Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 ISSN : 2085-1049 (Cetak)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : 2549-8118 (Online)


Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI


PADA BALITA
Nurul Latifah1, Yulia Susanti1, Dwi Haryanti1
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Email: latifahn769@gmail.com

ABSTRAK
Kesehatan anak masih menjadi fokus permasalahan kesehatan di Indonesia khususnya di Provinsi
Jawa Tengah. Masalah gizi pada balita menjadi salah satu masalah utama kesehatan anak di Jawa
Tengah.Keluarga sebagai komponen utama dalam kehidupan anak berperan penting dalam upaya
mengatasi masalah gizi yang terjadi pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan status gizi pada balita. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode
deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.TehnikTotal sampling digunakan dalam
merekrut 53 Keluarga dengan anak usia balita di desa Sidomulyo Kabupaten Kendal sebagai
responden penelitian.Penelitian menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan lembar observasi
status gizi sebagai alat pengambilan data. Analisa data menggunakan ujiChi Square (Fisher Exact
Test). Penelitian menunjukkan mayoritasdukungan keluarga optimal (96,2%), mayoritas status gizi
baik (94,3%), dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status gizi pada balita di Desa
Sidomulyo Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal (p value = 0,002). Keluarga perlumemperhatikan
dan melakukan pemenuhan kebutuhan asupan gizi seimbang pada anak balitanya dengan memberikan
dukungan dan perhatian lebih kepada balitanya.

Kata kunci : Dukungan keluarga, balita, status gizi.

RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH NUTRITIONAL STATUS OF


INFANTS

ABSTRACT
Children health have been focus of health problems in Indonesia especially in Central Java.Nutrition
problems of child had been one of the children health main problems in Central Java. The familyhas
an important role in solving children nutrition problems. The purpose of this study isto determine the
relationship of family support with nutritional status of infants in the Sidomulyo Village District of
Cepiring Kendal. The quantitative research use descriptive correlational research method with cross
sectional approach. Total sampling tehnique was used to recruit53family with under five (5) age child
as respondents of the study.The research was use questionnaires of family support and observation
sheet of nutritional status as instrument in data collection. Data were analyzed using Chi Square test
(Fisher Exact Test). Results showed that majority of family support is optimal (96.2%), majority have
good nutritional status (94.3%), and there is signifiant relationship between family support and
nutritional status of underfive age child in the Sidomulyo Village District of Cepiring Kendal. Family
is expected to pay attention and do the fulfillment of balanced nutritional intake in a toddler by giving
support and attention to their babies.

Keywords: Family support, infant, nutritional status

PENDAHULUAN (WHO) menyebutkan permasalahan gizi pada


Balita merupakan kelompok risiko tinggi balita diperkirakan mencapai 165 juta
terhadap terjadinya masalah gizi (Wong, diseluruh dunia. Prevalensi anak kerdil
2010).Masalah gizi pada balita dapat berakibat (stunted) karena gizi buruk diusia < 5 tahun di
pada kegagalan tumbuh kembang serta Afrika yaitu sebesar 36% dan Asia sebesar
meningkatkan kesakitan dan kematian 27%, termasuk Indonesia (WHO, 2012).
terutama pada anak balita, namun sering belum
diakui sebagai masalah kesehatan masyarakat Indonesia termasuk negara Asia yang tengah
(WHO, 2012). World Health Organization menghadapi masalah gizi ganda (the double

68
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

burden) yaitu munculnya dua masalah gizi Keluarga mempunyai peranan penting dalam
yang bersamaan yakni masalah gizi kurang dan perawatan balita, karena keluarga merupakan
gizi buruk (Kemenkes.RI, 2014). Hal ini agen sosial yang akan mempengaruhi tumbuh
diperkuat dengan adanya penelitian mengenai kembang balita, sehingga status gizi balita
status gizi yang menunjukkan adanya tidak akan terlepas dari lingkungan yang
penurunan dari tahun 2007 sebesar 18,4% merawat dan mengasuhnya(Arisman,
menjadi 17,9% di tahun 2010, namun 2013).Orangtua terutama ibu, yang dominan
mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi dalam merawat dan mengasuh balita seperti
19,6%. Prevalensi gizi buruk di Indonesia dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan
pada tahun 2007 sebesar 5,4%, menurun di oleh peran serta dan dukungan penuh dari
tahun 2010 menjadi 4,9%, kemudian keluarga(Nurdiansyah, 2011).Hal ini
meningkat pada tahun 2013 menjadi 5,7% dikarenakan keluarga adalah pihak yang
(Kemenkes, RI, 2015).Berdasarkan angka mengenal dan memahami berbagai aspek
standar dunia prevalensi gizi buruk-kurang dalam diri anggota keluarga dengan jauh lebih
dinyatakan sebagai masalah kesehatan baik dari pada orang lain (Friedman, 2010).
masyarakat serius bila berada diantara 20,0-
29,0%, dan dianggap prevalensi sangat tinggi Dukungan sosial keluarga akan semakin
bila ≥30 % (WHO, 2012).Prevalensi gizi dibutuhkan orangtua balita selama perawatan
kurang dan gizi buruk pada balita Indonesia balita, di sinilah peran anggota keluarga
telah mencapai 19,6% merupakan angka yang diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit
mendekati standar dunia, ini merupakan dengan cepat (Stanhope & Lancaster, 2014).
masalah kesehatan masyarakat yang perlu Dukungan sosial adalah pemberian bantuan
diperhatikan. seperti materi, emosi, dan informasi sehingga
seseorang akan tahu bahwa ada orang lain
Tingginya masalah gizi kurang dan buruk pada yang memperhatikan, menghargai, mencintai,
balita menjadi bukti bahwa balita berisiko dan membantu diriya (Setiadi, 2014).
tinggi terhadap terjadinya masalah gizi (Wong, Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai
2010). Status gizi pada balita dapat diketahui keberadaan dan kesediaan orang-orang yang
dengan parameter antropometri menggunakan berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu,
indeks Z-Score sebagai pemantauan mendorong, menerima, menjaga, dan merawat
pertumbuhan serta mengetahui klasifikasi balitadalam memenuhi kebutuhan gizi
status gizi. Antropometri ini mengukur (Nurdiansyah, 2011).Penelitian Fitriyani
beberapa parameter antara lain : umur, berat (2011) secara kualitatif tentang pengalaman
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, keluarga dalam pemenuhan gizi balita
lingkar kepala (Proverawati, 2010). menunjukkan, keluarga dalam memenuhi
kebutuhan gizi balita membutuhkan bantuan
Gizi kurang dan gizi buruk berdampak negatif dari anggota keluarga yang lain sebagai
bagi anak, keluarga bahkan masyarakat luas pendukung dan kekuatan dalam memenuhi
(Arisman, 2013).Berbagai penelitian kebutuhan nutrisi balita.
menyebutkan bahwa masalah gizi
menyebabkan sebesar 45,3% balita mengalami Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, Unit
keterlambatan perkembangan motori kasar Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD)
(Choirunnisa, 2013). Balita dengan masalah Puskesmas Cepiringmembawahi 14 wilayah
gizimemiliki IQ (Intelligence Quotient) yang kerja. Data masalah gizi pada balita
rendah (Sari, 2010).Balita dengan masalah gizi berdasarkan wilayah kerja, Desa
rentang terhadap masalah kesehatan yang lain Sidomulyomencapai 21,3% kasus. Menurut
(Sinaga, 2015).UNICEF (2012) data tersebut juga menunjukkan terdapat 2%
mengungkapkan gizi kurang pada balita kematian balita akibat permasalahan gizi (Data
akanberdampak pada peningkatan biaya Puskesmas Cepiring, 2015).Wawancara
perawatan anak, penurunan tingkat dengan orangtua yang mempunyai balita,
intelektualitas anak, dan peningkatan angka mengatakan pada saat memberikan makan
kematian anak. Data WHO (2013) pada anak, lebih memilih membiarkan anak
menyebutkan lebih 35% anak meninggal tidak makan lagi dan membiarkan anak makan
disebabkan oleh kekurangan gizi. jajanannya yang diberikan oleh pamannya
untuk menggantikan makan anak yang
69
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

terlewati, tidak ada sharing/diskusiyang Penentuan besar sampel menggunakan teknik


dilakukan oleh orangtua dalam membahas totalsampling, dan ditemukan besar sampel
pemenuhan gizi balita, keluarga tidak sebanyak 53 ibu dan balita. Alat pengumpulan
membawa balita ke posyandu. Hal tersebut data menggunakan kuesioner yang terlebih
menandakan ada sesuatu yang salah oleh dahulu telah dilakukan uji validitas
keluarga dalam berperan kepada orangtua yang menggunakan pearson product momentdengan
mempunyai balita.Berdasarkan hal tersebut, hasil 0,509-0,895 (>0,444) dan reliabilitasnya
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan alpha cronbachdengan hasil
tentang hubungan dukungan keluarga dengan reliabel 0,954 (α>0,70).Analisa data dalam
status gizi pada balita di Desa Sidomulyo penelitian inimenggunakan uji Chi Square
Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. untuk mengetahui adakah hubungan antara
dukungan keluarga dengan status gizi balita.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian HASIL
Deskriptif Korelational, dengan menggunakan Responden penelitian ini berjumlah 53
pendekatan Cross SectionalPopulasi dalam Keluarga dengan anak usia balita di desa
penelitian ini adalah seluruh ibu dengan anak Sidomulyo Kabupaten Kendal. Gambaran hasil
balita usia1 – 5 tahun di Desa Sidomulyo penelitian sebagai berikut:
kabupaten Kendal provinsi Jawa tengah.

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=53)
Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia
< 20 tahun 1 1,9
20-35 tahun 37 69,8
> 35 tahun 15 28,3
Pendidikan
SD 14 26,4
SMP 25 47,2
SMA 14 26,4
Pekerjaan
IRT 30 56,6
Petani 7 13,2
Buruh 2 3,8
Wiraswasta 14 26,4
Penghasilan
< UMR 53 100,0
≥ UMR 0,0 0,0
Tipe Keluarga
Inti 37 69,8
Besar 16 30,2

Tabel 1 menunjukkan dari 53 responden, perempuan sebanyak 27 balita (50,9%) dan


sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun berusia 1-24 bulan. Sedangkan tabel 3
sebanyak 37 responden (69,8%), pendidikan menunjukkan mayoritas dukungan keluarga
SMP sebanyak 25 responden (47,2%), optimal sebanyak 51 responden (96,2%).
pekerjaan IRT sebanyak 30 responden Adapun tabel 4 menunjukkan mayoritas
(56,6%), penghasilan < UMR sebanyak Status Gizi Baik 50 responden (94,3%), Lebih
100%), dan tipe keluarga inti sebanyak 37 1 responden berstatus gizi lebih (1,9%), dan 2
responden (69,8%). Tabel 2 menggambarkan responden memiliki status dizi kurang (3,8%).
sebagian besar balita berjenis kelamin

70
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita (n=53)
Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 49,1
Perempuan 27 50,9
Total 53 100,0
Usia Balita
1-24 bulan 23 43,4
25-36 bulan 14 26,4
37-48 bulan 7 13,2
49-60 bulan 9 17,0
Total 53 100,0

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga (n=53)
Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Optimal 51 96,2
Kurang Optimal 2 3,8
Total 53 100,0

Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita (n=53)
Status Gizi Frekuensi (f) Persentase (%)
Lebih 1 1,9
Baik 50 94,3
Kurang 2 3,8
Total 53 100,0

Tabel 5.
Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Status Gizi Balita (n=53)
DukunganKeluarga Status Gizi Balita Total RR (95% CI) p value
Baik Lebih+Kurang
f % f % f %
Optimal 50 94,3 1 1,9 51 96,2 0,020 0,002
Kurang Optimal 0 0,0 2 3,8 2 3,8 (95% CI: 0,003-0,137)
Total 50 94,3 3 5,7 53 100,0

Hasil uji statistik menggunakan chi square PEMBAHASAN


dengan fisher exact testdidapatkan p value = 1. Dukungan Keluarga
0,002 (< 0,05) sehingga Ha diterima yang Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 51
artinya ada hubungan yang signifikan antara responden (96,2%)memiliki dukungan
dukungan keluarga dengan status gizi pada keluarga optimal dan dukungan kurang optimal
balita.Hasil analisa statistik didapatkan nilai sebanyak 2 responden (3,8%). Hal ini
OR = 0,020 dan CI 95% = 0,003-0,137, menunjukkan bahwa mayoritas responden
menunjukkan bahwa OR < 1 yaitu 0,020, yang memiliki dukungan keluarga yang optimal
artinya mengurangi risiko. Hal ini berarti dalam pemenuhan status gizi balita.Dukungan
dukungan keluarga optimal mengurangi risiko keluarga merupakan fungsi internal keluarga.
status gizi kurang pada balita. Ibu balita yang Seseorang anak akan semakin rentan
mendapatkan dukungan keluarga optimal mengalami gangguan kesehatan bila berada
berpeluang 0,020 kali mengalami status gizi pada lingkungan keluarga yang kurang
baik dibandingkan dengan ibu yang tidak mendukung. Friedman (2010) mengungkapkan
mendapatkan dukungan keluarga optimal. dukungan keluarga merujuk pada dukungan

71
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

yang dirasakan oleh anggota keluarga ada atau mengalami kekurangan satu atau lebih zat - zat
dapat diakses (dukungan dapat atau tidak dapat lebih esensial.
digunakan, tetapi anggota keluarga menerima
bahwa orang pendukung siap memberikan Karakterisitk ibu yang sebagian besar adalah
bantuan dan pertolongan jika dibutuhkan). ibu rumah tangga dapat menjadi salah satu
faktor tercapainya status gizi balita yang baik.
Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang Penelitian yang dilakukan Istiyono, dkk (2009)
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari mengenai faktor yang mempengaruhi status
orang lain yang dapat dapat dipercaya, gizi balita di Puskesmas Samigaluh, Kulon
sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang progo, Yogyakarta menunjukkan bahwa
lain yang memperhatikan,menghargai dan sebagian besar balita (91,7%) berstatus gizi
mencintainya. Seseorang yang menghadapi baik dan salah satu faktor yang berpengaruh
persoalan merasa dirinya tidak menanggung adalah status ibu sebagai ibu rumah tangga.
beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang
memperhatikan, mau mendengar segala Pendidikan orangtua secara tidak langsung
keluhannya, bersimpati dan empati terhadap juga mempengaruhi status gizi balita, dimana
persoalan yang dihadapinya, bahkan mau status pendidikan yang rendah penyebab salah
membantu memecahkan masalah yang satu terjadinya masalah gizi balita. Pendidikan
dihadapinya (Setiadi, 2014). Dukungan yang orangtua berperan dalam penyusunan makan
diberikan keluarga berupa dukungan keluarga, pengasuhan dan perawatan anak.
informasional, penilaian, instrumental, dan Keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi
penghargaan yang dibutuhkan seorang anak akan lebih mudah menerima informasi
untuk mencapai tumbuh kembangnya (Setiadi, kesehatan khususnya dibidang gizi, sehingga
2014). dapat menambah pengetahuannya dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Status Gizi Hasil penelitian Rosmana (2013)
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas balita mengungkapkan semakin tinggi pendidikan
memiliki status gizi baik (94,3%) dan hanya 3 ayah maka status gizi balita akan semakin
balita yang berstatus gizi tidak baik. Status gizi baik. Prevalensi gizi kurang pada balita jauh
adalah ekspresi dari keseimbangan antara lebih tinggi pada rumah tangga dengan
konsumsi dan penyerapan zat gizi serta pendidikan kepala rumah tangga tidak
penggunaannya atau keadaan fisiologik akibat sekolah/SD/SMP dibandingkan dengan
dari tersedianya zat gizi dalam tubuh. Zat gizi pendidikan SMA atau lebih.
yang diperlukan oleh tubuh untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan, terutama 3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
untuk balita, aktifitas, pemeliharaankesehatan, Status Gizi Balita
penyembuhan bagi yang sedang sakit dan Hasil penelitian menunjukkan bahwaada
proses biologis lain yang berlangsung di dalam hubungan yang signifikanantara dukungan
tubuh (Supariasa, 2012). keluarga dengan status gizi pada balitap value
= 0,002.Hal ini menunjukkan bahwa semakin
Status gizi baik diketahui dari hasil Z-skor- optimal dukungan keluarga maka semakin baik
2SDs/d 2SD. Status gizi baik ini disebabkan pula status gizi balita.Dukungan keluarga
karena balita telah tercukupi kebutuhan menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan
gizinya. Sedang status gizi tidak baik dimana berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan
kebutuhan gizi balita belum terpenuhi meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka
ditunjukkan dengan hasil Z-skor -3SD s/d - dalam kehidupan.
2SDuntuk gizi kurang dan nilai Z-skor >2SD
untuk gizi lebih. Arisman (2013) menyatakan Keluarga mempunyai peranan penting dalam
Status Gizi baik atau status gizi optimal terjadi perawatan balita, karena keluarga merupakan
bila tubuh memperoleh cukup zat - zat gizi agen sosial yang akan mempengaruhi tumbuh
yang digunakan secara efisien, sehingga kembang balita, sehingga status gizi balita
memungkinkan pertumbuhan fisik, tidak akan terlepas dari lingkungan yang
pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan merawat dan mengasuhnya(Arisman,
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi 2013).Orangtua terutama ibu, yang dominan
mungkin.Status gizi kurang terjadi bila tubuh dalam merawat dan mengasuh balita seperti
72
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan Saran


oleh peran serta dan dukungan penuh dari 1. Bagi Masyarakat terutama ibu
keluarga(Nurdiansyah, 2011).Pemberian Hasil penelitian yang menunjukkan adanya
dukungan sosial keluarga sangat diperlukan hubungan yang signifikan antara dukungan
oleh setiap individu/anggota keluarga di dalam keluarga dengan status gizi balita maka
siklus kehidupannya.Dukungan sosial keluarga keluarga untuk memberikan dukurang
akan semakin dibutuhkan orangtua balita kepada orangtua dalam pemenuhan
selama perawatan balita, di sinilah peran kebutuhan asupan gizi seimbang pada anak
anggota keluarga diperlukan untuk menjalani balitanya, baik dalam bentuk pemberian
masa-masa sulit dengan cepat (Stanhope & informasi, dukungan fisik maupun
Lancaster, 2014). emosional.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian terdapat 1 responden (1,9%) a. Melibatkan seluruh anggota keluarga
yang dukungan keluarga optimal dengan status dalam pemberian pendidikan kesehatan
gizi lebih, hal ini dapat terjadi bila dukungan mengenai pemberian nutrisi yang baik
yang diberikan keluarga tidak sesuai sehingga untuk balita, pola pengasuhan keluarga
asupan gizi yang diterima balita berlebih. terkait gizi, tahapan perkembangan
Pemberian dukungan seperti informasional, sesuai usia balita kaitannya dengan
penilaian, instrumental, dan penghargaan pemenuhan nutrisinya.
dibutuhkan seorang anak untuk mencapai b. Meningkatkanupaya pemberdayaan
tumbuh kembangnya secara optimal (Setiadi, masyarakat melalui pelatihan kader
2014).Hasil penelitian ini sejalan dengan dalam memberikan penyuluhan
penelitian yang dilakukan oleh Indarti (2016) mengenai kebutuhan nutrisi seimbang
yang menunjukkan bahwa ada hubungan pada balita, masalah gizi kurang balita
antara dukungan keluarga dengan status gizi 3. Bagi Institusi STIKES Kendal
balita di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Penggunaan hasil penelitian sebagai
evidence base practice dan bahan
SIMPULAN DAN SARAN tambahan refrensi pustaka terkait dalam
Simpulan pembelajaran keperawatan anak dan
1. karakterisitik responden menunjukkan keperawatan keluarga.
sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun 4. Bagi peneliti selanjutnya
(69,8%), pendidikan SMP (47,2%), Penelitian selanjutnya dapat dengan
merupakan IRT (56,6%), dan dengan tipe menggunakan metode berbeda dengan
keluarga inti (69,8%). seluruhresponden secara kuantitatif dan kuatitatif
memiliki penghasilan < UMR menggunakan metode wawancara
2. Dukungan keluarga mayoritas optimal mendalam untuk menggali informasi dari
(96,2%). Mayoritas keluargatelah keluarga dan penggunaan lembar observasi
mendapatkan dukungan informasional, sebagai alat untuk menilai aktivitas sehari-
penilaian, instrumental, dan penghargaan hari sehingga dapat diketahui bentuk
yang dibutuhkan untuk memenuhi dukungan keluarga.
kebutuhan nitrisi anak dalam mencapai
tumbuh kembangnya DAFTAR PUSTAKA
3. Status Gizi Balita menunjukkan bahwa Arisman.(2013). Gizi Dalam Daur
sebagian besar balitaberstatus gizi baik Kehidupan.Jakarta:EGC.
(94,3%). Mayoritas balita telah
mendapatkan pemenuhan kebutuhan Friedman. M. (2010).Keperawatan Keluarga
nutrisi yang seimbang Teori dan Praktik.Jakarta : EGC
4. Ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan status gizi Indarti (2016).Hubungan Dukungan Keluarga
pada balita p value = 0,002. Semakin Dengan Status Gizi Balita Di
optimal dukungan keluarga maka semakin Kecamatan Ajung Kabupaten
baik pula status gizi balita. Sebaliknya Jember.Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 2,
semakin kecil dukungan yang diberikan
Istiyono, dkk (2009).Analisis faktor-faktor
keluarga semakin buruk status gizi balita.
yang mempengaruhi status gizi

73
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

balita.Berita Kedokteran masyarakat pada Balita di Wilayah Kerja


Vol 25 No 3, September 2009.150-155p Puskesmas Soposurung Kecamatan
Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun
Kemenkes. RI. (2015). Rencana Strategis 2014.Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Gizi,
Kementerian Kesehatan Tahun 2015- Kesehatan Reproduksi dan
2019: Keputusan Menteri Kesehatan Epidemiologi
Republik Indonesia No:
HK.02.02/MENKES/52/2015. Jakarta : Sopiyudin, D. (2012). Statistik untuk
Kementerian Kesehatan RI Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Stanhope dan Lancaster (2014).Foundations of
Nursing in the Community: Community-
Nurdiansyah, Nia. (2011). Buku Pintar Ibu dan Oriented Practice, 4th Edition. St Louis
Anak: Panduan Lengkap Merawat Buah Missouri: Elsevier.
Hati dan Menjadi Orangtua Cerdas.
Jakarta: Bukune. Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Nursalam. (2012). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Sukmawandari.(2015). Faktor-Faktor yang
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Berhubungan dengan Status Gizi Balita
1-5 Tahun di Desa Klepu Kecamatan
Proverawati.(2010). Ilmu Gizi untuk Pringapus Kabupaten Semarang.Jurnal
Keperawatan dan Gizi Kesehatan. STIKES Ngudi Waluyo Semarang.
Yogyakarta: Nuha Medika
Supariasa, (2012).Penilaian Status
Riwidikdo, H. (2010). Statistika Kesehatan. Gizi.Jakarta: EGC.
Jogjakarta : Mitra Cendekia Press.
UNICEF. (2012). The world children.Disambil
Santrock, J. W. (2013). Perkembangan dari: http://www.unicef.org
(Jakarta: Erlangga /publications/files/pub_sowc98_en.pdf
diakses pada 13 novenber2016
Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. WHO.(2013). World Mortality Report 2013.
ST/ESA/SER.A/347. New York: United
Setiadi.(2014). Konsep Keperawatan Keluarga Nations
edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wong , D. L et al. (2010). Buku Ajar
Sinaga.(2015). Hubungan Status Gizi dan Keperawatan Pediatrik Volume 1.Edisi
Status Imunisasi Dengan Kejadian 6. Jakarta: EGC
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

74

Anda mungkin juga menyukai