Anda di halaman 1dari 13

RESUME PBL

SKENARIO 2
“ ATLET ’’

NAMA : Kayyis Firzadie


NPM : 119170085
KELOMPOK: 2A
TUTOR : dr. Ruri Eka Maryam

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
Atlet

Seorang atelet lari datang ke poliklinik untuk melakukan medical checkup. Hasil
pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah systole dan suhu 36,3 oC. Pemeriksaan fisik
jantung didapatkan bunyi jantung S1 dan S2 normal. Pasien kebingungan larena heart rate
dibawah batas normal. Setelah dijelaskan oleh dokter, hasil heart rate tersebut merupakan hal
yang normal terjadi pada atlet.

STEP 1

1. Medical check up : pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh


2. Heart rate : jumlah detak jantung dalam satuan waktu
3. Respiratori : menghitung laju pernafasan per satuan waktu
4. Sistol : tekanan darah saat jantung berdetak dan berkontraksi memompa darah ke seluruh
tubuh
5. Diastole : tekanan darah pada waktu peregangan atau relaksasi pada jantung
6. S1 : bunyi yang dihasilkan dari penutupan mitral dan katup trikuspidalis
7. S2 : bunyi yang di produksi dari penutupan katup aorta dan katup pulmonal

STEP 2

1. Bagaimana kerja sistol dan diastole?


2. Bagaimana proses terbentuknya bunyi jantung ?
3. Bagaimana sistem sirkulasi jantung ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan apakah aktivitas fisik yang berat
seperti pada atlet tersebut mempengaruhi kerja jantung ?
5. Bagaimana bunyi jantung normal ?
6. Mengapa heart rate yang rendah pada seorang atlet dikatakan normal ?
7. Bagaimana sistem kerja jantung saat olahraga?

STEP 3

1. Karena termasuk ke dalam proses siklus jantung. Sistol terjadi saat ventrikel
berkontraksi, jika berkontraksi berarti katup semilunaris terbuka dan katup trikuspidalis
tertutup.
Diastole terjadi saat ventrikel berelaksasi dan atrium berkontraksi sehingga tekanan
atrium lebih tinggi, dan menyebabkan valva atrium terbuka dan valva pulmo tertutup.
2. Bunyi jantung dihasilkan oleh proses penutupan katup-katup jantung yaitu katup atrio
ventrikuler dan katup semilunaris. Katup terbuka ketika tekanan dibelakang katup lebih
tinggi maka katup membuka, katup tertutup ketika tekanan di depan katup lebih tinggi
katup menutup
Sirkulasi tubuh ada pulmonal sama sistemik.
3. Jantung memompa darah melewati dua sistem sirkulasi. Darah yang berasal dari sistem
peredaran darah besar mengandung sedikit oksigen dan memasuki atrium kanan
melalui vena kava superior dan inferior menuju ventrikel kanan. Dari sini darah dipompa
menuju paru-paru, tempat darah memperoleh oksigen dan meninggalkan karbon dioksida.
Darah yang sudah mengandung oksigen kembali menuju atrium kiri, melewati ventrikel
kiri dan dipompa menuju seluruh tubuh melalui aorta—di mana oksigen dipakai dan
melalui metabolisme menjadi karbon dioksida. Ditambah lagi, darah juga membawa
nutrisi dari hati menuju berbagai organ tubuh, sementara membawa zat sisa menuju hati
dan ginjal. Normalnya, jumlah darah yang terpompa menuju paru-paru sama dengan
jumlah darah yang terpompa ke seluruh tubuh. Pembuluh vena memompa darah menuju
jantung dan membawa darah yang kaya karbon dioksida - kecuali vena pulmonaris dan
vena pada sistem pencernaan. Arteri membawa darah keluar jantung, membawa oksigen
selain pada arteri pulmonaris. Jarak yang jauh dari jantung membuat pembuluh vena
memiliki tekanan yang lebih kecil dari pembuluh arteri. Ketika beristirahat, jantung
berdetak kurang lebih 72 kali per menit.
4. Olahraga, stress, dan penyakit atau kelainan. Aktivitas fisik berat, karena dipengaruhi
olahraga yang dapat memicu aktivasi sistem saraf simpatis dan juga caridiac output pada
sistem otonom dan heart rate. Pengaturan saraf, pengaturan kimia dan hormonal,
pengukuran tekanan darah sistol dan diastole, dan denyut.
5. Bunyi normal jantuk, saat kita memakai stetoskop, biasanya di deskripsikan sebagai “lub,
dub, lub, dub”. Bunyi “lub” dikaitkan dengan penutupan katup atrioventrikular (AV)
pada permulaan sisto, dan bunui “dub” dikaitkan dengan penutupan katup semilunaris
(aorta dan pulmonaris) pada akhir sistol.
Bunyi “lub” disebut bunyi jantung pertama, dan “dub” disebut bunyi jantung kedua,
karena siklus pompa jantung normal dianggap dimulai saat penutupan katup A-V pada
permukaan sistol ventrikel.
6. rang yang melakukan olahraga secara ruitn, jadi jantung sudah terbiasa untuk melakukan
tekanan darah yang lebih dari biasanya, sehingga membuat jantung pada bagian kiri
mengalami pembesaran, yang mana digunakan untuk menampung darah untuk di alirkan
ke seluruh tubuh
Karena pada aktivitas fisik berat, akan terjadi peningkatan aktifitas sistem simpatik, lalu
heart rate dan kontraktilitas jantung meningkat, kerja jantung yang kuat pada atlet
kontraktilitas jantung pada atlet lebih baik, sehingga dengan heart rate rendah sudah
dapat memenuhi kebutuhan oksigen seluruh tubuh.
7. Karena seorang atlet jantungnya sudah beradaptasi jadi aliran darah yang keluar dari
jantung meningkat dan volume darah yang kembali ke jantung juga meningkat.

STEP 4

1. Siklus jantung terdiri dari periode sistol ( kontraksi dan pengosongan ventrikel sinistra)
dan distol (Relaksasi). Disebabkan oleh penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung atrium dan ventrikel. Di siklus
jantung ada sisttol dan diastole ventrikel, atrium berlangsung selama 0,1 detik atrium
berkontraksi dan ventrikel berkontraksi, nodus SA akan depolarisasi, setelah
berdepolarisasi, atrium jug akan berdepolarisasi, ditantai dengan gelombang P pada EKG.
Depolarisasi atrium akan menyebabkan sistol atrium. Saat atrium berkontraksi atau darah
meningkat, nanti katup AV akan berbuka, dan akan memaksa atau menekan darah
ventrikel, karena akan berkonribusi 25 ml per darahnya, setiap ventrikel mengandung 130
ml, berasal dari setiap ventrkel tadi, jumlahnya 105 dan tambahan sistol atrium 15 ml,
akhirnya darah akan melakukan periode relaksasi
Sistol ventrikel, sama seperti sistil atrium berlangsung selama 0,3 detik, jadi kebalika dari
sistol atrium, ventrikel akan berkontraksi dan atrium berelaksasi. Ventrikel akan
berdepolarisasi, lalu ventrikel berkontraksi, akan mendorong darah menekan katup AV,
dan akan memaksa untuk menutup. Venyrikel kiri ia akan melampaui tekanan di aorta,
ventrikel kanan melampaui trunkus pulmonalis.
Periode realaksasi, berlangsung sekitar 0,4 detik, atrium dan ventrikel sama sama
relaksasi, saar tekanan sudah berkurang, darah akan balik dari aora dan trunkus
pulmonalis, nanti katup akan tertutup dan nanti katup AV akan terbuka, kemudian
memulai mengisi ventrikel
2. Bunyi jantung ada 4 :
1) Bunyi jantung 1, terjadi saat katup trikuspidalis tertutup dan katup semilunaris
sinistra terbuka
2) Bunyi jantung kedua, saat katup semilunaris sinitra tertutuo, dan katup
trikuspidalisnya terbuka
3) Bunyi jantung 3, ketika katup pulmonalis terbuka, kemudian darah masuk ke
arteri pulmonalis dan aorta, saat darah masuk disebut bunyi jantung 3
4) Bunyi jantung 4, merupakan lanjutan dari bunyi jantung kedua, terjadi ketika
darah masuk ke atrium.
Bunyi jantung dalam normal hanya S1 dan S2 yang tedengar, S1 disebabkan oleh,
turbulensi darah akibt penutupankatup AV setelah sistol ventrikel dimulai, kemudian S2
bunyinya lebih singkat dan tidak sekeras S1, disebabkan oleh turbulensi darah disebebkan
penutupan katup semilunaris pada awal diastole ventrikel.
3. Sirkulasi pulmonal atau kecil, sirkulasi sistemik atau besar. Sirkulasi pulmonal adalah,
ketika darah masuk melalui dua vena cava, ke atrium dextra, selanjutnya turun ke
ventrikel dextra melalui katup trikuspidalis, selanjutnya darah menuju organ pulmo untuk
dilakukan deoksigenase. Sirkulasi sistemik, ketika arah dari organ pulmo yang sudah di
oksigenase masuk melalui vena pulmonal ke atrium sinistra kemudian turun ke ventrikel
sinistra, akan dipompa ke seluruh jaringan tubuh
4. Pengaturan saraf, ada pusat vaso motoric di medulla. Ada tonus vaso motoric, stimulus
rrendah, terus menerus mempertahankan tekanan darah melalui vaso kontriksi pembuluh,
melalui impuls dari serabut saraf vaso motoric. Ada pengaturan kimia dan pulmonal, ada
hormone medulla adrenal yaitu epneprin, untuk fase kontraksi dan dilatasi. Ada amina
dan peptida, seperti glucagon. Denyut, ada dua bunyi jantung. Satu denyut arteri dan
bunyi denyut untuk informasi kerja jantung, pembuluh darah dan sirkulasi.
5. –
6. Dewasa : 60- 100 x/menit
Bayi : 130-150 x/menit
Anak anak : 120-130 x/menit
Remaja: 30-100 x/menit.
karena, sudah terbiasa sehingga jantung sudah beradaptasi walaupun saat istriraht, jadi
tetap jantung menghantarkan volume yang sama, jadi denyutannya sedikit, karena sudah
beradaptasi.
Jadi, membutuhkan lebih banyak oksigen, jantung berkontraksi lebih cepat, jadi aliran
darah meningkat, serta volume juga meningkat, untuk menampung aliran darah tadi.

MIND MAP
Sistem Sirkulasi
Sirkulasi Pulmonal

Mekanisme
bunyi
jantung Sirkulasi
Sistemik
Siklus
Jantung

Cardiac Penyebab
Output Tekanan
darah

STEP 5

1. Pengaturan siklus jantung


2. Hubungan bunyi jantung dan pompa jantung, aplikasikan dengan gambaran EKG
3. Jelaskan tentang curah jantung, volume sepuncuk, nilai normal curah jantung dan
mekanisme.
4. Jelaskan pengaturan curah jantung oleh aliran balik vena
5. Jelaskan mekanisme frankstarling terhadap kerja jantung
6. Jelaskan pengaturan sistem saraf terhadap curah jantung atau faktornya
7. Jelaskan hubungan antara aliran balik vena dengan struktur pembuluh darah.
REFLEKSI DIRI

Setelah saya mengikuti PBL pertemuan pertama skenario 2 Alhamdulillah saya dapat
sedikit memahami sedikit tentang sistem sirkulasi, semoga kedepannya saya bisa lebih
baik lagi di PBL yang akan datang aamiin.

STEP 6 (belajar mandiri)

STEP 7

1. Pengaturan siklus jantung


Peristiwa yang terjadi pada jantung dimulai dari awal sebuah denyut jantung sampai awal
denyut jantung berikutnya. Setiap siklus diawali oleh pembentukan simpul sinus (nodus
SA). Atrium bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel akan
menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh
darah tubuh. Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolic, yaitu
periode pengisian jantung dengan darah, diikuti oleh satu periode kontraksi, disebut
sistolik. Lengkung tekanan volume ventrikel kiri dalam satu siklus jantung.
 Katup AV terbuka
 Terjadi pengisian pasif ventrikel. Volume meningkat bermakna dan tekanan
sedikit meningkat sewaktu darah masuk
 Kontraksi atrium melengkapi pengisian ventrikel. Volume diastole akhir tercapai
pada akhir fase ini.
 Katup AV tertutup
 Kontraksi ventrikel isovolumetrik terjadi, volume tetap konstan; tekanan
meningkat bermakna
 Katup aorta terbuka

2. Hubungan bunyi jantung dan pompa jantung


Dengan stetoskop dapat mendengar bunyi jantung normal “lub,dub,lub,dub”. Bunyi
“lub” dikaitkan dengan penutupan katup atrioventrikel pada permukaan sistol, dan bunyi
“dub” dikaitkan dengan penutupan katup semilunaris pada akhir sistol. Bunyi jantung
pertama “lub”, dan “dub” disebut bunyi jantung kedua, karena siklus pompa jantung
normal dianggap dimulai saat penutupan katup A-V pada permukaan sistol ventrikel.
Bunyi jantung ketiga= lemah dan bergemuruh pada awal sepertiga bagian tengah diastole.
Alas an bunyi jantung ketiga baru terdengar pada sepertiga bagian tengah diastole karena
pada permukaan diastole, ventrikel belum cukup terisi sehingga belum terdapat tegangan
elastic yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan lentingan. Bunyi atrium (bunyi
jantung keempat)= bunyi atrium kadang-kadang dapat terekam pada fonokardiogram,
tetapi dengan stetoskop hamper tidak dapat terdengar karena frekuensinya yang rendah.
Bunyi ini timbul saat atrium berkontraksi, dan disebabkan oleh meluncurnya darah ke
dalam ventrikel, sehingga menimbulkan getaran seperti pada bunyi jantung ketiga.

 Hubungan bunyi jantung dengan pompa jantung


Sewaktu katup menutup, dan daun katup dan cairan di sekelilingnya
bergetar karena pengaruh perubahan tekanan yang tiba-tiba, sehingga
menghasilkan suara yang menjalar melewati dada. Bila ventrikel berkontraksi,
kita pertama kali akan mendengar bunyi yang disebabkan oleh penutupan katup
A-V (bunyi jantung pertama). Sewaktu katup aorta dan pulmonalis menutup pada
akhir sistolik, dapat mendengar suara bunyi menyentak yang cepat.

 Ciri-ciri EKG normal


 Impuls listrik ke seluruh jantung
Sebagian kecil tiba di permukaan tubuh
Dapat direkam oleh elektroda di tempat yang berhadapan dengan jantung
 Gelombang P, akibat potensial listrik saat depolarisasi atrium (sebelum
kontraksi mulai)
 Kompleks QRS (sering 3 gelombang, Q, R, S), potesial waktu depolarisasi
ventrikel
 Gelombang T, timbul akibat repolarisasi ventrikel, 0,25-0,35 detik setelah
depolarisasi
3. Curah jantung atau cardiac output Adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel
ke dalam sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit. Potter &
Perry menyatakan bahwa curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa
jantung (volume sekuncup) selama 1 menit (frekuensi jantung).
Ada dua hal yang menentukan curah jantung yaitu jumlah denyut jantung per menit
(heart rate = HR) dan stroke volume (sv).
Pada keadaan istirahat curah jantung rata rata 5 liter per menit. Hal ini dapat dihitung dari
rata rata jumlah denyut jantung permenit sekitar 70 kali dan stroke volume sekitar 70 ml
perdenyutan.
Sehingga rata-rata cardiac output sekitar 4,9 liter permenit atau 5 liter per menit. Setiap
menit ventrikel kanan memompa darah 5 liter ke paru paru dan 5 liter darah dipompakan
ke sirkulasi sistemik.
Tekanan darah = cardiac output x tahanan perifer (SVR)
Curah jantung = HR x stroke volume
Besarnya curah jantung dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume akhir diastolik ventrikel
(preload), beban akhir ventrikel (afterload), dan kontraktilitas dari jantung.

a) Preload adalah keadan dimana serat otot ventrikel kiri jantung memanjang atau
meregang sampai akhir diastol. Sesuai dengan hukum frank starling bahwa semakin besar
regangan otot jantung semakin besar pula kekuatan kontraksinya dan semakin besar pula
cardiac outputnya. Pada keadaan preload terjadi pengisian ventrikel, sehingga makin
panjang otot ventrikel meregang makin besar pula volume darah yang masuk dalam
ventrikel.

b) Afterload adalah tahanan yang diakibatkan oleh pompa ventrikel kiri, untuk membuka
katup aorta selama sistol dan pada saat memompa darah. Afterload secara langsung
dipengaruhi tekanan darah arteri, ukuran ventrikel kiri dan karakteristik katup jantung.
Jika tekanan darah arteri tinggi jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah
kesirkulasi. Jika afterloadnya meningkat karena vasokonstriksi perifer maka otot jantung
tidak dapat meregang dengan sempurna,lebih pendek sehingga ejeksinya tidak efektif.

c) Kontraktilitas kekuatan kontraksi dari otot jantung sangat berpengaruh terhadap


cardiac output, maka kuat kontraksi otot jantung makin banyak pula volume darah yang
dikeluarkan. Stimulasi saraf simpatis meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan
tekanan ventrikel. Pada keadaan hipoksemia dan asidosis metabolik akan menurunkan
kontraktilitas otot jantung dan menurunkan stroke volume.

4. Pengaturan curah jantung oleh aliran balik vena


Terdapat factor sirkulasi perifer yang mempengaruhi aliran darah ke dalam jantung yang
berasal dari vena, disebut aliran balik vena pengatur utama. Peregangan jantung akan
menyebabkan jantung memompa lebih cepat pada frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi. Jadi, peregangan nodus sinus pada dinding atrium kanan berpengaruh langsung
terhadap irama nodus sendiri untuk meningkatkan frekuensi jantung. Atrium kanan yang
teregang akan memicu reflex saraf yang mula-mula berjalan ke pusat vasomotor di otak,
kemudian kembali jantung melalui saraf simpatis & saraf vagus untuk meningkatkan
frekuensi jantung. Pada kondisi yang normal tanpa disertai stress, curah jantung diatur
hamper seluruhnya oleh factor perifer yang menentukan aliran balik vena.

5. Mekanisme Frank Starling


Kemampuan intrinsic jantung untuk beradaptasi terhadap volume yang meningkat akibat
aliran masuk darah. Semakin besar otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin
besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompa ke dalam
aorta. Bila sejumlah darah tambahan mengalir ke dalam ventrikel, otot jantung sendiri
akan lebih teregang. Keadaan ini selanjutnya akan menyebabkan otot berkontraksi
dengan kekuatan yang bertambah karena filament aktin dan miosin dibawa mendekati
tahap tumpang tindih yang optimal untuk membangkitkan kekuatan. Ventrikel, karena
peningkatan pemompaan, secara otomatis akan memompa darah tambahan ke dalam
arteri.

6. Peran sistem saraf dalam mengatur curah jantung


Pengaturan saraf dapat mempertahankan tekanan arteri agar tidak menurun, sehingga
dilatasi seluruh pembuluh darah perifer hamper tidak menyebabkan perubahan pada
tekanan arteri tetapi meningkatkan curah jantung hampir tidak menyebabkan perubahan
pada tekanan arteri tetapi meningkatkan curah jantung hampir empat kali lipat. Namun,
setelah pengaturan otoritmik sistem saraf dihambat, reflex sirkulasi normal untuk
mempertahankan tekanan arteri tidak dapat berfungsi. Bila pembuluh darah jaringan local
berdilatasi dan demikian akan meningkatkan aliran balik vena dan curah jantung di atas
normal, sistem saraf berperan sangat penting dalam mencegah penurunan tekanan arteri
ke nilai yang sangat rendah. Selama kerja fisik, sistem saraf terus bekerja, menyediakan
sinyal tambahan untuk meningkatkan curah jantung.

7. Struktur vena dibagi menjadi 3 yaitu vena besar, vena sedang dan vena kecil.
 Vena besar:
a. Tunika intima: berkembang baik. Sub endotel jaringan ikat lebih tebal
b. Tunika media: sedikit sel otot polos. Banyak jaringan ikat
c. Tunika adventia: lapisan paling tebal terdiri dari jaringan ikat longgar, serabut
kolagen dan elstis
 Vena sedang:
a. Tunika intima: endotel, serabut kolagen dan elastis terpencar, membrane
elastika
b. Tunika media: lapisan tipis otot polos yang bercampur dengan serabut kolagen
dan elastis
c. Tunika adventia: lapisan paling tebal, jaringan ikat kolagen
 Vena kecil:
a. Tunika intima
b. Tunika media
c. Tunika adventia

Struktur arteri dibagi menjadi 3 arteri besar, arteri sedang dan arteri kecil.

 Arteri besar:
a. Tunika intima: membrane elastika interna
b. Tunika media: tebal dinding kurang lebih 4/5 dan otot polos sedikit
c. Tunika advenitia: lapisan jaringan ikat tipis
 Arteri sedang:
a. Tunika intima: membrane elastika interna bergelombang
b. Tunika media: tebalnya kurang lebih 20-40 lapisan otot polos
c. Tunika advenitia: serabut jaringan ikat yang tebal
 Arteri kecil:
a. Tunika intima: endotel, tanpa lapisan sub endotel
b. Tunika media: sel otot polos melingkar, serabut elastis terpencar
c. Tunika advenitia: lebih tipis dari tunika media

 Hubungan aliran balik vena dengan struktur pembuluh darah

Terdapat factor sirkulasi perifer yang mempengaruhi aliran darah ke dalam


jantung yang berasal dari vena, disebut aliran balik vena pengatur utama. Peregangan
jantung akan menyebabkan jantung memompa lebih cepat pada frekuensi denyut jantung
yang lebih tinggi. Jadi, peregangan nodus sinus pada dinding atrium kanan berpengaruh
langsung terhadap irama nodus sendiri untuk meningkatkan frekuensi jantung. Atrium
kanan yang teregang akan memicu reflex saraf yang mula-mula berjalan ke pusat
vasomotor di otak, kemudian kembali jantung melalui saraf simpatis & saraf vagus untuk
meningkatkan frekuensi jantung. Pada kondisi yang normal tanpa disertai stress, curah
jantung diatur hamper seluruhnya oleh factor perifer yang menentukan aliran balik vena.
a) Preload adalah keadan dimana serat otot ventrikel kiri jantung memanjang atau
meregang sampai akhir diastol. Sesuai dengan hukum frank starling bahwa semakin besar
regangan otot jantung semakin besar pula kekuatan kontraksinya dan semakin besar pula
cardiac outputnya. Pada keadaan preload terjadi pengisian ventrikel, sehingga makin
panjang otot ventrikel meregang makin besar pula volume darah yang masuk dalam
ventrikel.

b) Afterload adalah tahanan yang diakibatkan oleh pompa ventrikel kiri, untuk membuka
katup aorta selama sistol dan pada saat memompa darah. Afterload secara langsung
dipengaruhi tekanan darah arteri, ukuran ventrikel kiri dan karakteristik katup jantung.
Jika tekanan darah arteri tinggi jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah
kesirkulasi. Jika afterloadnya meningkat karena vasokonstriksi perifer maka otot jantung
tidak dapat meregang dengan sempurna,lebih pendek sehingga ejeksinya tidak efektif.

c) Kontraktilitas kekuatan kontraksi dari otot jantung sangat berpengaruh terhadap


cardiac output, maka kuat kontraksi otot jantung makin banyak pula volume darah yang
dikeluarkan. Stimulasi saraf simpatis meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan
tekanan ventrikel. Pada keadaan hipoksemia dan asidosis metabolik akan menurunkan
kontraktilitas otot jantung dan menurunkan stroke volume.
DAFTAR PUSTAKA
1. DerricksonB.TortoraGJ.Dasar Anatomi dan Fisiologi. Edisi 13. Volume 2.
Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta.2017.
2. Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Penterjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier.
3. Richard S, Snell. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem.EGC.Jakarta.2010.
4. Mesdher L.Histologi Dasar Junqueira Text dan atlas.Ed 12.EGC.2012.
5. Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. EGC. Jakarta.
6. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 9. Jakarta: EGC: 2019

Anda mungkin juga menyukai