjukkan letak dimana kepala janin berada. Bila aksila
menutup ke kiri, kepala berada di sebelah kiri, sebaliknya bila aksila menutup
ke kanan, kepala berada di sebelah kanan.1,2,6
Versi spontan
Kadang-kadang terjadi versi spontan, lebih sering pada letak oblique dibanding
letak lintang. Sebelum atau segera setelah persalinan mulai, letak berubah menjadi
memanjang (presentasi kepala atau bokong), dan persalinan berlangsung dalam
posisi yang baru. Sayang sekali kemungkinan untuk terjadinya versi spontan kecil
sekali sehingga tidak dibenarkan untuk menunggu terlalu lama dalam memulai
usaha-usaha melakukan koreksi.4,6
Letak lintang kasep (neglected transverse lie)
Letak lintang kasep merupakan akibat diagnosis atau penanganan yang tidak
memadai. Mula-mula kontraksinya lemah dan serviks membuka perlahan-lahan.
Oleh karena ketidak-teraturan bagian terendah, ketuban pecah spontan dini dan air
ketuban mengalir ke luar dengan cepat. Pada waktu kontraksi menjadi lebih kuat,
bahu anak terdorong dan terjepit ke dalam rongga panggul, uterus mencekam janin
dan kemajuan persalinan terhalang. Dari kemacetan ini akan terjadi salah satu dari
dua akibat:1,4,6
1. Persalinan jalan terus; dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas
uterus terus berkontraksi dan beretraksi serta menjadi lebih pendek dan tebal
sedangkan segmen bawah uterus menjadi lebih teregang dan menipis, sehingga
batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran
retraksi patologis (Ring Van Bandle) sampai terjadi ruptur uteri (sehingga janin
yang meninggal sebagian atau seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke
dalam rongga perut).
2. Terjadi inertia uteri (kekuatan his yang tidak adekuat) dan kontraksi menghilang
karena otot rahim kelelahan, dan timbul sepsis intrauterin sampai terjadi
timponia uteri diikuti dengan sepsis umum.
Pada kedua keadaan tersebut umumnya janin meninggal dan ada kemungkinan
terjadi juga kematian ibu akibat perdarahan dan infeksi.1 Jangan biarkan letak
lintang menjadi kasep!4
Bila janin kecil (< 800 gram) dan panggul sangat lebar, persalinan spontan
dapat terjadi meskipun kelainan letak tersebut menetap. Janin akan tertekan
dengan kepala terdorong ke abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahu
kemudian menjadi bagian yang paling bergantung dan tampak di vulva. Kepala
dan dada kemudian melewati rongga panggul secara bersamaan dan bayi dapat
dikeluarkan dalam keadaan terlipat (conduplicatio corpora) atau lahir dengan
envolusio spontanea dengan dua variasi yaitu (1) menurut Denman dan (2)
menurut Douglas.1,2
G
ambar 8. Cara Denman.1
Pada cara Denman bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat dibagian
bawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun dirongga panggul dan
lahir, kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.1
Pada cara Douglas bahu masuk kedalam rongga panggul, kemudian dilewati
oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul
oleh lahirnya kepala. Dua cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme
lahirnya janin dalam letak lintang, akibat fleksi lateral yang maksimal dari tubuh
janin.1
G. KOMPLIKASI
Oleh karena bagian terendah tidak menutup PAP, ketuban cenderung pecah dini
dan dapat disertai menumbungnya tangan janin (Gambar 10) atau tali pusat
(Gambar 11). Keduanya merupakan komplikasi yang gawat dan memerlukan
tindakan segera.3,8
H. PENANGANAN
1. Penanganan sebelum dalam persalinan.8,9
a. Dilakukan pemeriksaan abdominal, pelvik dan radiologik dengan teliti untuk
mengesampingkan kelainan-kelainan janin dan panggul.
b. Harus diusahakan versi luar menjadi presentasi bokong, atau lebih baik
kepala. Mungkin ini harus dikerjakan berulang-ulang oleh karena ada
kecenderungan letak lintang kembali lagi.
c. Sectio caesarea elektif merupakan indikasi apabila ada keadaan-keadaan
yang tidak memungkinkan persalinan pervaginam dengan selamat. Ini
meliputi komplikasi-komplikasi seperti plasenta previa atau disproporsi
kepala panggul.
d. Kadang-kadang ditunggu mulainya persalinan oleh karena ada kemungkinan
malposisi akan terkoreksi sendiri.
2. Penanganan pada awal persalinan.8,9
Pada awal persalinan harus diusahakan versi luar dan kalau berhasil,
presentasi yang baru harus dipertahankan dengan bebat perut yang kencang
sampai bagian terendah tersebut terfiksasikan dalam panggul.
3. Penanganan pada persalinan aktif: letak lintang yang menetap.8,9
Penanganannya adalah dengan sectio caesarea maupun versi ekstraksi.
Sebelum keputusan diambil lebih dahulu dipertimbangkan lima hal:
a. Causa letak lintang
b. Paritas pasien
c. Pembukaan serviks
d. Keadaan ketuban
e. Keadaan janin
SECTIO CAESAREA.
Dilakukan sectio caesarea pada keadaan-keadaan berikut:8,9
1. Bila ada keadaan yang tidak memungkinkan persalinan pervaginam dengan
selamat.
2. Pada semua primigravida
3. Pada multipara dengan riwayat obstetri jelek seperti persalinan yang sukar,
trauma pada bayi, atau lahir mati.
4. Pada multipara dengan serviks yang tebal dan masih tertutup.
5. Pada pasien dengan riwayat sterilitas.
26
I. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada penanganannya. Bila diagnosis dibuat awal dan
dilakukan penanganan yang memadai maka hasilnya akan baik. Letak lintang yang
kasep mengakibatkan kematian semua bayi dan banyak di antara ibunya yang juga
meninggal.3,8,10
BAB III
DISKUSI
Kasus
Teori
Anamnesis: G3P2A0 gravid 39 minggu mules- Ananmesis: adanya kontraksi, ketuban
mules teratur, keluar lendir darah dan air-air.
Pemeriksaan abdomen:
- Inspeksi: asimetris
- Inspeksi: asimetris, uterus tampak lebih
- Palpasi: teraba janin tunggal, IU, TFU 30 cm,
melebar dan fundus uteri membentang
TBJ 2900gr, letak lintang, punggung di atas,
hingga sedikit di atas umbilikus sehingga
kepala di kanan, HIS 3-4x/10/30-40/kuat,
lebih rendah, tidak sesuai UK.
DJJ 9-10-9
- Palpasi:
sumbu
memanjang
janin
VT:
27
Pemeriksaan penunjang:
- Darah rutin: Hb 10,8 g/dl, leukosit 12,1 x
103/ml
- USG (Desember 2015) kesan letak sunsang
dengan presentasi bokong.
Penanganann: sectio caesarea cito
Penanganan:
- Penanganan sebelum dalam persalinan:
diusahakan versi luar, sectio caesarea,
tunggu mulainya persalinan karena ada
kemungkinan malposisi akan terkoreksi
sendiri.
- Penanganan pada awal persalinan: versi
luar
(kalau
berhasil
dipertahankan
28
Prognosis: baik
DAFTAR PUSTAKA
29
9. Simon LR. Obstetrical decision making, 2nd ed. Huntsmen Offset Printing,
Singapore; 1987.h.210-1..
10. Pernolls and ML. Transverse lie. In: Benson and Pernoll. Handbook of obstetrics
and ginecology, 10th ed. Mcgraw-Hill International Edition, America; 1994.h.4167.
30