Anda di halaman 1dari 14

SISTEM GASTROINTESTINAL DAN ENZIM PENCERNAAN

REVISI ESSAY MINGGU 4


BLOK 2.2

NAMA : Kayyis Firzadie


NPM : 119170085
KELAS :A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
Sistem Gastrointestinal Dan Enzim Pencernaan

Saat ini, kuliah dilaksanakan secara daring atau bisa disebut kuliah online. Hal ini
disebabkan karena wabah virus covid-19. Kita selaku mahasiswa/i UGJ dianjurkan agar tetap
di rumah untuk mencegah penularan semakin luas dan kuliah dilaksanakan secara daring.
Pada minggu ke empat blok 2.2 saya kuliah beberapa lecture di antaranya: lecture histologi
yang dibawakan oleh dokter Yandri, lecture anatomi yang dibawakan oleh dokter Bambang,
lecture fisiologi yang dibawakan oleh dokter Shofa, lecture biokimia yang dibawakan oleh
dokter Tissa, dan lecture fisiologi yang dibawakan oleh dokter Fariz. Jadi pada minggu ke
empat ini saya mempelajari tentang anatomi, fisiologi, histologi, dan biokimia.

Pertama ada lecture histologi yang dibawakan oleh dokter Yandri pada hari rabu
tanggal 3 Juni 2020 dokter Yandri mengatakan dalam setiap fungsinya organ pencernaan atau
sistem gastrointestinal ini berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Selain organ
gastrointestinal ada sistem hepar yang membantu dalam fungsi absropsi dan pencernaan
sampai dengan mempengaruhi sirkulasi darah yaitu hati atau hepar, pankreas,liver,lien.
Dimana pencernaan ini dibantu oleh kelenjar pencernaan.

Secara Anatomi Hati berada disebelah kanan dibawah dada, dibelakangnya terdapat
kantung empedu. Lalu ada limfa berada dibawah atau ditutup oleh iga, pada orang normal
limfa dan hati ini tidak teraba. Diantara duodenum dan lambung terdapat pankreas.

Pankreas terdiri dari kelenjar eksokrin dan endokrin, Kelenjar eksokrin ini memiliki
duktus untuk saluran keluarnya, juga biasa menghasilkan enzim. Kelenjar eksokrin ini
salurannya melewati duktus interkalatus lalu keluar duktus striata, duktus inter lobular.
Sedangkan kelenjar endokrin menghasilkan hormon, endokrin ini pengeleuarannya langsung
masuk pembuluh darah, contohnya glukagon, insulin, hormon. Kelenjar endokrin ini bekerja
diseluruh tubuh sedangkan eksokrin hanya di beberapa fungsi organ saja. Pankreas ini
terletak diantara duodenum dan dibelakang lambung yang terdiri dari caput, corpus, cauda.
Dilihat secara makro berwarna putih keunguan labuli labuli jelas. Ukurannya memiliki berat
100 gram dengan panjang 20 cm. Duktus Pankreatus terdapat banyak sel sel asinar yang
bebentuk seperti pyramid, badan golgi, mitokondria. Pada saat kondisi puasa banyak
makanan disimpan. Sentro Asinar tidak memiliki inti bulat, sel nya bentuk pipih.
Cairan yang dihasilkan lambung bersifat alkalis, pada saat masuk ke duodenum akan
dinetralisir. Bagian pankreas eksokrin ini menghasilkan enzim proteolitik disintesa dalam
bentuk proenzim. Lalu terdapat ribonuklease yang memecah nukleoprotein. Pengeluarannya
diatur oleh hormonal dan saraf yang dipengaruhi oleh hormon sekretin dan kolesitokinin
disekresi oleh sel endokrin di sel epitel halus. Juga diatur oleh persarafan yaitu paraf simpatis
dan saraf simpatis yang akan menginhibisi dan mengatur.

Kelenjar Endokrin Pankreas berupa pula langerhans dimana terdapat banyak kapiler
yang sel sel nya saling beranastomosis dilapisi jaringan ikat. Ciri khas nya memiliki sel alfa,
sel beta dan sel delta. Granula sel alfa granula agak besar, sel beta granula nya sangat halus.
Untuk Sel alfa fungsinya untuk mengsekresi hormon glukagon, sedangkan sel beta untuk
megsekresi insulin dan sel delta untuk sekresi somatostasin. Sedangkan sel F untuk sekresi
polipeptida pankreas. Diantara sel sel nya itu terdapat kapiler, eritrosit, dan leukosit.

Secara mikroskopis kelenjar endokrin untuk insulin dihasilkan oleh sel Beta untuk
merangsang transport glukosa yang ada disetiap membran sel. Insulin ini fungsinya untuk
membantu glukosa masuk ke dalam sel. Dengan adanya insulin glukosa lebih mudah
menempel dan diserap kedalam sel. Jika insulin maka glukosa akan sedikit diserap biasa
disebut dengan diabetes insulin. Untuk Glukagon yang dihasilkan oleh Sel Alfa fungsinya
yaitu menghancurkan glikogen yang ada dihati, kerjanya kebalikan dari insulin. Somatostatin
sebagai pengaturan sekresi hormon pulau langerhans yang menghambat sekresi insulin. Yang
terakhir ada Polipeptida pankreas dihasilkan oleh sel F yang tidak efek fisiologi yang jelas.

Hepar berfungsi sebagai aliran darah melalui Vena porta yang diabsorpsi untuk
menetralisir dan di metabolisme di hepar. Pembuangan hepar ini terjadi di empedu yang
disekresi oleh eksokrin. di ujung ujung lobolus hepar terdapat banyak kapiler. Saluran nya
terdapat duktus biliaris. Di lobulus tengahnya terdapat vena centralis yang besar. Juga
terdapat sel hepatosit berwarna merah menuju ke samping, yang putih putihnya terdapat
sinusoid. Dan diujung nya terdapat segitiga berwarna putih khas yaitu heksagonal. Duktusnya
tidak ada sel darah merah, kuboid selapis dan tipis. Untuk lim pinggirannya lebih kecil.
Dinding sinusoid nya memiliki endotel dan selapis sel retikulum yang didalamnya terdapat
anyaman kapiler. Sinusoid ini memiliki ruang kurang lebih 9 cm sampai 12 dan dibatasi
endotel. Terdapat dua type sel yaitu sel stelata dan sel kuftler. Ruang perisinusoid nya adalah
untuk memisahkan sel endotel dengan sel hepatosit yang didalamnya berisi mikrovilli
hepatosit.
Untuk Lobolus portal di hati ini merupakan fungsional utama berbentuk segitiga yang
mengalirkan empedu dari hepatosit ke duktus bilaris, beda dengan lobolus hati klasik yang
mengalirkan darah dari vena porta dan hepatica ke vena sentral. Untuk asinus porta sendiri
yaitu untuk menyediakan darah teroksigenasi ke hepatosit. Sistem Saluran Empedu
ditampung oleh kanalikuli yang nantinya akan dialirkan melalui duktus ductusnya.
Ekstrahepaticus ductus akan masuk melalui ductus biliaris lalu bercabang ke komunis dan
dictikus lalu bertemu dengan sphungter yang mengatur keluar banyak dan sedikitnya empedu.
Selain dari itu terdapat banyak sfringhter.

Vesika Felea merupakan tempat penyimpanan dan akan terjadi abrsopsi air. Jika tidak
terisi kantung empedu ini akan terjadi lipatan lipatan. Jika ada makanan atau lemak di
duodenum akan merangsang refleks mengeluarkan empedunya. Bentuknya seperti buah pir.
Secara histologi vesika felea ini memiliki tunika mukosa dengan epitel kolumner selapis yang
tinggi dengan mikrovilli sitoplasnya merah pucat khas, dan inti oval di basal. Lamina basal
nya sangat halus dan lamina propria nya dilapisi oleh jaringan ikat. Serosa. Dileher membran
mukosa membentuk lipatan spiral membentuk katup spiral hesner, untuk melindung dari
tekanan tekanan. Juga terdapat sinus rockitansky aschoff yang epitelnya menembus lapisan
otot mencapai perimuskular pengaruh patologis pada dinding vesika felea.

Lien merupakan organ limfoid terbesar dalam sistem sirkulasi, fungsi dari lien sendiri
yaitu untuk menghasilkan limfosit dan sel plasma yang merespon imun hati, tempat destruksi
darah nya merupakan filter imunologik terhadap benda asing yang ada dalam sirkulasi darah.
Ciri lien ini berwarna ungu ke merah merahan karena banyak mengandung banyak darah,
sedangkan untuk ukurannya sesuai dengan kepalan tangan, teksturnya lunak dan mudah
ruptur dengan gencetan. Lien ini dilapisi oleh kapsula fibrosa yang terdapat serat serat
kolagen elastis dengan sel sel fibroblasnya. Pada manusia terdapat sedikit otot polos
sedangkan pada binatang banyak. Struktur lien juga terdapat pulpa alba dimana secara
makroskopis dapat dilihat bentuk bulat warna putih diatas dasar merah yang disebut
limfonodul dan mengandung sel B limfosit, selain itu ada juga sel sel retikular. Dan itulah
semua materi lecture dokter Yandri yang saya rangkum.

Selanjutnya ada lecture anatomi yang dibawakan oleh dokter Bambang melalui
aplikasi daring zoom pada hari kamis tanggal 4 Juni 2020 dokter Bambang mengatakan
Hepar merupakan kelenjar terbesar di tubu, fungsinya sebagai metabolism dan regulasi,
beratnya 1 ½ kg. terdapat dua ligamentum yangmelekatkan pada dinding diaphragma.
Dari surface anatomi secara garis besar, liper dibagi jadi facies diapraghmatica yang
cembung, dia dibagi jadi pars anterior, pars superior, pars posterior dan pars dextra. Untuk
facies visceralis yang cekung terdapat impressio renalis, impressio colica, juga terdapat
bangunan utama yang disebut porta hepatis yang berisi pembuluh darah yang diikat oleh
ligamentum hepatoduodenalis. Vaskularisasi hepar ada arteri hepatica propria dexter sinister,
vena nya vena porta hepatis. System limpatikanya, jadi hepar itu menghasilkan hampir
separuhnya cairan limfe.

Sistem biliaris itu mengalirkan empedu ke duodenum, lokasinya ada intrahe patic dan
ekstra hepatic. Vesica fellea merupakan kantong otot, panjangnya 10 cm, fungsinya untuk
memekatkan dan menyimpan empedu, fungsinya itu bagian dari ekstra hepatic. Ketika
kosong dia akan mebentuk lipatan. Regulasi pelepasan empedu diatur oleh hormone CCK
dan impuls saraf parasimpatis yang merangsang n. vagus, merangsang otot dari tunika
muskularis lalu cairan masuk dirangsang oleh saraf parasimpatis dan keluar ke ductus.
Vaskularisasinya diperdarahi oleh arteri cystica dan vena porta hepatica. Apabila terjadi
pembesaran hepar atau hepatomegali itu teraba dibawah arcus costae. untuk kelainan di
system bilier akan terjadi ikterik, jika kelainan di empedu akan terjadi penyakit kuning.

Lien memiliki margo superior dan inferior, memiliki posterior dan anterior
ekstremias, ada beberapa impression juga, terdapat juga bangunan khas yang biasa disebut
hilum yang terdapat pembuluh daraah dan limfe. Fungsi dari lien sebagagai sinusoid hepar,
lien, dll. Lien diperdarahi oleh arteri dan vena lienalis, di persarafi oleh system saraf otonom
simpatis dan parasimpatis. Dan itulah semua materi dokter Bambang yang saya rangkum.

Selanjtunya ada lecture fisiologi yang disampaikan lewat voice recorder dokter Shofa,
dokter Shofa mengatakan lapisan dinding traktus digestive terdiri dari lapisan mukosa,
submucosa, dan muskularis eksterna, yang berperan pada saat sekresi traktus digestive
addalah lapisan mukosa dan submucosa. Sekresi saluran cerna, enzim-enzim pencernaan
disekresi hampir pada semua dari bagian mulut sampai ke distal ileum. Kelenjar mukus, yang
terdapat dari mulut sampai anus, menghasilkan mukus untuk melumasi dan melindungi
semua bagian dari saluran pencernaan. Prinsip umum sekresi digestive, berdasarkan tipe
kelenjar ada yang secara fungsional dan anatomis. Secara fungsional ada yang menyekresikan
enzim dan cairan digestive ada juga yang menyekresikan mucus. Secara anatomis yang
menghasilkan enzim atau cairan digestive ada kelenjar mucus (sel goblet), kripte liberkuhn,
kelenjar tubuler, dan kelenjar kompleks.
Secara umum, manfaat mucus atau pelumas di dalam saluran cerna tersebar sebagai
selaput tipis di atas permukaan makanan, mempunyai sifat pelekat sehingga bisa membuat
berikatan dengan partikel yang lain, mempunyai badan yang cukup untuk meliputi dinding
usus dan mencegah kontak sebenarnya antara partikel makanan dan mukosa, mempunyai
resistensi yang rendah untuk kelicinan sehingga partikel-partikel dapat menggelincir di
sepanjang epitel dengan mudah, merekatkan partikel feses sehingga membentuk massa feses
yang dikeluarkan waktu pergerakan kolon, sangat resisten terhadap pencernaan oleh enzim-
enzim pencernaan, glikoprotein mukus mempunyai sifat amfoter dan oleh karena itu mampu
melakukan pendaparan sejumlah kecil asam atau alkali, mukus biasanya juga mengandung
ion bikarbonat dalam jumlah sedang, yang secara khusus menetralkan asam.

Berdasarkan yang telah dibahas perihal jenis kelenjar yang berfungsi dalam sistem
sekresi itu ada sel goblet yang terdapat pada setiap lapisan epitel saluran cerna, sel goblet ini
sangat banyak jumlah nya bermilyar-milyar. Selanjutnya ada juga yang disebut dengan kripte
liberkuhn itu adalah “pit” atau cekungan yang mengandung sel sekresi khusus. Kemudian ada
juga kelenjar tubular yang ada di dalam lambung dan bagian atas duodenum. Ada juga
beberapa kelenjar kompleks seperti: kelenjar salivaria, kelenjar pankreas, dan kelenjar hati
yang juga berhubungan dengan saluran pencernaan.

Prinsip umum saluran pencernaan, ada beberapa mekanisme dasar pada stimulasi
pencernaan yaitu ada kontak local, stimulasi oleh sistem saraf ( saraf enteric dan saraf
otonom), dan juga stimulasi oleh hormone. Setelah tejadi mekanisme tersebut terjadilah
sekresi dari cairan digestive. Mekanisme dasar sekresi sel kelenjar awal mula nya
membutuhkan dulu zat gizi yang harus berdifusi atau secara aktif di transport dari kapiler
masuk ke sel basis kelenjar, kemudian ada peran mitokondria yang berfungsi menyediakan
energy oksidatif untuk pembentukan ATP, lalu ATP dan zat gizi digunakan untuk sintesis
zat-zat organic yang terjadi di reticulum endoplasma dan ribosom bertanggung jawab dalam
pembentukan protein.

Kemudian Zat yang disekresi mengalir melalui tubulus reticulum endoplasma ke


vesikel-vesikel aparatus golgi yang terletak dekat ujung-ujung sekretorik sel. Zat ini
kemudian dipekatkan dan dikeluarkan ke dalam sitosplasma dalam bentuk vesikel sekresi,
vesikel ini disimpan sampai isyarat pengontrolan saraf atau hormonal menyebabkan ia
mengeluarkan isinya melalui permukaan sekresi ke dalam lumen kelenjar ini.
Secara keseluruhan yang menstimulus saluran pencernaan ada pesarafan, factor
hormonal, juga factor local. Factor local berasal dari makanan yang masuk yang akan
langsung menstimulasi reseptor yang ada di gitract, menstimulasi dari sistem saraf otonom
kemudian juga ada yang menstimulasi saraf intrinsic dan memstimulasi dari hormo-hormon
gitract. Selain dari itu ada juga pengaruh dari factor eksternal, makanan itu juga bisa langsung
menstimulasi saraf otonom (simpatis dan parasimpatis), yang mempengaruhi juga ada dari
eksokrin dan endokrin, eksokrin untuk menyekresi cairan digestive dan endokrin untuk
menstimulasi hormone-hormone. Sekresi saluran pencernaan ini secara kuantitas, saliva ini
mengandung 1000-1500 mL/hari pH nya ada di angka 6,0-7,0. Sekresi gaster 1500mL/hari
angka pH nya 1,0-3,5. Sekresi pancreas 1000mL/hari pH nya 8,0-8,3. Empedu 1000mL/hari
pH nya 7,8. Sekresi usus kecil 1800mL/hari pH nya 7,5-8,0. Sekresi kelenjar brunner
200mL/hari pH nya 8,0-8,9. Sekresi usus besar 200mL/hari pH nya 7,5-8,0.

Sekresi di mulut, sekresi saliva (99,5% H2O) dan 0,5 % protein dan elektrolit.
Mempunyai fungsi yaitu membantu proses pencernaan oleh enzim amilase

(karbohidratmaltose), membantu proses menelan (mucus), memiliki fungsi antibakteri

(lysozim, IgA, lactoferrin), sekresi larutan yang menstimulasi taste bud, membantu proses

bicara, kaya akan buffer bicarbonats, melindungi dari asam gaster bila reflux esophagus.
Saliva ini dihasilkan oleh 3 kelenjar ada kelenjar parotis, kelenjar sublingual, dan kelenjar
submandibular. Kalau ada gangguan sekresi saliva bisa karena stimulasi ata karena ada
gangguan pada kelenjar sehingga menyebabkan fungsi-fungsi nya tidak optimal. Saliva
mengandung 2 jenis sekresi protein yaitu sekresi serosa dan mukosa, Sekresi serosa yang
mengandung ptialin (suatu α-amilase), yang merupakan suatu enzim untuk pencernaan pati.
Sekresi mukosa, yang mengandung mukus untuk tujuan pelumasan. Adapun kelenjar yang
tiga tadi itu menghasilkan serosa dan mucus juga, untuk kelenjar parotis menghasilkan
serosa, kelenjar submaxillaris menghasilkan serosa dan mukosa, dan kelenjar sublingual dan
bukalis menghasilkan mucus. Saliva ini mempunyai pH 6,0-7,4 merupakan batas yang baik
untuk kerja pencernaan ptyalin. Untuk elektrolitnya saliva ini mengandung K+ dan HCO3 -

dalam jumlah sangat besar, sebaliknya, Na +,


Cl - sangat sedikit dibandingkan dalam plasma.
Sekresi saliva ini merupakan kerja dua tahap: pertama melibatkan asinus dan yang kedua
duktus salivarius.
Asinus mengeluarkan sekresi primer yang mengandung ptialin atau mukus atau
keduanya dalam larutan ion-ion yang mempunyai konsentrasi yang tidak banyak berbeda
dengan cairan ekstrasel yang khas. Stimulus sekresi saliva dipengaruhi oleh factor lokal, yang
pertama dari factor mengunyah dan juga ada nya zat kimia yang menempel di reseptor,
selanjutny juga melalui cortex cerebral seperti pada saat mencium bau makanan, melihat
makanan. Kemudian kalau saraf otonom menstimulasi untuk sekresi saliva yang paling
berperan itu yang parasimpatis, parasimpatis ini akan mempengaruhi kelenjar yang aktif
dengan neurotransmitter Ach yang akan mempengaruhi kelenjar parotis dan ganglion
submandibular, mempengaruhi kelenjar submandibular, meningkatkan sekresi saliva.
Parasimpatis meningkatkan aliran air liur berair yang kaya akan enzim sedangkan stimulasi
simpatik akan sebaliknya menghasilkan volume air liur yang kental yang lebih kecil kaya
akan lendir.

Sekresi esophagus menghubungkan antara mulut dan lambung. Sekresi esofagus


seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi pelumasan untuk menelan.
Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa kelenjar mukus sederhana. Pada bagian
ujung lambung, dan dalam jumlah kecil pada bagian awal esofagus, terdapat juga beberapa
sekresi oleh kelenjar mukus campuran. Mukus yang disekresikan oleh kelenjar campuran
pada esofagus bagian atas untuk mencegah eksplorasi mukosa akibat makanan yang masuk,
sedangkan kelenjar campuran yang berada didekat sambungan esofagogastrik akan
melindungi esofagus dari pencernaan oleh asam getah lambung yang sering mengalami
refluks dari lambung kembali ke bagian bawah esofagus.

Sekresi lambung, ada bagian fundus dan antrum, untuk sekresi lambung pada tiap
bagian ada perbedaanya untuk bagian corpus mensekresi mucus, pepsinogen dan HCl. Untuk
antrum selain mensekresi mucus dan pepsinogen juga tempat disekresikannya hormone
gastrin. Bagian corpus ada beberapa sel yaitu, sel leher mukos, chief cell, sel parietal. Sel
mucus permukaan tersebar di permukaan mukosa di lambung. Pada kelenjar pilorik terdapat
sel G dan sel D. Digolongan menjadi sel eksokrin dan endokrin, untuk bagian eksokrin ada
sel mucus, chief cell, dan sel parietal. Untuk yang endokrin ada sel G dan sel D. untuk fase
sekresi lambung itu ada fase sefalik yang melibatkan cortex cerebri, fase gastrik melibatkan
reflex enteric dan otonom jug hormone gastrin, dan fase intestinal melibatkan hormone
gastrin juga reflex dan hormone di usus kecil.
Fase sefalik melalui berfikir atau misalkan dari melihat makanan kemudian diteruskan
ke cerebral korteks dan reflex dikondisikan lalu menstimulasi hipotalamus dan medulla
oblongata yang akan diteruskan melalui n. vagus yang akan meningkatkan sekresi di
lambung. Fase gastrik yang menstimulasi dari skeresi ensim atau hormone atau cairan mucus
adanya distensi lambung ketika adanya bolus yang sampai ke lambung akan menstinulasi
reseptor rengang mengeluarkan reflek yang diteruskan ke medulla lalu ke n. vagus lalu
meningkatkan sekresi, selain reflek regang ada juga dari bahan makanan yang terkandung di
makanan nya misalkan peptide di protein yang bisa menstimulasli sel G dan menstimulasi
hormone gastrin dan meningkatkan sekresi untuk memproduksi enzim. Fase intestinal jika
ada makanan yg sampai ke duodenum dengan distensi itu juga memepngaruh sektresi melalui
hormone gastrin yang ada di intestinal ini. Adanya makanan yang sampai di duodenum reflex
regang akan menurunkan motilitas lambung tetapi untuk sekresi meningkat. Regulasi sekresi
gaster ketika ada as. Amino atau peptidda sampai ke lambung akan menstimulasi selG bisa
juga oleh asetilkolin, yang akan menghasilkan gastrin, mentsimulasi sel ECL untuk menstlilai
histamine, sel parietal akan mensekresi Hcl. Sekresi HCL klorida yang masuk ke sel parietal
dari plasma akan bertukar dengan cara secondary active transport dengan HCO3, dan klorida
ini akan dikeluarkan dengan cara difusi pasif dan akan bergabung dengan H+ yang akan
bertukar dengan kalium dengan cara aktif transport. Fungsi dari HCl, HCl mengaktifkan
prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan menyediakan lingkungan asam
yang optimal untuk aksi pepsin, membantu dalam pemecahan jaringan ikat dan serat otot,
mengurangi partikel makanan besar menjadi partikel yang lebih kecil, mendenaturasikan
protein yaitu, ia mengurai protein dari bentuk akhir yang sangat terlipat, sehingga
memperlihatkan lebih banyak ikatan peptida untuk serangan enzimatik, bersamaan dengan
lisozim saliva, HCl membunuh sebagian besar mikroorganisme yang dicerna dengan
makanan, meskipun beberapa lolos dan kemudian tumbuh dan berkembang biak di usus
besar.

Sekresi pancreas, ada enzim nya yang berfungsi utk pencernaan karbo, pro dan lemak.
Untuk karbohidrat ada enzim amilase pancreas, untuk lemak ada enzim lipase pancreas,
kolesterol esterase, dan fosfolipase, untuk protein ada enzim tripsinoge, khemotripsinogen,
pro-karboksilpolipeptidase, etalase dan nuclease. Selain enzim juga ada ion bikarbonat
memasuki duodenum melalui sfingter odi. Pada pencernaan tidak semua sekresi hanya
dilajukan oleh sel2 yang ada di saluran cerna, ada juga dari pancreas disekresikan melalui
sfingter odi sel2 yang mesekresikan cairan duodenum itu ada sel asinar dan sel ductus.
Untuk pancreas ini tidak hanya yang berasal dari sfingter odi atau katung empedu ada
enzim proteolitik, Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin, karboksipolipeptidase,
ribonuklease, dan deoksiribonuklease. Tiga enzim pertama mencerna protein secara
keseluruhan dan secara parsial, sedangkan nuklease memecahkan dua jenis asam nukleat :
asam ribonukleat dan deoksiribonukleat. Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase
pankreas, yang menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali
selulosa untuk membentuk disakarida. Aktivasi dari enzim proteolitik, diaktifkan oleh
interopeptidase oleh cairan yang dihasilkan di epitel intestinal, kemudian tripsinogen akan
menjadi bentuk aktif nya yaitu tripsin dan akan mengaktifkan kimotripsinogen menjadi
kemotripsin dan procarboxypeptidase menjadi carboxypetidase. Enzim-enzim untuk
pencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang sanggup menghidrolisis lemak netral menjadi
gliserol, asam lemak, serta kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester-ester
kolesterol. Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh sel asinus kelenjar
pankreas. Sebaliknya, dua unsur penting getah pankreas lainnya, air dan ion bikarbonat,
terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus kecil (duct cell). Pengaturan sekresi
pancreas Bolus dari lambung (asam lambung, lemak, pepton, distensi) akan stimulasi sekretin
dan CCK (oleh lemak), kolesistokinin (CCK) oleh enzim digestif pancreas, sekretin
menstimulasi sekresi larutan Na Bikarbonat.

Sekresi empedu, fungsinya untuk membantu digesti dan absorbsi lemak, membantu
ekskresi bilirubin & kolesterol. Pembentukannya di hepar disekresikan oleh sel hepatosit di
saluran empedu: sekresi Na+ & HCO3- untuk penyimpanan di kandung empedu, reabsorbsi air
& elektrolit kecuali Ca2+& K+. Sirkulasi entero-hepatik. Untuk sekresi emped dan pancreas ini
ketika ada kimus memasuki lambung menyebabkan sel2 enteroendoktrin duodenal
mensekresikan CCK dan sekretin, kemudian akan terbawa kehepar untuk memproduksi
cairan empedu dengan cepat, cck akan menyebabkan kontraksi dari kandung empedu dan
menyebabkan sfingter enteroprankreatic rileks, n. vagus juga menstimulasi dari kandung
empedu.

Sekresi usus halus, usus halus juga mensekresi mucus, cairan digestive, dan enzim.
Untuk mucus disekresikan oleh kelenjar brunner terutama di bagian proksimal. Untuk cairan
digestive, cairan ekstraseluler disekresi olehh kripte liberkuhn fungsinya media cair kimus.
Untuk enzim intestinal di brush border, enzim nya ada enteropeptidase, sukrase, maltase, iso-
maltase, lactase, dan lipase intestinal. Sekresi mukus oleh kelenjar brunner dan oleh sel
mukosa permukaan usus halus.
Kelenjar mukosa komposita yang tersebar luas, dinamakan kelenjar brunner. Kelenjar
brunner dihambat oleh perangsangan simpatis. Fungsi mukus yang disekresi oleh kelenjar
brunner adalah melindungi dinding duodenum dari pencernaan oleh getah pankreas . Mukus
juga disekresi dalam jumlah besar oleh sel-sel goblet yang terletak banyak pada mukosa usus.
Sekresi ini terutama akibat rangsangan taktil langsung atau kimia pada mukosa oleh kimus.
Mukus tambahan juga disekresi oleh sel goblet dalam kelenjar usus yang dinamai kripti
lieberkuhn. Sekresi ini mungkin diatur terutama oleh refleks saraf lokal. Pengaturan sekresi
usus halus, cara terpenting untuk pengaturan sekresi usus halus adalah berbagai refleks saraf
lokal. Khususnya adalah peregangan usus halus yang menyebabkan sekresi dalam jumlah
besar dari kripti lieberkuhn. Selain itu rangsangan taktil dan iritatif dapat mengakibatkan
sekresi yang banyak.

Sekresi usus besar, sekresi mucus fungsi utamanya untuk proteksi, lubrikasi, dan
melengketkan materi fekal menjadi feses. Untuk control nya ada kontrol local dan
parasimpatis, ada juga dari gangguan emosi feses penuh mucus selain itu juga ada air dan
elektrolit. Mukus dalam usus besar sebenarnya melindungi dinding terhadap ekskoriasi,
sekaligus berperan sebagai media pelekat agar bahan feses saling bersatu. Selanjutnya, ia
melindungi dinding usus dari aktifitas bakteri yang besar, yang berlangsung di dalam feses
dan mukus, ditambah sekresi yang bersifat alkali (pH 8,0), juga memberikan sawar terhadap
asam yang dibentuk dalam feses, yang mencegah penyerangan dinding usus. Bila suatu
segmen usus besar mengalami iritasi hebat, mukosa kemudian mensekresi air dan elektrolit
dalam jumlah besar selain larutan mukus normal yang kental. Hasilnya biasanya berupa diare
disertai kehilangan banyak air dan elektrolit. Itulah semua materi recorder dokter Shofa.

Pada hari Jum’at tanggal 5 Juni 2020 ada lecture fisiologi yang dibawakan oleh dokter
Fariz melalui aplikasi zoom, dokter Fariz mengatakan pada organ hati mempunyai fungsi
serta peran hati dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid kandung empedu &
fungsinya. Hati: fungsi Fungsi metabolik Sekresi empedu, fungsi ekskresi, fungsi
penyimpanan, dan fungsi sintetis. Produksi panas. Fungsi hemopoietik, fungsi hemolitik,
inaktivasi hormon dan obat Fungsi defensif & detoksifikasi. Hati: sekresi empedu Hepatosit
mengeluarkan empedu awal asam empedu, pigmen empedu, kolesterol, lesitin, & asam
lemak canaliculi. Saluran hati , saluran hati umum , empedu dialihkan langsung ke usus atau
ke kantong empedu.
Penyimpanan pada hati untuk nutrisi Hepatosit yang dapat menghilangkan gula dari
darah dan menyimpannya dalam bentuk glikogen. Simpan lipid, vitamin (A, B12, D, E, & K),
Tembaga, & Besi. Fungsi penyimpanan ini mempunyai Jangka pendek, Berfluktuasi dalam
ukuran siang hari. Hati: fungsi sintetis Hati: Menghasilkan glukosa dengan glukoneogenesis
Mensintesis semua protein plasma dan protein lain (kecuali imunoglobulin) seperti faktor
pembekuan, faktor komplemen, & protein pengikat hormon. Mensintesis steroid,
somatomedin, & heparin. Hati memproduksi panas Mekanisme: 1. Reaksi metabolik di hati
diproduksi dalam jumlah besar. 2. Paparan dingin FA dari VLDL hati diekstraksi oleh
jaringan adiposa coklat (BAT): stimulasi adrenergik glucglukoneogenesis hati glukosa untuk
termogenesis BAT Aktifkan HNF⍺ dalam hati ↑ FA oksidasi & produksi asilkarnitin (bahan
bakar metabolisme BAT) Hati adalah organ di mana panas maksimum dihasilkan Hati: fungsi
hemopoietic Hepatosit: Menghasilkan sel darah (janin sampai tahap hati), Menyimpan
vitamin B12 erythropoiesis, Menyimpan zat besi synthesis Sintesis Hb Menghasilkan
trombopoietin dapat mempromosikan produksi trombosit. Hati ini berfungsi sebagai
hemolitik Sel-sel Kupffer menghancurkan sel darah merah pikun setelah umur 120 hari. Hati:
inaktivasi hormon dan obat-obatan. Katabolisasi hormon (GH, parathormon, insulin kortisol,
glukagon, & estrogen).

Nonaktifkan obat-obatan, terutama yang larut dalam lemak. Hati: fungsi defensif &
detoksifikasi Sel kekebalan & sel parenkim di hati menghasilkan berbagai mediator terlarut
role peran penting dalam pemeliharaan homeostasis imun, pertahanan inang, perbaikan
jaringan, atau fibrosis. Sel Kupffer ~ pertahanan penting tubuh Benda asing (bakteri, Ag)
ditelan & dicerna oleh sel Kupffer dengan cara fagositosis sel KupfferIL & TNF
mengaktifkan sistem kekebalan Detoksifikasi terjadi dalam 2 cara: Penghancuran total zat
dengan cara degradasi metabolik, Konversi zat beracun menjadi bahan tidak toksik melalui
konjugasi dengan asam glukuronat atau sulfat. Kandung empedu fungsinya Penyimpanan
empedu Konsentrasi empedu Perubahan pH empedu Sekresi musin Pemeliharaan tekanan
dalam sistem empedu. Dan itulah semua materi dokter Fariz yang saya rangkum.

Terakhir ada lecture biokimia yang dibawakan oleh dokter Tissa pada hari sabtu
tanggal 6 Juni 2020 dan dokter Tissa mengatakan hepar memiliki berbagai kemampuan, di
antaranya untuk mengambil komponen bahan makanan, biosintesis senyawa dalam tubuh,
menyediakan metabolit dan bahan pembentuk kaya energi, melakukan detoksifikasi senyawa
toksik melalui biotransformasi (yang merupakan jalur dari metabolisme xenobiotik), serta
hepar juga memiliki kemampuan untuk ekskresi bahan bersama empedu.
Xenobiotik adalah bahan kimia yang terdapat di dalam tubuh namun tidak
dibutuhkan/diharapkan oleh tubuh makhluk hidup atau tidak diharapkan terdapat dalam
jumlah yang berlebihan. Contohnya seperti obat-obatan, bahan pengawet makanan, dan juga
polutan. Jika terjadi penumpukan di dalam tubuh maka akan menjadi efek toksik
(detoksifikasi). Agar tidak bersifat toksik, maka bahan-bahan tersebut harus dieliminasi dari
tubuh baik melalui urin, empedu, keringat, ataupun udara ekspirasi. Metabolisme xenobiotik
ini dapat terjadi di hepar dan jaringan extrahepatic sperti paru, ginjal, mukosa saluran cerna,
dan kulit. Sebenarnya tidak hanya bahan-bahan yang berasal dari luar saja, bahan yang
berada di dalam tubuh juga akan melalui metabolisme melewati biotransformasi, contohnya
adalah hormon steroid.

Metabolisme xenobiotik terdiri dari fase 1 dan fase 2. Fase 1 merupakan peningkatan
polaritas dan penurunan aktivitas biologik atau sifat racun dari bahan-bahan asing. Pada fase
ini terdiri dari reaksi oksidasi, reaksi reduksi, serta reaksi hidrolisis. Reaksi oksidasi sama
saja dengan hidroksilasi yaitu pembentukan epoksida, sulfoksida, dealkilasi, deaminasi, serta
oksidasi nitrogen dan sulfur. Sebagian besar reaksi ini dikatalisis oleh enzym sitokrom P450
yang menghasilkan produk sampingan ROS (reactive oxygen species). Zat-zat yang dapat
menginduksi aktifitas sitokrom P450 yaitu: acetaminophen, rifampisin, alkohol,
phenobarbital, serta diazepam. Reaksi reduksi berasal dari senyawa karbonil, azo atau nitro,
dan dehalogenasi yang penting untuk membentuk gugus hidroksil atau amino sehingga
menyebabkan obat menjadi lebih polar. Sedangkan pada reaksi hidrolisis, yaitu menggunakan
beberapa enzim seperti: kolinesterase, karboksilesterase, arilesterase, dan endopeptidase.
Hasil hidrolisis xenobiotik ester dan amida akan menghasilkan asam karboksilat, alkohol, dan
amina.

Pada fase 2 disebut juga dengan reaksi sintesis/konjugasi. Dimana terjadi


penggabungan substrat yang dihasilkan dari reaksi fase 1, pada gugus fungsionalnya dengan
senyawa endogen (glukoronida, ester sulfat, glutation, glysine dan glutamin, serta asam
asetat. Pembentukan konjugasi bisa dilakukan dengan cara: glukuronidasi yang melibatkan
enzim udp glucuroni transferase, esterifikasi dengan sulfat melibatkan enzim sulfotransferase,
konjungasi dengan glutation yang melibatkan enzim glutathione S-transferase, konjugasi
dengan asam amino, hidrasi, metilasi, serta asetilasi. Yang kemudian membentuk konjugat,
sebagian akan menuju kandung empedu dan sebagian lagi menuju urine. Dan itulah semua
materi dokter Tissa yang sekaligus lecture terakhir pada minggu ke empat ini.
Referensi

1. RGerard.j.Tortora. Dasar Anatomi dan Fisiologi EGC: penerbit buku kedokteran.


Edisi 13;2016.
2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray Dasar-dasar Anatomi. Edisi 2 Canada:
Elsevier ;2018
3. Hall EJ Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 12. Elsevier.
Singapura;2016.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta. EGC: 2019.
5. Victor p. Eroschenko. Difiore. Atlas histologi. EGC: penerbit buku kedokteran. Edisi
13;2015.
6. Murray, R, K., Granner, D, K., & Rodwell, V.W. Biokimia Harper (30 ed). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2019.

Anda mungkin juga menyukai