Anda di halaman 1dari 15

SISTEM DIGESTIVE

MINGGU 1
BLOK 2.2

NAMA : Kayyis Firzadie


NPM : 119170085
KELAS :A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
Sistem Digestive

Saat ini, kuliah dilaksanakan secara daring atau bisa disebut kuliah online. Hal ini
disebabkan karena wabah virus covid-19. Kita selaku mahasiswa/i UGJ dianjurkan agar tetap
di rumah untuk mencegah penularan semakin luas dan kuliah dilaksanakan secara daring.
Pada minggu pertama blok 2.2 terdapat beberapa lecture yaitu yang pertama ada lecture
anatomi 1(embriologi saluran pencernaan) yang dibawakan oleh dokter Witri, kedua ada
lecture anatomi 2 (surface dan viscera abdomen) yang dibawakan oleh dokter Sutara, ketiga
ada lecture histoligi 1 (traktus gastrointestinal 1) yang dibawakan oleh dokter Tiar, ke empat
ada lecture fisiologi 1 (prinsip umum fungsi gastrointestinal), kelima ada lecture anatomi 2
yang dibawakan oleh dokter Dindin, dan yang terakhir ada lecture histologi 2 (traktus
gastrointestinal 2) yang dibawakan oleh ibu Ama. Jadi pada minggu pertama di blok 2.2 saya
mempelajari tentang anatomi, fisiologi, dan histologi.

Pertama ada lecture anatomi 1 yang dibawakan oleh dokter Witri pada hari senin
tanggal 11 Mei 2020, dokter Witri mengatakan sistem digestive atau sistem pencernaan ini
sangat penting untuk menghasilkan energi bagi tubuh kita. Sistem pencernaan itu dimulai dari
mulut yang fungsinya untuk memasukan makanan, di mulut itu ada kelenjar air liur yang
diantaranya ada glandula parotis, glandula subingualis, dan glandula submandibularis. Di
dalam cavum oris atau rongga mulut itu terdapat lidah, kemudian tadi makan yang dari mulut
akan masuk kedalam orofaring, orofaring itu dibagi menjadi 3 yaitu: nasofaring, orofaring,
laringofaring. Orofaring itu berhubungan langsung dengan cavum oris, setelah makanan
masuk ke orofaring selanjutnya akan ke esophagus kemudian masuk ke lambung atau gaster
kemudian akan menuju ke usus halus, usus halus yang paling proksimal terdiri dari
duodenum, jejenum, ileum. Setelah makanan melewati usus halus lalu selanjutnya akan ke
usus besar atau kolon, setelah melewati usus besar lalu akan masuk ke rectum kemudian akan
dikeluarkan ampasnya melalui anus.

Pada minggu ketiga sampai ke empat terjadi embrionik folding yang artinya melipat,
jadi embrio itu awalnya berbentuk seperti gepeng lurus tetapi dengan terjadinya
perkembangan embrio dia akan terjadi folding baik dari sisi kanan dan kiri maupun dari atas
dan bawah. Akibatnya nanti akan terbentuk gat cup yang nantinya akan membentuk saluran
pencernaan, terdiri dari forgad, midgad, dan haingad.
Dibagian sefal forgad itu ada orofaringeal membrane yang nanti akan membentuk
orofaring kemudian dibagian caudal ada kloakal membrane yang nanti akan membentuk
anus, ketiga dari gat cup itu akan membentuk sistem pencernaan.

Untuk forgad akan membentuk esophagus, gaster, hepar, kantung empedu, duktus
irialis, pangkreas, dan sampai proksimal duodenum. Dan untuk minggu ke 6 untuk gad cup
itu semua selnya akan berproliferasi, terus tumbuh sehingga nanti akan tersumbat penuh
dengan sel-sel. Tetapi di minggu ke 7 dan 8 akan terjadi yang namanya rekanalisasi, sel-sel
tersebut nanti akan terjadi rekanalisasi dari lubang kecil menjadi lubang besar. Bila proses
rekanalisasi ini terganggu maka akan terjadi duplikasi, jadi lumen akan berduplikasi, ini
untuk esophagus.

Selanjutnya gaster, dari pertumbuhan dan perkembangan embrio gaster ini akan
melebar atau dilatasi lumen, dan akan berputar 90 derajat, sehingga akhirnya terbentuklah
gaster yang normal. Jadi pada masa embrio dibagian forgad anterior itu akan terbentuk
hepatic difertikulum, hepatic inilah yang kemudian akan terus berkembang membentuk
semua struktur saluran pencernaan. Itulah semua materi dokter Witri yang saya rangkum.

Berlanjut ke lecture kedua yaitu lecture anatomi 2 yang dibawakan oleh dokter Sutara
pada hari selasa tanggal 12 Mei 2020. Materi pertama yang disampaikan adalah garis
orientasi, dokter Sutara mengatakan bahwa abdomen itu sebuah cavum atau sama dengan
rongga, sehingga rongga itu pasti akan mempunyai batas, tentunya ada batas atas, bawah, dan
samping kanan kiri kemudian depan dan belakang. Untuk batas atas tentunya cavum
abdomen ini berbatasan dengan cavum thorax yaitu dibatasi oleh diagfragma untuk daerah
atas. Untuk daerah bawah itu batas orientik panggul, kemudian batas depan ada sternum dan
costa, musculus fentro lateral. Untuk yang bagian belakang ada vertebra thoracal 7-12 lumbal
dan musculus yang berada didaerah belakang seperti musculus quadratus lumbolum,
pectoralis major dan minor. Untuk dibagian posterior dibatasi oleh corpus discus
intervertebralis 1-5, costa 7-12, diagfragma kemudian musculus pesoas major dan minor.

Semua cavum abdomen itu dibatasi atau diselubungi oleh fascia dan peritoneum,
untuk peritoneum itu ada 2 yaitu parietal dan fiseral. Untuk farietal itu yang membungkus
perut secara langsung, adapun yang fiseral itu dia bertanggung jawab terhadap organ dalam
yang ada di abdomen. Untuk garis abdomen yang tampak itu ada linea alba dan linea
semilunaris.
Lanjut ke materi kedua dari lecture dokter Sutara yaitu fascia, pada subcutis ada 3
lapisan fascia yaitu yang pertama ada fascia champer yang menggandung lemak yang
membungkus peritoneum. Kemudian yang kedua ada fascia scarpa yang tidak menggandung
lemak yang fungsinya membungkus otot. Terakhir fascia superficialis abdominalis.

Semua materi lecture dokter Sutara sudah saya rangkum dan itulah semua materi dari
dokter Sutara. Selanjutnya ke lecture histologi 1 yang disampaikan oleh dokter Tiar melalui
aplikasi zoom pada hari selasa tanggal 12 Mei 2020 pukul 3 sore kebetulan lecture histologi 1
ini dimulai setelah selesai lecture dari dokter Sutara, untuk lecture histologi 1 hanya
membahas mulut dan kelenjar-kelenjarnya. Untuk mulut dari luar terlihat bibir, langit-langit
atau palatum, lidah, gigi, dan kelenjar-kelenjar liur. Yang pertama cavum oris, untuk batas
bagian depan ada labio oris, bagian samping ada pipi atau bukal, untuk bagian atap atau
bagian palatum itu ada digfragma oris dan bagian belakang adalah fungsium, untuk isi cavum
oris ini ada gigi, lidah, dan kelenjar.

Atap cavum oris itu ada palatum, palatum dibagi menjadi 2 yaitu palatum durum dan
palatum moleu. Untuk membrane mukosanya adalah epitel gepeng berlapis tanpa keratin,
untuk palatum durum ini terletak dibagian depan dan bentuknya seperti lempeng tulang
kemudian lamina proprianya menyatu dengan osteum. Untuk paratum moleu itu ada dibagian
belakang, untuk tepinya bebas dan terdapat banyak otot serat lintang da nada bagian uvula
dibagian tengahnya yang mengantung, kelenjarnya ada glandula palatine yang bersifat
serumukosa.

Berlanjut ke kelenjar liur, kelenjar liur sendiri berfungsi untuk membasahi mukosa
mulut yang dihasilkan oleh kelenjar parotis, submandibularis, dan subinguinalis. Tetapi
kelenjar submandibular dan subinguinalis adalah kelenjar campuran yang membentuk bulan
sabit sebagai ciri khasnya ada deminule gluazi. Itu adalah semua materi lecture dokter Tiar
yang saya rangkum.

Masuk ke lecture anatomi 2 yang dibawakan oleh dokter Dindin, dokter Dindin
mengatakan Glandula Saliva ini sebagai penghasil kelanjar air liur yang terdiri dari kelenjar
parotis, kelenjar subinguinalis.

1. Glandula submandibularis memiliki saluran yaitu duktus parotiodea yang bermuara


ke vestibulum oris melalui papila tepat didepan gigi M2 atas.
2. Glandula submandibularis merupakan campuran kelenjar serosa lebih banyak dan
mukosa, juga terdapat bagian superfisial dan profunda yang berhubungan dengan M.
myolohyodeus. Memiliki saluran yang bernama ductus submandibularis yang bermuara ke
papila tepat disamping frenulum linguale dan di persarafi oleh serabut sekremotorik
parasimpatis.

3. Glandula Subinginguinalis merupakan kelenjar terkecil yang terdapat kelenjar


mukosa dan serosa ( campuran ). Letak nya dibawah mmembran mukosa dasar mulut dekat
garis tengah, sedangkan salurannya bernama ductus subinguinalis sebanyak 8-20 buah,
sebagian bermuara kedalam mulut pada puncak plica subinguinalis. Glandula ini
mendapatkan perdarahan dari A. Facialis, Arteri Inguinalis dan vena nya bermuara pada V
Facialis dan V Linguinalis.

Gigi memilliki beberapa struktur yaitu corona dentis yang menonjol keluar giginya,
cervix dentis yang berada dianntara corona dan radix dentis, radix dentis ini tertanam
didalam alveolus dentalis.

Papilla Ilealis merupakan struktur rudimenter yang terdapat dua lipatan horizontalis
tunica mukosa yang menonjol ke sekitar lubang ileum, stratum bagian bawahnya berperan
mengatur aliran isi dari ileum ke colon.

Cavitas oral dibagi jadi vestibulum oris bagian di sebelah pipi dan gigi, ruang sempit
yang berhubungan keluar melalui rima oris, bermuaranya berhadapan dengan gigi mollar 2.
Kemudian ada di dalam arcus alveolaris, atapnya palatum durum di bagian depan, palatum
molle di belakang. Membrane mukosa dipersarafi n. palatina major, n. nasopalatine, terdapat
rigi yang ditimbulkan oleh glandula sublingualis, plica sublingualis, muaranya ada di dekat
venulum pada rigi.

Labia oris, bibir mirip lipatan muscular sekeliling mulut, alur median gumun, kulit
bibir disebut merah bibir. Palatum merupakan atap mulut atau langit keras berada 2/3 anterior
berupa tulang, ada foramen incisivum, canalis incisivus dilewati n. nasopalatinus dan cabang
terminal a. spheno palatina. Palatum molle letak di 1/3 posterior terdiri dari otot dan jaringan
ikat, melekat pada palatum durum meluas sampai membentuk tepi bebas. Dibelakang gigi ada
foramen incisivum di perdarahi a. palatum major, m. palatus glossus yang nempel pasa
palatum, ada juga arcus palatuglossus.
Lidah otot otot melekatkan lidah ke proc styloideus, membrane mukosa bagian atas
lidah dibagi jadi anterior posterior, permukaan anterior ada papilla filifporfmis, papilla
fungiformis, papilla valata. Kemudian ada muara ductus sublingualis dibawah lidah. Ada
v,n,a lingualis, yang dapat mempengaruhi gerak lidah ada venulum biasanya bisa
mempengaruhi artikulasi seseorang saat bicara atau artikulasinya terganggu, membrane
mukosanya bersifat licin.

Otot otot lidah terbagi jadi instrinsik dia hanya terbatas di lidah tidak berhubungan
dengan tulang, terdiri dari serabut longitudinal, di lapisi n.hypoglossus fungsi mengubah
bentuk lidah. Dan otot ekstrinsik lidah ada m genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglossus,
m.palatuglossus. lidah mendapat darah dari a. lingualis, cabang a. corona externa. Penyaluran
limfe lidah nanti ujung lidah menyalurkan limfe ke nodi limphodei submental. Persarafan
sensoris 2/3 anterior oleh n. facialis, 1/3 anterior (CN IX). Gerakan lidah ada protsurio,
retraksio, depresio.

Pharynx letaknya di cavitas nasi sampai ke cavitas oris, dibelakang jadi naso pharynx,
naso pharynx, oropharynx, dan laryngopharynx. Dinding pharynx dibentuk otot sirkular
disebelah luar. Otot longituninal sebelah dalam ada m. palatopharyngeus, m.stylopharyngeus,
m. salphinopharyngeus fungsi untuk elevator. Persarafan motoris dari plexus nervosus
pharyngeus yang beraal dari n. X, XI ke semua otot pharynx dan palatum molle.

Oesophagus berbentuk tabung, panjang 10 inci, fungsi untuk menyalurkan makanan


dari pharynx kedalaam gaster. Mulainya setinggi vertebra 6, vertebra 10, vertebra thoracal 10
dan 11. Vaskularisasi aorta descendens, v. gastrica sinistra, limfe nya nodi limohalisis gastri.

Gaster yaitu saluran pencernaan yang melebar fungsinya menyimpan makanan,


mencampur makanan dengan getah lambung membentuk chymus, mengatur kecepatan
chymus ke usus. Bentuk seperti huruf J mempunyai 2 lubang, ostium cardiacum dan ostium
pyloricum. Pylorus terletak pada planum transpyloricum. Lapisan gaster ada mukosa dan
serosa. Ada juga tunika muskularis yang memiliki 3 lapisan, ada longitudinale cirkulare, dan
obliq. Bagian gaster ada fundus gastricum, corpus gastricum, antrum pyloricum, dan pyloris.
Gaster ini tertutup peritoneum, kecuali pada lintasan pembuluh darah.
Vaskularisasi gaster ada a. gastrica sisnistra mendarahi kanan atas gaster, a. gastrica
dextra mendarahi kanan bawah gaster, a. gastrica breves mendarahi fundus, a.
gastroomentalis sinistra mendarahi bagian atas curvature major dan a. gatromentalis dextra
mendarahi bagian bawah curvature major. Venanya ada, v. gastrica sinistra dextra, v. gastrica
breves. Persarafan ada truncus bagalis anterior dari n. vagus sinistra, posterior dari n. vagus
dextra.

Intestinum (usus halus) bagian terpanjang saluran cerna. Terdiri dari duodenum yang
berbentuk C panjang 10 inci, menghubungkan gaster dan jejenum, letak di region epigastrica
dan umbilicalis. Bagian duodenum ada pars superior, descendens, horizontalis, pars
ascendens duodenum.

Terdapat juga colon ascendens, flexuara coli dextra, dan lobus hepatis dextra di
bagian lateral. di pars ascendens panjangnya 2 inchi, berjalan keatas, kiri flexura
duodenujejularis. Vaskularisasi setengah bagian atas oleh a. pancreaticoduodenalis superior
dan inferior. Persarafan berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis vagus.

Jejunum dan ileum. Panjang sekitar 6 m. lengkung jejenum dan ileum bergerak bebas,
melekat pada dinding posterior abdomen. Jejenum lebih besar, dinding lebih tebal, lipatan
dinding jejenum lebih permanen pada tunica mucosa, lebih banyak pembuluh darah,
vaskularisasi berasal dari cabang a. mesenterica superior.

Appendix vermiformis merupakan organ sempit berbentuk tabung yang mengandung


banyak limfonoid memiliki panjang 3 sampai 5 inci, dikelilingi oleh peritoneum, dan
letaknya berada di regio iliaca dextra dengan menarik garis dinding anterior dibagi tiga pada
bawah garis menghubungkan umbilicus dan SIAS. Untuk menentukan lokasinya juga dengan
metode Lans, posisi ujung appendix dapat ditemukan sesuai dengan pelvis, kelengkungan
caecum. Appendix ini dilewati juga oleh aliran limfonodi.

Colon Ascendens memiliki panjang 5 inci yang berhubungan ke anterior terhadap


lengkung usus halus, posterior nya terhadap m. iliacus, diperdarahi A. iliacus. Colon
Tranversum memiliki panjang 15 inchi yang berjalan menyilang abdomen menempati regio
umbilikalis batas batasannya anterior terhadap omentum majus, posterior pars desendens
duodenum. Dimana vena nya bermuara ke Vena mesenterica superior dan inferior. Aliran
limfe 2/3 proximal ke nodi colici dan dipersarafi oleh 2/3 proksimal, Colon desendens
memiliki panjang 10 inci.
Colon sigmoideum panjang nya 10-15 inci lanjutan dari colon desendens yang
letaknya di depan apertura pelvis superior. Hubungan anterior pada laki laki pada vesika
urinaria sedangkan pada perempuan di facies posterior bagian atas vagina.

Intestunum crissum (usus besar) dari ileum sampe anus. Caecum terletak di
perbatasan ileum dan intestinum, merupakan kantong buntu pada fossa iliaca dextra, panjang
2,5 inci, diliputi oleh peritoneum. Lubang mempunyai 2 katup membentuk papilla ilearis.
Vaskularisasi a. caecalis anterior dan posterior.

Ada juga muara appendix verniformis di caecum ini. Papilla ilearis terdiri dari dua
lipatan horizontal tinica mucosa yang menonjol di sekitar lubang ileum. Ada juga colon
ascendens, colon transversum, colon descendens, colon sigmoideum, ada pancreas, ada caput
pancrealis, ductus pancreaticus, vaskularisasi a. linealis.

Rektum memiliki panjang 5 inchi, bagian bawahnya melebar yang disebut ampula
recti, peritoneum meliputi facies anterior lateral anterior sedangkan bawahnya tidak diliputi
peritoneum. Dan itulah semua materi dokter Dindin yang saya rangkum.

Selanjutnya ke lecture histologi 2 yang dibawakan oleh ibu Ama, Saluran pencernaan,
sekarang mulai dari esophagus, gaster, jejenum, ileum, caecum, colon, rectum dan anus,
appendix. Yang terdiri dari 4 lapisan umum saluran pencernaan, lapisan membrana mukosa,
submucosa, muskularis eksterna, dan adventitia. Bagian mukosa esophagus epitelnya
squamus kompleks non keratin, basalnya membentuk lipatan, maka lamina propria nya
terlihat besar, bagian yang khas yaitu otot polos longitudinalnya tebal, bagian submucosa nya
ada beberapa jaringan lemak tetapi disini kita bias bias melihat lipatan, kemudian di tunika
muskularis eksterna ada otot polos yang obliq dan sirkuler, biasanya terdapat plexus
mesentericus aurbach, selain itu di tunika muscular ada muskulus singther esophagusgastrica
untuk supaya tidak tersedak saat makan. Di esophagus ini banyak pembuluh darah yang
diantaranya terdapat plexus mesentericus aurbach. Kelenjar esophagus ada cardia, fundus,
dan pilorika.

Lambung fungsinya untuk mencerna makanan kimiawi dan mekanis. Ada bagian
cardia, fundus disini untuk mng absorpsi gas, corpus tempat makanan yang sudah halusdan
pilorika untuk mengontrol makanan yang sudah halus. Ada enzim pepsin, lipase, ada juga
hormone yang dihasilkan yaitu hormone gastrin. Dibagian kelenjar kelenjar yang ada
dilambung ada yang namnyanya valveola gastrica. Lambung memiliki lapisan sama seperti
esophagus.
Epitelnya kolumner simpleks tidak bergoblet. Di lambung ada kelenjar kardiaka, di
lamina propria, sel sel sitoplasmanya pucat. Kelenjar fundika biasanya relative pendek seperti
tonjolan tonjolan papilla yang ada dinkelenjar, terdapat sel parietal, chips sell, dll, sel sel itu
ditemukan di 1/3 bagiannya. Kelenjar pilorika lebih tebal di lapisan mukosanya, kelenjarnya
lebih pendek mak sitoplasmanya lebih pucat tapi tidak jelas seperti sel kromatinnya, sel
parietalnya juga jarang ditemukan, muskulus sirkular lebih tebak. Pada manusia selalu
terbentuk enzim melalui fase sifalik, gastrik, dan intestinal. Kelenjar pilorika epitel komlunar
selapis non goblet, ada sel kelenjar pilorika.

Sel sel mucus, untuk berdiferensiasi sel. Ada chief cells letak di dasar lambung,
lamina basali, untuk menghidrolisa protein menjadi peptide lebih kecil. Sel parietal akan
membentuk asam, dan kecil kecil terbesar ke bagian leher, selnya besar, kalo chief sel sifat
basofilik ini sifatnya asidofilik. Sel mucus leher biasanya hamper mirip dengan sel parietal,
inti di basal, sifatnya basofilik, fungsi sekresi mucus asam. Sel DNES banyak ditemukan
diseluruh kelenjar, yang mensekresi peptida, bentuk selnya pyramid atau kuboid dan
sitoplasma jernih. Perbedaan histofisiologi, kardia menghasilkan gastin, corpus penghasil hcl
terdapat banyak chief sel.

Usus halus fungsi untuk mengangkut cyme, absorpsi pencernaan, memproduksi enzim
dan hormone. Lapisannya sama terdapat 4 lapisan tetapi di lapisan mukosanya ada vili
intestinal yang epitelnya kolumner simpleks bergoblet dan lamina propria (jaringan ikat
retikuler, pembuluh darah, limfe otot polos dan nodus limfatikus. Duodenum vilinya
bentuknya lebar, sedangkan di jejenum villi lebih tinggi, dan di ileum villi kembali rendah/
mirip jari. Lalu ada kripte liberkuhn, mukosa, kripte ini adalah muara, juga memproduksi
enzim tripsin, enzim yang memecah disakarida jadi monosakarida, ada juga sel goblet, sel
dnes, sel absorpsi. Ada sel paneth yang hanya ditemukan pada jejenum, bentuknya lebih
bulat, granularnya tersebar tidak ditengah, zymogen merah, ada sekresi lisozim dan sekresi
proenzim. Juga ada sel argentafin yang terdapat pada rectum anus, esophagus tapi banyak
terdapat di jejenum. Lalu ada microvilli untuk memperluas permukaan dari lumen yang ada
disaluran pencernaan, ada juga plika sirkularis satu lipatan permanen, jalan spiral/melingkar
lumen usus, plika ini ditemukan di dupdenum dan proksimal jejenum. Ada juga lmina
propria, juga ada sel mukosa yang ada di usus halus terdapat kelenjar brunneri yang ada di
duodenum saja, untuk sekresi mucus basa. Untuk muscular dalam memebentuk sfinter anal
interna.
Selanjutnya duodenum, kesatuan villi disebut plika, disini ada kripte liberkuhn,
glandula brunneri, epitel silindris selapis dengan sel goblet dengan villi. Di lapisan
muskularis eksterna ada ganglion ganglion yang disebut dengan plexus mesentericus. Disini
ada juga sel absorptif bentuk pipih, ada sel goblet, terdapat kapiler fenestrate. Jejenum villi
nya lebih panjang, kemudian kripte liberkunnya lebih panjang panjang, ada juga sel sel
goblet, ada sel sel panneth yang hanya ada di jejenum, ada sel sel limfosit, ada sel dnes, dan
bagian terluar sel absorptif. Di ileum lapisan submukosanya tidak terdapat kelenjar jadi sel
selnya hanya terdapat di villi villi ileum. Di ileum paling banyak ditemukan sel goblet.

Usus besar fungsinya untuk absorpsi air, jadi dia menentukan makanan yang tidak
disimpan (menentukan konsistensi fases), melanjutkan pencernaan enzim dalam makanan
untuk pembusukan bakteri. Lapisan mukosanya berbeda beda epitel. Terdapat juga lamina
propria. Di lapisan submucosa secara umum sama seperti usus halus dan noduli limfatiknya
lebih sedikit. Tunika muskularisnya di arcus menebal di dalam sirkuler. Mukosa usus besar
lebih tebal, tidak terdapat villi, kripta berhimpitan.

Appendix fungsinya untuk menyumbat seluruh lumen, strukturnya sama seperti usus
besar lainnya, tapi kelenjarnya sedikit, nodulus limpatiknya lebih banyak. Kemudian di colon
selpis kolumnar dengan sel goblet, di lapisan submukosanya tidak terdapat kelenjar. Di colon
sel gobletnya lebih banyak dibandingkan dengan ileum. Juga ada sel dnes, ada plexus
aurbach.

Rectum anus, dia ada dibawah rectum akan menjadi hilang disaluran anus. Di lamina
propria terdapat pembuluh darah. Ada juga m. spingther ani internum dan ani externum.
Bagian otot polosnya lebih pendek akrena ketika ada gas dai memisahkannya dengan fases.di
rectum ini ada sel absorptip, sel dnes, sel goblet. Lapisan mukosanya ada yang sirkular dan
longitudinal, di lapisan mukosa tidak ada kelenjar. Di anus epitel berlapis gepeng non keratin.
Pada dasarnya semua epitel yang ada di lapisan system pencernaan itu termasuk MALT,
NALT,BALT,GALT.

Berlanjut ke lecture terakhir dari minggu pertama blok 2.2 ini yaitu lecture fisiologi 1
yang disampaikan oleh dokter Kati melaui recording, dokter Kati mengatakan bahwa Traktus
gastrointestinal memiliki peran dalam tubuh untuk menyediakan kebutuhan air, elektrolit dan
nutrisi yang terus menerus.
Dalam mencapai fungsi ini diperlukan adanya beberapa pergerakan makanan
(motilitas), sekresi enzim pencernaan, absorpsi air, elektrolit dan produk pencernaan,
sirkulasi darah pada organ pencernaan yang membawa zat zat, dan pengaturan local, saraf
dan humoral.

Beberapa proses dalam traktus gastrointestinal yaitu digesti, skresi, absorpsi dan
motilitas yang nantinya akan dibawah menuju ke saluran akhir yaitu anus. Klasifikasi otot
polos pada organ gastrointestinal yang pertama yaitu tipe unitary, otot ini berkontraksi secara
spontan dengan respons terhadap peregangan tanpa pengaruh saraf ataupun hormone. Lokasi
kontraksi otot ini ada di bagian lambung dan usus. Sel selnya akan menggabung dengan gap
junction sehingga potensial aksi akan lebih cepat menyebar. Otot polos kedua yaitu tipe
multiunit, tipe ini berkontraksi secara spontan juga namun adanya pengaruh dari saraf. Otot
polos ini tidak berespons dengan peregangan. Organ yang memiliki tipe ini yaitu pada
esophagus dan kandung empedu.

Otot otot polos ini memiliki kemampuan dalam berkontraksi. Kontraksi memiliki 2
tipe yaitu dengan kontraksi ritmis dan kontraksi tonus. Kontraksi ritmik diikuti dengan
relaksasi yang ada di esophagus, lambung dan usus kecil. Sedangkan kontraksi tonus tanpa
diikuti adanya relaksasi dan memiliki sifat kontinu sehingga tidak ada keterkaitan dengan
gelombang yang lambat.

Bentuk dari otot polos pada organ gastrointestinal terdiri dari otot polos longitudinal
dan sirkular. Mekanisme yang terjadi pada otot polos longitudinal yaitu ketika terjadi
kontraksi otot ini akan memperpendek segmen pada usus dan memperluas lumen. Terjadi
kontraksi ini dipengaruhi saraf enteric pada neuron motoric eksitatorik. Komponen Ca 2+
berperan penting dalam aktivitas otot ini. Kemudian mekanisme yang terjadi pada otot polos
sirkuler yaitu ketika terjadi kontraksi berkebalikan dengan longitudinal, kontraksinya
mengurangi diameter lumen dan menambang panjangnya. Otot sirkular ini lebih tebal dan
kuat disbanding dengan otot longitudinal dan memiliki banyak gap junction. Saraf yang
mempengaruhinya adalah saraf enteric dengan neuron motoric eksitatorik dan inhibitory.
Otot memiliki fungsi sebagai syncytium yaitu ketika potensial aksi terjadi didalam massa otot
maka dengan cepat potensial aksi ini akan bergerak ke segala arah di dalam otot.
Aktivitas listrik yang mempengaruhi pergerakan otot ini terdapat 2 jenis yaitu
gelombang lambat (slow wave) dan potensial paku (spikes). Kontraksi pada organ
gastrointestinal ini sebagian besar menggunakan cara kontraksi ritmits. Kontraksi ritmis ini
ditentukan oleh frekuensi yang di sebut slow wave.

Gelombang ini mengalami depolarisasi dan repolarisasi ketika di potensial membrane


istirahat dan bukan gelombang potensial aksi. Gelombang ini tidak langsung menyebabkan
kontraksi kecuali pada lambung.

Sel interstitial cajal (alat pacu jantung) pada otot polos merupakan sel yang
mempengaruhi gelombang yang terletak di antara lapisan otot longitudinal dan sirkular. Sel
ini akan membentuk jaringan dan berkontak melalui sinaptik ke otot polos. Beberapa
mengalami perubahan siklik di potensial membrane karena terbukanya kanal ion Ca 2+
sehingga menyebabkan gelombang lambat. Saraf simpatis menyebakan peningkatan
amplitude dan frekuensi gelombang sedangkan simpatis menurunkan amplitudo dan
frekuensi gelombang lambat. Kedua yaitu potensial paku (spiker potensial), gelomabang ini
merupakan potensial aksi nyata yang terjadi ketika potensial membrane istirahat naik di atas -
40mv. Ketika potensial aksi mengalami kenaikan oleh ion Ca 2+ dan Na+ yang masuk ke
saluran. Saluran ini disebut saluran kalsium natrium yang membuka dan menutup secara
perlahan. Ion Ca2+ ini mengawali untuk berkontraksi saat memasuki sel. Ketika satu kali
puncak gelombang lebih positif dari -40 mv maka akan terjadinya potensial paku. Maka
semakin tinggi potensial gelombang lambat akan semakin besar frekuensi potensial paku
yaitu sekitar 1-10 gelombang paku perdetik.

Terdapat faktor yang menimbulkan depolarisasi membrane (memudahkan membrane


terangsang) yaitu peregangan otot, perangsangan asetilkolin, perangsangan saraf saraf
parasimpatis yang akan mensekresikan asetilkolin di ujung, perangsangan hormone yang
spesifik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi hiperpolarisasi membrane (sulit terangsang),
yaitu jenis zat neurotransmitter yang terdiri norepinefrin dan epinefrin dan perangsangan
saraf simpatis dengan norepinefrin di ujung.

Selain kontraksi ritmis, kontraksi tonus juga mempengaruhi pergerakan otot polos
pada gastrointestinal. Kontraksi tonus ini memiliki sifat kontinu sehingga tidak berhubungan
dengan irama listrik pada gelombang lambat. Kontraksi ini berlangsung beberapa menit
sampai berjam jam.
Beberapa penyebab terjadinya kontraksi tonus yaitu saat potensial paku terus menerus
berulang secara kontinu maka frekuensi semakin besar dan kontraksi derajat makin besar,
kedua yaitu faktor hormone yang menjadikan depolarisasi sebagian kontinu tanpa potensial
aksi. Pengaturan kontrol fungsi gastrointestinal diatur oleh kontrol saraf yang terdiri sistem
saraf otonom dan sistem saraf enteric, kemudian kontrol humoral.

Pada sistem saraf otonom terbagi menjadi saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem
saraf otonom ini diatur oleh nervus vagus dan pelvis. Saraf simpatis mengatur traktus
gastrointestinal ini melalui medulla spinalis pada segment T5-L2. Ujung ujung pada saraf
simpatis ini mensekresikan norepinefrin. Umumnya perangsangan saraf simpatis
menyebabkan pergerakan terhambat dan menimbulkan banyak efek yang berlawanan.
Pengaruh saraf ini menggunakan 2 cara yaitu pengaruh sekresi norepinefrin untuk
menghambat otot polos traktus intestinal kecuali pada otot mukosa, pengaruh inhibisi
norepinefrin pada neuron neuron di sistem saraf enteric.

Sedangkan saraf parasimpatis berasal dari 2 divisi yaitu kranial dan sacral. Saraf
simpatis kranial seluruhnya ada pada nevus vagus sedangkan pada sacral ada di segmen
sacral 2, 3 dan 4 medula spinalis yang berjalan melalui nervus pelvis. Serat serat parasimpatis
ini menghasilkan refleks defekasi pada area sigmoid, rectum dan anus. Beberapa fungsi saraf
ini yaitu meningkatkan motilitas, relaksasi otot sphincter dan vasodilatasi pembuluh darah.

Setelah saraf otonom, masuk ke sistem saraf enteric yang memiliki sekitar 100 juta
neuron dari esophagus hingga anus. Terdapat 2 jenis pada sistem saraf enteric yaitu pleksus
mientericus dan pleksus submucosa. Pada pleksus mientericus terletak di antara lapisan otot
longitudinal dan sirkular muskularis. Kedua pleksus ini memiliki neuron motoric, interneuron
dan sensorik. Neuron motorik pada pleksus mienterikus mengontrol sebagian besar gerakan
pada saluran pencernaan. Pergerakan yang utama yaitu frekuensi dan kekuatan kontraksi pada
muskularis. Sedangkan neuron motorik pada pleksus submucosa mengontrol aktivitas sekresi
organ organ gastrointestinal. Kemudian interneuron ini akan menghubungkan kedua pleksus.

Sistem saraf enteric dan sistem saraf otonom ini memiliki hubungan dengan adanya
gerakan refleks pada traktus gastrointestinal. Ada 3 jenis refleks diantaranya, refleks pada
sistem saraf enteric di dinding usus menghasilkan refleks sekresi GI, peristaltic, gerakan
mencampur dan penghambatan local. Kemudain refleks dari usus menuju ke ganglia simpatis
prevertebra dan kembali ke traktus GI menghasilkan relfeks gastrokolik, refleks enterogastrik
dan refleks kolonileal.
Refleks ketiga yaitu refleks dari usus ke medulla spinalis dan kembali ke traktus GI
menghasilkan refleks aktivitas dan sekresi lambung, refleks nyeri dan refleks defekasi.

Pergerakan pada gastrointestinal dibagi menjadi gerakan peristaltic atau gerakan


propulsive dan gerakan mencampur. Pada gerakan peristaltic ini menyebabkan makanan akan
bergerak maju di sepanjang saluran dan membantu terjadi pencernaan dan absorpsi. Terdapat
cincin kontraksi yang bergerak maju pada dinding usus yang mengelilingi pipa kecil dan
menggembung. Rangsangan yang terjadi pada peristaltic usus yaitu distensi usus. Distensi
uus terjadi ketika sejumlah makanan akan terkumpul di satu itik dan mengalami peregangan
dinding usus akan merangsang sistem saraf enteric agar menimbulkan kontraksi. Rangsangan
lain yaitu ada pada iritasi kimiawi dan sinyal saraf parasimpatis. Gerakan peristaltic akan
efektif ketika pleksus mienterikus aktif. Kemudian gerakan kedua yaitu gerakan mencampur
terjadi karena adanya kontraksi gerakan peristaltic sehingga terdapat sebagian besar
pencampuran. Gerakan yang maju isi usus akan dihambat oleh sfinter sehingga gelombang
peristaltic akan hanya mengaduk isi usus dan bukan mendorong ke bagian depan.

Aliran darah pada gastrointestinal disebut sebagai sirkulasi splanknik. Sirkulasi ini
meliputi adanya aliran darah melalui usus dan juga aliran dari limpa, pancreas dan hati. Darah
yang mengalir pada usus, limpa dan pancreas ini akan mengalir ke dalam hati melalui vena
porta. Didalam hepar atau hati aliran darah melewati jutaan sinusoid dan akan meninggalkan
hepar melalui vena hepatica yang merupakan vena cava terakhir di sirkulasi sistemik. Suplai
darah arteri menuju usus dimulai pada arteri mesenteric superior dan inferior yang mensuplai
dinding usus halus dan usus besar melalui arkus arteri. Arteri seliaka tdiak menyediakan
suplai darah yang sama ke dalam lambung. Ketika memasuki dinding usus arteri arteri akan
bercabang menjadi arteri kecil dan mengelilingi usus dalam 2 arah dan melakukan penetrasi
ke dinding usus, menyebarkan di sepanjang berkas otot, vili intestinal dan pembuluh mukosa
untuk fungsi sekretoris dan absorpsi di usus. Itu adalah semua materi yang telah saya dengar
dan saya rangkum, sekaligus lecture terakhir dari minggu pertama ini.
Referensi

1. RGerard.j.Tortora. Dasar Anatomi dan Fisiologi EGC: penerbit buku kedokteran. Edisi
13;2016.

2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray Dasar-dasar Anatomi. Edisi 2 Canada:
Elsevier ;2018

3. Hall EJ Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 12. Elsevier.
Singapura;2016.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta. EGC: 2019.

5. Victor p. Eroschenko. Difiore. Atlas histologi. EGC: penerbit buku kedokteran. Edisi
13;2015.

Anda mungkin juga menyukai