Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH FETO MATERNAL

FISIOLOGIS KARDIOVASKULER PADA JANIN

Dosen Pengampu : Erna Widyastuti , S.SiT ,M.Kes

Oleh :

1. Galuh Popy Yulia S 5. Tri Wiji Lestari


2. Eka Muallimah 6. Astuti
3. Puji Suryaningsih 7. Nur Rizka

4. Yacinta Puji .
Kurniawati

KELAS NON REGULER KERJASAMA

DINKES KABUPATEN GROBOGAN

PRODI PROFESI KEBIDANAN SEMARANG

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021
Fisiologi Sistem Kardiovaskular Pada Masa Janin

A. Perkembangan Kardiovaskular

Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus dalam proses


embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan makanan dan oksigen. Pembuluh
darah berasal dari bahan mesoderm saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal,
terbentuk empat ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya berpisah.
Hal ini untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang keluar dari paru-paru dan
sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan kedua, ventrikel telah terpisah dan dua
atrium juga secara parsial. Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada saat didalam
uterus darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara maksimal) yakni
semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke dalam vena kava
superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium dapat memungkinkan separuh
darah menyilang ke sisi kiri dan kemungkinan fungsi pompa jantung dibagi diantara
ventrikel. Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan seiring dengan berkembangnya
arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga dewasa tetap menjadi aorta dan arkus yang
terakhir menjadi aorta pulmonalis.

Awal denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan dini kontrol
jantung ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf hormon akhirnya juga
mempengaruhi denyutan jantung seperti saraf simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin,
dan nor adrenalin serta adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat
belum terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah plasenta, dimana
arteri umbilikalis mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke
plasenta. Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena umbilikalis.
Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan melintas melalui duktus venosus
atau melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior dan sisanya akan didistribusikan
ke bagian hati melalui cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima
darah dari vena porta. Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati
jantung darah dibagi menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian darah dialirkan
dari vena kava inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis,
sementara sejumlah kecil memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava
superior. Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung kiri ke
miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala, ekstremitas atas lewat aorta
asenden, kemudian setelah meninggalkan ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis
dan darah langsung ke paru lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke
seluruh badan dan anggota gerak bawah. Setelah perkembangan dalam uterus maka akan
terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra uterus dimana susunan sirkulasinya pun
berubah dan terjadi perubahan pada foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus
venosus.

Saat kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru dapat menyebabkan tekanan sisi
jantung kanan menurun karena adanya tahanan paru yang menurun dan sedikitnya darah
mengalir kembali kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan
plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi penurunan tekanan dalam
atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri, katup pun menutup. Beberapa minggu
terjadiperubahan tekanan, kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi
kegagalan untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada
perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami perubahan yakni
melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru.
Saat kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta, sehingga
aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan menutup karena peningkatan
tekanan oksigen dalam darah dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus paten.
Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam pengendalian
tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia, duktus ini akan menutup selama
beberapa menit setelah kelahiran dan penutupan lengkap dalam waktu 20 hari
(Saccharin, Rosa M.:1986).

B. Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah


Dalam memahami jantung atau sebuah sistem kardiovaskular terdapat tiga komponen
yang berperan dalam sebuah sistem yakni jantung itu sendiri sebagai alat untuk
memompa, pembuluh darah sebagai tempat untuk mengalirkan, dan darah bagian yang
mengatur sistem berjalan sesuai dengan kondisi yang
ada. Jantung dalam bekerja sebagai alat untuk
mengsirkulasikan darah ke paru guna pertukaran gas.
Dalam jantung terdapat berbagai ruangan. Hal ini
guna mencegah percampuran darah. Jantung
menerima darah teroksigenasi dari vena kava
superior, vena kava inferior, dan sistem koroner,
dengan melalui katup trikuspidalis menuju ke
ventrikel kanan yang dipompakan menuju paru,
melalui katup mitral ke ventrikel kiri untuk sirkulasi
sistemik. Arteri koronaria memberikan darah ke
miokardium dan arteri koronaria itu sendiri memiliki
cabang sebagai berikut. Arteria decending dan anterior serta arteria sirkumfleksi. Arteria
koronaria bagian kanan juga akan memberikan darah ke nodus SA ventrikel kanan. Vena
koronria akan mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi ke dalam paru.kontraksi
jantung diawali dari nodus SA dalam atrium kanan kemudian impuls nodus SA akan
berjalan ke atrium kiri melalui bundle bachman dan ke nodus AV dan HIS sampai
kontraksi atrium maksimal. Kemudian impuls akan berjalan dari AV junction ke bundle
HIS melalui atrionodal dan kemudian ke serabut purkinye serta akan menghasilkan
kontraksi pada ventrikel (Yasmin A., Ni Luh Gede:1993).

Pembuluh Darah sebagai tempat untuk mengalirkan darah yang dipompa oleh jantung ke sel,
sangat penting dalam menghantarkan sirkulasi. Apabila saluran mengalami gangguan atau
pembuntuan, maka akan menghambat peredaran dan mengganggu sistem kardiovaskular
secara utuh. Masalah yang sering terjadi adalah adanya aterosklerosis,apabila bagian media
atau tengah yang mengalami hal yang sama maka akan terjadi aterosklerosis. Seharusnya
bagian tersebut elastis.

SIRKULASI DARAH JANIN


Sistem sirkulasi darah janin adalah:

1. Foramen ovale
2. Duktus arteriosus Botalli

3. Arteriae umbilikales lateralis

4. Duktus venosus Arantii

Sirkulasi Pada Janin

Terdapat beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, akan dan orang dewasa.
Sewaktu berada didalam rahim, janin tidak menerima oksigen melalui paru-paru.
Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta dan masuk ke vena umbilikalis. Vena
umbilikalis menyalurkan darah kaya oksigen ke sisi kanan jantung janin melalui vena
kava. Karena sumber oksigen berasal dari ibu, paru janin dan sebagian besar pembuluh
darah yang menyuplainya berada dalam keadaan kolaps sehingga timbul resistensi yang
tinggi terhadap aliran darah di paru janin, terutama apabila dibandingkan dengan aliran
sirkulasi sistemik janin yang memiliki resistensi sangat rendah karena pembuluh plasenta
terbuka lebar.

Terdapat perbedaan struktural karakteristik sirkulasi janin. Pada janin, ada dua hubungan
pirau (shunt) yang memanfaatkan sumber oksigen ibu dan tingginya resistensi sirkulasi
paru. Hubungan yang pertama adalah lubang antara atrium kanan dan atrium kiri, yang
disebut foramen ovale. Karena resistensi sirkulasi paru yang keluar dari ventrikel kanan
yang sangat tinggi, darah janin mengalir ke daerah dengan resistensi rendah: dari atrium
kanan ke kiri melalui foramen ovale. Karena darah yang masuk ke vena kava di janin
telah mengalami oksigenasi di plasenta, pirau kanan ke kiri ini merupakan cara adaptasi
yang efisien. Darah yang kaya oksigen disalurkan ke sirkulasi sistemik (sisi kiri) tanpa
perlu mengirim darah ke sistem paru yang tidak berfungsi dan kolaps.

Sistem paru kedua antar sisi kanan dan kiri sirkulasi janin adlah hubunagn vaskular
antara arteri pulmonalis dan aorta. Hubungan ini disebut Duktus Arteriosus. Duktus ini
memungkinkan darah beroksigen yang meninggalkan sisi kanan jantung menghindari
paru janin dan mengalir langsung ke sirkulasi sistemik yang resistensinya rendah. Harus
diperhatikan bahwa paru janin menerima sedikit darah yang mengalir ke arteri
pulmonalis sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan paru.

PEREDARAN DARAH JANIN

1. Darah dari tali pusat (v.umbilikales) ke v.kava inferior (duct.venosus Arantii) ke


atrium kanan. Sebagian kecil darah ke hati lalu ke v.kava inferior.
2. Darah dari atrium kanan mengalir ke atrium kiri (foramen ovale) kemudian ke
ventrikel kiri dan ke aorta. Sebagian kecil darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
3. Darah dari ventrikel kanan mengalir ke aorta (duct.Botalli). Sebagian kecil darah
menuju paru-paru kemudian ke atrium kiri.

DAFTAR PUSTAKA

}Hidayat, A. Aziz Alimul., 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak buku 2, Salemba
Medika: Jakarta.
}Corwin, Elizabeth J., 2009, Buku Saku Patofisiologi Ed.3, EGC: Jakarta.

}Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung. Obsterti Fisiologi.
Edisi 1983. Percetakan Eleman : Bandung

Anda mungkin juga menyukai