Anda di halaman 1dari 15

MEDIKOLEGAL

MK ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


drg. Jeiska Triska Tulangow, MARS
a. Pengertian Medikolegal

Medikolegal adalah suatu ilmu terapan yang


melibatkan dua aspek ilmu yaitu medico yang
berarti ilmu kedokteran dan -legal yang berarti
ilmu hukum.
Medikolegal berpusat pada standar pelayanan
medis dan standar pelayanan operasional dalam
bidang kedokteran dan hukum – hukum yang
berlaku pada umumnya dan hukum – hukum
yang bersifat khusus seperti kedokteran dan
kesehatan pada khususnya.
 Mediko Legal adalah merupakan bidang
interdisipliner antara kesehatan/kedokteran
dengan ilmu hukum. Pelayanan mediko legal
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga medis dengan
menggunakan ilmu dan teknologi kedokteran
atas dasar kewenangan yang dimiliki untuk
kepentingan hukum dan untuk melaksanakan
peraturan yang berlaku.
Aspek Mediko legal:
1. Hak dan kewajiban pasien
2. Hak dan kewajiban provider
3. Jaminan bahwa pelayanan medik yang
diberikan dengan cara dan mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan
4. Sistem dan prosedur menjamin hak dan
kewajiban serta menjamin tindakan yang
dilaksanakan di rumah sakit dapat diadakan
evaluasinya
5. Hak dan kewajiban pemilik dan pengelola
Pelayanan Medikolegal di RS Mencakup 2 hal
yaitu:
1) Kepemilikan dan pengoperasian rumah sakit
2) Proses pekerjaan yang menjadi fungsi
pokok rumah sakit yaitu tempat untuk
upaya penyembuhan
Surat Keterangan Medis
Surat Keterangan Medis merupakan surat keterangan yang
dibuat untuk diberikan kepada pihak ketiga, harus ada
persetujuan dari pihak kedua (pasien), dan harus mengikuti
aturan umum dilingkup profesi pihak pertama (dokter).
Surat Keterangan Medis, antara lain:
1) Surat keterangan kelahiran 42 Dhian Kartikasari
2) Surat keterangan sehat
3) Surat keterangan sakit
4) Surat keterangan medik pengujian kesehatan
5) Surat keterangan bebas narkoba
6) Surat keterangan bebas penyakit tertentu
7) Surat keterangan kegadisan
8) Surat kematian
9) Surat keterangan untuk asuransi
10) Surat keterangan untuk melanjutkan pengobatan
(konsul)
Prinsip-prinsip dasar hubungan dokter-pasien ditinjau
dari segi pendekatan medikolegal:
1. Pelayanan Kesehatan (YANKES) dalam kaitannya
dengan Rekam Medik
2. Aspek Medikolegal dari Rekam Medik
3. Derajat YANKES yang tertuang atau tercermin dalam
Rekam Medik
4. Fungsi Rekam Medik sebagai dokumen hukum
5. Para pihak dalam YANKES beserta hak dan
kewajiban menurut etik dan hukum
6. Hak pasien yang merupakan Hak Dasar bagi
bertumpunya hukum medik
7. Aspek medikolegal hubungan para pihak dalam
YANKES.
Kasus medikolegal dapat didefinisikan sebagai
kasus cedera, cacat atau meninggal dimana
penyelidikan dari lembaga penegak hukum
sangat penting untuk mengetahui siapa yang
bertanggung jawab atas cedera, cacat
atau ,meninggal tersebut, apakah dokter yang
bertanggung jawab? Atau pasien sendiri yang
bertanggung jawab atas cedera, cacat atau
meninggal tersebut?. Bahasa sederhananya
adalah sebuah kasus hukum yang memerlukan
keahlian medis dalam penyelesaiannya.
Aspek medikolegal Sesudah diterbitkannya dalam
Undang-Undang Praktik kedokteran No. 29 Tahun
2004 (UU Praktek Kedokteran) norma disiplin
menjadi hal baru yang perlu diperhatikan dan
dikaji, karena didalam Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI) ada lembaga yang disebut sebagai Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
dengan tujuan menegakkan disiplin dokter dan
dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran hubungan dokter dengan pasien, yaitu:
1. Hubungan Kebutuhan
2. Hubungan Kepercayaan
3. Hubungan Keprofesian
4. Hubungan Hukum
Menurut Bernard Barber dalam bukunya Sofwan
Dahlan, bahwa profesi itu mengandung esesnsi
sebagai berikut:
1. Membutuhkan ilmupengetahuan yang
tinggi, yang hanya dapat dipelajari secara
sistematik.
2. Orientasi primernya lebih ditujukan untuk
kepentingan masyarakat
3. Memiliki mekanisme control terhadap
prilaku pemegang profesi.
4. Memiliki sistem reward.
Tindakan medis tertentu yang dilakukan oleh
dokter tidak dapat dijatuhi sanksi pidana,
apabila memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Ada indikasi medis yang dilakukan untuk
mencapai tujuan konkret tertentu.
2. Tindakan medis dilakukan menurut aturan
dalam ilmu kedokteran.
3. Mendapatkan persetujuan dari pasien
terlebih dahulu.
Dasar Hukum hubungan dokter dengan pasien
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Karena Kontrak (perjanjian terapeutik)
2. Karena undang-undang
Pelanggaran terhadap KODEKI ada yang
merupakan pelanggaran etik saja, ada pula
yang merupakan pelanggaran etik sekaligus
pelanggaran hukum, salah satu contohnya:
Pelanggaran etik murni:
 Menarik imbalan yang tidak wajar
 Mengambil alih pasien tanpa persetujuan

sejawatnya
 Memuji diri sendiri dihadapan pasien
 Tidak pernah mengikuti pendidikan
kedokteran yang berkesinambungan
 Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri
Pelanggaran etikolegal:
 Pelayanan dokter dibawah standar
 Menerbitkan surat keterangan palsu (Pasal

263 dan 267 KUHP)


 Memberikan atau menjual obat palsu (Pasal

286 KUHP)
 Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan

dokter (Pasal 322 KUHP)


 Abortus Provocatus Criminalis (Pasal 299,

348, 349 KUHP)


 Pelecehan seksual
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai