Anda di halaman 1dari 5

CARDIORESPIRATORY SYSTEM

MINGGU 2
BLOK 2.1

NAMA : Kayyis Firzadie


NPM : 119170085
KELAS :A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
CARDIORESPIRATORY SYSTEM
Saat ini, kuliah dilaksanakan secara daring atau bisa disebut kuliah online. Hal ini
disebabkan karena wabah virus covid-19 atau corona virus. Kita selaku mahasiswa/I UGJ
dianjurkan agar tetap di rumah saja untuk mecegah penularan semakin luas dan kuliah
dilaksanakan secara daring. Saya masuk pada minggu kedua kuliah daring dan di minggu ini
mendapatkan materi embryology cardiovascular yang dibawakan oleh dokter Witri dan
darah, limfe, cairan cerebrospinal disampaikan dokter Tissa. Lecture tersebut keduanya
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 April 2020 pada jam yang berbeda.

Pertama lecture embryology cardiovascular oleh dokter Witri dimulai dari jam 8 pagi
sampai jam 9, awal mula jantung normal itu atrium kanan kiri dipisahkan oleh septum
kemudian ventrikel kanan dan kiri juga dipisahkan oleh septum. Beralih ke katup jantung
yang terdiri dari 4 katup yaitu: katup trikuspidalis yang terletak diantara atrium kanan dan
ventrikel dextra, katup bicuspidalis/mitral itu antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra,
katup pulmonal memastikan darah yang dipompa dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
tidak kembali lagi ke ventrikel dextra dan katup aorta memastikan darah yang dipompa dari
ventrikel sinistra tidak kembali lagi ke ventrikel kiri.

Pembuluh darah yang masuk dan keluar jantung ada vena cava superior dan inferior
di mana darah dari seluruh tubuh akan mengalir kemudian masuk ke atrium kanan, atrium
dextra kemudian darah akan melewati ventrikel kanan melalui valva tricuspidalis lalu ke
arteri pulmonalis untuk dialirkan ke paru-paru dan akan kembali melalui vena pulmonalis
terkumpul darahnya di atrium sinistra, dari atrium kiri darah akan masuk ke ventrikel kiri
kemudian akan di pompa ke aorta melalui katup aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh dan
ini terjadi pada orang dewasa.

Sistem cardiovascular merupakan sistem yang pertama kali berfungsi pada embrio,
karena pada usia embryology pertengahan minggu ke 3 aliran darah dari ibu ke anak tidak
lagi memenuhi. Embrio itu ada plasenta yang akan membawa aliran darah dari ibu masuk
melalui plasenta ke fetus yang akan membawa nutrisi dan oksigen. Tetapi semakin tumbuh
dan berkembangnya embrio kebutuhan semakin meningkat sehingga aliran darah tersebut
tidak lagi mencukupi dan tubuh embrio tersebut membutuhkan yang namanya sistem
cardiovascular itu terjadi pada pertengahan dari minggu ketiga embryology.
Jantung mulai berdetak pada embrio di usia 22 sampai 23 hari dan aliran darah mulai
mengalir ke seluruh tubuh embrio pada usia kira-kira 4 minggu. Bagaimana awal terjadi atau
pembentukan dari sistem cardiovascular itu dimulai dari adanya progenitor heart cell jadi sel-
sel untuk membentuk jantung, sel ini akan bermigrasi sehingga membentuk primary heart
cell. Primitive heart cup terdiri dari beberapa bagian diantaranya truncus arteriousus, bulbus
kordis, primitive ventrikel, dan primitive atrium. Masing-masing dari bagian tersebut akan
berkembang dan membentuk bagian struktur jantung, truncus arteriosus akan menjadi aorta
asending dan arteri pulmonalis, bulbus kordis menjadi ventrikel kanan, primitif ventrikel
akan menjadi ventrikel sinistra, dan primitif atrium akan membentuk atrium.

Selanjutnya terjadi cardiaclucping adalah pergerakan dari primitif heart cup, dibagian
atas primitive heart cup ini akan bergerak ke depan ke atas dan kanan sedangkan bagian
bawah dia akan bergerak ke bagian dorso cranial. Pada saat itu akan berlikuk dan mulai
terlihat atrium, ventrikel, aorta, arteri pulmonalis. Ketika itu cardioclucping selesai tidak ada
septumnya jadi tidak ada yang membatasi antara atrium kanan dan kiri maupun ventrikel
dextra dan sinistra. Terbentuklah septum, pada usia embrio 4 minggu terbentuklah
endocardial quisen yang terus tumbuh ke dalam lama-lama akan memisahkan antara atrium
dan ventrikel pada usia 6 minggu. Tetapi untuk atrium ada pembentukan septum primum
yang terus tumbuh dan menyisakan lubang ostium primum, kemudian tumbuh lagi septum
sekudum yang berada dibagian kanan septum primum. Septum sekundum tidak menutup
sampai ke bawah dan akan menghasilkan ostium sekundum, dan pada akhirnya membentuk
foramen ovale dimana pada saat janin, darah dari atrium kanan akan menuju atrium kiri
melalui foramen ovale, karena pada masa janin paru-paru belum berkembang secara
sempurna sehingga aliran darah akan shunting dari kanan ke kiri, foramen ovale tadi akan
berubah menjadi fasa ovale.

Setelah lahir tekanan di atrium sinistra berubah menjadi tinggi dari pada atrium dextra
karena paru-paru telah berkembang sehingga septum primum akan menyatu dengan septum
sekundum dan akhirnya tidak ada lagi celah antara atrium kanan dan atrium kiri. Pada
perkembangan embrio 7 minggu encocardial qusen akan tumbuh ke bawah dan menyatu
dengan otot ventrikel sehingga akan tertutup secara sempurna dan tidak ada lagi foramen
interventricularis tetapi berubah menjadi pembatas atrium kanan kiri dan ventrikel dextra
sinistra. Itulah materi yang dibawakan oleh dokter Witri selama lecture.
Lecture kedua pada jam 10 hingga jam 12 yaitu darah, limfe, cairan cerebrospinal
disampaikan dokter Tissa. Awal membahas darah, darah berfungsi untuk transportasi,
termolegulator, imunologi, homeostatis. Komponen darah yang disampaikan oleh dokter
Tissa ada dua yaitu: korpuskuler adalah darah sel-sel eritrosit, lekosit, trombosit dan yang
kedua plasma darah atau cairan darah. Untuk eritrosit diproduksi sumsum tulang yang
berwarna merah, limfa dan hati, jalan pembetukannya dalam sumsum tulang awal besar dan
berisi nucleus dan tidak terdapat hemoglobin kemudian di isi hemoglobin lalu kehilangan
nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang akan beredar di dalam tubuh
selama kurang lebih 114-115 hari, setelah itu akan mati. Haemoglobin adalah senyawa
organic yang komplek dan terdiri dari 4 pigmen forpirin merah (heme) yang masing-masing
mengandung iron dan globin yang merupakan protein globural dan terdiri dari empat asam
amino. Bentuk eritrosit kira-kira seperti cakram berukuran 0,007mm, jumlahnya 5 juta dalam
1mm dan berwanra kuning kemerahan, tidak bisa bergerak.

Bentuk leukosit dapat berubah dan bisa bergerak oleh pseudopodia, memiliki berbagai
inti sel dan dapat dibedakan menurut intinya, warnan bening, ada dalam 1mm darah kira-kira
4000-11.000 liter. Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada 2 macam
yaitu: fagosit dan limfosit. Sel fagosit akan menghancurkan benda asing yang dengan cara
menelannya (fagositosis) dan fagosit terdiri dari 2 sel yaitu: neutrophil (terdapat dalam darah)
dan makrofag (dapat meninggalkan peredaran darah).

Trombosit adalah benda kecil yang mati bentuk serta ukurannya beragam, ada yang
bulat dan lonjong, berwarna putih pada orang yang sudah dewasa 150.000mm. Trombosit
akan menutup luka dengan mekanismenya sebagai berikut: luka kemudian trombosit pecah
yang akan mengeluarkan trombokinase menghasilkan Ca+ dan vitamin K dan menjadi
protrombin kemudian menjadi thrombin dibantu oleh ion Ca+ dan menjadi fibrinogen
kemudian menjadi fibrin dan akhirnya menutup luka. Cairan limfe, cairan yang susunannya
mirip dengan plasma darah dan memiliki kadar protein yang lebih rendah kemudian memiliki
kandungan air yang lebih besar disbanding plasma darah. Cairannya berwarna jernih kuning
yang berisi sel-sel darah putih, keping darah dan fibrinogen. Cairan limfe terbentuk dalam
hati mempunyai konsentrasi protein, limfe terbentuk dalam usus memiliki konsentrasi
protein. Terakhir cairan cerebrospinal berfungsi untuk menyediakan keseimbangan dalam
sistem saraf, mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak seperti CO2,
melindungi otak, mempertahankan tekanan intracranial. Itulah materi yang dibawakan oleh
dokter Tissa.
Referensi

1. RGerard.j.Tortora. Dasar Anatomi dan Fisiologi EGC: penerbit buku kedokteran. Edisi
13;2016.

2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray Dasar-dasar Anatomi. Edisi 2. Canada:
Elsevier ;2018

3. Hall. EJ. Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier.
Singapura;2016.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta. EGC: 2019.

5. Victor p. Eroschenko. Difiore. Atlas histologi. EGC: penerbit buku kedokteran. Edisi
13;2015.

Anda mungkin juga menyukai