ABSTRAK
Kesehatan anak masih menjadi fokus permasalahan kesehatan di Indonesia khususnya di Provinsi
Jawa Tengah. Masalah gizi pada balita menjadi salah satu masalah utama kesehatan anak di Jawa
Tengah.Keluarga sebagai komponen utama dalam kehidupan anak berperan penting dalam upaya
mengatasi masalah gizi yang terjadi pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan status gizi pada balita. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode
deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.TehnikTotal sampling digunakan dalam
merekrut 53 Keluarga dengan anak usia balita di desa Sidomulyo Kabupaten Kendal sebagai
responden penelitian.Penelitian menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan lembar observasi
status gizi sebagai alat pengambilan data. Analisa data menggunakan ujiChi Square (Fisher Exact
Test). Penelitian menunjukkan mayoritasdukungan keluarga optimal (96,2%), mayoritas status gizi
baik (94,3%), dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status gizi pada balita di Desa
Sidomulyo Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal (p value = 0,002). Keluarga perlumemperhatikan
dan melakukan pemenuhan kebutuhan asupan gizi seimbang pada anak balitanya dengan memberikan
dukungan dan perhatian lebih kepada balitanya.
ABSTRACT
Children health have been focus of health problems in Indonesia especially in Central Java.Nutrition
problems of child had been one of the children health main problems in Central Java. The familyhas
an important role in solving children nutrition problems. The purpose of this study isto determine the
relationship of family support with nutritional status of infants in the Sidomulyo Village District of
Cepiring Kendal. The quantitative research use descriptive correlational research method with cross
sectional approach. Total sampling tehnique was used to recruit53family with under five (5) age child
as respondents of the study.The research was use questionnaires of family support and observation
sheet of nutritional status as instrument in data collection. Data were analyzed using Chi Square test
(Fisher Exact Test). Results showed that majority of family support is optimal (96.2%), majority have
good nutritional status (94.3%), and there is signifiant relationship between family support and
nutritional status of underfive age child in the Sidomulyo Village District of Cepiring Kendal. Family
is expected to pay attention and do the fulfillment of balanced nutritional intake in a toddler by giving
support and attention to their babies.
68
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
burden) yaitu munculnya dua masalah gizi Keluarga mempunyai peranan penting dalam
yang bersamaan yakni masalah gizi kurang dan perawatan balita, karena keluarga merupakan
gizi buruk (Kemenkes.RI, 2014). Hal ini agen sosial yang akan mempengaruhi tumbuh
diperkuat dengan adanya penelitian mengenai kembang balita, sehingga status gizi balita
status gizi yang menunjukkan adanya tidak akan terlepas dari lingkungan yang
penurunan dari tahun 2007 sebesar 18,4% merawat dan mengasuhnya(Arisman,
menjadi 17,9% di tahun 2010, namun 2013).Orangtua terutama ibu, yang dominan
mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi dalam merawat dan mengasuh balita seperti
19,6%. Prevalensi gizi buruk di Indonesia dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan
pada tahun 2007 sebesar 5,4%, menurun di oleh peran serta dan dukungan penuh dari
tahun 2010 menjadi 4,9%, kemudian keluarga(Nurdiansyah, 2011).Hal ini
meningkat pada tahun 2013 menjadi 5,7% dikarenakan keluarga adalah pihak yang
(Kemenkes, RI, 2015).Berdasarkan angka mengenal dan memahami berbagai aspek
standar dunia prevalensi gizi buruk-kurang dalam diri anggota keluarga dengan jauh lebih
dinyatakan sebagai masalah kesehatan baik dari pada orang lain (Friedman, 2010).
masyarakat serius bila berada diantara 20,0-
29,0%, dan dianggap prevalensi sangat tinggi Dukungan sosial keluarga akan semakin
bila ≥30 % (WHO, 2012).Prevalensi gizi dibutuhkan orangtua balita selama perawatan
kurang dan gizi buruk pada balita Indonesia balita, di sinilah peran anggota keluarga
telah mencapai 19,6% merupakan angka yang diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit
mendekati standar dunia, ini merupakan dengan cepat (Stanhope & Lancaster, 2014).
masalah kesehatan masyarakat yang perlu Dukungan sosial adalah pemberian bantuan
diperhatikan. seperti materi, emosi, dan informasi sehingga
seseorang akan tahu bahwa ada orang lain
Tingginya masalah gizi kurang dan buruk pada yang memperhatikan, menghargai, mencintai,
balita menjadi bukti bahwa balita berisiko dan membantu diriya (Setiadi, 2014).
tinggi terhadap terjadinya masalah gizi (Wong, Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai
2010). Status gizi pada balita dapat diketahui keberadaan dan kesediaan orang-orang yang
dengan parameter antropometri menggunakan berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu,
indeks Z-Score sebagai pemantauan mendorong, menerima, menjaga, dan merawat
pertumbuhan serta mengetahui klasifikasi balitadalam memenuhi kebutuhan gizi
status gizi. Antropometri ini mengukur (Nurdiansyah, 2011).Penelitian Fitriyani
beberapa parameter antara lain : umur, berat (2011) secara kualitatif tentang pengalaman
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, keluarga dalam pemenuhan gizi balita
lingkar kepala (Proverawati, 2010). menunjukkan, keluarga dalam memenuhi
kebutuhan gizi balita membutuhkan bantuan
Gizi kurang dan gizi buruk berdampak negatif dari anggota keluarga yang lain sebagai
bagi anak, keluarga bahkan masyarakat luas pendukung dan kekuatan dalam memenuhi
(Arisman, 2013).Berbagai penelitian kebutuhan nutrisi balita.
menyebutkan bahwa masalah gizi
menyebabkan sebesar 45,3% balita mengalami Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, Unit
keterlambatan perkembangan motori kasar Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD)
(Choirunnisa, 2013). Balita dengan masalah Puskesmas Cepiringmembawahi 14 wilayah
gizimemiliki IQ (Intelligence Quotient) yang kerja. Data masalah gizi pada balita
rendah (Sari, 2010).Balita dengan masalah gizi berdasarkan wilayah kerja, Desa
rentang terhadap masalah kesehatan yang lain Sidomulyomencapai 21,3% kasus. Menurut
(Sinaga, 2015).UNICEF (2012) data tersebut juga menunjukkan terdapat 2%
mengungkapkan gizi kurang pada balita kematian balita akibat permasalahan gizi (Data
akanberdampak pada peningkatan biaya Puskesmas Cepiring, 2015).Wawancara
perawatan anak, penurunan tingkat dengan orangtua yang mempunyai balita,
intelektualitas anak, dan peningkatan angka mengatakan pada saat memberikan makan
kematian anak. Data WHO (2013) pada anak, lebih memilih membiarkan anak
menyebutkan lebih 35% anak meninggal tidak makan lagi dan membiarkan anak makan
disebabkan oleh kekurangan gizi. jajanannya yang diberikan oleh pamannya
untuk menggantikan makan anak yang
69
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=53)
Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia
< 20 tahun 1 1,9
20-35 tahun 37 69,8
> 35 tahun 15 28,3
Pendidikan
SD 14 26,4
SMP 25 47,2
SMA 14 26,4
Pekerjaan
IRT 30 56,6
Petani 7 13,2
Buruh 2 3,8
Wiraswasta 14 26,4
Penghasilan
< UMR 53 100,0
≥ UMR 0,0 0,0
Tipe Keluarga
Inti 37 69,8
Besar 16 30,2
70
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita (n=53)
Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 49,1
Perempuan 27 50,9
Total 53 100,0
Usia Balita
1-24 bulan 23 43,4
25-36 bulan 14 26,4
37-48 bulan 7 13,2
49-60 bulan 9 17,0
Total 53 100,0
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga (n=53)
Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Optimal 51 96,2
Kurang Optimal 2 3,8
Total 53 100,0
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita (n=53)
Status Gizi Frekuensi (f) Persentase (%)
Lebih 1 1,9
Baik 50 94,3
Kurang 2 3,8
Total 53 100,0
Tabel 5.
Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Status Gizi Balita (n=53)
DukunganKeluarga Status Gizi Balita Total RR (95% CI) p value
Baik Lebih+Kurang
f % f % f %
Optimal 50 94,3 1 1,9 51 96,2 0,020 0,002
Kurang Optimal 0 0,0 2 3,8 2 3,8 (95% CI: 0,003-0,137)
Total 50 94,3 3 5,7 53 100,0
71
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
yang dirasakan oleh anggota keluarga ada atau mengalami kekurangan satu atau lebih zat - zat
dapat diakses (dukungan dapat atau tidak dapat lebih esensial.
digunakan, tetapi anggota keluarga menerima
bahwa orang pendukung siap memberikan Karakterisitk ibu yang sebagian besar adalah
bantuan dan pertolongan jika dibutuhkan). ibu rumah tangga dapat menjadi salah satu
faktor tercapainya status gizi balita yang baik.
Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang Penelitian yang dilakukan Istiyono, dkk (2009)
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari mengenai faktor yang mempengaruhi status
orang lain yang dapat dapat dipercaya, gizi balita di Puskesmas Samigaluh, Kulon
sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang progo, Yogyakarta menunjukkan bahwa
lain yang memperhatikan,menghargai dan sebagian besar balita (91,7%) berstatus gizi
mencintainya. Seseorang yang menghadapi baik dan salah satu faktor yang berpengaruh
persoalan merasa dirinya tidak menanggung adalah status ibu sebagai ibu rumah tangga.
beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang
memperhatikan, mau mendengar segala Pendidikan orangtua secara tidak langsung
keluhannya, bersimpati dan empati terhadap juga mempengaruhi status gizi balita, dimana
persoalan yang dihadapinya, bahkan mau status pendidikan yang rendah penyebab salah
membantu memecahkan masalah yang satu terjadinya masalah gizi balita. Pendidikan
dihadapinya (Setiadi, 2014). Dukungan yang orangtua berperan dalam penyusunan makan
diberikan keluarga berupa dukungan keluarga, pengasuhan dan perawatan anak.
informasional, penilaian, instrumental, dan Keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi
penghargaan yang dibutuhkan seorang anak akan lebih mudah menerima informasi
untuk mencapai tumbuh kembangnya (Setiadi, kesehatan khususnya dibidang gizi, sehingga
2014). dapat menambah pengetahuannya dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Status Gizi Hasil penelitian Rosmana (2013)
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas balita mengungkapkan semakin tinggi pendidikan
memiliki status gizi baik (94,3%) dan hanya 3 ayah maka status gizi balita akan semakin
balita yang berstatus gizi tidak baik. Status gizi baik. Prevalensi gizi kurang pada balita jauh
adalah ekspresi dari keseimbangan antara lebih tinggi pada rumah tangga dengan
konsumsi dan penyerapan zat gizi serta pendidikan kepala rumah tangga tidak
penggunaannya atau keadaan fisiologik akibat sekolah/SD/SMP dibandingkan dengan
dari tersedianya zat gizi dalam tubuh. Zat gizi pendidikan SMA atau lebih.
yang diperlukan oleh tubuh untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan, terutama 3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
untuk balita, aktifitas, pemeliharaankesehatan, Status Gizi Balita
penyembuhan bagi yang sedang sakit dan Hasil penelitian menunjukkan bahwaada
proses biologis lain yang berlangsung di dalam hubungan yang signifikanantara dukungan
tubuh (Supariasa, 2012). keluarga dengan status gizi pada balitap value
= 0,002.Hal ini menunjukkan bahwa semakin
Status gizi baik diketahui dari hasil Z-skor- optimal dukungan keluarga maka semakin baik
2SDs/d 2SD. Status gizi baik ini disebabkan pula status gizi balita.Dukungan keluarga
karena balita telah tercukupi kebutuhan menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan
gizinya. Sedang status gizi tidak baik dimana berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan
kebutuhan gizi balita belum terpenuhi meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka
ditunjukkan dengan hasil Z-skor -3SD s/d - dalam kehidupan.
2SDuntuk gizi kurang dan nilai Z-skor >2SD
untuk gizi lebih. Arisman (2013) menyatakan Keluarga mempunyai peranan penting dalam
Status Gizi baik atau status gizi optimal terjadi perawatan balita, karena keluarga merupakan
bila tubuh memperoleh cukup zat - zat gizi agen sosial yang akan mempengaruhi tumbuh
yang digunakan secara efisien, sehingga kembang balita, sehingga status gizi balita
memungkinkan pertumbuhan fisik, tidak akan terlepas dari lingkungan yang
pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan merawat dan mengasuhnya(Arisman,
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi 2013).Orangtua terutama ibu, yang dominan
mungkin.Status gizi kurang terjadi bila tubuh dalam merawat dan mengasuh balita seperti
72
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
73
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
74