Oleh :
4. Yacinta Puji .
Kurniawati
TAHUN 2021
Fisiologi Sistem Kardiovaskular Pada Masa Janin
A. Perkembangan Kardiovaskular
Awal denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan dini kontrol
jantung ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf hormon akhirnya juga
mempengaruhi denyutan jantung seperti saraf simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin,
dan nor adrenalin serta adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat
belum terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah plasenta, dimana
arteri umbilikalis mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke
plasenta. Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena umbilikalis.
Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan melintas melalui duktus venosus
atau melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior dan sisanya akan didistribusikan
ke bagian hati melalui cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima
darah dari vena porta. Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati
jantung darah dibagi menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian darah dialirkan
dari vena kava inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis,
sementara sejumlah kecil memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava
superior. Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung kiri ke
miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala, ekstremitas atas lewat aorta
asenden, kemudian setelah meninggalkan ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis
dan darah langsung ke paru lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke
seluruh badan dan anggota gerak bawah. Setelah perkembangan dalam uterus maka akan
terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra uterus dimana susunan sirkulasinya pun
berubah dan terjadi perubahan pada foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus
venosus.
Saat kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru dapat menyebabkan tekanan sisi
jantung kanan menurun karena adanya tahanan paru yang menurun dan sedikitnya darah
mengalir kembali kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan
plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi penurunan tekanan dalam
atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri, katup pun menutup. Beberapa minggu
terjadiperubahan tekanan, kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi
kegagalan untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada
perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami perubahan yakni
melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru.
Saat kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta, sehingga
aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan menutup karena peningkatan
tekanan oksigen dalam darah dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus paten.
Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam pengendalian
tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia, duktus ini akan menutup selama
beberapa menit setelah kelahiran dan penutupan lengkap dalam waktu 20 hari
(Saccharin, Rosa M.:1986).
Pembuluh Darah sebagai tempat untuk mengalirkan darah yang dipompa oleh jantung ke sel,
sangat penting dalam menghantarkan sirkulasi. Apabila saluran mengalami gangguan atau
pembuntuan, maka akan menghambat peredaran dan mengganggu sistem kardiovaskular
secara utuh. Masalah yang sering terjadi adalah adanya aterosklerosis,apabila bagian media
atau tengah yang mengalami hal yang sama maka akan terjadi aterosklerosis. Seharusnya
bagian tersebut elastis.
1. Foramen ovale
2. Duktus arteriosus Botalli
Terdapat beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, akan dan orang dewasa.
Sewaktu berada didalam rahim, janin tidak menerima oksigen melalui paru-paru.
Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta dan masuk ke vena umbilikalis. Vena
umbilikalis menyalurkan darah kaya oksigen ke sisi kanan jantung janin melalui vena
kava. Karena sumber oksigen berasal dari ibu, paru janin dan sebagian besar pembuluh
darah yang menyuplainya berada dalam keadaan kolaps sehingga timbul resistensi yang
tinggi terhadap aliran darah di paru janin, terutama apabila dibandingkan dengan aliran
sirkulasi sistemik janin yang memiliki resistensi sangat rendah karena pembuluh plasenta
terbuka lebar.
Terdapat perbedaan struktural karakteristik sirkulasi janin. Pada janin, ada dua hubungan
pirau (shunt) yang memanfaatkan sumber oksigen ibu dan tingginya resistensi sirkulasi
paru. Hubungan yang pertama adalah lubang antara atrium kanan dan atrium kiri, yang
disebut foramen ovale. Karena resistensi sirkulasi paru yang keluar dari ventrikel kanan
yang sangat tinggi, darah janin mengalir ke daerah dengan resistensi rendah: dari atrium
kanan ke kiri melalui foramen ovale. Karena darah yang masuk ke vena kava di janin
telah mengalami oksigenasi di plasenta, pirau kanan ke kiri ini merupakan cara adaptasi
yang efisien. Darah yang kaya oksigen disalurkan ke sirkulasi sistemik (sisi kiri) tanpa
perlu mengirim darah ke sistem paru yang tidak berfungsi dan kolaps.
Sistem paru kedua antar sisi kanan dan kiri sirkulasi janin adlah hubunagn vaskular
antara arteri pulmonalis dan aorta. Hubungan ini disebut Duktus Arteriosus. Duktus ini
memungkinkan darah beroksigen yang meninggalkan sisi kanan jantung menghindari
paru janin dan mengalir langsung ke sirkulasi sistemik yang resistensinya rendah. Harus
diperhatikan bahwa paru janin menerima sedikit darah yang mengalir ke arteri
pulmonalis sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan paru.
DAFTAR PUSTAKA
}Hidayat, A. Aziz Alimul., 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak buku 2, Salemba
Medika: Jakarta.
}Corwin, Elizabeth J., 2009, Buku Saku Patofisiologi Ed.3, EGC: Jakarta.
}Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung. Obsterti Fisiologi.
Edisi 1983. Percetakan Eleman : Bandung