Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System Enterohepatic merupakan suatu system yang menghubungkan antara hepar dan
intestinal yang membantu proses pencernaan. Hepar merupakan organ pencernaan yang
terletak di epigastrium kanan , menyatu dengan saluran bilier dan kandung empedu. Beratnya
pada orang dewasa sehat berkisaran dengan 1400 1600 gram.
Batas atas kira kira sejajar dengan xiphosternal joint, sedikit melengkung ke atas pada
setiap sisi. Bagian kiri mencapai interkostalis V , 7-8 cm dari linea medial , dan di sebelah
kanan costa V , melengkung ke bawah menuju batas kanan yang memanjang dari kosta VII
sampai costa XI di linea midaxilaris.
Batas Inferior mengikuti garis yang menghubungkan ekstremitas inferior kanan dan
ekstremitas superior kiri. Permukaan luar hepar di bungkus dengan kapsul jaringan fibrosa
dan di lingkupi oleh peritoneum visceral .
Vessica fellea umumnya berbentuk seperti buah pear, terletak pada fossa vesica fellea
yang berada pada fasies viseralis hepatis, di antara lobus dexter, hepatis dan lobus kuadratus
hepatis. Vesica fellea di vaskularisasi oleh A. cystic , cabang rumus dextre , A. Hepatica
Propria.
Pankreas adalah suatu kelenjar eksokrin dan endokrin yang memanjang berbentuk seperti
pistol membentang dari lengkung duodenum hingga lien menyilang transversal dinding
posterior abdomen.
Pankreas memiliki dua saluran yaitu ductus pancreaticus wirsungi dan ductus pankreaticu
accecorius. Ductus pancreaticus wirsungi bermuara pada papilla duodeni mayor bersama
ductus koledokus.

Sedangkan ductus pancreaticus accecorius bermuara di papilla duodeni minor. Pancreas


berfungsi penting dalam membentuk metabolism karbohidrat, lemak dan protein karena
mengeluarkan : getah pancreas yg mengandung berbagai enzim yang setelah mencapai
duodenum akan mampu mencernakan protein, lemak dan karbohidrat : hormone insulin dan
glucagon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Hepar
2. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Vesica Fellea
3. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Pankreas
4. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Limpa

1.3

Tujuan

Mengetahui definisi sistem enterohepatik


Mengetahui cara kerja sistem enterohepatik
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja enterohepatik
Mengetahui anatomi Hepar, Vesica Fellea, Pankreas dan Limpa
Mengetahui fisiologi Hepar, Vesica Fellea, Pankreas dan Limpa
Mengetahui histologi Hepar, Vesica Fellea, Pankreas dan Limpa

STEP I
1. Stercobilin
2

Derifat pigmen empedu yang dibentuk oleh oksidasi udara pada stercobilinogen
2. Bilirubin
Pigmen empedu yang dihasilkan melalui pemecehan Heme dan reduksi bilifebrin pigmen
empedu berwarna hijau yang terbentuk melalui katabolisme hemoglobin.
3. Glucuronic Acid
Konstituen sejumlah glikosaminoglikan dan membentuk konjugat atau glukoronik
dengan obat obatan serta racun dalam biotransvernasinya.
4. Urobilinogen
Senyawa tidak berwarna yang dibentuk dalam usus degan mereduksi bilirubin.
5. Enterohepatik
Berkenaan dengan usus dan hati
6. Hemeprotein
Proten konjugasi yang mengandung heme sebagai gugusprostetik.
7. Reticuloendothelial system
Sistem berkenaan dengan reticulum endothel.

STEP II
1. Apa fungsi Enterohepatik ?
2. Apa fungsi asam glukonat ?
3. Jelaskan siklus enterohepatik ?
4. Apa fungsi bilirubin ?
5. Bagaimana proses oksidasi urobilinogen ?
6. Bagaimana proses bilirubin menjadi urobilinogen ?
7. Kenapa sel darah merah yang rusak merupakan sumber hemoprotein yang banyak ?
8. Anatomi siklus heterohepatik
9. Apa fungsi empedu ?
10. Dimanakah sisa bilirubin disimpan ?
11. Apa nama saluran yang dilalui bilirubin ke usus ?
12. Apa perbedaan unconjugated bilirubin dengan conjugated bilirubin.
STEP III
1. Fungsi enterohepatik : agar garam empedu masuk ke intestinum tapi hanya sebagian di
ekskresi dengan menurunkan garam empedu oleh sel sel hati.
3

2. Fungsi asam glukonat : sebagai pembentuk lapisan tipis berserat seperti selulosa.
3. Siklus enterohepatik :
Sel darah merah adalah sumber terbanyak ndari nhemeprotein
Penghancuran dari darah ke bilirubin di dalam makrofag oleh system reticulum

endhotelial
Bilirubin tidak terkonjugasi dan di transport ke dalam darah melalui perantaraannya

yaitu albumin ke hati.


Bilirubin diperoleh dalam hati dan terkonjugasi dengan asam glukonat.
Bilirubin di sekresi ke dalam usus dimana asam glukosa dip;isahkan dan diubah

menjadi urobilinogen.
Bagian dari urobilinogen di serap ke dalam darah dimana ini akan diubah menjadi

urobilinogen.
Urobilinogen di oxidasikan oleh bakteri usus ke dalam dan menjadi sterobilinogen.
4. Fungsi Bilirubin adalah untuk member warna feses dan urin
5. Proses oksidasi urobilinogen terjadi dalam usus kemudiamn di bantu oleh bakteri usus
dengan tujuan pembusukan zat tersebut.
6. Proses bilirubin menjadi urobilinogen :
Bilirubin di sekresi ke dalam usus dimana asam glukosa dipisahkan dan diubah menjadi
urobilinogen.
13. Perbedaan unconjugated bilirubin dan conjugated bilirubin
Unconjugated Bilirubin

Conjugated Bilirubin

Mempunyai afinitas pada otak

Tidak memiliki afinitas pada otak

Tidak mewarnai jaringan lain

Mewarnai jaringan lain

Tidak terlarut dalam air

Terlarut dalam air

Bilirubin indirect

Bilirubin direct

hemobilirubin

Chole - bilirubin

STEP IV
ENTEROHEPATI
K
4

ANATOMI

FISIOLOGI

HISTOLOGI

STEP V
1. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Hepar
2. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Vesica Fellea
3. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Pankreas
4. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi dari Limpa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI ENTEROHEPATIK


Sistem enterohepatik merupakan suatu system yang menghubungkan antara hepar
dan intestinal yang membantu proses pencernaan
2.1.1 Anatomi Hepar
Hepar terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat dibawah diafragma.
Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dekstra, dan
hemidiafragma dekstra memisahkan hepar dan pleura, pulmo, pericardium, dan
jantung. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiafragma sinistra.
Permukaan atas hepar yang cenderung melengkung dibawah kubah diafragma.
Hepar juga melintasi regio epigastrika dan region hipokondriaka dekstra. Hepar
bertekstur lunak, lentur, dan memiliki berat 1.400 gram pada orang dewasa.
Hepar menempati bagian terbebesar ruangan dalam kuadran kanan atas
perut. Permukaan superior, posterior, dan anterior berhubungan dengan bagian
bawah dari diafragma. Permukaan inferior hati tertutup oleh lapisan viseral
peritoneum. Peritoneum ini dilanjutkan dengan lapis-lapis omentum minus dan
lig. Falsiforme yang melanjut sampai permukaan inferior hati. Hati mempunyai
empat lobus, yaitu lobus kanan adalah lobus yang terbesar, lobus caudatus, lobus
quadrates, dan lobus kiri. Daerah-daerah ini dibatasi oleh porta hepatis, yang
mengandung vena portae, arteri hepatica, dan saluran empedu. Lobus caudatus
terletak disebelah anterior dari portae hepatis, dan lobus quadrates disebelah
posterior dari porta hepatis. Hepar mengandung lig. terres hepatica yang melintas
6

dari dinding depan perut (umbilicus) menuju porta hepatis (vena porta kiri) dan
lig. Fenosum, yang merupakan obliterasi pemuluh vena pada janin, ductus
venosum yang memintaskan darah plasenta melewati hati.
2.1.2

Anatomi Vesika Fellea


Vesika fellea panjangnya 7-10 cm terletak dalm fosa vesika billiaris fasis
viseralis hepar. Permukaan dorsal vesika billiaris yang berbentuk seperti buah
pear. Pada vesika fellea dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Fundus, adalah ujungnya yang melebar dan terletak pada ujung kartilago
costae IX pada linea midklavikularis di sebelah kanan. Fundus merupakan
bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesika fellea.
b. Corpus, bersentuhan dengan faisies viseralis hepar, kolon transversum, dan
pars superior duodenum. Corpus merupakan bagian dari kandung empedu
yang didalamnya beisi gertah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan
yang disekresi setiap hari oleh sel hati yang dihasilkan 500-1000 cc sekresinya
berjalan terus-menerus dan jumlah produksinya meningkat sewaktu mencerna
lemak.
c. Collum, berbentuk sempit, mmeruncing dan terarah ke porta hepatis,
berbetnuk menyerupai huruf S, dan dilanjutkan sebagai ductus sistikus.

2.1.3

Anatomi Pankreas
Beratnya sekitar 170 dan menyerupai huruf J atau tongkat rotan yang
melengkung dan terletak serong. Bagian yang melengkung atau tangkainya
dikenal sebagai kepala pancreas (caput, terletak didepan vertebra lumbalis 1),
terletak di dalam cekungan duodenum, sementara badan pancreas (naik sampai
trunkus sekaligus didepan vertebra lumbalis 1) secara menyilang. Ekor pancreas
(cauda) berdekatan dengan limpa dan membentang kedalam ligamentum
lienorenale. Kepala pancreas terproyeksi ke medial, dibelakang pembuluh
mensenterika superior, sebagai proc. Uncinatus. Duktus utama pancreas
menyerupai tulang ikan haring lurus. Sedangkan ductus-ductus kecil berasal dari
ductus utama. Duktus ini behubungan dengan duktus choledochus dan
mengosongkan sekresi eksokrin pancreas ke dalam duodenum. Pancreas
mempunyai 2 permukaan anterior dan posterior.
7

2.1.4

Anatomi Limpa
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (reticuloendothelial system)
yang terletak di cavum abdomen pada region hipokondrium sinistra. Lien terletak
sepanjang costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas inferiornya berjalan ke
depan sampai sejauh lien aksillaris media. Lien memiliki 2 facies, facies
diaphragmatica yang berbentuk konvex dan facies visceralis yang berbentuk lebih
datar.
Facies diaphragm lien berhadapan dengan diaphragm dan costa IX-XI
sinistra. Sedangkan facies visceralis memiliki 3 facies, yaitu facies renalis yang
berhadapan dengan ren sinistra, facies gastric yang berhadapan dengan gaster, dan
facies bcolica yang berhadapan dengan flexura coli sinistra. Ketiga facies tersebut
bertemu pada hilus lienalis. Dimana hilus lienalis merupakan tempat keluar dan
masuknya dari vasa. N. lienalis. Pada hilus lienalis, juga merupakan tempat
menggantungnya cauda pancreas. Lien memiliki 2 margo, yaitu margo anterior
dan margo posterior. Selain itu, lien juga memiliki 2 ekstremitas, yaitu ekstremitas
superior, dan ekstremitas inferior.

2.2 FISIOLOGI ENTEROHEPATIK


Hemoglobin yang berasal dari penghancuran eritrosit oleh makrofag didalam
limfa. Hati dan alat retikuloendotelial lain akan mengalami. Proses pemecahan menjadi
heme dan globin. Melalui proses oksidasi, komponen globin mengalami degradasi
menjadi asam amino dan digunakan untuk pembentukan protein lain. Unsure Heme
selanjutnya oleh heme oksigenase, teroksidasi menjadi biliverdin dengan melepas zat besi
dan karbon dioksida. Biliverdin reduktase akan mereduksi biliverdin menjadi bilirubin
tidak tekonjugasi. Bilirubin tidak terkonjugasi ini adalah suatu zat lipofilik. Larut dalam
lemak, hampir tidak larut dalam air, sehingga tidak dapat dikeluarkan dalam urin melalui
ginjal. Karena sifat lipofilik zat ini dapat melalui membrane sel dengan relatif mudah.
Setelah dilepas kedalam plasma sebagian besar bilirubin tidak terkonjugasi ini
membentuk ikatan dengan albumin sehingga dapat larut didalam darah. Pigmen ini secara
bertahap berdifusi kedalam sel hati (hepatosit). Dalam hepatosit, bilirubin terkonjugasi,
dikonjugasi dengan asam glukoranat membentuk biliburin glukoronida atau bilirubin
terkonjugasi. Reaksi konjugasi diktalisasi oleh enzim glukoronil transferase suatu enzim
8

yang dapat diretikulum endoplamic dan merupakan kelompok enzim yang mampu
memodifikasi zat asing yang bersifat toksik. Bilirubin terkonjugasi larut dalam air dapat
dikeluarkan melalui ginjal. Sebagian besar bilirubin terkonjugasi ini dikeluarkan kedalam
empedu, suatu campuran kolesterol, posfolipid, bilirubin di glukoronida, dan garam
empedu.
Sesudah dilepas ke saluran cerna bilirubin glukoronida diaktivasi oleh enzim
bakteri dalam usus, sebagian menjadi komponen urobilinogen yang akan keluar dalam
tinja (stercobilin) atau diserap kembali dari saluran cerna, di bawa ke hati dan
dikeluarkan kembali kedalam empedu. Urobilinogen dapat larut dalam air, oleh karena itu
sebagian dikeluarkan melalui ginjal.

BAB III
PENUTUP
9

3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami angkat dalam penulisan makalah ini adalah
hubungan tiap organ dalam sistem enterohepatik antara lain hepar dengan lien
(pemecahan eritrosit/pembentukan bilirubin), hepar dengan vesica fellea (hepar
membentuk empedu, vesica fellea menyimpan, memekatkan serta mengeluarkan cairan
empedu bersama ductus pancreas yang mengeluarkan getah pancreas), dan hepar dengan
pancreas (pancreas untuk pencernaan dan hepar untuk metabolisme). Hubungan antara
hepar, sistem bilier dan pancreas ditinjau dari aspek biokimia dan patologi klinik:
kandung empedu dan saluran empedu ekstrahepatik menghubungkan hati dengan tractus
gastrointestinalis, sehingga merupakan penghubung penting sirkulasi enterohepatik,
empedu dihasilkan oleh sel hati ke dalam saluran empedu yaitu mengalir ke dalam
duodenum.

DAFTAR PUSTAKA
-

Ethel Sloane. 2004. Anatomy and physiology: an easy learner. Anatomi dan fisiologi

untuk pemula. Alih bahasa James Velman. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta :

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.


R. Puzt dan R. Pabst. 2007. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jilid 2. Edisi 22 Alih
Bahasa. Y. Jokonsuyono. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai