MANUSIA
ANGGOTA KELOMPOK
Muhammad ade rahman
Raja Aurel Violin Key.g
Ananda putri ruseno
Andini putri ruseno
FUNGSI SISTEM PEREDARAN
DARAH
Fungsi sistem peredaran darah
Fungsi utama sistem peredaran darah
adalah mengedarkan oksigen, nutrisi, dan
hormon ke seluruh sel dan jaringan tubuh.
* Plasma
Komponen darah cair disebut dengan plasma, yakni campuran antara air, gula, lemak, protein, dan
garam. Plasma adalah komponen darah yang berperan dalam mengangkut sel-sel darah ke seluruh
tubuh bersama dengan berbagai zat lain.
* Trombosit
Trombosit atau platelet tidaklah seperti sel darah merah atau putih. Sebab, trombosit sebenarnya
bukan sel, melainkan fragmen sel yang lebih kecil. Komponen darah yang satu ini berperan dalam
membantu proses pembekuan darah atau koagulasi. Proses tersebut terjadi dengan berkumpulnya
trombosit di area cedera atau luka, dengan menempel pada lapisan pembuluh darah yang terluka.
MEKANISME PROSES PEMBEKUAN
DARAH
* Pada saat terluka, permukaan yang terkena luka akan menjadi
kasar. Proses pembekuan darah diawali dengan keping darah
yang menyentuh permukaan luka, kemudian keping darah
tersebut akan pecah.
* Ketika pecah, keping darah tersebut akan mengeluarkan enzim
trombokinase atau tromboplastin.
* Kemudian enzim trombokinase akan mengubah protrombin
menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K.
Protrombin merupakan zat yang larut dan dihasilkan oleh hati.
* Selanjutnya, trombin akan mengubah fibrinogen yang larut
dalam plasma darah menjadi fibrin yang berupa benang-benang
halus.
* Fibrin tersebut nantinya menjerat sel-sel darah merah
kemudian membentuk gumpalan sel-sel darah merah dan
membentuk gumpalan, alhasil darah akan membeku.
KAITAN GOLONGAN DARAH
DENGAN TRANSFUSI DARAH
Jika Anda mendapatkan transfusi darah yang tidak
sesuai dengan golongan darah Anda, maka sistem
kekebalan tubuh dapat melawan darah yang masuk.
Hal itu dapat mengakibatkan reaksi transfusi yang
serius dan bahkan mengancam jiwa.
Maka untuk memastikan tidak ada kesalahan yang
terjadi, darah yang didonorkan diuji secara hati-hati
untuk mengetahui jenisnya. Pengujian dilakukan baik
ketika diambil dari pendonor maupun setelah dikirim
dalam Unit Bank Darah Rumah Sakit. Kantong darah
akan diberi label sesuai dengan jenis darah.
FAKTOR RHESUS PADA
KESELAMATAN JANIN
Perbedaan rhesus tersebut dapat menyebabkan tubuh
ibu hamil memproduksi antibodi yang bisa merusak sel
darah merah janin dan membahayakan kesehatannya.
Untungnya, pembentukan antibodi ini biasanya belum
banyak terjadi pada kehamilan pertama. Namun, berbeda
halnya saat Anda hamil anak kedua dan seterusnya.
Saat itu, antibodi sudah mulai terbentuk dan dapat
menyerang sel darah merah janin dengan rhesus yang
berbeda. Pada beberapa kasus, bayi yang terlahir dengan
kondisi ketidakcocokan rhesus bisa mengalami
eritroblastosis fetalis, yang gejalanya berupa penyakit
kuning dan anemia.
BAGIAN BAGIAN JANTUNG
PERBEDAAN PEMBULUH
DARAH ARTERI DAN VENA
PERBEDAAN PEMBULUH
DARAH ARTERI DAN VENA
Vena
vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah dari
jaringan tubuh kembali ke jantung. Darah tersebut
merupakan zat sisa metabolisme yang mengandung sedikit
oksigen, sehingga disebut juga sebagai darah kotor.
Arteri
Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengangkut darah
yang kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh adalah
arteri. Peran arteri sangatlah penting karena jaringan dan
organ tubuh membutuhkan oksigen agar dapat bekerja
dengan baik.
PERBEDAAN SISTEM PEREDARAN DARAH
PULMONALIS & SISTEMIK
Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal dimulai dari ventrikel kanan jantung yang memompa darah
yang kaya karbon dioksida ke paru-paru. Darah mengalir melalui arteri
pulmonalis, yang bercabang menjadi pembuluh darah yang lebih kecil di paru-
paru. Di dalam paru-paru, darah berdifusi dengan udara alveolar, melepaskan
karbon dioksida dan menyerap oksigen. Darah yang kaya oksigen kemudian
mengalir melalui vena pulmonalis kembali ke jantung.
Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri jantung yang memompa darah yang
kaya oksigen ke seluruh tubuh. Darah mengalir melalui aorta, yang bercabang
menjadi pembuluh darah yang lebih kecil di seluruh tubuh. Di dalam jaringan
tubuh, darah berdifusi dengan sel-sel, melepaskan oksigen dan menyerap karbon
dioksida. Darah yang kaya karbon dioksida kemudian mengalir melalui vena
sistemik kembali ke jantung.
Perbedaan utama antara sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik adalah sumber
darahnya, tujuannya, fungsinya, tekanan darahnya, resistensi vaskularnya,
diameter pembuluh darahnya, dan volume darahnya.
CARA KERJA SISTEM PEREDARAN
DARAH PADA JANIN
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah pada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil
melalui perantaraan plasenta.
Sistem peredaran darah janin terdiri dari dua sirkuit utama, yaitu:
Sirkulasi plasenta
Sirkulasi sistemik
Sirkulasi plasenta
Sirkulasi plasenta dimulai dari vena umbilikalis, yang membawa darah yang kaya karbon dioksida dari janin ke plasenta. Darah mengalir melalui arteri umbilikalis, yang bercabang
menjadi pembuluh darah yang lebih kecil di plasenta. Di dalam plasenta, darah berdifusi dengan darah ibu, melepaskan karbon dioksida dan menyerap oksigen. Darah yang kaya
oksigen kemudian mengalir kembali ke janin melalui vena umbilikalis.
Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kanan jantung janin, yang memompa darah yang kaya karbon dioksida ke paru-paru. Namun, karena paru-paru janin belum berkembang,
darah mengalir melalui duktus arteriosus botalli ke aorta. Darah kemudian mengalir ke seluruh tubuh, memberikan oksigen dan nutrisi kepada organ dan jaringan. Darah yang kaya
karbon dioksida kemudian mengalir kembali ke jantung melalui vena sistemik.
Ada beberapa struktur khusus yang memungkinkan sistem peredaran darah janin berfungsi secara normal. Struktur-struktur ini antara lain:
Foramen ovale
Duktus venosus arantii
Duktus arteriosus botalli
Foramen ovale adalah lubang antara atrium kiri dan atrium kanan jantung janin. Lubang ini memungkinkan darah yang kaya oksigen dari vena umbilikalis mengalir langsung ke
atrium kiri dan kemudian ke ventrikel kiri.
Duktus venosus arantii adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah dari vena umbilikalis ke vena cava inferior. Pembuluh darah ini memungkinkan darah yang kaya oksigen dari
vena umbilikalis melewati atrium kanan dan ventrikel kanan tanpa bercampur dengan darah yang kaya karbon dioksida.
Duktus arteriosus botalli adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke aorta. Pembuluh darah ini memungkinkan darah yang kaya karbon dioksida dari
ventrikel kanan mengalir ke aorta dan kemudian ke seluruh tubuh.
Setelah lahir, paru-paru janin mulai berkembang dan berfungsi. Hal ini menyebabkan tekanan darah di paru-paru meningkat. Tekanan darah yang meningkat ini menyebabkan
foramen ovale menutup dan duktus arteriosus botalli menyempit. Duktus venosus arantii biasanya menutup sendiri dalam beberapa hari setelah lahir.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DENYUT NADI
Cairan limfa terbentuk dari kelebihan cairan interstitial (cairan yang berada di antara sel) yang
terkumpul di jaringan tubuh. Cairan limfa kemudian masuk ke pembuluh limfatik kecil. Pembuluh
limfatik kecil membawa cairan limfa ke pembuluh limfatik besar. Pembuluh limfatik besar mengalirkan
cairan limfa ke kelenjar getah bening.
Di kelenjar getah bening, cairan limfa disaring dan dibersihkan dari sel-sel mati, zat asing, dan bakteri.
Cairan limfa yang telah disaring kemudian mengalir ke pembuluh limfatik besar lainnya.
Pembuluh limfatik besar akhirnya mengalirkan cairan limfa kembali ke aliran darah. Cairan limfa yang
telah masuk ke aliran darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Sirkulasi cairan limfa membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, menyerap lemak dan vitamin
larut lemak, menghancurkan sel-sel mati dan zat asing, memproduksi sel darah putih, dan melawan
infeksi.
KETERKAITAN TEKNOLOGI SISTEM
PEREDARAN DARAH DENGAN GANGGUAN
SISTEM PEREDARAN DARAH
Teknologi sistem peredaran darah memiliki keterkaitan yang erat dengan gangguan sistem peredaran darah. Teknologi ini
dapat digunakan untuk diagnosis, pengobatan, dan pencegahan gangguan sistem peredaran darah.
Diagnosis
Teknologi sistem peredaran darah dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan sistem peredaran darah dengan berbagai
cara, termasuk:
Pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, dan hemoglobin.
Ekokardiogram untuk memeriksa fungsi jantung.
Angiogram untuk memeriksa pembuluh darah.
CT scan untuk memeriksa jantung, pembuluh darah, dan organ-organ lain di dalam tubuh.
MRI untuk memeriksa jantung, pembuluh darah, dan organ-organ lain di dalam tubuh.
Pengobatan
Teknologi sistem peredaran darah juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan sistem peredaran darah, termasuk:
Pemberian obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.
Operasi untuk memperbaiki atau mengganti pembuluh darah yang rusak.
Implan untuk membantu jantung memompa darah.
Pencegahan
Teknologi sistem peredaran darah juga dapat digunakan untuk mencegah gangguan sistem peredaran darah, termasuk:
Pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi faktor risiko gangguan sistem peredaran darah.
Pola makan sehat untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
Olahraga teratur untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Berikut adalah beberapa contoh keterkaitan antara teknologi sistem peredaran darah dengan gangguan sistem peredaran
darah:
Ekokardiogram dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner, yang merupakan penyebab utama
kematian di dunia.
Angiogram dapat digunakan untuk mendiagnosis penyumbatan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan stroke dan
serangan jantung.
CT scan dan MRI dapat digunakan untuk mendiagnosis aneurisma, yaitu pembengkakan pembuluh darah yang dapat
pecah dan menyebabkan kematian.
Implan jantung dapat membantu orang-orang yang memiliki penyakit jantung parah untuk tetap hidup.
Teknologi sistem peredaran darah terus berkembang dan semakin canggih. Hal ini memungkinkan para dokter untuk
mendiagnosis, mengobati, dan mencegah gangguan sistem peredaran darah dengan lebih efektif.
ANALISIS KELAINAN & GANGGUAN
SISTEM PEREDARAN DARAH
Kelainan dan gangguan sistem peredaran darah adalah kondisi yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah, atau sel-sel darah. Kelainan dan gangguan ini dapat menyebabkan
berbagai gejala, termasuk nyeri dada, sesak napas, kelelahan, dan bengkak.
Penyebab kelainan dan gangguan sistem peredaran darah dapat bervariasi, termasuk:
Faktor keturunan
Gaya hidup, seperti diet tidak sehat, kurang olahraga, dan merokok
Infeksi
Cedera
Penyakit autoimun
Beberapa jenis kelainan dan gangguan sistem peredaran darah yang paling umum adalah sebagai berikut:
Penyakit jantung koroner adalah kondisi yang terjadi ketika arteri koroner, yang memasok darah ke jantung, menjadi tersumbat. Penyakit jantung koroner adalah penyebab
utama kematian di dunia.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat atau terputus. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak dan bahkan kematian.
Hipertensi adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Aritmia adalah kondisi yang ditandai dengan detak jantung yang tidak teratur. Aritmia dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk nyeri dada, sesak napas, dan pingsan.
Varises adalah kondisi yang ditandai dengan pelebaran pembuluh darah vena. Varises paling sering terjadi di kaki, tetapi dapat juga terjadi di bagian tubuh lainnya.
Thrombosis adalah kondisi yang ditandai dengan pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah. Trombosis dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk serangan
jantung, stroke, dan emboli paru.
Anemia adalah kondisi yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang rendah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Anemia dapat menyebabkan
berbagai gejala, termasuk kelelahan, sesak napas, dan pusing.
Diagnosis kelainan dan gangguan sistem peredaran darah biasanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan tes laboratorium. Tes laboratorium yang dapat
dilakukan untuk mendiagnosis kelainan dan gangguan sistem peredaran darah meliputi:
Pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, dan hemoglobin.
Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa aktivitas listrik jantung.
Echokardiogram untuk memeriksa fungsi jantung.
Angiogram untuk memeriksa pembuluh darah.
Pengobatan kelainan dan gangguan sistem peredaran darah tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk kelainan dan
MENGHITUNG FREKUENSI DENVUT
NADI
Frekuensi denyut nadi adalah jumlah denyutan jantung per menit. Frekuensi denyut nadi dapat dihitung dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan
bagian dalam, di atas pembuluh darah arteri radialis.