I. KONSEP TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI
Sumber : http://www.pustakasekolah.com/wp-content/uploads/2016/01/jantung.jpg
1. Umur : Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
agak turun kebawah
2. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan
membulat.
3. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
4. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi
tubuh.
Ruang-ruang jantung
1. Atrium dekstra : Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis. Muara atrium
kanan terdiri dari:
a. Vena cava superior
b. Vena cava inferior
c. Sinus koronarius
d. Osteum atrioventrikuler dekstra
e. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan
terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri
dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
1. Sirkulasi sistemik
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung
banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung
melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-
arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil
(kapiler). Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara
bergantian, yang disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir
secara intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat
melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung
kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan
ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut venule;
terdapat hubungan antara arteriole dan venule capillary bed yang
berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke
venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari
arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava
superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium
kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan
melalui katup trikuspidalis.
2. Sirkulasi pulmonal
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang
terdeoksigenasi yang berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui
vena cava superior dan vena cava inferior kemudian ke atrium kanan dan
selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung kanan melalui
arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah
mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan,
sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari
udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan
melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan
selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis).
Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke
seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik)
Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi normal
manusia adalah :
Darah dari atrium kiri melalui katup mitral ke ventrikel kiri
aorta ascendens arcus aorta aorta descendens arteri sedang arteriole
capillary bed venule vena sedang vena besar (v.cava superior
dan v.cava inferior) atrium kanan melalui katup trikuspid ke
ventrikel kanan arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis
atrium kiri.
3. Sistem peredaran darah koroner.
Sistem peredaran darah koroner berbeda dengan sistem peredaran
darah kecil maupun besar. Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot
jantung, yaitu melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh
balik yang kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam
ventrikel kanan.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah
pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat
pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plaswenta. Pembentukan
pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke-3 dan bertujuan menyuplai
embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir dari plasenta ke
janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah
yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/BB per menit atau sekitar
500 ml per menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah
mengalir ke dalam vena cava inferior, bercampur darah yang kembali dari
bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cava
inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel
kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi pada orang dewasa
mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi
sistemik dan pulmonal.
Otot jantung
1. Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
korpus sterni dan rawan iga II - IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan
serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium
tidak mengganggu jantung.
2. Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
a. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
lapisan luar mencakup kedua atria.
b. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik
(atrium dan ventrikel).
3. Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali
aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
Metabolisme Otot Jantung
Persyarafan jantung
Elektrofisiologi jantung
1. SA Node
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran
listrik impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada
keadaan normal, impuls yang dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali/
menit. Respons dari impuls SA memberikan dampak pada aktivitas atrium.
SA node dapat menghasilkan impuls karena adanya sel-sel pacemaker
yang mengeluarkan impuls secara otomatis. Sel ini dipengarungi oleh saraf
simpatis dan parasimpatis. Stimulasi SA yang menjalar melintasi
permukaan atrium menuju nodus AV memberikan respons terhadap
adanya kontraksi dari dinding atrium untuk melakukan kontraksi.
Bachman bundle menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri.
Waktu yang diperlukan pada penyebaran impuls SA ke AV berkisar 0,05
atau 50 ml/ detik.
2. Traktus Internodal
Berfungsi sebagai penghantar impuls dari nodus SA ke Nodus AV.
Traktus internodal terdiri dari :
a. Anterior Tract.
b. Middle Tract.
c. Posterior Tract.
3. Bachman Bundle
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium
kiri.
4. AV Node
AV node terletak di dalam dinding septum (sekat) atrium sebelah
kanan, tepat diatas katup trikuspid dekat muara sinus koronarius. AV node
mempunya dua fungsi penting, yaitu :
a. Impuls jantung ditahan selama 0,1 atau 100 ml/ detik, untuk
memungkinkan pengisisan ventrikel selama atrium berkontraksi.
b. Mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel. AV node
dapat menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/ menit.
5. Bundle His
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem
bundle branch.
6. Bundle Branch
Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Righ bundle branch (RBB/ cabang kanan), untuk mengirim impuls ke
otot jantung ventrikel kanan.
b. Left bundle branch (LBB/ cabang kiri) yang terbagi dua, yaitu deviasi
ke belakang (left posterior vesicle), menghantarkan impuls ke
endokardium ventrikel kiri bagian posterior dan inferior, dan deviasi ke
depan (left anterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium
ventrikel kiri bagian anterior dan superior.
7. Sistem Purkinye
Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Berfungsi untuk
menghantarkan/ mengirimkan impuls menuju lapisan sub-endokard pada
kedua ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi
ventrikel. Sel-sel pacemaker di subendokard ventrikel dapat menghasilkan
impuls dengan frekuensi 20-40 kali/ menit. Pemacupemacu cadangan ini
mempunyai fungsi sangat penting, yaitu untuk mencegah berhentinya
denyut jantung pada waktu pemacu alami (SA node) tidak berfungsi.
Depolarisasi yang dimulai pada SA node disebarkan secara radial ke
seluruh atrium, kemudian semuanya bertemu di AV node. Seluruh
depolarisasi atrium berlangsung selama kira-kira 0,1 detik. Oleh karena
hantaran di AV node lambat, maka terjadi perlambatan kirakira 0,1 detik
(perlambatan AV node) sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel.
Pelambatan ini diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis yang
menuju jantung dan akan memanjang akibat perangsangan vagus. Dari
puncak septum, gelombang depolarisasi menyebar secara cepat di dalam
serat penghantar purkinye ke semua bagian ventrikel dalam waktu 0,08-
0,1 detik.
Siklus jantung
Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut
curah jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot
jantung:
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
B. DEFINISI
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot
jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses
degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai
keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada
pemeriksaan EKG. STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner
tertentu yang tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti,
otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-oksigen dan mati.
C. ETIOLOGI
Stemi terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada
lokasi injuri vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti
merokok, hipertensi dan akumulasi lipid.
1. Penyempitan arteri koroner nonsklerolik
2. Penyempitan aterorosklerotik
3. Trombus
4. Plak aterosklerotik
5. Lambatnya aliran darah didaerah plak atau oleh viserasi plak
6. Peningkatan kebutuhan oksigen miokardium
7. Penurunan darah koroner melalui yang menyempit
8. Penyempitan arteri oleh perlambatan jantung selama tidur
9. Spasme otot segmental pada arteri kejang otot.
D. TANDA DAN GEJALA
Pada infark miokard dikenal istilah TRIAS, yaitu:
1. Nyeri :
a. Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan
terusmenerus tidak mereda, biasanya dirasakan diatas region sternal
bawah dan abdomen bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat
menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya
lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan
tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis
berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang
hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu
neuroreseptor.
2. Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK. Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali
normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH. Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu
lama untuk kembali normal.
c. AST/SGOT. Meningkat ( kurang nyata / khusus ) terjadi dalam 6-12
jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T
tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan
yang terjadi kemudian adalah adanya gelombang Q/QS yang
menandakan adanya nekrosis.
E. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST merupakan salah
satu diagnosis rawat inap tersering di daerah maju. Laju mortalitas awal (30
hari) pada penyakit ini adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi
sebelum pasien mencapai RS. Walaupun laju mortalitas menurun sebesar
30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 di antara 25 pasien yang tetap hidup
pada perawatan awal, akhirnya meninggal dalam tahun pertama setelah
mengalami penyakit ini.
Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST yang disingkat menjadi
STEMI ini merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA)
yang terdiri dari angina pektoris tidak stabil, Infark Miokard Akut tanpa
Elevasi ST dan Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST.
F. PATOFISIOLOGI
1. Narasi
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang berkembang secara
lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak
kolateral sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi
secara cepat pada lokasi injuri vascular. Pada sebagian besar kasus, infark
terjadi jika plak aterosklerosis mengalami fisur, rupture atau ulserasi dan jika
kondisi local atau sistemik memicu trombogenesis, sehingga terjadi thrombus
mural pada lokasi rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner.
Penelitian histology menunjukkan plak koroner cendeeung mengalami
rupture jika mempunyai vibrous cap yang tipis dan intinya kaya lipid (lipid
rich core).
Infark Miokard yang disebabkan trombus arteri koroner dapat
mengenai endokardium sampai epikardium,disebut infark transmural, namun
bisa juga hanya mengenai daerah subendokardial,disebut infark
subendokardial. Setelah 20 menit terjadinya sumbatan,infark sudah dapat
terjadi pada subendokardium,dan bila berlanjut terus rata-rata dalam 4 jam
telah terjadi infark transmural. Kerusakan miokard ini dari endokardium ke
epikardium menjadi komplit dan ireversibel dalam 3-4 jam. Meskipun
nekrosis miokard sudah komplit,proses remodeling miokard yang mengalami
injury terus berlanjut sampai beberapa minggu atau bulan karena daerah
infark meluas dan daerah non infark mengalami dilatasi.
2. Pathway
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria
H. PENATALAKSANAAN
1. Istirahat total, tirah baring, posisi semi fowler.
2. Monitor EKG
3. Diet rendah kalori dan mudah dicerna ,makanan lunak/saring serta rendah
garam (bila gagal jantung).
4. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
5. Atasi nyeri :
a. Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
b. Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
c. oksigen 2-4 liter/menit.
d. sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral
6. Antikoagulan :
a. Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv
dilakukan atas indikasi
b. Diteruskan asetakumoral atau warfarin
c. Streptokinase / trombolisis
7. Bowel care : laksadin
8. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat
diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis, kematian
dapat diturunkan sebesar 40%.
9. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
Tanda :
C. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri.
Kriteria hasil : Mengidentifikasi metode yang dapat menghilangkan
nyeri,melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi Rasional
Mandiri
Kolaborasi
Kolaboratif
D. EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf
keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan
untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan
(Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada pasien adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Penurunan curah jantung tidak terjadi, pasien memiliki cukup energi
untuk beraktivitas.
3. Suplai oksigen ke jaringan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall dan Moyet, 2010. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi
13. EGC : Jakarta
Herdman, Heather T dan Kamitsuru, Shigemi, 2017. Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2015 2017. Edisi 10. EGC : Jakarta
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-3546Kep%20Kardiovaskuler-
Askep%20IMA%20STEMI.html#popup, diakses pada tanggal 17
September 2017
https://www.academia.edu/9036954/LAPORAN_PENDAHULUAN_ST_ELEVA
TION_MYOCARDIAL_INFARCTION, diakses pada tanggal 17
September 2017
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, H, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Edisi revisi, Jilid
1. Media Action : Yogyakarta.
Syaifuddin, 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Edisi 4.
EGC : Jakarta.