Anda di halaman 1dari 45

PEMICU 1

AKIBAT GAYA HIDUP


KELOMPOK 03
Blok sistem hepatobilier
Anggota kelompok
Tutor : dr. Tom surajadi
Ketua : Janesca nefertari riyanto 405170076
Sekretaris: : Rara Poppy Purnamasari 405160043
Penulis : Vania Nindy Shafira 405150042
Anggota :
Alvian Rendy Santoso 405170001
Patricia Catherine 405170041
Marchel toar palit 405170071
Ivy Fu Nakamura 405170090
Vanessa Zahra 405170093
Joshua Kurniawan 405170101
Dwi novia lestari 405170184
Wahyu eka shaputri 405170197
Kompetensi Blok
 Anatomi: Mengetahui dan memahami anatomi dari Sistem Hepatobilier,
Pankreas, dan Lien
 Histologi: Mengetahui dan memahami histologi dari Sistem Hepatobilier,
Pankreas, dan Lien
 Fisiologi : Mengetahui dan memahami metabolisme Sirkulasi Hepar ; Fisiologi
Enzimatik
 Biokimia : Mengetahui dan memahami metabolisme dari bilirubin dan
detoksifikasi (xenobiotik) dari obat.
 Farmakologi : Mengetahui dan memahami obat – obatan yang berpengaruh
pada sistem hepatobilier
Mata Kuliah Penunjang

■ Anatomi
■ Histologi
■ Fisiologi
■ Biokimia
■ Farmakologi
Akibat gaya hidup
■ Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke dokter dengan keluhan perut
kanan atasnya tidak nyaman. Ia juga mengeluh nafsu makan menurun, terasa
mual dan lemas. Ia bekerja di perusahaan swasta dan sering bekerja sampai
larut malam. Ia seneng mengonsumsi daging, makan tinggi lemak, dan
minuman beralkohol 3 kali dalam seminggu, ia jarang makan sayur dan buah.
Hal ini sudah dilakukannya selama kurang lebih 5 tahun. Bila sakit kepala atau
badan terasa nyeri, pasien minum piroksikam 2 tablet sekali minum, terkadang
sampai 5 kali sehari. Pasien selain minum piroksikam kadang juga minum
parasetamol dan obat lain namun pasien tidak ingat. Sehari-hari pasien lebih
sering duduk di kantor. Pasien menanyakan pada dokter, apa yang harus
dilakukan agar dapat memiliki tubuh yang sehat terhindar dari penyakit.
■ Pemeriksaan fisik: berat badan 82 kg, tinggi badan 175 cm, tekanan darah
120/75 mmHg, frekuensi nafas 18 kali per menit, denyut nadi 88 kali per menit,
reguler, isi cukup, suhu 37,6ºC. Dokter menyarakan pemeriksaan fungsi hati,
dan ultrasonografi (USG) Abdomen.
■ Apa yang dapat Anda pelajari dari kasus ini?
Hepatobilier
DILI

Anatomi

Pemeriksaan
Histologi Biokimia

Fisiologi Faktor Resiko


Learning issues

1. Menjelaskan anatomi sistem hepatobilier, limpa


dan pankreas
2. Menjelaskan histologi sistem hepatobilier
3. Menjelaskan fisiologi sistem hepatobilier
4. Menjelaskan biokimia sistem hepatobilier
5. Menjelaskan pemeriksaan
6. Menjelaskan faktor risiko
7. Menjelaskan DILI
MENJELASKAN ANATOMI
SISTEM HEPATOBILIER, LIMPA
DAN PANKREAS

Learning issues 1
LIVER

Permukaan hepar ada 2:


1. Diaphragmatic: bagian
anterosuperior hepar, letak
dibawah kurvatura diafragma
2. Visceral: bagian posteroinferior
hepar. Dilapisi peritoneum
kecuali fossa vesica fellea dan
porta hepatis
obotta Atlas of Human Anatomy
VESICA
FELLEA

obotta Atlas of Human Anatomy


Ductus pancreaticus ada 2
saluran keluar:
1.Ductus pancreaticus
Wirsungi
2.Ductus pancreaticus
accessorius Santorini

PANCRE
AS
Sobotta Atlas of Human Anatom
SPLEE
N

obotta Atlas of Human Anatomy


MENJELASKAN
HISTOLOGI SISTEM
HEPATOBILIER
Learning issues 2
3 Konsep Lobulus Hepar
Liver

Eroschenko VP. diFiore’s Atlas Of Histology With


Functional Correlations. 11th Ed. Philadelphia: Lipincott
Williams & Wilkins. 2008
AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13 th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Vesica fellea
Tunika mukosa: epitel
selapis torak
Tunika muskularis mukosa
(-)
Tunika muskularis tipis,
otot polos (longitudinal,
oblique, sirkuler), jaringan
ikat (serat elastin)
Tunika adventisia berupa
membran serosa

a. Sinus Rokistansky
Aschoff: tunika mukosa
yg melipat
b. Jaringan Ikat
Histologi Pankreas

Mescher AL. Junqueira’s Basic


Histology Text and Atlas. 14th
edition. 2016. United States:
McGraw Hill Education.
PANCREA
S

Gartner LP, Hiatt JL. Color Atlas and Text of


Histology. 6th edition. 2014. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Limpa
MENJELASKAN FISIOLOGI
SISTEM HEPATOBILIER

Learning issues 3
Fisiologi Sistem PANKREA
Hepatobilier S
ENDOKRI
EKSOKRIN
N

Sel Pulau
Sel Acini
Duktus Langerha
Menetralka ns
Enzim-
n Asam Glukagon
Enzim NaCHO3
Lambung
Pankreas Insulin
(1-2L/hr)

Enzim
Pankreati Pankreati
Proteoliti
k Amilase k Lipase
k
Tripsinoge Amylase/Amylope
n Trigliserid
ctin
Chymotrypsin
ogen Glukosa,
Procarboxypept Monogliserid
Sukrosa, + FFA
idase
Sekresi Pankreas Sekresi Eksokrin o/ Sistem Hormon

Buku Sherwood hal:


Sistem Hati

■ Organ metabolik terbesar & terpenting


■ Aliran Darah Hati
■ Dialiri 2 sumber:
– Darah Arteri
■ Aorta – arteri hepatika – hati

– Darah Vena
■ Sal. Cerna – porta hati – ke hati – vena
hepatika – vena cava inferior

Chapter 16 The Digestive System


Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007
Brooks/Cole-Thomson Learning Buku sherwood hal : 671
Sirkulasi enterohepatik garam Empedu
Empedu = PENCERNAAN DAN
PENYERAPAAN LEMAK

•Organik (garam empedu, kolestrol, lesitin,


bilirubin)  dari hepatosit

•anorganik (air, NaHCO3, garam anorganik)


 dari sel duktus

Siklus Enterohepatik =
Setelah selesai  abs dg mek. Transportasi
aktif khusus pada ileum terminal  v. porta
hepatika  hati  re-sekresi

5% empedu lolos  tinja

Human Physiology_ From Cells


to Systems - Lauralee Sherwood
EMULSIFIKASI LEMAK
O/ EMPEDU PEMBENTUKAN MISEL

• Garam empedu mengubah globulus • Berguna untuk mengangkut


lemak besar menjadi emulsi lemak bahan tidak larut air,
yang lebih kecil misalnya : monogliserida,
• Dengan tujuan meningkatkan luas FFA, vitamin larut lemak,
permukaan tempat lipase pankreas kolesterol
bekerja • Menjaga homeostasis
• Lalu garam empedu membentuk kolesterol
lapisan bermuatan negatif di luar Human Physiology: From
• Kelebihan kolesterol
Cells to Systems by Lauralee  batu 7th ed
Sherwood
MENJELASKAN
BIOKIMIA SISTEM
HEPATOBILIER
Learning issues 4
Porfirin -
bilirubin

Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk oleh ikatan 4 cincin pirol melalui jebatan metin
(=HC- )
sifat khasnya adalah oembentukkan kompleks dengan ion logam yang berikatan pada atom
nitrogen cincin pirol.

porfirin + besi = heme


porfirin + mg = klorofil

di alam hanya dapat ditemukan 2 jenis porfirin, yaitu porfirin tipe I ( simetris ) dan porfirin tipe
Biokimiabahkan
III ( asimetris ). namun diantara keduanya porfirin III yang lebih sering dijumpai, HarperHeme
Ed.29
menggunakan perkusor protoporfirin IX yang berasal dari porfirin tipe III
sintesis Heme ditunjukkan
dalam beberapa gambar
berikut

Keterangan :
• piridoksal phosphate
berguna untuk
mengaktifkan glisin
• ALA sintase merupakan
katalis sekaligus enzim
penentu kecepatan
biosintesis ( sintesis ALA
terjadi di mitokondria )
• di sitosol 2 molekul ALA
dikondensasi oleh ALA
dehydratase membentuk
profobilinogen

Biokimia Harper Ed.29


lanjutan pembentukan heme

keterangan :
• uroporfirinogen I sintase dissebut juga PBG
deaminase atau HMB sintase
• pada kondisi normal hampir seluruh yang
terbentuk merupaka isomer tipe III
• A = asetat, P = propionat
• setelah terbentuk uroprofirinogen, akan terjadi
dekarboksilasi semua gugus asetat menjadi
metil shg menjadi coproporfirin. rx ini dikatalis
oleh uroporfirinogen dekarboksilase
Biokimia Harper Ed.29
Biokimia Harper Ed.29
Metabolisme
bilirubin

Biokimia Harper
Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotic : zat / senyawa yang asing
bagi tubuh , contoh pada obat dan
karsinogenik kimia .
fase :
1. hidroksilasi ( sitokrom P450 ),
reduksi, oksidasi dan reaksi lainnya
seperti deaminasi, dehalogenasi,
ddesulfurasi, epksidasi, dan
peroksigenasi --> menjadi lebih polar
fase ini dapat menyebabkan senyawa
inaktif jadi aktif ( prodrug /
prokarsinogen )
fase ini juga dapat menyebabkan
senyawa aktif menjadi inaktif /
kurang aktif
2. konjugasi dengan : asam glukoronat,
asam sulfat, asam asetat,asam
amino, metilasi, glutation -->
menjadi sangat polar ( larut air )

 untuk obat ada yang melalui kedua


fase, atau fase 1 saja atau fase 2 saja Biokimia Harper
Ed.29I
MENJELASKAN
PEMERIKSAAN
Learning issues 5
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah  ■ γ-glutamil transpeptidase (GGT) 
Fungsi utama untuk mengkatalisasi
digunakan untuk penilaian peptide group gamma glutamyl ke asam
awal penyakit hati amino.

mencakup : ■ Terdapat di berbagai organ (ginjal,


pancreas, intestinal, dan prostat), tetapi
■ Pengukuran kadar ALT & AST  AST lebih spesifik pada penyakit bilier.
(Aspartat Aminotransferase) dan
ALT (Alanine Aminotransferase)
■ Berperan dalam metabolism asam 2. Serologi hapatitis  mengetahui tipe
amino dan mengkatalis reaksi yang hepatitis virus
sama, yaitu pemindahan gugus NH2
dari satu asam amino ke suatu alfa-
keto sehingga terbentuk asam alfa- 3. Penanda autoimun  untuk diagnosis
keto yang baru dan asam amino sirosis biliaris primer, kolangitis
baru. sklerotikans & hepatitis autoimun
– Fosfatase alkali
– Bilirubin serum langsung & total
– Albumin
Lab (kimia
darah)
Petanda Normal Interpretasi
Bilirubin 5-18 umol/L Tdk spesifik u/peny hati , meningkat juga pada
hemoilisis dan obstruksi bilier ,jika berdiri sendiri
pertimbangkan hiperbilirubinemia herediter.
SGOT/AS 5-40 IU/L Meningkat pada inflamasi atau nekrosis hepatosit.
T
SGPT/ALT 5-35 IU/L
Fosfatas 30-130 IU/L Biasanya meningkat bersama kolestasis.obstruksi
e alkali bilier atau infiltrasi hepatik. Fosfatase alkali juga
GGT 5-50 IU/L diproduksi tulang,usus,dan plasenta.
Albumin 3,5-4,5 gr/L Menunjukkan fungsi sintesis hati,konentrasi dapat
menurun pada malabs ,protein-losing
enteropathy,penyakit kritis (kebaikan dari fase akut
protein),luka bakar,dan sindrom nefrotik.
LDH 240-524 Sensitifitas dan spesivitasnya rendah pada
IU/L hati,Mungkin meninkat pada hepatis iskhemik.
Kadarnya juga menngkat setelah kerusakan tulang
atauhemolisis.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Radiologi
MENJELASKAN
FAKTOR RESIKO
Learning issues 6
MENJELASKAN DILI
Learning issues 7
Definisi
Drug-induced liver injury (DILI) / drug-related hepatotoxicity / penyakit hati akibat obat  komplikasi
potensial pada pemberian farmakoterapi karena hati merupakan usat proses metabolik hampir semua
obat dan substansi lainnya

Mekanisme
• Reaksi yang dapat diprediksi
■ Cedera sel hati berhubungan dengan dosis obat dan terjadi dalam waktu singkat
■ Cedera hati terjadi akibat toksisitas langsung dari obat atau roduk metabolitnya
■ Contoh : toksisitas karena asetaminofen
• Reaksi idiosinkrasi
■ Dibedakan menjadi reaksi hipersensitifitas (immune mediated) dan non immune mediated
■ Reaksi idiosinkrasi tidak tergantung pada dosis obat dan terjadi dalam periode yang lebih lama
■ Berhubungan dengan reaksi hipersentsitivitas memberikan gambaran klinis demam, ruam kulit,
artralgia, eosinofilia atau sindrom Steven Johnson

Obat penyebab pada DILI (Bjornsson 2006)


• Asetaminofen (16,9%)
• Obat anti HIV (stavudin, didanosine, nevirapine, zidovudine (16,8%)
• Troglitazone (11,7%)
• Antikonvulsan (10,3%)
Tatalaksana Klinis di Bidang Gastro dan Hepatologi
Klasifikasi Munculnya reaksi cedera hati (DILI)
Berdasarkan tipe kerusakannya : menurut American College of
Gastroenterology
• Reaksi cepat
• Hepatoseluler (hepatitis) • Munculnya reaksi cepat cedera hati
■ Cedera pada tingkat hepatoseluler berkisar antara 3-30 hari setelah
■ Peningkatan enzim ALT ≥ 3x nilai mengonsumsi obat
batas normal atas • Contoh obat : floroquinolone, macrolides,
proton pump inhibitor (PPI), anestesi
■ Rasio ALT/ALP ≥ 5
inhalasi
• Kolestasis • Reaksi menengah
■ Cedera pada tingkat kanalikuli atau • Munculnya reaksi menengah cedera hati
duktus biliaris berkisar 30-90 hari setelah mengonsumsi
■ Peningkatan enzim alkaline obat
phosphatase (ALP) ≥ 2 dan bilirubin • Contoh obat : carbamazepine, interferon
■ Rasio ALT/ALP ≤ 2 alfa, amiodaron, obat androgen yang
mengandung steroid, OAINS
• Campuran • Reaksi lambat
■ Kombinasi antara pola hepatitis dan • Munculnya reaksi lambat cedera hati lebih
kolestasis dari 90 hari setelah mengonsumsi obat
■ Rasio ALT/ALP 2-5 • Contoh obat : methotrexate
Tatalaksana Klinis di Bidang Gastro dan Hepatologi
Diagnosis
• Gambaran klinis dan patologi Tatalaksana
tergantung obat penyebab • Dimulai dengan pengumulan
• Diagnosis ditegakkan data untuk menegakkan
berdasarkan eksklusi, melalui diagnosis DILI
anamnesis, pemeriksaan • Menentukan pola kerusakan hati
laboratorium, imaging system • Menghentikan obat
hepatobilier dan biopsi hati
• Monitoring pasien secara klinis
• DILI dicurigai apabila : dan laboratoris
■ Pemberian obat baru dalam kurun • Secara umum pengobatannya
waktu 3 bulan sebelumnya
suportif dan menghentikan obat
■ Terdapat ruam kulit (rash) dan
eosinofilia • Pengobatan spesifik :
■ Mengkatagorikan DILI berdasarkan acetylcysteine intravena 
tipe cedera hati : mengatasi intoksikasi
– Hepatoseluler asetaminofen
– Kolestasis • Ursodeoxycholic acid (UDCA) 
– Campuran kolestasis kronis
■ Eksklusi penyebab lain

Tatalaksana Klinis di Bidang Gastro dan Hepatologi


Kesimpulan dan saran
■ Kesimpulan:
 Dalam pemicu ini dapat kami simpulkan bahwa kami
telah mempelajari anatomi, histologi, fisiologi, dan
biokimia dari sistem hepatobilier, dan pemeriksaan
penunjang sistem hepatobilier, disertai dengan
pembelajaran tentang DILI (Drug Induced Liver Injury).

■ Saran
 Pasien diharapkan dapat merubah gaya hidup terutama
mengurangi minum minuman beralkohol, makan
berlemak seperti daging, merokok, dan juga untuk
mengurangi penggunaan obat berlebihan karena dapat
merusak hati pasien tersebut.
Daftar pustaka
■ Gatner, leslie P and James L. Hiatt. Color textbook of histology third edition
phialdelphia elseivier sauder.2007
■ Lauralee Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem ed 6. Jakarta : EGC.
■ Junqueira LC, Carneiro J. Basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-
Hill; 2013.
■ Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th
ed. California: Lange.2014
■ Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.

Anda mungkin juga menyukai