Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai


bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar
kepalan tangan, terletak di rongga dada sebelah kiri. Jnatung dibungkus oleh sutau
selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk memertahankan
aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk menjamin
kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Fisiologi jantung
terbagi dalam beberapa bagiam, diantaranya sistem pengaturan jantung, aktivitas
kelistrikan jantung, siklus jantung, bunyi jantung, frekuensi jantung, curah jantung,
dan cara kerja jantung. Oleh karena hal tersebut, penulis akan membahas mengenai
fisiologi jantung.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui sirkulasi darah pada jantung


2. Memahami istilah konduksi jantung
3. Mengenali otot-otot jantung
4. Memahami siklus yang terjadi pada organ jantung
5. Mengetahui mengenai potensial jantung

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem sirkulasi jantung?


2. Bagaimana cara kerja konduksi jantung?
3. Apa saja otot-otot yang ada pada jantung?
4. Bagaimana mekanisme siklus yang terjadi pada jantung?
5. Bagaimana cara kerja potensial jantung?
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jantung

2.1.1 Anatomi Jantung

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang
jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan
ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium
dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.

Gambar 1. Jantung normal dan sirkulasinya.

Batas-batas jantung:

Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior
(VCI).
Kiri : ujung ventrikel kiri
Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
3

Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang


diafragma sampai apeks jantung.
Superior : apendiks atrium kiri

Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat


katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah
tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid
yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak
di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara
atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan
aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior.
Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet) .
Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dar i saraf vagus melalui preksus
jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta hanya
sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunku toraksik dan
servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun jantung tidak
mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen vagal dapat mencapai tingkat
kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri.

suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal
dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium
kanan, turun ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler
posterior. Pada 85% pasien arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/
posterior decendens artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal
dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior esenden kiri/ left
anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks. LAD turun di anterior
dan inferior ke apeks jantung.
4

Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium kanan.


Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium kanan, secara
morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan dalam celah atrioventrikuler.

2.1.2 Fisiologi Jantung

Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkaifungsinya


sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikekiri dan kanan.
Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut pompa kanan
berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan
dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasyang dilakukan
oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan danberkaitan sangat erat
untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung.
Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi
vena(disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah
kanan.Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel
kanan, kemudian ke paru-paru melalui katup pulmonal.

Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalamioksigenasi di


paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darahmerah ini kemudian
menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah
mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.

Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan ekanan
darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal, ventrikel ini mulai
mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ni.
Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini
selanjutnya dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara
bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.
5

2.1.3 Sirkulasi Darah

Sirkulasi darah fetal pada janin dan sirkulasi darah pada anak dan dewasa
berbeda. Untuk memahami implikasi anestesi pada penyakit jantung, seorang ahli
anestesi harus mengenal sirkulasi fetal dan sirkulasi dewasa. Perubahan sirkulasi
terjadi sangat cepat pada saat kelahiran. Periode ini dinamakan periode transisi di
mana sirkulasi fetal akan berubah menjadi sirkulasi manusia normal atau dewasa.

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi
dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran
gas dilakukan oleh plaswenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai
minggu ke-3 dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.

Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/BB
per menit atau sekitar 500 ml per menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus
venosus, darah mengalir ke dalam vena cava inferior, bercampur darah yang kembali
dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cava
inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri
melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki


ventrikel kanan melalui vena cava superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis
besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah
ini kembali ke plasenta melalui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk
mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus
6

berfungsi sebagai saluran/ jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari
cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.

Bayi segera menghisap udara dan menangis kuat tepat setelah dilahirkan.
Dengan demikian paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil
dan seolah-olah darah terhisap ke dalam paru-paru (tahanan vaskular paru menurun
dan aliran darah pulmonal meningkat).

Duktus arteriosus menutup dan tidak berfungsi lagi, demikian pula karena
tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup sehingga
selanjutnya tidak berfungsi lagi. Tahanan vaskular sistemik juga meningkat. Akibat
dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan
mengalami obliterasi. Dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen
dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh
makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.

Gambar 2. Sirkulasi fetal.

Jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi pada orang dewasa mencapai 5-6
liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.

a.Sirkulasi sistemik
7

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak


oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke
aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh
darah yang diameternya paling kecil (kapiler) .

Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang


disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan
aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya
terdiri dari selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah teroksigenasi
disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi
disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang
berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule
melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke
venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) dan
kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya
memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.

b. Sirkulasi pulmonal
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal
dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena cava inferior
kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung
kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru,
arah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga
menghasilkan darah yang teroksigenasi.
Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian
dialirkan melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan
selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari
ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai
lagi sirkulasi sistemik) .
8

Gambar 3. Sirkulasi paru dan sistemik.

Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi normal manusia adalah:
Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens –
arcus aorta – aorta descendens – arteri sedang – arteriole → capillary bed → venule –
vena sedang – vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) → atrium kanan →
melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-
paru → vena pulmonalis → atrium kiri.

2.1.4 Konduksi Jantung

Jantung merupakan organ tubuh yang tersusun dari serabut otot yang
membentuk empat ruangan. Ruangan yang atas disebut atrium (kanan dan kiri) dan
yang bawah disebut ventrikel (kanan dan kiri). Diantara atrium dan ventrikel terdapat
katup (valve) yaitu trikuspid dan Mitral. Katup tersebut dapat dilewati darah hanya
dalam satu arah saja yaitu dari atrium ke ventrikel. Atrium kanan berhubungan
denganvena cava (superior dan inferior) dan berfungsi menampung darah dari seluruh
tubuh. Atrium kiri berhubungan dengan pulmonary vein dan berfungsi menampung
darah dari paru-paru. Ventrikel kanan berhubungan dengan pulmonary
artery melalui pulmonary valve, berfungsi menampung darah dari atrium kanan dan
memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri terhubung ke aorta melalui aortic
9

valve, berfungsi menampung darah dari atrium kiri dan memompakannya ke seluruh
tubuh.

Dalam jantung terdapat kumpulan sel-sel jantung khusus yang mempunyai sifat dapat
menimbulkan potensial aksi sendiri tanpa adanya stimulus dari luar. Sifat-sifat sel-sel
ini disebut sifat outomatisitas. sel-sel ini terkumpul dalam suatu sistem yang disebut
sistem konduksi jantung. Berdasarkan sifat tersebut menghasilkan impuls-impuls
yang disalurkan melalui sistem hantaran untuk merangsang otot jantung dan
menimbulkan kontraksi otot.

System kelistrikan jantung bersumber dan dimulai dari nodus sinoatrial yang terletak
diantara pertemuan vena kava superior dan atrium kanan. Sinyal listrik kemudian
disebarkan ke seluruh atrium melalui nodus interartrial (anterior,media dan posterior)
dan ke atrium kiri melalui bundle dari bachman. Di antara atrium dan ventrikel pada
sulkus artrioventrikuler terdapat suatu struktur jaringan ikat (cardiac skeleton) yang
berfungsi sebagai tempat melekatnya katup jantung. Secara elektris, komponen ini
bersifat sebagai penyekat ( insulator ) sehingga sinyal listrik tadi tidak dapat lewat ke
ventrikel kecuali melalui Nodus Artrioventrikuler (NAV). Selanjutnya impuls masuk
ke bundle His, yang merupakan bagian pangkal (proksimal) dari system his-purkinje
yang bersifat menghantarkan listrik dengan sangat cepat. Kemudian sinyal listrik ini
diteruskan ke berkas cabang kanan dan kiri dan berakhir pada serabut purkinje dan
miokard untuk membuat otot jantung berkontraksi

4 Tahap Konduksi Jantung:


Tahap 1:
Sinoatrial (SA) node (juga disebut sebagai alat pacu jantung) menghasilkan impuls
saraf yang melakukan perjalanan di seluruh dinding jantung. Hal ini menyebabkan
kedua atrium berkontraksi. SA node terletak di dinding bagian atas atrium kanan. Hal
ini terdiri dari jaringan nodal yang memiliki karakteristik dari kedua otot dan jaringan
otot.
Tahap 2:
10

Atrioventrikular (AV) node terletak di sisi kanan dari partisi yang memisahkan
atrium, di dekat bagian bawah atrium kanan. Ketika impuls dari nodus SA mencapai
nodus AV mereka tertunda selama sekitar sepersepuluh detik. Penundaan ini
memungkinkan atrium berkontraksi dan mengosongkan isinya terlebih dahulu.
Tahap 3:
Impuls kemudian diturunkan bundel atrioventrikular. bundel serat bercabang menjadi
dua bundel dan impuls dilakukan di tengah-tengah jantung ke kiri dan ventrike
lkanan.
Tahap 4:
Di dasar hati berkas atrioventrikular mulai membagi lebih lanjut ke serat Purkinje.
Ketika impuls mencapai serat-serat ini mereka memicu serat otot di ventrikel
berkontraksi. Ventrikel kanan mengirimkan darah ke paru-paru melalui arteri paru-
paru. Ventrikel kiri memompa darah ke aorta.

2.1.5 Fisiologi otot jantung

Otot jantung terdiri dari tiga tipe utama, yaitu otot atrium, otot ventrikel, dan serat
otot.tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot
rangka dengan kontraksi otot
yang lebih lama, sedangkan serat khusus pengantar dan pencetus rangsangan
berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-sarat ini hanya mengandung sedikit
serat kontaktif. Bahkan serat ini menghambat irama dan kecepatan konduksi sehingga
serat ini bekerja sebagai suatu system pencetus rangsangan bagi jantung. (gayton and
hall, 1996)
11

Fungsi umum otot jantung


Sifat rhytmivity/otomatis. Otot jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa
adanya rangsangan dari luar. Jantung dapat membentuk rangsangan sendiri. Dalam
keadaan fisiologis, sel-sel miokardium memiliki gaya kontaksi yang tinggi.
Mengikuti hukum gagal atau tuntas. Bila impuls yang dilepas mencapai amabang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi secarra maksimal
sebab susunan otot jantung merupakan suatu sinsitium sehingga impuls jantung
segera dapat mencapai semua bagian jantung. Jantung selalu berkontraksi dengan
kekuatan yang sama. Kekuatan kontraksi dapat berubah-ubah tergantung pada factor
tertentu, misalnya serat otot jantung,suhu dan hormone tertentu. Tidak dapat
berkontraksi tetanik. Refraktor absolute pada otot jantung berlangsung sampai
sepertiga masa relaksasi jantung yang merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri.
Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot. Bila seberkas otot rangka
diregangka Kemudian .
lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :

• Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral

• Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas
kemampuan kontraksi jantung.

• Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel
sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran
darah, sepertihalnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya
12

 Otot jantung berupa otot bergaris lintang seperti otot rangka, otot jantung
mempunyai miofibril yang khas yang mengandung filamen aktin miosin yang
hampir identik dengan filamen aktin dan miosin otot rangka.

 — Membran sel otot jantung yang memisahkan sel-sel otot jantung bersatu
membentuk diskus interkalaris.

 — Melalui diskus interkalaris ini potensial aksi berjalan dari satu sel ke sel
lain.

 — Impuls jantung biasanya dimulai dan berasal dari nodus sinoatrialis (SA)
yang terletak didinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava
superior.

 — Sistem konduksi dimulai dari Nodus SA à jalur-jalur atrium (berkas


bachman) à nodus AV (diatas septum interventrikularis dalam atrium kanan
dekat muara sinus koronaria ) à berkas his ( serabut tebal yang menjulur ke
bawah disebelah kanan septum interventrikularis) à cabang berkasa à serabut
purkinye.
13

2.1.6 Potensial Jantung

Proses penyemprotan darah pada jantung dipicu oleh potensial aksi yang menyapu
keseluruh membran otot sehingga menghasilkan kontraksi. Jantung berkontraksi
secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkan sendiri, suatu sifat yang dikenal
sebagai Otoritmisitas. Dalam organ jantung terdapat dua jenis sel khusus yang
berperan penting dalam aktivitas kontraksi otot jantung yaitu sel kontraktil dan sel
otoritmik.

1. Sel Otoritmik : Adalah sel yang jumlahnya sedikit tetapi sangat penting dalam
proses kontraksi otot jantung, karena dari sifatnya sel otoritmik adalah sel yang
memulai potensial aksi yang kemudian diteruskan kepada sel kontraktil untuk
berkontraksi, dengan catatan bahwa sel otoritmik tidak melakukan kontraksi
untuk memompa darah.

2. Sel Kontraktil : Adalah 99% dari jumlah sel-sel otot jantung, sel ini bekerja
memompa darah secara mekanis. Sel kontraktil tidak dapat membentuk
potensial aksinya sendiri. Perbedaan sel otoritmik dengan kontraktil adalahfast
sodium channel nya akan selalu inaktif atau sudah dihambat sehingga tidak
dapat terbuka

Potensial Pemacu dan Potensial Aksi di Sel Otoritmik.

Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme


ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam perpeindahan ion yang
menimbulkan potensial pemacu adalah :

1. Penurunan arus K+ keluar disertai oleh arus Na+ masuk yang konstan.


2. Peningkatan masuknya arus Ca2+
14

Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklus fluks pasi
K+ keluar disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di
sel otoritmik jantung permeabilitas K+ tidak tetap diantara potensial aksi seperti di sel
saraf dan sel otot rangka.

Permeabilitas membran K+ menurun diantara dua potensial aksi karena secara


perlahan saluran K+ menutup pada potensial negatif. Penutupan lambat ni secara
bertahap mengurangi aliran keluar ion positif Kalium mengikuti gradien
konsentrasinya. Juga tidak seperti sel otot rangka dan sel saraf, sel otoritmik jantung
tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase.

Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka, sehingga permeabilitas terhadap
Na+ pada potensial negatif. Akibat dari ini adalah terjadinya influks pasif Na + dalam
jumlah kecil dan konstan pada saat yang sama ketika kecepatan efluks K + secara
perlahan berkurang, karena itu bagian dalam secara gradual menjadi kurang negatif,
yaitu membran secara bertahap mengalami depolarisasi  dan bergeser menuju
ambang.

Pada kedua saluran pemacu, suatu saluran Ca 2+ transien (Saluran Ca2+ tipe T), salah
satu dari dua jenis saluran Ca2+  berpintu voltase, membuka. Sewaktu depolarisasi
lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran mencapai ambang. Influks
Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi membran, membawanya ke ambang.

Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respons
terhadap pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lebih lama
(Saluran Ca2+ tipe L) dan diikuti oleh influks Ca2+ dalam jumlah besar.

Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi
di sel saraf dan otot rangka, yaitu influks Na + dan bukan influks Ca2+yang mengubah
potensial ke arah positif. Sedangkan fase turun disebabkan oleh efluks K + yang terjadi
ketika permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase.
Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang
akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.
15

Potensial Aksi Sel Kontraktil Otot Jantung

 Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan
pada otot rangka. Pada otot jantung, masa refrakter memanjang untuk mencegah
terjadinya kontraksi tetanik.

 Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel, rata-rata
adalah 105 milivolt, maksudnya potensial intrasel tersebut meningkat dari suatu
nilai yang sangat negative, sekitar -85 mV menjadi sedikit positif kira-kira +20
mV, sepanjang tiap denyut jantung.

 Setelah terjadi gelombang spike (gelombang naik) yang pertama, membrane


tetap dalam keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik, memperlihatkan
suatu pendataran/plato yang diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi
dengan tiba-tiba pada bagian akhir dari plato tersebut. Adanya plato ini dalam
potensial aksi menyebabkan kontraksi ventrikel berlangsung sampai 15 kali
lebih lama daripada kontraksi otot rangka.

 Mekanismenya adalah sebagai berikut :

Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel kontraktil adalah sekitar -85 mV.
Sewaktu kanal fast Sodium Channel  terbuka, Na+ masuk ke dalam sel dan
menyebabkan terjadinya depolarisasi pada sel kontraktil sehingga dalam waktu
singkat

potensial aksi sel kontraktil meningkat mencapai +20 mV. Pada kondisi
demikian, fast sodium channel menutup dan slow sodium calcium channel terbuka.
Hal ini menyebabkan potensial aksi sel sempat menurun namun diikuti pendataran
secara perlahan. Pada saat ini kalsium masuk ke dalam sel kontraktil dan
menyebabkan sel berkontraksi.

Setelah sel kontraktil berkontraksi, maka slow sodium calcium channel  menutup


dan slow potassium channel terbuka dan mengakibatkan Kalium keluar dari sel
16

sehingga mengembalikan kondisi potensial aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini
terjadi proses repolarisasi. Kalsium yang digunakan pasca kontraksi akan disimpan di
bagian reticulum sarkoplasmik dan tubulus T pada sel otot jantung untuk digunakan
kembali. (Sherwood,lauralee. 2002)

2.1.6 Siklus Jantung

Siklus Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam
jantung selama peredarandarah yang disebut siklus jantung. Gerak jantung berasal
dari nodus sinus-atrial, kemudian kedua atrium berkontraksi. Gelombang kontraksi
ini bergerak melalui berkas His dan kemudian ventrikel berkontraksi. Gerak jantung
terdiri atas dua jenis yaitu kontraksi (sistol ) dan pengendoran (diastole). Atrium dan
ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole yang terpisah. Kontraksi terjadi
akibatpenyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul satelah
repolarisasi otot jantung.Proses Mekanis pada Siklus Jantung Siklus jantung terdiri
dari tiga kejadian penting:

1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami


depolarisasi danrepolarisasi

2. Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan
diastol (relaksasidan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik
yang berirama.

3. Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan
dan penutupankatup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas
mekanis (Anonim,2000).

Proses Mekanisme Kerja Jantung

Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan distol.
Karena aliran darahmasuk secara kontinu dari system vena ke dalam atrium, tekanan
17

atrium sedikit melebihi tekananventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas.


Karena perbedaan tekanan ini, katup AV(atrioventrikel) terbuka, dan darah mengalir
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selamadiastole ventrikel.
Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum
atriumberkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan
membentuk potensialaksi. Impuls menyebar keseluruh atrium. Depolarisasi atrium
menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah ke dalam ventrikel,
sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium.Peningkatan tekanna ventrikel
yang menyertai berlangsung bersamaan dengan peningkatan tekananatrium
disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh kontraksi atrium.
Selamkontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada tekanan
ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.

Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisianventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir
diastol dikenal sebagai volume diastolikakhir( end diastilic volume ,EDV), yang
besarnya sekitar 135 ml. Selama sikluus ini tidak ada lagi darahyang ditambahkan ke
ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darahmaksimum
yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.

Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untukmerangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium. Pada
saat pengaktifan ventrike. (Sherwood, 2014)

BAB III

PEMBAHASAN

Jantung terletak di rongga toraks di antara paru – paru. Lokasi ini dinamakan mediastinum
(Scanlon, 2007). Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in.), lebar 9 cm (3,5 in.), dan
tebal 6 cm (2,5 in.), dengan massa rata – rata 250 g pada wanita dewasa dan 300 g pada pria
dewasa. Dua pertiga massa jantung berada di sebelah kiri dari garis tengah tubuh (Tortora,
18

2012). Pangkal jantung berada di bagian paling atas, di belakang sternum, dan semua
pembuluh darah besar masuk dan keluar dari daerah ini (Scanlon, 2007). Apeks jantung
yang dibentuk oleh ujung ventrikel kiri menunjuk ke arah anterior, inferior, dan kiri, serta
berada di atas diafragma. Jantung mempunyai empat ruangan. Dua ruangan penerima di
bagian superior adalah atrium, sedangkan dua ruangan pemompa di bagian inferior adalah
ventrikel. Atrium kanan membentuk batas kanan dari jantung (Tortora, 2012) dan menerima
darah dari vena kava superior di bagian posterior atas, vena kava inferior, dan sinus koroner
di bagian lebih bawah (Ellis, 2006). Atrium kanan ini memiliki ketebalan sekitar 2 – 3 mm
(0,08 – 0,12 in.). Dinding posterior dan anteriornya sangat berbeda, dinding posteriornya
halus, sedangkan dinding anteriornya kasar karena adanya bubungan otot yang disebut
pectinate muscles. Antara atrium kanan dan kiri ada sekat tipis yang dinamakan septum
interatrial. Darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan melewati suatu katup yang
dinamakan katup trikuspid atau katup atrioventrikular (AV) kanan.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SIMPULAN

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya


menyerupai otot polos, yaitu di luar kendali kemauan kita. Lapisan jantung terdiri
atas endokardium, miokardium, dan pericardium. Ruang jantung terbagi atas empat
ruang, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Katup
jantung terdiri atas katup trikuspidalis, katup pulmonal, katup bikuspid, dan katup
aorta. Pembuluh darah dalam jantung terdiri atas arteri koroner, vena kava superior,
vena kava inferior, vena pulmonalis, aorta, dan arteri pulmonalis.

4.2 SARAN

Makalah ini dibuat agar dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa. Namun jika dalam makalah ini masih ditemukan kesalahan-kesalahan
19

penulis atau kurangnya informasi alangkah baiknya jika pembaca bersedia


menyampaikan saran kepada pihak penulis.

DAFTAR PUSTAKA

repository.usu.ac.id

https://www.infodokterku.com/index.php/en/91-daftar-isi-content/macam-macam-info/yang-
perlu-anda-ketahui/147-sistem-sirkulasi-dalam-tubuh-manusia

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_ farmatera

https://dokumen.tips/documents/fisiologi-otot-jantung.html

Sherwood, Lauralee. 2002. Fisiologi Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Barret, Kim E; Boitano, Scott; Barman, Susan M; Brooks, Hedden L; Ganong’s, Review of
Medical Physiology; Chap. 33 : 555-557, Twenty-Third Edition, Mc Graw Hill Medical Co.

Masud, Ibnu, Dasar-Dasar Fisiologi Kardiovaskuler, 35-38, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta 1989.

Guyton & Hall, Text Book of Medical Physiology, Unit XI : Chap. 60, 748-760, Elevent
Edition, Elsevier Saunders Inc., Philadelphia, 2006.

Anda mungkin juga menyukai