Anda di halaman 1dari 8

5.

Apa diferensial diagnosis an tentukan diagnosis pada skenario

I. Dermatitits Kontak Alergi


Dermatitis Kontak alergi adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada
seseorang yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada DKA,
peradangan mungkin belim terjadi sampai 24 ? 36 jam jam setelah kontak dengan
bahan kimia tersebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang ke orang lan.
Dermatitis kontak biasanya hanya terjadi di tempat yang berkontak langsung
dengan alergen
Gejala dan tanda dematitis kontak antara lain:

 Bintk-bintik atau benjolan kemerahan

 Gatal dan bengkak

 Keluar cairan dari kulit yang terkena atau tmbul lentng-lenting dan bula
pada _ kasus yang berat. Kemerahan atau lenting pada kulit terbatas pada
area yang terkena saja

Epidemiolgi dan etiologi


Bila dibandmgkan dengan dermatitis kontak initan, jumlah penderita
dermatitis kontak alergik lebih sedikit. Penyebab dermatitis kontak alergik adalah
alergen, paling sermg berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-
1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang tmbul
dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnyapenetrasi
di kulit.
Gejala Klinis
 Tangan. Kejadian dermatits kontak baik ritan maupun alergik paling sering
di tangan, misalnya pada ibu rumah tangga. Demikian pula kebanyakan
dermatitis kontak akibat kerja ditemukan di tangan. Sebagian besar
memang oleh karena bahan iritan. Bahan penyebabnya misalnya deterjen,
antiseptik, getah sayuran/tanaman, semen, dan pestisida.
 Lengan. Alergen umumnya sama dengan pada tangan, misalnya oleh jam
tangan (nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman.
 Wajah. Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan oleh bahan
kosmetik, obat topikal, alergen yang di udara, nekel (tangkai kaca mata).
Bila di bib atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh lipstik, pasta gigi,
getah buah-buahan. —Leher. Penyebanya kalung dari nikel, cat kuku
(yang berasal dari ujung jari), parfum, alergen di udara, zat warna pakaian.
 Badan. Dermatits kontak di badan dapat disebabkan oleh pakaian, zat
warna, kancing logam, karet (elastis, busa), plastik, dan detergen.

 Genitalia. Penyebabnya dapat antsseptk, obat topikal, nilon, kondom,


pembalut wanita, dan alergen yang ada di tangan.
 Paha dan tungkai bawah. Dermatitis ditempat mi dapat disebabkan oleh
pakaian, dompet, kunci (nikel) di saku, kaos kaki nilon, obat topikal
(misalnya anestesi lokal, neomisin, etilendiamin), semen, dan sepatu.

II. Dermatitis Kontak Iritan


Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan setempat yang non-
imunologik pada kulit sesudah mendapat paparan iitan baik satu kali maupun
berulang. Paparan sekali (tidak disengaja atau kecelakaan) biasanya dari iritan
asam, basa dan sebagamya. Sedangkan paparan berulang yang merusak kult
secara kumulatif msalnya iritan yang lebih kecil dosisnya.2 Dermatitis kontak
initan (DK) bermanifestasi sebagai eritema, edema ringan dan pecah-pecah. DKI
merupakan respon non spesifik kulit terhadap kerusakan akibat agen kimia, fisik,
atau biologik dari luar yang kemudian melepaskan mediator-mediator inflamasi
yang sebagian besar berasal dari sel epidermis.
Dermatitis kontak iritan merupakan bentuk paling lazim dari penyakit kult
akibat kerja. Lebih dari 80% dari seluruh kasus mengenai daerah kulit yang
terpapar seperti tangan dan lengan bawah. Spektrum kult sangat lIebar, dan
kemerahan ringan sampai bulla yang berat dan ulserasi.

Epidemiologi
DKI adalah penyakit Kult akibat kerja yang paling sering ditemukan,
diperkirakan sekitar 70% - 80% dari semua penyakit kulit akibat kerja.5 DKI
dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan jenis
kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja).1 Insiden dari penyakit kulit
akibat kerja di beberapa negara adalah sama, yaitu 50- 70 kasus per 100.000
pekerja pertahun. Pekerjaan dengan resiko besar untuk terpapar bahan iritan yaitu
pemborong, pekerja industri mebel, pekerja rumah sakit (perawat, cleaning
services, tukang masak), penata rambut, pekerja industri kimia, pekerja logam,
penanam bunga, pekerja di gedung. Di Amerika, DKI sering terjadi pada orang-
orang yang memiliki pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau
paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan atau iritan lamnya. Pekerjaan
yang berisiko tmggi melputi bersih-bersih, pelayanan rumah sakit, tukang masak,
dan penata rambut. Delapan puluh persen dermatitis tangan okupasional Karena
initan, lebih sering mengenai tukang bersih-bersih, penata rambut dan tukang
masak. Di Jerman, angka insiden
DKI adalah 4,5 setiap 10.000 pekerja, dimana insiden tertinggi ditemukan pada
penata rambut (46,9 kasus per 10.000 pekerja setiap tahunnya), tukang roti dan
tukang masak. Berdasarkan jens kelamm, DKI secara signifkan lebih banyak pada
perempuan dibanding laki-laki. Tingginya frekuensi ekzem tangan pada wanita
dibanding pria karena faktor lingkungan, bukan genetik.
Faktor predisposisi yang penting yaitu umur, ras, jens kelamin, riwayat
atopi sebelumnya, daerah kulit yang terekspos dan aktivitas sebasea. Perubahan
kulit karena usia dapat merubah respon kult terhadap zat iitan. Pada anak dan
lanjut usia sering terkena DKI karena mereka memiliki sedikit jaringan epidermis
yang sehat. Karakteristik ras juga memegang peranan pentng dimana orang kult
hitam lebih resisten terhadap irttan dibandingkan orang kulit putih. Dan daerah
yang sering terkena adalah tangan dan wajah.

Etiologi
Penyebab timbulnya DKI cukup rumit dan biasanya melibatkan gabungan
berbagai imtan. Irittan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada
setiap orang jika terpapar pada kulit dalam konsentrasi, waktu dan frekuensi yang
cukup. Iritasi pada kult merupakan sebab terbanyak dan dermatits kontak.
Beberapa contoh iritan akibat kerja yang lazim dijumpai adalah sebagai berikut :
1. Sabun, detergen, dan pembersih lamnya.
2. Asam dan alkals, seperti asam hydrofluoric, asam kromat, fosfat, dan phenol
metal salts.
3. Bahan-bahan industri, seperti petroleum, klorinat hidrokarbon, etil eter, dan
lain-lain.

Penggunaan berulang dari sabun basa kuat dan produk industri dapat
merusak struktur lunak pada sel. Asam dapat larut pada air dan menyebabkan
dehidrasi pada kulit. Ketika kulit telah mengalami gangguan, pajanan dari bahan
intan lemah pun dapat menyebabkan inflamasi pada kullt. Besar intensitas dari
inflamasi bergantung pada konsentrasi dari ritan dan lamanya terpajan dari bahan
iritan tersebut. Intan yang lembut dapat menyebabkan kulit kering, fissura, dan
eritema. A mild eczematous reaction dapat timbul pada eksposure yang
berkelanjutan. Pajanan yang berkelanjutan pada daerah seperti tangan, area diaper,
atau pada sekeliling kulit yang terkadang menyebabkan eczematous inflamatour.
Zat kimia kuat dapat menyebabkan reaksi yang berat. Masnng-masing individu.
memiliki predisposisi yang berbeda terhadap berbagai mitan, tetapi jumlah yang
rendah dari iritan menurunkan dan secara bertahap mencegah kecenderungan
untuk menginduksi dermatitis. Fungsi pertahanan dari kulit akan rusak baik
dengan peningkatan hidrasi dari stratum korneum (oklusi, suhu dan kelembaban
tinggi, bilasan air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan
kelembaban rendah). Tidak semua pekerja di area yang sama akan terkena. Siapa
yang terkena tergantung pada predisposisi mdividu (rwayat atopi musalnya),
personal higiene dan luas dari paparan. Irtan basanya mengenai tangan atau
lengan.

Patogenesis
Dermatitis kontak iritan adalah gambaran klns proses mflamasi yang
timbul akibat pelepasan sitokin proinflamasi dari sel- sel kul (terutama
keratinosit),yang biasanya timbul sebagai respon terhadap stimulus kimawi
Terdapat 3 perubahan patofisiologi yang utama pada DKI yaitu gangguan fungsi
pertahanan kulit, perubahan seluler epidermis, dan pengeluaran sitokm. Kerusakan
membran mengaktifkan fosfohpase dan melepaskan asam arakidonat (AA),
diasilgliserida (DAG), platelet actifatng factor (PAF) dan inositida (IP3). AA
dirubah menjadi rostaglandin (PG) dan leukotrin (LT). PG dan LT menginduksi
vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vaskuler sehingga mempermudah
transudasi komplemen dan kinm. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan
kuat untuk hmfosit dan neutrofil serta mengaktilasi sel mast melepaskan histamin,
LT dan PG lain, dan PAF, sehingga memperkuat perubahan vaskuler.1,9,13

Gejala Klinis
DKI dapat dibagi atas DKI akut dan DKI kronis. Pada DKI akut
penyebabnya imtan kuat, biasanya karena kecelakaan. Kulit terasa pedih atau
panas, ertema, vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya sebatas daerah yang
terkena, berbatas tegas. Pada umumnya kelainankulit muncul segera, tetapi ada
sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofiln,
antraln, asam fluorohidrogenat. Pada DKI akut lambat, kelaman kulit baru terthat
setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh
bulu serangga yang terbang pada malam hari (dermatits venenata); penderita baru
merasa pedih setelah esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan sorenya
sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
Pada DKI kronis yang disebut juga dermatitis iitan kumulatif, dsebabkan
oleh kontak dengan iitan lemah yang berulang-ulang (oleh faktor fisik, misalnya
gesekan, trauma mikro, kelembaban rendah, panas atau dingin, juga bahan
contohnya detergen, sabun, pelrut, tanah, bahkan juga arr). DKI kronis mungkin
terjadi oleh Karena kerjasama berbagai faktor. Bisa jadi suatu bahan secara
sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung
dengan faktor lain baru mampu. Kelainan baru nyata setelah berhari-hari,
berminggu atau bulan, bahkan bisa bertahun- tahun kemudian. Sehngga waktu dan
rentetan kontak merupakan faktor palng penting. Dermatits
iitan kumultif ini merupakan dermatitis kontak irttan yang paling sering
ditemukan.
Gejala klasik pada DKI kronis berupa kult kering, eritema, skuama, lambat
laun kult tebal (hiperkeratosis) dan hkenifikasi, batas kelinan tidak tegas . Bila
kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka ms (fisur),
misalnya pada kulit tumit tukang cuciyang mengalami kontak terus menerus
dengan deterjen. Ada kalanya kelinan hanya berupa kulit kering atau skuama
tanpa eritema, sehingga diabaikkan oleh penderita. Setelah kelaman diasakan
menggangeu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresko tinggi
yang memungkinkan terjadinya dermatits kontak mfitan kumulatif, misalnya :
mencuci, memasak,
membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun.

III. Urtikaria

Definisi
Urtikarm ilah reaksi vascular di kulit akibat bermacam-macam sebab,
biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang
perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, mennggi di permukaan kulit,
sekitamya dapat dikeliingi halo. Keluhan subyektf biasanya gatal, rasa tersengat
atau tertusuk.

Epidemiologi
Urtikaria sermg diumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak
mengalami urtikaria dibandmgkan dengan usia muda. SHELDON (1951),
menyatakan bahwa umur rata-rata penderita urtikaria adalah 35 tahun, jarang
dyumpai pada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun.

Etiologi
Pada penyeldikan ternyata hamper 80% tidak diketahu’
penyebabnya.diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya : obat-
obatan, makanan, gigitan/sengatan serangga, bahwa fotosensitver, inhalan,
kontaktan, trauma fisik, mfeksi dan infestasi parasit, psikis, genetic, dan
penyakit sistemik.

Gejala Klinis
Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa terbakar, atau tertusuk. Klns
tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah
tampak lebih pucat. Bentuknya dapat paplar seperti pada urtikaria akibat sengatan
serangga, besarnya dapat lentikular, nummular, sampaiplakat.

Apa diagnosis pada scenario?


Dari Differensial Diagnosis, kami dapat menank kesimpulan bahwa
penyait pasien padascenario adalah Suspek Dermatitis Kontak Alergi.

Referensi : Pallawarukka A. Nurul waasi u, dkk. Modul 1 bercak merah pada


kulit. Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal 10-15. 2014

Anda mungkin juga menyukai